Anda di halaman 1dari 14

IDENTIFIKASI TANDA-TANDA BAHAYA/KOMPLIKASI PADA

KALA I PERSALINAN PRESENTASI MUKA DAN PRESENTASI DAHI


SERTA PENATALAKSANAANNYA

DI SUSUN OLEH :
ANEKA OKTAVIA
INSANI PUTRI
NENG INDI
NURUL MAULIDA

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


Dr. AYU TIKA RUDYFIANTO,Dipl. CIBTAC

AKADEMIK KEBIDANAN MUHAMMADIYAH KOTIM


TAHUN 2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................3
BAB II LATAR BELAKANG................................................................................................5
1. Presentasi Dahi................................................................................................................5
1.2 Definisi.....................................................................................................................5
1.3 Etiologi.....................................................................................................................5
1.4 Penatalaksanaan.......................................................................................................5
2. Presentasi Muka..............................................................................................................6
2.2 Definisi.....................................................................................................................6
2.3 Etiologi.....................................................................................................................7
2.4 Penatalaksanaan.......................................................................................................7
BAB III KASUS.......................................................................................................................9
3. Presentasi Dahi................................................................................................................9
3.2 Identifikasi Masalah.................................................................................................9
3.3 Rumusan Masalah..................................................................................................10
3.4 Penatalaksanaan.....................................................................................................10
4. Presentasi Muka............................................................................................................10
4.2 Identifikasi Masalah...............................................................................................11
4.3 Rumusan Masalah..................................................................................................11
4.4 Penatalaksanaan.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

Persalinan adalah proses pengeluaran janin pada kehamilan cukup bulan yaitu sekitar 37-42
minggu dan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama
18-24 jam tanpa komplikasi. Persalinan adalah perlakuan oleh rahim ketika bayi akan
dikeluarkan. Gangguan terhadap jalannya proses persalinan dapat disebabkan oleh berbagai
factor, antara lain dengan adanya kelainan presentasi, posisi dan perkembangan janin intra
uterine. Diagnosa distosia akibat janin bukan hanya disebabkan oleh janin dengan ukuran
yang besar, janin dengan ukuran normal namun dengan kelainan pada presentasi intra uterin
juga tidak jarang menyebabkan gangguan proses persalinan.

Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada di segmen bawah rahim, bukan
belakang kepala. Malposisi adalah penunjuk (presenting part) tidak berada di anterior. Secara
epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 96,8 %, bokong
2,7%, letak lintang 0,3 %, majemuk 0,1 %, muka 0,05 %, dan dahi 0,01 %. Persalinan normal
dapat terjadi manakala terpenuhi keadaan-keadaan tertentu dari faktor-faktor persalinan: jalan
lahir (passage), janin (passanger), dan kekuatan (power). Pada waktu persalinan, hubungan
antara janin dan jalan lahir sangatlah penting untuk diperhatikan oleh karena menentukan
mekanisme dan prognosis persalinannya.

Hubungan tersebut sudah dijelaskan dalam bagian lain yang membahas letak, presentasi,
sikap dan posisi janin. Dalam keadaan normal, presentasi janin adalah belakang kepala
dengan penunjuk ubun-ubun kecil dalam posisi transversal (saat masuk pintu atas panggul,
dan posisi anterior (setelah melewati pintu tengah panggul). Dengan presentasi sensebut,
kepala janin akan masuk panggul dalam ukuran terkecilnya (sirkumferensia
suboksipiobregmanikus).

Hal tersebut dicapai bila sikap kepala janin fleksi. Sikap yang tidak normal akan
menimbulkan malpresentasi pada janin, dan kesulitan persalinan terjadi oleh karena diameter
kepala yang harus melalui panggul menjadi lebih besar. Sikap ekstensi ringan akan
menjadikan presentasi puncak kepala (dengan penunjuk abun-ubun besar), ekstensi sedang
menjadikan presentasi dahi (dengan penunjuk sinaipu), dan ekstensi maksimal menjadikan
presentasi muka (dengan penunjuk dagu).
Apabila janin dalam keadaan malpresentasi atau malposisi, maka dapat terjadi per- salinan
yang lama atau bahkan macet. Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain presentasi
belakang kepala. Malposisi adalah posisi abnormal ubun-ubun kecil relatif hadap panggal
ibu.
BAB II
LATAR BELAKANG

1. Presentasi Dahi

1.2 Definisi

Presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara fleksi
maksimal dan defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian yang terendah.
Pada umumnya presentasi dahi ini merupakan kedudukan yang bersifat sementara,
dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi muka atau presentasi belakang
kepala. Angka kejadian presentasi dahi kurang lebih satu diantara 400 persalinan.

1.3 Etiologi

Presentasi dahi terjadi manakala kepala janin dalam sikap ekstensi sedang. Pada pe
meriksaan dalam dapat diraba daerah sinsiput yang berada di antara ubun-ubun besar
dan pangkal hidung. Bila menetap, janin dengan presentasi ini tidak dapat dilahirkan
oleh karena besarnya diameter oksipitomental yang harus melalui panggul. Janin
dengan ukuran kecil dan punggungnya berada di posterior atau ukuran panggul yang
sede- mikian luas mungkin masih dapat dilahirkan pervaginam. Kejadian presentasi
dahi meningkat bila didapatkan adanya polihidramnion (0,4%). berat badan lahir <
1500 g (0,19%), prematuritas (0,16%), dan postmaturitas (0,1 %).

1.4 Penatalaksanaan
Sebagian besar presentasi dahi memerlukan pertolongan persalinan secara bedah sesar
untuk menghindari manipulasi vaginal yang sangat meningkatkan mortalitas perinatal
Jika dibandingkan dengan presentasi belakang kepala, persalinan vaginal pada
presentasi dahi akan meningkatkan prolaps tali pusat (5 kali), ruptura uteri (17 kali),
transfusi darah (3 kali), infeksi pascapersalinan (5 kali), dan kematian perinatal (2
kali).

Apabila presentasi dahi didiagnosis pada persalinan awal dengan selaput ketuban
yang utuh, observasi ketat dapat dilakukan. Observasi ini dimaksudkan untuk
menunggu kemungkinan perubahan presentasi secara spontan. Pemberian stimulasi
oksitosin pada kontraksi uterus yang lemah harus dilakukan dengan sangat hati-hati
dan tidak boleh dilakukan bila tidak terjadi penurunan kepala atau dicurigai adanya
disproporsi kepala- panggul. Presentasi dahi yang menetap atau dengan selaput
ketuban yang sudah pecah sebaiknya dilakukan bedah sesar untuk melahirkannya.
Jangan melahirkan menggunakan bantuan ekstraksi vakum, forseps, atau simpisiotomi
karena hanya akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.1

2. Presentasi Muka

2.2 Definisi

Presentasi muka adalah keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal
sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah janin
menghadap kebawah. Presentasi muka adalah bila dagu berada di anterior, persalinan
kepala dapat berlangsung pervaginam melalui gerakan fleksi kepala. Presentasi muka
dikategorikan primer jika terjadi sejak kehamilan, sedang dikatakan sekunder jika
terjadi saat persalinan. Pada sejumlah kasus presentasi muka dengan dagu posterior,
dagu akan berputar spontan ke anterior pada persalinan lanjut. Pada letak muka,
kepala dan leher janin hiperekstensi (tengadah) sehingga menyebabkan ubun-ubun
kecil bayi mendekati/ menyentuh punggungnya. Bagian terbawah janin adalah wajah
antara dagu dan jidat bagian atas. Sebagai penunjuk letak muka adalah dagu.
Sehingga saat dilakukan pemeriksaan dalam, pemeriksa akan mencari di mana posisi
dagu (sesuai posisi angka jam).
2.3 Etiologi

Pada umumnya penyebab presentasi muka adalah keadaan-keadaan yang memaksa


terjadi defleksi kepala, seperti kesempitan panggul dengan janin yang besar, tumor di
leher bagian depan atau keadaan yang menghalangi terjadinya fleksi kepala, seperti
janin besar, anensefalus. Oleh karena itu, presentasi muka dapat ditemukan pada
panggul sempit atau pada janin besar. Lilitan tali pusat janin, grande multipara dengan
perut gantung (pendulous abdomen) juga merupakan faktor yang memudahkan
terjadinya presentasi muka. Kadang-kadang presentasi muka juga dapat terjadi pada
kematian janin intrauterine, akibat otot-otot janin yang telah kehilangan tonusnya.

2.4 Penatalaksanaan

Bila ukuran panggul normal dan kemajuan proses persalinan berlangsung normal,
persalinan pervaginam pada presentasi muka dapat berlangsung secara wajar.
Presentasi muka sering terjadi pada panggul sempit, maka terminasi kehamilan
dengan SC sering terpaksa harus dilakukan. Usaha untuk merubah presentasi muka
menjadi presentasi belakang kepala, pemutaran posisi dagu posterior menjadi dagu
anterior secara manual atau dengan cunam, serta dengan versi ekstraksi tidak boleh
dikerjakan. - Pastikan tidak ada CPD - Bila dagu beraada di depan, tunggu partus
spontan dan bila dagu berada di belakang, beri kesempatan dagu untuk memutar ke
depan. Apabila pada saat kala II dagu tetap dibelakang (posisi mentoposterior
persistens) maka sebaiknya dilahirkan perabdominal. - Perasat Thorn, yaitu dengan
kepala bagian belakang dipegang oleh penolong yang dimasukkan ke vagina lalu tarik
ke bawah, sedangkan tangan yang lain dari luar berusaha meniadakan ekstensi dada.
Syarat Perasat Thorn adalah: a) Dagu harus berada di belakang, sebab bila dagu
berada di depan akan terjadi presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil di
belakang yang tidak lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan presentasi muka
dengan dagu di depan b) Kepala belum jauh masuk panggul dan msaih mudah
didorong ke atas.

Penanganan proses persalinan mengikuti pola seperti letak belakang kepala. Lamanya
proses persalinan biasanya juga mengikuti letak belakang kepala, tetapi terkadang ada
juga persalinannya yang memanjang. Selagi tidak ditemukan bahaya pada janin dan
atau ibu maka persalinan bisa diteruskan. Indikasi untuk melakukan ekstraksi cunam
pada presentasi muka adalah dapat berasal dari ibu, dari janin atau bila kala II telah
berlangsung lebih dari 2 jam.

Disamping syarat-syarat umum yang berlaku untuk penggunaan cunam, pada


presentasi muka dagu harus sudah berada di depan. Indikasi untuk melakukan seksio
sesarea (SC) pada presentasi muka adalah: posisi mento posterior persistens,
kesempitan panggul dan kesulitan turunya kepala dalam rongga panggul. SC
dilakukan jika persalinan macet/ terhenti atau pola denyut jantung bayi yang tidak
baik. Angka kesuksesan letak muka lahir secara normal pervaginam sekitar 60-70%,
sisanya dilahirkan dengan SC. Jika persalinan macet dengan pembukaan lengkap,
maka dapat dilakukan bantuan persalinan dengan cunam/ forsep. Trauma janin akibat
persalinan normal letak muka berupa pembengkakan tenggorokan dan kerongkongan
bayi akan segera hilang sesaat setelah lahir. Pada kasus dengan tumor di leher kadang
diperlukan intubasi (memasukkan tube ke jalan nafas) sehingga persalinan harus
selalu di dampingi oleh dokter anak.2
BAB III
KASUS

3. Presentasi Dahi

Ny. I usia 19 th G1 P0, umur kehamilan 38 minggu, HPHT 18-05-2005 dengan


keluhan ibu mengatakan sakit di perut bawah sampai tembus tulang belakang sejak
tadi pagi jam 07.00 WIB. Pada pemersiksaan fisik terdapat TFU 26 cm, pemeriksaan
leopold III teraba bulat keras melenting, denyut jantung 140 kali/menit. Gerakan janin
kuat, pada pemeriksaan leopold II teraba keras,memanjang dibagian kanan Diding
perut ibu.

3.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan observasi bahwa janin ibu mengalami


presentasi dahi.
a. Pada pemeriksaan luar dada teraba seperti punggung, denyut jantung janin
terdengar lebih jelas di bagian dada, yaitu pada sisi yang sama dengan bagian-
bagian kecil.
b. Pada pemeriksaan dalam teraba sutura frontalis, yang bila diikuti, teraba ubun-
ubun besar pada ujung yang satu dan pangkal hidung dan lingkaran orbita pada
ujung yang lain.

Analisa masalah :
Presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara
fleksi maksimal dan defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian yang
terendah. Bayi yang lahir dalan presentasi dahi menunjukkan kaput suksedaneum
yang besar pada dahi disertai moulage kepala yang hebat. Analisa ditegakkan Ny.
I usia 19 th G1 P0 umur kehamilan 38 minggu, inpartu kala 1, Fase aktif,normal.
Janin tunggal hidup presentasi dahi.
3.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan kasus di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah


“Bagaimana Penatalaksanaan pada Ny. I dengan presentasi dahi” ?

3.4 Penatalaksanaan

Sebagian besar presentasi dahi memerlukan pertolongan persalinan secara bedah


sesar untuk menghindari manipulasi vaginal yang sangat meningkatkan mortalitas
perinatal Jika dibandingkan dengan presentasi belakang kepala, persalinan vaginal
pada presentasi dahi akan meningkatkan prolaps tali pusat (5 kali), ruptura uteri
(17 kali), transfusi darah (3 kali), infeksi pascapersalinan (5 kali), dan kematian
perinatal (2 kali).

Apabila presentasi dahi didiagnosis pada persalinan awal dengan selaput ketuban
yang utuh, observasi ketat dapat dilakukan. Observasi ini dimaksudkan untuk
menunggu kemungkinan perubahan presentasi secara spontan. Pemberian
stimulasi oksitosin pada kontraksi uterus yang lemah harus dilakukan dengan
sangat hati-hati dan tidak boleh dilakukan bila tidak terjadi penurunan kepala atau
dicurigai adanya disproporsi kepala- panggul. Presentasi dahi yang menetap atau
dengan selaput ketuban yang sudah pecah sebaiknya dilakukan bedah sesar untuk
melahirkannya. Jangan melahirkan menggunakan bantuan ekstraksi vakum,
forseps, atau simpisiotomi karena hanya akan meningkatkan morbiditas dan
mortalitas.3

4. Presentasi Muka

Ny. Y usia 33 tahun hamil anak ketiga dan pernah keguguran satu kali, HPHT 25-5-
2015 dengan keluhan ibu merasa lemas karena mulas yang lama dan belum ada
kemajuan persalinan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TFU 30cm, pemeriksaan
leopold III lekukan teraba antara daerah oksiput dan punggung (Sudut Fabre) Kepala
Lebih besar dari ukuran biasanya, denyut jantung janin terdengar di kuadran kiri, pada
pemeriksaan dalam muka dengan mudah teraba, teraba mulut dan bagian rahang
mudah diraba, tulang pipi, tulang orbita, dagu anterior. Dari hasil pemeriksaan USG
ditemukan lilitan tali pusat.

4.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan observasi bahwa janin ibu mengalami


presentasi muka.
a. Keadaan-keadaan yang memaksa terjadi defleksi kepala, seperti kesempitan
panggul dengan janin yang besar, tumor di leher bagian depan atau keadaan
yang menghalangi terjadinya fleksi kepala, seperti janin besar, anensefalus.
Oleh karena itu, presentasi muka dapat ditemukan pada panggul sempit atau
pada janin besar.
b. Lilitan tali pusat janin, grande multipara dengan perut gantung (pendulous
abdomen) juga merupakan faktor yang memudahkan terjadinya presentasi
muka. Kadang-kadang presentasi muka juga dapat terjadi pada kematian janin
intrauterine, akibat otot-otot janin yang telah kehilangan tonusnya.

Analisa masalah :
Presentasi muka adalah keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi
maksimal sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan
bagian terendah janin menghadap kebawah. Presentasi muka adalah bila dagu
berada di anterior, persalinan kepala dapat berlangsung pervaginam melalui
gerakan fleksi kepala. Presentasi muka dikategorikan primer jika terjadi sejak
kehamilan, sedang dikatakan sekunder jika terjadi saat persalinan. Analisa
yang ditegakkkan adalah Ny.Y usia 33 tahun G3P1A1 inpartu kala I fase aktif,
janin tunggal hidup presentasi muka posisi dagu anterior.

4.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan kasus di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah


“Bagaimana Asuhan Kebidanan dan Penatalaksanaan pada Ny. I dengan
presentasi dahi” ?

4.4 Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan adalah konseling dan kolaborasi dengan dokter spesialis
untuk tindakan akselerasi, pertolongan persalinan normal pervaginam ditambah
dengan perasat Mc.Robert, antisipasi perdarahan pascasalin melalui oksitosin 15
IU ke dalam RL 500 ml , misoprostol 2 tablet 0,2 mg peroral dan 3 tablet, methyl
ergometrin 0,2 mg/ml secara IV, antisipasi infeksi pasca salin atas indikasi
persalinan lama dengan amoxcilin 3x500mg dan penjahitan robekan di klitoris,
labia minora, mukosa vagina, otot dan kulit perineum serta resusitasi awal pada
bayi baru lahir.

Bila ukuran panggul normal dan kemajuan proses persalinan berlangsung normal,
persalinan pervaginam pada presentasi muka dapat berlangsung secara wajar.
Presentasi muka sering terjadi pada panggul sempit, maka terminasi kehamilan
dengan SC sering terpaksa harus dilakukan. Usaha untuk merubah presentasi
muka menjadi presentasi belakang kepala, pemutaran posisi dagu posterior
menjadi dagu anterior secara manual atau dengan cunam, serta dengan versi
ekstraksi tidak boleh dikerjakan. - Pastikan tidak ada CPD - Bila dagu beraada di
depan, tunggu partus spontan dan bila dagu berada di belakang, beri kesempatan
dagu untuk memutar ke depan. Apabila pada saat kala II dagu tetap dibelakang
(posisi mentoposterior persistens) maka sebaiknya dilahirkan perabdominal. -
Perasat Thorn, yaitu dengan kepala bagian belakang dipegang oleh penolong yang
dimasukkan ke vagina lalu tarik ke bawah, sedangkan tangan yang lain dari luar
berusaha meniadakan ekstensi dada. Syarat Perasat Thorn adalah: a) Dagu harus
berada di belakang, sebab bila dagu berada di depan akan terjadi presentasi
belakang kepala dengan ubun-ubun kecil di belakang yang tidak lebih
menguntungkan bila dibandingkan dengan presentasi muka dengan dagu di depan
b) Kepala belum jauh masuk panggul dan msaih mudah didorong ke atas.

Penanganan proses persalinan mengikuti pola seperti letak belakang kepala.


Lamanya proses persalinan biasanya juga mengikuti letak belakang kepala, tetapi
terkadang ada juga persalinannya yang memanjang. Selagi tidak ditemukan
bahaya pada janin dan atau ibu maka persalinan bisa diteruskan. Indikasi untuk
melakukan ekstraksi cunam pada presentasi muka adalah dapat berasal dari ibu,
dari janin atau bila kala II telah berlangsung lebih dari 2 jam.
Disamping syarat-syarat umum yang berlaku untuk penggunaan cunam, pada
presentasi muka dagu harus sudah berada di depan. Indikasi untuk melakukan
seksio sesarea (SC) pada presentasi muka adalah: posisi mento posterior
persistens, kesempitan panggul dan kesulitan turunya kepala dalam rongga
panggul. SC dilakukan jika persalinan macet/ terhenti atau pola denyut jantung
bayi yang tidak baik. Angka kesuksesan letak muka lahir secara normal
pervaginam sekitar 60-70%, sisanya dilahirkan dengan SC. Jika persalinan macet
dengan pembukaan lengkap, maka dapat dilakukan bantuan persalinan dengan
cunam/ forsep. Trauma janin akibat persalinan normal letak muka berupa
pembengkakan tenggorokan dan kerongkongan bayi akan segera hilang sesaat
setelah lahir. Pada kasus dengan tumor di leher kadang diperlukan intubasi
(memasukkan tube ke jalan nafas) sehingga persalinan harus selalu di dampingi
oleh dokter anak.4
DAFTAR PUSTAKA
Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, MPH, SpOG(K) dkk. 2006. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2016, Hal:582-584.1

Hanifa dkk. 2006. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,
2006, Hal.317-320.
Mansjoer, A. dkk. 2001. Distosia. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jilid I. Media Aesculapius Jakarta. hal .
303 – 309.2

https://id.scribd.com/presentation/324597565/Presentasi-Dahi. 3

https://pusdubogor.poltekkesbandung.ac.id/index.php?p=show_detail&id=3093. 4

Anda mungkin juga menyukai