Anda di halaman 1dari 18

MEKANISME PERSALINAN PRESENTASI MUKA

(DAHI, MUKA, DAGU)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

ARDIANTI KHALIK A1A221219

PUTRI APRIMA DHARMA A1A221221

LISA A1A221232

NADIA HARDIANTI MUHNA A1A221238

CITRA RESKI A1A221241

NUR AINUN MARDIAH AS A1A221245

NOVIANTIKA LESTARI A1A221248

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas

berkat Rahmat dan Hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan

tugas makalah tentang “MEKANISME PERSALINAN PRESENTASI

MUKA (DAHI, MUKA, DAGU”.

Dalam penyusunan makalah ini, saya mengucapkan terima kasih

kepada Ibu Dr. Syamsuryati, S.ST.,SKM.,M.Kes, selaku pengampuh mata

kuliah FISIOLOGI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN yang telah

membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena

keterbatasan kemampuan maupun pengalaman. Kami mohon maaf

apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan. Maka

dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang ada. Harapan kami

semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa kebidanan

untuk menambah wawasan dalam bidang kesehatan.

Makassar, 04 Desember 2021

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i

KATA PENGANTAR.............................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah...................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan........................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3

A. Pengertian Presentasi Muka (Dahi, Muka, Dagu)..................... 3

B. Etiologi....................................................................................... 4

C. Diagnosa.................................................................................... 7

D. Pemeriksaan.............................................................................. 9

E. Mekanisme Persalinan pada Presentasi Muka......................... 9

F. Manajemen................................................................................ 10

G. Penatalaksanaan....................................................................... 11

H. Komplikasi.................................................................................. 13

BAB III PENUTUP................................................................................. 14

A. Kesimpulan................................................................................. 14

B. Saran........................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antenatalcare (ANC) yang berkualitas menentukan

kesejahteraan ibu dan janin. Pada saat kunjungan ANC dilakukan

palpasi leopold untuk mengetahui kondisi janin, presentasi, posisi dan

DJJ. Deteksi dini yang tepat mengenai presentasi janin dapat

digunakan sebagai bahan perencanaan yang tepat mengenai tempat

persalinan dan penolong yang terampil sehingga dapat mencegah

angka kesakitan dan kematian bayi.

Gangguan terhadap jalannya proses persalinan dapat

disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain dengan adanya kelainan

presentasi, posisi dan perkembangan janin intra uterine. Saat ini tidak

ada metode yang akurat untuk meramalkan secara pasti, oleh sebab

itu tenaga kesehatan sangat perlu mengetahui bagaimana mendeteksi

secara dini penyulit-penyulit yang akan terjadi pada ibu hamil, ibu

bersalin, dan janin. Terutama kasus malpresentasi, agar tenaga

kesehatan khususnya tenaga bidan dapat melakukan penanganan

yang tepat.

Malpresentasi janin merupakan komplikasi paling sering terjadi

dengan kemungkinan prognosis yang serius bagi janin. Diagnosis dini

menekan risiko karena memberikan kesempatan untuk melakukan

upaya perbaikan kondisi dan jika tidak berhasil untuk melakukan

1
intervensi dengan menghindari bahaya bagi janin dan ibunya.

Pemeriksaan abdomen pada tiap kunjungan prenatal adalah penting

untuk deteksi dini. Deteksi dini adanya kondisi malpresentasi dapat

ditemukan dari hasil pemeriksaan Leopold 1 s.d 4. Akan tetapi ada

beberapa kondisi yang dapat menghambat penilaian palpasi di

antaranya adalah kondisi obesitas gravida, dinding abdomen yang

tegang, uterus hipertonus.

Presentasi wajah penting untuk dikenali sedini mungkin sebelum

atau selama persalinan untuk memberikan kesempatan melakukan

upaya perbaikan, sehingga dapat menghindari persalinan yang sulit

dan traumatic.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Presentasi Muka (Dahi, Muka, Dagu)?

2. Apa saja yang menjadi Etiologi/penyebab dari Presentasi muka?

3. Apa Diagnosa dari presentasi muka?

4. Bagaimana teknik pemeriksaan pada presentasi muka?

5. Bagaimana Mekanisme Persalinan pada Presentasi Muka?

6. Apa Manajemen dari presentasi muka?

7. Bagaimana penatalaksanaan presentasi muka?

8. Apa saja yang menjadi Komplikasi dari presentasi muka?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memahami

Mekanisme Persalinan Presentasi Muka (Dahi, Muka, Dagu).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Presentasi Muka (Dahi, Muka, Dagu)

Presentasi muka merupakan akibat kelainan sikap (Habitus)

berupa defleksi kepala maksimum. Pada presentasi muka terjadi

hiperekstensi maksimum kepala sehingga oksiput menempel dengan

punggung janin dengan demikian maka yang merupakan presentasi

(bagian terendah) janin dan sekaligus denominator adalah mentum.

Dalam orientasinya dengan simfisis pubis, maka presentasi muka

dapat terjadi dengan mento anterior atau mento posterior.

Pada janin aterm dengan presentasi muka mento-posterior,

proses persalinan pervaginam terganggu akibat bregma (dahi)

tertahan oleh bagian belakang simfisis pubis. Dalam keadaan ini,

gerakan fleksi kepala agar persalinan pervaginam dapat berlangsung

terhalang, maka persalinan muka spontan pervaginam tidak mungkin

terjadi.

Persalinan pervaginam hanya mungkin berlangsung bila dagu

berputar ke anterior. Bila dagu berada di anterior, persalinan kepala

pervaginam masih dapat berlangsung melalui gerakan fleksi kepala.

Pada sejumlah kasus presentasi muka dagu posterior, dagu akan

berputar spontan ke anterior pada persalinan lanjut.

Presentasi muka jarang terjadi kira-kira 1 dalam 500 kelahiran.

Kepala dan tulang belakang ekstensi tetapi lutut fleksi sehingga letak

3
fetus dalam uterus dalam bentuk huruf S. Oksiput berlawanan dari

bahu dan muka secara langsung yang berada di bagian os. Internum.

Presentasi dahi merupakan bentuk dari kelainan sikap (habitus)

berupa gangguan defleksi moderate. Palpasi digital pada pemeriksaan

vagina untuk menemukan ubun-ubun dan sutura kepala janin, hal ini

penting untuk mengkonfirmasi presentasi dahi dengan menemukan

kedua ubun-ubun dan tepi orbital. Sebaliknya, pada kepala yang

berada dalam kondisi fleksi yang baik pada presentasi puncak kepala

hanya ubun-ubun belakang yang dapat teraba, ubun-ubun besar di

depan harus dapat diidentifikasi. Pada presentasi wajah, akan

merasakan tepi orbita, mata, tulang hidung, daun hidung, bibir, gusi

dan prosesus alveolaris rahang yang keras, iregularitas pada bagian

yang menjadi presentasi adalah karakteristik presentasi wajah, juga

hubungan antara proyeksi zigoma dan hidung yang berupa garis

lurus.

B. Etiologi

Penyebab presentasi muka sangat banyak dan pada umumnya

berasal dari faktor apapun yang menyebabkan ekstensi atau

menghalangi fleksi kepala.

1. Tumor leher janin

2. Panggul sempit

3. Bayi besar

4. Anensefalus

4
5. Lilitan tali pusat di leher

6. Pembesaran leher yang mencolok

7. Grande multipara dengan perut gantung (pendulous abdomen)

Setiap keadaan yang menghambat masuknya kepala dalam

sikap flexi dapat menjadi etiologi presentasi muka. Ada hubungan

antara sikap extensi dengan disproporsi kepala panggul dan oleh

karena ini merupakan kombinasi yang serius maka dengan teliti harus

dikesampingkan kemungkinan adanya panggul yang kecil atau kepala

yang besar. Sebab-sebab extensi yang jarang dijumpai antara lain

adalah neoplasma thyroid yang mekanismenya adalah mendesak

kepala ke belakang; lilitan tali pusat berkali-kali pada leher sehingga

mencegah flexi; dan monsters. Janin anancephalus seringkali ada

dalam keadaan presentasi muka dan mempunyai insidensi

prematuritas lebih tinggi. Pada kebanyakan kasus faktor penyebabnya

tidak dapat ditemukan.

Pada kepala yang mengalami fleksi dengan baik dalam

presentasi puncak kepala, tonjolan kepala (daerah dahi) berlawanan

dengan punggung janin. Pada kepala yang mengalami defleksi pada

presentasi dahi ditandai dengan tonjolan kepala bilateral yang sama.

Sebaliknya pada presentasi muka menyebabkan penonjolan kepala

(daerah oksipital) berada pada sisi yang sama dengan punggung

janin.

5
Faktor predisposisi presentasi wajah adalah prematuritas dan

disproporsi sefalopelvik. Tortikolis janin atau massa leher yang besar

mungkin merupakan penyebab intrinsik hiperekstensi kepala janin.

Karena anomali lebih sering terjadi pada janin dengan presentasi

wajah, keadaan tersebut harus dicari dengan USG. Observasi yang

ketat harus dilakukan dalam mencari anensefhali, ensefalokel,

gondok, dan higroma. Faktor lainnya adalah pada wanita multipara

dan perut gantung. Keadaan tersebut menyebabkan punggung bayi

merosot ke depan ke arah lateral, seringkali pada arah yang sama

dengan oksiput, sehingga menambah ekstensi vertebra servikalis dan

torakalis.

Prematuritas merupakan penyebab yang sering terjadi pada

presentasi wajah, hal yang harus diperhatikan oleh penolong untuk

meminimalkan trauma pada ibu dan janin diantaranya usia kehamilan

dan berat badan janin. Ketidaksesuaian hal-hal tersebut juga

mengharuskan pemeriksaan untuk retardasi pertumbuhan intrauterine,

jika janin lebih kecil daripada taksiran menurut usia kehamilan, amati

hal lainnya yaitu adanya hidramnion, kehamilan ganda dan leimioma

rahim.

Presentasi wajah sering juga disertai adanya kesempitan

panggul dengan demikian sefalometri adalah komponen yang penting

dari proses pemeriksaan kasus-kasus tersebut. Hanya jika dapat

ditunjukkan dengan jelas bahwa pelvis maternal adekuat untuk

6
mengakomodasi kepala janin pada presentasi wajah persalinan dapat

dibiarkan berlanjut. Pencatatan dilatasi serviks secara grafik dan tinggi

janin terhadap waktu dalam persalinan memberikan gambaran pola

persalinan pada masing-masing kasus. Timbulnya gangguan protraksi

atau tidak adanya kemajuan dalam persalinan dapat merupakan tanda

disproporsi. Walaupun oxytocin mempersingkat persalinan, namun

penggunaannya pada presentasi wajah tidak dianjurkan dan

manfaatnya belum terbukti.

Kepala janin pada posisi dagu posterior tidak dapat dilakukan

persalinan pervaginam tanpa disertai trauma, karena kepala telah

mengalami ekstensi (defleksi) maksimal. Dalam melahirkan kepala di

atas perineum, diperlukan melakukan eksternal tambahan pada

kepala dan hal tersebut tidak mungkin dilakukan tanpa akibat yang

berbahaya. Dengan demikian seksio sesaria harus dilakukan pada

keadaan tersebut.

Untuk menghindari trauma kepala, manipulasi untuk memutar

kepala janin dalam posisi dagu posterior ke dagu anterior sendiri

sering menimbulkan trauma, sehingga bila kondisi ini ditemukan maka

perlu diidentifikasikan untuk segera melakukan operatif.

C. Diagnosa

1. Dalam kehamilan

Letak muka kadang-kadang dapat dicurigai dalam kehamilan jika:

7
a. Tonjolan kepala teraba sepihak dengan punggung dan antara

belakang kepala dan punggung teraba sudut yang runcing

(sudut fabre); tonjolan kepala ini juga bertentangan dengan

pihak bagian-bagian kecil

b. Bunyi jantung anak terdengar pada pihak bagian-bagian kecil.

Atas penemuan tersebut dianjurkan untuk dibuat foto rontgen

c. Pemeriksaan radiologis dapat menampakkan gambaran

hiperekstensi kepala yang jelas dan tulang muka di atas pintu

atas panggul.

2. Dalam persalinan

Dengan pemeriksaan dalam pada pembukaan yang cukup besar

teraba: orbita, tulang pipi, mulut dan dagu. Kadang perlu

dibedakan dengan presentasi bokong dimana dapat teraba adanya

anus dan tuber-ischiadica yang sering keliru dengan mulut dan

tulang rahang atas.

Diagnosa ditegakkan bila VT pada PAP meraba orbital ridge dan

ubun-ubun besar. Presentasi dapat dikenali melalui pemeriksaan

palpasi abdomen dimana dagu dan oksiput dapat diraba dengan

mudah. Diagnosa dipastikan dengan VT dan teraba sutura

frontalis - ubun-ubun besar - orbital ridges – mata atau pangkal

hidung. Kadang-kadang dagu juga dapat diraba melalui

pemeriksaan VT.

8
D. Pemeriksaan

1. Pemeriksaan luar (Palpasi Abdomen)

Tonjolan kepala sepihak dengan bokong

Ditemukan sudut fabre

BJJ sepihak dengan bagian kecil

2. Pemeriksaan dalam

Teraba pinggir orbita, hidung, tulang pipi, mulut dan dagu.

E. Mekanisme Persalinan pada Presentasi Muka

Kepala turun melalui PAP dengan sirkumferensiatrakelo-

parietalis dan dengan dagu melintang/miring. Setelah muka mencapai

dasar panggul terjadi PPD, sehingga dagu memutar ke depan dan

berada di bawah arkus pubis. Dengan daerah submentum sebagai

hipomoklion kepala lahir dengan gerakan fleksi sehingga dahi, UUB,

belakang kepala melewati perineum. Setelah kepala lahir terjadi PPL

dan badan janin lahir seperti pada presentasi kepala. Kalau dagu

berada di belakang pada waktu putaran dalam dagu harus melewati

jarak yang lebih jauh supaya dapat berada di depan. Kadang dagu

tidak memutar ke depan dan tetap berada di belakang. Keadaan ini

disebut posisi mento posterior persisten dan janin tidak dapat lahir

spontan, kecuali bila janin mati atau kecil. Hal ini karena kepala sudah

berada dalam fleksi maksimal dan tidak mungkin menambah

defleksinya lagi, sehingga kepala dan bahu terjepit dalam panggul dan

persalinan tidak akan maju.

9
Presentasi muka jarang terjadi bila kepala masih di atas Pintu

Atas Panggul. Umumnya keadaan diawali dengan presentasi dahi

yang kemudian pada proses desensus berubah menjadi presentasi

muka. Mekanisme persalinan terdiri dari desensus - putar paksi

dalam– fleksi – ekstensi dan putar paksi luar.

Mekanisme persalinan pada presentasi muka mentoposterior,

terjadi:

1. Putar paksi dalam sehingga dagu berputar ke anterior dan lahir

pervaginam, tujuan Putar Paksi Dalam adalah agar dagu berada di

belakang simfisis pubis oleh karena hanya pada posisi ini kepala

janin dapat melewati perineum melalui gerakan fleksi.

2. Setelah Putar Paksi Dalam dagu ke depan selesai dan tahapan

desensus berikutnya berlangsung, maka dagu dan mulut nampak

di vulva dan persalinan kepala berlangsung melalui gerakan fleksi.

3. Setelah kepala lahir, oksiput akan mendekati anus dan dagu

berputar seperti saat memasuki Pintu Atas Panggul. Persalinan

bahu berlangsung seperti pada presentasi belakang kepala.

4. Pada presentasi muka, edema akan merubah bentuk wajah anak.

Molase juga terjadi dan menyebabkan bertambah panjangnya

diameter occipitomentalis.

F. Manajemen

Pada posisi mento anterior seringnya proses persalinan berjalan

normal. Pada kala II kelahiran normal diantisipasi dengan

10
menggunakan episiotomi meskipun diameter sub mento bregmatika

9,5 cm. Sub mento vertikal 11,5 cm yang dapat merobek perineum

saat kelahiran. Jika kelahiran normal terjadi ekstensi dipertahankan

dengan menekan sinsiput hingga dagu berada di bawah simpisis

pubis, kepala difleksikan sehingga memungkinkan verteks dan oksiput

melewati perineum. Posisi mento lateral dan mento posterior lebih

berbahaya. Kelahiran spontan tidak akan terjadi, kemungkinan

persalinan obstruksi dan dibutuhkan penatalaksanaan dengan segera.

G. Penatalaksanaan

1. Dagu anterior

a. Bila pembukaan lengkap

1) Lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam

2) Bila kemajuan persalinan lambat lakukan disitoksin drip

3) Bila kurang lancar, lakukan forsep

b. Bila pembukaan belum lengkap

Tidak didapatkan tanda obstruksi, lakukan oksitosin drip.

Lakukan evaluasi persalinan sama dengan persalinan verteks

2. Dagu posterior

a. Bila pembukaan lengkap maka SC

b. Bila pembukaan lengkap, maka lakukan penilaian penurunan

rotasi, dan kemajuan persalinan, jika macet maka SC

c. Jika janin mati maka lakukan Kraniotomi atau seksio saesaria.

11
Kala I : observasi sampai pembukaan lengkap

Kala II : setelah dipimpin meneran

Bila dagu di depan : persalinan spontan (ekstraksi forsep)

Bila dagu di belakang : seksio sesarea

Bila ukuran panggul normal dan kemajuan proses persalinan

berlangsung secara normal, persalinan pervaginam pada presentasi

muka dapat berlangsung dengan wajar. Observasi DJJ dilakukan

dengan monitor eksternal. Presentasi muka sering terjadi pada

panggul sempit, maka terminasi kehamilan dengan SC sering

terpaksa harus dilakukan. Usaha untuk merubah presentasi muka

menjadi presentasi belakang kepala, pemutaran posisi dagu posterior

menjadi dagu anterior secara manual atau dengan cunam, serta

dengan versi ekstraksi tidak boleh dikerjakan pada masa obstetri

moder.

Penanganan proses persalinan mengikuti pola seperti letak

belakang kepala. Lamanya proses persalinan biasanya juga mengikuti

letak belakang kepala, tetapi terkadang ada juga persalinannya yang

memanjang. Selagi tidak ditemukan bahaya pada janin dan atau ibu

maka persalinan bisa diteruskan.

SC dilakukan jika persalinan macet/terhenti atau pola denyut

jantung bayi yang tidak baik. Angka kesuksesan letak muka lahir

secara normal pervaginam sekitar 60-70%, sisanya dilahirkan dengan

12
SC. Jika persalinan macet dengan pembukaan lengkap, maka dapat

dilakukan bantuan persalinan dengan cunam/forcep.

Trauma janin akibat persalinan normal letak muka berupa

pembengkakan tenggorokan dan kerongkongan bayi akan segera

hilang sesaat setelah lahir. Pada kasus dengan tumor di leher kadang

diperlukan intubasi (memasukkan tube ke jalan nafas). Sehingga

persalinan harus selalu didampingi oleh dokter anak.

H. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada presentasi muka, meliputi:

1. Prolapsus tali pusat

2. Muka tidak berbentuk oleh karena CPD yang tidak dapat ditangani

3. Presentasi muka posterior persisten mengakibatkan obstruksi

persalinan

4. Kelahiran operasi mungkin dibutuhkan

5. Trauma perineum berat dapat terjadi karena, meskipun diameter

sub mento bregmatik hanya 9,5 cm, sub mento vertikal 11,5 cm

akan memperlebar vagina dan perineum. Bentuk tengkorak fetus

abnormal disebabkan perdarahan intrakranial

6. Muka memar dan edema.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada keadaan malpresentasi, persalinan spontan bisa dilakukan

jika pintu bawah panggul luas dan muara vagina serta perineum

cukup longgar akibat persalinan pervaginam sebelumnya, persalinan

berikutnya bisa lebih mudah dilakukan dengan persalinan pervaginam

tentunya dengan pertimbangan bahwa bayinya tidak terlalu besar dan

masih memungkinkan untuk bisa melewati pintu atas panggul untuk

dapat dilahirkan.

B. Saran

Semoga makalah ini bisa membuat pembaca lebih banyak

mengerti tentang Presentasi Muka sehingga bagi calon pendidik

ataupun mahasiswa dapat memudahkan dalam proses pembelajaran

baik menampilkan dalam bentuk diskusi maupun sebagai bahan ajar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Edudetik. 2014. Makalah Kesehatan: Letak Muka, Pengertian dan

Penyebab Letak Muka. https://www.edudetik.com/2014/05/

makalah-kesehatan-letak-muka-pengertian.html?m=1

Nilna. 2014. Presentasi Muka. https://id.scribd.com/doc/261709809/

Presentasi-Muka-MAKALAH-BidanNilna

Oktarina, Mika. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi

Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish

Puspita Harumingtyas. 2020. Makalah Persalinan Presentasi Muka.

https://www.scribd.com/document/447756236/MAKALAH-

PERSALINAN-PRESENTASI-MUKA

15

Anda mungkin juga menyukai