Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH DISTOSIA

Dosen Pengampu : Yuniza, S.Kep., Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH:

Kelompok 4

1. Ananda Rizti Pandega (21121007)


2. Firda Aleyda Damas (21121020)
3. Marcella (21121026)
4. Soniya (21121046)
5. Wulan Rahma Dani (21121052)

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah “Distosia” ini dengan lancar. Sholawat serta salam tak
lupa kami curahkan kehadirat Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam jahiliyah ke alam yang penuh rahmat ini.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata
Kuliah Keperawatan Kesehatan Reproduksi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Penyakit Efusi Pluera bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuniza, S.Kep., Ns., M.Kep yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Namun, terlepas dari itu semua kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari sisi materi maupun penulisannya. Kami dengan rendah hati dan tangan terbuka
menerima berbagai masukkan maupun saran yang bersifat membangun serta memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat ataupun
menginspirasi untuk para pembaca.

Palembang, 14 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan .....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Distosia......................................................................................................3
2.2 Klasifikasi Distosia..................................................................................................3
2.3 Etiologi Distosia......................................................................................................6
2.4 Manifestasi Klinis....................................................................................................8
2.5 Komplikasi...............................................................................................................8
2.6 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan...............................................................8
2.7 Pemeriksaan Diagnostik..........................................................................................9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Ilustrasi Kasus..........................................................................................................11


3.2 Pengkajian...............................................................................................................11
3.3 Riwayat Kesehatan..................................................................................................11
3.4 Pemeriksaan Fisik....................................................................................................12
3.5 Diagnosa Keperawatan............................................................................................14
3.6 Analisa Data............................................................................................................15
3.7 Intervensi.................................................................................................................17
3.8 Implementasi...........................................................................................................26
3.9 Evaluasi...................................................................................................................29

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan..............................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................32

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Distosia yang secara literatur berarti persalinan yang sulit, memiliki karakteristik
kemajuan persalinan yang abnormal atau lambat. Persalinan abnormal atau lambat umum
terjadi bila ada disproporsi antara ukuran bagian terbawah janin dengan jalan lahir. Pada
presentasi kepala, distosia adalah indikasi yang paling umum saat ini untuk seksio sesaria
primer. CPD(cephalopelvic disproportion) adalah akibat dari panggul sempit, ukuran
kepala janin yang besar,atau lebih sering kombinasi dari kedua di atas. Setiap
penyempitan diameter panggul yang mengurangi kapasitas pelvis dapat mengakibatkan
distosia selama persalinan. Panggul sempit bisa terjadi pada pintu atas panggul,
midpelvis, atau pintu bawah panggul, atau umumnya kombinasi dari ketiganya. Karena
CPD bisa terjadi pada tingkat pelvic inlet,outlet dan midlet,diagnosisnya bergantung pada
pengukuran ketiga hal tersebut yang dikombinasikan dengan evaluasi ukuran kepala
janin.Panggul sempit disebut-sebut sebagai salah satu kendala dalam melahirkan secara
normal karena menyebabkan obstructed labor yang insidensinya adalah 1-3% dari
persalinan.
Apabila persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung sendiri tanpa
pengambilan tindakan yang tepat, timbul bahaya pada ibu dan janin. Bahaya pada ibu
dapat berupa partus lama yang dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi
intrapartum,ruptur uteri mengancam serta resiko terjadinya fistula vesikoservikalis, atau
fistula vesikovaginalis,atau fistula rektovaginalis karena tekanan yang lama antara kepala
janin dengan tulang panggul.Sedangkan bahaya pada janin dapat berupa meningkatkan
kematian perinatal,dan perlukaan pada jaringan di atas tulang kepala janin bahkan bisa
menimbulkan fraktur pada os parietalis.
Oleh sebab itu, penatalaksanaan keperawatan yang tepat akan sangat membantu
mengurangi dan memperbaiki masalah-masalah yang berhubungan dengan resiko tinggi
persalinan pada distosia.Dimana dengan perencanaan yang tepat akan memberikan hasil
yang lebih baik.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari distosia ?
2. Apa saja klasifikasi distosia ?
3. Bagaimana etiologi distosia ?
4. Bagaimana manifestasi klinis distosia ?
5. Apa saja komplikasi distosia ?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperawatan distosia ?
7. Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan dari distosia ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari distosia
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari distosia
3. Untuk memahami etiologi dari distosia
4. Untuk memahami manifestasi klinis dari distosia
5. Untuk mengetahui komplikasi dari distosia
6. mengidentifikasi penatalaksanaan medis dan keperawatan distosia
7. mengidentifikasi pengkajian asuhan keperawatan distosia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Distosia

Persalinan distosia adalah persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena
terjadi penyimpangan dari konsep eutosia 3P (power,passage,passenger).(manuaba,1998).
Menurut rustam mochtar,1998 adalah kesulitan dalam jalannya persalinan. Secara
harfiah diartikan sebagai persalinan sulit yang ditandai dengan kemajuan persalinan yang
lambat (Al-fathdry,2002).

2.2 Klasifikasi Distosia

1. Distosia karena kelainan presentasi


Malpersentasi adalah semua persentasi janin selain vertex sementara malposisi
adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik
referens, masalah: janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi
kemungkinan menyebabkan partus lama.
Kelainan letak, persentasi atau posisi
a) Posisi oksipitalis posterior persisten
Yaitu persalinan persentasi belakang kepala
b) Presentasi puncak kepala
Bila defleksinya ringan sehingga UUB merupakan bagian terendah
c) Presentasi Muka
Dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal sehingga oksiput tertekan
pada punggung.
d) Presentasi Dahi
Kedudukan kepala berada antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal
sehingga dahi merupakan bagian terendah
e) Letak sungsang
Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bagian
bawah kavum uteri

3
f) Letak lintang
Sumbu memanjang janin menyilang, sumbu memanjang ibu tegak lurus atau
mendekati 90 derajat
g) Presentasi Ganda
Keadaan dimana disamping kepala janin di dalam rongga panggul dijumpai
tangan, lengan atau kaki, atau keadaan di samping bokong janin dijumpai
tangan

2. Distosia kelainan tenaga / HIS


a. Inersia uteri atau Hypotonic uterine countraction.
Kontraksi uterus lebih lemah, singkat dan jarang daripada normal. Keadaan
umum biasanya baik, dan rasa nyeri tidak seberapa.
b. His terlampau kuat atau Hypertonic uterine contraction (tetania uteri)
His yang terlalu kuat dan sering menyebabkan persalinan berlangsung singkat
tanpa relaksasi rahim. Hal ini dapat membahayakan bagi ibu karena terjadinya
perlukaan luas pada jalan lahir (dapat menyebabkan ruptura uteri) sedangkan bayi
bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena mendapat tekanan kuat
dalam waktu singkat.
c. Aksi uterus inkoordinasi atau uncoordinate hypertonic uterine contraction.
Sifat his yang tidak berubah dimana tidak ada koordinasi dan sinkronisasi
antara kontraksi dan bagian-bagiannya. Jadi kontraksi tidak efisien dalam
mengadakan pembukaan, apalagi dalam pengeluaran janin.

3. Distosia karena alat kandungan dan jalan lahir


Meliputi alat kelamin luardan dalam,adapun yang bisa mempengaruhi kemajuan
persalinan dapat dijabarkan sebagi berikut :

a. Pada vulva
 edema ditemukan pada persalinan lama yang disebabkan pasien dibiarkan
mengedan terus,jarang mempengaruhi kelangsungan persalinan.
 Stenosis pada vulva yang diakibatkan oleh radang dapat sembuh dan
meninggalkan jaringan perut sehingga mengalami kesulitan pada kala
pengeluaran sehingga diperlukan episiotomy yang cukup luas.
 Tumor dalam bentuk neoplasma.

4
b. Pada vagina
 Septum vagina yang tidak lengkap menyebabkan kadang-kadang menahan
turunnya kepala janin sehingga harus dipotong dahulu.
 Stenosis vagina yang tetap kaku menyebabkan halangan untuk lahirnya janin
perlu dipertimbangkan seksio sesaria
 Tumor vagina menyebabkan rintangan persalinan pervaginam,beresiko
kelancaran persalinan pervaginam.
c. Pada uterus
 Posisi anterversio uteri (posisi uterus ke depan)pada kala 1 pembukaan
kurang lancar sehingga tenaga his salah arah,ajurkan ibu untuk tidur pada
posisi terlentang.
 Kelainan uterus seperti uterus sub septus dan uterus arkuatus yang
menyebabkan terjadinya letak lintang dan tidak bisa dikoreksi.biasanya
jalannya partus kurang lancar dan his kurang lancar yang menyebabkan
fungsi uterus kurang baik.
d. Kelainan pada ovarium
 Kista ovarium,jika tempatnya di daerah fundus maka persalinan dapat
berlangsung normal
 Jika kedudukan kista di pelvis minor,maka dapat menganggu persalinan dan
persalinan diakhiri dengan seksio saesaria.

4. Distosia karena kelainan janin


Klasifikasi :
- Distosia kepala : hydrosefalus (kepala besar,hygromonas koli / tumor leher)
- Distosia bahu : bahu janin lebar seperti anak kingkong
- Distosia perut : hydro post fetalis,asites,akardiakus
- Distosia bokong : meningokel,spina bifida dan tumor pada bokong janin
- Kembar siam (double monster)
- Monster lainnya.
a. Pertumbuhan janin yang berlebihan (janin besar )
Dikenal dengan makrosomia,atau giant baby adalah bayi dengan berat
badan diatas 4 kilogram.

5
b. hydrosefalus
adalah keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis
dalam pentrikel otak,sehingga kepala menjadi besar serta terjadi
pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun.cairan yang tertimbun dalam
pentrikel biasanya antara 500-1500 ml,akan tetapi kadang-kadang
dapat mencapai 5 liter.hydrosefalus seringkali disertai kelainan bawaan
lain seperti misalnya spinabifida.
c. Anencefalus
Suatu kelainan congenital dimana tulang tengkorak hanya terbentuk
dari bagian basal dari os frontalis,os parietalis,dan os oksipitali,os
orbita sempit hingga Nampak penonjolan bola mata.
d. Kembar siam
Terjadi pada janin kembar ,melekat dengan penyatuan janin secara
lateral.pada banyak kasus biasanya terjadi persalinan premature.apabila
terjadi kemacetan dapat dilakukan tindakan vaginal dengan merusak
janin atau melakukan section saesaria.
e. Gawat janin
Terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen,sehingga mengalami
hipoksia .

5. Distosia karena kelainan panggul


 Jenis kelainan panggul (Caldwell moloy) :
- Panggul ginekoid
- Panggul anthropoid
- Panggul android
- Panggul platipeloid
 Perubahan panggul menurut munro kerr
- Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intruretin
- Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi
- Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang
- Perubahan bentuk karena penyakit kaki
 Perubahan bentuk Karena kelainan pertumbuhan intrauretin
- Panggul naegele

6
- Panggul Robert
- Split pelvis
- Panggul asimilasi
 Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi :
- Rakitis
- Osteoplasma
- Neoplasma
- Fraktur
- Atrofi
- Penyakit sendi

2.3 Etiologi Distosia


1. Distosia karena kelainan presentasi
Malpersentasi adalah semua persentasi janin selain vertex sementara malposisi
adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik
referens,masalah janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi
kemungkinan menyebabkan partus lama
2. Distosia karena kelainan posisi janin
a) Letak sunsang disebabkan oleh prematuritas karena bentuk rahim relative kurang
lonjong,air ketuban masih banyak dan kepala relative besar,hidramion anak
mudah bergerak,plasenta previa Karena mengahalangi turunnya kepala kedalam
pintu atas panggul,bentuk rahim yang abnormal,kelainan bentuk kepala seperti
amemsefalus dan hidrosefalus (obsteri patologi;134)
b) Letak lintang disebabkan oleh fiksasi kepala tidak ada indikasi CPD, hidrosefalus,
ansefalus, plasenta previa, dan tumor pelvis, janin mudah bergerak karena
hidramion, multiparitas, pertumbuhan janin terhambat, atau janin mati, gemeli,
kelainan uterus, lumbar skoliosis, monster, pelvic kidney, dan kandung kemih
serta rectum penuh.
3. Distosia karena kelainan tenaga/ His
Disebabkan oleh sering dijumpai pada primigravida tua dan inersia uteri sering
dijumpai pada multi gravid, factor herediter, emosi dan kekuatan, salah pimpinan
persalinan pada kala II atau salah pemberian obat seperti oksitosin dan obat penenang.
4. Distosia karena kelainan alat kandungan dan jalan lahir

7
Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu atau keabnormalan saluran
reproduksi yang dapat mengganggu dorongan atau pengeluaran janin
5. Distosia karena kelainan janin
1. Bayi besar
a) Diabetes mellitus
DM mengakibatkan ibu melahirkan bayi besar dengan berat lahir mencapai
4000-5000 gram atau lebih
b) Keturunan
Seorang ibu gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi besar
c) Multiparitas dengan riwayat makrosomia sebelumnya
Bila bumil punya riwayat melahirkan bayi makrosomia sebelumnya, maka ia
berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan makrosomia
dibandingkan wanita yang belum pernah melahirkan bayi makrosomia karena
umumnya berat seorang bayi yang akan lahir berikutnya bertambah sekitar 80-
120 gr.
2. Hydrosefalus
Terjadi penyumbatan aliran cairan serebrospinal pada salah satu tempat antara
tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikeldan tempat absorpsi dalam ruang
subaraknoid.
3. Anensefalus
Disebabkan factor mekanik, factor infeksi, factor obat, factor umur ibu, factor
hormonal.
4. Kembar siam
Terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
sempurna. karena terjadinya pemisahan yang lambat, maka pemisah anak tidak
sempurna dan terjadi kembar siam (UNPAD 1998).
5. Gawat janin
a. Infusiensi uteruplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus plasenta dalam
waktu singkat) berupa : aktivitas uterus yang berlebihan dapat dihubungkan
dengan pemberian oksitosin, hipotensi ibu, kompresi venakava, posisi
terlentang, perdarahan ibu, solusio plasenta, plasenta previa.
b. Infusiensi uteruplasenter kronik (kurang aliran darah uterus plasenta dalam
waktu lama) berupa penyakit hipertensi,

8
c. Diabetes melliltus
Pada ibu penderita DM maka kemungkinan pada bayi akan mengalami
hipoglikemia karena pada ibu yg diabetes mengalami toleransi glukosa
terganggu, dan dan seringkali disertai hipoksia.
d. Isoimunisasi rh, postmaturnitas atau dismaturnitas, kompresi (penekanan) tali
pusat.

2.4 Manifestasi Klinis


 Dapat dilihat dan diraba, perut terasa membesar kesamping
 Pergerakan janin pada bagian kiri lebih dominan
 Nyeri hebat dan janin sulit untuk dikeluarkan
 Terjadi distensi berlebihan pada uterus
 Dada teraba seperti punggung, belakang kepala terletak berlawanan dengan letak
dada, teraba bagian – bagian kecil janin dan denyut jantung janin terdengar lebih
jelas pada dada.

2.5 Komplikasi
Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan komplikasi antara lain:

 Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat sementara kemajuan
janin dalam jalan lahir tertahan dan juga dapat mengakibatkan terjadinya fistula
karena nekrosis pada jalan lahir
 Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin mengalami hipoksia dan
perdarahan

2.6 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


a. Fase laten yang memanjang : Selama ketuban masih utuh dan passage serta passanger
normal,pasien dengan fase laten memanjang sering mendapat manfaat dari hidrasi dan
istirahat terapeutik. Apabila dianggap perlu untuk tidur, morfin (15 mg) dapat
memberikan tidur 6-8 jam. Apabila pasien terbangun dari persalinan, diagnosa
persalinan palsu dapat ditinjau kembali, berupa perangsangan dengan oksitosin.

9
b. protraksi : Dapat ditangani dengan penuh harapan, sejauh persalinan mau dan tidak
ada bukti disproporsi sevalopelvik, mal presentasi atau fetal distress. Pemberian
oksitosin sering bermanfaat pada pasien dengan suatu kontrakti hipotonik.
c. Kelainan penghentian : Apabila terdapat disproporsi sevalopelvik dianjurkan untuk
dilakukan seksio sesarea perangsangan oksitosin hanya dianjurkan sejauh pelviks
memadai untuk dilalui janin dan tidak ada tanda-tanda fetal distress

2.7 Pemeriksaan Diagnostik


 Tes Prenatal : Untuk memastikan penyulit persalinan seperti : janin besar,
malpresentasi
 Pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis, presentasi dan posisi janin
 Pengambilan sample kulit kepala janin : mendeteksi atau mencegah asidosis

10
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Ilustrasi Kasus


Seorang ibu multipara G2P1A0 datang ke rumah sakit dengan keluhan merasa
kenceng-kenceng, dari hasil pengkajian perawat didapatkan data sebagai berikut : TD
140/100 mmHg, Nadi 80x/menit, pembukaan 3 cm, klien sudah tampak keletihan,
kurang energi, fase laten memanjang 14 jam, kontraksi setiap 7 menit, serviks kaku.

3.2 Pengkajian
Identitas Klien
Nama : Ny A
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Alamat : Pondok Bukit Agung AA-4 Sumurboto Banyumanik
Pekerjaan : Guru

3.3 Riwayat Kesehatan


a. Kehamilan saat ini
Ibu multipara G2P1A0 dengan usia gestasi 37 minggu, mengalami distosia,
mengeluh kenceng-kenceng, pembukaan 3 cm, klien sudah tampak keletihan,
kurang energi, fase laten memanjang 14 jam, kontraksi setiap 7 menit, serviks
kaku, HPHT : 6 Oktober 2013, dan HPL : 13 Agustus 2014
b. Kehamilan dahulu
Klien mengatakan saat ini adalah kehamilan yang kedua, klien belum pernah
mengalami abortus.
c. Keluhan utama
Klien mengeluh kenceng-kenceng di abdomennya.

11
Riwayat Ginekologi
Menarche : 12 th
Siklus Haid : 28 hari
Teratur/ tidak teratur : Teratur
Sifat darah : Encer
Banyak : 3x ganti pembalut
Lamanya : 7 hari
Keluhan : Klien mengatakan bahwa ia mengalami dismenorhoe
d. Riwayat Medis
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti HIV, diabetes,
kanker, ginjal, jantung.
e. Riwayat Medis Keluarga
Saudara kandung klien pernah mengalami kesulitan melahirkan karena kelainan
HIS
f. Riwayat Pekerjaan
Klien merupakan wanita karir yang bekerja sebagai guru dan harus menjaga toko
setelah pulang bekerja.

3.4 Pemeriksaan Fisik


a. Umum
1) Tinggi badan : 155 cm
2) Berat badan : Sebelum : 48 Kg, Sekarang : 58 Kg
3) TTV :
a) TD : 140/100 Nadi : 80x/ menit
b) RR : 26x/ menit Suhu : 36,5 C
b. Kepala
1) Bentuk kepala Mesochepal, kepala teampak kurang bersih, tidak terdapat
cloasma gravidarum, dan atau benjolan.
2) Pemeriksaan leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar tioroid.
3) Pemeriksaan mata tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva
anemis, selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang mengalami
perdarahan, sklera kuning.
4) Telinga simetris, telinga tampak bersih dan tidak ada cairan yang keluar dari
telinga.

12
5) Pemeriksatidak terdapat polip pada hidung.
c. Kulit
1) Telapak kaki dan tangan tampak kemerahan
2) Jumlah keringat meningkat
3) Kulit berminyak dan berjerawat
4) Terdapat gars-garis putih pada kulit (striae gravidarum)
d. Wajah
1) Pucat
2) Bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada pipi dan dahi (Chloasma
gravidarum).
3) Tidak terlihat adanya oedema
e. Jantung
Murmur jantung sistolik (90% pd wanita hamil) 1/6 atau 2/6 adalah ringan. Bila
murmur sistolik 2/6< harus dilakukan pemeriksaan lanjutan.
f. Dada
1) Letak payudara simetris                  
2) Hyperpigmentasi areola mamae    
3) Puting susu menonjol
4) Terdapat colostrum
5) Bunyi nafas vesikuler, jenis pernapasan thoracoabdominal
g. Abdomen
1) Inspeksi
a) Tidak terdapat bekas luka operasi
b) Terdapat Linea nigra di garis tengah perut
c) Terjadi M. Rectus abdominis terbelah kiri-kanan pada trisemester ketiga
kehamilan
d) Terdapat Striae Gravidarum
e) Bising usus berkurang
2) Palpasi
a) Tonus meningkat dan terdapat nyeri tekan
b) Terdapat strie gravidarum (garis yang terlihat pada kulit perut wanita
hamil).
c) Leopold I :-
d) Leopold II :  Sering dijumpai kesalahan letak

13
e) Leopold III : Bagian terbawah janin belum turun, letak kepala
biasanya kepala masih goyang atau terapung(floating) atau mengolak
diatas pintu atas panggul.
f) Leopold IV : Kepala janin belum masuk pintu atas panggul
3) Perkusi :Reflek lutut +/+
h. Genitalia
1) Tidak terdapat kelainan genetalia, terdapat pengeluaran air ketuban, adanya kelainan
letak anak.
2) Pengkajian genitalia eksterna: warna kemerahan dan peningkatan vaskularisasi yang
menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick ).
3) Pengkajian vagina dan serviks: tidak adanya rabas vagina, servisitis mukopurulen dan
lesi.

i. Dengan inersia sekunder


1) Subjektif : Pada keluhan utama : perut mules bagian bawah dan menjalar
sampai kepinggang disertai pengeluaran lendir campur darah dari alat
kelamin ibu
2) Objektif : perut kenceng-kenceng bagian bawah dan menjalar ke pinggang
serta his tidak teratur dengan frekuensi 1 x dalam 7 menit dengan lama 32
detik
3) Anemia ringan
a) Subjektif : ibu mengeluh pusing dan badan lemas
b) Objektif  : konjungtiva pucat, kuku agak pucat
c) Penunjang : Hb 9,5 gr%
4) Janin tunggal hasil pemeriksaan leopold 1 – IV : teraba 1 bokong, 1 bagian
besar di bagian kanan di bagian kanan dan 1 kepala
5) Janin hidup : hasil pemeriksaan DJJ + : 150 x/ menit
6) Presentasi kepala
hasil pemeriksaan Leopold I – IV : bagian terbawah janin teraba bulat, keras
dan melenting
j. Anus
Tidak terdapat oedema dan nyeri, tidak ada haemoroid pada rectum.

3.5 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan intensitas kontraksi uterus, kontraksi tidak efektif

14
2. Cedera, resiko tinggi terhadap maternal (ibu) berhubungan dengan penurunan
tonus otot/pola kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan
maternal.
3. Cedera resiko tinggi terhadap janin berhubungan dengan persalinan lama,
malpresentasi janin, hipoksia/ asidosis jaringan, abnormalitas pelvis ibu.
4. Keletihan berhubungan dengan faktor fisiologis : kehamilan
5. Ansietas berhubungan dengan persalinan dan kurang informasi.

3.6 Analisa Data


No Data Fokus Masalah Keperawatan

1 DS :
- Pasien mengeluh kenceng-kenceng di Nyeri b/d intensitas kontraksi uterus,
abdomennya kontraksi tidak efektif.
- Pasien mengeluh perut mules bagian
bawah dan menjalar ke pinggang
DO :
- Klien mengalami kontraksi intermiten
sampai regular setiap 7 menit sekali
selama 30 detik dengan skala nyeri 9.
- TTV
TD: 140/100
Nadi : 80x/ menit
RR : 26x/ menit
Suhu : 36,5 C
2 DS : Resiko tinggi cedera maternal (ibu)
b/d pola kontraksi otot, keletihan
- Pasien mengeluh merasakan kenceng-
maternal.
kenceng
- Pasien mengeluh keletihan
- Pasien mengeluh pusing
DO :

- Fase laten memanjang sampai 14 jam pada

15
kala 1
- Kontraksi setiap 7 menit selama 32 detik
- Serviks kaku disertai pengeluaran lendir
campur darah
- Hb rendah 9,5 gr
- Konjungtiva pucat, kuku agak pucat
- TD tinggi 140/100 mmHg
3 DS : Cedera resiko tinggi terhadap janin
b/d penekanan kepala pada panggul,
DO : partus lama.
- DJJ + : 150 x/ menit
- Konjungtiva pucat, kuku agak pucat
- TD tinggi 140/100 mmHg
- Fase laten memanjang sampai 14 jam pada
kala 1
- Kontraksi setiap 7 menit selama 32 detik
- Serviks kaku disertai pengeluaran lendir
campur darah
4 DS :
Keletihan berhubungan dengan
- Pasien mengatakan dirinya lemas.
faktor fisiologis ; kehamilan
- Fase laten memanjang 14 jam
DO :

- Pasien tampak keletihan.


- Pasien terlihat kurang energy.
- Pasien terlihat pucat dan lemah.

5 DS :
- Pasien mengeluh pusing dan badan lemas Ansietas b/d persalinan dan kurang
- Pasien mengatakan cemas dan takut akan informasi.
terjadi hal buruk.
DO :
- Wajah pasien tampak pucat

16
- Pasien tampak kebingungan

3.7 Intervensi Keperawatan


N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
o
1. Nyeri Setelah dilakukan intervensi - Menentukan sifat, - Membantu dalam
berhubungan selama 1x24 jam kebutuhan lokasi, dan durasi mendiagnosa dan
dengan rasa nyaman pasien terpenuhi nyeri. memilih
intensitas dengan kriteria hasil : tindakan,
kontraksi - Nyeri yang dirasakan klien penekanan
uterus, menurun dari 9 menjadi 3 kepala pada
kontraksi - Klien tampak rileks servik yang
tidak efektif. - Kontraksi uterus efektif berlangsung
- Ada kemajuan persalinan lama akan
yang baik - Kaji intensitas menyebabkan
nyeri ibu dengan nyeri
skala nyeri - Setiap individu
mempunyai
tingkat ambang
nyeri yang
- Berikan berbeda, denga
lingkungan yang skala dapat
nyaman, tenang diketahui
dan aktivitas untuk intensitas nyeri
mengalihkan nyeri klien.
- Bantu klien dalam - Lingkungan yang
menggunakan nyaman dapat
metode relaksasi mengalihkan rasa

17
dan jelaskan nyeri yang
prosedur. dirasakan pasien.

- Tinjau kembali
penggunaan
metode relaksasi.
- Teknik relaksasi
dapat
- Kuatkan dukungan mengalihkan
social/ dukungan perhatian
keluarga. dan  mengurangi
rasa nyeri
- Untuk
memastikan
keefektifitasan
metode relaksasi
yang telah
dilakukan.
- Dengan kehadiran
keluarga akan
- Berikan sedative membuat klien
sesuai dosis yang nyaman, dan
telah ditetntukan dapat mengurangi
dokter tingkat
kecemasan dalam
melewati
persalinan, klien
merasa
diperhatikan dan
perhatian
terhadap nyeri
akan terhindari
- Pemberian
narkotik atau
18
sedative dapat
mengurangi nyeri
hebat
2. Resiko Setelah dilakukan tindakan - Tinjau ulang - Membantu
tinggi cedera keperawatan selama 3 jam riwayat dalam
maternal diharapkan resiko cereda pada persalinan,awitan mengidentifikasi
(ibu) pasien berkurang. dan durasi kemungkinan
berhubungan penyebab,
dengan pola kebutuhan
kontraksi pemeriksaan
otot, - Catat waktu/jenis diagnostik dan
keletihan obat, hindari intervensi yang
maternal. pemberian tepat
narkotik dan - Sedatif yang
anastesi blok diberikan terlalu
epidural sampai dini dapat
serviks dilatasi 4 menghambat
cm atau
- Evaluasi tingkat menghentikan
keletihan yang persalinan.
menyertai,serta
aktifitas dan
istirahat, sebelum - Kelelahan ibu
awitan persalinan yang berlebihan
- Evaluasi tingkat menimbulkan
keletihan yang disfungsi
menyertai,serta sekunder, atau
aktifitas dan mungkin akibat
istirahat, sebelum dari persalinan
awitan persalinan lama
- Kaji pola - Kelelahan ibu
kontraksi uterus yang berlebihan
secara manual menimbulkan

19
atau secara disfungsi
elektronik sekunder, atau
mungkin akibat
dari persalinan
- Catat kondisi lama
serviks, pantau - Disfungsi
tanda amnionitis, kontraksi dapat
catat peningkatan memperlama
suhu atau jumlah persalinan,meni
sel darah putih, ngkakan resiko
catat bau dan komplikasi
rabas vagina maternal/ janin
- Serviks kaku
atau tidak siap
tidak akan
dilatasi,
menghambat
penurunan
janin/kemajuan
- Catat penonjolan, persalinan.
posisi janin dan terjadi
presentase janin amniositis
secara langsung
- Anjurkan klien dihubungkan
berkemih dengan lamanya
setiap1-2 jam, persalinan
kaji terhadap sehingga
penuhan kandung melahirkan
kemih diatas harus terjadi
simfisis pubis dalam 24 jam
- Tempatkan klien setelah pecah
pada posisi ketuban
rekumben lateral - Catat
dan anjurkan penonjolan,posi
20
tirah baring atau si janin dan
ambulasi sesuai presentase janin
toleransi - Kandung kemih
- Bantu dengan dapat
persiapan seksio menghambat
sesaria sesuai aktifitas uterus
indikasi untuk dan
malposisi, mempengaruhi
penurunan janin
- Siapkan untuk
melahirkan - Ambulasi dapat
dengan forsep membantu
(bila perlu) kekuatan
gravitasi dalam
merangsang
pola persalinan
normal dan
dilatasi serviks

- Melahirkan
seksio sesari
segera
diindifikasikan
untuk cincin
bandl untuk
distres janin
karena CPD
- Melahirkan
secara forsep
dilakukan pada
ibu yang lelah
berlebihan dan
tidak mampu
untuk mengedan
21
lagi
3. Cedera Setelah dilakukan intervensi - Kaji denyut - Bradikardi dan
resiko tinggi selama 1x24 jam cedera pada jantung janin takikardi pada
terhadap janin dapat dihindari dengan secara manual dan janin dapat
janin kriteria hasil: elektronik,dan disebabkan oleh
berhubungan - DJJ dalam batas normal. kaji irama jantung stres, hipoksia,
dengan - Kemajuan persalinan baik. janin. asidosis, atau
penekanan - Perhatikan sepsis
kepala pada tekanan uterus - Tekanan dan
panggul, selama istirahat kontraksi yang
partus lama. dan fase kontraksi besar dapat
melalui kateter menggangu
tekanan oksigenasi
intrauterus bila dalam ruang
tersedia intravilos
- Kontraksi yang
- Perhatikan terjadi setiap 2
frekuensi kontaksi menit atau
uterus. Beri tahu kurang tidak
dokter bila memungkinkan
frekuensi dua oksigenasi
menit atau kurang adekuat dari
ruang
- Kaji malposisi intravilous
dengan - Menentukan
menggunakan pembaringan
manuver Leopold janin,posisi,dan
dan temuan persentase dapat
pemeriksaan mengidentifikas
internal.tinjau i faktor-faktor
ulang hasil USG yang
memperberat
disfungsional

22
- Pantau penurunan persalinan
janin pada jalan - Penurunan jalan
lahir dalam lahir merupakan
hubungannya tanda CPD atau
dengan kolumna malposisi
vertebralis iskial - Kelebihan
cairan amnion
yang berlebihan
menyebabkan
distensi uterus
- Perhatikan warna dihubungkan
dan jumlah cairan dengan anomali
amnion bila pecah janin
ketuban - Infeksi asenden
dan sepsis
disertai dengan
takikardia dapat
terjadi pada
- Perhatikan bau pecah ketuban
dan perubahan lama
warna cairan - Mencegah
amnion pada /mengatasi
pecah ketuban infeksi asenden
lama. Dapatkan dan juga akan
kultur bila temuan melindungi
abnormal janin
- Berikan antibiotik - Melahirkan
pada klien sesuai janin dalam
indikasi posisi posterior
mengakibatkan
insiden lebih
- Siapkan untuk tinggi dari
melahirkan pada laserasi
posisi
23
posterior,bila maternal
janin gagal - Untuk
memutar dari menghindari
oksiput posterior cedera pada
ke anterior kolumna
vertebralis bila
- Siapkan untuk melahirkan
kelahiran secara pervagina dari
sesaria bila bokong
presentasi bokong
terjadi
4. Keletihan Setelah dilakukan tindakan - Monitoring - Pemantauan
berhubungan keperawatan selama 2 x 24 jam sumber energy sumber energy
dengan maka kebutuhan aman nyaman yang adekuat. guna
faktor pada pasien dapat terpenuhi pengukuran
fisiologis ; dengan criteria hasil nutrisi yang
kehamilan. - Pasien tampak lebih akan diberikan
segar. - Konsultasi dengan - Memperhitungk
- Pasien terlihat lebih ahli gizi untuk an jumlah kalori
berenergi. meningkatkan yang akan
asupan makanan diberikan pada
yang berenergi pasien.
tinggi.
- Monitoring pola - Pemantauan
tidur dan lamanya apakah
istirahat pasien. keletihan ini
juga akibat dari
kurangnya
- Bantu aktivitas istirahat.
sehari – hari - Dapat
sesuai dengan mengurangi
kebutuhan. tingkat
kelelahan.

24
5. Ansietas Setelah dilakukan tindakan - Jelaskan semua - Pemahaman
berhubun keperawatan selama 2 x 24 jam prosedur dan apa yang baik
gan maka kebutuhan aman nyaman yang akan mengenai
dengan pada pasien dapat terpenuhi dirasakan selama prosedur atau
persalina dengan criteria hasil prosedur. tindakan dapat
n dan - Pasien mengatakan mengurangi
kurang cemas dan takut akan ansietas
informasi terjadi hal buruk. - Anjurkan - Pengungkapan
. - Pasien tampak pengungkapan perasaan dapat
kebingungan. perasaan menugrangi
ansietas
- Berikan - Dapat
kesempatan meningkatkan
kepada pasien rasa kontrol
untuk memberi pasien
masukan pada meskipun
proses kebanyakan
pengambilan dari apa yang
keputusan terjadi diluar
kontrolnya
- Instruksikan - Membantu
pasien menurunkan
menggunkan ansietas dan
teknik relaksasi memungkinkan
napas dalam. pasien untuk
berpartisipasi
- Minta orang tua
secara aktif
atau suami untuk
menemani pasien
untuk mengurangi
rasa cemas.

25
3.8 Implementasi
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Ttd
1. Nyeri b/d intensitas 1. Menentukan sifat, lokasi, dan durasi
kontraksi uterus, nyeri
kontraksi tidak 2. Mengkaji intensitas nyeri ibu dengan
efektif. skala nyeri
3. Memberikan lingkungan yang nyaman,
tenang dan aktivitas untuk mengalihkan
nyeri
4. Membantu klien dalam menggunakan
metode relaksasi dan jelaskan prosedur.
5. Meninjau kembali penggunaan metode
relaksasi.
6. Menguatkan dukungan social/ dukungan
keluarga.
7. Memberikan sedative sesuai dosis yang
telah ditetntukan dokter.

2. Cedera,resiko tinggi 1. Meninjau ulang riwayat


terhadap persalinan,awitan dan durasi
maternal(ibu) b/d 2. Mencatat waktu/jenis obat, hindari
penurunan tonus pemberian narkotik dan anastesi blok
otot/poa kontraksi epidural sampai serviks dilatasi 4 cm
3. Mengevaluasi tingkat keletihan yang
menyertai,serta aktifitas dan istirahat,
sebelum awitan persalinan
4. Mengkaji pola kontraksi uterus secara
manual atau secara elektronik
5. Mencatat kondisi serviks, pantau tanda
amnionitis, catat peningkatan suhu atau
jumlah sel darah putih, catat bau dan
rabas vagina
6. Mencatat penonjolan,posisi janin dan

26
presentase janin
7. Menganjurkan klien berkemih setiap1-2
jam, kaji terhadap penuhan kandung
kemih diatas simfisis pubis
8. Menempatkan klien pada posisi
rekumben lateral dan anjurkan tirah
baring atau ambulasi sesuai toleransi
9. Membantu dengan persiapan seksio
sesaria sesuai indikasi untuk malposisi.
10. Menyiapkan untuk melahirkan dengan
forsep (bila perlu)
3. . Cedera resiko tinggi 1. Mengkaji denyut jantung janin secara
terhadap janin b/d manual dan elektronik,dan kaji irama
penekanan kepala jantung janin.
pada panggul, partus 2. Memperhatikan tekanan uterus selama
lama istirahat dan fase kontraksi melalui
kateter tekanan intrauterus bila tersedia
3. Memperhatikan frekuensi kontaksi
uterus. Beri tahu dokter bila frekuensi
dua menit atau kurang
4. Mengkaji malposisi dengan
menggunakan manuver Leopold dan
temuan pemeriksaan internal.tinjau ulang
hasil USG
5. Memantau penurunan janin pada jalan
lahir dalam hubungannya dengan
kolumna vertebralis iskial
6. Memperhatikan warna dan jumlah cairan
amnion bila pecah ketuban
7. Memperhatikan bau dan perubahan
warna cairan amnion pada pecah ketuban
lama. Dapatkan kultur bila temuan
abnormal

27
8. Memberikan antibiotik pada klien sesuai
indikasi
9. Menyiapkan untuk melahirkan pada
posisi posterior,bila janin gagal memutar
dari oksiput posterior ke anterior
10.Menyiapkan untuk kelahiran secara
sesaria bila presentasi bokong terjadi
4. Keletihan b/d faktor 1. Memonitoring sumber energy yang
fisiologis, adekuat.
kehamilan. 2. Mengkonsultasikan kepada ahli gizi
untuk meningkatkan asupan makanan
yang berenergi tinggi.
3. Memperhatikan pola tidur dan lamanya
istirahat pasien.
4. Membantu atau meminta orang terdekat
pasien untuk membantu aktivitas sehari-
hari sesuai dengan kebutuhan.
5. Ansietas b/d 1. Menjelaskan semua prosedur dan apa
persalinan dan yang akan dirasakan selama prosedur.
kurang informasi. 2. Menganjurkan pengungkapan perasaan
3. Memberikan kesempatan kepada pasien
untuk memberi masukan pada proses
pengambilan keputusan
4. Menginstruksikan pasien menggunkan
teknik relaksasi napas dalam.
5. Meminta orang tua atau suami untuk
menemani pasien untuk mengurangi rasa
cemas.

28
3.9 Evaluasi
No Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi
1. Nyeri b/d intensitas S :klien mengatakan bahwa nyerinya
kontraksi uterus, berkurang setelah diberikan tindakan
kontraksi tidak untuk mengupayakan rasa nyaman
efektif. dengan relaksasi.
O : pasien masih pucat
A : masalah sebagian teratasi
P :mengajak pasien terus melakukan
teknik relaksasi yang telah diajarkan
bila nyeri terasa

2. Cedera,resiko tinggi S : pasien mengatakan lemas dan tidak


terhadap mempu mengejan dengan tenaga penuh
maternal(ibu) b/d O : pasien terlihat pucat
penurunan tonus A : masalah belum teratasi
otot/poa kontraksi P : akan dilakukan tindakan secio caesaria
atau persalinan dengan forsep
3. . Cedera resiko tinggi S : pasien mengatakan lemas dan tidak
terhadap janin b/d mempu mengejan dengan tenaga penuh
penekanan kepala O : pasien terlihat pucat
pada panggul, partus A : masalah belum teratasi
lama P : apabila status janin meragukan
dilakukan sesaria
4. Keletihan b/d faktor S :Pasien mengatakan keadaannya makin
fisiologis, membaik.
kehamilan. O :Pasien terlihat tidak pucat dan mampu
melakukan aktivitas ringan.
A :Intervensi terlaksana namun masih
sebagian.
P :Lanjutkan intervensi dalam masalah

29
keletihan.
5. Ansietas b/d S :Pasien mengatakan masih sedikit
persalinan dan khawatir.
kurang informasi. O :Pasien sudah mampu mengurangi
kekhawatirannya dengan teknik
relaksasi.
A :Intervensi terlaksana sebagian.
P :Lanjutkan intervensi pengurangan
ansietas.

30
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Persalinan tidak selalu berjalan lancar, terkadang ada kelambatan dan kesulitan
yang dinamakan distosia. Salah satu penyebab distosia itu adalah karena kelainan his
yaitu suatu keadaan dimana his tidak normal, baik kekuatannya maupun sifatnya
sehingga menghambat kelancaran persalinan.
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya
rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu
guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap
perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga
melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/
teratasi.

31
DAFTAR PUSTAKA

Chandranita, Ida Ayu, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetric untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta:EGC

Ladewig Patricia W.2006.asuhan keperawatanibu-bayi baru lahir.ECG : Jakarta

Prawirohardjo S.2006.Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan


neonatal.jakarta: YBP-SP

Prawirohardjo Sarwono,2002,ilmu kebidanan,Jakarta; yayasan bina pustaka sarwono


prawirohardjo

Pusdiknaskes.2003.asuhan antenatal.WHO-JHPIEGO

Sastrawinata,Sulaeman.obstetri fisiologis.fakultas kedokteran UNPAD:Jakarta.1987

Wiknojosastro, Hanifa. 1992. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawihardjo

32

Anda mungkin juga menyukai