Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KONSEP DAN PENATALAKSANAAN LETAK SUNGSANG


Mata Kuliah : Gadar Maternal
Dosen : Tiyan Anggraini SST.,MPH

Anggota Kelompok:
1. Aida Rismayanti
2. Dewi Lutvia Ilmiati
3. Ita Dwi Lestari
4. Ivang Roudah Mubayyinah
5. Kholilah
6. Kiki Nurul Cahyani
7. Oktaviana Devi

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DIV KEBIDANAN


UNIVERSITAS KADIRI
2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat, ridho dan hidayah dari Nya lah sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Konsep dan Penatalaksaan Letak
Sungsang”.
Tak lupa sholawat beriring salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW, yang telah membawa kita semua ke zaman yang terang benderang seperti
sekarang.
Kami menyadari bahwa memang makalah ini belum sempurna
seutuhnya.Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Terakhir pesan dari kami semoga makalah ini dapat dipahami dan
selanjutnya dapat dimanfaatkan di bidang pendidikan dan dunia kerja, serta
bermanfaat untuk pembangunan kesehatan bangsa ini.

Kediri, Desember 2016


Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Letak Sungsang................................................................... 3
B. Klasifikasi Letak Sungsang.................................................................. 3
C. Diagnosis Letak Sungsang.................................................................... 4
D. Etiologi Letak Sungsang....................................................................... 5
E. Mekanisme Persalinan Letak Sungsang............................................... 5
F. Penatalaksanaan Letak Sungsang pada Masa Kehamilan..................... 7
G. Penatalaksaan Persalinan Letak Sungsang........................................... 10
H. Komplikasi Persalinan Letak Sungsang............................................... 20
I. Intervensi Bidan pada Letak Sungsang................................................. 21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 22
B. Saran..................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
WHO memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi, maka
kematian ibu dapat diturunkan menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi
sebesar 5.600.000 jiwa pertahun. Sebaran kematian ibu di Indonesia
bervariasi diantara 130-780 dalam 100.000 persalinan hidup.
Kejadian letak sungsang berkisar antara 2-3% bervariasi diberbagai
tempat. Sekalipun kejadiannya kecil tetapi mempunyai penyulit yang besar
dengan angka kematian sekitar 20-30%.
Pada letak kepala, kepala yang merupakan bagian terbesar lahir terlebih
dahulu, sedangkan persalinan letak sungsang justru kepala yang merupakan
bagian terbesar bayi akan lahir terakhir.
Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung secara persalinan
bokong, persalinan bahu dan persalinan kepala.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud kelainan letak sungsang ?
2. Apa saja klasifikasi letak sungsang ?
3. Apa diagnosis letak sungsang ?
4. Apa etiologi letak sungsang ?
5. Bagaimana mekanisme persalinan letak sungsang ?
6. Bagaimana penatalaksanaan letak sungsang pada masa kehamilan ?
7. Bagaimana penatalaksanaan persalinan letak sungsang ?
8. Apa komplikasi persalinan letak sungsang ?
9. Bagaimana intervensi bidan pada letak sungsang ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian letak sungsang
2. Untuk mengetahui klasifikasi letak sungsang
3. Untuk mengetahui diagnosis letak sungsang
4. Untuk mengetahui etiologi letak sungsang
5. Untuk mengetahui mekanisme persalinan letak sungsang
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan letak sungsang pada masa kehamilan
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan persalinan letak sungsang
8. Untuk mengetahui komplikasi persalinan letak sungsang
9. Untuk mengetahui intervensi bidan pada letak sungsang
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LETAK SUNGSANG


Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjangdengan kepala berada di fundus uteri dan bokong berada dibagian
bawah kavum uteri. Biasanya kejadian letak sungsang berkisar antara 2%
sampai3% bervariasi di berbagai tempat. Sekalipun kejadiannya kecil tetapi
mempunyai penyulit yang besar dengan angka kematian sekitar 20% sampai
30% (Wiknjosastro, 2005).
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum
uteri (Wiknjosastro, 2007).
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur)
dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong berada di bawah.

B. KLASIFIKASI LETAK SUNGSANG

2 1 3

Gambar Klasifikasi Letak Sungsang

1. Presentasi bokong murni (frank breech)Yaitu letak sungsang dimana


kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau
kepala janin.
2. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) Yaitu letak sungsang
dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan disamping
bokong dapat diraba kedua kaki.
3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech) Yaitu letak
sungsang dimana hanya satu kaki disamping bokong, sedangkan kakiyang
lain terangkat ke atas (Kasdu, 2005).

C. DIAGNOSIS LETAK SUNGSANG


Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan perabdominal pada palpasi
di bagian bawah teraba bagian yang kurang keras dan kurang bundar,
sementara di fundus teraba bagian yang keras, bundar dan melenting. Denyut
jantung janin terdengar di atas pusat. Pemeriksaan USG atau rontgen dapat
mengetahui letak yang sebenarnya pada pemeriksaan pervaginam teraba
bagian lunak anus juga akan teraba bagian sacrum (Marmi, 2011).
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada pemeriksaan
luar, dibagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian kerasdan bulat, yakni
kepala dan kepala teraba di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba
bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat
digerakkan semudah kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain daripada yang terdahulu, karena terasa penuh
dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian bawah. Denyut
jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi
daripada umbilicus.
Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat
dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau
banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
dalam. Apabila masih ada keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk
melakukan pemeriksaan ultrasonografik. Setelah ketuban pecah, dapat diraba
lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuber
ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan
tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari
yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih
sama dengan panjang telapak tangan (Wiknjosastro, 2007).

D. ETIOLOGI LETAK SUNGSANG


1. Dari sudut ibu
a. Keadaan rahim (rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus dupleks,
mioma bersama kehamilan).
b. Keadaan jalan lahir (kesempitan panggul, deformitas tulang panggul,
terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi
kepala).
c. Keadaan plasenta (plasenta letak rendah, plasenta previa).
2. Dari sudut janin
a. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
b. Hidrosefalus atau anensefalus
c. Kehamilan kembar
d. Hidramnion atau oligohidramnion
e. Prematuritas (Manuaba, 2010)

E. MEKANISME PERSALINAN LETAK SUNGSANG


1. Mekanisme persalinan pada presentasi bokong pada hakekatnya sama
dengan presentasi kepala, perbedaannya adalah waktu yang diperlukan
lebih lama daripada presentasi kepala. Hal ini sebagai dampak dari
bokong yang strukturnya lebih lunak daripada tulang kepala janin
sehingga penekanan pada bagian bawah uterus menjadi tidak adekuat
untuk menimbulkan rangsang kontraksi uterus.
2. Bokong masuk kedalam pintu atas panggul (engagement) dengan posisi
melintang atau miring pada garis pangkal paha (distansia
intertrokhanterika).
3. Persalinan bertambah maju dengan adanya pangkal paha/trokhanter
depan turun terlebih dahulu sampai dasar panggul. Pada saat
paha/trokhanter depan sampai dasar panggul, kemudian mengalami
interna rotasi/putar paksi dalam sebesar 450 sehingga paha depan
berputar ke depan sampai dibawah arkus pubis sebagai hipomoklion atau
pusat perputaran lahirnya bokong bayi di bawah simfisis. Kejadian ini
mengakibatkan distansia intertrokhanter terletak satu garis dengan
diameter antero posterior panggul. Jika paha posterior yang turun terlebih
dahulu maka interna rotasi sebesar 1350, atau sebesar 2250 bila berputar
ke arah yang berlawanan.
4. Selanjutnya bokong semakin turun dan menekan perineum sampai di
depan vulva dan dengan gerakan latero-fleksi tubuh janin (punggung),
maka pangkal paha belakang didorong melewati margo anterior
perineum dan melakukan retraksi melewati bagian gluteus janin sehingga
janin menjadi lurus ketika pangkal paha depan dilahirkan. Kemudian
diikuti kelahiran tungkai dan kaki secara spontan meskipun bantuan
penolong diperlukan.
5. Setelah itu bokong mengadakan eksternal rotasi (putar paksi luar)
sehingga bagian punggung berputar kearah depan dan bahu berhubungan
dengan salah satu diameter oblik rongga panggul. Bahu selanjutnya turun
dan mengalami internal rotasi sehingga distansia biakromialis berhimpit
dengan diameter aneroposterior pintu bawah panggul. Kemudian setelah
kedua belah bahu lahir bagian kepala memasuki rongga panggul yang
pada umumnya dalam keadaan fleksi yang tajam pada torak dengan salah
satu diameter oblik.
6. Setelah itu kepala melakukan rotasi internal sehingga bagian posterior
leher berada dibawah simpisis. Kemudian kepala dilahirkan dengan
keadaan fleksi, maka berturut-turut lahirlah dagu, mulut, hidung, dahi,
ubun-ubun besar, dan ubun-ubun kecil melewati perineum.
7. Pada umumnya bokong mengalami engagement dalam diameter
transfersal rongga panggul dan sakrum mengarah ke depan atau ke
belakang. Perbedaan mekanisme persalinan yaitu dalam hal pada saat
rotasi internal terjadi 900. Rotasi pada punggung janin terkadang tidak
mengarah ke perut ibu, tetapi mengarah ke vertebra, maka hal ini perlu
dihindarkan. Walaupun kepala janin tetap bisa lahir dengan membiarkan
dagu dan muka melewati tepi bawah simpisis, tetapi dapat menimbulkan
ekstensi kepala dengan tarikan yang ringan sekalipun. Jadi tetap harus
dicegah dan diperbaiki karena ekstensi kepala ini dapat meningkatkan
diameter kepala pada saat melewati panggul.

F. PENATALAKSANAAN LETAK SUNGSANG PADA MASA


KEHAMILAN
Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah
malpresentasi pada waktu persalinan. Pada saat ini ada tiga cara yang dipakai
untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala yaitu versi luar,
moksibusi/atau akupuntur, dan posisi dada-lutut pada ibu. Bukti-bukti tentang
manfaat dan keamanan tindakan versi luar sudah cukup, tetapi masih belum
bagi tindakan moksibusi dan/atau akupuntur, dan posisi dada lutut. Dengan
demikian, baru tindakan versi luar yang direkomendasikan.
Perubahan spontan menjadi presentasi kepala sebagian besar akan
terjadi pada umur kehamilan 34 minggu, sehingga penemuan adanya
presentasi bokong mulai umur kehamilan 34 minggu akan bermanfaat untuk
pertimbangan melakukan tindakan versi luar. Versi luar adalah prosedur yang
dilakukan dengan menggunakan tekanan dan manuver tertentu pada perut ibu
untuk mengubah presentasi janin menjadi presentasi kepala.
Prosedur versi luar cukup aman dan efektif. Komplikasi yang mungkin
dapat terjadi adalah brakikardia janin yang bersifat sementara, solusio
plasenta, komplikasi pada tali pusat, perdarahan feto-maternal dengan
kemungkinan sensitisasi dan ketuban pecah dini. Kejadian bedah sesar atas
indikasi gangguan denyut jantung janin (non-reassuring) atau solusio
plasenta setelah versi luar <1%. Tingkat keberhasilannya 50-70% (semakin
meningkat pada multiparitas, presentasi selain bokong murni, volume air
ketuban normal, letak lintang atau oblik). Dari jumlah yang berhasil
dilakukan versi luar, 40%-nya akan berhasil melahirkan secara vaginal. Jika
dibandingkan dengan kelompok yang tidak dilakukan versi luar, terjadi
pengurangan 62% persalinan bukan presentasi kepala dan penurunan 45%
bedah sesar pada kelompok yang dilakukan versi luar. Oleh karena keamanan
dan efektivitasnya, dianjurkan agar semua perempuan dengan presentasi
selain kepala yang memenuhi persyaratn pada umur kehamilan mendekati
atau saat cukup bulan diberi tawaran untuk dilakukan versi luar. Keadaan
yang harus diketahui sebelum menawarkan versi luar adalah perkiraan berat
janin, volume air ketuban, letak plasenta, danmorfologi janin normal.
Kontraindikasi dilakukannya versi luar adalah semua keadaan
kontraindikasi persalinan vaginal. Terdapat pula kontraindikasi yang sifatnya
relatif, yaitu ketuban pecah dini, oligohidramnion, perdarahan uterus yang
tidak diketahui sebabnya, atau dalam persalinan kala I fase aktif. Meskipun
memiliki tingkat keberhasilan yang setara dengan perempuan tanpa riwayat
bedah sesar, keamanan versi luar pada perempuan dengan riwayat bedah sesar
masih belum cukup didukung bukti.
Umur kehamilan terbaik untuk melakukan versi luar belum begitu jelas.
Pada dasarnya semakin tua umur kehamilan, akan semakin kecil tingkat
keberhasilannya. Pada umumnya versi luar efektif dilakukan pada umur
kehamilan 34-36 minggu. Versi luar dapat juga dilakukan sebelum umur
kehamilan 34 minggu, tetapi kemungkinan untuk kembali lagi menjadi
presentasi bokong cukup besar, dan apabila terjadi komplikasi yang
mengharuskan dilahirkannya dengan segera, maka morbiditas karena
prematuritasnya masih tinggi. Versi luar dapat dipertimbangkan untuk
diulang bila sebelumnya gagal atau sudah berhasil, tetapi kembali menjadi
presentasi bokong. Proses versi luar dapat dipermudah dan rasa tidak nyaman
bagi pasien dapat dikurangi dengan penggunaan tokolitik (terbutalin 0,125-
0,250 mg subkutan).
Dianjurkan untuk melakukan versi luar di tempat yang memiliki
fasilitas melakukan bedah sesar emergensi. Informed consent diperoleh
setelah memberikan konseling yang berisi informasi tentang kemungkinan
komplikasi, pilihan lain (bedah sesar), prognosis, dan bagaimana prosedur
akan dilakukan. Pemeriksaan NST (non-stress test) perlu dilakukan sebelum
dan sesudah prosedur dilakukan.
Untuk melakukan versi luar, mula-mula bokong dikeluarkan dari pelvis
dan diarahkan lateral sedikitnya sebesar 900. Dengan langkah ini biasanya
kepala akan bergerak 900 ke arah yang berlawanan dengan bokong. Setelah
itu dilakukan manuver bersamaan pada kepala dan bokong untuk
mengarahkan kepala ke arah kaudal dan bokong ke arah kranial. Apabila
digunakan tokolitik (pastikan tidak ada kontraindikasi penggunaannya),
pemberiannya antara 5-10 menit sebelum prosedur dilakukan. Dalam satu kali
sesi versi luar direkomendasikan dilakukan tidak lebih dari dua kali upaya
versi luar. Apabila belum berhasil dapat diulang pada sesi berikutnya,
tergantung umur kehamilan dan keadaan persalinan pada waktu itu.
Skema pengelolaan presentasi bokong pada masa kehamilan

Pemeriksaan adanya indikasi dan


kontraindikasi versi luar

tidak ya
Memenuhi persyaratan
Tidak bersedia
Observasi (rencana persalinan Tawarkan & konseling versi luar
vaginal) atau bedah sesar elektif Bersedia

Informed consent
Non-reassuring
Versi luar tak dilakukan, lakukan
NST
prosedur yang sesuai
Reassuring

Lakukan versi luar


Reassuring Gagal Berhasil
Rencanakan versi luar ulang atau
observasi (rencanakan persalinan NST NST
vaginal atau SC) Non-reassuring Reassuring

Observasi
Lakukan prosedur
yang sesuai
G. PENATALAKSANAAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG
Pertolonganpersalinanletaksungsangmemerlukanperhatian karena dapat
menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian
bayi. Menghadapi kehamilan letak sungsang dapat diambil tindakan melalui
versi luar ketika hamil. Persalinan diselesaikan dengan pertolongan
pervaginam dengan pertolongan fisiologis secarabrach, ekstraksi parsial
(secara klasik, Mueller, loevset), persalinan kepala(secara mauriceau veit
smellie, menggunakan forcep ekstraksi). Ekstraksibokong totalis
(ekstraksibokong, ekstraksikaki) atau pertolonganpersalinan dengan sectio
caesaria (Manuaba, 2010).
1. Pervaginam
Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat
yang harus dipenuhi yaitu pembukaan benar-benar lengkap, kulit ketuban
sudah pecah, his adekuat dan tafsiran berat badan janin <3600 gram.
Terdapat situasi-situasi tertentu yang membuat persalinan pervaginam
tidak dapat dihindarkan yaitu ibu memilih persalinan pervaginam,
direncanakan bedah sesar tetapi terjadi proses persalinan yang
sedemikian cepat, persalinan terjadi difasilitas yang tidak memungkinkan
dilakukan bedah sesar, presentasi bokong yang tidak terdiagnosis hingga
kala II dan kelahiran janin kedua pada kehamilan kembar. Persalinan
pervaginam tidak dilakukan apabila didapatkan kontraindikasi persalinan
pervaginam bagi ibu dan janin, presentasi kaki, hiperekstensi kepala janin
dan berat bayi >3600 gram, tidak adanya informed consent dan tidak
adanya petugas yang berpengalaman dalam melakukan pertolongan
persalinan (Wiknjosastro, 2007).
Ada tiga cara persalinan letak sungsang lewat vagina, yaitu:
a. Persalinan spontan (spontaneous breech)
Yaitu persalinan yang terjadi sepenuhnya merupakan hal yang
terjadi secara spontan dengan tenaga ibu dan kontraksi uterus tanpa
dilakukan tarikan atau manipulasi sedikitpun selain memegang janin
yang dilahirkan. Jenis persalinan ini disebut persalinan dengan cara
bracht.

Pada persalinan letak sungsang terdapat 3 fase, yaitu:


1) Fase lambat
Mulai laihirnya bokong sampai pusat merupakan fase yang tidak
berbahaya.
2) Fase cepat
Dari lahirnya pusat sampai mulut, pada fase ini kepala janin
masuk PAP, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit.
3) Fase lambat
Lahirnya mulut sampai seluruh bagian kepala, kepala keluar dari
ruangan yang bertekanan tinggi (uterus) ke dunia luar yang
tekanannya lebih rendah sehingga kepala harus dilahirkan
perlahan-lahan untuk menghindari perdarahan intrakranial
(adanya tentorium cerebellum).
Berikut ini prosedur melahirkan secara bracht :
1) Setiap ada his ibu diminta meneran
2) Bila bokong sudah lahir, penolong kemudian memegang bokong
janin tanpa melakukan tarikan dengan cara kedua ibu jari
penolong diletakkan pada paha janin sedangkan keempat jari
pada kedua tangan mencengkram bagian sacrum janin. Pada saat
perut lahir, penolong mengendorkan tali pusat. Karena tali pusat
terjepit antara kepala janin dan panggul, maka janin harus lahir
maksimal 8 menit.
3) Setelah angulus skapula inferior lahir, kemudian melakukan
hiperlordosis, yaitu bokong diarahkan ke perut ibu sampai
seluruh kepala lahir.
4) Bila terjadi kesulitan untuk kelahiran bahu janin ataupun kepala,
maka segera dilakukan manual aid dengan ekstraksi parsial.
5) Untuk pertolongan bayi segera setelah lahir dengan presentasi
bokong perlu disiapkan persiapan resusitasi sebelum persalinan
untuk persiapan penanganan asfiksia.

Gambar Pertolongan persalinan letak sungsang dengan Brach

b. Ekstraksi parsial (Partial Extraction/ Manual Aid)


Yaitu persalinan yang terjadi secara spontan sampai umbilikus,
tetapi selanjutnya dilakukan ekstrkasi. Jadi janin lahir dengan
kekuatan ibu, his, dan tenaga penolong, misalnya dengan cara klasik,
muller, lovset, dan mauriceau.
1) Cara klasik
Cara klasik bertujuan untuk melahirkan bahu belakang
terlebih dahulu. Bahu belakang mempunyai daerah yang lebih
luas dengan adanya kurvatura sakrii. Adapun prosedurnya
sebagai berikut :
a) Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong
pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh
mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu.
Gambar Melahirkan lengan belakang pada teknik
melahirkan bahu cara klasik

b) Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke


dalam jalan lahir dengan jari telunjuk menelusuri bahu janin
sampai pada fossa cubiti kemudian lengan bawah dilahirkan
dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap
mukajanin.

Gambar Melahirkan lengan depan pada teknik melahirkan


bahu cara klasik

c) Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada


pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan
penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung
janin mendekati punggung ibu. Dengan cara yang sama
lengan dapat dilahirkan (Wiknjosastro, 2007).
2) Cara lovset
a) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil
dilakukan traksi curam ke bawah badan janin diputar
setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu
depan.
GambarTubuh janin dipegang dengan
peganganfemuropelvik.
b) Sambil melakukan traksi, badan janin diputar kembali ke
arah yang berlawanan setengah lingkaran demikian
seterusnya bolak-balik sehingga bahu belakang tampak di
bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.

Gambar Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin


diputar 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu
belakang menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan
dapat dilahirkan.

Gambar Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah


yang berlawanan sehingga bahu belakang kembali menjadi
bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan.

3) Cara muller
Cara muller bertujuan untuk penanganan kelahiran bahu
depan terlebih dahulu. Caranya sebagai berikut:
a) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil
dilakukan traksi curam ke bawah sejauh mungkin sampai
bahu depan di bawah simfisis dan lengan depan dilahirkan
dengan mengait lengan di bawahnya.

Gambar Pegangan “Femuro Pelvic” pada pertolongan


persalinan sungsang pervaginam.

b) Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin


yang masih dipegang secara femuro-pelvis ditarik ke atas
sampai bahu belakang lahir (Wiknjosastro, 2007).

Gambar Melahirkan bahu depan dengan


ekstraksi pada bokong dan bila perlu dibantu dengan
telunjuk jari tangan kanan untuk mengeluarkan lengan
depan.
Gambar Melahirkan lengan belakang mengait lengan atas
dengan telunjuk jari tangan kiri penolong.

4) Cara Mauriceau
Manuver ini tujuannya untuk melahirkan kepala janin.
Caranya sebagai berikut:
a) Tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir.
b) Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk
serta jari ke empat mencengkeram fossa canina sedangkan
jari yang lain mencengkeram leher.
c) Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong
seolah-olah janin menunggang kuda. Tangan kanan
penolong mencengkeram leher janin dari arah punggung.
d) Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke
bawah sambil seorang asisten melakukan fundal pressure.
e) Saat suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin
dielevasi ke atas dengan suboksiputsebagai hipomoklion
sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata,
dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya seluruh
kepala(Wiknjosastro, 2007).
Gambar Cara melahirkan kepala dengan teknik mauriceau.

c. Ekstraksi total (Full Extraction)


Yaitu persalinan yang terjadi dengan cara seluruh tubuh janin
di ekstraksi oleh tenaga penolong persalinan/dokter kebidanan.
Contoh : bayi dilahirkan dengan ekstraksi kaki atau ekstraksi
bokong.
Ekstraksi sungsang dilakukan jika ada indikasi dan memenuhi
syarat untuk mengakhiri persalinan serta tidak ada kontraindikasi.
Indikasi ekstraksi sungsang yaitu gawat janin, tali pusat
menumbung, persalinan macet.
1) Cara ekstraksi bokong
Dilakukan pada presentasi bokong murni dan bokong
berada di dasar panggul.
a) Jari telunjuk dimasukkan ke dalam introitus vagina
menelusuri bokong hingga sampai pada lipat paha
kemudian melakukan tarikan ke arah bawah hingga
trochanter lahir.
Gambar Kaitkan pada lipat paha depan untukmelahirkan
trochanter depan

b) Agar tarikan lebih kuat, maka tangan kiri penolong


memegang tangan kanan

c) Setelah kedua lipat paha kelihatan, maka kedua jari mengait


kedua lipat paha dan melakukan tarikan ke bawah sampai
bokong lahir

d) Selanjutnya bayi dilahirkan dengan manual aid seperti


ekstraksi parsial
2) Cara ekstraksi kaki
Ekstraksi kaki relatif lebih mudah dilakukan dibanding
ekstraksi bokong. Adapun caranya sebagai berikut:
a) Tangan kanan penolong secara obstetrik dimasukkan ke
dalam introitus vagina kemudian setelah menemukan
bokong janin, menyusuri sampai paha dan akhirnya ke lutut.
Lakukan gerakan abduksi dan fleksi pada paha janin.
Tangan kiri melakukan tekanan ke arah bawah pada fundus.
Tangan yang berada di dalam vagina memegang
pergelangan tungkai janin dan di tarik keluar dengan
perlahan sampai lutut tampak di vulva.

b) Setelah kedua kaki lahir, maka kedua tangan penolong


memegang betis bayi lalu dilakukan tarikan ke bawah
hingga pangkal paha lahir, kemudian tangan berpindah
memegang pangkal paha dan diulangi di tarik ke arah
bawah hingga kedua trochanter atau bokong lahir.
c) Selanjutnya bayi dilahirkan dengan manual aid seperti
ekstraksi parsial.
2. Perabdominal (sectio caesaria)
Dengan komplikasi pertolongan persalinan letak sungsang melalui
jalan vagina, sebagian besar pertolongan persalinan letak sungsang
dilakukan dengan seksio sesaria. Bidan yang mendapat tugas untuk
menyelesaikan persalinan kehamilan risiko rendah dengan partograf
WHO, diharapkan segera melakukan konsultasi atau merujuk penderita
hamil letak sungsang ke puskesmas, dokter keluarga atau rumah sakit.
Kehamilan letak sungsang yang berisiko tinggi dan perlu rujukan
segera yaitu:
a. Kehamilan sungsang pada kasus infertilitas
b. Kehamilan sungsang dengan riwayat persalinan yang buruk, sering
mengalami keguguran, persalinan prematuritas, persalinan lahir mati,
persalinan terdahulu dengan tindakan operasi
c. Kehamilan sungsang dengan perdarahan
d. Kehamilan sungsang dengan tekanan darah tinggi
e. Kehamilan sungsang dengan usia <20 tahun atau >30 tahun
f. Kehamilan sungsang dengan anak terkecil berusia >5 tahun
g. Kehamilan sungsang dengan penyakit sistemik ibu: penyakit
jantung, penyakit ginjal, penyakit paru-paru
h. Kehamilan sungsang inpartu dengan keadaan abnormal: ketuban
sudah pecah pada pembukaan kecil, terjadi distres janin, bayi cukup
besar, bayi prematuritas, terdapat infeksi pada ibu, terjadi prolapsus
funikuli.
Dengan merujuk kehamilan atau persalinan sungsang yang
tergolong risiko tinggi diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan
dan kematian.

H. KOMPLIKASI PERSALINAN LETAK SUNGSANG


1. Komplikasi pada ibu
Trias komplikasi pada ibu yaitu:
a. Perdarahan
b. Robekan jalan lahir
c. infeksi
2. Komplikasi pada bayi
Trias komplikasi pada bayi yaitu:
a. Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh:
1) Kemacetan persalinan kepala: aspirasi air ketuban-lendir
2) Perdarahan atau edema jaringan otak
3) Kerusakan medula oblongata
4) Kerusakan persendian tulang leher
5) Kematian bayi karena asfiksia berat
b. Trauma persalinan
1) Dislokasi-fraktur persendian, tulang ekstremitas
2) Kerusakan alat vital: limpa, hati, paru-paru atau jantung
3) Dislokasi fraktur persendian tulang leher: fraktur tulang dasar
kepala, fraktur tulang kepala, kerusakan pada mata, hidung atau
telinga, kerusakan pada otak
c. Infeksi, dapat terjadi karena:
1) Persalinan berlangsung lama
2) Ketuban pecah pada pembukaan kecil
3) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam

I. INTERVENSI BIDAN PADA LETAK SUNGSANG


Bidan yang menghadapi kehamilan dan persalinan letak sungsang
sebaiknya :
1. Melakukan rujukan ke puskesmas, dokter keluarga atau dokter ahli untuk
mendapatkan petunjuk kepastian posisi bayi dalam rahim.
2. Bila masih ada kesempatan, melakukan rujukan penderita ke rumah sakit
untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang optimal.
3. Bila terpaksa, melakukan pertolongan persalinan letak sungsang
sebaiknya bersama dokter puskesmas atau dokter keluarga.
4. Ibu perlu diberikan KIE dan motivasi serta melakukan perjanjian tertulis
dalam bentuk informed consent.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum
uteri. Klasifikasi letak sungsang ada 3 yaitu: frank breech, completebreech,
incomplete breech. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan perabdominal
dengan palpasi dan pemeriksaan USG atau rontgen.
Penyebab letak sungsang dilihat dari sudut ibu yaitu: keadaan rahim,
keadaan plasenta, keadaan jalan lahir; dan dilihat dari sudut janin yaitu: tali
pusat pendek atau lilitan tali pusat, hidrosefalus atau anensefalus, kehamilan
kembar, hidramnion atau oligohidramnion dan prematuritas.
Persalinan diselesaikan dengan pertolongan pervaginam dengan
pertolongan fisiologis secara brach, ekstraksi parsial (secara klasik, Mueller,
loevset), persalinan kepala (secara mauriceau veit smellie, menggunakan
forcep ekstraksi). Ekstraksi bokong totalis (ekstraksi bokong, ekstraksi kaki)
atau pertolongan persalinan dengan sectio caesaria. Persalinan letak sungsang
dapat menimbulkan komplikasi bagi ibu maupun janin.

B. SARAN
Disarankan kepada petugas kesehatan agar lebih memahami apa yang
dimaksud dengan kelainan letak sungsang serta dapat menanggulangi
kejadian letak sungsang yang dapat berakibat kematian pada ibu dan bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Chandranita, Ida Ayu. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta: EGC
Hadainarah. 2016. Persalinan Letak Sungsang. Dilihat pada tanggal 25 Oktober
2016 pukul 20.00 WIB. Internet: jtptunimus-gdl-hadainarah-7508-2-babii
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sumarah, dkk. 2008. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai