MENINGITIS
Pembimbing :
dr. Tutwuri Handayani, Sp.S, M.Kes.
Disusun oleh :
Alvionita Citra Mayrani - 2016730113
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459360/
KLASIFIKASI
Perubahan warna pada cairan otak
Etiologi
Berdasarkan :
Berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak
Meningitis serosa
●
Ditandai dengan cairan CSS jernih
●
Tekanan yang bervariasi
●
Jumlah leukosit meningkat
●
Glukosa dan Protein normal
Meningitis purulenta
●
Ditandai dengan cairan CSS keruh
●
Tekanan meningkat
●
Jumlah leukosit dan Protein meningkat
●
Glukosa menurun
Berdasarkan perjalanan waktu penyakit
Akut Kronik
Gejala biasanya tiba-tiba dengan Gejala dapat menetap, berfluktuasi atau perlahan-
perburukan dalam beberapa jam lahan memburuk
(<24 jam)
Diagnosis dengan Kultur CSS Kultur CSS perlu dilakukan berulang. Bahkan biopsi,
pungsi cisternal/ventrikel diperlukan.
Infeksi
Bakteri Virus
Streptococcus pneumoniae Non-polio enterovirus (echovirus, coxsackievirus)
Neisseria meningitidis Mumps
Haemophilus influenzae Paraechovirus
Listeria monocytogenes Influenza
Mycobacterium tuberculosis Herpesvirus (EBV, herpes simplex virus, varicella-zoster
Staphylococcus aureus virus)
Borrelia burgdorferi Measles
Treponema pallidum Arbovirus
Escherichia coli
https://www.cdc.gov/meningitis/
Berdasarkan etiologi
Bakteri
Non-infeksi
Kanker
Streptococ Mycobacte
Neisseria Haemophil Listeria Staphyloco Lupus Eritematosus Sistemik
cus rium Borrelia Treponem Escherichia
meningitidi us monocytog ccus Cedera Kepala
pneumoni tuberculosi burgdorferi a pallidum coli
s influenzae enes aureus Pembedahan otak
ae s
Meningitis Virus
Infeksi virus adalah penyebab paling umum dari semua tipe meningitis
Seringkali lebih ringan daripada meningitis bakteri dan kebanyakan orang sembuh
dengan sendirinya (tidak memerlukan pengobatan khusus).
Namun, orang dengan imunitas tubuh lemah cenderung memiliki gejala yang parah.
Non-polio enterovirus adalah penyebab tersering di Amerika Serikat.
Semua usia memiliki risiko penularan yang sama.
Namun beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi yaitu anak usia < 5 tahun dan
orang dengan kelemahan sistem imun yang diakibatkan oleh penyakit, pengobatan,
dan pasca transplantasi organ.
Meningitis Bakteri
Meningitis bakteri merupakan salah satu yang paling serius dengan mortalitas dan
morbiditas yang tinggi.
Infeksi meningitis bakteri biasanya terjadi secara sekunder akibat bakteremia,
meskipun infeksi juga dapat terjadi secara perkontinuitatum dari fokus infeksi yang
berdekatan seperti di telinga, fraktur tengkorak atau sinus.
Terdapat beberapa contoh paling umum, bagaimana orang dapat menyebarkan
beberapa tipe bakteri ke orang lain:
Streptococcus grup b pada saat proses melahirkan
S. pneumoniae & Hib melalui droplet ketika batuk atau bersin
N. meningitidis melalui air liur
E.coli melalui makanan yang disiapkan oleh orang yang tidak mencuci tangannya setelah
memakai toilet.
Meningitis Bakteri
(Meningokokus)
Merangsang nosiseptor
Koloni memasuki ruang subarakhnoid
melalui pleksus koroideus Spasme otot paravertebral
Peningkatan TIK
Mengeluarkan pirogen
endogen
Demam
Meisadona, Gogor dkk. 2015. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. Jakarta: CDK Jurnal
GAMBARAN KLINIS
Meningitis dapat ditandai dengan gejala klinis yang bervariasi tergantung dari usia
pasien, status imunitas tubuh dan etiologinya
https://www.cdc.gov/meningitis/
DIAGNOSIS – PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Rangsang Meningeal
◦ Pemeriksaan Kaku Kuduk
Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa rotasi kepala ke
lateral dan fleksi kepala agar dagu mencapai dada.
kaku kuduk (+): terdapat tahanan saat kepala dirotasikan dan difleksikan serta terasa
nyeri (meningismus)
◦ Pemeriksaan Tanda Kernig
Pasien berbaring terlentang, lalu fleksikan sendi panggul pasien kemudian ekstensi
tungkai bawah pada sendi lutut.
Kernig’s sign (+): nyeri saat tungkai bawah di ekstensi
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459360/
Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan Radiologi (CT Scan/MRI) Virus: Multipel dan spesifik PCRs
Jamur: Kultur CSS, Pewarnaan Tinta India untuk
Indikasi sebelum Pungsi Lumbal Cryptococcus
o Immunocompromised Bakteri:
o Riwayat penyakit SSP o Darah lengkap: hb, LED, glukosa, ureum kreatinin,
o Defisit neurologi fokal elektrolit
o Papilledema o Pemeriksaan latex aglutinasi atau PCR untuk 3
o Penurunan tingkat kesadaran kuman penyebab, kultur darah dan kultur CSS serta
tes kepekaan antibiotik
o Pemeriksaan mikrobiologi: pewarnaan gram pada
darah dan CSS
o EEG bila terdapat kejang
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459360/
Gambar 1 Multiplex PCRs
Gambar 3 India Ink Cryptococcal
PENATALAKSA
Status pernapasan, sirkulasi darah
Tidak
dan status koagulasi berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik
normal
Tidak
Ya
Tidak
Dugaan meningitis Pertimbangkan kembali diagnosis
Ya
Management Initiation of Meningitis -
Lanjutkan terapi definitif setelah American Family Physician
mendapatkan hasil kultur
Pilihan terapi sesuai karakter pasien dan etiologi
Cedera kepala; pasca bedah otak Staphylococcus, basil gram negatif aerob
Meisadona, Gogor dkk. 2015. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. Jakarta: CDK Jurnal
Pilihan terapi sesuai karakter pasien dan faktor predisposisi
Usia dan faktor prediposisi Antibiotik
Usia 0-4 minggu Ampicillin IV + cefotaxime IV + Acyclovir IV
Meisadona, Gogor dkk. 2015. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. Jakarta: CDK Jurnal
Rekomendasi terapi antimikroba untuk patogen akut spesifik meningitis
Mikroorganisme Pilihan pertama Alternatiif
Streptococcus pneumoniae Vancomycin + ceftriaxone atau cefotaxime Meropenem, fluroquinolone
GBS (Streptococcus agalactiae) Ampicillin atau penicillin +/- aminoglycoside Cefotaxime or ceftriaxone
Staphylococcus aureus;
Methicillin-sensitif Nafcillin or oxacillin Vancomycin meropenem, linezolid,dapromisin
Methicillin-resisten Vancomisin +/- rimfapin Trimethoprim-sulfamethoxazole, linezolid, daptomycin
Enterococcus:
Ampicillin sensitive Ampicillin+gentamicin NA
Ampicillin resisten Vancomisin +/- rifampin NA
Vancomycin resisten linezolid NA
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459360/
PROGNOSIS
Hasil tergantung dari karakteristik pasien seperti usia dan kekebalan sistem imun,
etiologi penyakit, dan lama penyakit sebelum diberi terapi.
Meningitis bakteri memiliki prognosis lebih buruk dari meningitis virus.
Penderita usia neonatus, anak-anak, dan dewasa mempunyai prognosis yang
semakin buruk, yaitu menimbulka cacat berat dan kematian, sementara penderita
yang selamat akan mengalami gejala sisa.
Di Amerika Serikat, meningitis bakteri memiliki tingkat kematian sekitar 14,3% pada
tahun 2010. Tingkat kematian S. pneumoniae 17,9%, H. influenzae 7%, N.
meningitidis 10,1%, L. monocytogenes 18,1%.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459360/
Panduan Praktik Klinik Neurologi PERDOSSI 2016