DISUSUN OLEH:
Kelompok 4
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah “Distosia” ini dengan lancar. Sholawat serta salam tak
lupa kami curahkan kehadirat Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam jahiliyah ke alam yang penuh rahmat ini.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata
Kuliah Keperawatan Kesehatan Reproduksi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Penyakit Efusi Pluera bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuniza, S.Kep., Ns., M.Kep yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Namun, terlepas dari itu semua kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari sisi materi maupun penulisannya. Kami dengan rendah hati dan tangan terbuka
menerima berbagai masukkan maupun saran yang bersifat membangun serta memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat ataupun
menginspirasi untuk para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan .....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Distosia......................................................................................................3
2.2 Klasifikasi Distosia..................................................................................................3
2.3 Etiologi Distosia......................................................................................................6
2.4 Manifestasi Klinis....................................................................................................8
2.5 Komplikasi...............................................................................................................8
2.6 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan...............................................................8
2.7 Pemeriksaan Diagnostik..........................................................................................9
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................32
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari distosia ?
2. Apa saja klasifikasi distosia ?
3. Bagaimana etiologi distosia ?
4. Bagaimana manifestasi klinis distosia ?
5. Apa saja komplikasi distosia ?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperawatan distosia ?
7. Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan dari distosia ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari distosia
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari distosia
3. Untuk memahami etiologi dari distosia
4. Untuk memahami manifestasi klinis dari distosia
5. Untuk mengetahui komplikasi dari distosia
6. mengidentifikasi penatalaksanaan medis dan keperawatan distosia
7. mengidentifikasi pengkajian asuhan keperawatan distosia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Persalinan distosia adalah persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena
terjadi penyimpangan dari konsep eutosia 3P (power,passage,passenger).(manuaba,1998).
Menurut rustam mochtar,1998 adalah kesulitan dalam jalannya persalinan. Secara
harfiah diartikan sebagai persalinan sulit yang ditandai dengan kemajuan persalinan yang
lambat (Al-fathdry,2002).
3
f) Letak lintang
Sumbu memanjang janin menyilang, sumbu memanjang ibu tegak lurus atau
mendekati 90 derajat
g) Presentasi Ganda
Keadaan dimana disamping kepala janin di dalam rongga panggul dijumpai
tangan, lengan atau kaki, atau keadaan di samping bokong janin dijumpai
tangan
a. Pada vulva
edema ditemukan pada persalinan lama yang disebabkan pasien dibiarkan
mengedan terus,jarang mempengaruhi kelangsungan persalinan.
Stenosis pada vulva yang diakibatkan oleh radang dapat sembuh dan
meninggalkan jaringan perut sehingga mengalami kesulitan pada kala
pengeluaran sehingga diperlukan episiotomy yang cukup luas.
Tumor dalam bentuk neoplasma.
4
b. Pada vagina
Septum vagina yang tidak lengkap menyebabkan kadang-kadang menahan
turunnya kepala janin sehingga harus dipotong dahulu.
Stenosis vagina yang tetap kaku menyebabkan halangan untuk lahirnya janin
perlu dipertimbangkan seksio sesaria
Tumor vagina menyebabkan rintangan persalinan pervaginam,beresiko
kelancaran persalinan pervaginam.
c. Pada uterus
Posisi anterversio uteri (posisi uterus ke depan)pada kala 1 pembukaan
kurang lancar sehingga tenaga his salah arah,ajurkan ibu untuk tidur pada
posisi terlentang.
Kelainan uterus seperti uterus sub septus dan uterus arkuatus yang
menyebabkan terjadinya letak lintang dan tidak bisa dikoreksi.biasanya
jalannya partus kurang lancar dan his kurang lancar yang menyebabkan
fungsi uterus kurang baik.
d. Kelainan pada ovarium
Kista ovarium,jika tempatnya di daerah fundus maka persalinan dapat
berlangsung normal
Jika kedudukan kista di pelvis minor,maka dapat menganggu persalinan dan
persalinan diakhiri dengan seksio saesaria.
5
b. hydrosefalus
adalah keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis
dalam pentrikel otak,sehingga kepala menjadi besar serta terjadi
pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun.cairan yang tertimbun dalam
pentrikel biasanya antara 500-1500 ml,akan tetapi kadang-kadang
dapat mencapai 5 liter.hydrosefalus seringkali disertai kelainan bawaan
lain seperti misalnya spinabifida.
c. Anencefalus
Suatu kelainan congenital dimana tulang tengkorak hanya terbentuk
dari bagian basal dari os frontalis,os parietalis,dan os oksipitali,os
orbita sempit hingga Nampak penonjolan bola mata.
d. Kembar siam
Terjadi pada janin kembar ,melekat dengan penyatuan janin secara
lateral.pada banyak kasus biasanya terjadi persalinan premature.apabila
terjadi kemacetan dapat dilakukan tindakan vaginal dengan merusak
janin atau melakukan section saesaria.
e. Gawat janin
Terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen,sehingga mengalami
hipoksia .
6
- Panggul Robert
- Split pelvis
- Panggul asimilasi
Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi :
- Rakitis
- Osteoplasma
- Neoplasma
- Fraktur
- Atrofi
- Penyakit sendi
7
Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu atau keabnormalan saluran
reproduksi yang dapat mengganggu dorongan atau pengeluaran janin
5. Distosia karena kelainan janin
1. Bayi besar
a) Diabetes mellitus
DM mengakibatkan ibu melahirkan bayi besar dengan berat lahir mencapai
4000-5000 gram atau lebih
b) Keturunan
Seorang ibu gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi besar
c) Multiparitas dengan riwayat makrosomia sebelumnya
Bila bumil punya riwayat melahirkan bayi makrosomia sebelumnya, maka ia
berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan makrosomia
dibandingkan wanita yang belum pernah melahirkan bayi makrosomia karena
umumnya berat seorang bayi yang akan lahir berikutnya bertambah sekitar 80-
120 gr.
2. Hydrosefalus
Terjadi penyumbatan aliran cairan serebrospinal pada salah satu tempat antara
tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikeldan tempat absorpsi dalam ruang
subaraknoid.
3. Anensefalus
Disebabkan factor mekanik, factor infeksi, factor obat, factor umur ibu, factor
hormonal.
4. Kembar siam
Terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
sempurna. karena terjadinya pemisahan yang lambat, maka pemisah anak tidak
sempurna dan terjadi kembar siam (UNPAD 1998).
5. Gawat janin
a. Infusiensi uteruplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus plasenta dalam
waktu singkat) berupa : aktivitas uterus yang berlebihan dapat dihubungkan
dengan pemberian oksitosin, hipotensi ibu, kompresi venakava, posisi
terlentang, perdarahan ibu, solusio plasenta, plasenta previa.
b. Infusiensi uteruplasenter kronik (kurang aliran darah uterus plasenta dalam
waktu lama) berupa penyakit hipertensi,
8
c. Diabetes melliltus
Pada ibu penderita DM maka kemungkinan pada bayi akan mengalami
hipoglikemia karena pada ibu yg diabetes mengalami toleransi glukosa
terganggu, dan dan seringkali disertai hipoksia.
d. Isoimunisasi rh, postmaturnitas atau dismaturnitas, kompresi (penekanan) tali
pusat.
2.5 Komplikasi
Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan komplikasi antara lain:
Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat sementara kemajuan
janin dalam jalan lahir tertahan dan juga dapat mengakibatkan terjadinya fistula
karena nekrosis pada jalan lahir
Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin mengalami hipoksia dan
perdarahan
9
b. protraksi : Dapat ditangani dengan penuh harapan, sejauh persalinan mau dan tidak
ada bukti disproporsi sevalopelvik, mal presentasi atau fetal distress. Pemberian
oksitosin sering bermanfaat pada pasien dengan suatu kontrakti hipotonik.
c. Kelainan penghentian : Apabila terdapat disproporsi sevalopelvik dianjurkan untuk
dilakukan seksio sesarea perangsangan oksitosin hanya dianjurkan sejauh pelviks
memadai untuk dilalui janin dan tidak ada tanda-tanda fetal distress
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.2 Pengkajian
Identitas Klien
Nama : Ny A
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Alamat : Pondok Bukit Agung AA-4 Sumurboto Banyumanik
Pekerjaan : Guru
11
Riwayat Ginekologi
Menarche : 12 th
Siklus Haid : 28 hari
Teratur/ tidak teratur : Teratur
Sifat darah : Encer
Banyak : 3x ganti pembalut
Lamanya : 7 hari
Keluhan : Klien mengatakan bahwa ia mengalami dismenorhoe
d. Riwayat Medis
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti HIV, diabetes,
kanker, ginjal, jantung.
e. Riwayat Medis Keluarga
Saudara kandung klien pernah mengalami kesulitan melahirkan karena kelainan
HIS
f. Riwayat Pekerjaan
Klien merupakan wanita karir yang bekerja sebagai guru dan harus menjaga toko
setelah pulang bekerja.
12
5) Pemeriksatidak terdapat polip pada hidung.
c. Kulit
1) Telapak kaki dan tangan tampak kemerahan
2) Jumlah keringat meningkat
3) Kulit berminyak dan berjerawat
4) Terdapat gars-garis putih pada kulit (striae gravidarum)
d. Wajah
1) Pucat
2) Bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada pipi dan dahi (Chloasma
gravidarum).
3) Tidak terlihat adanya oedema
e. Jantung
Murmur jantung sistolik (90% pd wanita hamil) 1/6 atau 2/6 adalah ringan. Bila
murmur sistolik 2/6< harus dilakukan pemeriksaan lanjutan.
f. Dada
1) Letak payudara simetris
2) Hyperpigmentasi areola mamae
3) Puting susu menonjol
4) Terdapat colostrum
5) Bunyi nafas vesikuler, jenis pernapasan thoracoabdominal
g. Abdomen
1) Inspeksi
a) Tidak terdapat bekas luka operasi
b) Terdapat Linea nigra di garis tengah perut
c) Terjadi M. Rectus abdominis terbelah kiri-kanan pada trisemester ketiga
kehamilan
d) Terdapat Striae Gravidarum
e) Bising usus berkurang
2) Palpasi
a) Tonus meningkat dan terdapat nyeri tekan
b) Terdapat strie gravidarum (garis yang terlihat pada kulit perut wanita
hamil).
c) Leopold I :-
d) Leopold II : Sering dijumpai kesalahan letak
13
e) Leopold III : Bagian terbawah janin belum turun, letak kepala
biasanya kepala masih goyang atau terapung(floating) atau mengolak
diatas pintu atas panggul.
f) Leopold IV : Kepala janin belum masuk pintu atas panggul
3) Perkusi :Reflek lutut +/+
h. Genitalia
1) Tidak terdapat kelainan genetalia, terdapat pengeluaran air ketuban, adanya kelainan
letak anak.
2) Pengkajian genitalia eksterna: warna kemerahan dan peningkatan vaskularisasi yang
menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick ).
3) Pengkajian vagina dan serviks: tidak adanya rabas vagina, servisitis mukopurulen dan
lesi.
14
2. Cedera, resiko tinggi terhadap maternal (ibu) berhubungan dengan penurunan
tonus otot/pola kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan
maternal.
3. Cedera resiko tinggi terhadap janin berhubungan dengan persalinan lama,
malpresentasi janin, hipoksia/ asidosis jaringan, abnormalitas pelvis ibu.
4. Keletihan berhubungan dengan faktor fisiologis : kehamilan
5. Ansietas berhubungan dengan persalinan dan kurang informasi.
1 DS :
- Pasien mengeluh kenceng-kenceng di Nyeri b/d intensitas kontraksi uterus,
abdomennya kontraksi tidak efektif.
- Pasien mengeluh perut mules bagian
bawah dan menjalar ke pinggang
DO :
- Klien mengalami kontraksi intermiten
sampai regular setiap 7 menit sekali
selama 30 detik dengan skala nyeri 9.
- TTV
TD: 140/100
Nadi : 80x/ menit
RR : 26x/ menit
Suhu : 36,5 C
2 DS : Resiko tinggi cedera maternal (ibu)
b/d pola kontraksi otot, keletihan
- Pasien mengeluh merasakan kenceng-
maternal.
kenceng
- Pasien mengeluh keletihan
- Pasien mengeluh pusing
DO :
15
kala 1
- Kontraksi setiap 7 menit selama 32 detik
- Serviks kaku disertai pengeluaran lendir
campur darah
- Hb rendah 9,5 gr
- Konjungtiva pucat, kuku agak pucat
- TD tinggi 140/100 mmHg
3 DS : Cedera resiko tinggi terhadap janin
b/d penekanan kepala pada panggul,
DO : partus lama.
- DJJ + : 150 x/ menit
- Konjungtiva pucat, kuku agak pucat
- TD tinggi 140/100 mmHg
- Fase laten memanjang sampai 14 jam pada
kala 1
- Kontraksi setiap 7 menit selama 32 detik
- Serviks kaku disertai pengeluaran lendir
campur darah
4 DS :
Keletihan berhubungan dengan
- Pasien mengatakan dirinya lemas.
faktor fisiologis ; kehamilan
- Fase laten memanjang 14 jam
DO :
5 DS :
- Pasien mengeluh pusing dan badan lemas Ansietas b/d persalinan dan kurang
- Pasien mengatakan cemas dan takut akan informasi.
terjadi hal buruk.
DO :
- Wajah pasien tampak pucat
16
- Pasien tampak kebingungan
17
dan jelaskan nyeri yang
prosedur. dirasakan pasien.
- Tinjau kembali
penggunaan
metode relaksasi.
- Teknik relaksasi
dapat
- Kuatkan dukungan mengalihkan
social/ dukungan perhatian
keluarga. dan mengurangi
rasa nyeri
- Untuk
memastikan
keefektifitasan
metode relaksasi
yang telah
dilakukan.
- Dengan kehadiran
keluarga akan
- Berikan sedative membuat klien
sesuai dosis yang nyaman, dan
telah ditetntukan dapat mengurangi
dokter tingkat
kecemasan dalam
melewati
persalinan, klien
merasa
diperhatikan dan
perhatian
terhadap nyeri
akan terhindari
- Pemberian
narkotik atau
18
sedative dapat
mengurangi nyeri
hebat
2. Resiko Setelah dilakukan tindakan - Tinjau ulang - Membantu
tinggi cedera keperawatan selama 3 jam riwayat dalam
maternal diharapkan resiko cereda pada persalinan,awitan mengidentifikasi
(ibu) pasien berkurang. dan durasi kemungkinan
berhubungan penyebab,
dengan pola kebutuhan
kontraksi pemeriksaan
otot, - Catat waktu/jenis diagnostik dan
keletihan obat, hindari intervensi yang
maternal. pemberian tepat
narkotik dan - Sedatif yang
anastesi blok diberikan terlalu
epidural sampai dini dapat
serviks dilatasi 4 menghambat
cm atau
- Evaluasi tingkat menghentikan
keletihan yang persalinan.
menyertai,serta
aktifitas dan
istirahat, sebelum - Kelelahan ibu
awitan persalinan yang berlebihan
- Evaluasi tingkat menimbulkan
keletihan yang disfungsi
menyertai,serta sekunder, atau
aktifitas dan mungkin akibat
istirahat, sebelum dari persalinan
awitan persalinan lama
- Kaji pola - Kelelahan ibu
kontraksi uterus yang berlebihan
secara manual menimbulkan
19
atau secara disfungsi
elektronik sekunder, atau
mungkin akibat
dari persalinan
- Catat kondisi lama
serviks, pantau - Disfungsi
tanda amnionitis, kontraksi dapat
catat peningkatan memperlama
suhu atau jumlah persalinan,meni
sel darah putih, ngkakan resiko
catat bau dan komplikasi
rabas vagina maternal/ janin
- Serviks kaku
atau tidak siap
tidak akan
dilatasi,
menghambat
penurunan
janin/kemajuan
- Catat penonjolan, persalinan.
posisi janin dan terjadi
presentase janin amniositis
secara langsung
- Anjurkan klien dihubungkan
berkemih dengan lamanya
setiap1-2 jam, persalinan
kaji terhadap sehingga
penuhan kandung melahirkan
kemih diatas harus terjadi
simfisis pubis dalam 24 jam
- Tempatkan klien setelah pecah
pada posisi ketuban
rekumben lateral - Catat
dan anjurkan penonjolan,posi
20
tirah baring atau si janin dan
ambulasi sesuai presentase janin
toleransi - Kandung kemih
- Bantu dengan dapat
persiapan seksio menghambat
sesaria sesuai aktifitas uterus
indikasi untuk dan
malposisi, mempengaruhi
penurunan janin
- Siapkan untuk
melahirkan - Ambulasi dapat
dengan forsep membantu
(bila perlu) kekuatan
gravitasi dalam
merangsang
pola persalinan
normal dan
dilatasi serviks
- Melahirkan
seksio sesari
segera
diindifikasikan
untuk cincin
bandl untuk
distres janin
karena CPD
- Melahirkan
secara forsep
dilakukan pada
ibu yang lelah
berlebihan dan
tidak mampu
untuk mengedan
21
lagi
3. Cedera Setelah dilakukan intervensi - Kaji denyut - Bradikardi dan
resiko tinggi selama 1x24 jam cedera pada jantung janin takikardi pada
terhadap janin dapat dihindari dengan secara manual dan janin dapat
janin kriteria hasil: elektronik,dan disebabkan oleh
berhubungan - DJJ dalam batas normal. kaji irama jantung stres, hipoksia,
dengan - Kemajuan persalinan baik. janin. asidosis, atau
penekanan - Perhatikan sepsis
kepala pada tekanan uterus - Tekanan dan
panggul, selama istirahat kontraksi yang
partus lama. dan fase kontraksi besar dapat
melalui kateter menggangu
tekanan oksigenasi
intrauterus bila dalam ruang
tersedia intravilos
- Kontraksi yang
- Perhatikan terjadi setiap 2
frekuensi kontaksi menit atau
uterus. Beri tahu kurang tidak
dokter bila memungkinkan
frekuensi dua oksigenasi
menit atau kurang adekuat dari
ruang
- Kaji malposisi intravilous
dengan - Menentukan
menggunakan pembaringan
manuver Leopold janin,posisi,dan
dan temuan persentase dapat
pemeriksaan mengidentifikas
internal.tinjau i faktor-faktor
ulang hasil USG yang
memperberat
disfungsional
22
- Pantau penurunan persalinan
janin pada jalan - Penurunan jalan
lahir dalam lahir merupakan
hubungannya tanda CPD atau
dengan kolumna malposisi
vertebralis iskial - Kelebihan
cairan amnion
yang berlebihan
menyebabkan
distensi uterus
- Perhatikan warna dihubungkan
dan jumlah cairan dengan anomali
amnion bila pecah janin
ketuban - Infeksi asenden
dan sepsis
disertai dengan
takikardia dapat
terjadi pada
- Perhatikan bau pecah ketuban
dan perubahan lama
warna cairan - Mencegah
amnion pada /mengatasi
pecah ketuban infeksi asenden
lama. Dapatkan dan juga akan
kultur bila temuan melindungi
abnormal janin
- Berikan antibiotik - Melahirkan
pada klien sesuai janin dalam
indikasi posisi posterior
mengakibatkan
insiden lebih
- Siapkan untuk tinggi dari
melahirkan pada laserasi
posisi
23
posterior,bila maternal
janin gagal - Untuk
memutar dari menghindari
oksiput posterior cedera pada
ke anterior kolumna
vertebralis bila
- Siapkan untuk melahirkan
kelahiran secara pervagina dari
sesaria bila bokong
presentasi bokong
terjadi
4. Keletihan Setelah dilakukan tindakan - Monitoring - Pemantauan
berhubungan keperawatan selama 2 x 24 jam sumber energy sumber energy
dengan maka kebutuhan aman nyaman yang adekuat. guna
faktor pada pasien dapat terpenuhi pengukuran
fisiologis ; dengan criteria hasil nutrisi yang
kehamilan. - Pasien tampak lebih akan diberikan
segar. - Konsultasi dengan - Memperhitungk
- Pasien terlihat lebih ahli gizi untuk an jumlah kalori
berenergi. meningkatkan yang akan
asupan makanan diberikan pada
yang berenergi pasien.
tinggi.
- Monitoring pola - Pemantauan
tidur dan lamanya apakah
istirahat pasien. keletihan ini
juga akibat dari
kurangnya
- Bantu aktivitas istirahat.
sehari – hari - Dapat
sesuai dengan mengurangi
kebutuhan. tingkat
kelelahan.
24
5. Ansietas Setelah dilakukan tindakan - Jelaskan semua - Pemahaman
berhubun keperawatan selama 2 x 24 jam prosedur dan apa yang baik
gan maka kebutuhan aman nyaman yang akan mengenai
dengan pada pasien dapat terpenuhi dirasakan selama prosedur atau
persalina dengan criteria hasil prosedur. tindakan dapat
n dan - Pasien mengatakan mengurangi
kurang cemas dan takut akan ansietas
informasi terjadi hal buruk. - Anjurkan - Pengungkapan
. - Pasien tampak pengungkapan perasaan dapat
kebingungan. perasaan menugrangi
ansietas
- Berikan - Dapat
kesempatan meningkatkan
kepada pasien rasa kontrol
untuk memberi pasien
masukan pada meskipun
proses kebanyakan
pengambilan dari apa yang
keputusan terjadi diluar
kontrolnya
- Instruksikan - Membantu
pasien menurunkan
menggunkan ansietas dan
teknik relaksasi memungkinkan
napas dalam. pasien untuk
berpartisipasi
- Minta orang tua
secara aktif
atau suami untuk
menemani pasien
untuk mengurangi
rasa cemas.
25
3.8 Implementasi
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Ttd
1. Nyeri b/d intensitas 1. Menentukan sifat, lokasi, dan durasi
kontraksi uterus, nyeri
kontraksi tidak 2. Mengkaji intensitas nyeri ibu dengan
efektif. skala nyeri
3. Memberikan lingkungan yang nyaman,
tenang dan aktivitas untuk mengalihkan
nyeri
4. Membantu klien dalam menggunakan
metode relaksasi dan jelaskan prosedur.
5. Meninjau kembali penggunaan metode
relaksasi.
6. Menguatkan dukungan social/ dukungan
keluarga.
7. Memberikan sedative sesuai dosis yang
telah ditetntukan dokter.
26
presentase janin
7. Menganjurkan klien berkemih setiap1-2
jam, kaji terhadap penuhan kandung
kemih diatas simfisis pubis
8. Menempatkan klien pada posisi
rekumben lateral dan anjurkan tirah
baring atau ambulasi sesuai toleransi
9. Membantu dengan persiapan seksio
sesaria sesuai indikasi untuk malposisi.
10. Menyiapkan untuk melahirkan dengan
forsep (bila perlu)
3. . Cedera resiko tinggi 1. Mengkaji denyut jantung janin secara
terhadap janin b/d manual dan elektronik,dan kaji irama
penekanan kepala jantung janin.
pada panggul, partus 2. Memperhatikan tekanan uterus selama
lama istirahat dan fase kontraksi melalui
kateter tekanan intrauterus bila tersedia
3. Memperhatikan frekuensi kontaksi
uterus. Beri tahu dokter bila frekuensi
dua menit atau kurang
4. Mengkaji malposisi dengan
menggunakan manuver Leopold dan
temuan pemeriksaan internal.tinjau ulang
hasil USG
5. Memantau penurunan janin pada jalan
lahir dalam hubungannya dengan
kolumna vertebralis iskial
6. Memperhatikan warna dan jumlah cairan
amnion bila pecah ketuban
7. Memperhatikan bau dan perubahan
warna cairan amnion pada pecah ketuban
lama. Dapatkan kultur bila temuan
abnormal
27
8. Memberikan antibiotik pada klien sesuai
indikasi
9. Menyiapkan untuk melahirkan pada
posisi posterior,bila janin gagal memutar
dari oksiput posterior ke anterior
10.Menyiapkan untuk kelahiran secara
sesaria bila presentasi bokong terjadi
4. Keletihan b/d faktor 1. Memonitoring sumber energy yang
fisiologis, adekuat.
kehamilan. 2. Mengkonsultasikan kepada ahli gizi
untuk meningkatkan asupan makanan
yang berenergi tinggi.
3. Memperhatikan pola tidur dan lamanya
istirahat pasien.
4. Membantu atau meminta orang terdekat
pasien untuk membantu aktivitas sehari-
hari sesuai dengan kebutuhan.
5. Ansietas b/d 1. Menjelaskan semua prosedur dan apa
persalinan dan yang akan dirasakan selama prosedur.
kurang informasi. 2. Menganjurkan pengungkapan perasaan
3. Memberikan kesempatan kepada pasien
untuk memberi masukan pada proses
pengambilan keputusan
4. Menginstruksikan pasien menggunkan
teknik relaksasi napas dalam.
5. Meminta orang tua atau suami untuk
menemani pasien untuk mengurangi rasa
cemas.
28
3.9 Evaluasi
No Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi
1. Nyeri b/d intensitas S :klien mengatakan bahwa nyerinya
kontraksi uterus, berkurang setelah diberikan tindakan
kontraksi tidak untuk mengupayakan rasa nyaman
efektif. dengan relaksasi.
O : pasien masih pucat
A : masalah sebagian teratasi
P :mengajak pasien terus melakukan
teknik relaksasi yang telah diajarkan
bila nyeri terasa
29
keletihan.
5. Ansietas b/d S :Pasien mengatakan masih sedikit
persalinan dan khawatir.
kurang informasi. O :Pasien sudah mampu mengurangi
kekhawatirannya dengan teknik
relaksasi.
A :Intervensi terlaksana sebagian.
P :Lanjutkan intervensi pengurangan
ansietas.
30
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Persalinan tidak selalu berjalan lancar, terkadang ada kelambatan dan kesulitan
yang dinamakan distosia. Salah satu penyebab distosia itu adalah karena kelainan his
yaitu suatu keadaan dimana his tidak normal, baik kekuatannya maupun sifatnya
sehingga menghambat kelancaran persalinan.
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya
rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu
guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap
perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga
melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/
teratasi.
31
DAFTAR PUSTAKA
Chandranita, Ida Ayu, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetric untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta:EGC
Pusdiknaskes.2003.asuhan antenatal.WHO-JHPIEGO
32