Oleh:
Yuliani Rohmawati
NIM: 190070500111047
lebih aman bagi janin. Menurut Chapman (2017) dalam “Malpositions and
malpresentations in Labour. The Midwife’s Labour and Birth Handbook”, posisi
mentoposterior jarang terjadi dan tidak dapat dilahirkan secara pervaginam.
Namun, 30% dari presentasi mentoposterior berputar menjadi mentoanterior
selama kala II persalinan. Persalinan spontan mentoanterior biasanya terjadi
relatif mudah. Orang tua perlu diberikan KIE mengenai efek yang ditimbulkan
dari persalinan pervaginam yaitu memar dan bengkak pada wajah bayi saat
lahir namun kondisi ini akan membaik dalam beberapa jam atau hari setelah
kelahiran. Manipulasi untuk mengubah presentasi menjadi oksiput anterior
atau penggunaan elektroda kulit kepala janin atau ventouse
dikontraindikasikan dalam presentasi wajah serta augmentasi oksitosin tidak
dianjurkan dalam presentasi ini.
4. Presentasi Oksipito Posterior
Menurut Sinha et al (2018) dalam jurnal “Malposition and Malpresentation of
the Fetal Head”, posisi oksipitoposterior terjadi pada sekitar 20% janin pada
tahap awal persalinan. Namun dalam kasus ini, sebagian besar kepala janin
mengalami rotasi spontan ke posisi oksipitoanterior pada saat persalinan.
Posisi oksipitoposterior dikaitkan dengan persalinan lama, peningkatan
penggunaan oksitosin, analgesia epidural, insidensi kelahiran operatif yang
lebih tinggi serta robekan perineum derajat tiga atau empat. Kontraksi rahim
yang lemah dan dasar panggul yang rileks berkontribusi pada kegagalan
oksiput untuk memutar ke depan. Penyebab dari malpresentasi ini antara lain:
Pelvis jenis Android atau antropoid lebih mungkin menghasilkan posisi
oksipitoposterior karena pelipis depan yang sempit.
Penggunaan analgesia epidural intrapartum (relaksasi otot-otot dasar
panggul).
Diagnosa :
Pemeriksaan abdominal: bagian posterior terendah datar, bagian kecil janin
teraba di anterior dan denyut jantung janin terdengar di samping (flank)
Pemeriksaan vaginal: oksiput ke arah sakrum, sinsiput di anterior akan
mudah diraba bila kepala defleksi (Kemenkes RI, 2013).
Menurut Sinha et al (2018) dalam jurnal “Malposition and Malpresentation
of the Fetal Head”, pada saat palpasi tungkai mudah teraba di bagian anterior
dan sulit untuk meraba janin kembali. Bahu anterior teraba agak jauh dari
garis tengah. Ubun-ubun dan oksiput dapat dirasakan di atas simfisis pubis
yang menunjukkan defleksi. Bunyi jantung janin sering terdengar di sisi yang
jauh dari garis tengah. Pemeriksaan vagina menunjukkan fontanelle anterior
pada bagian depan dan fontanelle posterior dekat dengan sakrum.
Penatatalaksanaan :
Rotasi spontan dapat terjadi pada 90% kasus.
Jika terdapat tanda persalinan macet, denyut jantung janin >180 atau <100
pada fase apapun, lakukan seksio sesarea.
Jika ketuban utuh, pecahkan ketuban.
Jika pembukaan serviks belum lengkap dan tidak ada tanda obstruksi
lakukan augmentasi persalinan dengan oksitosin..
Jika pembukaan serviks lengkap dan ada tanda kemajuan fase
pengeluaran, periksa kemungkinan obstruksi:
- Jika tidak ada obstruksi, akhiri persalinan dengan ekstraksi
vakum/forsep bila syarat-syarat dipenuhi.
- Bila ada tanda obstruksi atau syarat-syarat pengakhiran persalinan
tidak dipenuhi, maka lakukan seksio sesarea (Kemenkes RI, 2013).
Pengawasan ketat terhadap kemajuan persalinan dan pemantauan janin
diperlukan mengingat kemungkinan persalinan lama. Oksitosin harus
digunakan jika diperlukan untuk mempertahankan kontraksi uterus yang baik
(kontraksi 3-4 kali setiap 10 menit dengan durasi lebih dari 45 detik). Studi
sebelumnya telah menunjukkan bahwa manajemen aktif dengan augmentasi
oksitosin membantu rotasi ke posisi oksipitoanterior. Persalinan dapat terjadi
secara spontan pada posisi oksipitoposterior tetapi jika persalinan
instrumental diperlukan, pemeriksaan abdomen dan vagina yang cermat
diperlukan untuk memastikan apakah ini aman dan sesuai. Jika persalinan
instrumental sesuai, persalinan dapat dibantu dengan cara memutar posisi
oksipitoanterior atau melahirkan dalam posisi oksipitoposterior. Rotasi
persalinan dapat dicapai secara manual atau menggunakan instrumen. Rotasi
manual dilakukan dengan melenturkan kepala janin untuk memungkinkan
terjadinya rotasi diikuti dengan pengiriman traksi (menggunakan forsep atau
ventouse). Rotasi persalinan dengan instrumen paling umum dilakukan
menggunakan ekstraksi vakum. Persalinan sesar mungkin diperlukan baik
pada kala I persalinan karena kegagalan kemajuan persalinan atau kelainan
kardiotokografi, atau pada kala dua jika persalinan pervaginam dianggap sulit
(Sinha et al., 2018).
Menurut Bellusi et al (2017) dalam jurnal “The use of intrapartum
ultrasound to diagnose malpositions and cephalic malpresentations”, sonografi
intrapartum merupakan diagnosis malposisi dan malpresentasi kepala yang
tepat dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Bellusi, F., Ghi, T., Youssef, A., et al., 2017. The use of intrapartum ultrasound to
diagnose malpositions and cephalic malpresentations. American Journal
of Obstetrics, 633-641.
Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Pilliod, R. A., & Caughey, A. B., 2017. Fetal Malpresentation and Malposition.
Obstetrics and Gynecology Clinics of North America, 44 (4), 631–643.