Anda di halaman 1dari 93

LAPORAN PRAKTIK KOMUNITAS

Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Binaan

Di Dusun Mendek, Desa Srigading,

Kecamatan Lawang

Oleh:

Aulia Kurnianti Dewi (160070501011046)

Profesi Bidan

S1 Kebidanan Fakultas Kedokteron

Universitas Brawijaya

Malang
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
kenikmatan, kekuatan, dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kasus
yang berjudul ―Asuhan Kebidanan Komunitas‖. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu tugas selama masa profesi.

Demikian pula penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dari segi substansi maupun tata bahasa, oleh karena itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan dengan harapan sebagai masukan dalam perbaikan karya ini.
Akhirnya mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat.

Malang, 2 April-5 Mei 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang bidan dapat saja di tempatkan dimana saja sesuai dengan tempat-tempat
yang membutuhkannya. Bidan dapat di tempatkan pada pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit, mendirikan Praktek sendiri, di Komunitas (atau yang lebih di kenal Bidan desa). Oleh
sebab itu seorang bidan harus dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan dan lingkungan
sekitarnya (Meilani, 2009).

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel,


yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat
selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung
jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini
mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan
anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawat-daruratan (Meilani, 2009).

Kebidanan (Midwifery) mencakup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan


pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu
―Communitas‖ yang berarti kesamaan, dan juga ―communis‖ yang berarti sama, publik
ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang berada di suatu lokasi
atau daerah atau area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009 ).

Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan di desa. Pada setiap desa yang belum ada
fasiltas pelayanan kesehatan bidan ditempatkan di sana dan bertanggungjawab langsung
kepada Kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan tersebut adalah suatu desa dengan jumlah
penduduk rata-rata 3000 orang. Dengan tugas utamanya adalah membina peran serta
masyarakat melalui pembinaan posyandu dan pembinaan kelompok persepuluhan, selain
memberikan pelayanan langsung di posyandu dan pertolongan persalinan di rumah-rumah.
Di samping itu juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga untuk diberi
pelayanan seperlunya atau dirujuk ke puskesmas atau fasilitas kesehatan yang lebih mampu
dan terjangkau secara rasional (Efendi, 1998).
Oleh sebab itu, banyaknya peran bidan dalam masyarakat membuat bidan harus
dapat berbicara dan mendekatkan diri pada masyarakat, serta mampu melakukan tindakan
untuk dapat membantu masyarakat serta dapat di terima oleh masyarakat (Enyretna, 2010).

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengambil studi kasus yang berjudul
Asuhan Kebidanan Komunitas di Dusun Mendek, Desa Srigading, Kecamatan Lawang,
Malang.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan komunitas.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif di
komunitas.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa aktual, masalah diagnosis
potensial, dan masalah potensial di komunitas.
3. Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang terjadi di komunitas.
4. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera ditemukan masalah di
komunitas.
5. Mahasiswa dapat menentukan rencana tindakan sesuai dan kebutuhan di
komunitas.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan yang direncanaka di komunitas.
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi dari tindakan yang telah diberikan di
komunitas.

1.3 Manfaat
1. Bagi mahasiswa kebidanan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang
konsep dan manajemen kebidanan di komunitas.
2. Bagi Bidan desa wilayang desa Srigading diharapkan mampu meningkatkan kualitas
asuhan kebidanan di komunitas.

1.4 Ruang Lingkup


Memberikan asuhan kebidanan di komunitas.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini meliputi uraian mengenai latar belakang, tujuan, manfaat, ruang lingkup dan
sistematika penulisan.
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang uraian teori-teori yang berhubungan dengan asuhan kebidanan
di komunitas, yang dapat mendukung dan membantu dalam pembahasan kasus ini.
Bab 3 Kerangka Konsep Asuhan
Bab ini berisi pola pikir dalam melakukan asuhan kebidanan yang sesuai dengan
kasus dikorelasikan dengan tinjauan teori yang telah didapatkan.
Bab 4 Kasus
Bab ini berisi data-data dan keseluruhan manajemen asuhan kebidanan meliputi 7
langkah Varney yang meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnose potensial.
Rencana tindakan , implementasi dan evaluasi.
Bab 5 Pembahasan
Bab ini menguraikan apa saja hasil pembuatan kasus mencakup semua aspek yang
terkait dengan teori kasus, evidence based practice. Dan membahas tentang
keterkaitan antar factor dari data yang diperoleh dikorelasikan dengan tinjauan teori
yang didapatkan.
Bab 6 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang menjabarkan jawaban dari tujuan penulisan.
BAB II
PROFIL KELUARGA BINAAN

2.1 Profil Keluarga Tn. H


2.1.1 Data dan Identifikasi
Tanggal Pengkajian :
1. Biodata
Nama KK : Tn. H

Umur : 33 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Dusun Mendek RT 2 RW 9 Desa Srigading, Kec.


Lawang, Kab.Malang

2. Nama Anggota Keluarga


Agam
No Nama Umur L/P Status Pendidikan Pekerjaan Ket
a
1 Hadiono 33 th L Suami SD Petani Islam
2. Wati 29 th P Istri SD Penjahit Islam PUS
3. Anis 11 th P Anak SD Pelajar Islam -
4. Hariatul 4 th P Anak - - Islam -

3. Situasi Lingkungan
a. Kepemilikan rumah : Rumah pribadi
b. Jenis Rumah : Permanen
c. Atap Rumah : Genteng
d. Lantai Rumah : Keramik
e. Ventilasi : Jendela cukup, pencahayaan baik
f. Kebersihan dan kerapian : Bersih
g. Pembuangan sampah : Lubang galian sampah
h. Sumber air : Sumber air pegunungan
i. Saluran air limbah : Tertutup
j. Jamban : Leher Angsa
k. Kandang ternak :-
l. Pemanfaatan pekarangan :-
m. Pemanfaatan fasilitas kesehatan : Bidan dan Rumah Sakit
n. Keluarga mempunyai asuransi : Tidak

4. Keadaan Kesehatan Keluarga


Saat ini keluarga dalam keadaan sehat, tidak memiliki riwayat penyakit yang pernah
diderita. Anggota keluarga lain seperti ibu dan anak tidak ada masalah kesehatan.
5. Riwayat KB
Pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 4th. Saat ini sedang menggunakan
implant selama 15 hari. Keluhan yang dirasakan ibu yaitu menstruasinya tidak teratur.
6. Fungsi Keluarga
Suami sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan utama dalam keluarga serta
pencari nafkah utama. Istri sebagai ibu yang mengasuh anak dan mengurus seluruh
kebutuhan keluarga dirumah. Anak pertama berada di rumah saat ini bersekolah kelas
6 SD. Anak kedua berada di rumah.
7. Stress dan Koping
Berdoa dan mendekatkatkan diri pada Tuhan YME, serta rekreasi kalau perlu,
jumlahnya dalam setahun tidak menentu.
8. Komunikasi
Komunikasi dapat terjalin lancar antar anggota keluarga, ibu 24 jam berda dirumah
mengurusi kedua anaknya.
9. Transportasi
Menggunakan 1 motor sebagai alat transportasi
10. Genogram

Keterangan :
: Suami
: Istri

: Anak

: Hubungan Suami Istri

: Hubungan Anak

2.1.2 Diskripsi Keluarga


Keluarga ini tinggal dalam satu rumah, dimana suami memegang peranan
penting dalam mengambil keputusan. Masalah yang ditemukan pada keluarga Tn.H
adalah pada Anak ―H‖ ada tahap perkembangan yang belum dapat dilakukan sesuai
dengan usianya. Dari segi pengetahuan ibu belum memahami akan pengetahuan
kesehatan reproduksi dan pencegahannya, pengetahuan tentang pentingnya stimulasi
pada perkembangan anak. Dalam pembinaan terhadap keluarga Ny. W, tenaga
kesehatan khususnya bidan harus bekerja sama dengan ibu untuk membahas masalah
yang timbul dan memikirkan alternatif pemecahan masalahnya. Dalam hal ini intervensi
yang dapat diberikan bidan sebagai langkah awal adalah memberikan pendidikan dan
informasi kesehatan tentang pentingnya kesehatan reproduksi, memberikan konseling
mengenai KB dan efek sampingnya dan mengajarkan cara stimulasi perkermbangan
anak kepada ibu dan melakukan stimulasi pada anak, sehingga diharapkan keluarga
dapat menyelesaikan masalah yang timbul secara tepat dan mandiri, sehingga masalah
dapat teratasi.

2.2 Profil Keluarga Tn. K


2.2.1 Data dan Identifikasi
1. Biodata
Nama KK : Tn. K

Umur : 30 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Dusun Mendek RT 2 RW 9 Desa Srigading, Kec.


Lawang, Kab.Malang

2. Nama Anggota Keluarga


L/ Pendidik
No Nama Umur Status Pekerjaan Agama Ket
P an
1 Kepala
Karnoto 30 L SD Petani Islam -
Keluarga
2 Lilik 20 P Istri SMP IRT Islam WUS
3 Hanatul 2 P Anak - - Islam -

Tidak
4 Tuniati 60 P Ibu - Islam -
bekerja

3. Situasi Lingkungan
a. Kepemilikan rumah : Rumah pribadi
b. Jenis Rumah : Semi Permanen
c. Atap Rumah : Genteng
d. Lantai Rumah : Tanah
e. Ventilasi : Jendela cukup, pencahayaan baik
f. Kebersihan dan kerapian : Bersih
g. Pembuangan sampah : Lubang galian sampah
h. Sumber air : Sumber air pegunungan
i. Saluran air limbah : Tertutup
j. Jamban : WC Jumblang / Kakus
k. Kandang ternak : Ada, gabung dengan rumah
l. Pemanfaatan pekarangan : Pembuangan sampah
m. Pemanfaatan fasilitas kesehatan : Bidan dan Rumah Sakit
n. Keluarga mempunyai asuransi : Tidak

4. Keadaan Kesehatan Keluarga


Anggota keluarga tidak pernah dirawat dirumah sakit dan tidak pernah menderita
penyakit kencing manis, hepatitis, penyakit ginjal, dan jantung. Dikeluarga sering
menderita penyakit kulit seperti gatal-gatal dan sering kambuh meski sudah diobati.
5. Riwayat KB
Ibu sedang menggunakan KB suntik 3 bulan sudah sekitar 1 tahun.
6. Fungsi Keluarga
Suami sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan utama dalam keluarga serta
pencari nafkah utama. Istri sebagai ibu yang mengasuh anak dan mengurus seluruh
kebutuhan keluarga dirumah.
6. Stress dan Koping
Berdoa dan mendekatkatkan diri pada Tuhan YME. Tidak pernah melakukan rekreasi.
7. Komunikasi
Komunikasi dapat terjalin lancar antar anggota keluarga, ibu 24 jam berada dirumah
mengurusi keluarga
8. Transportasi
Menggunakan motor sebagai alat transportasi
9. Genogram

Keterangan :
: Suami

: Istri

: Ibu

: Anak

: Hubungan Suami Istri

: Hubungan Anak

2.2.2 Diskripsi Keluarga


Keluarga ini tinggal dalam satu rumah, dimana suami memegang peranan
penting dalam mengambil keputusan. Masalah yang ditemukan pada keluarga Tn.K
adalah Ny. T yang merupakan ibu dari Tn. K juga saat ini sudah menopause dengan
beberapa keluhan yang menganggu. Dari segi pengetahuan ibu belum memahami akan
pengetahuan kesehatan reproduksinya. Dalam pembinaan terhadap keluarga Ny. L,
tenaga kesehatan khususnya bidan harus bekerja sama dengan ibu untuk membahas
masalah yang timbul dan memikirkan alternatif pemecahan masalahnya. Dalam hal ini
intervensi yang dapat diberikan bidan sebagai langkah awal adalah memberikan
pendidikan dan informasi kesehatan tentang pentingnya kesehatan reproduksi, dan
memberikan konseling untuk mengurangi keluhan selama menopause, sehingga
diharapkan keluarga dapat menyelesaikan masalah yang timbul secara tepat dan
mandiri, sehingga masalah dapat teratasi.

2.3 Profil Keluarga Tn. M


2.3.1 Data dan Identifikasi
1. Biodata
Nama KK : Tn. M

Umur : 42 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Dusun Mendek RT 2 RW 9 Desa Srigading, Kec.


Lawang, Kab.Malang

2. Nama Anggota Keluarga


L/
No Nama Umur Status Pendidikan Pekerjaan Agama Ket
P
1 Kepala
Muhsin 42 L SD Petani Islam -
Keluarga
2 Darmini 35 P Istri SD IRT Islam WUS
3 A.
17 L Anak - Pelajar Islam -
Maulana

4 Siti F. 15 P Anak - Pelajar Islam -

5. M. Rizky 12 L Anak Pelajar Islam -


3. Situasi Lingkungan
a. Kepemilikan rumah : Rumah pribadi
b. Jenis Rumah : Permanen
c. Atap Rumah : Genteng
d. Lantai Rumah : Keramik
e. Ventilasi : Jendela cukup, pencahayaan baik
f. Kebersihan dan kerapian : Bersih
g. Pembuangan sampah : Lubang galian sampah
h. Sumber air : Sumber air pegunungan
i. Saluran air limbah : Tertutup
j. Jamban : Leher Angsa
k. Kandang ternak :-
l. Pemanfaatan pekarangan :-
m. Pemanfaatan fasilitas kesehatan : Bidan dan Rumah Sakit
n. Keluarga mempunyai asuransi : BPJS
4. Keadaan Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga tidak pernah dirawat dirumah sakit dan tidak pernah menderita
penyakit kencing manis, hepatitis, penyakit ginjal, dan jantung.
5. Riwayat KB
Ibu sedang menggunakan KB pil selama kurang lebih 12 tahun.
6. Fungsi Keluarga
Suami sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan utama dalam keluarga serta
pencari nafkah utama. Istri sebagai ibu yang mengasuh anak dan mengurus seluruh
kebutuhan keluarga dirumah.
6. Stress dan Koping
Berdoa dan mendekatkatkan diri pada Tuhan YME. Pernah melakukan rekreasi 2 kali
setahun
7. Komunikasi
Komunikasi dapat terjalin lancar antar anggota keluarga, ibu 24 jam berada dirumah
mengurusi keluarga
8. Transportasi
Menggunakan motor sebagai alat transportasi
9. Genogram

Keterangan :
: Suami

: Istri

: Anak

: Hubungan Suami Istri

: Hubungan Anak

2.2.2 Diskripsi Keluarga


Keluarga ini tinggal dalam satu rumah, dimana suami memegang peranan
penting dalam mengambil keputusan. Masalah yang ditemukan pada keluarga Tn. M
adalah dari segi pengetahuan Ny. D belum memahami akan pengetahuan kesehatan
reproduksi dan pencegahannya, serta anaknya yang saat ini sudah remaja juga
mengalami keluhan selama menstruasi. Dalam pembinaan terhadap keluarga Ny. D,
tenaga kesehatan khususnya bidan harus bekerja sama dengan ibu untuk membahas
masalah yang timbul dan memikirkan alternatif pemecahan masalahnya. Dalam hal ini
intervensi yang dapat diberikan bidan sebagai langkah awal adalah memberikan
pendidikan dan informasi kesehatan tentang pentingnya kesehatan reproduksi,
memberikan konseling mengenai KB dan efek sampingnya serta pemberian konseling
pada An. S mengenai keluhan menstruasinya, sehingga diharapkan keluarga dapat
menyelesaikan masalah yang timbul secara tepat dan mandiri, sehingga masalah dapat
teratasi.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

3.1 Metode/desain
Metode praktik kebidanan keluarga ini menggunakan desain deskriptif observasional,
yang bertujuan mencari masalah khususnya masalah KIA-KB, remaja, dan menopause di
Dusun Mendek, desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Pada kasus ini
jenis pendekatan yang digunakan adalah metode survey, yang ditujukan pada rumah tangga
atau keluarga dengan mengumpulkan informasi aktual terkait data kependudukan, status
kesehatan, tanggapa keluarga terhadap pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial, dana
sehat atau BPJS, usaha pemeliharaan kesehatan mandiri, pengetahuan tentang HIV AIDS,
upaya pelayanan kesehatan (ibu dan anak, nifas, menyusui), bayi dan balita, anak, remaja,
PUS, WUS, dan menopause.

3.2 Lokasi Praktik Kebidanan Komunitas


Lokasi praktik Komunitas Kebidanan angkatan ke 6 berada di Dusun Mendek, desa
Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang

3.3 Waktu Praktik Kebidanan Komunitas


Praktik Komunitas Kebidanan angkatan ke 6 dimulai pada tanggal 2 April-5 Mei
2018.

3.4 Populasi dan Sampel


A. Populasi
Seluruh warga yang berada di dusun Mendek, Desa Srigading, Kecamatan Lawang,
Kabupaten Malang

B. Sampel
Seluruh lingkup asuhan kebidanan meliputi bayi, balita, apras, remaja, WUS, PUS,
ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, dan menopause yag berada di wilayah dusun Mendek,
Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
3.5 Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dan dianalisa berupa data kuantitatif yang mencakup
beberapa unsur yaitu data demografi, data KIA.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam kasus ini adalah
kuisioner yang diisi oleh surveyor dengan menanyakan secara langsung
(wawancara) pada kepala keluarga dan anggota keluarga yang lain. Sistematisnya
dengan mengumpulkan informasi aktual terkait data kependudukan, status
kesehatan, tanggapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial,
dana sehat atau BPJS, usaha pemeliharaan kesehatan mandiri, pengetahuan tentang
HIV AIDS, upaya pelayanan kesehatan (ibu dan anak, nifas, menyusui), bayi dan
balita, anak, remaja, PUS, WUS, dan menopause.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari dokumentasi keluarga seperti kartu keluarga,
informasi dari bidan puskesmas, dan data PWS KIA dari bidan pelaksana dan
bidan penangguang jawab desa Srigading, serta data demografi dari Desa
Srigading.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu:
1. Lembar wawancara
2. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang data demografik
3. Timbangan berat badan
4. Metline
5. Tensi meter
6. Buku KIA
7. Denver II / KPSP

3.7 Analisa Data dan Masalah


Tujuan analisa adalah menggunakan data yang terkumpul dan mencari kaitan satu
dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai masalah, melalui proses analisa ditemukan
jawaban tentang hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan lingkungan keadaan
social budaya (perilaku), pelayanan kesehatan serta factor keturunan yang berpengaruh
terhadap kesehatan.
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisa. Dalam rumusan
masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial. Setelah data
terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Metode Hanlon (Kuantitatif)
Metode ini dilakukan dengan memberikan skor atas serangkaian kriteria A, B, C dan D
(PEARL).
A : Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok penduduk yang terkena
masalah serta keterlibatan masyarakat dan instansi terkait. Skor 0-10 (kecil-besar).

B : Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas,


kecenderungannya dari waktu ke waktu. Skor 0-10 (tidak gawat – sangat gawat).

C : Efektifitas atau kemudahan penanggulangan masalah, dilihat dari perbandingan


antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah yang akan diperoleh
dengan sumber daya (biaya, sarana dan cara) untuk menyelesaikan masalah. Skor
0-10 (sulit – mudah).

D : PEARL

Berbagai pertimbangan dalam kemungkinan pemecahan masalah,


P : Propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai
kebijaksanaan/program/kegiatan instansi/organisasi terkait

E : Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan.

A : Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan instansi


terkait/instansi lainnya.

R : Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk


memecahkan masalah (tenaga, sarana/peralatan, waktu)

L : Legality yaitu dukungan aspek hukum/perundangan-undangan/


peraturan terkait seperti peraturan pemerintah/juklak/juknis/protap.

Setelah kriteria tersebut berhasil diisi, maka selanjutnya menghitung nilai


3.8 Tahapan Diagnosa Komunitas
1. Identifikasi masalah
Pengumpulan data berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung
di masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif).
2. Analisa dan Perumusan Masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan ditetapkan masalah
kesehatan lingkungan di komunitas.
3. Rencana dan Tindakan
Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta penyebabnya, maka
disusun rencana dan tindakan yang dilakukan. Tindakan dilakukan berdasarkan rencana
yang disusun.
4. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara hasil yang
dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila
evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan
tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila kegiatan berhasil mencapai
tujuan maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah
lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut.

3.9 Definisi Operasional


No. Indikator Definisi Operasional

1. Keluarga Sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang


masih mempunyai hubungankekerabatan/hubungan
darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain
sebagainya (Soerjono, 2004)

2. Kartu Kartu identitas keluarga yang berisi data tentang


Keluarga susunan, hubungan, dan jumlah anggota keluarga
(Siswosoediro, 2008)

9. Bayi Individu yang berusia 0-12 bulan yang ditandai


denganpertumbuhan dna perkembangan yang cepat
disertasi dengan perubaha dalam kebutuhan zat gizi
(Wong, 2003)
9. Balita Anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau
lebih popular dengan pegertian usia anak dibawah 5
tahun (Muarisha, 2006)

10. Remaja Individu pada masa transisi dalam rentang keidupan


manusia menghubungkan masa kanak-kanak dengan
masa dewasa. Usia masa remaja awal perempuan 13-15
tahun, laki-laki 15-17 tahun. Remaja pertengahan
perempuan 15-18 tahun, laki-laki 17-19 tahun. Remaja
akhir perempuan 18-21 tahun, laki-laki 19-21 tahun
(Tholib, 2010; Santrock, 2002)

11. WUS Wanita dalam usia reproduksi yaitu usia 15-49 tahun
baik yang berstatus kawin, janda dan belum menikah
(Depkes, 2003)

12. PUS Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri di

mana wanitanya atau istrinya berusia 15—49 tahun dan

masih memungkinkan untuk hamil (Pusat Data dan

Informasi Kementrian Kesehatan, 2011)

13. Menopause Tidak menstruasi selama 12 bulan karea hilangya fungsi


ovarium secara bertahap akibat jumlah oosit yang terus
menurun (Baziad, 2003; Sperovv, 2005)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. H

Tanggal Pengkajian : 4 April 2018 Jam : 14.00 WIB


1. Biodata
Nama KK : Tn. H
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : RT 002 RW 009 Dusun Mendek
Pengambil keputusan dalam keluarga
 Perencanaan kehamilan : suami dan istri
 Perencanaan persalinan : suami dan istri
 Penggunaan alat KB : suami dan istri
 Perencanaan kesehatan anak : suami
 Perencanaan pendidikan anak : suami
 Pengelola keuangan rumah tangga : istri
 Pengasuhan anak : suami dan istri
 Kegawatdaruratan : suami
 Otonomi perempuan : tidak ada
2. Nama anggota keluarga

No Nama Umur L/P Status Pendidikan Pekerjaan Agama Ket

1 Hadiono 33 th L Suami SD Petani Islam

2. Wati 29 th P Istri SD Penjahit Islam PUS

3. Anis 11 th P Anak SD Pelajar Islam -

4. Hariatul 4 th P Anak - - Islam -


3. Kebiasaan sehari – hari
a. Kebiasaan tidur
Hadiono Tidur malam 6-7 jam, tidur nyeyak

Wati Tidur siang 30 menit- 1 jam (kadang-kadang), tidur malam 6-7


jam, tidur nyeyak

Anis Tidur siang 30 menit- 1 jam (kadang-kadang), tidur malam 6-7


jam, tidur nyeyak

Hariatul Tidur siang 1-2 jam, tidur malam 7-8 jam, tidur nyeyak

b. Kebiasaan Makan
Hadiono 2-3 kali sehari, nasi, sayur, lauk, minum air putih 5-6 gelas.hari

Wati 2-3 kali/hari porsi kecil, nasi, sayur, lauk, ikan asin, minum 6-8
gelas /hari

Anis 2-3 kali/hari porsi kecil, nasi, sayur, lauk, minum 6-8 gelas /hari

Hariatul 3 kali sehari, nasi, sayur, lauk, minum air putih 4-5 gelas.hari,
susu 1 gelas/hari

c. Pola Eliminasi
Hadiono BAK 6 kali/hari, BAB 1 kali/hari

Wati BAK 5-6 kali/hari, BAB 1 kali/hari

Anis BAK 6-7 kali/hari, BAB 1 kali/hari

Hariatul BAK 8-9 kali/hari, BAB 1 kali/hari

d. Kebersihan perorangan/personal Hygiene


Mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari saat mandi,
Hadiono
keramas 3 hari sekali
Wati Mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari saat mandi,
keramas 3 hari sekali

Anis Mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari saat mandi,
keramas 3 hari sekali

Hariatul Mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari saat mandi,
keramas 2 hari sekali

e. Pola Kebiasaan Kesehatan


Hadiono Apabila sakit periksa ke dokter/ bidan praktek swasta

Wati Apabila sakit periksa ke dokter/ bidan praktek swasta

Anis Apabila sakit periksa ke dokter/ bidan praktek swasta

Hariatul Apabila sakit periksa ke dokter/ bidan praktek swasta

f. Penggunaan waktu senggang


Hadiono Berkumpul dengan keluarga, silaturahim dengan tetangga,

Wati Menonton TV, berkumpul dengan keluarga, silaturahim dengan


tetangga,

Anis Menonton TV, bermain bersama teman sekitar rumah

Hariatul Menonton TV, bermain bersama teman sekitar rumah

g. Rekreasi Keluarga
Ibu dan keluarga mengatakan melakukan rekreasi atau sekedar jalan-jalan kalau
perlu, jumlahnya dalam satu tahun tidak menentu.
h. Keadaan sosial ekonomi
Ibu dan keluarga mengatakan bahwa penghasilan didapatkan dari kepala
keluarga dan istri. Jumlah pemasukan dan pengeluaran seimbang. Kebutuhan
hidup sehari-hari dapat terpenuhi dengan cukup. Pendapatan per-bulan sekitar ±
Rp. 2.000.000.
4. Situasi lingkungan
 Kepemilikan rumah : Rumah pribadi
 Jenis Rumah : Permanen
 Atap Rumah : Genteng
 Lantai Rumah : Keramik
 Ventilasi : Jendela cukup, pencahayaan baik
 Kebersihan dan kerapian : Bersih
 Pembuangan sampah : Lubang galian sampah
 Sumber air : Sumber air pegunungan
 Saluran air limbah : Tertutup
 Jamban : Leher Angsa
 Kandang ternak :-
 Pemanfaatan pekarangan :-
 Pemanfaatan fasilitas kesehatan : Bidan dan Rumah Sakit
 Keluarga mempunyai asuransi kesehatan keluarga mandiri
Hadiono Tidak ada

Wati Tidak ada

Anis Tidak ada

Hariatul Tidak ada

KOMPONEN
RUMAH
NO KRITERIA NILAI
YANG
SKOR
DINILAI
31
I KOMPONEN RUMAH
(bobot)
Tidak ada 0
Ada, kotor sulit di bersihkan dan rawan
1. Langit-langit 1
kecelakaan
Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 2
Bukan tembok(terbuat dari anyaman
1
bamboo/ilalang)
Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata
2. Dinding atau batu yang tidak di plester/papan yang tidak 2
kedap air
Permanen (tembok/pasangan bata atau batu yang
3 3
di plester/papan kedap air)
Tanah 0
Papan/anyaman bamboo dekat dengan
1
3. Lantai tanah/plester yang retak/berdebu
Diplester /ubun/keramik/papan(rumah
2 2
panggung)
Jendela kamar Tidak ada 0
4.
tidur Ada 1 1
Jendela ruang tidak ada 0
5.
keluarga Ada 1 1
tidak ada 0
ada, luas ventilasi permanent < 10% dari luas
1
6 Ventilasi lantai
ada, luas ventilasi permanent > 10% dari luas
2 2
lantai
tidak ada 0
ada, luas ventilasi permanent < 10% dari luas
1
Lubang asap dapur
7.
dapur ada, luas ventilasi permanent > 10% dari luas
dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada 2 2
exhauster fan ada peralatan lain yang sejenis
tidak terang, tidak dapat digunakan untuk
0
membaca
kurang terang, sehingga kurang jelas untuk
8. Pencahayaan 1
membaca normal
terang dan tidak silau, sehingga dapat digunakan
2 2
untuk membaca dengan normal
Nilai 465
25
II SARANA SANITASI
(bobot)
tidak ada 0
Sarana Air ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi
1
Bersih syarat kesehatan
1.
(SGL/SPT/PP/K ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat 2
U/PAH) ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat 3
ada, milik sendiri dan memenuhi syarat 4 4
Tidak ada 0
Ada, bukan leher angsa, tidak tutup, disalurkan
1
Jamban(sarana ke sungai/kolam
2 pembuangan Ada, bukan leher angsa dan ditutup (leher
2
kotoran) angsa), disalurkan ke sungai/kolam
Ada, bukan leher angsa ada tutup, septictank 3
Ada, leher angsa, septictank 4 4
Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di
0
halaman rumah
Sarana Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air
1
3 Pembuangan Air (jarak dengan sumber air <10m)
Limbah (SPAL) Ada, disalurkan ke selokan terbuka 2
Ada, dialirkan ke selokan tertutup (selokan kota)
3 3
untuk diolah lebih lanjut
Sarana Tidak ada 0
Pembuangan Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak tertutup 1
4
Sampah (tempat Ada, kedap air dan tidak tertutup 2
sampah) Ada, kedap air dan tertutup 3 3
Nilai 350
III PERILAKU PENGHUNI 44(bobot)
Tidak pernah dibuka 0
Membuka
1 Kadang-kadang 1 1
Jendela Kamar
Setiap hari dibuka 2
2 Membersihkan Tidak pernah 0
rumah dan Kadang-kadang 1
halaman Setiap hari 2 2
Membuang tinja Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
3 bayi dan balita Kadang-kadang ke jamban 1
ke jamban Setiap hari dibuang ke jamban 2 2
Membuang Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
4 sampah pada Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1
tempat sampah Sering dibuang ke tempat sampah 2 2
Nilai 308
TOTAL HASIL PENILAIAN 1123
Kesimpulan : Rumah Sehat

5. Keadaan kesehaan keluarga :


Tn. H : Suami mengaku sedang tidak sakit apapun. Tekanan
darah tidak pernah naik.

Ny. W : Terakhir menstruasi hanya spotting selama 2 hari.


Tidak ada keluhan selama menstruasi. Menurut
pertanyaan, Ny. W belum mengetahui lebih lanjut
mengenai penyakit kanker serviks dan kanker
payudara.

An. A : Tidak pernah atau sedang menderita penyakit berat.


Riwayat imunisasi terakhir yaitu imunisasi ORI di
sekolah.

An. H : Dari hasil pengkajian didapatkan berat badan balita


normal. Riwayat imunisasi terakhir yaitu imunisasi
ORI di posyandu.

6. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu


Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Perkawinan
Hami Umur
ke- Penolong Jenis Tempat Peny. JK BB Keadaan Keadaan Laktasi
l ke- anak
1 1 11 th Dukun Normal Rumah - P - Normal Baik ASI
1 2 Keguguran
1 3 Dukun Normal Rumah - P - Normal Baik ASI

7. Riwayat pernikahan dan KB


 Menikah 1 kali, usia pertama menikah Ny.Wati 17 tahun, Tn.Hadiono 21 tahun,
lama pernikahan kedua 12 tahun. Ibu Pernah menggunakan KB suntik 4 tahun.
Saat ini sedang menggunakan implant baru 15 hari. Keluhan yang dirasakan ibu
yaitu menstruasinya tidak teratur.
Data Terfokus - Pasangan Usia Subur (Keluarga Berencana)
a. Apakah PUS sudah ikut KB : YA/TIDAK
b. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan : Implant
Efek samping/ masalah: Menstruasi tidak teratur
c. Lama menggunakan alat kontrasepsi
1) < 1 tahun
2) 1-3 tahun
3) 3-5 tahun
4) > 5 tahun
d. Tempat Pelayanan KB tersebut
1) Posyandu
2) Puskesmas
3) Rumah bersalin/ RS
4) Polindes
5) Dokter/ Bidan Praktik
e. Kembangkan informasi lain
1) Alasan tidak mengikuti KB :-
2) Keluhan setelah ikut KB :-
3) Pengetahuan tentang manfaat :
Ibu mengetahui KB digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan
4) Peran keluarga terhadap KB :
Ibu berdiskusi dengan suami dalam pemilihan metode kontrasepsi
5) Pengetahuan tentang pemeriksaan kanker rahim : Baik/Kurang
6) Pemeriksaan kanker rahim : Sudah/Belum
8. Riwayat kesehatan keluarga
 Ibu dan keluarga tidak pernah dirawat di fasilitas kesehatan apapun dan tidak
pernah menderita penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi, hepatitis,
penyakit ginjal, dan jantung. Ibu tidak pernah menderita penyakit kencing
manis, hepatitis, penyakit ginjal, dan jantung.

9. Fungsi keluarga
Hadiono Sebagai suami dan pencari nafkah

Wati Sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mengatur segala
kebutuhan rumah tangga dan mengasuh anak, serta membantu
mencari nafkah

Anis Sebagai anak

Hariatul Sebagai anak

10. Stress dan koping


a. Jangka pendek
Pada keluarga Tn. Hadiono pada saat mengalami stress jangka pendek
mekanisme koping yang sering dilakukan adalah dengan mendekatkan diri
kepada Allah SWT, bercerita pada istri dan anak untuk mendapatkan solusi, dan
istirahat.
b. Jangka panjang
Pada keluarga Tn. Hadiono pada saat mengalami stress jangka panjang
mekanisme koping yang dilakukan adalah dengan berusaha untuk mencari solusi
terbaik sesuai kemampuan keluarga, mendekatkan diri kepada Allah SWT.

11. Komunikasi
Komunikasi antar anggota keluarga dilakukan secara langsung, keluarga Tn.Hadiono
memiliki handphone untuk berkomunikasi dengan keluarga besarnya.

12. Transportasi
Keluarga Tn. Hadiono memiliki sepeda motor 1.
PEMERIKSAAN FISIK
a. Tn. Hadiono
Keadaan Umum : Baik

Postur Tubuh : tegak

TTV : TD :120/80 mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,6 oC, RR : 20 x/mnt

Kepala : simetris, tidak ada kelainan

Wajah : tidak pucat, tidak ada kelainan

Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada gigi berlubang dan
berkarang

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat


bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe

Ketiak : tidak terkaji

Dada : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).

Perut : tidak ada kelainan

Punggung : tidak ada benjolan abnormal pada punggung, tidak ada scoliosis,
lordosis, dan kifosis,

Genetalia : tidak terkaji

Ekstrimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)
b. Ny. Wati
Keadaan Umum : Baik

Postur Tubuh : tegak

BB : 49 kg

TTV : TD :110/70 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36,5 oC, RR : 20 x/mnt

Kepala : simetris, tidak ada kelainan

Wajah : tidak pucat, tidak ada kelainan

Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada gigi berlubang dan
berkarang

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat


bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe

Ketiak : massa axilla (-)/(-), nyeri tekan (-)/(-)

Dada : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).

Payudara : Tidak ada massa, pengeluaran ASI (-), kemerahan (-) teraba keras
(-), nyeri tekan (-)/(-)

Perut : tidak ada kelainan, tidak ada bekas luka operasi

Punggung : tidak ada benjolan abnormal pada punggung, tidak ada scoliosis,
lordosis, dan kifosis, posisi tubuh tegak.

Genetalia : tidak terkaji

Ekstrimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)
c. An. Anis
Keadaan Umum : baik

Postur Tubuh : tegak

TTV : TD: 100/70 mmHg, N : 82 x/mnt, S : 36,6 oC, RR : 24 x/mnt,

Kepala : simetris, tidak ada kelainan

Wajah : tidak pucat, tidak ada kelainan

Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Telinga : bersih, simetris, secret sedikit, tidak ada kelainan

Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat


bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe

Dada : Terdapat pembesaran payudara, Suara nafas normal, ronkhi (-),


wheezing (-)

Perut : Cembung, turgor kulit kembali dengan cepat. Kembung (-)

Punggung : Tidak ada benjolan abnormal pada punggung, tidak ada scoliosis,
lordosis, dan kifosis, posisi tubuh tegak.

Genetalia : Tidak terkaji

Ekstrimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-)

d. An. Hariatul
Keadaan Umum : baik

Postur Tubuh : tegak

TTV : N : 90 x/mnt, S : 36,6 oC, RR : 24 x/mnt


Antropometri : BB : 16 kg TB: 102 cm

Kepala : simetris, tidak ada kelainan

Wajah : tidak pucat, tidak ada kelainan

Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Telinga : bersih, simetris, secret sedikit, tidak ada kelainan

Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, ada caries gigi depan

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat


bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe

Dada : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-)

Perut : cembung, turgor kulit kembali dengan cepat. Kembung (-)

Punggung : tidak ada benjolan abnormal pada punggung, tidak ada scoliosis,
lordosis, dan kifosis, posisi tubuh tegak.

Genetalia : tidak terkaji

Ekstrimitas : tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema, proporsional

Pemeriksaan Perkembangan
No Tugas Perkembangan Ya Tidak

1 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya


Tidak
3 meter

2 Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan


tangannya dengan baik sehingga anda tidak perlu Ya
mengulanginya

3 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu


tunjukkan caranya dan beri anak kesempatan melakukannya Ya
3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 2 detik atau lebih

4 Letakkan selembar kertas seukuran buku ini dilantai. Apakah


anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat Ya
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului berlari

5 Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran.


Suruh anak menggambar seperti contoh ini dikertas kosong Tidak
yang tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?

6 Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu diatas


yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang Ya
digunakan ukuran 2.5-5 cm.

7 Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau


permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan Ya
bermain?

8 Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju


atau kaos kaki tanpa di bantu? (tidak termasuk memasang YA
kancing, gesper atau ikat pinggang)

9 Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa


dibantu? Jawab tidak jika ia hanya menyebutkann sebagian Ya
namanya atau ucapannya sulit dimengerti

Dari 10 pertanyaan yang diatas, anak dapat melakukan 8 pertanyaan, artinya


perkembangan MERAGUKAN
4.1.2 Diagnosa
4.1.2.1 Rumusan Masalah
1. Kurangnya stimulasi perkembangan pada balita
2. Kurangnya pengetahuan Ny. W tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang
kanker servix, dan belum pernah mengikuti pemeriksaan kanker servix maupun
belum mengetahui cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri.

4.1.2.2 Prioritas Masalah


1 2 3
No. Daftar Masalah Rank
A B C P E A R L D

Stimulasi
1. 8 8 8 Y Y Y Y Y 192 I
Perkembangan

2. Pengetahuan kespro 7 8 8 Y Y Y Y Y 184 II

Keterangan:
A = Besar
B = Kegawatdaruratan
C = Kemudahan
D = PEARL
4.1.3 Plan Of Action

N Sumber Daya Indikator Penanggu


Masalah Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Evaluasi Pembiayaan
o. Tenaga Alat keberhasilan ng jawab

1.

Kurangnya  Mengajarkan BINKEL Ibu maupun Ayah dan Balita Mahasis KPSP Anak dapat Balita dapat Aulia Dana Mandiri
stimulasi pada pada ibu dan keluarga dapat Ibu wa melakukan melakukan Kurnianti
APE
balita keluarga cara mengetahui cara tugas tugas Dewi
menstimulasi menstimulasi Buku perkembangan perkembang
 Pengukuran balita KIA sesuai dengan an sesuai
KPSP secara usia dengan usia
berkelanjutan
2. Kurangnya KIE pentingnya BINKEL Ibu dan keluarga Ibu dan WUS Mahasis Leaflet Keluarga Tanya jawab Aulia Dana Mandiri
pengetahuan kesehatan pentingnya suami wa mengerti Kurnianti
Ny. W tentang reproduksi kesehatan pentingnya Dewi
kesehatan seperti bahaya reproduksi kesehatan
reproduksi penyakit kanker seperti bahaya reproduksi
khususnya serviks, kanker penyakit kanker seperti bahaya
tentang kanker payudara, serviks, kanker penyakit kanker
servix, dan pentingnya payudara, serviks, kanker
belum pernah pemeriksaan pentingnya payudara,
mengikuti kesehatan pemeriksaan pentingnya
pemeriksaan reproduksi kesehatan pemeriksaan
kanker servix seperti IVA, reproduksi kesehatan
maupun belum SADARI, seperti IVA, reproduksi
mengetahui HIV/AIDS SADARI, seperti IVA,
cara HIV/AIDS SADARI,
melakukan HIV/AIDS
pemeriksaan
payudara
sendiri.
34

4.1.4 Implementasi
Tanggal/Jam : 4 April 2018/16.00 WIB
1. Melakukan pendekatan terapeutik dan bina hubungan saling percaya, melakukan
pendekatan secara terapeutik agar terjalin hubungan yang baik antara ibu dan bidan,
sehingga data yang dibutuhkan bisa didapatkan dengan jelas dan lengkap.
2. Melakukan test perkembangan dengan kpsp
3. Melakukan tanya jawab untuk mengkonfirmasi tingkat pengetahuan klien tentang
kesehatan reproduksi
4. Memberikan informasi, konseling dan edukasi tentang kesehatan reproduksi pada
WUS.
 Menggali pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
 Menjelaskan tentang cara menjaga kesehatan reproduksi
 Mengajarkan cara deteksi dini kelainan reproduksi pada WUS
5. Memberikan KIE pada ibu untuk tetap memantau pertumbuhan balita dengan rutin
ke posyandu
6. Mengajarkan pada ibu cara menstimulasi balita sesuai dengan usia.

4.1.5 Monitoring dan Evaluasi


Tanggal/Jam : 11 April 2018/ 15.00 WIB
a. Ny. W
S: Ibu tidak ada keluhan
O: KU : baik Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit
T : 36,5 oC RR : 20 x/menit
Kepala : Sklera ikterik (-)/(-), konjungtiva anemis (-)/(-)
Thorax : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).
Eksterimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)
A: P2002Ab100, Wanita Usia Subur
Masalah : kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi
Kebutuhan : KIE kesehatan reproduksi

P:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik, yaitu dari hasil pemeriksaan fisik saat ini
kondisi ibu dalam batas normal dan tidak ada keluhan.

19
E/ ibu mengetahui bahwa dari hasil pemeriksaan fisik kondisi ibu dalam batas
normal
2. Mengkaji ulang pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi
E/ ibu dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan reproduksi dengan menjaga
hidup sehat dan bersih.
3. Mengajari ibu cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri/SADARIsebagai
pencegahan dan deteksi dini kanker payudara
E/ Ibu mengerti dan mau melakukannya secara rutin di rumah
4. Menganjurkan ibu datang periksa IVA atau papsmear untukdeteksi dini pada kanker
serviks
E/ Ibu bersedia melakukan pemeriksaan IVA tetapi tidak di safari karena ibu
merasa malu jika berbarengan dengan orang banyak.

b. An. H
S: Ibu mengatakan anak sudah mulai bisa membuat lingkaran dan mulai belajar
sepedah roda empat
O: Keadaan Umum : Baik Kesadaran : komposmentis
Tanda-Tanda Vital
Nadi : 100 x/menit, Suhu : 36.5 ˚C, Pernafasan : 24 x/menit
Antropometri
BB: 16 kg, TB : 102 cm
Mata : Sklera ikterik (-)/(-), konjungtiva anemis (-)/(-)
Mulut : terdapat caries gigi depan
Dada : Rhonchi (-)/ wheezing (-)
Perut : Massa abnormal (-)
Ekstremitas: edema (-)
A: Anak usia 51 bulan dengan perkembangan meragukan

P:
1. Memberikan stimulasi perkembangan anak sesuai dengan usia yang belum dapat
dilakukan oleh anak
E/ anak kooperatif dengan stimulasi yang diberikan dengan memulai mencoba
stimulasi yang diberikan
2. Mengingatkan ibu setiap hari untuk mengajari/memberikan stimulasi
perkembangan yang telah diajarkan
E/ ibu mengerti dan bersedia
3. Mengajari ibu juga untuk stimulasi perkembangan anak selanjutnya agar saat
pemantauan selanjutnya anak sudah bisa melakukannya
E/ Ibu mengertidan bersedia melakukannya
4. Menganjurkan ibu untuk mengikutsertakan anaknya pada lomba balita sehatagar
melatih anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar
E/ Ibu bersedia anaknya diikutkan lomba balita sehat
5. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola makan dan personal hygiene anak agar
nantinya ketika gigi susu anak sudah terlepas dan digantikan gigi baru tidak
terdapat caries gigi lagi.
E/ Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

Tanggal/Jam : 19 April 2018/ 11.00 WIB


a. Ny. W
S: Ibu tidak ada keluhan
O: KU : baik Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/80 mmHg N : 80 x/menit
o
T : 36,5 C RR : 22 x/menit
Kepala : Sklera ikterik (-)/(-), konjungtiva anemis (-)/(-)
Thorax : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).
Eksterimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)
A: P2002Ab100, Wanita Usia Subur
P:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik, yaitu dari hasil pemeriksaan fisik saat ini
kondisi ibu dalam batas normal dan tidak ada keluhan.
E/ ibu menegetahui bahwa dari hasil pemeriksaan fisik kondisi ibu dalam batas
normal
2. Mengkaji ulang pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi
E/ ibu dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan reproduksi dengan menjaga
hidup sehat dan bersih.
3. Mengevaluasi cara mempraktekkan pemeriksaan SADARI dan kesediaan ibu untuk
memeriksaan diri ke tenaga kesehatan.
E/ Ibu dapat melakukan pemeriksaan SADARI sebagai pencegahan kanker
payudara dengan benar
4. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk periksa IVA/Pap Smear sebagai deteksi
dini kanker serviks
E/ Ibu bersedia melakukannya ketika ada kesempatan sesegera mungkin

b. An. H
S: Ibu mengatakan anak sudah bisa membuat lingkaran sendiri, tetapi belum bisa
menaiki sepedah.
O: Keadaan Umum : Baik Kesadaran : komposmentis
Tanda-Tanda Vital
Nadi : 122 x/menit, Suhu : 36.7 ˚C, Pernafasan : 42 x/menit
Antropometri
BB: 16 kg, TB : 102 cm
Mata : Sklera ikterik (-)/(-), konjungtiva anemis (-)/(-)
Dada : Rhonchi (-)/ wheezing (-)
Perut : massa abnormal (-)
Ekstremitas: edema (-)
A: Anak usia 51 bulan dengan perkembangan normal
P:
1. Melakukan tes KPSP
E/ anak kooperatif dengan tes yang diberikan, dari 9 pertanyaan anak dapat
melakukan 8 perkembangan.
No Tugas Perkembangan Ya Tidak

1 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya


Tidak
3 meter

2 Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan


tangannya dengan baik sehingga anda tidak perlu Ya
mengulanginya

3 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu


tunjukkan caranya dan beri anak kesempatan melakukannya
Ya
3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 2 detik atau lebih
4 Letakkan selembar kertas seukuran buku ini dilantai. Apakah
anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat Ya
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului berlari

5 Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran.


Suruh anak menggambar seperti contoh ini dikertas kosong Ya
yang tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?

6 Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu diatas


yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang Ya
digunakan ukuran 2.5-5 cm.

7 Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau


permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan Ya
bermain?

8 Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju


atau kaos kaki tanpa di bantu? (tidak termasuk memasang YA
kancing, gesper atau ikat pinggang)

9 Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa


dibantu? Jawab tidak jika ia hanya menyebutkann sebagian Ya
namanya atau ucapannya sulit dimengerti

2. Mengajarkan ibu untuk stimulasi perkembangan tahap selanjutnya sehingga anak


dapat melakukan tahapan perkembangan selanjutnya
E/ ibu bersedia mengikuti anjuran dan mengajarkan perkembangan selanjutnya

4.1.6 Pembahasan
Pada keluarga Tn.H, terdapat 2 masalah kesehatan yang diangkat. Masalah pada
anak yaitu An. H dengan perkembangan meragukan. Sesuai dengan deteksi dini
penyimpangan perkembangan didapatkan hasil meragukan. Perkembangan (development)
adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Menyangkut
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya (Soetjiningsih, 2012). Tujuan dilakukan skrining perkembangan anak
menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan. Jadwal skrining KPSP rutin dilakukan pada usia 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24,
30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut,
minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin.
Skrining dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas PAUD terlatih. Sesuai
hasil pengkajian, interpretasi hasil perkembangan anak adalah meragukan. Tindakan yang
dapat dilakukan adalah beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan
pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin. Ajarkan ibu cara melakukan
intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan/mengejar
ketertinggalannya. Seorang anak memerlukan perhatian khusus untuk optimalisasi tumbuh
kembangnya. Optimalisasi perkembangan diperlukan adanya interaksi antara anak dan
orangtua, terutama peranan ibu sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara
keseluruhan karena orangtua dapat segera mengenali kelainan proses perkembangan
anaknya sedini mungkin dan memberikan stimulus tumbuh kembang anak yang menyeluruh
dalam aspek fisik, mental, dan sosial. Terdapat empat faktor risiko yang mempengaruhi
perkembangan anak-anak di Negara berkembang yaitu malnutrisi kronis berat, stimulasi dini
yang tidak adekuat, defisiensi yodium dan anemia defisiensi besi. Salah satu faktor resiko
yang penting dan berhubungan dengan interaksi ibu dan anak adalah pemberian stimulasi
dini. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu faktor internal
dan faktor eksternal, faktor internal meliputi genetic dan pengaruh hormon sedangkan faktor
eksternal meliputi lingkungan. Orang tua termasuk dalam faktor lingkungan, yaitu
lingkungan keluarga karena disinilah orang tua melakukan interaksi pertama kali dengan
anak untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan usia perkembangannya.
Stimulasi harus diberikan secara rutin dan berkesinambungan dengan kasih sayang, metode
bermain, dan lain-lain. Sehingga perkembangan anak akan berjalan optimal. Semakin dini
stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik. Semakin banyak
stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga perkembangan
anak semakin optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak anak yang banyak mendapat
stimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia kurang dari 4 tahun. Sebaliknya, jika
anak tidak pernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan mengecil sehingga fungsi otak
akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat
(Adriana, 2014).
Masalah yang kedua yaitu kurangnya pengetahuan Ny. W tentang kesehatan
reproduksi khususnya tentang kanker servix dan kanker payudara, dan belum pernah
mengikuti pemeriksaan kanker servix maupun belum mengetahui cara melakukan
pemeriksaan payudara sendiri. Hasil tanya jawab Ny. W hanya bisa menjawab benar 2 dari
6 pertanyaan. Setelah diberikan KIE tentang kesehatan reproduksi, deteksi dini kanker
payudara, dan deteksi dini kanker servix, maka untuk mengetahui apakah ibu sudah paham
dengan hal tersebut dilakukan tanya jawab dengan hasil Ny. W bisa menjawab benar 6 dari
pertanyaan yang diajukan.
Kanker serviks adalah kanker primer dari serviks yang berasal dari metaplasia epitel di
daerah sambungan skuamo kolumnar (SSK) yaitu daerah peralihan mukosa vagina dan
mukosa kanalis servikalis (Andrijino, 2009). Penyakit ini merupakan jenis kanker kedua
terbanyak yang diderita wanita di seluruh dunia, biasanya menyerang wanita berusia 35-55
tahun. Menurut Globocan IARC 2002, insiden kanker serviks di Indonesia diestimasikan
sebesar 16 per 100.000 wanita. Data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) Rawat
Jalan (Kasus Baru) tahun 2007, kanker serviks menempati urutan kedua yaitu 264 kasus
setelah kanker payudara. Masih tingginya insiden kanker serviks di Indonesia disebabkan
karena kesadaran wanita yang sudah menikah/melakukan hubungan seksual dalam
melakukan deteksi dini masih rendah (kurang dari 5%). Kanker serviks dapat dicegah
dengan menghindari faktor risiko dan deteksi dini, pengetahuan tentang penyebab dan faktor
risiko kanker serviks sangatlah penting. Dengan pengetahuan yang baik diharapkan akan
muncul kesadaran wanita untuk menghindari faktor risiko dan melakukan pemeriksaan
secara dini sehingga kanker serviks dapat ditemukan pada stadium awal, dapat mengurangi
beban sosial ekonomi yang terjadi akibat kanker serviks.
Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara yang berasal dari kelenjar, saluran
kelenjar dan jaringan penunjang payudara, serta sering menimbulkan kematian pada wanita.
Kanker payudara merupakan kelainan pada payudara yang sering ditakuti. Kanker payudara
merupakan lesi yang sering ditemukan pada wanita dan berbahaya, serta merupakan
penyebab kematian kedua setelah kanker leher rahim (Maesaroh, 2016).
Berdasarkan data International Agency Cancer Registry (IACR) tahun 2002, kanker
payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada wanita (incidence rate 38 per
100.000 wanita), kasus baru yang ditemukan 22,7% dengan jumlah kematian 14% per tahun
dari seluruh kasus kanker pada wanita di dunia. Hal yang sama terjadi dimana kanker
tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26
per 100.000 perempuan. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun
2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di
Indonesia (21,69%). (Depkes, 2007).
Penyuluhan kesehatan pada dasarnya merupakan salah satu penyampaian informasi
yang dilakukan melalui komunikasi dua arah dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
sehingga menghasilkan pemahaman yang baik yang kemudian mencerminkan perilaku yang
baik pula. Jika teknik komunikasi dilakukan dengan tepat dan baik dalam frekuensi dan
waktu yang cukup maka akan mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
SADARI.
Hal ini sesuai dengan pendapat Ratna (2010) yang menyatakan bahwa penyuluhan
berpengaruh terhadap pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker
payudara dan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bloom yang mengatakan bahwa
pengetahuan seseorang adalah merupakan bagian dari ―kognitif domain‖ yaitu bagaimana
terjadi proses tahu yang terdiri dari enam tingkatan yaitu tahu (know), memahami
(comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), syntesis (Synthesis), dan
evaluasi (evaluation). Pengetahuan atau kognitif juga merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan akan
membentuk perilaku yang merupakan outcome dari proses belajar. Dari penelitian
didapatkan pengetahuan mahasiswi sebelum diberikan penyuluhan kesehatan sebanyak
61,81% dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan meningkat menjadi 86,22% (Diniati,
2012).

4.7 Faktor Pendukung dan Penghambat


Masalah Faktor Pendukung Faktor Penghambat
Anak yang kurang
Kurangnya Stimulasi Keluarga kooperatif dengan
kooperatif terhadap orang
Perkembangan penjelasan yang diberikan
baru
Kurangnya
Ibu kooperatif Belum pernah mendapatkan
pengetahuan ibu
mendengarkan penjelasan informasi tentang kanker
tentang kesehatan
yang diberikan serviks secara detail
reproduksi
4.2 Hasil
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. K

Tanggal Pengkajian : 4 April 2018 Jam : 14.00 WIB


13. Biodata
Nama KK : Tn. K
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : RT 002 RW 009 Dusun Mendek
Pengambil keputusan dalam keluarga
 Perencanaan kehamilan : suami dan istri
 Perencanaan persalinan : suami dan istri
 Penggunaan alat KB : suami dan istri
 Perencanaan kesehatan anak : suami
 Perencanaan pendidikan anak : suami
 Pengelola keuangan rumah tangga : istri
 Pengasuhan anak : suami dan istri
 Kegawatdaruratan : suami
 Otonomi perempuan : tidak ada
14. Nama anggota keluarga
L/ Pendidik
No Nama Umur Status Pekerjaan Agama Ket
P an

1 Kepala
Karnoto 30 L SD Petani Islam -
Keluarga
2 Lilik 20 P Istri SMP IRT Islam WUS

3 Hanatul 2 P Anak - - Islam -

Tidak
4 Tuniati 60 P Ibu - Islam -
bekerja
15. Kebiasaan sehari – hari
i. Kebiasaan tidur
Karnoto Tidur malam 6-7 jam, tidur nyeyak

Lilik Tidur siang 30 menit-1 jam (kadang-kadang), tidur malam 6-7


jam, tidur nyeyak

Hanatul Tidur siang 1-2 jam, tidur malam 8-9 jam, tidur nyeyak

Tuniati Tidur siang 1 jam kadang-kadang, Tidur malam 5-6 jam, tidak
nyenyak, karena sering merasa panas saat malam hari

j. Kebiasaan Makan
Karnoto 2-3 kali sehari, nasi, sayur, lauk, minum air putih 5-6 gelas.hari

Lilik 2-3 kali/hari porsi kecil, nasi, sayur, lauk, ikan asin, minum 6-8
gelas /hari

Hanatul 3 kali/hari menu nasi, lauk, sayu, sedikit dihaluskan, minum air
putih 1-2gelas/hari, susu botol 2-4 botol/hari, kadang masih
minum ASI ibu

Tuniati 2-3 kali/hari porsi kecil, nasi, sayur, lauk, ikan asin, minum 6-8
gelas /hari

k. Pola Eliminasi
Karnoto BAK 5-6 kali/hari, BAB 1 kali/hari

Lilik BAK 5-6 kali/hari, BAB 1 kali/hari

Hanatul BAK 8-9 kali/hari, BAB 1-2 kali/hari

Tuniati BAK 5-6 kali/hari, BAB 1 kali/hari


l. Kebersihan perorangan/personal Hygiene
Mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari saat mandi,
Karnoto
keramas 3 hari sekali

Lilik Mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari saat mandi,
keramas 3 hari sekali

Hanatul Mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari saat mandi,
keramas 2 hari sekali

Tuniati Mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari saat mandi,
keramas 3 hari sekali

m. Pola Kebiasaan Kesehatan


Karnoto Apabila sakit periksa ke dokter/ bidan praktek swasta

Lilik Apabila sakit periksa ke dokter/ bidan praktek swasta

Hanatul Apabila sakit periksa ke dokter/ bidan praktek swasta

Tuniati Apabila sakit periksa ke dokter/ bidan praktek swasta

n. Penggunaan waktu senggang


Karnoto Berkumpul dengan keluarga, silaturahim dengan tetangga,

Lilik Menonton TV, berkumpul dengan keluarga, silaturahim dengan


tetangga,

Hanatul Tidur dan bermain di rumah

Tuniati Menonton TV, berkumpul dengan keluarga

o. Rekreasi Keluarga
Ibu dan keluarga mengatakan jarang melakukan rekreasi, terkadang dalam
setahun tidak pernah sama sekali.
p. Keadaan sosial ekonomi
Ibu dan keluarga mengatakan bahwa penghasilan didapatkan dari kepala
keluarga. Jumlah pemasukan dan pengeluaran seimbang. Kebutuhan hidup
sehari-hari dapat terpenuhi dengan cukup. Pendapatan per-bulan sekitar ± Rp.
1.500.000.

16. Situasi lingkungan


 Kepemilikan rumah : Rumah pribadi
 Jenis Rumah : Semi Permanen
 Atap Rumah : Genteng
 Lantai Rumah : Tanah
 Ventilasi : Jendela cukup, pencahayaan baik
 Kebersihan dan kerapian : Bersih
 Pembuangan sampah : Lubang galian sampah
 Sumber air : Sumber air pegunungan
 Saluran air limbah : Tertutup
 Jamban : Kakus/Jumblang
 Kandang ternak :-
 Pemanfaatan pekarangan :-
 Pemanfaatan fasilitas kesehatan : Bidan dan Rumah Sakit
 Keluarga mempunyai asuransi kesehatan keluarga mandiri
Karnoto Tidak ada

Lilik Tidak ada

Hanatul Tidak ada

Tuniati Tidak ada

KOMPONEN
RUMAH
NO KRITERIA NILAI
YANG
SKOR
DINILAI
31
I KOMPONEN RUMAH
(bobot)
Tidak ada 0
1. Langit-langit
Ada, kotor sulit di bersihkan dan rawan 1 1
kecelakaan
Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
Bukan tembok(terbuat dari anyaman
1
bamboo/ilalang)
Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata
2. Dinding atau batu yang tidak di plester/papan yang tidak 2 2
kedap air
Permanen (tembok/pasangan bata atau batu yang
3
di plester/papan kedap air)
Tanah 0 0
Papan/anyaman bamboo dekat dengan
1
3. Lantai tanah/plester yang retak/berdebu
Diplester /ubun/keramik/papan(rumah
2
panggung)
Jendela kamar Tidak ada 0
4. tidur
Ada 1 1

Jendela ruang tidak ada 0


5.
keluarga Ada 1 1
tidak ada 0
ada, luas ventilasi permanent < 10% dari luas
1 1
6 Ventilasi lantai
ada, luas ventilasi permanent > 10% dari luas
2
lantai
tidak ada 0
ada, luas ventilasi permanent < 10% dari luas
1 1
Lubang asap dapur
7.
dapur ada, luas ventilasi permanent > 10% dari luas
dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada 2
exhauster fan ada peralatan lain yang sejenis
tidak terang, tidak dapat digunakan untuk
0
8. Pencahayaan membaca
kurang terang, sehingga kurang jelas untuk 1
membaca normal
terang dan tidak silau, sehingga dapat digunakan
2 2
untuk membaca dengan normal
Nilai 279
25
II SARANA SANITASI
(bobot)
tidak ada 0
Sarana Air ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi
1
Bersih syarat kesehatan
1.
(SGL/SPT/PP/K ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat 2
U/PAH) ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat 3 3
ada, milik sendiri dan memenuhi syarat 4
Tidak ada 0
Ada, bukan leher angsa, tidak tutup, disalurkan
1 1
Jamban(sarana ke sungai/kolam
2 pembuangan Ada, bukan leher angsa dan ditutup (leher
2
kotoran) angsa), disalurkan ke sungai/kolam
Ada, bukan leher angsa ada tutup, septictank 3
Ada, leher angsa, septictank 4
Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di
0
halaman rumah
Sarana Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air
1
3 Pembuangan Air (jarak dengan sumber air <10m)
Limbah (SPAL) Ada, disalurkan ke selokan terbuka 2 2
Ada, dialirkan ke selokan tertutup (selokan kota)
3
untuk diolah lebih lanjut
Sarana Tidak ada 0 0
Pembuangan Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak tertutup 1
4
Sampah (tempat Ada, kedap air dan tidak tertutup 2
sampah) Ada, kedap air dan tertutup 3
Nilai 150
III PERILAKU PENGHUNI 44(bobot)
1 Membuka Tidak pernah dibuka 0
Jendela Kamar Kadang-kadang 1 1
Setiap hari dibuka 2
Membersihkan Tidak pernah 0
2 rumah dan Kadang-kadang 1 1
halaman Setiap hari 2
Membuang tinja Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0 0
3 bayi dan balita Kadang-kadang ke jamban 1
ke jamban Setiap hari dibuang ke jamban 2
Membuang Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0 0
4 sampah pada Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1
tempat sampah Sering dibuang ke tempat sampah 2
Nilai 88
TOTAL HASIL PENILAIAN 517
Kesimpulan : Rumah Tidak Sehat

17. Keadaan kesehaan keluarga :


Tn. K : Suami mengaku sedang tidak sakit apapun. Tekanan
darah tidak pernah naik.

Ny. L : Terakhir menstruasi hanya spotting selama 2 hari.


Tidak ada keluhan selama menstruasi.

An. H : Dari hasil pengkajian didapatkan berat badan balita


normal. Riwayat imunisasi terakhir yaitu imunisasi
ORI di posyandu.

Ny. T : Tidak sedang sakit apapun, hanya sering merasa panas


ketika malam sehingga tidur tidak nyenyak

18. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu


Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Perkawinan
Hami Umur
ke- Penolong Jenis Tempat Peny. JK BB Keadaan Keadaan Laktasi
l ke- anak
1 1 2 th Bidan Normal BPM - P 2700 Normal Baik ASI
19. Riwayat pernikahan dan KB
 Menikah 1 kali, usia pertama menikah Ny.Lilik 17 tahun, Tn.Karnoto 27 tahun,
lama pernikahan kedua 3 tahun. Ibu sedang menggunakan KB suntik 3 bulan
sudah 1 tahun.
Data Terfokus - Pasangan Usia Subur (Keluarga Berencana)
f. Apakah PUS sudah ikut KB : YA/TIDAK
g. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan : KB suntik 3 bulan
Efek samping/ masalah: Menstruasi tidak teratur
h. Lama menggunakan alat kontrasepsi
5) < 1 tahun
6) 1-3 tahun
7) 3-5 tahun
8) > 5 tahun
i. Tempat Pelayanan KB tersebut
6) Posyandu
7) Puskesmas
8) Rumah bersalin/ RS
9) Polindes
10) Dokter/ Bidan Praktik
j. Kembangkan informasi lain
7) Alasan tidak mengikuti KB :-
8) Keluhan setelah ikut KB :-
9) Pengetahuan tentang manfaat :
Ibu mengetahui KB digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan
10) Peran keluarga terhadap KB :
Ibu berdiskusi dengan suami dalam pemilihan metode kontrasepsi

20. Riwayat kesehatan keluarga


 Ibu dan keluarga tidak pernah dirawat di fasilitas kesehatan apapun dan tidak
pernah menderita penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi, hepatitis,
penyakit ginjal, dan jantung. Ibu tidak pernah menderita penyakit kencing
manis, hepatitis, penyakit ginjal, dan jantung.
21. Fungsi keluarga
Karnoto Sebagai suami dan pencari nafkah

Lilik Sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mengatur segala
kebutuhan rumah tangga dan mengasuh anak

Hanatul Sebagai anak

Tuniati Sebagai ibu/mertua

22. Stress dan koping


c. Jangka pendek
Pada keluarga Tn. Karnoto pada saat mengalami stress jangka pendek
mekanisme koping yang sering dilakukan adalah dengan mendekatkan diri
kepada Allah SWT, bercerita pada istri dan anak untuk mendapatkan solusi, dan
istirahat.
d. Jangka panjang
Pada keluarga Tn. Karnoto pada saat mengalami stress jangka panjang
mekanisme koping yang dilakukan adalah dengan berusaha untuk mencari solusi
terbaik sesuai kemampuan keluarga, mendekatkan diri kepada Allah SWT.

23. Komunikasi
Komunikasi antar anggota keluarga dilakukan secara langsung, keluarga Tn.Karnoto
tidak memiliki handphone untuk berkomunikasi dengan keluarga besarnya.

24. Transportasi
Keluarga Tn. Karnoto memiliki sepeda motor 1.

PEMERIKSAAN FISIK
e. Tn. Karnoto
Keadaan Umum : Baik

Postur Tubuh : tegak

TTV : TD :120/80 mmHg, N : 84x/mnt, S : 36,6 oC, RR : 20 x/mnt


Kepala : simetris, tidak ada kelainan

Wajah : tidak pucat, tidak ada kelainan

Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada gigi berlubang dan
berkarang

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat


bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe

Ketiak : tidak terkaji

Dada : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).

Perut : tidak ada kelainan

Punggung : tidak ada benjolan abnormal pada punggung, tidak ada scoliosis,
lordosis, dan kifosis,

Genetalia : tidak terkaji

Ekstrimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)

f. Ny. Lilik
Keadaan Umum : Baik

Postur Tubuh : Tegak

BB : 56 kg

TTV : TD :110/70 mmHg, N : 82 x/mnt, S : 36,5 oC, RR : 18 x/mnt

Kepala : simetris, tidak ada kelainan

Wajah : tidak pucat, tidak ada kelainan


Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada gigi berlubang dan
berkarang

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat


bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe

Ketiak : massa axilla (-)/(-), nyeri tekan (-)/(-)

Dada : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).

Payudara : Tidak ada massa, pengeluaran ASI (+), kemerahan (-) teraba keras
(-), nyeri tekan (-)/(-)

Perut : tidak ada kelainan, tidak ada bekas luka operasi

Punggung : tidak ada benjolan abnormal pada punggung, tidak ada scoliosis,
lordosis, dan kifosis, posisi tubuh tegak.

Genetalia : tidak terkaji

Ekstrimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)

g. An. Hanatul
Keadaan Umum : baik

Postur Tubuh : tegak

TTV : N : 90 x/mnt, S : 36,6 oC, RR : 24 x/mnt

Antropometri : BB : 12,8 kg TB: 85 cm

Kepala : simetris, tidak ada kelainan

Wajah : tidak pucat, tidak ada kelainan


Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Telinga : bersih, simetris, secret sedikit, tidak ada kelainan

Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat


bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe

Dada : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-)

Perut : cembung, turgor kulit kembali dengan cepat. Kembung (-)

Punggung : tidak ada benjolan abnormal pada punggung, tidak ada scoliosis,
lordosis, dan kifosis, posisi tubuh tegak.

Genetalia : bersih, tidak ada ruam

Ekstrimitas : tidak ada kekakuan sendi, tidak ada oedema, proporsional

Pemeriksaan Perkembangan
No Tugas Perkembangan Ya Tidak

1 Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, Ya


apakah anak meniru apa yang anda lakukan?

2 Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas


kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus Ya
yang digunakan ukuran 2.5 — 5 cm.

3 Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata Ya


yang mempunyai arti selain "papa" dan "mama"?

4 Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau


lebih tanpa kehilangan keseimbangan?
Ya
(Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik
mainannya).

5 Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, Ya


atau celananya? (topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai).
6 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA
jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau
berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Ya
Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak
atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau
anak harus berpegangan pada seseorang

7 Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda,


dapatkah anak menunjuk dengan benar paling sedikit Ya
satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut,
atau bagian badan yang lain)?

8 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak YA


tumpah?

9 Dapatkah anak membantu memungut mainannya


sendiri atau membantu mengangkat piring jika Ya
diminta?

10 Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola


tenis) ke depan tanpa berpegangan pada apapun? Ya
Mendorong tidak ikut dinilai.

Dari 10 pertanyaan yang diatas, anak dapat melakukan 8 pertanyaan, artinya


perkembangan MERAGUKAN

d. Ny. Tuniati
Keadaan Umum : Baik

Postur Tubuh : Tegak

BB : 46 kg

TTV : TD :120/80 mmHg, N : 82 x/mnt, S : 36,5 oC, RR : 18 x/mnt

Kepala : simetris, tidak ada kelainan

Wajah : tidak pucat, tidak ada kelainan

Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada gigi berlubang dan
berkarang

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat


bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe

Ketiak : massa axilla (-)/(-), nyeri tekan (-)/(-)

Dada : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).

Payudara : Tidak ada massa, pengeluaran cairan (-), kemerahan (-) teraba
keras (-), nyeri tekan (-)/(-)

Perut : tidak ada kelainan, tidak ada bekas luka operasi

Punggung : tidak ada benjolan abnormal pada punggung, tidak ada scoliosis,
lordosis, dan kifosis, posisi tubuh tegak.

Genetalia : tidak terkaji

Ekstrimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)
4.1.7 Diagnosa
4.1.7.1 Rumusan Masalah
3. Kurangnya pengetahuan Ny. T tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang
keluhan selama menopause dan cara menanggulanginya.

4.1.7.2 Prioritas Masalah


1 2 3
No. Daftar Masalah Rank
A B C P E A R L D

Kurangnya
1. pengetahuan tentang 8 8 8 Y Y Y Y Y 192 I
menopause

Keterangan:
A = Besar
B = Kegawatdaruratan
C = Kemudahan
D = PEARL
4.1.8 Plan Of Action

N Sumber Daya Indikator Penanggu


Masalah Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Evaluasi Pembiayaan
o. Tenaga Alat keberhasilan ng jawab

1.

Kurangnya  Memberikan BINKEL Ibu maupun Ibu dan Lansia Mahasis Leaflet Ibu dapat Keluhan Aulia Dana Mandiri
pengetahuan KIE kepada keluarga dapat keluarga wa mengurangi berkurang Kurnianti
tentang Ny. T dan mengetahui cara keluhannya Dewi
menopause keluarga menanggulangi selama
mengenai keluhan selama menopause
tanda dan menopause
keluhan dan
selama
menopause
serta cara
menanggulan
ginya
4.1.9 Implementasi
Tanggal/Jam : 4 April 2018/16.00 WIB
7. Melakukan pendekatan terapeutik dan bina hubungan saling percaya,melakukan
pendekatan secara terapeutik agar terjalin hubungan yang baik antara ibu dan
bidan, sehingga data yang dibutuhkan bisa didapatkan dengan jelas dan lengkap.
8. Melakukan tanya jawab untuk mengkonfirmasi tingkat pengetahuan klien tentang
kesehatan reproduksi
9. Memberikan informasi, konseling dan edukasi tentang kesehatan reproduksi selama
menopause.
10. Memberikan informasi, konseling dan edukasi tentang menanggulangi keluhannya
selama menopause

4.1.10 Monitoring dan Evaluasi


Tanggal/Jam : 11 April 2018/ 15.00 WIB
c. Ny. T
S: Ibu masih merasa panas setiap malam terutama sebelum tidur
O: KU : baik Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/70 mmHg N : 80 x/menit
T : 36,5 oC RR : 18 x/menit
Kepala : Sklera ikterik (-)/(-), konjungtiva anemis (-)/(-)
Thorax : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).
Eksterimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)
A: P4004Ab000 menopause dengan hot flush
Masalah : kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi selama menopause
Kebutuhan : KIE kesehatan cara menanggulangi keluhan selama menopause
P:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik, yaitu dari hasil pemeriksaan fisik saat ini
kondisi ibu dalam batas normal dan tidak ada keluhan.
E/ ibu mengetahui bahwa dari hasil pemeriksaan fisik kondisi ibu dalam batas
normal
2. Mengkaji ulang pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi
E/ ibu dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan reproduksi dengan menjaga
hidup sehat dan bersih.
3. Memberikan KIE kepada ibu mengenai tanda-tanda menopause antara lain sensasi
terbakar/hot flushes yang terasa seperti badan badan, dan telinga panas, kemudian
perubahan suasana hati, gangguan pola tidur, menurunnya kadar kalsium yang
berakibat pada sakit sendi atau tulang.
E/ Ibu mengerti yang ia alami saat ini ialah tanda dari masa menopause
4. Memberikan KIE mengenai cara mengurangi keluhannya antara lain dengan
mengurangi makanan yang pedas, selalu berfikir positif, lebih banyak berdoa dan
menjaga pola makan seperti mengurangi kopi, makan makanan tinggi estrogen
contohnya toge/kecambah
E/ Ibu mengerti dan bersedia melakukannya

Tanggal/Jam : 19 April 2018/ 11.00 WIB


a. Ny. T
S: Ibu mengatakan saat ini keluhannya sudah berkurang, ibu sudah bisa tidur lebih
nyenyak
O: KU : baik Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg N : 80 x/menit
T : 36,5 oC RR : 22 x/menit
Kepala : Sklera ikterik (-)/(-), konjungtiva anemis (-)/(-)
Thorax : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).
Eksterimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)
A: P4004Ab000 menopause dengan hot flush
P:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik, yaitu dari hasil pemeriksaan fisik saat ini
kondisi ibu dalam batas normal dan tidak ada keluhan.
E/ ibu mengetahui bahwa dari hasil pemeriksaan fisik kondisi ibu dalam batas
normal
2. Mengkaji ulang pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi
E/ ibu dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan reproduksi dengan menjaga
hidup sehat dan bersih.
3. Mengingatkan lagi ibu mengenai tanda-tanda menopause antara lain sensasi
terbakar/hot flushes yang terasa seperti badan badan, dan telinga panas, kemudian
perubahan suasana hati, gangguan pola tidur, menurunnya kadar kalsium yang
berakibat pada sakit sendi atau tulang.
E/ Ibu mengerti yang ia alami saat ini ialah tanda dari masa menopause
4. Mengingatkan ibu mengenai cara mengurangi keluhannya antara lain dengan
mengurangi makanan yang pedas, selalu berfikir positif, lebih banyak berdoa dan
menjaga pola makan seperti mengurangi kopi, dan makan makanan tinggi estrogen
contohnya toge/kecambah
E/ Ibu mengerti dan bersedia melakukannya

4.1.11 Pembahasan
Pada keluarga Tn. K, terdapat satu masalah kesehatan yang diangkat. Masalah
tersebut mengenai keluhan menopause yang dialami oleh Ny. T yakni terasa panas ketika
malam yang menyebabkan tidurnya tidak nyenyak. Menopause merupakan suatu masa
ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen yang
mengakibatkan haid tidak muncul lagi. hal ini dapat diartikan sebagai berhentinya
kesuburan (Anngila, 2010).
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 mengenai
menopause terdapat 4,3 juta seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240-250 juta
pada tahun 2012. Dalam kategori wanita tersebut (usia lebih dari 46-49 tahun) 18% wanita
Indonesia telah mengalami menopause dengan segala akibat serta dampak yang
menyertainya(Depkes RI, 2012).
Gejala-gejala yang umum terjadi pada masa menopause secara fisik di antaranya
hot flush atau rasa panas pada wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan
hangat disertai keringat yang berlebihan (keringat terutama pada malam hari) dan jantung
berdebar-debar (Proverawati, 2010). Hal ini sesuai dengan keluhan yang dialami oleh Ny.
T yakni mengalami panas yang menyebabkan susah tidur ketika malam hari. Dan ini selalu
membuat Ny.T merasa cemas akan kondisinya, dan selalu merasa bahwa dirinya tidak
sehat.
Hot flush adalah rasa panas yang menyebar dari wajah menyebar ke seluruh tubuh.
Rasa panas ini terutama terjadi pada wajah, dada, dan kepala. Rasa panas ini sering diikuti
dengan timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa ini sering terjadi
selama 30 detik dampai dengan beberapa menit (Smart, 2010).
Menurut Wirakusumah (2004) untuk mengatasi hot flush (rasa panas) dapat
dilakukan beberapa cara antara lain berfikir positif dan jangan panik, menerapkan pola
hidup sejak sejak dini dengan makan teratur dan mengandung gizi seimbang, melakukan
olah raga teratur, mengonsumsi makanan yang mengandung zat makanan yang bersifat
menyerupai esterogen, menghindari konsumsi rokok, membatasi konsumsi kopi,
menghindari konsumsi garam berlebih, dan menggunakan pakaian yang nyaman. Hal ini
sesuai dengan asuhan yang telah diberikan yakni mengenai rasa panas yang memang
sering dialami oleh wanita menopause. Ny. T juga dianjurkan untuk mengurangi makanan
yang pedas, selalu berfikir positif, lebih banyak berdoa dan menjaga pola makan seperti
mengurangi kopi, dan makan makanan tinggi estrogen contohnya toge/kecambah.

4.8 Faktor Pendukung dan Penghambat


Masalah Faktor Pendukung Faktor Penghambat
Kurangnya Ibu kooperatif Belum pernah mendapatkan
pengetahuan ibu mendengarkan penjelasan informasi tentang
tentang menopause yang diberikan menopause
4.3 Hasil
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. M

Tanggal Pengkajian : 4 April 2018 Jam : 14.00 WIB


25. Biodata
Nama KK : Tn. M
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : RT 002 RW 009 Dusun Mendek
Pengambil keputusan dalam keluarga
 Perencanaan kehamilan : suami dan istri
 Perencanaan persalinan : suami dan istri
 Penggunaan alat KB : suami dan istri
 Perencanaan kesehatan anak : suami
 Perencanaan pendidikan anak : suami
 Pengelola keuangan rumah tangga : istri
 Pengasuhan anak : suami dan istri
 Kegawatdaruratan : suami
 Otonomi perempuan : tidak ada
26. Nama anggota keluarga
L/
No Nama Umur Status Pendidikan Pekerjaan Agama Ket
P
1 Kepala
Muhsin 42 L SD Petani Islam -
Keluarga
2 Darmini 35 P Istri SD IRT Islam WUS
3 A. Maulana 17 L Anak - Pelajar Islam -

4 Siti F. 15 P Anak - Pelajar Islam -


5. M. Rizky 12 L Anak Pelajar Islam -
27. Kebiasaan sehari – hari
q. Kebiasaan tidur
Muhsin Tidur malam 6-7 jam, tidur nyeyak

Tidur siang 30 menit- 1 jam (kadang-kadang), tidur malam 6-7


Darmini
jam, tidur nyeyak

A. Maulana Tidur malam 6-7 jam, tidur nyeyak

Siti F. Tidur malam 6-7 jam, tidur nyeyak

M. Rizky Tidur malam 6-7 jam, tidur nyeyak

r. Kebiasaan Makan
Muhsin 2-3 kali sehari, nasi, sayur, lauk, minum air putih 5-6 gelas.hari

2-3 kali/hari porsi kecil, nasi, sayur, lauk, ikan asin, minum 6-8
Darmini
gelas /hari

A. Maulana 2-3 kali/hari, nasi, sayur, lauk, minum 6-8 gelas /hari

Siti F. 2-3 kali/hari, nasi, sayur, lauk, minum 6-8 gelas /hari

M. Rizky 2-3 kali/hari, nasi, sayur, lauk, minum 6-8 gelas /hari

s. Pola Eliminasi
Muhsin BAK 6 kali/hari, BAB 1 kali/hari

Darmini BAK 5-6 kali/hari, BAB 1 kali/hari

A. Maulana BAK 6-7 kali/hari, BAB 1 kali/hari

Siti F. BAK 6-7 kali/hari, BAB 1 kali/hari

M. Rizky BAK 6-7 kali/hari, BAB 1 kali/hari


t. Kebersihan perorangan/personal Hygiene
Mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari saat mandi,
Muhsin
keramas 3 hari sekali

Mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari saat mandi,
Darmini
keramas 3 hari sekali

Mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari saat mandi,
A. Maulana
keramas 3 hari sekali

Mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari saat mandi,
Siti F.
keramas 2 hari sekali

Mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari saat mandi,
M. Rizky
keramas 2 hari sekali

u. Pola Kebiasaan Kesehatan


Muhsin Apabila sakit periksa ke dokter/ bidan praktek swasta

Darmini Apabila sakit periksa ke dokter/ bidan praktek swasta

A. Apabila sakit periksa ke dokter/ bidan praktek swasta


Maulana

Siti F. Apabila sakit periksa ke dokter/ bidan praktek swasta

M. Rizky Apabila sakit periksa ke dokter/ bidan praktek swasta

v. Penggunaan waktu senggang


Muhsin Berkumpul dengan keluarga, silaturahim dengan tetangga,

Menonton TV, berkumpul dengan keluarga, silaturahim dengan


Darmini
tetangga,

A. Menonton TV, bermain bersama teman sekitar rumah


Maulana
Siti F. Menonton TV, bermain bersama teman sekitar rumah

M. Rizky Menonton TV, bermain bersama teman sekitar rumah

w. Rekreasi Keluarga
Ibu dan keluarga mengatakan melakukan rekreasi atau sekedar jalan-jalan kalau
perlu, jumlahnya dalam satu tahun tidak menentu.

x. Keadaan sosial ekonomi


Ibu dan keluarga mengatakan bahwa penghasilan didapatkan dari kepala
keluarga. Jumlah pemasukan dan pengeluaran seimbang. Kebutuhan hidup
sehari-hari dapat terpenuhi dengan cukup. Pendapatan per-bulan sekitar ± Rp.
2.000.000.

28. Situasi lingkungan


o. Kepemilikan rumah : Rumah pribadi
p. Jenis Rumah : Permanen
q. Atap Rumah : Genteng
r. Lantai Rumah : Keramik
s. Ventilasi : Jendela cukup, pencahayaan baik
t. Kebersihan dan kerapian : Bersih
u. Pembuangan sampah : Lubang galian sampah
v. Sumber air : Sumber air pegunungan
w. Saluran air limbah : Tertutup
x. Jamban : Leher Angsa
y. Kandang ternak :-
z. Pemanfaatan pekarangan :-
aa. Pemanfaatan fasilitas kesehatan : Bidan dan Rumah Sakit
bb. Keluarga mempunyai asuransi kesehatan keluarga mandiri
Muhsin Tidak ada

Darmini Tidak ada


A. Maulana Tidak ada

Siti F. Tidak ada

M. Rizky Tidak ada

KOMPONEN
RUMAH
NO KRITERIA NILAI
YANG
SKOR
DINILAI
31
I KOMPONEN RUMAH
(bobot)
Tidak ada 0
Ada, kotor sulit di bersihkan dan rawan
1. Langit-langit 1 1
kecelakaan
Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
Bukan tembok(terbuat dari anyaman
1
bamboo/ilalang)
Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata
2. Dinding atau batu yang tidak di plester/papan yang tidak 2
kedap air
Permanen (tembok/pasangan bata atau batu yang
3 3
di plester/papan kedap air)
Tanah 0
Papan/anyaman bamboo dekat dengan
1
3. Lantai tanah/plester yang retak/berdebu
Diplester /ubun/keramik/papan(rumah
2 2
panggung)
Jendela kamar Tidak ada 0
4.
tidur Ada 1 1
Jendela ruang tidak ada 0
5.
keluarga Ada 1 1
tidak ada 0
ada, luas ventilasi permanent < 10% dari luas
1
6 Ventilasi lantai
ada, luas ventilasi permanent > 10% dari luas
2 2
lantai
tidak ada 0
ada, luas ventilasi permanent < 10% dari luas
1
Lubang asap dapur
7.
dapur ada, luas ventilasi permanent > 10% dari luas
dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada 2 2
exhauster fan ada peralatan lain yang sejenis
tidak terang, tidak dapat digunakan untuk
0
membaca
kurang terang, sehingga kurang jelas untuk
8. Pencahayaan 1
membaca normal
terang dan tidak silau, sehingga dapat digunakan
2 2
untuk membaca dengan normal
Nilai 434
25
II SARANA SANITASI
(bobot)
tidak ada 0
Sarana Air ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi
1
Bersih syarat kesehatan
1.
(SGL/SPT/PP/K ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat 2
U/PAH) ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat 3 3
ada, milik sendiri dan memenuhi syarat 4
Tidak ada 0
Ada, bukan leher angsa, tidak tutup, disalurkan
Jamban(sarana 1
ke sungai/kolam
2 pembuangan
Ada, bukan leher angsa dan ditutup (leher
kotoran) 2
angsa), disalurkan ke sungai/kolam
Ada, bukan leher angsa ada tutup, septictank 3
Ada, leher angsa, septictank 4 4
Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di
0
halaman rumah
Sarana Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air
1
3 Pembuangan Air (jarak dengan sumber air <10m)
Limbah (SPAL) Ada, disalurkan ke selokan terbuka 2
Ada, dialirkan ke selokan tertutup (selokan kota)
3 3
untuk diolah lebih lanjut
Sarana Tidak ada 0
Pembuangan Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak tertutup 1
4
Sampah (tempat Ada, kedap air dan tidak tertutup 2
sampah) Ada, kedap air dan tertutup 3 3
Nilai 325
III PERILAKU PENGHUNI 44(bobot)
Tidak pernah dibuka 0
Membuka
1 Kadang-kadang 1 1
Jendela Kamar
Setiap hari dibuka 2
Membersihkan Tidak pernah 0
2 rumah dan Kadang-kadang 1
halaman Setiap hari 2 2
Membuang tinja Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
3 bayi dan balita Kadang-kadang ke jamban 1
ke jamban Setiap hari dibuang ke jamban 2 2
Membuang Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
4 sampah pada Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1
tempat sampah Sering dibuang ke tempat sampah 2 2
Nilai 308
TOTAL HASIL PENILAIAN 1067
Kesimpulan : Rumah Kurang Sehat
29. Keadaan kesehaan keluarga :
Tn. M : Suami mengaku sedang tidak sakit apapun. Tekanan
darah tidak pernah naik.

Ny. D : Terakhir menstruasi 1 minggu yang lalu. Tidak ada


keluhan selama menstruasi.

An. A : Tidak pernah atau sedang menderita penyakit berat.


Riwayat imunisasi terakhir yaitu imunisasi ORI di
sekolah.

An. S : Tidak pernah atau sedang menderita penyakit berat.


Riwayat imunisasi terakhir yaitu imunisasi ORI di
sekolah.

An. R : Tidak pernah atau sedang menderita penyakit berat.


Riwayat imunisasi terakhir yaitu imunisasi ORI di
sekolah.

30. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu


Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Perkawinan
Hami Umur
ke- Penolong Jenis Tempat Peny. JK BB Keadaan Keadaan Laktasi
l ke- anak
1 1 17 th Dukun Normal Rumah - L - Normal Baik ASI
1 2 15 th Dukun Normal Rumah - P - Normal Baik ASI
1 3 12 th Dukun Normal Rumah - L - Normal Baik ASI

31. Riwayat pernikahan dan KB


 Menikah 1 kali, usia pertama menikah Ny.Darmini 17 tahun, Tn.Muhsin 24
tahun, lama pernikahan kedua 12 tahun. Ibu sedang menggunakan KB pil dan
juga sudah selama 12 tahun.
Data Terfokus - Pasangan Usia Subur (Keluarga Berencana)
k. Apakah PUS sudah ikut KB : YA/TIDAK
l. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan : Pil
Efek samping/ masalah: Tidak ada keluhan
m. Lama menggunakan alat kontrasepsi
9) < 1 tahun
10) 1-3 tahun
11) 3-5 tahun
12) > 5 tahun
n. Tempat Pelayanan KB tersebut
11) Posyandu
12) Puskesmas
13) Rumah bersalin/ RS
14) Polindes
15) Dokter/ Bidan Praktik
o. Kembangkan informasi lain
11) Alasan tidak mengikuti KB :-
12) Keluhan setelah ikut KB :-
13) Pengetahuan tentang manfaat :
Ibu mengetahui KB digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan
14) Peran keluarga terhadap KB :
Ibu berdiskusi dengan suami dalam pemilihan metode kontrasepsi

32. Riwayat kesehatan keluarga


 Ibu dan keluarga tidak pernah dirawat di fasilitas kesehatan apapun dan tidak
pernah menderita penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi, hepatitis,
penyakit ginjal, dan jantung. Ibu tidak pernah menderita penyakit kencing
manis, hepatitis, penyakit ginjal, dan jantung.
33. Fungsi keluarga
Muhsin Sebagai suami dan pencari nafkah

Darmini Sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mengatur segala
kebutuhan rumah tangga dan mengasuh anak

A. Maulana Sebagai anak

Siti F. Sebagai anak

M. Rizky Sebagai anak

34. Stress dan koping


e. Jangka pendek
Pada keluarga Tn. Muhsin pada saat mengalami stress jangka pendek
mekanisme koping yang sering dilakukan adalah dengan mendekatkan diri
kepada Allah SWT, bercerita pada istri dan anak untuk mendapatkan solusi,
dan istirahat.
f. Jangka panjang
Pada keluarga Tn. Muhsin pada saat mengalami stress jangka panjang
mekanisme koping yang dilakukan adalah dengan berusaha untuk mencari
solusi terbaik sesuai kemampuan keluarga, mendekatkan diri kepada Allah
SWT.

35. Komunikasi
Komunikasi antar anggota keluarga dilakukan secara langsung, keluarga
Tn.Muhsin memiliki handphone untuk berkomunikasi dengan keluarga besarnya.

36. Transportasi
Keluarga Tn. Muhsin memiliki sepeda motor 1.
PEMERIKSAAN FISIK
h. Tn. Muhsin
Keadaan Umum : Baik

Postur Tubuh : tegak

TTV : TD :120/80 mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,6 oC, RR : 20 x/mnt

Kepala : simetris, tidak ada kelainan

Wajah : tidak pucat, tidak ada kelainan

Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada gigi berlubang dan
berkarang

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat


bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe

Ketiak : tidak terkaji

Dada : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).

Perut : tidak ada kelainan

Punggung : tidak ada benjolan abnormal pada punggung, tidak ada scoliosis,
lordosis, dan kifosis,

Genetalia : tidak terkaji

Ekstrimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)
i. Ny. Darmini
Keadaan Umum : Baik

Postur Tubuh : tegak

BB : 52 kg

TTV : TD :110/70 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36,5 oC, RR : 20 x/mnt

Kepala : simetris, tidak ada kelainan

Wajah : tidak pucat, tidak ada kelainan

Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Telinga : bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada gigi berlubang dan
berkarang

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat


bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe

Ketiak : massa axilla (-)/(-), nyeri tekan (-)/(-)

Dada : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).

Payudara : Tidak ada massa, pengeluaran ASI (-), kemerahan (-) teraba
keras (-), nyeri tekan (-)/(-)

Perut : tidak ada kelainan, tidak ada bekas luka operasi

Punggung : tidak ada benjolan abnormal pada punggung, tidak ada scoliosis,
lordosis, dan kifosis, posisi tubuh tegak.

Genetalia : tidak terkaji

Ekstrimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)
j. An. A. Maulana
Keadaan Umum : baik

Postur Tubuh : tegak

TTV : TD: 120/70 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36,6 oC, RR : 24 x/mnt,

Kepala : simetris, tidak ada kelainan

Wajah : tidak pucat, tidak ada kelainan

Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Telinga : bersih, simetris, secret sedikit, tidak ada kelainan

Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat


bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe

Dada : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-)

Perut : Cembung, turgor kulit kembali dengan cepat. Kembung (-)

Punggung : Tidak ada benjolan abnormal pada punggung, tidak ada


scoliosis, lordosis, dan kifosis, posisi tubuh tegak.

Genetalia : Tidak terkaji

Ekstrimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-)


k. An. Siti F.
Keadaan Umum : baik

Postur Tubuh : tegak

TTV : TD: 110/70 mmHg, N : 82 x/mnt, S : 36,6 oC, RR : 24 x/mnt,

Kepala : simetris, tidak ada kelainan

Wajah : tidak pucat, tidak ada kelainan

Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Telinga : bersih, simetris, secret sedikit, tidak ada kelainan

Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat


bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe

Dada : Ada pembesaran payudara, Suara nafas normal, ronkhi (-),


wheezing (-)

Perut : Cembung, turgor kulit kembali dengan cepat. Kembung (-)

Punggung : Tidak ada benjolan abnormal pada punggung, tidak ada


scoliosis, lordosis, dan kifosis, posisi tubuh tegak.

Genetalia : Tidak terkaji

Ekstrimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-)


l. An. M. Rizky
Keadaan Umum : baik

Postur Tubuh : tegak

TTV : TD: 110/70 mmHg, N : 82 x/mnt, S : 36,6 oC, RR : 24 x/mnt,

Kepala : simetris, tidak ada kelainan

Wajah : tidak pucat, tidak ada kelainan

Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Telinga : bersih, simetris, secret sedikit, tidak ada kelainan

Mulut dan Gigi : bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat


bendungan pada vena jugularis, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe

Dada : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-)

Perut : Cembung, turgor kulit kembali dengan cepat. Kembung (-)

Punggung : Tidak ada benjolan abnormal pada punggung, tidak ada


scoliosis, lordosis, dan kifosis, posisi tubuh tegak.

Genetalia : Tidak terkaji

Ekstrimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-)


4.1.12 Diagnosa
4.1.12.1 Rumusan Masalah
4. Kurangnya pengetahuan Ny. D tentang jenis dan efek samping KB.
5. Kurangnya pengetahuan Nn. S tentang menstruasi dan keluhan yang mungkin
timbul

4.1.12.2 Prioritas Masalah


1 2 3
No. Daftar Masalah Rank
A B C P E A R L D

1. Pengetahuan KB 8 8 8 Y Y Y Y Y 192 I

Pengetahuan kespro
2. 7 7 8 Y Y Y Y Y 168 II
remaja

Keterangan:
A = Besar
B = Kegawatdaruratan
C = Kemudahan
D = PEARL
4.1.13 Plan Of Action

N Sumber Daya Indikator Penanggu


Masalah Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Evaluasi Pembiayaan
o. Tenaga Alat keberhasilan ng jawab

1.

Kurangnya KIE mengenai BINKEL Ibu maupun Ibu dan Ibu dan Mahasis Leaflet Keluarga Tanya Jawab Aulia Dana Mandiri
pengetahuan macam-macam suami dapat suami suami wa mengerti Kurnianti
Ny. D KB beserta cara mengetahui macam-macam Dewi
mengenai KB dan efek macam-macam KB beserta cara
sampingnya KB beserta cara dan efek
Khususnya
dan efek sampingnya
mengenai
sampingnya
jenis-jenis KB
serta dapat
selain pil dan
menentukan
cara serta efek
metode KB
samping dari
yang sesuai
setiap jenis
KB
2. Kurangnya KIE pentingnya BINKEL Anak dapat Anak Remaja Mahasis Leaflet Anak mengerti Tanya jawab Aulia Dana Mandiri
pengetahuan kesehatan mengerti Putri wa pentingnya Kurnianti
Nn. S reproduksi dan pentingnya kesehatan Dewi
mengenai cara menjaga kesehatan reproduksi dan
kesehatan kesehatan reproduksi dan cara menjaga
reproduksi dan reproduksi serta cara menjaga kesehatan
cara menjaga pentingnya kesehatan reproduksi serta
kesehatan pemeriksaan reproduksi serta pentingnya
reproduksi kesehatan pentingnya pemeriksaan
serta reproduksi pemeriksaan kesehatan
pentingnya seperti kesehatan reproduksi
pemeriksaan SADARI. reproduksi seperti
kesehatan seperti SADARI.
reproduksi SADARI.
seperti
SADARI.
4.1.14 Implementasi
Tanggal/Jam : 4 April 2018/16.00 WIB
11. Melakukan pendekatan terapeutik dan bina hubungan saling percaya,
melakukan pendekatan secara terapeutik agar terjalin hubungan yang baik
antara ibu dan bidan, sehingga data yang dibutuhkan bisa didapatkan
dengan jelas dan lengkap.
12. Melakukan tanya jawab untuk mengkonfirmasi tingkat pengetahuan klien
tentang kesehatan reproduksi
13. Memberikan informasi, konseling dan edukasi tentang KB pada PUS.
 Menggali pengetahuan tentang KB
 Menjelaskan tentang macam-macam KB beserta cara dan efek
sampingnya
 Memberikan anjuran kepada keluarga untuk memilih metode
kontrasepsi yang sesuai
14. Memberikan informasi, konseling dan edukasi tentang kesehatan
reproduksi pada Remaja Putri.
 Menggali pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
 Menjelaskan tentang cara menjaga kesehatan reproduksi
 Mengajarkan cara deteksi dini kelainan reproduksi pada remaja

4.1.15 Monitoring dan Evaluasi


Tanggal/Jam : 11 April 2018/ 15.00 WIB
d. Ny. D
S: Ibu tidak ada keluhan
O: KU : baik Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit
T : 36,5 oC RR : 20 x/menit
Kepala : Sklera ikterik (-)/(-), konjungtiva anemis (-)/(-)
Thorax : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).
Eksterimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)
A: P3003Ab000, Aseptor KB pil
Masalah : kurangnya pengetahuan mengenai KB
Kebutuhan : KIE kontrasepsi
P:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik, yaitu dari hasil pemeriksaan fisik
saat ini kondisi ibu dalam batas normal dan tidak ada keluhan.
E/ ibu mengetahui bahwa dari hasil pemeriksaan fisik kondisi ibu dalam
batas normal
2. Menjelaskan kembali kepada ibu macam-macam KB beserta cara dan efek
sampingnya.
E/ Ibu mengerti penjelasan yang telah diberikan.
3. Menganjurkan ibu untuk berdiskusi bersama suami untuk memilih
kontrasepsi jangka panjang karena ibu sudah tidak ingin memiliki anak
lagi.
E/ Ibu masih ragu-ragu, tetapi untuk sementara waktu akan beralih pada
KB suntik 3 bulan

e. Nn. S
S: Klien mengatakan sering nyeri perut saat 1-2 hari pertama menstruasi
O: KU : baik Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit
T : 36,5 oC RR : 20 x/menit
Kepala : Sklera ikterik (-)/(-), konjungtiva anemis (-)/(-)
Thorax : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).
Eksterimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)
A: Remaja usia 15 tahun dengan dismenorhea
P:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik, yaitu dari hasil pemeriksaan fisik
saat ini kondisi klien dalam batas normal
E/ klien mengetahui bahwa dari hasil pemeriksaan fisik kondisi ibu
dalam batas normal
2. Menjelaskan kembali kepada klien mengenai kesehatan reproduksi
wanita terutama pada remaja.
E/ klien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
3. Menjelaskan kembali mengenai cara menjaga kesehatan reproduksi
remaja seperti menjaga kebersihan di area genetalia
E/ klien mengerti penjelasan yang diberikan
4. Mengajarkan klien cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri
E/ klien bersedia melakukannya semua gerakan SADARI setiap
pagi/sore saat mandi
5. Menjelaskan pada klien cara mengurangi rasa nyeri saat menstruasi
seperti mengompres perut dengan botol berisi air hangat atau berolah
raga ringan seperti jalan kaki untuk meredakan nyeri
E/ klien mengerti dan bersedia melakukannya saat menstruasi dan
nyerinya timbul

Tanggal/Jam : 19 April 2018/ 11.00 WIB


a. Ny. D
S: Ibu tidak ada keluhan
O: KU : baik Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/80 mmHg N : 80 x/menit
T : 36,5 oC RR : 22 x/menit
Kepala : Sklera ikterik (-)/(-), konjungtiva anemis (-)/(-)
Thorax : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).
Eksterimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)
A: P3003Ab000, Aseptor KB pil
P:
5. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik, yaitu dari hasil pemeriksaan fisik
saat ini kondisi ibu dalam batas normal dan tidak ada keluhan.
E/ ibu menegetahui bahwa dari hasil pemeriksaan fisik kondisi ibu dalam
batas normal
6. Mengkaji ulang pengetahuan ibu tentang kontrasepsi
E/ ibu dapat menjelaskan macam-macam KB beserta cara dan efek
sampingnya
7. Mengkaji ulang apakah ibu akan mengganti metode kontrasepsinya
E/ Ibu dan suami berencana akan KB sunti 3 bulan terlebih dahulu.

b. Nn. S
S: klien mengatakan saat ini tidak ada keluhan
O: KU : baik Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit
T : 36,5 oC RR : 20 x/menit
Kepala : Sklera ikterik (-)/(-), konjungtiva anemis (-)/(-)
Thorax : Suara nafas normal, ronkhi (-), wheezing (-).
Eksterimitas : Pergerakan bebas, sianosis (-), varises (-), reflek patela (+)
A: Remaja usia 15 tahun dengan dismenorhea
P:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik, yaitu dari hasil pemeriksaan fisik
saat ini kondisi klien dalam batas normal dan tidak ada keluhan.
E/ klien menegetahui bahwa dari hasil pemeriksaan fisik kondisi ibu
dalam batas normal
2. Mengkaji ulang pengetahuan klien tentang kesehatan reproduksi
E/ klien dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan reproduksi pada
remaja
3. Mengkaji ulang apakah klien masih merasakan nyeri ketika menstruasi
E/ klien mengatakan nyerinya berkurang saat dikompres hangat
4. Mengevaluasi cara klien melakukan SADARI
E/ Klien dapat melakukan SADARI dengan benar

4.1.16 Pembahasan
Pada keluarga Tn. M, terdapat 2 masalah kesehatan yang diangkat. Masalah
pada anak yaitu Nn. S remaja usia 15 tahun dengan dismenorhea. Seorang remaja
putrid yang telah memasuki masa pubertas akan mengalami siklus menstruasi tiap
bulannya. Siklus menstruasi ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman seperti sakit
kepala, pegal-pegal dikaki dan pinggang untuk beberapa jam, kram perut dan sakit
perut. Kondisi ini dikenal sebagai nyeri menstruasi atau dismenorhea.
Dismenorhea yang sering terjadi pada remaja adalah dismenorhe primer.
Dismenorhea primer adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan ginekologik.
Dismenorhea primer ini cirri khasnya nyeri menstruasi tidak berkurang pada hari
hari menstruasi selanjutnya (Atikah dan Siti, 2009) Hal ini sesuai dengan keluhan
pada Nn. S yang merupakan remaja putri dan selalu mengeluh nyeri perut ketika
1-2 hari awal menstruasi.
Tidak ada angka pasti mengenai jumlah penderita nyeri haid di Indonesia.
Ini dikarenakan lebih banyak perempuan yang mengalami dismenorhea tidak
melaporkan atau berkunjung ke dokter. Rasa malu ke dokter dan kecenderungan
untuk meremehkan penyakit tertentu di Indonesia tidak dapat dipastikan secara
mutlak. Boleh dikatakan 90 persen perempuan Indonesia pernah mengalami
dismenorhea (Dito dan Ari, 2011).
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorea adalah gangguan yang
tidak berbahaya untuk kesehatan, hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi
mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Nasehat-
nasehat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olah raga mungkin
berguna.Kemudian diperlukan psikoterapi (Prawirohardjo, 2005). Hal ini sesuai
dengan penjelasan yang diberikan kepada klien bahwa klien bisa mengurangi
keluhan nyeri perutnya dengan kompres air hangat dan olahraga ringan.
Masalah yang kedua yaitu kurangnya pengetahuan Ny. D tentang metode
kontrasepsi. Saat ini Ny. D menggunakan metode KB pil dan sudah berlangsung
selama 15 tahun. Saat ini Ny. D sudah berusia 35 tahun dan sudah memiliki 3
orang anak, hal ini akan menimbulkan resiko apabila Ny. D hamil lagi.
mengetahui bahwa KB pil sangat rentan untuk lupa diminum dan angka
kegagalannya sangat tinggi.
Kontrasepsi pil adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet,
mengandung hormone estrogen dan progesterone untuk mencegah kehamilan
(Prawirohardjo, 2008). Efek samping KB pil kombinasi ialah rasa mual yang
kadang-kadang disertai muntah, diare dan rasa perut kembung, retensi cairan yang
disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium dan dapat menyebabkan
sakit kepala (Saifuddin, 2008).
Kontrasepsi pil dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta akseptor di seluruh
dunia. Di Indonesia diperkirakan kurang lebih 60% akseptor mempergunakan
kontrasepsi pil. Sehubungan dengan ini diperlukan pengetahuan dasar serta
petunjuk-petunjuk untuk pelaksana pelayanan tersebut, baik untuk seleksi
akseptor maupun cara mengatasi keluhan-keluhan yang ditemukan (Sastrawinata,
2004). Hal ini sesuai dengan kasus Ny. D bahwa Ny. D membutuhkan
pengetahuan mengenai kontrasepsi.
Penggunaan KB hormonal dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan berbagai macam efek samping. Menurut Sriwahyuni (2009) dalam
penelitiannya responden yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal lebih dari
satu tahun cenderung mengalami peningkatan berat badan yakni sebesar 85,7%
dari jumlah total responden. Sedangkan menurut penelitian Lestari, dkk (2013)
didapatkan hasil bahwa ibu yang lama menggunakan metode kontrasepsi
hormonal memiliki peluang 2,954 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan
ibu yang tidak lama menggunakan metode kontrasepsi hormonal.
Kegagalan akseptor KB pil dapat disebabkan karena kurangnya kepatuhan
akseptor dalam mengkonsumsi pil KB tersebut. Kepatuhan didefinisikan sebagai
sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
profesional kesehatan, sedangkan dalam teori tentang kontrasepsi pil oral
kombinasi telah dijelaskan cara pemakaian pil oral kombinasi harus diminum
setiap hari dan sebaiknya pada saat yang sama. Jika akseptor patuh, maka ia akan
minum pil tersebut setiap hari pada saat yang sama sesuai anjuran profesional
kesehatan (Niven,2002).
Ghana (2010) menemukan bahwa lebih dari 60 % yang diwawancarai
setelah bertemu dengan petugas kesehatan salah mengerti tentang instruksi yang
diberikan kepada mereka. Kadang-kadang hal ini sebabkan oleh kegagalan
professional kesehatan dalam memberikan informasi yang lengkap, penggunaan
istilah-istilah medis dan banyak memberikan instruksi yang harus diingat oleh
pengguna. Tidak seorang pun dapat mematuhi instruksi jika ia salah paham (tidak
mengerti) tentang instruksi yang diberikan kepadanya. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang (overt
behavior) (Notoadmojo, 2003). Hal ini yang mendasari pentingnya diberikan
pendidikan mengenai KB pada Ny. D agar tidak terjadi suatu kegagalan
kontrasepsi serta menghindari efek samping jangka panjang yang mungkin timbul
dari kontrasepsi hormonal.

4.9 Faktor Pendukung dan Penghambat


Masalah Faktor Pendukung Faktor Penghambat
Kurangnya Ibu dan suami kooperatif Belum pernah mendapatkan
pengetahuan Ibu dengan penjelasan yang informasi mengenai
tentang KB diberikan kontrasepsi
Kurangnya
klien kooperatif Belum pernah mendapatkan
pengetahuan remaja
mendengarkan penjelasan informasi kesehatan
tentang kesehatan
yang diberikan reproduksi
reproduksi
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kesimpulan Keluarga Tn. H
Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada semua anggota
keluarga Tn.H dapat diambil kesimpulan yaitu:
 Terdapat dua masalah yang ditemukan dalam keluarga, yaitu An.H
kurangnya stimulasi pada balita dan Ny. W kurangnya pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi
 Intervensi yang direncanakan yaitu
15. Melakukan test perkembangan dengan kpsp
16. Melakukan tanya jawab untuk mengkonfirmasi tingkat
pengetahuan klien tentang kesehatan reproduksi
17. Memberikan informasi, konseling dan edukasi tentang kesehatan
reproduksi pada WUS.
 Menggali pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
 Menjelaskan tentang cara menjaga kesehatan reproduksi
 Mengajarkan cara deteksi dini kelainan reproduksi pada
WUS
18. Mengajarkan pada ibu cara menstimulasi balita sesuai dengan usia.
 Semua intervensi dapat diimplementasikan secara menyeluruh.
 Evaluasi yang hasil pembinaan keluarga :
An. H dapat melakukan tugas perkembangan sesuai dengan umur.
Pengetahuan Ny. W meningkat tentang kesehatan reproduksi ditandai
dengan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.

5.1.2 Kesimpulan Keluarga Tn. K


Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada semua anggota
keluarga Tn.K dapat diambil kesimpulan yaitu:
 Terdapat satu masalah yang ditemukan dalam keluarga, yaitu
pengetahuan lansia dan keluarga mengenai keluhan yang terjadi selama
menopause.
 Intervensi yang direncanakan yaitu
1. Melakukan tanya jawab untuk mengkonfirmasi tingkat
pengetahuan klien tentang kesehatan reproduksi pada lansia
2. Memberikan informasi, konseling dan edukasi tentang tanda-tanda
dan keluhan selama menopause serta cara mengatasinya.
 Semua intervensi dapat diimplementasikan secara menyeluruh.
 Evaluasi yang hasil pembinaan keluarga :
Pengetahuan Ny. T meningkat tentang kesehatan reproduksi ditandai
dengan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
Ibu dan keluarga memahami mengenai tanda dan keluhan selama
menopause serta cara mengatasinya.

5.1.3 Kesimpulan Keluarga Tn. M


Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada semua
anggota keluarga Tn.M dapat diambil kesimpulan yaitu:
 Terdapat dua masalah yang ditemukan dalam keluarga, yaitu kurangnya
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, penggunaan KB hormonal
yang kurang sesuai dengan kondisi ibu yang multipara, serta masalah
pada An. S yang mengalami keluhan selama menstruasi.
 Intervensi yang direncanakan yaitu
1. Melakukan tanya jawab untuk mengkonfirmasi tingkat
pengetahuan klien tentang kesehatan reproduksi
2. Memberikan informasi, konseling dan edukasi tentang kesehatan
reproduksi pada WUS.
 Menggali pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
 Menjelaskan tentang cara menjaga kesehatan reproduksi
 Mengajarkan cara deteksi dini kelainan reproduksi pada
WUS
3. Memberikan informasi, konseling dan edukasi tentang KB jangka
panjang yang sesuai dengan kebutuhan ibu yang sudah tidak ingin
menambah anak, serta kelemahan dari KB hormonal yang
digunakan dalam jangka panjang
4. Memberikan informasi, konseling dan edukasi mengenai keluhan
selama menstruasi serta cara mengatasinya
 Semua intervensi dapat diimplementasikan secara menyeluruh.
 Evaluasi yang hasil pembinaan keluarga :
Pengetahuan Ny. D meningkat tentang kesehatan reproduksi ditandai
dengan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
Ibu bersedia mengganti kontrasepsi saat ada sarfari KB karena
keterbatasan biaya.
An. S dapat memahami cara mengatasi keluhannya selama menstruasi.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Meningkatkan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dimasyarakat,
berusaha untuk menyampaikan informasi dengan baik dan komunikatif
serta mencapai sasaran yang tepat.
5.2.2 Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan dan
ikut berupaya dalam peningkatan derajat hidup masyarakat melalui
kesehatan yang adil bagi seluruh umat manusia.
5.2.3 Bagi Institusi Kesehatan
Meningkatkan peran serta dalam UKBM dan pembagian tugas dan
wewenang yang sesuai pada seluruh aspek kesehtan yang saling berkaitan.
5.2.4 Bagi Profesi kesehatan Khususnya Kebidanan
Mengerti tentang kesehatan keluarga, paham UKBM yang ada
dimasyarakat dan dapat mengevaluasi UKBM tersebut.
Daftar Pustaka

Adriana. D. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Selemba Medika.

Andrijino. (2009). Kanker Serviks Edisi kedua. Jakarta: Divisi Onkologi


Departemen Obstretri-Ginekologi FK UI.

Atikah Proverawati dan Siti Misaroh. (2009). Menarche Menstruasi Pertama


Penuh Makna.Yogyakarta: Nuha Medika.

Baziad, Ali. (2003). Menopause Dan Andropause, Edisi 1. Jakarta : EGC.

Depkes RI. (2007). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Depkes RI.

Dito A. & Ari W. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: CV Andi.

Diniati, (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya Pada PAUD.


Bandung: Kencana.

Eny Retna, Ambarwati, Wulandari, Diah. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas.


Jogjakarta: Nuha Medika.

Efendi N (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


EGC.

Meilani, Niken. (2009). Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya.

Niven, Neil. (2002). Psikologi Kesehatan Keperawatan Pengantar untuk Perawat


dan Profesional Kesehatan lain. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Proverawati, A. (2010). Menarche, Menstruasi Pertama Penuh Makna.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBPSP.

Saifuddin. (2008). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sastrawinata, dkk. (2004). Ilmu Kesehatan Reproduksi, Obstetri Patologi.


Jakarta : EGC.
Smart, Aqila. (2010). Bahagia di Usia Menopause. Yogyakarta: A Plus Books.

Soetjiningsih. (2012). Perkembangan Anak dan Permasalahannya dalam Buku


Ajar I Ilmu Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta : Sagungseto.

Soerjono, Soerjono. (2004). Sosiologi Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta.

Wirakusumah. (2004). Kapita Selekta Hematologi Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Wong, Donna L. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai