Anda di halaman 1dari 27

kelompok 15

Kasus 2

Dosen fasilitator:
dr. Firhat Esfandiari, Sp.PD
Case 2
Seorang wanita 18 tahun dibawa ke UGD RSPBA karena
kejang disertai penurunan kesadaran menurut keluarga
sudah 4 hari pasien mengeluh demam dan batuk pilek,
membaik setelah minum obat dari warung, akan tetapi
hingga saat ini keluhan saat ini masih dirasakan oleh
pasien. Selain itu pasien mengeluh sakit kepala yang
teramat sangat hebat. Sejak 2 hari sebelum nya masuk
RS pasien mulai mengalami penurunan kesadaran
muntah dan kejang. Pada pemeriksaan didapatkan GCS
10.
T : 37,8 ‘
Keywords
 Seorang wanita 16 tahu
Don’t know
DEFINISI

Meningitis adalah suatu peradangan atau


inflamasi pada selaput otak (meninges)
termasuk dura, arachnoid dan pia mater
yang melapisi otak dan medulla spinalis
yang dapat disebabkan oleh
bakteri,virus,riketsia atau protozoa

Ismael S 1983; Soetomenggolo TS 1999


Meninges

Tediri dari tiga lapisan

Dura mater adalah meninges luar


Arachnoidea mater adalah lapisan tengah
bentuknya seperti jaring laba-laba
Piamater adalah lapisan paling dalam terdiri
atas jaringan ikat longgar yang mengandung
banyak pembuluh darah
ETIOLOGI
 Meningitis bakteri
 Meningitis Jamur
 Meningitis Viral / Aseptik
KLASIFIKASI

 Berdasarkan onset:

 Acute : <24jam
 Subacute : 1-7hari
 Chronic : >7hari,
 B. Berdasarkan penyebab dan hasil
pemeriksaan CSF:

Meningitis purulenta (Bakterialis)

Meningitis Serosa :
• Meningitis Tuberkulosa
• Meningitis Viral / Aseptik
• Meningitis Sifilitika (Lues SSP)
• Mengitis Jamur
Patogenesis
 Masuknya agen penyebab (Bakteri, Viral,
dan Jamur) ke dalam tubuh dapat melalui:
 Hematogen (infeksi faring, tonsil,
endocarditis, dan pneumonia)
 Infeksi paranasal sinus, mastoid

 Trauma kepala terbuka

 Transplasental
Meningitis Bakterial/Purulenta
 Sifat akut
 Bakteri penyebab:
 Streptococcus pneumoniae (50%)
 Neisseria meningitidis (25%)
 Streptococcus group B (15%)
 Listeria monocytogenes (10%)
 Haemophilus influenza type B (<10%)
 Staphylococcus aureus


Meningitis serosa
 Sifat akut,subakut,kronis
 Kuman penyebab:
• Microbacterium Tuberkulosa
• Viral / Aseptik
• Sifilitika (Lues SSP)
• Jamur


Manifestasi Klinis dan Diagnosa

Trias klasik meningitis:


demam, nyeri kepala, dan kaku kuduk

 Iritasi dan kerusakan saraf kranial

 Defisit neurologi yang lain

TTIK :
nyeri kepala, muntah, kejang, papil edema,
delirium sampai dengan tidak sadar
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Lumbal pungsi: analisa cairan LCS


 CT Scan, MRI
 EEG
 Laboratorium: lekosit dan hitung jenis
Komplikasi
 Neurologis:
Hydrocephalus
Vasculitis (parese/plegi, diffuse brain injury,
edema)
Arachnoiditis
Seizure
 Komplikasi
 Non-neurologis
SIADH
Pneumonia
Thrombophlebitis
Urinary tract infection
Decubitis
Contracture
Dehydration
Arthritis (direct infection or immune complex deposition)
Acute bacteria endocarditis
Shock
Terapi

 Penanganan Meningitis Tuberkulosis:


 Terapi umum : A,B,C
 Terapi etiologi: OAT , tergantung katagori
 Terapi Khusus: kortikosteroid :
Dexamethason , metilprednisolon
 terapi komplikasi
Penanganan Meningitis Bakterialis:
 Terapi umum : A,B,C
 Terapi etiologi: antibiotik sesuai kuman
atau yang broad spectrum ,tergantung
katagori
 Terapi Khusus: kortikosteroid :
Dexamethason , metilprednisolon
 terapi komplikasi
Obat Utama Obat Alternatif

Neonatus Ampisilin + Gentamisin Vankomisin + Gentamisin


Ampisilin + Seftriakson

Bayi dan anak-anak Ampisilin + Kloramfenikol


Eritromisin + Kloramfenikol
Ampisilin + Seftriakson

Dewasa Ampisilin + Seftriakson

Infeksi operasi bedah Vankomisin + Seftazidim Vankomisin + Gentamisin


saraf
Karena fraktur tengkorak Eritromisin + Kloramfenikol
Vankomisin + Seftazidim
atau kebocoran LCS
Ampisilin + Seftazidim
Keadaan imunosupresi Eritrimosin/Vankomisin +
atau keganasan Kloramfenikol
Penanganan Meningitis jamur:
 Terapi umum : A,B,C
Terapi etiologi: anti jamur:
Amfoterisin B  untuk terapi infeksi kriptokokal,
antifungal spektrum luas.
Flusitosin  efektif untuk infeksi jamur pada SSP

yang disebabkan oleh Candida


Flukanosol

Vorikonasol
terapi komplikasi
PROGNOSIS (1)

Tergantung pada agen penyebab yang


bersangkutan
 Haemophilus influenza: pada umumnya baik,

tingkat mortalitas < 5%


 Meningococcal meningitis: Onset bertahap

dengan prognosis baik. Onset tiba-tiba


prognosis kurang baik. Tingkat mortalitas
keseluruhan mendekati 10%.

Ellenberg, 1978; Maytal, 1990; National Institute of Health 1980


PROGNOSIS (2)
 Pneumococcal meningitis: Onset
mungkin saja sangat mendadak,
progresif dan kematian dapat terjadi
dalam beberapa jam. Tingkat mortalitas
20%. Prognosis buruk apabila terdapat
koma, seizure, dan hitung jenis yang
teramat rendah pada cairan
serebrospinal.
PROGNOSIS (3)

 Aseptic meningitis (viral): prognosis


sangat baik.
PROGNOSIS (3)
 Bacterial meningitis: risiko kematian meningkat apabila..
Penurunan tingkat kesadaran
Onset seizure selama 25 jam dari sejak admision
Ada tanda-tanda TTIK
Usia muda (bayi) atau usia tua (>50tahun)
Adanya kondisi komorbiditas termasuk syok dan/atau
perlunya pemasangan mechanical ventilation
Keterlambatan dalam penanganan dini
  
PENDEKATAN UMUM
MENEGAKKAN DIAGNOSIS
 ETIOLOGI
Gejala prodromal, gejalaENSEFALITIS VIRUS
umum [kulit, mukosa, KGB] dan
neurologis.
 Epidemiologi- umur, musim, geografis, traveling, kontak dg
binatang/serangga, status imun, pekerjaan.
 Profil CSS
 Analisis darah
 Pemeriksaan Radiologis
 PCR/ amplifikasi asam nukleat cairan serebrospinalis
 Test antibodi (IgG dan IgM cairan serebrospinalis)
 Tes serologis,
 EEG

Anda mungkin juga menyukai