Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN DISTOSIA

DI SUSUN OLEH:

Kelompok 1

1. Ayu dinda lestary sugianto sia


2. Vingki c. Kasamilale
3. Rahmawati rettob
4. Abd rahim kastella
5. Ester lombogia
6. Jihan jasman
7. Mardiana pawae
8. Aisya mikin
9. Dewi fatiletan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MALUKU HUSADA

KAIRATU
KATA PENGANTAR

Rasa Syukur alhamdulillah yang sedalam-dalamnya kami panjatkan kehadiran allah yang
maha kuasa dan karena hanya dengan rahmat dan petunjuk-nya lah KAMI dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini.

Menyadari akan keterbatasan kemampuan kami, maka dalam hal ini kami berharap kritik dan
saran membangun.

Besar harapan kami semoga penulisan makalah inidapat memenuhi syarat. Mudah-
mudahan hasil dari tugas makalah ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin

KELOMPOK 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1Latar belakang....................................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
A. Defenisi Distosia..............................................................................................................................6
B. Etiologi Distosia...............................................................................................................................9
C. MANIFESTASI KLINIS......................................................................................................................10
D. KOMPLIKASI...................................................................................................................................10
E. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN.........................................................................11
F. PATWAI..............................................................................................................................................12
ASUHAN KEPERAWATAN DISTOKSIA.........................................................................................................13
A. PENGKAJIAN..............................................................................................................................13
1. PENGKAJIAN UMUM.............................................................................................................13
2. PEMERIKSAAN FISIK............................................................................................................13
3. PEMEIRKSAAN POLA AKTIVITAS......................................................................................14
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG DISTOKSIA BAHU...........................................................................14
B. DIAGNOSA......................................................................................................................................14
C. INTERVENSI....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Distosia yang secara literatur berarti persalinan yang sulit, memiliki karakteristik kemajuan
persalinan yang abnormal atau lambat. Persalinan abnormal atau lambat umumterjadi bila ada
disproporsi antara ukuran bagian terbawah janin dengan jalan lahir. Pada presentasi kepala,
distosia adalah indikasi yang paling umum saat ini untuk seksio sesaria primer.CPD
(cephalopelvic disproportion) adalah akibat dari panggul sempit, ukuran kepala janin yang
besar,atau lebih sering kombinasi dari kedua di atas. Setiap penyempitan diameter panggul yang
mengurangi kapasitas pelvis dapat mengakibatkan distosia selama persalinan.Panggul sempit
bisa terjadi pada pintu atas panggul, midpelvis, atau pintu bawah panggul,atau umumnya
kombinasi dari ketiganya. Karena CPD bisa terjadi pada tingkat pelvicinlet,outlet dan
midlet,diagnosisnya bergantung pada pengukuran ketiga hal tersebut yangdikombinasikan
dengan evaluasi ukuran kepala janin.Panggul sempit disebut!sebut sebagaisalah satu kendala
dalam melahirkan secara normal karena menyebabkan obstructed labor yang insidensinya adalah
1-3% dari persalinan.Apabila persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung sendiri
tanpa pengambilan tindakan yang tepat, timbul bahaya pada ibu dan janin. &ahaya pada ibu
dapat berupa partus lama yang dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan
in'eksiintrapartum,ruptur uteri mengancam serta resiko terjadinya 'istula vesikoservikalis,
atau'istula vesikovaginalis,atau 'istula rektovaginalis karena tekanan yang lama antara kepala
janin dengan tulang panggul.Sedangkan bahaya pada janin dapat berupa meningkatkankematian
perinatal,dan perlukaan pada jaringan di atas tulang kepala janin bahkan bisamenimbulkan
'raktur pada os parietalis. Oleh sebab itu, penatalaksanaan keperawatan yang tepat akan sangat
membantumengurangi dan memperbaiki masalah!masalah yang berhubungan dengan resiko
tinggi persalinan pada distosia.Dimana dengan perencanaan yang tepat akan memberikan hasil
yanglebih baik.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah definisi dari distosia?
2. Apa saja klasi'ikasi distosia?
3. Bagaimana etiologi distosia?
4. Bagaimana manifestasi klinis distosia?
5. Apa saja komplikasi distosia?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperawatan distosia?
7. Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan dari distosia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui de'inisi dari distosia


2. Untuk mengetahui klasi'ikasi dari distosia
3. Untuk memahami etiologi dari distosia
4. Utuk memahami mani'estasi klinis dari distosia
5. Untuk mengetahui komplikasi dari distosia
6. mengidentifikasi penatalaksanaan medis dan keperawatan distosia
7. mengidentifikasi pengkajian asuhan keperawatan distosia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Distosia
Persalinan distosia adalah persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan
dari konsep eutosia 3P (power,passage,passenger).(manuaba,1998). menurut rustam mochtar,1998 adalah
kesulitan dalam jalannya persalinan.Secara har'iah diartikan sebagai persalinan sulit yang ditandai dengan
kemajuan persalinan yanglambat (Al-fathdry,2002).

klasifikasi distosia

1. distosia karena kelainan presentasimalpersentasi adalah semua persentasi janin selain vertex
sementara malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai
titik referens, masalah janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan
menyebabkan partus lama. Kelainan letak, persentasi atau posisi
a. Posisi oksipitalis posterior persisten
yaitu persalinan persentasi belakang kepala
b. Presentasi puncak kepala
Bila defleksinya ringan sehingga UUB merupakan bagian terendah
c. Presentasi muka
Dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal sehingga oksiput tertekan pada
punggung.
d. Presentasi DahiKedudukan kepala berada antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal
sehinggadahi merupakan bagian terendah
e. letak sungsan
janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bagian bawah
kavum uteri
f. letak lintang
Sumbu memanjang janin menyilang, sumbu memanjang ibu tegak lurus atau mendekati
90 derajat.
g. Presentasi ganda
Keadaan dimana disamping kepala janin di dalam rongga panggul dijumpai tangan,
lengan atau kaki, atau keadaan di samping bokong janin dijumpai tangan

2. Distosia Kelainan Tenaga dan /his


a. inersia uteri atau Hypotonic uterine countraction.
Kontraksi uterus lebih lemah, singkat dan jarang daripada normal. Keadaan umum
biasanya baik, dan rasa nyeri tidak seberapa.
b. his terlampau kuat atau Hypertonic uterine contraction (tetania uteri)
his yang terlalu kuat dan sering menyebabkan persalinan berlangsung singkat tanpa
relaksasi rahim. hal ini dapat membahayakan bagi ibu karena terjadinya perlukaan luas
pada jalan lahir (dapat menyebabkan ruptura uteri) sedangkan bayi bisa mengalami
perdarahan dalam tengkorak karena mendapat tekanan kuatdalam waktu singkat.
c. ksi uterus inkoordinasi atau uncoordinate hypertonic uterine contraction
Sifat his yang tidak berubah dimana tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antarakontraksi
dan bagian-bagiannya. jadi kontraksi tidak e'isien dalam mengadakan pembukaan,
apalagi dalam pengeluaran janin.

3. Distosia karena alat kandungan dan jalan lahir


meliputi alat kelamin luardan dalam,adapun yang bisa mempengaruhi kemajuan persalinan dapat
dijabarkan sebagi berikut :
a. Pada vulva
 edema ditemukan pada persalinan lama yang disebabkan pasien
dibiarkanmengedan terus,jarang mempengaruhi kelangsungan persalinan.
 Stenosis pada vulva yang diakibatkan oleh radang dapat sembuh
danmeninggalkan jaringan perut sehingga mengalami kesulitan pada kala
pengeluaran sehingga diperlukan episiotomy yang cukup luas.
 tumor dalam bentuk neoplasma.
b. Pada vagina
 Septum vagina yang tidak lengkap menyebabkan kadang!kadang
menahanturunnya kepala janin sehingga harus dipotong dahulu.
 Stenosis vagina yang tetap kaku menyebabkan halangan untuk lahirnya janin
perlu dipertimbangkan seksio sesaria
 tumor vagina menyebabkan rintangan persalinan pervaginam,beresikokelancaran
persalinan pervaginam.
c. Pada uterus
 posisi anterversio uteri (posisi uterus ke depan) pada kala 1 pembukaan
kuranglancar sehingga tenaga his salah arah,ajurkan ibu untuk tidur pada posisi
terlentang.
 Kelainan uterus seperti uterus sub septus dan uterus arkuatus yang
menyebabkanterjadinya letak lintang dan tidak bisa dikoreksi.biasanya jalannya
partus kuranglancar dan his kurang lancar yang menyebabkan 'ungsi uterus
kurang baik.
d. Kelainan pada ovarium
 Kista ovarium,jika tempatnya di daerah 'undus maka persalinan dapat
berlangsung normal
 jika kedudukan kista di pelvis minor,maka dapat menganggu persalinan dan
persalinan diakhiri dengan seksio saesaria.
4. Distosia karena kelainan janin
Klasi'ikasi:
 Distosia kepala: hydrosefalus (kepala besar,hygromonas koli /tumor leher)
 Distosia bahu : bahu janin lebar seperti anak kingkong
 Distosia perut: hydro post fetalis,asites,akardiakus
 Distosia bokong : meningokel,spina bifida dan tumor pada bokong janin
 Kembar siam (double monster)
 monster lainnya.
a. Pertumbuhan janin yang berlebihan (janin besar )
Dikenal dengan makrosomia,atau giant baby adalah bayi dengan berat badandiatas 4
kilogram.
b. Hydrosefalus
adalah keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam pentrikel otak,
sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura!sutura dan ubun-ubun.cairan
yang tertimbun dalam pentrikel biasanya antara 500-1500 ml, akan tetapi kadang-kadang
dapat mencapai 5 liter. Hydrosefalus seringkali disertai kelainan bawaan lain seperti
misalnya spinabifida.
c. Anencefalus
Suatu kelainan congenital dimana tulang tengkorak hanya terbentuk dari bagian basal
dari os frontalis, os parietalis, dan os oksipitali,os orbita sempit hingga nampak
penonjolan bola mata.
d. Kembar siam
Terjadi pada janin kembar ,melekat dengan penyatuan janin secara lateral. pada banyak
kasus biasanya terjadi persalinan premature.apabila terjadi kemacetan dapat dilakukan
tindakan vaginal dengan merusak janin atau melakukan section saesaria.
e. Gawat janin
Terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen,sehingga mengalami hipoksia.

5. Distosia karena kelainan panggul


jenis kelainan panggul (caldwell moloy)
 Panggul ginekoid
 Panggul anthropoid
 Panggul android
 Panggul platipeloid

Perubahan panggul menurut munro kerr

 Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intruretin


 Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi
 Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang
 Perubahan bentuk karena penyakit kaki

Perubahan bentuk Karena kelainan pertumbuhan intrauretin

 Panggul naegele
 Panggul robert
 Split pelvis
 Panggul asimilasi
Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi:

 Akitis
 Osteoplasma
 Neoplasma
 fAraktur
 Atrofi
 Penyakit sendi

B. Etiologi Distosia
Distosia dapat disebabkan oleh :

1. Distosia karena kelainan presentasi


malpersentasi adalah semua persentasi janin selain vertex sementara malposisi adalah posisi
kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referens, masalah janin yang
dalam keadaan malpresentasi dan malposisikemungkinan menyebabkan partus lama
2. Distosia karena kelainan posisi janina
a. letak sunsang disebabkan oleh prematuritas karena bentuk rahim relative
kuranglonjong,air ketuban masih banyak dan kepala relative besar,hidramion anak
mudah bergerak, plasenta previa Karena mengahalangi turunnya kepala kedalam pintu
atas panggul,bentuk rahim yang abnormal, kelainan bentuk kepala seperti
amemsefalusdan hidrosefalus (obsteri patologi;134)
b. letak lintang disebabkan oleh fiksasi kepala tidak ada indikasi CPD, hidrosefalus,
ansefalus, plasenta previa, dan tumor pelvis ,janin mudah bergerak karena hidramion,
multiparitas, pertumbuhan janin terhambat, atau janin mati, gemeli, kelainanuterus,
lumbar skoliosis, monster, pelvic kidney, dan kandung kemih serta rectum penuh.
3. Distosia karena kelainan tenaga/His
Disebabkan oleh sering dijumpai pada primigravida tua dan inersia uteri sering dijumpai pada
multi gravid, factor herediter,emosi dan kekuatan ,salah pimpinan persalinan pada kala ll atau
salah pemberian obat seperti oksitosin dan obat penenang.
4. Distosia karena kelainan alat kandungan dan jalan lahir
Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu atau keabnormalan saluran reproduksi yang
dapat mengganggu dorongan atau pengeluaran janin
5. Distosia karena kelainan janin
1) Bayi besar
 Diabetes mellitus
DM mengakibatkan ibu melahirkan bayi besar dengan berat lahir mencapai 4000-
5000 gram atau lebih
 Keturunan
Seorang ibu gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi besar
 Multiparitas dengan riwayat makrosomia sebelumnya Bila bumil punya riwayat
melahirkan bayi makrosomia sebelumnya, maka ia berisiko 5-10 kali lebih tinggi
untuk kembali melahirkan makrosomiadibandingkan wanita yang belum pernah
melahirkan bayi makrosomia karenaumumnya berat seorang bayi yang akan
lahirv berikitnya bertambah sekitar 80-120 gr.
2) Hydrosefalus
terjadi penyumbatan aliran cairan serebrospinal pada salah satu tempat antara tempat
pembentukan CSS dalam sistem ventrikeldan tempat absorpsi dalam ruang subaraknoid.
3) Anensefalus
Disebabkan factor mekanik, factor infeksi, factor obat, factor umur ibu, factor hormonal.
4) Kembar siam
terjadi apabila Bigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna. karena
terjadinya pemisahan yang lambat,maka pemisah anak tidak sempurna dan terjadi kembar
siam (UNPAD 1998).
5) Gawat janina.
 Infusiensi uteruplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus plasenta
dalamwaktu singkat) berupa / aktivitas uterus,yang berlebihan,dapat
dihubungkan dengan pemberian oksitosin,hipotensi ibu, kompresi venakava,
posisiterlentang, perdarahan ibu, solusio plasenta, plasenta previa.
 lnfusiensi uteruplasenter kronik (kurang aliran darah uterus plasenta dalam waktu
lama) berupa penyakit hipertensi
 Diabetes melliltusPada ibu penderita DM maka kemungkinan pada bayi akan
mengalamihipoglikemia karena pada ibu yg diabetes mengalami toleransi
glukosaterganggu,dan dan seringkali disertai hipoksia.
 soimunisasi rh,postmaturnitas atau dismaturnitas, kompresi (penekanan)tali
pusat.

C. MANIFESTASI KLINIS
Dapat dilihat dan diraba,perut terasa membesar kesamping
 Pergerakan janin pada bagian kiri lebih dominan
 Nyeri hebat dan janin sulit untuk dikeluarkan
 Terjadi distensi berlebihan pada uterus
 Dada teraba seperti punggung, belakang kepala terletak berlawanan dengan letak
dada,teraba bagian C bagian kecil janin dan denyut jantung janin terdengar lebih jelas
padadada

D. KOMPLIKASI
Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan komplikasi antara lain:

a. Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat sementara kemajuan janin dalam jalan
lahir tertahan dan juga dapat mengakibatkan terjadinya Fistula karenanekrosis pada jalan lahir
b. Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin mengalami hipoksia dan perdarahan
E. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
a. Fase laten yang memanjang : Selama ketuban masih utuh dan passage serta passanger
normal, pasien dengan Fase laten memanjang sering mendapat manFaat dari hidrasi
danistirahat terapeutik. Apabila dianggap perlu untuk tidur, morfin (15mg) dapat
memberikan tidur 6-8 jam. Apabila pasien terbangun dari persalinan,diagnosa persalinan
palsu dapat ditinjau kembali,berupa perangsangan dengan oksitosin.
b. Protraksi: Dapat ditangani dengan penuh harapan, sejauh persalinan mau dan tidak ada
bukti disproporsi sevalopelvik, mal presentasi atau fetal distress. Pemberian oksitosin
sering bermanfaat pada pasien dengan suatu kontrakti hipotonik.
c. Kelainan penghentian: apabila terdapat disproporsi sevalopelvik dianjurkan untuk
dilakukan seksio sesarea. perangsangan oksitosin hanya dianjurkan sejauh pelviks
memadai untuk dilalui janin dan tidak ada tanda-tanda fetal distres
F. PATWAI
ASUHAN KEPERAWATAN DISTOKSIA
A. PENGKAJIAN
1. PENGKAJIAN UMUM
a. IDENTITAS
Nama, umur, alamat, agama, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan,kehamilan, dan lama perkawinan serta data demografi.
b. KELUHAN UTAMA
Proses persalinan yang lama dan panjang menyebabkan adanya keluhannyeri, letih, dan
cemas
c. RIWAYAT KESEHATAN
 Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti kelainan letak janin
(lintang, sungsang) apa yang menjadi presentasi, dll.
 Riwayat penyakit dahulu
Kaji adanya riwayat distoksia sebelumnya dan juga biasanya ad penyulitan
persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, ada riwayat
DM, dll.
 Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah dalam keluarga ada menderita penyakit kelainan darah,DM, eklamsi
dan pre eklamsi.

2. PEMERIKSAAN FISIK
a. KEPALA
Konjungtiva anemis dan muka pucat
b. MATA
Konjungtiva anemis.
c. THORAK
Inpeksi pernafasan: frekuensi, kedalaman, jenis pernafasan, biasanya ad bagian paru yng
tertinggal saat bernafas.
d. ABDOMEN
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama) biasanya his kurang semenjak awal persalinan atau
menurun saat persalinan, posisi, letak presentasi, raba fundus keras atau lembek.
e. VULVA DAN VAGINA
Lakukan VT: ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/servik, biasanya
terabapromantorium, ada/tidak kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta
untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa.
f. PANGGUL
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ad kelainan bentuk panggul dan kelainan
tulang belakang.
3. PEMEIRKSAAN POLA AKTIVITAS
a. Aktivitas/ istirahat
Klien dengan persalinan distoksia biasanya mengeluhkan keletihan dan kurang energi.
b. SIRKULASI
Klien dengan persalinan distoksia biasanya menunjukan tekanan darah yang meningkat
diikuti dengan frekuensi nadi yang meningkat.
c. INTEGRITAS EGO
Klien biasanya mengeluhkan cemas dan ketakutan akan persalinan yaang abnormal
karena posisi persalinan yang panjang.
d. ELIMINASI
Klien biasanya menunjukan adanya distensi kandung kemih.
e. MAKANAN/CAIRAN
Klien dengan persalinan distoksia biasanya mengeluhkan tidak nafsu makan karna nyeri
yang di rasakan.
f. NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Klien biasanya mengeluhkan nyeri akibat proses persalinan yang panjang dengan adanya
penekanan pada jalan lahir yang keras dari ibu saat mengejan
g. PERNAFASAN
Klien biasanya menunjukan adanya peningkatan frekuensi pernafasan dengan proses
persalinan yang cukup panjang.

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG DISTOKSIA BAHU


Pemeriksaan penunjang pada persalinan dengan distoksia bahu antara lain:
a. Ultrasonografi (USG): dapat menentukan presentasi jalan, ukuran, jumlah kehamilan,
lokasi plasenta, jumlah cairan amnion, malformasi jaringan lunak atau tulang janin.
b. Pelvimetri radiologik (pengukuran panggul ibu melalui foto)
Dengan memperhatikan indikasi, syarat, dan kontraindikasi beberapa tindakan akan di
lakukan untuk persalinan sepeti akseleksi persalinan, ekstasi, atau operasi sesar.
c. MRI

B. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan distoksia sebagai berikut:
1. Nyeri akut berhubungan denga tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif.
2. Resiko tinggi cedera maternal berhubungan dengan penurunan tonus otot/poa kontraksi otot,
obstruksi mekanis pada penurunan janin keletihan maternal.
3. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan hipermetabolisme, muntah, pembatasan
masukan cairan.
4. Resiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan persalinan yang lama dan bayi sulit
keluar dan melpresentasi janin.
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan repture membran, tindakan invasive
C. INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KRETERIA HASIL
1 Nyeri akut Setelah di lakukan 1. kaji keluhan 1. perubahn lokasi
berhubungan tindakan keperawatn nyeri, perhatikan karakter atau
denga tekanan selama 3x24jam di lokasi atau intensitas nyeri dapat
kepala pada harapkan nyeri klien kaakter dan mengindikasikan
servik, partus berkurang dengan intensitas (skala terjadinya komplikasi
lama, kontraksi kreteria hasil: 0-10) atau perbaikan
tidak efektif. 1. Skala nyeri 2. berikan 2. meningkatkan
bekurang tindakan relaksasi
2. Wajah klien kenyamanan 3. menurunkan reaksi
tidak meringis dasar, contohnya trhadap stimulsi dari
kesakitan tehnik relaksasi, luar atau sensivitas
3. Mampu perubahan posisi pada suara bising dan
mengontol nyeri dengan sering. meningkatkan
4. Mengatakan 3. berikan istirahat/elaksasi.
rasa nyaman lingkungan yang 4. penyataan
setelah nyeri tenang sesui memungkinkan
berkuang indikasi pengungkapan emosi
4.dorong ekspresi dan dapat
perasaan tentang meningkatkan
nyeri metabolisme koping
5. memberikan 5. meningkatkan
kompres hangan vasokontraksi,
pada lokasi nyeri penumpukan resepsi
6. kolaborasi sensori yang
dalam pemberian selanjutnya akan
analgetik menurunkan nyeri di
lokasi yang paling di
rasakan.
6. mungkin di
perlukan untuk
menghilangkan nyeri
yang berat serta
meningkatkan
kenyamanan dan
istirahat.
2 Resiko tinggi Setelah di lakukan 1. tinjau ulang 1. membantu dalam
cedera maternal tindakan keperawatn riwayat mengidentifiasi
berhubungan selama 3x24jam di persalinan, awitan kemungkinan
dengan penurunan harapkan klien tidak dan durasi penyebab, kebutuhan
tonus otot/poa mengalami resiko tinggi 2. catat pemeriksaan
kontraksi otot, cedea maternal dengan waktu/jenis obat diagnostik, dan
obstruksi mekanis kreteria hasil: 3. Evaluasi interfensi yang tepat
pada penurunan 1. Mencapai tingkat keletihan 2. pola kontraksi
janin keletihan dilatasi serviks yang menyertai, hipertonik dapat
maternal. sedikitnya serta aktivitas dan terjadi pada respons
1,2cm/jam istirahat, sebelum terhadap oksirosin,
untuk primipara, awitan persalinan sedatif yang di
1,5cm/jam 4.kaji pola berikan terlalu dini
untuk multipara kontraksi uterus 3.kelelahan ibu yang
pada fase aktif secara manual berlebihan
2. Penurunan janin atau elektronik menimbulkan
sekitar 1cm/jam 5.catat kondisi disfungsi skunder
untuk primipara, serviks. Pantau atau mungkin akibat
2cm/jam untuk danda amnion. dari persalinan
multipara Catat peningkatan lama/persalinan palsu
suhu atau jumlah 4. disfungsi kontraksi
sel darah putih, memperlama
catat bau dan persalinan
warna rabas meningkatkan resiko
vagina komplikasi
maternal/janin
5. serviks kaku/tidak
siap tidak akan
dilatasi, menghambat
penurunan
janin/kemajuan
persalinan terjadi
amnionnitas secara
langsungberhubungan
dengan lamanya
persalian
3 Resiko tinggi Setelah di lakukan 1. pantau tanda 1.menunjukan tanda
kekurangan cairan tindakan keperawatn kekurangan cairan kehilagan cairan
berhubungan selama 3x24jam di seperti kulit dan berlebihan atu
dengan harapkan resiko tinggi membran mukosa dehidrasi
hipermetabolisme, kekurangan cairan dapat kering 2. memberikan
muntah, teratasi dengan kreteria 2. observasi informasi tentang
pembatasan hasil: masukan dan keseimbangan cairan
masukan cairan. 1. Turgor kulit keluaran karakter pengganti cairan yang
kembali normal jumlah dan ilang.
2. Membran beeringat. Menurunkan
mukosa lembab 3. anjur klien kehilangan cairan
3. Intake output untuk banyak pada usus.
seimbang minum.
Kolaborasi
dengan tim
kesehatan lainnya
tekait pemberian
obat sesuai
indikasi

4 Resiko tinggi Setelah di lakukan 1. kaji DJJ secara 1. mendeteksi respon


cedera terhadap tindakan keperawatn manual atau abnormal, sepeti
janin berhubungan selama 3x24jam di elektronik, variabilitas yang
dengan persalinan harapkan resiko tinggi perhatikan berlebihan, bradikadi
yang lama dan cedera janin dengan variabilitas, dan takikardi, yang
bayi sulit keluar kreteria hasil: perubahan mungkin di sebabkan
dan melpresentasi Menunjukan proses periodik dan oleh stres, hipoksia,
janin. melahirkan dalam batas frekuensi dasar asidosis, atau sepsis
nomal dengan 2. perhatikan 2. tekanan kontraksi
variabilitas baik tidak tekanan uterus lebih dari 50mmHg
ada deseletasi lambat selama istirahat menuun atau
dan fase kontraksi menggnggu
melalui kateter oksigenasi dalam
tekanan ruang intravilos
intrauterus bila 3. kontraksi yang
tesedia. terjadi setiap 2 menit
3. kolaborasi: atau kurang tidak
perhatikan memungkinkan
kontraksi uterus. oksigen adekuat
Beritahu dokter dalam ruangan
bila frekuensi 2 intravilos
menit atau kuang. 4. presetasi ini
4. siapkan untuk meningkatkan resiko,
metode karena diameter lebih
melahirkan yang besar dari jalan
paling aman masuk ke pelvis
5. atur 5. resiko
pemindahan pada cedera/kematian janin
lingkungan meningkat dengan
perawatan melahirkan
pervaginaan biila
pesentasi selai
verteks
5 Resiko tinggi Setelah di lakukan 1. gunakan sabun 1. sabun anti mikroba
infeksi tindakan keperawatn anti mikroba dapat mengurangi
berhubungan selama 3x24jam di untuk cuci tangan dan mencegah
dengan repture harapkan resiko tinggi 2. pertahankan penularan kuman
membran, infeksi dapat teratasi lingkungan 2. lingkungan aseptik
tindakan invasive. dengan kreteria hasil: aseptik selama merupakan
1. klien bebas dari tanda tindakan lingkungan atau
dan gejala infeksi 3. berikan terapi keadaan yang bebas
2. jumblah leukosit antibiotik bila dari mikoorganisme.
dalam bata normal perlu infection 3. antibiotik
protection merupakan obat-
4. ajarkan cara obatan yang di
menghindai gunakan untuk
infeksi menekan atau
menghilangkan
proses biokimia
dalam organisme,
khususnya pada
proses infeksi oleh
bakteri.
4. sebagai upaya
untuk mencegah
terjadinya infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Cuningham, F Gary. Et all. 2010. Obstetri williams 23 rded. USA: the MeGraw-Hill Companies, Ine

Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 2003. Ilmu kesehatan reproduksi:obstri patologi,


E/2.jakarta: EGC

Kasdu, Dini. 2005, solusi problem persalinan. Jakarta: puspa swara

Leveno, kenneth J. Et al. 2004. Obstri willims: panduan rengkas, Ed.21. alih bahasa oleh Brahm U. Pendit.
Jakarta: EGC

Manuaba, I.B.G dkk. 2003. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai