Anda di halaman 1dari 14

KELAINAN PRESENTASI DAN DISPORPOSI KEPALA PANGGUL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pathofisiologi Kebidanan

Dosen Pengampu : Retno Mawarti, M.Kes

Disusun Oleh:
Lely Agitha Maharani

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization
(WHO) mencatat sekitar 830 wanita diseluruh dunia meninggal setiap
harinya akibat komplikasi yang terkait dengan kehamilan maupun
persalinan dan sebanyak 99% diantaranya terdapat pada negara
berkembang. Di negara berkembang, pada tahun 2015 Angka Kematian
Ibu mencapai 239 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan
negara maju yang hanya mencapai 12 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,
2018).

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah agenda global


dalam Pembangunan Berkelanjutan dengan pelaksanaan dari tahun 2016
hingga tahun 2030 yang merupakan pembaharuan Millenium Development
Goals (MDGs) atau agenda Pembangunan Milenium yang telah resmi
berahir pada tahun 2015. Salah satu tujuan SDGs adalah terciptanya suatu
kondisi kehamilan dan persalinan yang aman, serta ibu dan bayi yang
dilahirkan dapat hidup dengan sehat, yang dilakukan dengan pencapaian
target dalam mengurangi rasio kematian ibu secara global hingga kurang
dari 70 per 100.000 kelahiran (WHO, 2017).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat


tinggi jika di bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah
AKI di Indonesia sebanyak 305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan
Keluarga, 2016). Kematian Ibu maternal paling banyak adalah sewaktu
bersalin sebesar (49,5%), kematian waktu hamil (26%) pada waktu nifas
(24%) (Kementrian Kesehatan RI, 2012). Sedangkan Angka Kematian
Bayi (AKB) pada tahun 2015 di Indonesia sebanyak 22,23/1000 KH
(Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Kematian neonatal paling banyak
asfiksia (51%), BBLR (42,9%), SC (18,9%), prematur (33,3%), kelainan
kongenital (2,8%) dan sepsi (12%) (Riskerdas, 2015).

Pada tahun 2013, di RSUD Panembahan Senopati Bantul 40% dari


10 sampel yang diteliti manjalani seksio sesarea karena panggul sempit.
Berdasar penelitian ini, panggul sempit merupakan penyebab terbanyak
seksio sesrea (Agustina, 2013). Hasil penelitian di RSUD Liun Kandage
Tahuna tahun 2014 ditemukan dari 167 ibu yang dilakukan seksio sesarea
dengan indikasi panggul sempit sebanyak 28 ibu (16,76%). Hal ini
disebabkan oleh karena bentuk tubuh atau postur tubuh dan bentuk
panggul ibu yang kecil sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan
persalinan normal (Sumelung, et al., 2014).

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Kelainan Presentasi
2. Untuk mengetahui Konsep Disporposi Kepala Panggul
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kelainan Presentasi
1. Definisi
Malpresentasi adalah bagian terendah janin bukan verteks,
contohnya presentasi dahi, wajah, bahu, dan bokong. Sedangkan,
malposisi merupakan presentasi verteks dengan posisi anterior yang
tidak mengalami fleksi secara sempurna, contohnya defleksi kepala,
posisi oksipitolateral dan oksipitoposterior dengan oksiput sebagai
penentu posisi (Liu, 2008).
2. Klasifikasi

Gambar 2.1 Kelainan Presentasi

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2010), Presentasi adalah titik


tunjuk untuk menentukan bagian terendah janin. Kelainan presentasi
janin dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
a. Presentasi puncak kepala
Menurut Marmi, dkk (2016) presentasi puncak kepala atau disebut
juga presentasi sinsiput, terjadi apabila derajat defleksinya ringan,
sehingga ubun-ubun besar menjadi bagian terendah. Pada
umumnya presentasi puncak kepala merupakan kedudukan
sementara yang kemudian akan berubah menjadi presentasi
belakang kepala. Dengan adanya malpresentasi kepala, seperti
presentasi puncak kepala (defleksi ringan), presentasi dahi
(defleksi sedang), dan presentasi muka (defleksi maksimum), maka
kemungkinan akan menimbukan kemacetan dalam persalinan. Hal
ini disebabkan karena kepala tidak dapat masuk pintu panggul
karena diameter kepala pada malpresentasi lebih besar dari
diameter panggul (Rachimhadhi, 2009).
Tabel 2.1 Diameter Kepala Janin dan Presentasinya
No Diameter Panjang Presentasi
1 Suboksipito bregmatika 9,5 cm Fleksi vertex
2 Suboksipito frontal 10,5 cm Defleksi vertex parsial
3 Oksipito frontal 11,5 cm Defleksi vertex
4 Mento vertical 13 cm Dahi
5 Submento bregmatika 9,5 cm Wajah

Penanganan presentasi puncak kepala yakni, usahakan lahir


pervaginam karena kira-kira 75% bisa lahir spontan dan bila ada
indikasi dengan vakum/forsep biasanya anak lahir didapati caput.

b. Presentasi dahi
Menurut Rukiyah dan Lia (2010), presentasi dahi adalah keadaan
dimana kedudukan kepala berada diantara fleksi maksimal,
sehingga dahi merupakan bagian terendah. Menurut Rukiyah dan
Lia (2010), disebabkan oleh beberapa faktor penyebab yaitu
kemiringan anterior uterus, kontraksi pelvis, polihidramnion dan
abnormalitas kongenital misalnya, anensefalus.
Penanganan presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang
normal, tidak dapat lahir spontan pervaginam, persalinan harus
dilakukan SC(janin hidup/janin mati). Jika pembukaan lengkap
Kraniotomi.
c. Presentasi muka
Menurut Cunningham, dkk (2012) presentasi muka merupakan
presentasi kepala dengan defleksi maksimal hingga oksiput
mengenai punggung dan muka terarah ke bawah. Menurut
Cunningham, dkk (2012) yaitu adanya pembesaran leher yang
nyata atau lilitan tali pusat di sekitar leher dapat menyebabkan
ekstensi, janin anensefalus, panggul sempit, janin sangat besar,
paritas tinggi dan perut gantung.
Penanganan presentasi muka yakni, bila ukuran panggul normal
dan kemajuan proses persalinan berlangsung secara normal,
persalinan pervaginam pada presentasi muka dapat berlangsung
dengan wajar. Observasi Detik Jantung Janin dilakukan dengan
monitor eksternal. Presentasi muka sering terjadi pada panggul
sempit, maka terminasi kehamilan dengan SC sering terpaksa harus
dilakukan. Usaha untuk merubah presentasi muka menjadi
presentasi belakang kepala, pemutaran posisi dagu posterior
menjadi dagu anterior secara manual atau dengan cunam, serta
dengan versi ekstraksi tidak boleh dikerjakan.
d. Presentasi bokong
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian
terendahnya bokong, kaki atau kombinasi keduanya(Manuaba,
2008). Panggul sempit, terdapat lilitan tali pusat atau tali pusat
pendek, kelainan uterus (uterus arkuatum, uterus septum, aterus
dupleks), terdapat tumor di pelvis minor yang menggangu
masuknya kepala janin ke pintu atas panggul, plasenta previa,
kehamilan ganda (Manuaba, 2008).
Penanganan pada presentasi bokong dengan melakukan 3 teknik
kelahiran pervaginam (persalinan bokong spontan, dengan
pertolongan/ekstraksi bokong sebagian dan ekstresi bokong total)
dan section caesarea.
e. Presentasi bahu
Presentasi bahu adalah janin dalam kondisi melintang di dalam
uterus dengan sumbu janin tegak lurus atau hampir tegak lurus
dengan sumbu panjang ibu dan bahu sebagai bagian terendah janin
(Fauziyah Yulia, 2012). Penyebab presentasi bahu yaitu dinding
perut yang kendur pada multipara, kesempitan panggul, plasenta
previa, prematuritas, kelainan bentuk rahim seperti uterus
arkuatum, mioma uteri dan kehamilan ganda (Fauziyah Yulia,
2012). Penanganan presentasi bahu dengan section caesarea.
3. Pathofisiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin


terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih
32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin
dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau
letak lintang (Tanto, 2014).

Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan


belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan
pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam
presentasi kepala. Presentasi bokong yang menetap dapat disebabkan
oleh abnormalitas dari bayi, volume cairan amnion, lokasi plasenta,
kelainan uterus, tonus otot uterus yang lemah dan prematuritas
(Saifuddin, 2011 dan Tanto, 2014).
B. Disporposi Kepala Panggul
1. Definisi

Disproporsi kepala panggul yaitu suatu keadaan yang timbul karena


tidak adanya keseimbangan antara panggul ibu dengan kepala janin
disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar sehingga tidak dapat
melewati panggul ataupun kombinasi keduanya (Cunningham, et al.,
2014).

2. Klasifikasi
Pada disporposi kepala panggul, diklasifikasikan menjadi 2 yakni:
a. Klasifikasi panggul sempit :
1) Kesempitan pintu atas panggul
2) Kesempitan bidang tengah
3) Kesempitan pintu bawah panggul
b. Klasifikasi pada janin
1) Janin besar
2) Malpresentasi dan malposisi
3. Pathofisiologi
Dipengaruhi oleh faktor passageway(bentuk ukuran panggul) dan juga
passenger (ukuran dan presentasi kepala janin). Istilah Disporposi
Kepala Panggul untuk mendeskripsikan ketidaksesuaian ukuran
panggul ibu dengan ukuran janin.
Faktor risiko yang menyebabkan disproporsi kepala panggul, yaitu
(Surapanthapisit, et al., 2006; Wianwiset, 2011) :
a. Taksiran berat janin yang besar
b. Tinggi badan ibu
c. BMI sebelum kehamilan dan sebelum kelahiran ≥ 25 kg/m2
d. Kenaikan berat badan selama kehamilan ≥ 16 kg
e. Nullipara
f. Tidak ada pelvimetri yang memadai
Faktor yang menyebabkan disporposi kepala panggul, yaitu:

a. Faktor Panggul Ibu

Gambar 2.2 Diameter Panggul Normal


Keterangan:
Diameter Anteroposterior = 12 cm
Diamter Transversal = 12,5-13 cm
Diameter Obliqua = 13 cm
b. Faktor Janin
Faktor janin yakni meliputi janin besar dan malpresentasi kepala.
Rata-rata bayi baru lahir dengan usia cukup bulan (37 minggu-42
minggu) berkisar antara 2.500 gram hingga 4.000 gram. Janin
besar apabila >4.000 gram. Serta dengan adanya malpresentasi
kepala, seperti presentasi puncak kepala (defleksi ringan),
presentasi dahi (defleksi sedang), dan presentasi muka (defleksi
maksimum), maka kemungkinan akan menimbukan kemacetan
dalam persalinan.
4. Penatalaksanaan
Penanganan pada disproporsi kepala panggul yaitu, (Vicky chapman,
2006) :
a. Partus percobaan
Partus percobaan adalah percobaan untuk melakukan persalinan
per vaginam pada wanita-wanita dengan pangul relatif sempit.
Partus percobaan hanya dilakukan pada letak belakang kepala.
Partus percobaan dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir
setelah kita mendapat keyakinan bahwa persalinan tidak dapat
berlangsung pervaginam atau setelah anak lahir per vaginam.Partus
percobaan dikatakan berhasil jika anak lahir per vaginam secara
spontan atau dibantu dengan ekstraksi (forceps atau vakum) dan
anak serta ibu dalam keadaan baik.
b. Seksio sesarea
Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat
dengan kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang
nyata.Seksio juga dapat dilakukan pada kesempitan panggul ringan
apabila ada komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan letak
janin yang tak dapat diperbaiki.
Seksio sesarea sekunder (sesudah persalinan selama beberapa
waktu) dilakukan karena peralinan perobaan dianggap gagal atau
ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas mungkin
sedangkan syarat persalinan per vaginam belum dipenuhi
c. Simfisiotomi
Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan
kanan pada simfisis. Tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi.
d. Kraniotomi dan Kleidotomi
Pada janin yang telah mati dapat dilakukan kraniotomi atau
kleidotomi. Apabila panggul sangat sempit sehingga janin tetap
tidak dapat dilahirkan, maka dilakukan seksio sesarea

C. Peran Bidan
Dalam mencapai SDGs, seorang bidan dapat berperan dalam
pencapaian target ketiga dari SDGs, yaitu kehidupan sehat dan sejahtera,
khususnya terkait kesehatan ibu dan bayi. Masalah kesehatan ibu dan bayi
menjadi salah satu isu penting yang dihadapi Indonesia dalam dekade ini.
Peran bidan mencakup fungsi dalam layanan kesehatan primer, layanan
kesehatan sekunder, layanan kesehatan tersier, serta fungsi promotif untuk
menjaga kesehatan masyarakat. Tenaga kerja bidan, dengan sistem
kesehatan yang baik, dapat mendukung wanita dan perempuan untuk
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, menyediakan pendampingan
di sepanjang kehamilan dan kelahiran, serta menyelamatkan nyawa bayi
yang lahir terlalu awal.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Malpresentasi adalah bagian terendah janin bukan verteks,
contohnya presentasi dahi, wajah, bahu, dan bokong. Menurut Marmi, dkk
(2016) presentasi puncak kepala atau disebut juga presentasi sinsiput,
terjadi apabila derajat defleksinya ringan, sehingga ubun-ubun besar
menjadi bagian terendah. Menurut Rukiyah dan Lia (2010), presentasi dahi
adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara fleksi maksimal,
sehingga dahi merupakan bagian terendah. Menurut Cunningham, dkk
(2012) presentasi muka merupakan presentasi kepala dengan defleksi
maksimal hingga oksiput mengenai punggung dan muka terarah ke bawah.
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian
terendahnya bokong, kaki atau kombinasi keduanya(Manuaba, 2008).
Presentasi bahu adalah janin dalam kondisi melintang di dalam uterus
dengan sumbu janin tegak lurus atau hampir tegak lurus dengan sumbu
panjang ibu dan bahu sebagai bagian terendah janin (Fauziyah Yulia,
2012).

Disproporsi kepala panggul yaitu suatu keadaan yang timbul


karena tidak adanya keseimbangan antara panggul ibu dengan kepala janin
disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar sehingga tidak dapat
melewati panggul ataupun kombinasi keduanya (Cunningham, et al.,
2014). Dipengaruhi oleh faktor passageway(bentuk ukuran panggul) dan
juga passenger (ukuran dan presentasi kepala janin). Istilah Disporposi
Kepala Panggul untuk mendeskripsikan ketidaksesuaian ukuran panggul
ibu dengan ukuran janin.

Dalam mencapai SDGs, seorang bidan dapat berperan dalam


pencapaian target ketiga dari SDGs, yaitu kehidupan sehat dan sejahtera,
khususnya terkait kesehatan ibu dan bayi.
B. Saran
Diharapkan pembaca dapat mengerti dan memahami persalinan
normal, mekanisme persalinan normal dan penyulit-penyulit dalam
persalinan terutama kelainan letak janin atau kelainan presentasi dan
mengetahui apa saja kelainan kelainan presentasi.
DAFTAR PUSTAKA

Chapman, Vicky. Presentasi Wajah. Dalam : Asuhan Kebidanan Persalinan dan


Kelahiran. 2003. Jakarta: EGC
Prawirohardjo Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka: Jakarta.
Prawirohardjo; 2010. Hal. 52-60. Winkjosastro, Hanifa, 2006. “Ilmu kebidanan”
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
Rukiah, Ai. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Buku Kesehatan:
Jakarta.
Varney, Helen et. Al. Pelahiran Bayi Dengan Presentasi Muka. Dalam : Buku
Ajar Asuhan Kebidanan. Volume 2. Edisi 4. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, Hanifa dkk. Gawat Janin. Dalam : Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi
Pertama. Cetakan kedelapan. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono

Anda mungkin juga menyukai