DI SUSUN OLEH:
Kelompok 1
MALUKU HUSADA
KAIRATU
KATA PENGANTAR
Rasa Syukur alhamdulillah yang sedalam-dalamnya kami panjatkan kehadiran allah yang
maha kuasa dan karena hanya dengan rahmat dan petunjuk-nya lah KAMI dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini.
Menyadari akan keterbatasan kemampuan kami, maka dalam hal ini kami berharap kritik dan
saran membangun.
Besar harapan kami semoga penulisan makalah inidapat memenuhi syarat. Mudah-
mudahan hasil dari tugas makalah ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin
KELOMPOK 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1Latar belakang....................................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
A. Defenisi Distosia..............................................................................................................................6
B. Etiologi Distosia...............................................................................................................................9
C. MANIFESTASI KLINIS......................................................................................................................10
D. KOMPLIKASI...................................................................................................................................10
E. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN.........................................................................11
F. PATWAI..............................................................................................................................................12
ASUHAN KEPERAWATAN DISTOKSIA.........................................................................................................13
A. PENGKAJIAN..............................................................................................................................13
1. PENGKAJIAN UMUM.............................................................................................................13
2. PEMERIKSAAN FISIK............................................................................................................13
3. PEMEIRKSAAN POLA AKTIVITAS......................................................................................14
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG DISTOKSIA BAHU...........................................................................14
B. DIAGNOSA......................................................................................................................................14
C. INTERVENSI....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Distosia yang secara literatur berarti persalinan yang sulit, memiliki karakteristik kemajuan
persalinan yang abnormal atau lambat. Persalinan abnormal atau lambat umumterjadi bila ada
disproporsi antara ukuran bagian terbawah janin dengan jalan lahir. Pada presentasi kepala,
distosia adalah indikasi yang paling umum saat ini untuk seksio sesaria primer.CPD
(cephalopelvic disproportion) adalah akibat dari panggul sempit, ukuran kepala janin yang
besar,atau lebih sering kombinasi dari kedua di atas. Setiap penyempitan diameter panggul yang
mengurangi kapasitas pelvis dapat mengakibatkan distosia selama persalinan.Panggul sempit
bisa terjadi pada pintu atas panggul, midpelvis, atau pintu bawah panggul,atau umumnya
kombinasi dari ketiganya. Karena CPD bisa terjadi pada tingkat pelvicinlet,outlet dan
midlet,diagnosisnya bergantung pada pengukuran ketiga hal tersebut yangdikombinasikan
dengan evaluasi ukuran kepala janin.Panggul sempit disebut!sebut sebagaisalah satu kendala
dalam melahirkan secara normal karena menyebabkan obstructed labor yang insidensinya adalah
1-3% dari persalinan.Apabila persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung sendiri
tanpa pengambilan tindakan yang tepat, timbul bahaya pada ibu dan janin. &ahaya pada ibu
dapat berupa partus lama yang dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan
in'eksiintrapartum,ruptur uteri mengancam serta resiko terjadinya 'istula vesikoservikalis,
atau'istula vesikovaginalis,atau 'istula rektovaginalis karena tekanan yang lama antara kepala
janin dengan tulang panggul.Sedangkan bahaya pada janin dapat berupa meningkatkankematian
perinatal,dan perlukaan pada jaringan di atas tulang kepala janin bahkan bisamenimbulkan
'raktur pada os parietalis. Oleh sebab itu, penatalaksanaan keperawatan yang tepat akan sangat
membantumengurangi dan memperbaiki masalah!masalah yang berhubungan dengan resiko
tinggi persalinan pada distosia.Dimana dengan perencanaan yang tepat akan memberikan hasil
yanglebih baik.
PEMBAHASAN
A. Defenisi Distosia
Persalinan distosia adalah persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan
dari konsep eutosia 3P (power,passage,passenger).(manuaba,1998). menurut rustam mochtar,1998 adalah
kesulitan dalam jalannya persalinan.Secara har'iah diartikan sebagai persalinan sulit yang ditandai dengan
kemajuan persalinan yanglambat (Al-fathdry,2002).
klasifikasi distosia
1. distosia karena kelainan presentasimalpersentasi adalah semua persentasi janin selain vertex
sementara malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai
titik referens, masalah janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan
menyebabkan partus lama. Kelainan letak, persentasi atau posisi
a. Posisi oksipitalis posterior persisten
yaitu persalinan persentasi belakang kepala
b. Presentasi puncak kepala
Bila defleksinya ringan sehingga UUB merupakan bagian terendah
c. Presentasi muka
Dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal sehingga oksiput tertekan pada
punggung.
d. Presentasi DahiKedudukan kepala berada antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal
sehinggadahi merupakan bagian terendah
e. letak sungsan
janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bagian bawah
kavum uteri
f. letak lintang
Sumbu memanjang janin menyilang, sumbu memanjang ibu tegak lurus atau mendekati
90 derajat.
g. Presentasi ganda
Keadaan dimana disamping kepala janin di dalam rongga panggul dijumpai tangan,
lengan atau kaki, atau keadaan di samping bokong janin dijumpai tangan
Panggul naegele
Panggul robert
Split pelvis
Panggul asimilasi
Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi:
Akitis
Osteoplasma
Neoplasma
fAraktur
Atrofi
Penyakit sendi
B. Etiologi Distosia
Distosia dapat disebabkan oleh :
C. MANIFESTASI KLINIS
Dapat dilihat dan diraba,perut terasa membesar kesamping
Pergerakan janin pada bagian kiri lebih dominan
Nyeri hebat dan janin sulit untuk dikeluarkan
Terjadi distensi berlebihan pada uterus
Dada teraba seperti punggung, belakang kepala terletak berlawanan dengan letak
dada,teraba bagian C bagian kecil janin dan denyut jantung janin terdengar lebih jelas
padadada
D. KOMPLIKASI
Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan komplikasi antara lain:
a. Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat sementara kemajuan janin dalam jalan
lahir tertahan dan juga dapat mengakibatkan terjadinya Fistula karenanekrosis pada jalan lahir
b. Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin mengalami hipoksia dan perdarahan
E. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
a. Fase laten yang memanjang : Selama ketuban masih utuh dan passage serta passanger
normal, pasien dengan Fase laten memanjang sering mendapat manFaat dari hidrasi
danistirahat terapeutik. Apabila dianggap perlu untuk tidur, morfin (15mg) dapat
memberikan tidur 6-8 jam. Apabila pasien terbangun dari persalinan,diagnosa persalinan
palsu dapat ditinjau kembali,berupa perangsangan dengan oksitosin.
b. Protraksi: Dapat ditangani dengan penuh harapan, sejauh persalinan mau dan tidak ada
bukti disproporsi sevalopelvik, mal presentasi atau fetal distress. Pemberian oksitosin
sering bermanfaat pada pasien dengan suatu kontrakti hipotonik.
c. Kelainan penghentian: apabila terdapat disproporsi sevalopelvik dianjurkan untuk
dilakukan seksio sesarea. perangsangan oksitosin hanya dianjurkan sejauh pelviks
memadai untuk dilalui janin dan tidak ada tanda-tanda fetal distres
F. PATWAI
ASUHAN KEPERAWATAN DISTOKSIA
A. PENGKAJIAN
1. PENGKAJIAN UMUM
a. IDENTITAS
Nama, umur, alamat, agama, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan,kehamilan, dan lama perkawinan serta data demografi.
b. KELUHAN UTAMA
Proses persalinan yang lama dan panjang menyebabkan adanya keluhannyeri, letih, dan
cemas
c. RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti kelainan letak janin
(lintang, sungsang) apa yang menjadi presentasi, dll.
Riwayat penyakit dahulu
Kaji adanya riwayat distoksia sebelumnya dan juga biasanya ad penyulitan
persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, ada riwayat
DM, dll.
Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah dalam keluarga ada menderita penyakit kelainan darah,DM, eklamsi
dan pre eklamsi.
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. KEPALA
Konjungtiva anemis dan muka pucat
b. MATA
Konjungtiva anemis.
c. THORAK
Inpeksi pernafasan: frekuensi, kedalaman, jenis pernafasan, biasanya ad bagian paru yng
tertinggal saat bernafas.
d. ABDOMEN
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama) biasanya his kurang semenjak awal persalinan atau
menurun saat persalinan, posisi, letak presentasi, raba fundus keras atau lembek.
e. VULVA DAN VAGINA
Lakukan VT: ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/servik, biasanya
terabapromantorium, ada/tidak kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta
untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa.
f. PANGGUL
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ad kelainan bentuk panggul dan kelainan
tulang belakang.
3. PEMEIRKSAAN POLA AKTIVITAS
a. Aktivitas/ istirahat
Klien dengan persalinan distoksia biasanya mengeluhkan keletihan dan kurang energi.
b. SIRKULASI
Klien dengan persalinan distoksia biasanya menunjukan tekanan darah yang meningkat
diikuti dengan frekuensi nadi yang meningkat.
c. INTEGRITAS EGO
Klien biasanya mengeluhkan cemas dan ketakutan akan persalinan yaang abnormal
karena posisi persalinan yang panjang.
d. ELIMINASI
Klien biasanya menunjukan adanya distensi kandung kemih.
e. MAKANAN/CAIRAN
Klien dengan persalinan distoksia biasanya mengeluhkan tidak nafsu makan karna nyeri
yang di rasakan.
f. NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Klien biasanya mengeluhkan nyeri akibat proses persalinan yang panjang dengan adanya
penekanan pada jalan lahir yang keras dari ibu saat mengejan
g. PERNAFASAN
Klien biasanya menunjukan adanya peningkatan frekuensi pernafasan dengan proses
persalinan yang cukup panjang.
B. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan distoksia sebagai berikut:
1. Nyeri akut berhubungan denga tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif.
2. Resiko tinggi cedera maternal berhubungan dengan penurunan tonus otot/poa kontraksi otot,
obstruksi mekanis pada penurunan janin keletihan maternal.
3. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan hipermetabolisme, muntah, pembatasan
masukan cairan.
4. Resiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan persalinan yang lama dan bayi sulit
keluar dan melpresentasi janin.
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan repture membran, tindakan invasive
C. INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KRETERIA HASIL
1 Nyeri akut Setelah di lakukan 1. kaji keluhan 1. perubahn lokasi
berhubungan tindakan keperawatn nyeri, perhatikan karakter atau
denga tekanan selama 3x24jam di lokasi atau intensitas nyeri dapat
kepala pada harapkan nyeri klien kaakter dan mengindikasikan
servik, partus berkurang dengan intensitas (skala terjadinya komplikasi
lama, kontraksi kreteria hasil: 0-10) atau perbaikan
tidak efektif. 1. Skala nyeri 2. berikan 2. meningkatkan
bekurang tindakan relaksasi
2. Wajah klien kenyamanan 3. menurunkan reaksi
tidak meringis dasar, contohnya trhadap stimulsi dari
kesakitan tehnik relaksasi, luar atau sensivitas
3. Mampu perubahan posisi pada suara bising dan
mengontol nyeri dengan sering. meningkatkan
4. Mengatakan 3. berikan istirahat/elaksasi.
rasa nyaman lingkungan yang 4. penyataan
setelah nyeri tenang sesui memungkinkan
berkuang indikasi pengungkapan emosi
4.dorong ekspresi dan dapat
perasaan tentang meningkatkan
nyeri metabolisme koping
5. memberikan 5. meningkatkan
kompres hangan vasokontraksi,
pada lokasi nyeri penumpukan resepsi
6. kolaborasi sensori yang
dalam pemberian selanjutnya akan
analgetik menurunkan nyeri di
lokasi yang paling di
rasakan.
6. mungkin di
perlukan untuk
menghilangkan nyeri
yang berat serta
meningkatkan
kenyamanan dan
istirahat.
2 Resiko tinggi Setelah di lakukan 1. tinjau ulang 1. membantu dalam
cedera maternal tindakan keperawatn riwayat mengidentifiasi
berhubungan selama 3x24jam di persalinan, awitan kemungkinan
dengan penurunan harapkan klien tidak dan durasi penyebab, kebutuhan
tonus otot/poa mengalami resiko tinggi 2. catat pemeriksaan
kontraksi otot, cedea maternal dengan waktu/jenis obat diagnostik, dan
obstruksi mekanis kreteria hasil: 3. Evaluasi interfensi yang tepat
pada penurunan 1. Mencapai tingkat keletihan 2. pola kontraksi
janin keletihan dilatasi serviks yang menyertai, hipertonik dapat
maternal. sedikitnya serta aktivitas dan terjadi pada respons
1,2cm/jam istirahat, sebelum terhadap oksirosin,
untuk primipara, awitan persalinan sedatif yang di
1,5cm/jam 4.kaji pola berikan terlalu dini
untuk multipara kontraksi uterus 3.kelelahan ibu yang
pada fase aktif secara manual berlebihan
2. Penurunan janin atau elektronik menimbulkan
sekitar 1cm/jam 5.catat kondisi disfungsi skunder
untuk primipara, serviks. Pantau atau mungkin akibat
2cm/jam untuk danda amnion. dari persalinan
multipara Catat peningkatan lama/persalinan palsu
suhu atau jumlah 4. disfungsi kontraksi
sel darah putih, memperlama
catat bau dan persalinan
warna rabas meningkatkan resiko
vagina komplikasi
maternal/janin
5. serviks kaku/tidak
siap tidak akan
dilatasi, menghambat
penurunan
janin/kemajuan
persalinan terjadi
amnionnitas secara
langsungberhubungan
dengan lamanya
persalian
3 Resiko tinggi Setelah di lakukan 1. pantau tanda 1.menunjukan tanda
kekurangan cairan tindakan keperawatn kekurangan cairan kehilagan cairan
berhubungan selama 3x24jam di seperti kulit dan berlebihan atu
dengan harapkan resiko tinggi membran mukosa dehidrasi
hipermetabolisme, kekurangan cairan dapat kering 2. memberikan
muntah, teratasi dengan kreteria 2. observasi informasi tentang
pembatasan hasil: masukan dan keseimbangan cairan
masukan cairan. 1. Turgor kulit keluaran karakter pengganti cairan yang
kembali normal jumlah dan ilang.
2. Membran beeringat. Menurunkan
mukosa lembab 3. anjur klien kehilangan cairan
3. Intake output untuk banyak pada usus.
seimbang minum.
Kolaborasi
dengan tim
kesehatan lainnya
tekait pemberian
obat sesuai
indikasi
Cuningham, F Gary. Et all. 2010. Obstetri williams 23 rded. USA: the MeGraw-Hill Companies, Ine
Leveno, kenneth J. Et al. 2004. Obstri willims: panduan rengkas, Ed.21. alih bahasa oleh Brahm U. Pendit.
Jakarta: EGC