Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FETAL POSITIONING & FETAL SKULL

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir

Dosen Pengampu: Stefani Anastasya Sitepu,.SST,.M.Tr.Keb

Putri Ayu Yessy Ariescha,.SST,.M.Keb

DISUSUN OLEH:

1. NURUL ADNA POHAN 2222169

2.LINA RIA ZILIWU 2222122

3.ELIA KRISTIANI SITUMORANG 2222073

4.NURLAILA DEWI YANI 2222167

5.DIANA SOVIANA 2222058

6. DINDA MAHARANI GULTOM 2222066

7. MAYA SRI KUSUMA DEWI 2222137

8. SELFI ELSOFA 2222216

KELOMPOK 3 SKEB 2A

PROGRAM STUDI JALUR REGULER SARJANA KEBIDANAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis berupa makalah
ini dengan baik dan tanpa ada kendala.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah “Fisiologi
Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir”, Ibu Stefani Anastasya
Sitepu,.SST,.M.Tr.Keb yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah
ini. Begitu pula kepada teman-teman sekelompok yang telah membantu untuk
menyelesaikan makalah ini.

Makalah berjudul “Fetal Positioning & Fetal Skull" disusun guna memenuhi
tugas kelompok semester III mata kuliah Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas
dan Bayi Baru Lahir. Pemilihan judul didasarkan pada materi yang berhubungan
dengan judul mata kuliah.

Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam


penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami menerima kritik serta saran yang
membangun dari pembaca agar kami dapat menulis makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya. Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Deli Tua, 01 September 2023

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................

1.3 Tujuan .........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................

2.1 Fetal Positioning..........................................................................................................

2.1.1 Letak Janin.......................................................................................................

2.1.2 Presentasi Janin.................................................................................................

2.1.3 Sikap Atau Postur Janin....................................................................................

2.1.4 Posisi Janin ....................................................................................................

2.2 Fetal Skull..................................................................................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................................

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................

3.2 SARAN......................................................................................................................

3
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Kebidanan atau Obestetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang khusus
mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan
demikian, yang menjadi objek ilmu ini ialah kehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi yang baru dilahirkan. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu),
lahir spontan dengan presenta belakang kepala berlangsung dalam 18-24 jam
tanpa komplikasi baik pada ibu ataupun janin. (Wiknjosastro,2000).

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran


bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu .(FK UNPAD, 1983). Persalinan
normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup dari
dalam uterus dan keluar melalui vagina secara spontan pada kehamilan cukup
bulan tanpa bantuan alat dan tidak terjadi komplikasi pada ibu maupun pada
janin dengan presentasi belakang kepala berlangsung dalam kurang dari 24
jam. (Varneys,2003; FK UNPAD, 1983; Wiknjosastro,2000).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran fetus dan plasenta dari uterus,
ditandai dengan peningkatan aktifitas myometrium (frekuensi dan intensitas
kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta
keluarnya lendir darah (show) dari vagina. Lebih dari 80% proses persalinan
berjalan normal, 15-20% dapat terjadi komplikasi persalinan. UNICEF dan

4
WHO menyatakan bahwa hanya 5-10% saja yang membutuhkan seccio
ceasare.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk mempermudah penyusunan
makalah, penyusun merumuskan masalah-masalah pokok yang akan dibahas
sebagai berikut:
1.Menjelaskan apa itu Fetal Positioning.
2.Menjelaskan apa itu Fetal Skull.

1.3 Tujuan
Untuk menghasilkan hasil yang lebih terarah, maka diperlukan adanya
tujuan dari penyusunan makalah ini. Adapun tujuan dari penyusunan
makalah,ialah:
1.Untuk mengetahui apa itu fetall skull?
2.Untuk mengetahui apa itu fetall positioning?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fetal Positioning (Letak, Presentasi, Sikap, dan Posisi Janin)


Fetal Positioning Ialah posisi janin dalam kandungan sebelum
dilahirkan. Orientasi janin digambarkan menurut letak, presentasi, sikap, dan
posisi. Hal ini dapat ditentukan secara klinis dengan melakukan palpasi
abdomen, pemeriksaan vagina, dan auskultasi, atau secara teknis menggunakan
USG atau sinar X. Pemeriksaan klinis kurang akurat atau bahkan tidak
mungkin dilakukan dan diinterpretasikan pada wanita.

2.1.1 Letak Janin


Letak adalah hubungan sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu.
Terdiri dari letak memanjang dan letak melintang. Kadangkala terdapat letak
oblik, dimana akibat sumbu janin dan ibu dapat bersilangan dengan sudut
45° Letak oblik tidak stabil. dapat berubah posisi menjadi letak memanjang
atau melintang selama proses persalinan. Letak memanjang terjadi pada lebih
dari 99% persalinan aterm. Faktor predisposisi untuk letak lintang adalah
multiparitas, plasenta previa, hidramnion, dan anomali uterus.

6
2.1.2 Presentasi Janin
Bagian terbawah janin adalah bagian tubuh janin yang berada paling depan
di dalam jalan lahir. Bagian terbawah janin menentukan presentasi. Bagian
terbawah janin dapat diraba melalui serviks pada pemeriksaan vagina. Karena
itu, pada letak memanjang, bagian terbawah janin adalah kepala janin atau
bokong, masing-masing membentuk presentasi kepala atau bokong. Jika janin
terletak pada sumbu panjang melintang, bahu merupakan bagian terbawahnya.
Jadi presentasi bahu teraba melalui serviks pada perabaan vagina.
a. Presentasi Kepala
Presentasi kepala diklasifikasikan berdasarkan hubungan kepala dengan
badan janin.
1). Biasanya kepala mengalami fleksi maksimal sehingga dagu menempel
pada dada. Pada keadaan ini, ubun-ubun kecil (fontanela oksipitalis)
merupakan bagian terbawah janin, disebut presentasi puncak kepala (verteks)
atau oksiput.

Gambar 1. Presentasi Puncak Kepala

2). Kepala janin dapat mengambil suatu posisi di antara kedua keadaan ini,
pada beberapa kasus terjadi fleksi parsial dengan bagian presentasi adalah
fontanel anterior (ubun-ubun besar) atau bregma. Disebut presentasi sinsiput.

7
Gambar 2. Presentasi Sinsiput

3) Leher janin juga dapat mengalami hiperekstensi sehingga oksiput dan


punggung saling menempel dan wajah menjadi bagian terdepan di jalan lahir,
disebut Presentasi muka.

Gambar 3. Presentasi Muka

(4). Dapat juga mengalami ekstensi parsial pada kasus lainnya, dengan dahi
sebagai bagian terbawah, disebut presentasi dahi. Ketika persalinan maju.

8
presentasi sinsiput atau dahi hampir selalu berubah menjadi presentasi verteks
atau muka karena masing-masing akan mengalami fleksi atau ekstensi.

Gambar 4. Presentasi dahi

b. Presentasi Bokong
Bila janin menunjukan presentasi bokong, terdapat tiga konfigurasi
umum yang dapat terjadi.

Bokong Murni (Frank Breech)

9
• Apabila paha berada dalam posisi fleksi dan tungkai bawah ekstensi di
depan badan, hal ini disebut presentasi bokong murni (frank breech).

• Jika paha fleksi di abdomen dan tungkai bawah terletak di atas paha, keadaan
ini disebut presentasi bokong sempurna (complete breech).

• Bila salah satu atau kedua kaki, atau satu atau kedua lutut, merupakan bagian
terbawah, hal ini disebut presentasi bokong tidak sempurna (incomplete
breech) atau presentasi bokong kaki (footling breech).

Gambar 6. Presentasi Bokong (A).Complete Breech, (B). Frank Breech,


(C).Footling atau Incomplete Breech

2.1.3 Sikap atau Postur Janin


Pada bulan-bulan terakhir kehamilan janin membentuk suatu postur khas
yang disebut sebagai sikap atau habitus. Biasanya janin membentuk suatu
massa ovoid yang secara kasar menyesuaikan dengan bentuk rongga uterus.
Dengan sendirinya, janin menjadi melipat atau membungkuk sehingga
punggungnya akan menjadi sangat konveks, kepala mengalami fleksi maksimal
sehingga dagu hampir bertemu dengan dada, paha fleksi di depan abdomen,
tungkai bawah tertekuk pada lutut, dan lengkung kaki bersandar pada
permukaan anterior tungkai bawah Pada semua presentasi kepala, lengan
biasanya saling menyilang di dada atau terletak di samping, dan tali pusat

10
terletak di ruang antara kedua lengan dengan ekstremitas bawah. Postur khas
ini terjadi akibat cara pertumbuhan janin dan akomodasinya terhadap rongga
uterus.

2.1.4 Posisi Janin


Posisi janin adalah hubungan antara titik yang ditentukan sebagai acuan
pada bagian terbawah janin dengan sisi kanan atau kiri jalan lahir ibu. Karena
itu, pada setiap presentasi terdapat dua posisi kanan atau kiri. Oksiput, dagu
(mentum), dan sakrum janin masing-masing merupakan titik penentu pada
presentasi verteks, muka, dan bokong
Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin
apakah sebelah kanan, kiri, depan, atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal
pelvis). Misalnya pada letak belakang kepal (LBK) ubun-ubun kecil (UUK)
kiri depan, UUK Kanan belakang.
Apabila seseorang ingin menetukan presentasi dan posisi janin, perlu dijawab
pertanyaan berikut:
•Bagian janin apa yang terbawah?
• Dimana bagian terbawah tersebut?
• Apa indikator?

Posisi Janin Dalam Rahim

1. Letak Membujur (longitudinal)

a. Letak Kepala :(97%)


• Letak Fleksi = LBK :(95,5%)
•Letak Defleksi :(1,5%)
a.Letak Puncak Kepala
b.Letak Dahi
c.Letak Muka

b. Letak Sungsang - Letak Bokong :(2,5-3%)

11
• Letak bokong sempurna (complete breech)
• Letak bokong (frank breech)
•Letak bokong tidak sempurna (incomplete breech)

2. Letak Lintang (Transverse Lie)

3. Letak Miring (Oblique Lic)


• Letak kepala mengolak
• Letak bokong mengolak

2.2 Fetal Skull

Fetal skull adalah seluruh struktur tulang pada kepla janin termasuk tiga
regio yaitu wajah,dasar dan kubah.

Kepala Janin dan ukuran-ukurannya:


Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi
dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Kepala ini pula yang
paling banyak mengalami cedera pada persalinan, sehingga dapat
membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak: hidup sempurna, cacat,
atau akhimya meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka
bagian-bagian lain dengan mudah menyusul kemudian.

A. Tulang Tengkorak (Cranium)

1. Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak (Basis kranii):


 Os Nasalis (Tulang Hidung)
 Os Maksilaris (Tulang Rahang Atas)
 Os Mandibulris (Tulang Rahang Bawah)
 Os Zigomatik (Tulang Pipi)

12
2. Bagian Tengkorak
 Os Frontalis (Tulang Dahi)
 Os Parietalis (Tulang Ubun-ubun)
 Os Temporalis (Tulang Pelipis)
 Os Occipitalis (Tulang Belakang Kepala)

3. Sutura
 Sutura Sagitalis (Sela Panah)
 Sutura Coronaria (Sela Mahkota)
 Sutura Lambdoidea (Sela Lamda)
 Sutura Frontalis (Sela Dahi)

4. Ubun-ubun (Fontanel)
 Ubun-ubun Besar (UUB)/Fontanel Mayor - Bregma
 Ubun-Ubun Kecil (UUB)/Fontanel Minor

5. Daerah-daerah
 Sinciput (Depan Kepala)
 Vertex (Puncak Kepala)
 Occiput (Belakang Kepala)

6. Ukuran diameter
• Diameter Occipito-Frontalis: 12 cm (Letak Puncak Kepala)
• Diameter Mento-Occipitalis: 13,5 cm (Letak Dahi)
• Diameter Biparietalis: 9,25 cm (LBK)
• Diameter Bitemporalis: 8 cm

7. Ukuran circumferensia
• Circumferensia Fronto-Occipitalis: 34 cm (LPK)
• Circumferensia Mento-Occipitalis: 35 cm (LD)

13
• CircumferensiaSuboccip Bregmant: 32 cm (LBK)

8. Planum (Bidang)
• Planum Fronto-occipitalis: 34 cm (LPK)
• Planum Maxilo-Parictalis: 35 cm (LD)
• Planum Tracheo-Parietalis: 34 cm (Letak Muka)

B. Ukuran Badan Yang Lain Dari Janin


1. Bahu
2. Bokong: Jarak Trochanter: 9,5-10 cm Pada persalinan karena tulang-tulang
masih dibatasi fontanel dan sutura yang belum keras, maka pinggir tulang dapat
menyisip antara satu dan lainnya yang disebut moulage (overlapping) sehingga
kepala bertambah kecil.

14
15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Orientasi janin digambarkan menurut letak, presentasi, sikap, dan posisi.


Hal ini dapat ditentukan secara klinis dengan melakukan palpasi abdomen,
pemeriksaan vagina, dan auskultasi, atau secara teknis menggunakan USG atau
sinar X. Pemeriksaan klinis kurang akurat atau bahkan tidak mungkin
dilakukan dan diinterpretasikan pada wanita.
Fetal skull adalah seluruh struktur tulang pada kepla janin termasuk tiga
regio yaitu wajah,dasar dan kubah. Bagian yang paling besar dan keras dari
janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan
persalinan. Kepala ini pula yang paling banyak mengalami cedera pada
persalinan, sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak:
hidup sempurna, cacat, atau akhimya meninggal. Biasanya apabila kepala janin
sudah lahir, maka bagian-bagian lain dengan mudah menyusul kemudian.

3.2 Saran

Kita sebagai tenaga Kesehatan khususnya bidan dalam proses penanganan


kelahiran bayi secara lengkap tanpa ada masalah harus mengetahui apa itu fetal
positioning dan fetal skull, agar dapat meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman pada kasus-kasus kebidanan atau lebih mampu dalam
meningkatkan pelayanan yang lebih baik dan juga terus tetap mau update
dalam pengembangan ilmu kebidanan.
Untuk keluarga atau masyarakat kita harapkan lebih teliti dan tangkap
terhadap Kesehatan janin agar terdeteksi dan bila terjadi kegawatan dalam
janin diharapkan lebih cepat untuk dapat mencari pertolongan pada pelayanan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Buku Acuan Nasional. Pelayanan Kesehatan aternal dan Neontal. Jakarta: Yayayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 100

Cunningham FG, Gant NF. Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Ed 21. Vol 1. Jakarta:
EGC, 2006. 318-335. Sofie RK, Johanes CM, Jusuf SE. Pedoman Diagnosis dan Terapi
Obstetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran UNPAD. Obstetri Fisiologi. Ilmu Kesehatan Produksi. Edisi 2.


Jakarta:

EGC. 2004.127-144

Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Jakarta: EGC.
1998.94

Rumah sakit Dr. Hasan Sadikin. Bandung: Bagian Obstetri Ginekologi FK UNPAD
RSHS. 2005, 90.

Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo. 2008. 296-314.

Wiknjosastro, Ilmu Kebidanan, ed 3. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 1991


Wiknjosastro, Ilmu Bedah Kebidanan, ed 2. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, 1991

17
18

Anda mungkin juga menyukai