Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

Letak Sungsang
Disusun Sebagai Tugas Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior (KKS)
Ilmu Kedokteran Obstetri dan Ginekologi
Di Rumah Sakit Umum Haji
Medan Sumatera Utara

Pembimbing:
dr. Ahmad Khuwailid, Sp.OG

Disusun Oleh:
Fenta Loka Tata
20360031

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU KEDOKTERAN OBSTETRI


DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan referat dengan judul
“Letak Sungsang”. Penyelesaian referat ini mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada dr.
Ahmad Khuwailid, Sp.OG selaku pembimbing yang telah memberikan ilmu, petunjuk,
nasehat dan memberi kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan referat ini.

Penulis menyadari bahwa referat ini tentu tidak lepas dari kekurangan karena
kebatasan waktu, tenaga, dan pengetahuan penulis. Maka sangat diperlukan masukan dan
saran yang membangun. Semoga referat ini dapat memberikan manfaat.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Medan, 24 Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................1


1.2 Tujuan..........................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi.........................................................................................3
2.2 Epidemiologi................................................................................3
2.3 Etiologi.........................................................................................4
2.4 Patofisiologi.................................................................................4
2.5 Klasifikasi....................................................................................5
2.6 Diagnosis......................................................................................6
2.7 Penatalaksanaan...........................................................................6
2.8 Komplikasi...................................................................................8
2.9 Prognosis......................................................................................9

BAB III KESIMPULAN................................................................................10


LAPORAN KASUS OBSTETRI...................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam
rahim dengan kepala berada di fundus dan bokong di bawah.Persalinan pada bayi
dengan presentasi sungsang dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu,
kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah atau di
bagian pintu atas panggul.1 Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni: presentasi
bokong, presentasi bokong-kaki sempurna, presentasi bokong-kaki tidak sempurna dan
presentasi kaki. Kelainan letak sungsang ini sangat mempengaruhi peningkatan
morbiditas dan mortalitas perinatal.2
Secara keseluruhan letak sungsang terjadi pada 3%-4% dari kehamilan
tunggal, namun memiliki insiden lebih tinggi pada kehamilan multiple (25% dari
kembar pertama dan 50% dari kembar kedua adalah sungsang). Di Indonesia
dilaporkan prognosis dan kelainan letak ini mengakibatkan kematian anak ± 14%, jika
kematian karena prematuritas dikurangi kematian anak dengan letak sungsang tetap tiga
kali lebih besar dari pada kematian anak dengan letak kepala. Frekuensinya adalah 34%
pada persalinan yang merupakan kelainan presentasi yang paling sering dijumpai,
prognosis pada bayi akibat persalinan presentasi sungsang ini jauh lebih jelek
dibanding dengan persalinan presentasi kepala.2
Faktor-faktor yang terkait dengan peningkatan risiko letak sungsang adalah
umur ibu, paritas, umur gestasional dan berat bayi lahir, riwayat seksio sesaria,
kehadiran cacat bawaan dan jenis kelamin bayi. Angka mortalitas bayi dengan letak
sungsang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan letak kepala, karena pada saat
kepala memasuki panggul, tali pusat terjepit diantara kepala dan panggul, selain itu
juga disebabkan akibat tertariknya uterus dan menyebabkan lepasnya plasenta sebelum
kelahiran. Selain itu morbiditas bayi meningkat oleh karena patah tulang lengan atas
dan klavikula ketika persalinan lengan, serta lumpuh akibat pleksus brakialis tertekan
atau tertarik. Sedangkan tingginya angka morbiditas ibu disebabkan oleh perdarahan
pasca persalinan atau trauma pada jalan lahir.3
1.2 Tujuan
Penulisan karya ini ditujukan untuk mempelajari kasus letak sungsanf yang
berlandaskan teori guna memahami bagaimana cara mengenali dan mengobati kasus

1
2

letak sungsang sehingga dapat mengoptimalisasi kemampuan dan pelayanan dalam


merawat pasien yang mengalami kehamilan letak sungsang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam

rahim dengan kepala berada di fundus dan bokong di bawah. Persalinan pada bayi

dengan presentasi sungsang dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu,

kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah atau

dibagian pintu atas panggul. Pada letak sungsang berturut-turut lahir bagian-bagian

yang makin lama makin besar,dimulai dari lahirnya bokong, bahu kemudian kepala.1

Gamvar 1. Presentasi Janin

2.2 Epidemiologi

Dalam seluruh persalinan terjadi 3-4% letak sungsang. Kejadian presentasi

bokong berkisar antara 25-30% ketika umur kehamilan 28 minggu dan presentasi

kepala terjadi pada usia kehamilan 34 minggu. Di Indonesia angka kejadian letak

sungsang sekitar 3–5 % dari seluruh persalinan tunggal. Insiden persalinan letak

sungsang meningkat pada kehamilan ganda.: 25% pada gemelli janin pertama dan 50%

pada gemelli janin kedua.

3
4

Beberapa angka kejadian letak sungsang yang tercatat di Rumah Sakit Hasan

Sadikin Bandung 4,6%, Rumah Sakit dr Pirngadi Medan 4,4% dan Rumah Sakit Umum

Pusat dr. Kariadi Semarang 7,6%. Di RSUD dr. R Koesma Tuban tercatat pada tahun

2014 ditemukan 98 kasus persalinan letak sungsang dari 987 persalinan. Data yang

diperoleh dari di RS Kesdam Jaya Cijantung Jakarta Timur pada tahun 2015 ditemukan

sebanyak 22 (5,47%) persalinan letak sungsang dari 402 persalinan, tahun 2016

sebanyak 18 (4,53%) persalinan letak sungsang dari 397 persalinan dan tahun 2017

sejumlah 35 (7,67%) persalinan letak sungsang dari 456 persalinan.4

2.3 Etiologi

Kehamilan sungsang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain: kelahiran

kembar, cairan amniotik berlebihan, hidrosefalus, anensefali, tali pusat pendek dan

kelainan rahim.1 Kehamilan sungsang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain:

multiparitas, prematuritas, kehamilan ganda, hidramnion, hidrosefalus, anensefalus,

plasenta previa, panggul sempit, kelainan uteri dan kelainan bentuk uterus, implantasi

plalsenta di kornu fundus uteri. 4

2.4 Patofisiologi

Pada kehamilan < 32 minggu, jumlah air ketuban relative lebih banyak,

sehingga memberikan kesempatan pada janin untuk bergerak bebas sehingga janin

dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, maupun letak lintang.

Pada kehamilan trimester III janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban

berkurang sehingga posisi bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar

daripada kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang yang lebih luas yaitu di

fundus uteri, sedangkan kepala berada didalam ruangan yang lebih kecil yaitu di

segmen bawah uterus. Dapat disimpulkan bahwa pada kehamilan kurang bulan,
kehamilan letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan

sebagian besar janin pada presentasi kepala.5

2.5 Klasifikasi

Klasifikasi presentasi bokong menurut (Liu, 2013) adalah :


1. Ekstensi
Posisi ini paling sering ditemukan yang terjadi sebesar 75% kejadiaan presentasi
bokong pada primigravida dan 50% pada multigravida. Penempelan yang baik
terhadap serviks mungkin dilakukan tetapi tungkai yang ekstensi dapat membebat
janin yang menghambat fleksi lateral tubuh. Kelahiran tungkai memerlukan
bantuan.
2. Presentasi bokong sempurna
Terjadi terutama pada ibu multigravida dengan diameter pelviks baik atau pada
gestasi multipel terdapat resiko prolaps tali pusat. Proses persalinan secara spontan
atau mealui ekstermitas bawah yang mudah mungkin dapat dilakukan.
3. Presentasi bokong tidak sempurna
Presentasi ini jarang terjadi, terdapat penempelan yang buruk pada serviks
sehingga memiliki resiko yang lebih tinggi terjadinya prolapse taki pusat.
Presentasi ini dapat mengindikasikan kesulitan dalam penurunan sehingga
direkomendasikan kelahiran dengan section caesarea.6

Gambar 2. Klasifikasi Presentasi Bokong


2.6 Diagnosis

Selama pemeriksaan fisik, dengan menggunakan manuver Leopold, palpasi

struktur yang keras, bulat, bergerak di fundus dan ketidakmampuan untuk meraba

bagian presentasi di perut bagian bawah di atas tulang kemaluan atau sungsang yang

terlibat di area yang sama harus dicurigai sebagai presentasi sungsang. Selama

pemeriksaan serviks, temuan mungkin termasuk tidak adanya bagian presentasi yang

teraba, palpasi ekstremitas bawah, biasanya kaki, atau untuk sungsang yang terlibat,

palpasi jaringan lunak bokong janin dapat dicatat.

Jika pasien telah bersalin, hati-hati diperlukan karena jaringan lunak bokong

janin dapat diinterpretasikan sebagai kaput verteks janin. Setiap temuan ini harus

menimbulkan kecurigaan dan USG harus dilakukan. Diagnosis presentasi bokong dapat

dilakukan melalui pemeriksaan abdomen menggunakan manuver Leopold yang

dikombinasikan dengan pemeriksaan serviks. Ultrasonografi harus mengkonfirmasi

diagnosis. Pada USG, letak janin dan bagian presentasi harus divisualisasikan dan

didokumentasikan. Jika didiagnosis presentasi sungsang, informasi spesifik termasuk

jenis sungsang tertentu, derajat fleksi kepala janin, perkiraan berat janin, volume cairan

ketuban, lokasi plasenta, dan tinjauan anatomi janin (jika belum dilakukan sebelumnya)

harus dipastikan.7

2.7 Penatalaksanaan

Melahirkan bayi sungsang pervaginam menjadi kurang umum, di Amerika

Serikat dan di sebagian negara industri melahirkan bayi sungsang pervaginam jarang

dianjurkan. The Term Breech Trial (TBT) melakukan uji coba terkontrol secara acak

secara internaisonal yang diterbitkan pada tahun 2000 membandingkan persalinan

pervaginam yang direncanakan dengan persalinan sesar yang direncanakan. Para

peneliti melaporkan bahwa persalinan dengan operasi sesar yang direncanakan


menghasilkan kematian perinatal yang lebih rendah secara signifikan, kematian

neonatal, dan morbiditas neonatus yang serius. Juga, tidak ada perbedaan yang

signifikan dalam morbiditas atau mortalitas ibu antara keduanya.

Sejak saat itu, angka kelahiran sungsang dengan operasi sesar terencana telah

meningkat secara dramatis. Sejak TBT, banyak penulis berpendapat bahwa masih ada

beberapa situasi spesifik yang berpotensi melahirkan sungsang pervaginam, alternatif

yang aman untuk operasi sesar yang direncanakan. Banyak penelitian retrospektif yang

lebih kecil telah melaporkan tidak ada perbedaan dalam morbiditas atau mortalitas

neonatal menggunakan kriteria khusus ini.

Kriteria awal yang digunakan dalam laporan ini serupa: usia kehamilan > 37

minggu, presentasi bokong yang jelas atau lengkap, tidak ada anomali janin pada

pemeriksaan ultrasonografi, panggul ibu adekuat, dan perkiraan berat janin antara 2500

g dan 4000 g. Selain itu, protokol yang disajikan oleh satu laporan memerlukan

dokumentasi fleksi kepala janin dan volume cairan ketuban yang memadai,

didefinisikan sebagai saku vertikal 3 cm. Induksi atau augmentasi oksitosin tidak

ditawarkan, dan kriteria ketat ditetapkan untuk kemajuan persalinan normal. CT

pelvimetri dapat menentukan panggul ibu memadai atau tidak.7

Pada presentasi bokong dapat dilakukan beberapa jenis persalinan pervaginam

yaitu dengan persalinan spontan (spontaneus breech), manual aid (partial breech

extraction; assisted breech delivery), dan ekstraksi sungsang (total breech extraction).

Pada persalinan spontan (spontaneus breech) janin dilahirkan dengan kekuatan dan

tenaga ibu sendiri. Pada manual aid (partial breech extraction; assisted breech

delivery) janin dilahirkan sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian

lagi dengan tenaga penolong. Sementara persalinan dengan ekstraksi sungsang (total

breech extraction) janin dilahirkan seluruhnya menggunakan tenaga penolong. Adapun


untuk menentukan janin dilahirkan secara pervaginam atau tidak bisa dinilai melalui

skor Zatuchni-Andros, sebagai berikut.8

Gambar 3. Skor Zatuchni-Andros

2.8 Komplikasi

Dengan adanya presentasi bokong, ibu memiliki resiko lebih besar untuk

terjadinya komplikasi selama proses persalinan dibandingkan presentasi kepala.

Komplikasi yang terjadi pada ibu yaitu perdarahan, robekan jalan lahir dan infeksi.

Sedangkan komplikasi yang terjadi pada janin adalah asfiksia, trauma persalinan,

infeksi, aftercoming head.

Komplikasi yang terjadi pada ibu akibat letak sungsang dengan adanya

manipulasi manual di dalam jalan lahir akan meningkatkan risiko infeksi pada ibu,

perasat-perasat intrauterine terutama pada segmen bawah rahim uterus yang menipis

atau pelahiran afteroming head pada serviks yang belum membuka penuh dapat

mengakibatkan rupturuteri, laserasi serviks atau keduanya. Manipulasi seperti ini dapat

memperluas episiotomy dan robekan perineum yang dalam ketuban pecah spontan

mungkin saja tali pusat ikut keluar (prolapsus tali pusat), jika tidak segera dilakukanan
persalinan, janin mungkin tidak diselamatkan, untuk mencegahnya persalinan dapat

dilakukan dengan cara seksio caesaria.5

2.9 Prognosis

Terhadap ibu umumnya prognosa persalinan letak sungsang kurang baik dari

letak kepala, karena biasanya ketuban pecah terlebih dahulu, partus belangsung lebih

lama dan kemungkinan infeksi lebih besar. Sedangkan terhadap anak prognosa lebih

buruk lagi karena sering lahir tidak genap bulannya, dalam Ahal letak sungsang juga

ada kemungkinan besar timbulnya prolapsus foeniculli. Ini disebabkan pusat letaknya

lebih dekat pada ostium internum uteri dan antara tungkai dan badan anak terdapat

ruangan yang agak luas.


BAB III

KESIMPULAN

Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam

rahim dengan kepala berada di fundus dan bokong di bawah. Di Indonesia angka

kejadian letak sungsang sekitar 3–5 % dari seluruh persalinan tunggal. Insiden

persalinan letak sungsang meningkat pada kehamilan ganda.: 25% pada gemelli janin

pertama dan 50% pada gemelli janin kedua. Kehamilan sungsang dapat disebabkan

oleh banyak hal, antara lain: kelahiran kembar, cairan amniotik berlebihan,

hidrosefalus, anensefali, tali pusat pendek dan kelainan rahim. Klasifikasi presentasi

bokong, antara lain ekstensi, presentasi bokong sempurna, presentasi bokong tidak

sempurna. Diagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik seperti Leopold dan

USG. Penatalaksanaan lebih dianjurkan melakukan persalinan melalui operasi sesar.

Komplikasi yang terjadi pada ibu yaitu perdarahan, robekan jalan lahir dan infeksi.

Sedangkan komplikasi yang terjadi pada janin adalah asfiksia, trauma persalinan,

infeksi, aftercoming head. Terhadap ibu umumnya prognosa persalinan letak sungsang

kurang baik, Sedangkan terhadap anak prognosa lebih buruk lagi.

10
LAPORAN KASUS OBSTETRI
Identitas Pasien
 Nama : Ny. K
 Umur : 26 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Status pernikahan : Menikah
Identitas Wali/Suami
 Nama : Tn. A
 Umur : 28 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Wiraswasta
Anamnesa

 Keluhan utama : Mules-mules


 Telaah : Pasien datang ke RSU Haji Medan pada tanggal 29 Mei 2020
pukul 07.00 WIB, G2P2A0 merasa hamil 9 bulan dan mengeluhkan mules mules dari
jam 01.00 dini hari, mules dirasakan mulai sering dan teratur, gerak janin (+), keluar
air air (-), darah (-). Anak yang pertama kembar lahir normal ditolong bidan dengan
berat yang pertama 2,7 kg dan yang kedua 2,8 kg sekarang sudah berusia 4 tahun,
Pasien mengaku BAB (-) BAK (+) seperti biasa, Keluhan ini tidak disertai dengan
demam, pusing, mual maupun muntah. Riwayat minum obat-obatan saat kehamilan,
minum jamu-jamuan, dan urut disangkal pasien. Pasien mengaku sering
memeriksakan kehamilan ke puskesmas, dan pernah di USG 2 minggu yang lalu
sebanyak satu kali dan hasilnya sungsang. Pasien mengaku pernah diimunisasi satu
kali dan mengaku terdapat Riwayat penggunaan kb suntik selama 2 tahun belakangan
dan berhenti 1 tahun yang lalu.
Riwayat Menstruasi
 Menarche : 12 tahun
 Siklus haid : 28 hari, teratur

11
12

 Lama haid : 6-7 hari


 Banyak darah : 2 ganti duk/hari
 Haid sebelumnya : 17 Agustus 2020
 TP : 24 Mei 2021
 Dismenore :-
 Fluor albus :-
 Lain-lain :-
 Riwayat penyakit terdahulu : -
 Riwayat penyakit keluarga :-
 Riwayat penggunaan obat :-
 Riwayat alergi :-
Riwayat Kebiasaan
 Nafsu makan : Normal
 Penurunan berat badan :-
 Merokok :-
 Alkohol :-
 Kebiasaan minum obat :-
Riwayat Perkawinan dan Seksual
 Umur kawin istri : 20 tahun
 Lama Kawin : 6 tahun
 Kemandulan :-
 Vaginismus :-
 Libido : Sedang
 Frekuensi coitus : 2-3 x/minggu
 Dispareunia :-
 KB : KB suntik selama 2 tahun

Riwayat Kehamilan Sekarang


 Setiap bulan ibu selalu kontrol kehamilan di puskesmas setempat.
 Riwayat imunisasi TT pada kehamilan ini sudah di dapatkan sebanyak 1x di PKM
 Pasien juga mengaku sudah di USG di dokter pada usia kehamilan 9 bulan kurang 2
minggu dengan hasil USG letak kepala diatas, letak bagian bawah bokong janin,

Riwayat Kehamilan dan Persalinan


1. Perempuan/aterm/2700 g/48 cm/bidan/pervaginam/hidup/2017
2. Perempuan/aterm/2800 g/48 cmbidan/pervaginam/hidup/2017
Riwayat Penyakit Terdahulu

 Anemia :-
 Hipertensi :-
 Penyakit ginjal :-
 Rematik :-
 Diabetes :-
 Tuberculosis :-
 Penyakit lainnya :-
 Riwayat operasi :-
 Riwayat abortus :-
Pemeriksaan Fisik

Status

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang


 Kesadaran : Compos Mentis – 15 (E4M5V6)
Vital Sign

 Tekanan darah : 120/80 mmHg


 Frekuensi nadi : 80x/ menit
 Pernapasan : 20x/ menit
 Suhu : 36.7°C
 SpO2 : 98%
Status Generalisata

Kepala : normocephali

Mata :

 Kelopak Mata : edema (-/-)


 Konjungtiva : anemis (-/-)
 Sklera : ikterik (-/-)
 Pupil : bulat, Isokor (3mm/ 3mm)
 Refleks Cahaya : (+/+)
Wajah : sembab (-), Sianosis (-)

THT : dalam batas normal

Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), TVJ R-2 cm H2O

Pulmo :

 Inpeksi : bentuk dan pergerakan dada simetris, retraksi ICS (-/-)


 Palpasi : fremitus raba (D=S), nyeri tekan (-/-)
 Perkusi : sonor (+/+), nyeri ketok (-/-)
 Auskultasi : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :

 Inpeksi : ictus cordis tidak tampak


 Palpasi : ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : batas kanan (prasentral line dextra), batas kiri (ICS V 2 jari lateral
MCL sinistra)
 Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, bising jantung (-)
Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik

Status Obstetri

Abdomen :

 Inspeksi : perut tampak membesar, simetris, striae gravidarum (+)


 Palpasi

 Leopold I : teraba bagian bulat, keras, mudah digerakkan, melenting (kepala)


TFU : 33 cm
Tafsiran berat janin: 3410
 Leopold II : teraba bagian memanjang, keras, datar seperti papan di punggung
kanan (punggung janin) dan teraba bagian lunak, bagian yang kecil kecil,
bagian ekstremitas dipunggung kiri (ekstremitas janin)\
 Leopold III : teraba bagian lunak, tidak mudah digerakan) dan tidak melenting
(bokong)
 Leopold IV : teraba bagian terbawah janin sudah masuk PAP (divergen)
Pemeriksaan Dalam
 Pembukaan servix : 6 cm
 Effacement : 30%
 Presentasi : Bokong
 Penurunan : Hodge II
 Selaput ketuban : Tidak
 Promontorium : Tidak teraba
 Sacrum : Cekung
 Sarung Tangan : Bloody show (+), Lendir (+)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksann Hasil Nilai Normal
Haemoglobin 12.4 g/dL (11.7-15.5)
Leukosit 7700/mm3 (4.000-11.000)

Trombosit 290000/ul (150.000-450000)


Hematokrit 32.8% (36-47)
Eritrosit 4.25 (4.4-5.9)
MCV 77.2 fl (80-100)
MCH 26.8 pg (26-34)
MCHC 34.8 % (32-36)
Eosinofil 1% (1-3)
Basofil 0.6% (0-1)
Neutrofil Seg 64.9% (53-75)
Limfosit 30% (20-45)
Monosit 4.0% (4-8)

Diagnosa Kerja : Ny. K umur 26 tahun G2P2A0 parturient aterm inpartu kala I fase
aktif ,janin tunggal hidup, intrauterin dengan persentasi bokong.
Penatalaksanaan :

 IVFD D5% 500cc / 8 jam


 Induksi persalinan dengan oksitosin dalam D5% 500cc
DAFTAR PUSTAKA

1. Putra BA, Suparman E, Tendean HM. Gambaran persalinan letak sungsang di RSUP
Prof. Dr. RD Kandou Manado. e-CliniC. 2016 Jul 22;4(2).
2. Ilhamjaya AM, Tawali S. Angka Kejadian Dan Faktor–Faktor Yang Berhubungan
Dengan Janin Letak Sungsang Dari Ibu Hamil Yang Melahirkan Di Rsws Makassar.
Medika Alkhairaat: Jurnal Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan. 2020 Aug
31;2(2):55-61.
3. Vedantari NK, Budiana IN, Sudiman J, Mahendra In. Karakteristik Persalinan Letak
Sungsang Di Rsup Sanglah Denpasar Rentang Waktu 1 Januari-31 Desember 2018.
4. Nurdiyana S. Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Letak Sungsang di RS
Kesdam Jaya Tahun 2018. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia. 2020 Jan
20;5(1):128-34.
5. Waslia D, Cahyati N. Efektifitas Terapi Moxa Dan Hypnobirthing Untuk Perbaikan
Letak Sungsang Pada Ibu Hamil Trimester III. Jomis (Journal Of Midwifery Science).
2021 Jan 28;5(1):1-9.
6. Oktavino SM, Sulistyowati A, Putra KW, Diana M. Asuhan Keperawatan Pada Ny. R
Dengan Diagnosa Medis Post Operasi Sectionals Caesarea Dengan Indikasi Letak
Sungsang Di Ruang Mawar Merah Rsud Bangil Pasuruan (Doctoral dissertation,
Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo).
7. Gray CJ, Shanahan MM. Breech presentation. StatPearls [Internet]. 2020 Aug 11.
8. Putra N. Rencana Partus Pervaginam pada Kehamilan Aterm dengan Presentasi
Bokong dan Ketuban Pecah Dini. Jurnal Medula. 2017 Apr 14;7(2):81-4.

Anda mungkin juga menyukai