Disusun oleh:
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru
lahir oleh tenaga kesehatan?
2. Bagaimana peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan anak
balita menjangkau seluruh sasaran?
3. Bagaimana peningkatan pelayanan KB?
4. Bagaimana peningkatan deteksi dini tanda bahaya dan penanganannya?
5. Bagaimana peningkatan penanganan bayi baru lahir dengan komplikasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan
bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan
2. Untuk mengetahui peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi
dan anak balita menjangkau seluruh sasaran
3. Untuk mengetahui peningkatan pelayanan KB
4. Untuk mengetahui peningkatan deteksi dini tanda bahaya dan
penanganannya
5. Untuk mengetahui peningkatan penanganan bayi baru lahir dengan
komplikasi
D.
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor risiko pada neonatus adalah sama dengan faktor risiko pada
ibu hamil. Ibu hamil yang memiliki faktor risiko akan meningkatkan risiko
terjadinya komplikasi pada neonatus. Deteksi dini untuk Komplikasi pada
Neonatus dengan melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai berikut :
a) Tidak Mau Minum/menyusu atau memuntahkan semua
b) Riwayat Kejang
c) Bergerak hanya jika dirangsang/Letargis
d) Frekwensi Napas < = 30 X/menit dan >= 60x/menit
e) Suhu tubuh <= 35,5 C dan >= 37,5 C
f) Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
g) Merintih
h) Ada pustul Kulit
i) Nanah banyak di mata
j) Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
k) Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
l) Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
m) Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
n) BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram
o) Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.
B. Peningkatan Pelayanan Ibu Nifas, Bayi Baru Lahir, Bayi Dan Anak
Balita Menjangkau Seluruh Sasaran
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas di perlukan
pementauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan
nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu:
a) Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam setelah persalinan sampai
dengan 7 hari
b) Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan
c) Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan
2. Pelayanan BBL
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonates
terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila
terdapat permainan pada bayi dan bayi mengalami masalah kesehatan.
Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan,minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya.
Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan pendekatan
komprehesif, menejemen terpadu bayi muda untuk bidan atau perawat yang
meliputi :
a) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeks ibakteri , ikterus,
diare berat dan beratbadan rendah
b) Perawatan tali pusat
c) Pemberian vitamin K1 bila belum diberikan pada saat lahir
d) Imunisasihepatitis B0 bila belum diberikan pada saat lahir
e) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir
dirumah dengan menggunakan buku KIA
f) Penanganan dan rujukan kasus
Pelayanan kesehatan neonates (bayi berumur 0-28 hari )
dilaksanakan oleh dokter spesialisanak atau dokter atau bidan atau perawat
terlatih, di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah. Setiap
neonates harus diberikan pelayanan kesehatan sedikitnya 2X pada minggu
pertama dan 1X pada minggu kedua setelah lahir.
C. Peningkatan Pelayanan KB
Sampai saat ini di Indonesia cakupan peserta KB aktif (Contraceptive
Prevalence Rate/CPR) mencapai 60,3% (SDKI 2002) dan angka ini merupakan
pencapaian tertinggi diantara negara-negara ASEAN. Namun demikian metode
yang dipakai lebih banyak menggunakan metode jangka pendek seperti pil dan
suntik. Menurut data SDKI 2002 akseptor KB yang menggunakan suntik
sebesar 21,1%, pil 15,4 %, AKDR 8,1%, susuk 6%, tubektomi 3%, vasektomi
0,4% dan kondom 0,7%. Hal ini terkait dengan tingginya angka putus pemakain
(DO) pada metode jangka pendek sehingga perlu pemantauan yang terus-
menerus. Disamping itu pengelola program KB perlu memfokuskan sasaran
pada kategori PUS dengan “4 terlalu” (terlalu muda, tua, sering dan banyak).
Untuk mempertahankan dan meningkatkan cakupan peserta KB perlu
diupayakan pengelolaan program yang berhubungan dengan peningkatan aspek
kualitas, teknis dan aspek manajerial pelayanan KB. Dari aspek kualitas perlu
diterapkan pelayanan yang sesuai standard an variasi pilihan metode KB,
sedangkan dari segi teknis perlu dilakukan pelatihan klinis dan non-klinis secara
berkesinambungan. Selanjutnya aspek manajerial, pengelola program KB perlu
melakukan revitalisasi dalam segi analisis situasi program KB dan sistem
pencatatan dan pelaporan pelayanan KB.
Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan
pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal
sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu
1. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam setelah persalinan sampai
dengan 7 hari.
2. Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan.
3. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Deteksi dini komplikasi pada ibu nifas di perlukan pementauan
pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal
sebanyak 3 kali. Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses
neonates terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila
terdapat permainan pada bayi dan bayi mengalami masalah kesehatan. Resiko
terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan,minggu pertama
dan bulan pertama kehidupannya. Kunjungan bayi bertujuan untuk
meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini
mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat pertolongan,
pemeliharaan, kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan neonates meliputi :
B. Saran
Saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah laksanakanlah
penatalaksanaan yang sebaik- baiknya pada Bayi baru lahir, sehingga pada
akhirnya akan dapatmenurunkan angka kematian Bayi baru lahir.
Bagi Mahasiswa
Dalam penetapan manajemen kebidanan diharapkan mahasiswa dapat
melakukan pengkajianyang lebih lengkap untuk mendapatkan hasil yang
optimal dan mampu memberikan asuhan yang kompeten bagi pasien.
Mahasiswa juga diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yangdiperolehnya
selama proses pembelajaran di lapangan.
Bagi Institusi
Pendidikan Diharapkan bimbingan yang seoptimal mungkin dalam
membimbingmahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan bagi pasien,
sehingga mahasiswa dapat mengevaluasikan teori dan praktek yang telah
diperolehnya.
Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan kepada klien agar menerapkan asuhan kebidanan yang telah
diberikan baik berupatindakan pencegahan maupun dalam pelaksanaannya
DAFTAR PUSTAKA
Faktor risiko pada neonatus adalah sama dengan faktor risiko pada ibu hamil. Ibu
hamil yang memiliki faktor risiko akan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi
pada neonatus. Deteksi dini untuk Komplikasi pada Neonatus dengan melihat
tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai berikut :
1. Tidak Mau Minum/menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat Kejang
3. Bergerak hanya jika dirangsang/Letargis
4. Frekwensi Napas < = 30 X/menit dan >= 60x/menit
5. Suhu tubuh <= 35,5 C dan >= 37,5 C
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
7. Merintih
8. Ada pustul Kulit
9. Nanah banyak di mata
10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
11. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
14. BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram
15. Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.
Peningkatan Pelayanan Ibu Nifas, Bayi Baru Lahir, Bayi Dan Anak Balita
Menjangkau Seluruh Sasaran
Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
1. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam setelah persalinan sampai dengan
7 hari
2. Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan
3. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan
Pelayanan BBL
Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan pendekatan komprehesif,
menejemen terpadu bayi muda untuk bidan atau perawat yang meliputi :
1. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeks ibakteri , ikterus, diare
berat dan beratbadan rendah
2. Perawatan tali pusat
3. Pemberian vitamin K1 bila belum diberikan pada saat lahir
4. Imunisasihepatitis B0 bila belum diberikan pada saat lahir
5. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah
dengan menggunakan buku KIA
6. Penanganan dan rujukan kasus
Peningkatan Pelayanan KB
Untuk mempertahankan dan meningkatkan cakupan peserta KB perlu diupayakan
pengelolaan program yang berhubungan dengan peningkatan aspek kualitas,
teknis dan aspek manajerial pelayanan KB. Dari aspek kualitas perlu diterapkan
pelayanan yang sesuai standard an variasi pilihan metode KB, sedangkan dari segi
teknis perlu dilakukan pelatihan klinis dan non-klinis secara berkesinambungan.
Selanjutnya aspek manajerial, pengelola program KB perlu melakukan revitalisasi
dalam segi analisis situasi program KB dan sistem pencatatan dan pelaporan
pelayanan KB.
Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan
terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali
dengan pelayanan yang diberikan adalah :
1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus).
3. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya.
4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan.
5. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali (2 x 24 jam).
6. Pelayanan KB pasca persalinan
1. Salah satu komplikasi pada ibu hamil, bersalin, dan nifas diantaranya adalah
perdarahan pervaginam. Perdarahan pervaginam yang dapat terjadi setelah
persalinan (Post Partim) adalah ...
a. Plasenta previa, solusio plasenta
b. robekan jalan lahir
c. Atonia uteri, retensio plasenta
d. Plansenta inkarserata, plasenta previa
e. Solusio plasenta, tetania uteri
2. Yang bukan merupakan komplikasi pada ibu hamil, bersalin, dan nifas
adalah ...
a. Distosia
b. Hipertensi
c. Perdarahan pervaginam
d. Ketuban pecah dini
e. Ikterik
3. Salah satu infeksi berat yang dapat terjadi dalam kehamilan diantaranya ...
a. Demam berdarah, muntah berlebihan
b. Malaria, Tifus abdominalis
c. Malaria, diare
d. Demam berdarah, tifus abdominalis
e. Diare, kejang
4. Dibawah ini yang bukan merupakan tanda-tanda gejala adanya komplikasi
pada neonatus adalah ...
a. Bernafas teratur
b. Tidak mau minum/menyusu
c. Riwayat kejang
d. Adanya tarikan dinding dada
e. Adanya pustul kulit
5. Program pembangunan berkelanjutan dimana di dalamnya terdapat 17 tujuan
dengan 169 target yang terukur dengan tenggat waktu yang ditentukan
disebut ...
a. Millenium Development Goals
b. Sustainable Development Goals
c. Maintance Development Goals
d. Suplementary Deveopment Goals
e. Moving Development Goals
6. Sebagian besar kematian ibu dapat dicegah apabila mendapat penanganan
yang adekuat di fasilitas pelayanan kesehatan. Faktor waktu dan transportasi
merupakan hal yang sangat menentukan dalam merujuk kasus risiko tinggi.
Oleh karenanya salah satu upaya penting yang dapat dilakukan tenaga
kesehatan maupun masyarakat dalam mencegah kematian dan kesakitan ibu
adalah...
a. Deteksi Aktivitas ibu hamil
b. Deteksi Gizi ibu hamil
c. Deteksi faktor risiko
d. Deteksi faktor pelengkap
e. Deteksi faktor pendukung
ESSAY
1. Sebutkan 5 komplikasi yang dapat terjadi pada ibu hamil, bersalin dan nifas !