Anda di halaman 1dari 44

KEDARURATAN

INFEKSI SUSUNAN
SARAF PUSAT

Ns. Ruth Berlian, M.Kep., Sp.KMB


Kenalan Yukkk....

Ns. Ruth Berlian, M.Kep., Sp.KMB

0813-1911-7084

ruth.sihotang.rs@gmail.com
Ada berapa hewan di gambar ini?
Hasil Belajar
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta
mampu memahami terkait kegawatan
yang terjadi pada infeksi saraf pusat
Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta:

01 Mampu menjelaskan konsep infeksi


susunan saraf pusat

02 Mampu menjelaskan tatalaksana


infeksi susunan saraf pusat
KONSEP
INFEKSI SSP
Latar Belakang
Infeksi SSP merupakan penyakit infeksi yang
paling merusak:
❑ Dapat menyebabkan kecacatan dan kematian
❑ Angka mortalitas tinggi (41,8%)
❑ Pasien dengan infeksi SSP → dicurigai
komplikasi HIV/AIDS → merupakan kondisi
yang harus segera di atasi
❑ Meningkatnya infeksi oportunistik HIV/AIDS
menyokong tingginya angka kematian
❑ Sering muncul sebagai keadaan
kegawatdaruratan medis → perawatan dini
yang tepat dapat mengurangi angka
morbiditas dan mortalitas.
Anatomi Otak
Anatomi meningen

Pachymeningen
(Membran luar)
DURAMATER

Leptomeningen
(Membran dalam)
ARACHNOID
PIAMATER
Lokasi Infeksi SSP

Meningitis

Encephalitis

Abses Cerebri
Meningitis
• Peradangan pada selaput meningens (yang menyelubungi
otak dan sumsum tulang belakang.
• Infeksi akut, subakut leptomeningeal (arakhnoid, dan
piamater) disertai perubahan sel dan kimia cairan likour
serebrospinal.
Sumber infeksi:
❖ Hematogen : paling sering
❖ Paparan langsung : sinus, telinga, mata, gigi
❖ Pasca cedera kepala
❖ Herpes simpleks virus (HSV), rabies
Etiologi
Meningitis Bakterial (Meningitis sepsis)
peradangan pada selaput otak yang mengenai arachnoid yang
menimbulkan eksudasi. Penyebab: Meningokokus (Neisseria meningitides),
Haemophilus influenza, streptokokus pneumonia, E. Coli, pseudomonas.

Meningitis Virus (meningitis asepsis) Penyebab : Abses otak, Encephalitis,


cytomegalovirus, herpes simplex, herpes zoster

Meningitis Jamur penyebabnya : Cryptococcus

Meningitis Tuberkulosa/ Serosa Peradangan selaput otak akibat


komplikasi dari TBC Primer. Penyebabnya : Mycobacterium tuberkulosa

Meningitis pada AIDS. Penyebab: kriptokokus, tuberkulosa dan Infeksi


langsung pada SSP oleh HIV
Gangguan sistem imun
Anomali Kongenital (spina bifida)
Cedera kepala/ fraktur basis kranii/ prosedur operasi otak
Lingkungan padat seperti: asrama universitas/ militer
Alat yang dipasang di dalam otak dan meningen (VP-Shunt,
EVD)
Musim panas dan gugur: meningitis enterovirus

Faktor Risiko
Tanda & Gejala
Tanda Awal :
✓ Demam
✓ Nyeri kepala
Tanda lanjutan :
✓ Kejang
✓ Perubahan tingkat kesadaran
✓ Disfungsi saraf kranial
✓ Peningkatan TIK
Tanda iritasi meningen ; kaku kuduk
Gejala klinis:
1. Nyeri Kepala
TRIAS 2. Demam
3. Kaku Kuduk

BAKTERI TUBERKULOSA VIRUS KRIPTOKOKUS

Meningitis Terbanyak Pada Anak


Komplikasi
● Peningkatan TIK
● Kejang
● Subdural empyema → kumpulan nanah diantara
duramater dan arachnoid (mengancam jiwa)
● Infark
● Sepsis
● Abses otak
● Hidrosephalus, ventrikulitis
● Pneumonia
● Penurunan fungsi visual, audio
TATALAKSANA
INFEKSI SSP
PENATALAKSANAAN

Medik Keperawatan
Penatalaksanaan MEDIK
Therapeutic Management Medikamentosa
• Isolasi • Antibiotik: sefalosforin ditambah
• Terapi antimikrobial vankomisin
• Mempertahankan hydrasi • Antivirus
• Mempertahankan ventilasi • Dexametason 0,6-0,8 mg/kg bb
• Menurunkan TIK per hari dalam 2-3 dosis.
• Manajemen syok sistemik • Terapi suportif jika terjadi
• Mengontrol kejang dehidrasi, syok, DIC, SIADH,
• Pengontrolan suhu tubuh peningkatan TIK, apnea, aritmia
• Penanganan komplikasi dan koma
Prosedur Diagnostik

❑ Pemeriksaan Fisik (Pemeriksaan Rangsang Meningeal)


❑ Lumbal Punksi untuk mengidentifikasi organisme
penyebab di CSS
❑ Kultur darah
❑ CT Scan otak
Prosedur Diagnostik

Pemeriksaan
Menigeal Sign
▪ Kaku Kuduk
▪ Brudzinski I & II
▪ Kernig’s sign
▪ Laseque sign
Brudzinski’s Sign

a positive Brudzinski's sign occurs when flexion of the neck causes involuntary flexion
of the knee and hip
Kernig’s Sign

is assessed with the patient lying supine, with the hip and knee flexed to 90 degrees. In
a patient with a positive Kernig's sign, pain limits passive extension of the knee
Prosedur Diagnostik
Jarum dimasukkan ke dalam kanalis
spinalis untuk mengambil sampel
likuor serebrospinals(LCS), yang
menyelubungi otak dan sumsum
tulang belakang.

Lumbal Pungsi
CSF FINDINGS
Characteristics
• Viral
Bacterial Viral Bacterial TB Tubercular

WBC/mm3 Normal (<5) or Raised 100 – >1000 Raised 100 – 1000


raised (10-100)

Cell
• type Lymphocytes polys Neutrophils Lymphocytes
lymphs
lymphs

Glucose Glucose low Decreased <0.4 (or normal
Normal (<0.6) or Decreased <0.4
very low
(CSF: serum) decreased (<0.4) much lower)
• Protein N-INC N-INC
N-INC
Protein Normal (<50) or up Raised 100 – >500 Raised 100-500
• G-Stainto 100 gen +ve -ve +ve
Zn
Prosedur Diagnostik

CT SCAN KEPALA
Terapi empirik pada meningitis bakterialis

Karakter Pasien Etiologi tersering Pilihan antibiotik


Neonatus Streptococcus grup B, L. monocytogenes, E. Ampicillin plus cefotaxime
coli

Usia 2 bulan-18 tahun N. meningitidis, S. pneumonia, H. influenzae Ceftriaxone atau cefotaxime, dapat ditambahkan
vancomycin

Usia 18-50 tahun S. pneumonia, N. meningitidis Ceftriaxone, dapat ditambahkan


vancomycin
Usia >50 tahun S. pneumonia, L. monocytogenes, bakteri gram Vancomycin plus ampicillin plus
negatif ceftriaxone
Kondisi immunocompromised S. pneumonia, N. meningitidis, L. monocytogenes, S. Vancomycin plus ampicillin plus
aureus, Salmonella spp, basil gram negatif aerob cefepime atau meropenem
(termasuk P. aeruginosa)

Fraktur basis kranium S. pneumonia, H. influenza, group A Vancomycin plus cefotaxime atau
beta-hemolytic streptococci ceftriaxone
Cedera kepala; pascabedah otak Stafilococcus, basil gram negatif aerob (termasuk Vancomycin plus ceftazidime,
P. aeruginosa) cefepime, atau meropenem
Terapi antibiotik spesifik pada meningitis bakterialis

Mikroorganisme Terapi standard Terapi alternative


H. influenza B-laktamase negatif Ampisilin Sefalosporin generasi III; kloramfenikol

H. influenza B-laktamase positif Sefalosporin generasi III Kloramfenikol; sefepim


N. meningitidis Penisilin G atau ampisilin Sefalosporin generasi III; kloramfenikol

S. pneumoniae Sefalosporin generasi III Vankomisin; meropenem


Enterobacteriaceae Sefalosporin generasi III Meropenem atau sefepim
P. aeruginosa Seftazinim atau sefepim Meropenem; piperisilin
L. monocytogenes Ampisilin atau penisilin G Trimetoprim/sulfametoksazol
S. agalactiae Ampisilin atau penisilin G Sefalosporin generasi III; vankomisin

S. aureus sensitif metisilin Nafsilin atau oksasilin Vankomisin


S. aureus resisten metisilin Vankomisin Linezolid; daptomisin
S. epidermidis Vankomisin
Pencegahan
• Imunisasi terhadap H. Influenza dan S. Pneumoniae
• Vaksinasi N.meningitidis direkomendasikan untuk
remaja, anggota militer dan pelancong ke area endemik
• Kemoprofilaksis untuk individu yang kontak dengan
penderita N.meningitidis dan H.influenzae: rifampisin,
siprofloksasin atau seftriakson
PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
● Keluhan utama:Demam, Nyeri
Kepala,Kejang
● Kaji status neurologis (GCS, Pupil,
Kekuatan otot),
● Kaji Tanda rangsang meningeal,
● Kaji ada/tidak kejang,
● Kaji status pernafasan (sesak /tidak),
Kolaborasi pemeriksaan penunjang
lain seperti: cek DPL,Kultur darah,
AGD, elektrolit
● Riwayat penyakit sebelumnya: cedera
kepala, kejang,pengunaan obat
obatan, riw.TB, kekakuan sendi
Masalah Keperawatan
● Nyeri (kepala, punggung, fotofobia, dan nyeri leher)
● Gangguan perfusi jaringan serebral
● Hipertermia
● Gangguan pola tidur
● Risiko tinggi injuri
● Gangguan mobilisasi fisik
● Pola napas tidak efektif
● Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
Penatalaksanaan Keperawatan
Monitor tanda vital pasien dan status neurologis pasien(Tingkat kesadaran)

Monitor suhu minimal 4 jam sekali → jika suhu meningkat: kompres,


rehidrasi cairan, Kolaborasi pemberian antipiretik

Catat adanya ‘protective reflexes’ seperti mengedipkan mata atau


menelan saliva.

Catat adanya perubahan respons terhadap stimulus.

Jaga suhu ruangan pasien tetap nyaman.


Penatalaksanaan Keperawatan

Pertahankan Pelihara oksigen


kepatenan jalan secara adequat Bila Kejang
nafas monitor AGD
• fasilitasi • beri therapi O2 • Pertahankan
drainase→ atur sesuai program kepatenan jalan
posisi tidur • kaji adanya nafas
• suction jika perlu sianosis dan • Siapkan
apnea antikonvulsi,
lakukan ABC →
pemberian O2
Nyeri Kepala

• Kaji skala nyeri pasien


• Elevasi kepala 30°
• Manajemen nyeri non
farmakologis
• Jaga ketenangan ruangan→
pertahankan pencahayaan
tetap redup
• Kolaborasi analgesik
Manajemen peningkatan TIK
• Kaji tanda dan gejala peningkatan TIK
• Monitor MAP (Mean Arterial Pressure)
• Posisi tidur HOB 30º → pertahankan venous return
• Berikan cairan hiperosmolar
• Cegah terjadinya kejang
• Oksigenasi yang adekuat
• Hiperventilasi → goal: PCO2 25-30mmHg, bila Pa
CO2 < 25 mmHg akan menurunkan CBF → iskemik
otak
• Kolaborasi pemberian terapi:
❑ Furosemid IV 1 mg/kgBB/kali, 2 kali sehari
❑ Manitol 20% 0,25 – 1,0 gram/kgBB/kali
○ Pemantauan balans cairan dan diuresis serta elektrolit
darah jika menggunakan manitol dan furosemide!!!
Penatalaksanaan Keperawatan
Bowel:
The bowel should be evacuated regularly to prevent impaction of stool.
➢ Kaji dan Catat bising usus.
➢ Pelunak feses mungkin dibutuhkan untuk mencegah konstipasi

Bladder:
The bladder should be emptied regularly to prevent infection or
stone formation.
❑Berikan cairan adekuat untuk mencegah dehidrasi.
❑Catat intake output pasien.
❑Catat dan laporkan adanya penurunan haluaran urin.
❑Lakukan perawatan kateter urin sekali pershift untuk mencegah
infeksi
Penatalaksanaan Keperawatan

Pasien tidak sadar harus dimandikan


setiap hari. (lakukan perawatan kulit
untuk mencegah kekeringan pada kulit)
Berikan lotion pada kulit.
Masase area kulit untuk menstimulasi
sirkulasi.
Pertahankan kuku pasien tetap pendek
SIMPULAN
Penatalaksaan yang cepat dan tepat pada pasien
dengan kegawatan infeksi susunan saraf pusat dapat
mengurangi komplikasi bahkan mencegah terjadinya
perburukan pada pasien.
Perawat harus mampu melakukan pemeriksaan fisik
dan melakukan penatalaksanaan untuk mencegah
komplikasi atau perburukan lebih lanjut

42

Anda mungkin juga menyukai