Anda di halaman 1dari 32

Menentukan

Lamanya
Kematian
Pembimbing :
dr. Surjit Singh MBBS Sp.F (K) DFM
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALAHAYATI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN 2020
Tanatologi berasal dari kata thanatos (berhubungan dengan
kematian) dan logos (ilmu).
Tanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran forensik yang mempelajari
kematian dan perubahan yan terjadi setelah kematian serta faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut.
Dalam Tanatologi dikenal beberapa istilah mati yaitu :
01 Mati Somatis (Mati Klinis)
Terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan (susunan saraf pusat,
sistem kardiovaskular, dan sistem pernafasan).

02 Mati Seluler (Mati Molekuler)


Adalah kematian organ/jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian
somatis.

03 Mati Suri (Suspended Animation, Apparent


Adalah terhentinya ketiga sistem penunjang kehidupan yang ditentukan dengan alat
Death)
kedokteran. Dengan peralatan kedokteran canggih masih dapat dibuktikan bahwa ketiga
sistem tersebut masih berfungsi.
Dalam Tanatologi dikenal beberapa istilah mati yaitu :
04 Mati Serebral
Adalah kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible kecuali batang otak dan
cerebellum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu sistem pernafasan dan kardiovaskular
masih berfungsi dengan bantuan alat.

05 Mati Otak (Mati Batang Otak)


Adalah terjadinya kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang bersifat irreversible,
termasuk batang otak dan cerebellum.
Kriteria untuk menentukan brain death :
1. dilatasi bilateral dan fiksasi pupil
2. absennya semua refleks
3. berhentinya pernafasan tanpa bantuan
4. berhentinnya aktivitas kardiak
5. jejak gelombang otak datar
Tanda
Tanda
Kematian
01
Tanda Kematian
Tidak Pasti
Tanda Kematian Tidak Pasti Adalah ?
Tanda kematian yang muncul dini pada saat meninggal atau
beberapa menit kemudian, tanda tanda nya antara lain;

● Pernafasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit (inpeksi, palpasi,


auskultasi)
● Terhentinya sirkulasi, nadi dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba
● Kulit pucat
● Tonus otot menghilang dan relaksasi
● Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit kemudian segmen-
segmen tersebut bergerak ke arah tepi retina dan kemudian menetap
● Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih
dapat dihilangkan dengan meneteskan air
02
Tanda Pasti
Kematian
Tanda Pasti Kematian Adalah ?

1. Lebam Mayat (Livor Mortis)


2. Penurunan Suhu Tubuh (Algor Mortis)
3. Kaku Mayat (Rigor Mortis)
4. Pembusukan (Decomposition / Putreafaction)
5. Mummifikasi
6. Adiposera (Lilin Mayat)
1. Lebam Mayat (Livor Mortis)
Patofisiologi : setelah kematian klinis maka eritrosit akan menempati tempat
terbawah akibat gaya gravitasi, mengisi vena dan venula, membentuk bercak merah
ungu (livide) pada bagian terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan
alas keras.

Lebam mayat mulai tampak 20 – 30 menit pasca kematian, makin lama


intensitasnya makin bertambah. Lebam mayat lengkap dan menetap setelah 8 –
12 jam.
Sebelum waktu ini, lebam mayat masih hilang (memucat) pada penekanan dan dapat
bepindh jika posisi mayat diubah. Menetapnya lebam mayat disebabkan oleh
tertimbunnya sel – sel darah merah dalam jumlah cukup banyak sehingga sulit
berpindah lagi.
Warna lebam mayat dapat digunakan pula untuk menentukan
sebab kematian :
● Normal : Merah kebiruan
● Keracuan CO: Cherry red
● Keracunan CN : Bright red
● Keracunan Nitrobenzena : Chocolate brown
● Asfiksia : Dark red
Pembeda Lebam Mayat Memar
Letak Epidermal, Karena pelebaran pembuluh Subepidermal, karena ruptur pembuluh darah
darah yang tampak sampai ke permukaan yang letaknya bisa siperfisial yang letaknya
kulit bisa superfisial atau lebih dalam
Kultikula Tidak rusak Kulit ari rusak
(Kulit Ari)
Gambaran Terdapat pada bagian terendah tubuh Terdapat pada bagian tubuh tertentu saja dan
tidak meluas
Pinggiran Jelas Tidak jelas
Warna Warnanya sama Memar yang lama warnanya bervariasi. Memar
yang baru berwarna lebih tegas daripada warna
lebam mayat di sekitarnya
Pada Pada pemotongan, darah tampak dalam Menunjukan resapan darah ke jaringan sekitar,
Pemotongan pembuluh dan mudah dibersihkan. susah dibersihkan jika hanya dengan air
Jaringan subkutan tampak pucat mengalir. Jaringan subkutan berwarna merah
kehitaman
Penekanan Akan hilang walaupun hanya diberi Warnanya berubah sedikit saja jika diberi
penekanan ringan (jika lebam mayat penekanan
belum menetap)
2. Kaku Mayat (Rigor Mortis)
Patofisiologi : Kematian  ATP tidak tersedia  ikatan antara aktin dan miosin
tidak bisa terlepas  Rigor mortis  protein aktin dan miosin mengalami degradasi
 Rigor mortis menghilang

● Urutan terjadinya kaku mayat : dimulai dari otot wajah, leher, lengan, dada,
perut, dan tungkai

● Kaku mayat mulai tampak ± 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari luar
tubuh (otot – otot kecil) kearah dalam (sentripental)

● Setelah 12 jam kematian, kaku mayat menjadi lengkap, dipertahankan


selama 12 jam dan kemudian menghilang dengan urutan yang sama.
Faktor – Faktor Yang Mempercepat Terjadinya Kaku Mayat :
1. Aktivitas fisik sebelum kematian
2. Suhu tubuh tinggi
3. Bentuk tubuh kurus
4. Suhu ligkungan tinggi
5. Anak – anak dan orang tua
6. Gizi jelek
Terdapat kekakuan pada mayat yang menyerupai
kaku mayat , yaitu :
Heat Stiffening Cold Stiffering Cadaveric Spasm (instantaneous rigor)
Yaitu kekakuan otot Yaitu kekakuan tubuh Adalah bentuk kekakuan otot yang terjadi saat
akibat koagulasi akibat lingkunga kematian dan menetap. Cadaveric spasm
protein otot oleh dingin, sehingga sesungguhnya merupakan kaku mayat yang timbul
panas. Pada heat jaringan lemak dengan intensitas yang sangat kuat tanpa didahului
stiffering, serabut – subkutan dan otot, oleh relaksasi primer.
serabut otot sehingga bila sendi
memendek sehingga ditekuk akan terdengar Penyebabnya adalah akibat habisnya cadangan
menimbulkan fleksi bunyi pecahnya es glikogen dan ATP yang bersifat setempat pada saat
leher, siku, paha dan dalam rongga sendi mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat
lutut, membentuk sesaat sebelum meninggal
sikap petinju
(pugilistic attitude) Kepentingan medikolegal : untuk menentukan sikap
terakhir semasa hidupnya. Biasanya pada kasus
tenggelam, pembunuhan, bunuh diri, dan
kecelakaan
Pembeda Rigor Mortis Cadaveric Spasm (instantaneous rigor)
Waktu Timbul Dua jam setelah meninggal. Sesaat sebelum meninggal (intravital) dan
Lengkap setelah 12 jam menetap

Faktor Predisposisi Tidak ada Kelelahan, emosi hebat, ketegangan

Etiologi Habisnya cadnagan glokogen Habiasnya cadangan glokogen pada otot


secara general setempat
Pola Terjadinya Kaku Sentripental, dari otot otot kecil Kaku otot pada satu kelompok otot tertentu
Otot kemudian otot besar
Kepentingan Untuk penentuan saat kematian Untuk menunjukan sikap terakhir masa
Medikolegal hidupnya. Biasanya pada kasus pembunuhan,
bunuh diri, dan kecelakaan
Relaksasi Primer Ada Tidak Ada
Lokasi Otot Menyeluruh Setempat (yang aktif)
3. Penurunan Suhu Tubuh (Algor Mortis)

● Patofisiologi : Terjadi karena pemindahan panas dari suatu benda ke benda


yang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi

● Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu sekitar, aliran dan


kelembapan udara, bentuk tubuh, posisi tubuh, pakaian. Penurunan suhu
tubuh akan lebih cepat pad asuhu sekitar yang rendah, lingkungan berangin
dengan kelembapan rendah, tubuh yang kurus, posisi telentang, tidak
berpakaian atau berpakaian tipis, dan pada umumnya orang tua serta anak
kecil.
Penilaian algor mortis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut,
antara lain :
1. Lingkungan sangat mempengaruhi ketidakteraturan penurunan suhu tubuh
mayat.
2. Tempat pengukuran suhu memegang peranan penting.
3. Dahi dingin setelah 4 jam post mortem.
4. Badan dingin setelah 12 jam post mortem.
5. Suhu organ dalam mulai berubah setelah 5 jam post mortem.
6. Bila korban mati dalam air, penurunan suhu tubuhnya tergantung dari
suhu, aliran, dan keadaan airnya.
7. Rumus untuk memperkirakan berapa jam sejak mati yaitu:
98,6ºF - suhu rektal

1,5
4. Pembusukan (Decomposition, Putrefaction)

● Pembusukan adalah proses degragasi jaringan yag terjadi akibat


autolisis dan kerja bakteri. Autolisis adalah pelunakan dan pencairan
jaringan yang terjadi dalam keadaan steril. Autolisis timbul akibat kerja
digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pascamati dan hanya dapat dicegah
dengan pembekuan jaringan

● Setelah seorang meninggal, bakteri yang normal hidup dalam tubuh masuk
ke jaringan. Darah merupakan media terbaik bagi bakteri tersebut untuk
bertumbuh, sebagia besar bakteri berasal dari usus dan yang terutama
adalah Clostridium welchii. Pada proses pembusukan ini terbentuk gas gas
alkana, H2S, HCN, serta asam amino dan asam lemak
Proses Pembusukan (24 jam post mortem) :
Pembusukan mulai tampak berupa warna kehijauan pada perut
kanna bawah yaitu cairan caecum yang isinya lebih cair dan penuh
dengan bakteri serta terletak dekat dinding perut. Warna kehijauan
ini disebabkan oleh terbentuknya sulfmet hemoglobin. Secara
bertahap warna kehijauan ini akan menyebar ke seluruh perut dan
dada, dan bau busuk mulai tercium.

Pembuluh darah bawah kulit tampak seperti melebar, berwarna


hijau kehitaman

Kulit ari terkelupas atau membentuk gelembung berisi cairan


kemerahan
Gambar A : Pembusukan fase awal.
Tampak warna kehijauan pada dinding
perut
Pembentukan gas dimulai dari lambung dan usus sehingga
mengakibatkan perut menjadi tegang dan keluar cairan kemerahan
dari mulut dan hidung

Gas yang terdapat pada dinding tubuh mengakibatkan terabanya


krepitasi. Gas akan menyebabkan pembengkakan tubuh yang
menyeluruh, tetapi ketegangan terbesar berada pada daerah dengan
jaringan longgar seperti skrotum dan payudara.

Gambar B : Tampak perut menggembung akibat pembentukan


gas. Pembuluh darah bawah kulit tampak seperti melebar &
berwarna hijau kehitaman

Gambar C : Tampak pembengkakan tubuh yang menyeluruh


Rambut menjadi mudah dicabut, kuku mudah terlepas, wajah
menggembung & berwarna ungu kehijauan, kelopak mata
membengkak, pipi bengkak, bibir tebal, lidah membengkak dan
sering terjulur dinatar gigi

pada keadaan ini wajah sangat berbeda dengan wajah asli sehingga
sulit dikenali oleh keluarga

Gambar D : Dekomposisi dapat


membuat wajah menjadi sangat berbeda
dengan wajah asli
Hewan pengerat akan merusak tubuh mayat dalam beberapa jam
pasca kematian terutama bila mayat dibiarkan tergeletak diatas
rumput. Luka akibat gigitan binatang pengerat khas berupa lubang
– lubang dangkal dengan tepi bergerigi

Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas pembusukan


nyata, yaitu kira kira 36 – 48 jam pasca mati. Kumpulan telur lalat
telah dapat ditemukan beberapa jam pasca mati, di alis mata, sudut
mata, lubang hidung dan diantara bibir. Telur lalat tersebut
kemudian akan menetas menjadi larva (belatung) dalam waktu 24
jam.
Gambar D : Destruksi jaringan oleh
belatung
Pembusukan organ tubuh :
Organ tubuh akan mengalami pembusukan dengan kecepatan yang berbeda.

• Perubahan warna terjadi pada lambung terutama di daerah fundus, usus, menjadi ungu
kecoklatan
• Mukosa saluran napas, endokardium, tunika intima pembuluh darah menjadi kemerahan
akibat hemolisis darah
• Difusi empedu dari kandung empedu mengakibatkan warna cokelat kehijauan di jaringan
sekitarnya
• Otak melunak
• Hati menjadi berongga seperti spons
• Limpa melunak dan mudah robek
Faktor Yang Mempengaruhi Pembusukan :
Faktor dari Dalam Faktor dari Luar
Umur Mikroorganisme/Sterilitas
Bayi yang belum makan apa – apa
mengalami pembusukan lebih lambat
Konstitusi Tubuh Suhu Optimal
Tubuh gemuk lebih cepat mengalami Yaitu suhu 21 – 38ºC (70 – 100 ºF)
pembusukan dibanding tubuh kurus mempercepat pembusukan. Berhenti
pada suhu 212 derajat fahrenheit
Keadaan Saat Mati Kelembaban Udara
Oedem, infeksi dan sepsi Kelembaban udara yang tinggi
mempercepat pembusukan. Dehidrasi mempercepat pembusukan
memperlambat pembusukan
Seks Sifat Medium
Wanita baru melahirkan (uterus post Hukum Casper = udara : air : tanah = 8 :
partum) lebih cepat mengalami 2 : 1 (di udara pembusukan paling cepat,
pembusukan di tanah paling lambat)
5. Adiposera atau Lilin Mayat

Adiposera adalah terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak


atau berminyak, berbau tengik yang terjadi didalam jaringan lunak tubuh
pasca mati.

Adiposera akan membuat gambaran permukaann luar tubuh dapat bertahan


hingga bertahun – tahun, sehingga identifikasi mayat dan perkiraan sebab
kematian masih dimungkinkan.

Adiposera terutama terdiri dari asam – asam lemak tak jenuh yang terbentuk
oleh hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenisasi sehingga terbenetuk asam
lemak jenuh pasca mati yang tercampur dengan sisa sisa otot, jaringan ikat,
jaringan saraf dan kristal kristal sferis.
6. Mummifikasi

Mummifikasi adalah proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan


yang cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya
dapat menghentikan pembusukan.

Jaringan berubah menjadi keras atau kering, berwarna gelap, berkeriput, dan
tidak membusuk karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan yang
kering.

Mummifikasi terjadi bila suhu hangat, kelembapan rendahm aliran udara yang
baik, tubuh yang dehidrasi dan waktu yang lam ( 12 - 14 minggu bahkan
berbulan – bulan ). Mummifikasi jarangbdijumpai pada cuaca yang normal.
Perkiraan Saat
Kematian :
Kesimpulan :
Thanks!
Do you have any
questions?

This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by
Freepik.

Anda mungkin juga menyukai