Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

KOMPLIKASI PERSALINAN
(PERSALINAN MACET)

Dosen Pengampu : Ns. Diyah Astuti Nurfa’izah, M. Kep


Theresia Patipeme, S. SiT., M. Kes

Kelompok 2 Nama Anggota :

1. Adelika Isabela Kaitam (20170811024008)

2. Ester Yeimo (2020081024147)

3. Jenice G. Suitela (2020081024009)

4. Natanael O. Rumbino (2020081024139)

5. Noviyanti May (2020081024193)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih dan Karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul “KOMPLIKASI
PERSALINAN (PERSALINAN MACET)’’ selesai tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan makalah adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas II.
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi kita semua, kami
mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Diyah Astuti Nurfa’izah, M. Kep & Theresia
Pattipeme, S. SiT., M. Kes selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas II yang
telah memberikan tugas ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi kami.
Kami selaku penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada makalah ini .Oleh
karena itu kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapakan demi
kesempurnaan makalah yang sudah kami buat. Semoga makalah ini dapat membawa
pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua.

Jayapura, 28 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................2
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi.................................................................................................3
B. Klasifikasi.............................................................................................3
C. Etiologi.................................................................................................7
D. Manifestasi klinis..................................................................................9
E. Pathofisiologi........................................................................................9
F. Pathway..............................................................................................11
G. Komplikasi.........................................................................................12
H. Penatalaksanaan..................................................................................12
I. Pemeriksaan diagnostic......................................................................13
BAB III KONSEP ASKEP
A. PENGKAJIAN....................................................................................14
B. RIWAYAT KESEHATAN.................................................................14
C. PEMERIKSAAN FISIK......................................................................15
D. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA........................16
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN.........................................................17
F. ANALISA DATA...............................................................................18
G. INTERVENSI.....................................................................................19
BAB IV PENUTUP........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................21

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Distosia yang secara literatur berarti persalinan yang sulit, memiliki
karakteristik kemajuan persalinan yang abnormal atau lambat. Persalinan
abnormal atau lambat umum terjadi bila ada disproporsi antara ukuran bagian
terbawah janin dengan jalan lahir. Pada presentasi kepala, distosia adalah
indikasi yang paling umum saat ini untuk seksio sesaria primer.
CPD(cephalopelvic disproportion) adalah akibat dari panggul sempit, ukuran
kepala janin yang besar,atau lebih sering kombinasi dari kedua di atas. Setiap
penyempitan diameter panggul yang mengurangi kapasitas pelvis dapat
mengakibatkan distosia selama persalinan. Panggul sempit bisa terjadi pada
pintu atas panggul, midpelvis, atau pintu bawah panggul, atau umumnya
kombinasi dari ketiganya. Karena CPD bisa terjadi pada tingkat pelvic
inlet,outlet dan midlet,diagnosisnya bergantung pada pengukuran ketiga hal
tersebut yang dikombinasikan dengan evaluasi ukuran kepala janin.Panggul
sempit disebut-sebut sebagai salah satu kendala dalam melahirkan secara
normal karena menyebabkan obstructed labor yang insidensinya adalah 1-3%
dari persalinan.
Apabila persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung sendiri
tanpa pengambilan tindakan yang tepat, timbul bahaya pada ibu dan janin.
Bahaya pada ibu dapat berupa partus lama yang dapat menimbulkan dehidrasi
serta asidosis, dan infeksi intrapartum,ruptur uteri mengancam serta resiko
terjadinya fistula vesikoservikalis, atau fistula vesikovaginalis,atau fistula
rektovaginalis karena tekanan yang lama antara kepala janin dengan tulang
panggul.Sedangkan bahaya pada janin dapat berupa meningkatkan kematian
perinatal,dan perlukaan pada jaringan di atas tulang kepala janin bahkan bisa
menimbulkan fraktur pada os parietalis.
Oleh sebab itu, penatalaksanaan keperawatan yang tepat akan sangat
membantu mengurangi dan memperbaiki masalah-masalah yang berhubungan

1
dengan resiko tinggi persalinan pada distosia.Dimana dengan perencanaan
yang tepat akan memberikan hasil yang lebih baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah definisi dari distosia ?
2. Apa saja klasifikasi distosia ?
3. Bagaimana etiologi distosia ?
4. Bagaimana manifestasi klinis distosia ?
5. Apa saja komplikasi distosia ?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperawatan distosia ?
7. Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan dari distosia ?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi dari distosia
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari distosia
3. Untuk memahami etiologi dari distosia
4. Untuk memahami manifestasi klinis dari distosia
5. Untuk mengetahui komplikasi dari distosia
6. mengidentifikasi penatalaksanaan medis dan keperawatan distosia
7. mengidentifikasi pengkajian asuhan keperawatan distosia

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DISTOSIA


Persalinan distosia adalah persalinan yang memerlukan bantuan dari
luar karena terjadi penyimpangan dari konsep eutosia 3P (power, passage,
passenger). (manuaba, 1998). Menurut rustam mochtar, 1998 adalah kesulitan
dalam jalannya persalinan. Secara harfiah diartikan sebagai persalinan sulit
yang ditandai dengan kemajuan persalinan yang lambat (Al-fathdry, 2002).
Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan. (Rustam Mukhtar,
1994). Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang
timbul akibat berbagai kondisi. (Bobak, 2004 : 784)

Distosia adalah kesulitan dalam jalannya persalinan. Distosia karena


kelainan tenaga (his) yg tidak normal, baik kekuatan maupun sifatnya,
sehingga menghambat kelancaran persalinan.

2.2 KLASIFIKASI DISTOSIA


1. Distosia karena kelainan presentasi
Malpersentasi adalah semua persentasi janin selain vertex sementara
malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan
oksiput sebagai titik referens,masalah ;janin yang dalam keadaan
malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama.
Kelainan letak, persentasi atau posisi
a. Posisi oksipitalis posterior persisten, yaitu persalinan persentasi
belakang kepala.
b. Presentasi puncak kepala, bila defleksinya ringan sehingga UUB
merupakan bagian terendah.
c. Presentasi muka, dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal
sehingga oksiput tertekan pada punggung.
d. Presentasi dahi, kedudukan kepala berada antara fleksi maksimal dan
defleksi maksimal sehingga dahi merupakan bagian terendah.
e. Letak sungsang, janin terletak memanjang dengan kepala di fundus
uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri.

3
f. Letak lintang, sumbu memanjang janin menyilang, sumbu memanjang
ibu tegak lurus atau mendekati 90 derajat.
g. Presentasi ganda, keadaan dimana disamping kepala janin di dalam
rongga panggul dijumpai tangan, lengan atau kaki, atau keadaan di
samping bokong janin dijumpai tangan
2. Distosia Kelainan Tenaga dan / His
a. Inersia uteri atau Hypotonic uterine countraction.
Kontraksi uterus lebih lemah, singkat dan jarang daripada normal.
Keadaan umum biasanya baik, dan rasa nyeri tidak seberapa.
b. His terlampau kuat atau Hypertonic uterine contraction (tetania uteri)
His yang terlalu kuat dan sering menyebabkan persalinan berlangsung
singkat tanpa relaksasi rahim. Hal ini dapat membahayakan bagi ibu
karena terjadinya perlukaan luas pada jalan lahir (dapat menyebabkan
ruptura uteri) sedangkan bayi bisa mengalami perdarahan dalam
tengkorak karena mendapat tekanan kuat dalam waktu singkat.
c. Aksi uterus inkoordinasi atau uncoordinate hypertonic uterine
contraction.
Sifat his yang tidak berubah dimana tidak ada koordinasi dan
sinkronisasi antara kontraksi dan bagian-bagiannya. Jadi kontraksi
tidak efisien dalam mengadakan pembukaan, apalagi dalam
pengeluaran janin.
3. Distosia karena alat kandungan dan jalan lahir
Meliputi alat kelamin luardan dalam,adapun yang bisa mempengaruhi
kemajuan persalinan dapat dijabarkan sebagi berikut :
a. Pada vulva
 Edema ditemukan pada persalinan lama yang disebabkan pasien
dibiarkan mengedan terus,jarang mempengaruhi kelangsungan
persalinan.
 Stenosis pada vulva yang diakibatkan oleh radang dapat sembuh
dan meninggalkan jaringan perut sehingga mengalami kesulitan
pada kala pengeluaran sehingga diperlukan episiotomy yang cukup
luas.

4
 Tumor dalam bentuk neoplasma.
b. Pada vagina
 Septum vagina yang tidak lengkap menyebabkan kadang-kadang
menahan turunnya kepala janin sehingga harus dipotong dahulu.
 Stenosis vagina yang tetap kaku menyebabkan halangan untuk
lahirnya janin perlu dipertimbangkan seksio sesaria
 Tumor vagina menyebabkan rintangan persalinan
pervaginam,beresiko kelancaran persalinan pervaginam.
c. Pada uterus
 Posisi anterversio uteri (posisi uterus ke depan)pada kala 1
pembukaan kurang lancar sehingga tenaga his salah arah,ajurkan
ibu untuk tidur pada posisi terlentang.
 Kelainan uterus seperti uterus sub septus dan uterus arkuatus yang
menyebabkan terjadinya letak lintang dan tidak bisa
dikoreksi.biasanya jalannya partus kurang lancar dan his kurang
lancar yang menyebabkan fungsi uterus kurang baik.
d. Kelainan pada ovarium
 Kista ovarium,jika tempatnya di daerah fundus maka persalinan
dapat berlangsung normal
 Jika kedudukan kista di pelvis minor,maka dapat menganggu
persalinan dan persalinan diakhiri dengan seksio saesaria.
4. Distosia karena kelainan janin
Klasifikasi :
- Distosia kepala : hydrosefalus (kepala besar,hygromonas koli / tumor
leher)
- Distosia bahu : bahu janin lebar seperti anak kingkong
- Distosia perut : hydro post fetalis,asites,akardiakus
- Distosia bokong : meningokel,spina bifida dan tumor pada bokong
janin
- Kembar siam (double monster)
- Monster lainnya.
a. Pertumbuhan janin yang berlebihan (janin besar )

5
Dikenal dengan makrosomia,atau giant baby adalah bayi dengan
berat badan diatas 4 kilogram.
b. hydrosefalus
Keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam
pentrikel otak,sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran
sutura-sutura dan ubun-ubun.cairan yang tertimbun dalam pentrikel
biasanya antara 500-1500 ml,akan tetapi kadang-kadang dapat
mencapai 5 liter.hydrosefalus seringkali disertai kelainan bawaan
lain seperti misalnya spinabifida.
c. Anencefalus
Suatu kelainan congenital dimana tulang tengkorak hanya
terbentuk dari bagian basal dari os frontalis,os parietalis,dan os
oksipitali,os orbita sempit hingga Nampak penonjolan bola mata.
d. Kembar siam
Terjadi pada janin kembar ,melekat dengan penyatuan janin secara
lateral.pada banyak kasus biasanya terjadi persalinan
premature.apabila terjadi kemacetan dapat dilakukan tindakan
vaginal dengan merusak janin atau melakukan section saesaria.
e. Gawat janin
Terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen,sehingga
mengalami hipoksia .
5. Distosia karena kelainan panggul
Jenis kelainan panggul (Caldwell moloy) :
- Panggul ginekoid
- Panggul anthropoid
- Panggul android
- Panggul platipeloid
Perubahan panggul menurut munro kerr
- Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intruretin
- Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi
- Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang
- Perubahan bentuk karena penyakit kaki

6
Perubahan bentuk Karena kelainan pertumbuhan intrauretin
- Panggul naegele
- Panggul Robert
- Split pelvis
- Panggul asimilasi
Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi :
- Rakitis
- Osteoplasma
- Neoplasma
- Fraktur
- Atrofi
- Penyakit sendi

2.3 ETIOLOGI DISTOSIA


Distosia dapat disebabkan oleh :

1. Distosia karena kelainan presentasi


malpersentasi adalah semua persentasi janin selain vertex sementara
malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan
oksiput sebagai titik referens,masalah ;janin yang dalam keadaan
malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama
2. Distosia karena kelainan posisi janin
a.letak sunsang disebabkan oleh prematuritas karena bentuk rahim
relative kurang lonjong,air ketuban masih banyak dan kepala relative
besar,hidramion anak mudah bergerak,plasenta previa Karena
mengahalangi turunnya kepala kedalam pintu atas panggul,bentuk rahim
yang abnormal,kelainan bentuk kepala seperti amemsefalus dan
hidrosefalus (obsteri patologi;134)
b. letak lintang disebabkan oleh fiksasi kepala tidak ada indikasi CPD,
hidrosefalus,ansefalus,plasenta previa,dan tumor pelvis ,janin mudah
bergerak karena hidramion,multiparitas,pertumbuhan janin terhambat,
atau janin mati,gemeli, kelainan uterus,lumbar skoliosis, monster, pelvic
kidney,dan kandung kemih serta rectum penuh.
Distosia karena kelainan tenaga/ His

7
Disebabkan oleh sering dijumpai pada primigravida tua dan inersia uteri
sering dijumpai pada multi gravid,factor herediter,emosi dan kekuatan
,salah pimpinan persalinan pada kala II atau salah pemberian obat seperti
oksitosin dan obat penenang.
3. Distosia karena kelainan alat kandungan dan jalan lahir
Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu atau keabnormalan
saluran reproduksi yang dapat mengganggu dorongan atau pengeluaran
janin
4. Distosia karena kelainan janin
1. Bayi besar
a. Diabetes mellitus
DM mengakibatkan ibu melahirkan bayi besar dengan berat
lahir mencapai 4000-5000 gram atau lebih
b. Keturunan
Seorang ibu gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan
bayi besar
c. Multiparitas dengan riwayat makrosomia sebelumnya
Bila bumil punya riwayat melahirkan bayi makrosomia
sebelumnya,maka ia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk
kembali melahirkan makrosomia dibandingkan wanita yang
belum pernah melahirkan bayi makrosomia karena umumnya
berat seorang bayi yang akan lahirv berikitnya bertambah sekitar
80-120 gr.
2. Hydrosefalus
Terjadi penyumbatan aliran cairan serebrospinal pada salah satu
tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikeldan
tempat absorpsi dalam ruang subaraknoid.
3. Anensefalus
Disebabkan factor mekanik, factor infeksi, factor obat, factor umur
ibu, factor hormonal.
4. Kembar siam

8
Terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
sempurna. Karena terjadinya pemisahan yang lambat, maka pemisah
anak tidak sempurna dan terjadi kembar siam (UNPAD 1998).
5. Gawat janin
a. Infusiensi uteruplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus
plasenta dalam waktu singkat) berupa : aktivitas uterus, yang
berlebihan, dapat dihubungkan dengan pemberian oksitosin,
hipotensi ibu, kompresi venakava, posisi terlentang, perdarahan
ibu, solusio plasenta, plasenta previa.
b. Infusiensi uteruplasenter kronik (kurang aliran darah uterus
plasenta dalam waktu lama) berupa penyakit hipertensi,
c. Diabetes melliltus
Pada ibu penderita DM maka kemungkinan pada bayi akan
mengalami hipoglikemia karena pada ibu yg diabetes
mengalami toleransi glukosa terganggu, dan dan seringkali
disertai hipoksia.
d. Isoimunisasi rh, postmaturnitas atau dismaturnitas, kompresi
(penekanan) tali pusat.

Kelainan his sering dijumpai pada primigravida tua sedangkan


inersia uteri sering dijumpai pada multigravida dan grandemulti. Faktor
herediter mungkin memegang pula peranan dalam kelainan his dan juga
factor emosi (ketakutan) mempengaruhi kelainan his. Salah satu sebab yg
penting dalam kelainan his inersia uteri, ialah apabila bahwa janin tidak
berhubungan rampat dengan segmen bawah rahim ini dijumpai pada
kesalahan-kesalahan letak janin dan disproporsi sefalopelvik.salah
pimpinan persalinan atau salah pemberian obat-obatan seperti oksitosin
dan obat oenenang. Kelainan pada uterus misalnya uterus birkornis
unikolis dapat pula mengakibatkan kelainan his. Inersia uteri adalah
kelainan his yg kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan
serviks atau mendorong janin keluar.

Inersia uteri dibagi menjadi 2 :

9
1. inersia uteri primer : terjadi pada awal fase laten
2. inersia uteri sekunder : terjadi pada fase aktif

2.4 MANIFESTASI KLINIS


 Dapat dilihat dan diraba, perut terasa membesar kesamping
 Pergerakan janin pada bagian kiri lebih dominan
 Nyeri hebat dan janin sulit untuk dikeluarkan
 Terjadi distensi berlebihan pada uterus
 Dada teraba seperti punggung, belakang kepala terletak berlawanan
dengan letak dada, teraba bagian – bagian kecil janin dan denyut jantung
janin terdengar lebih jelas pada dada.

2.5 PATOFISIOLOGI
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebakan
kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada
umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) dibawah ramus pubis.
Dorongan pada saat ibu meneran akan menyebabkan bahu depan (anterior)
berada dibawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran
menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi
anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan
terhadap simfisis sehingga bahu tidak lahir mengikuti kepala.

10
PATHWAY
Kelainan respon psikologis
Kelainan tenaga Kelainan bentuk dan letak Kelainan jalan lahir
janin (janin besar, letsu )
Kurang pengetahuan ttg Ketokolamin
PAP sempit
cara mengejan dg benar
Vasokontriksi pmb.
Kontraksi tdk sinkron Darah di miometrium
dg tenaga Janin kesulitan
melewati PAP His/ kontraksi uterus
Tenaga cepat habis

Kesulitan persalinan/ macet

DISTOSIA

Tonus otot Partus lama Rencana


tindakan SC
Obstruksi mekanis pd Penekanan pd jalan Penekanan kepala Energy ibu Jalan lahir terpapar
penurunan janin lahir janin pd panggul terlalu lama dg Krisis situasi

Menekan saraf hipermetabolisme udara luar


Resiko Ketokolamin
Resiko
cedera Respon hipotalamus Resiko Pathogen mudah
cedera
pada ibu masuk stress
pada janin ketidakseimbangan
Pengeluaran mediator nyeri cairan
Resiko infeksi Ansietas
Respon nyeri

Nyeri akut 11
2.6 KOMPLIKASI
Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan komplikasi
antara lain :
a. Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat sementara
kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan dan juga dapat mengakibatkan
terjadinya fistula karena nekrosis pada jalan lahir
b. Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin mengalami
hipoksia dan perdarahan

2.7 PENATALAKSANAAN MEDIS


a. Fase laten yang memanjang : Selama ketuban masih utuh dan passage
serta passanger normal, pasien dengan fase laten memanjang sering
mendapat manfaat dari hidrasi dan istirahat terapeutik. Apabila dianggap
perlu untuk tidur, morfin(15 mg) dapat memberikan tidur 6-8 jam. Apabila
pasien terbangun dari persalinan, diagnosa persalinan palsu dapat ditinjau
kembali, berupa perangsangan dengan oksitosin.
b. protraksi : Dapat ditangani dengan penuh harapan, sejauh persalinan mau
dan tidak ada bukti disproporsi sevalopelvik, mal presentasi atau fetal
distress. Pemberian oksitosin sering bermanfaat pada pasien dengan suatu
kontrakti hipotonik.
c. Kelainan penghentian : Apabila terdapat disproporsi sevalopelvik
dianjurkan untuk dilakukan seksio sesarea.perangsangan oksitosin hanya
dianjurkan sejauh pelviks memadai untuk dilalui janin dan tidak ada tanda-
tanda fetal distress

Pemeriksaan klinik dan ultrasonografi yg seksama terhadap janin yg


sedang tumbuh, disertai dengan faktor-faktor yang diketahui merupakan
predisposisi terhadap makrosomia (bayi besar) memungkinkan dilakukannya
sejumlah kontrol terhadap pertumbuhan yg berlebihan pemantauan glukosa
darah ( pada saat datang atau umur 3jam, kemudian tiap 6 jam sampai 24 jam
atau bila kadar glukosa >_ 45 gr% dua kali berturut- turut). Pemantauan
elektrolit pemberian glukosa parenteral sesuai indikasi hidrokortison
5mg/kg/hari IM dalam dua dosis bila pemberian glukosa parenteral tidak
efektif.

12
2.8 TERAPI FARMAKOLOGI
Pasien dengan kontraksi uterus yang tidak adekuat dapat diberikan oksitosin pada awal
kala 2 persalinan. NICE hanya merekomendasikan penggunaan oksitosin untuk
penanganan distosia pada pasien nulipara dengan kontraksi yang tidak adekuat. Pasien
multipara dengan distosia perlu perhatian khusus sebelum memberikan oxytocin karena
dapat terdapat risiko ruptur uteri.

Sebelum memberikan oxytocin, harus dipastikan bahwa tidak ada dsproporsi antara kepala
janin dengan rongga pelvis, tidak ada insisi uterus, tidak ada kondisi malpresentasi, denyut
jantung janin dalam keadaan normal, dan tidak ada hambatan pada jalan lahir. Pada kasus
kelahiran per vaginam pasca operasi Caesar (Vaginal Birth After Cesarean section /
VBAC) dapat dilakukan Trial Of Labor After Cesarean Section (TOLAC).
Dosis oxytocin intravena yang diberikan berbeda-beda antara setiap individu karena setiap
individu menunjukkan respon klinis yang berbeda sehingga dosis perlu dititrasi. Target
pemberian oksitosin adalah tercapainya kontraksi adekuat dengan frekuensi 3 – 5 kali
dalam 10 menit dan kekuatan kontraksi 200 Montevideo unit dalam 10 menit.
Kelompok
Dosis Dosis Awal Peningkatan Dosis Maksimal
1 miliunit setiap 30 – 40
0,5 – 1 miliunit/menit menit 20 miliunit/menit
Dosis rendah 1 – 2 miliunit/menit 2 miliunit setiap 15 menit 40 miliunit/menit
4,5 miliunit setiap 15 – 30
4,5 miliunit/menit menit 40 miliunit.menit
6 miliunit/menit setiap 15
6 miliunit/menit menit 40 miliunit/menit
Dosis tinggi 7 miliunit/menit 7 miliunit setiap 15 menit 40 miliunit/menit

Pemberian oxytocin dihentikan apabila ditemukan takisistol uterus yang ditandai dengan


frekuensi kontraksi lebih dari 5 kali dalam 10 menit, durasi per kontraksi lebih dari 2
menit, atau jarak antara kontraksi kurang dari 1 menit. Jika pemberian oksitosin tidak
membantu kemajuan persalinan, pertimbangkan persalinan dengan instrumen atau sectio
caesarea. 

13
BAB IV APLIKASI KASUS SEMU

Seorang ibu multipara G2P1A0 datang ke rumah sakit dengan keluhan


merasa kenceng-kenceng, dari hasil pengkajian perawat didapatkan data sebagai
berikut : TD 140/100 mmHg, Nadi 80x/menit, pembukaan 3 cm, klien sudah
tampak keletihan, kurang energi, fase laten memanjang 14 jam, kontraksi setiap 7
menit, serviks kaku.

4.1 PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama : Ny A
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Alamat : Pondok Bukit Agung AA-4 Sumurboto
Banyumanik Pekerjaan : Guru

4.2 RIWAYAT KESEHATAN


a. Kehamilan saat ini
Ibu multipara G2P1A0 dengan usia gestasi 37 minggu, mengalami
distosia, mengeluh kenceng-kenceng, pembukaan 3 cm, klien sudah
tampak keletihan, kurang energi, fase laten memanjang 14 jam, kontraksi
setiap 7 menit, serviks kaku, HPHT : 6 Oktober 2013, dan HPL : 13
Agustus 2014
b. Kehamilan dahulu
Klien mengatakan saat ini adalah kehamilan yang kedua, klien belum
pernah mengalami abortus.
c. Keluhan utama
Klien mengeluh kenceng-kenceng di abdomennya.
d. Riwayat Ginekologi
Menarche : 12 th
Siklus Haid : 28 hari
Teratur/ tidak teratur : Teratur

14
Sifat darah : Encer
Banyak : 3x ganti pembalut
Lamanya : 7 hari
Keluhan : Klien mengatakan bahwa ia mengalami
dismenorhoe
e. Riwayat Medis
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti HIV,
diabetes, kanker, ginjal, jantung.
f. Riwayat Medis Keluarga
Saudara kandung klien pernah mengalami kesulitan melahirkan karena
kelainan HIS
g. Riwayat Pekerjaan
Klien merupakan wanita karir yang bekerja sebagai guru dan harus
menjaga toko setelah pulang bekerja.

4.3 PEMERIKSAAN FISIK


a. Umum
1) Tinggi badan : 155 cm
2) Berat badan : Sebelum : 48 Kg, Sekarang : 58 Kg
3) TTV :
a) TD : 140/100 Nadi : 80x/ menit
b) RR : 26x/ menit Suhu : 36,5 C
b. Kepala
1) Bentuk kepala Mesochepal, kepala teampak kurang bersih, tidak
terdapat cloasma gravidarum, dan atau benjolan.
2) Pemeriksaan leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar tioroid.
3) Pemeriksaan mata tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva anemis, selaput mata pucat (anemia) karena proses
persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kuning.
4) Telinga simetris, telinga tampak bersih dan tidak ada cairan yang
keluar dari telinga.
5) Pemeriksatidak terdapat polip pada hidung.
c. Kulit

15
1) Telapak kaki dan tangan tampak kemerahan
2) Jumlah keringat meningkat
3) Kulit berminyak dan berjerawat
4) Terdapat gars-garis putih pada kulit (striae gravidarum)
d. Wajah
1) Pucat
2) Bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada pipi dan dahi (Chloasma
gravidarum).
3) Tidak terlihat adanya oedema
e. Jantung
Murmur jantung sistolik (90% pd wanita hamil) 1/6 atau 2/6 adalah ringan.
Bila murmur sistolik 2/6< harus dilakukan pemeriksaan lanjutan.
f. Dada
1) Letak payudara simetris
2) Hyperpigmentasi areola mamae
3) Puting susu menonjol
4) Terdapat colostrum
5) Bunyi nafas vesikuler, jenis pernapasan thoracoabdominal
g. Abdomen
1) Inspeksi
a) Tidak terdapat bekas luka operasi
b) Terdapat Linea nigra di garis tengah perut
c) Terjadi M. Rectus abdominis terbelah kiri-kanan pada trisemester
ketiga kehamilan
d) Terdapat Striae Gravidarum
e) Bising usus berkurang
2) Palpasi
a) Tonus meningkat dan terdapat nyeri tekan
b) Terdapat strie gravidarum (garis yang terlihat pada kulit perut
wanita hamil).
c) Leopold I :-
d) Leopold II : Sering dijumpai kesalahan letak

16
e) Leopold III : Bagian terbawah janin belum turun, letak
kepala biasanya kepala masih goyang atau terapung(floating) atau
mengolak diatas pintu atas panggul.
f) Leopold IV : Kepala janin belum masuk pintu atas
panggul
3) Perkusi : Reflek lutut +/+
h. Genitalia
1) Tidak terdapat kelainan genetalia, terdapat pengeluaran air ketuban, adanya
kelainan letak anak.
2) Pengkajian genitalia eksterna:warna kemerahan dan peningkatan
vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick ).
3) Pengkajian vagina dan serviks: tidak adanya rabas vagina, servisitis
mukopurulen dan lesi.

i. Dengan inersia sekunder


1) Subjektif : Pada keluhan utama : perut mules bagian bawah dan
menjalar sampai kepinggang disertai pengeluaran lendir campur darah
dari alat kelamin ibu
2) Objektif : perut kenceng-kenceng bagian bawah dan menjalar ke
pinggang serta his tidak teratur dengan frekuensi 1 x dalam 7 menit
dengan lama 32 detik
3) Anemia ringan
a) Subjektif : ibu mengeluh pusing dan badan lemas
b) Objektif : konjungtiva pucat, kuku agak pucat
c) Penunjang : Hb 9,5 gr%
4) Janin tunggal hasil pemeriksaan leopold 1 – IV : teraba 1 bokong, 1
bagian besar di bagian kanan di bagian kanan dan 1 kepala
5) Janin hidup : hasil pemeriksaan DJJ + : 150 x/ menit
6) Presentasi kepala
hasil pemeriksaan Leopold I – IV : bagian terbawah janin teraba bulat,
keras dan melenting
j. Anus
Tidak terdapat oedema dan nyeri, tidak ada haemoroid pada rectum.

17
4.4 PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
a. Aktivitas/istrahat
1) Melaporkan keletihan, kurang energi
2) Letargi, penurunan penampilan
b. Sirkulasi
1) Tekanan darah dapat meningkat
2) Mungkin menerima magnesium sulfat untuk hipertensi karena kehamilan
c. Eliminasi
Distensi usus atau kandung kemih
d. Integritas ego
Sangat cemas dan ketakutan
e. Nyeri/ketidaknyamanan
1) Klien menunjukan persalinan palsu di rumah
2) Kontraksi jarang, dengan intensitas ringan sampai sedang ( kontraksi setiap
7 menit sekali)
3) Dapat terjadi sebelum awitan persalinan (diasfungsi fase laten primer) atau
setelah persalinan terjadi (disfungsi fase aktif sekunder)
4) Fase laten persalinan dapat memanjang : pembukaan 3 dalam 14 jam
5) Tonus istrahat miometrial mungkin 8 mm Hg atau kurang dan kontraksi
dapat terukur kurang dari 30 mm Hg atau dapat terjadi masing-masing lebih
dari 5 menit. Sedangkan, tonus istrahat dapat lebih besar dari 15 mm Hg,
pada peningkatan kontraksi 50 sampai 85 mm Hg dengan peningkatan
frekuensi dan penurunan intensitas.
f. Keamanan
1) Dapat mengalami versi eksternal setelah gestasi 34 minggu dalam upaya
untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala.
2) Penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang
dari 2 cm/jam pada multipara (penurunan dengan durasi yang lebih lama
(protracted). Tidak ada kemajuan yang terjadi dalam 1 jam atau lebih untuk
nulipara atau dalam 30 menit pada multipara (penghentian penurunan)
3) Serviks kaku/tidak siap.
4) Dilatasi kurang dari 1,2 cm/jam pada primipara atau kurang dari 1,5 cm/jam
untuk multipara, pada (fase aktif protraksi)
g. Seksualitas
1) Dapat primigravida atau grand multipara

18
2) Uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi multipel,
janin besar, atau grand multriparitis.
3) Dapat mengalami tumor uterus tidak teridentifikasi.
h. Nutrisi dan cairan
Klien mengalami penurunan nafsu makan (1 kali/ hari), frekuensi minum
klien juga mengalami penurunan (3 gelas/ 8 jam). Klien mengalami
pengeluaran air ketuban yang banyak.
i. Nyeri
Gangguan ketidaknyamanan dan nyeri pada daerah pinggang karena
kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya kurang dari 10 menit
selama paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit. Skala nyeri klien adalah
9, durasi dan awitan nyeri yang dialami klien setiap 7 menit sekali saat
kontraksi dan berakhir setelah kontraksi.
j. Personal Hygiene
Klien mandi 1x/ hari, sikat gigi 2x/ hari
k. Seksualitas
Biasanya terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan
seksual atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena keterbatasan
gerak ibu hamil, menurunan libido.

4.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut
2. Resiko cederapada ibu
3. Resiko cedera pada janin
4. Keletihan
5. Ansietas

19
4.6 ANALISA DATA

NO Data Etiologi Masalah


1. Ds : klien mengatakan nyeri Partus lama Nyeri Akut
pada bagian pinggang ↓
Penekanan pd jalan lahir
Do : ↓
P : kontraksi intermiten Menekan syaraf
sampai regular ↓
Q : tertusuk-tusuk Respon hipotalamus
R : pinggang ↓
S :9 Pengeluaran mediator
T : setiap 7 menit sekali saat nyeri
kontraksi dan berakhir ↓
setelah kontraksi. Nyeri Akut
-pasien tampak gelisah
2. Kesulitan persalinan Resiko cedera
meneyebabkan distosia pada ibu

Partus lama

Penurunan tonus otot

Obstruksi mekanis pada
penurunan janin

Resiko cedera pada ibu
3. Janin kesulitan melewati Resiko cedera paa
PAP janin

Distosia

20
Partus lama

Penekanan kepala
janin
pada panggul

Resiko cedera pada
janin
4. Ds : Kurang pengetahuan Keletihan
Px mengeluh lelah tentang cara mengejan
dengan benar
Do : ↓
-pasien tampak keletihan Kontraksi tidak sinkron
dan kurang energi dengan tenaga
-pasien tampak lesu ↓
Tenaga cepat habis

Keletihan
5. Ds : Partus lama Ansietas
px mengatakan khawatir ↓
terhadap kondisinya Rencana tindakan SC

Do : Krisis situasi
- pasien tampak cemas dan ↓
ketakutan Ketokolamin meningkat
- RR : 26x/menit ↓
Stress

Ansietas

21
4.7 INTERVENSI

NO SDKI SLKI SIKI


1. Nyeri akut Tingkat nyeri menurun Manajemen nyeri :
Pengertian : dengan kriteria hasil : Observasi
pengalaman - Keluhan nyeri - Identifikasi lokasi,
sesorik/emosional menurun karakteristik, durasi,
yang berkaitan - Sikap protektif frekuensi, kualitas,
dengan kerusakan menurun intensitas nyeri
jaringan - Gelisah menurun - Identofokasi skala
actual/fungsional, - Kesulitan tidur nyeri
dengan onset menurun - Identifikasi factor yang
mendadak/lambt - Ketegangan otot memperberat dan
dan berintensitas menurun memperingan nyeri
ringan hingga - Perineum terasa Terapeutik
berat yang tertekan menurun - Berikan teknik
berlagsung kurang - Pola tidur nonfarmakologis untuk
dari 3 bulan membaik mengurangi rasa nyeri
(D.0077) - Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
- Pertimbankan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk

22
mengurangi rasa nyeri
Kolaboasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Resiko cedera pada Tingkat cidera menurun Pencegahan cidera :
ibu dengan kriteria hasil : Observasi
Pengertian : - Ketegangan otot - Identifikasi area
Bersiko menurun lingkungan yang
mengalami - Ekspresi wajah berpotensi
bahaya/kerusakan kesakitan menurun menyebabkan cedera
fisik pada ibu - Perdarahan - Identifikasi obat yang
selama masa menurun berpotensi
kehamilan sampai - Frekuensi nafas menyebabkan cedera
dengan proses membaik Terapeutik
persalinan - Pola istirahat/tidur - Sediakan pencahayaan
(D.0137) membaik yang memadai
- Sediakan pispot untuk
eliminasi di tempat
tidur, jika perlu
- Pertahankan posisi
tempat tidur di posisi
terendah saat
digunakan
- Pastikan roda tempat
tidur terkunci
- Gunakan pengaman
tempat tidur sesuai
dengan kebijakan
fasilitas pelayanan
kesehatan
- Diskusikan mengenal
latihan dan terapi fisik

23
yang digunakan
Edukasi
- Njurkan bearganti
posisi secara
perlahan dan duduk
selama beberapa
menit
sebelum berdiri
3. resiko cedera pada Tingkat cidera menurun Pemantauan denyut jantung
janin dengan kriteria hasil : janin
Pengertian : - Kejadian cedera Observasi
beresiko menurun - Identifikasi
mengalami - Luka/lecet menurun riwayat obstetric
bahay/kerusakan - Ketegangan otot - Identifikasi status
fisik pada janin menurun obstetric
selama proses - Perdarahan menurun - Identifikasi pemeriksaan
kehamilan dan kehamilan sebelumnya
persalinan - Monitor denyut jantung
(D.0138) janin
- Periksan denyut jantung
janin selama 1 menit
- Monitor tanda vital ibu
Terapeutik
- Atur posisi klien
- Lakukakn
maneuver leopold
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
4. Keletihan Tingkat keletihan Managemen energy
Pengertian : menurun dengan Observasi

24
Penurunan kriteria hasil : - Identifikasi
kapasitas kerja - Verbalisasi lelah gangguan fungsi
fisik dan mental lesu menurun tubuh yang
yang tidak pulih - Gangguan konsentrasi mengakibatkan
dengan istirahat menurun - Monitor ketidaknyamanan
selama melakukaan
aktifitas
Terapeutik
- Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
- Lakukan latihan rentang
gerak aktif dan atau pasif
- Berikan aktifitas distraksi
yang menyenangkan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan aktifitas secara
bertahap
- Anjurkan hubungi
perawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
6. Ansietas Tingkat ansietas Reduksi ansietas :
Pengertian : menurun dengan Observasi
kondisi emosi dan kriteria hasil : - Identifikasi saat tingkat

25
pengalaman - Verbalisasi ansietas berubah
subyektif individu kebingungan - Monitor tanda-tanda
terhadap objek menurun ansietas (verbal dan
yang tidak jelas - Verbaslisasi nonverbal)
dan spesifik akibat khawatir akibat Terapeutik
antisipasi bahaya kondisi yang - Ciptakan suasana
yang dihadapi menurun terapeutik untuk
memngkinkan - Perilaku gelisah menumbuhkan
individu menurun kepercayaan
melakukan - Perilaku tegang - Temani pasien untuk
tindakan untuk menurun mengurangi
menghadapi - Pola tidur kecemasan, jika
ancaman (D.0080) membaik memunginkan
- Pola berkemih - Gunakan pendekatan
membaik ynag tenang dan
meyakinkan
- Motivasi
menidentifikasi situasi
yang memicu
kecemasan
Edukasi
- Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
- Anjurkan keluaga
untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latihh kegiatan
pengalihan untuk

26
mengurangi
ketegangan
- Latih teknik
relaksasi Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
antiansietas,, jika perlu

4.8 STUDI LITERATUR

JURNAL
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/8145
https://media.neliti.com/media/publications/293167-faktor-faktor-yang-melatarbelakangi-
keja-632b55c5.pdf
World Health Organization. (2019). Maternal Mortality.
https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/maternal-mortality
http://repo.poltekkesbandung.ac.id/2898/
https://akper-pasarrebo.e-journal.id/nurs/article/download/25/5

27
BAB V PENUTUP

Persalinan tidak selalu berjalan lancar, terkadang ada kelambatan dan


kesulitan yang dinamakan distosia. Salah satu penyebab distosia itu adalah karena
kelainan his yaitu suatu keadaan dimana his tidak normal, baik kekuatannya
maupun sifatnya sehingga menghambat kelancaran persalinan.

Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik.


Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang
nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang
diharapkan.

Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan


terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu
perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan
belum berhasil/ teratasi.

28
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo S. 2006. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan


neonatal. Jakarta : YBP-SP

Prawirohardjo Sarwono. 2002. Ilmu kebidanan. Jakarta : yayasan bina pustaka


sarwono prawirohardjo

Sastrawinata, Sulaeman. Obstetri fisiologis. Fakultas kedokteran UNPAD :


Jakarta. 1987

Ladewig Patricia W. 2006. Asuhan keperawatanibu-bayi baru lahir. ECG :


Jakarta

Wiknojosastro, Hanifa. 1992. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawihardjo

Farrer, Helen. 2001. Perawatan meternitas edisi II. Jakarta : EGC

29

Anda mungkin juga menyukai