DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI
Kuliah Mikrobiologi
Modul Neurosains 2017
MIKROBIOLOGY’S CREW
SOLIDEO GLORIA TERING
FLORENTINA VINA
MENINGITIS
Definisi
Meningitis adalah peradangan pada lepto meningen sebagai manifestasi dari infeksi
sistem saraf pusat (SSP), ditandai dengan peningkatan jumlah selpolimorfonuklear dalam CSS.
Secara anatomis, meningitis dapat dibagi menjadi peradangan pada dura (pachymeningitis), dan
leptomeningitis. (Hasbun, 2013)
Etiologi
Menurut Hasbun (2013), etiologi meningitis terbagi pada beberapa kategori penyebab
infeksi.
Bakteria :Listeria monocytogenes, Brucellaspp, Rickettsia rickettsia,Ehrlichiaspp,
Mycoplasma pneumonia, Borreliaburgdorferi, Treponemapallidum, Leptospiraspp,
Mycobacterium tuberculosis,danNocardia spp.
Parasit :Naegleriafowleri, Acanthamoebaspp, Balamuthiaspp,
Angiostrongyluscantonensis,Gnathostomaspinigerum, Baylisascarisprocyonis,
Strongyloidesstercoralis, Taeniasolium(cysticercosis).
Fungi :Cryptococcus neoformans, Coccidioidesimmitis, Blastomycesdermatitidis,
Histoplasmacapsulatum, Candida spp, Aspergillus spp.
Virus :Enteroviruses, West Nile virus, Human herpesvirus (HHV)-2,Lymphocytic
choriomeningitis virus (LCM).
Akibat:
Infeksi bakteri
Infeksi virus
Infeks ijamur
Mycobacterium tuberculosis
Trauma untuk kepala atau tulang belakang
Penyebab meningitis yang paling umum adalah:
a) Infeksi bakteri (meningitis septik)dapat menyebabkan kematian atau kerusakan otak.
b) Infeksi virus (Aseptic meningitis)biasanya sembuh tanpa pengobatan.
Neisseria meningitidis
- Organisme penyebab epidemi meningitis serebrospinal
- Merupakan bakteri diplococci gram-positif
- Terdapat 12 serogrup/strain berdasarkan kapsul polisakarida penyelubungnya.
- Serotype yang paling invasive (ganas) berasal dari type A,B,C,Y, dan W-135.
Patologi dari meningococcal meningitis :
- Organisme berkolonisasi di membran nasofaring
- Organisme dapat mencapai aliran peredaran darah dan memproduksi
Meningococcemia, gejalanya dapat seperti infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).
- Meningococcemia dapat muncul baik dengan maupun tidak dengan disertai
meningitis.
- Meningitis merupakan komplikasi umum dari meningococcemia.
Manifestasi klinis Meningococcal meningitis
- Transmisi (penyebaran) : respiratory droplets (kata patrio sih muncrat)
- Periode inkubasi bakteri : 3-4 hari
- Gejala umum : demam, muntah, sakit kepala, kaku pada leher, hipotensi, dan bintik
kemerahan (rash).
Specimen:
- Cairan serebrospinal (CSF)
Cairan biasanya dikumpulkan dari ruang sub arachnoid.
Jarum steril dimasukkan antara 3 dan 4 / 4th dan 5 vertebra lumbar dan CSF
diperbolehkan menetes ke
Wadah steril kering.
Cairan serebrospinal
- Pewarnaan Gram:
Gm (-) diplococcic intra selular dalam nanah
- Fermentasi gula
- Tes PCR untuk mendeteksi DNA meningo kokal dalam darah atau serum
Mode transmisi:
Terutama dari orang ke orang
Vektor Arthopoda untuk
Arbovirus
Masa inkubasi:
Enterovirus 3-6 hari
Arbovirus 2-15 hari
TETANUS
*Tetanus adalah penyakit akut yang sering fatal, yang disebabkan oleh:
-Anotoksin diproduksi oleh Clostridium tetani
*Tetanospasmin toksin:
- Perkiraan dosis mematikan manusia (2,5ng / kg).
Clostridium tetani
1. Vegetatif:
Ramping, gram positif, Non encapsulated, motil Basil
anaerob
Rentan terhadap bakterisid Efekpanas, kimia Desinfektan
dan antibiotik
Bentuk patogen
2. Sporulasi:
Bulge di salah satu ujungnya; tongkat pemukul gendering
penampilan
Sangat tahan terhadap desinfeksi Oleh bahan kimia atau
panas
1.Tetanolysin:
• Mempotensiasi infeksi tapi Tidak terlibat Patogenesis
• Perannya tidak diketahui
2.Tetanospasmin: (tetanustoksin)
Pathogenesis Of Tetanus
Tetani memasuki tubuh melalui luka
*Inhibitor memungkinkan otot berkontraksi untuk rileks dengan berhenti Neuron rangsang
melepaskan asetilkolin itu Bertanggung jawab untuk kontraksi otot
Tetanospasmin adalah toksin yang menyebabkan spasme,bekerja pada beberapa level dari
susunan syaraf pusat, dengan cara :
a) Tobin menghalangi neuromuscular transmission dengan cara menghambat
pelepasan acethyl-choline dari terminal nerve di otot.
b) Kharekteristik spasme dari tetanus ( seperti strichmine ) terjadi karena toksin
mengganggu fungsi dari refleks synaptik di spinal cord.
c) Kejang pada tetanus, mungkin disebabkan pengikatan dari toksin oleh
cerebral ganglioside.
d) Beberapa penderita mengalami gangguan dari Autonomik Nervous System
(ANS ) dengan gejala : berkeringat, hipertensi yang fluktuasi, periodisiti
takikhardia, aritmia jantung, peninggian cathecholamine dalam urine.
Kerja dari tetanospamin analog dengan strychninee, dimana ia mengintervensi fungsi dari
arcus refleks yaitu dengan cara menekan neuron spinal dan menginhibisi terhadap batang
otak.
Timbulnya kegagalan mekanisme inhibisi yang normal, yang menyebabkan meningkatnya
aktifitas dari neuron Yang mensarafi otot masetter sehingga terjadi trismus. Oleh
karena otot masetter adalah otot yang paling sensitif terhadap toksin tetanus tersebut. Stimuli
terhadap afferen tidak hanya menimbulkan kontraksi yang kuat, tetapi juga
dihilangkannya kontraksi agonis dan antagonis sehingga timbul spasme otot yang khas
. Ada dua hipotesis tentang cara bekerjanya toksin, yaitu:
1. Toksin diabsorbsi pada ujung syaraf motorik dari melalui sumbu silindrik dibawa
kekornu anterior susunan syaraf pusat
2. Toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik, masuk kedalam sirkulasi darah arteri
kemudian masuk kedalam susunan syaraf pusat.
Masa inkubasi 5-14 hari, tetapi bisa lebih pendek (1 hari atau lebih lama 3 atau beberapa
minggu ). Ada tiga bentuk tetanus yang dikenal secara klinis, yakni:
1. Localited tetanus ( Tetanus Lokal )
2. Cephalic Tetanus
3. Generalized tetanus (Tctanus umum)
Selain itu ada lagi pembagian berupa neonatal tetanus Kharekteristik dari tetanus
• Kejang bertambah berat selama 3 hari pertama, dan menetap selama 5 -7 hari.
• Setelah 10 hari kejang mulai berkurang frekwensinya
• Setelah 2 minggu kejang mulai hilang.
• Biasanya didahului dengan ketegangaan otot terutama pada rahang dari leher.
Kemudian timbul kesukaran membuka mulut ( trismus, lockjaw ) karena spasme Otot
masetter.
• Kejang otot berlanjut ke kaku kuduk ( opistotonus , nuchal rigidity )
• Risus sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik keatas,
sudut mulut tertarik keluar dan ke bawah, bibir tertekan kuat .
• Gambaran Umum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus, tungkai dengan
• Eksistensi, lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran tetap baik.
• Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi asfiksia dan sianosis, retensi
urin, bahkan dapat terjadi fraktur collumna vertebralis ( pada anak ).
Pencegahan Tetanus
Seorang penderita yang terkena tetanus tidak imun terhadap serangan ulangan
artinya dia mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapat tetanus bila
terjadi luka sama seperti orang lainnya yang tidak pernah di imunisasi. Sampai
pada saat ini pemberian imunisasi dengan tetanus toksoid merupakan satu-satunya
cara dalam pencegahan terjadinya tetanus. Pencegahan dengan pemberian imunisasi
telah dapat dimulai sejak anak berusia 2 bulan, dengan cara pemberian imunisasi
aktif( DPT atau DT ).
Penyebab Tetanus
Fitur Klinis
Inkubasi: 12-72 Jam
Sindrom Klasik
Kelumpuhan Saraf Kranial Akut Simetris( Dapat Menyebabkan Lesi Pada Nervus
Kranial)
- Penglihatan Kabur, Ptosis, Disfasia
(Ptosis Adalah Otot Kelopak Mata Lumpuh,Karena Lisis Sehingga
Membuka Mata Harus Dengan Bantuan Tangan)
Lengkap Kelumpuhan Otot Skeletal
Kegagalan Pernafasan
Autonomic: Retensi Urin
Normal Mentation
DIAGNOSIS
* Laboratorium
Spesimen:
Makanan Terkontaminasi (dapat dari makanan yang dicurigakan menginfeksi)
Serum Pasien: ELISA
RABIES
Rabies adalah infeksi akut SSP yang fatal. Hewan utama yang terlibat adalah anjing, rubah
dan kelelawar. Biasanya dari hewan bertaring.
Phatogenesis
1. Pertama digigit binatang dulu, tapi virus belum menginfeksi.
2. Setelah digigit, virus memperbanyak diri (replikasi)
3. Setelah memperbanyak diri, Viruus menginfeksi saraf pada sistem saraf
perifer yang bergerak dengan transportasi yang retrograde
4. Kemudian bereplikasi lagi di ganglion,pindah lagi ke medulla spinalis, dan
keotak
5. Otak terinfeksi
6. Timbulah gejala-gejala seperti kejang
Jangan lupa vaksin binatangnya !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
GEJALA RABIES
Selalu fatal
Masa inkubasi / prodromal,
Nyeri / gatal di tempat luka,
Demam (bisa sampai hypertermy)
Sakit kepala
Masalah saluran pencernaan
Sampai dua minggu ; Infeksi SSP terlihat
Hydrophobia
Kejang
Halusinasi
Kelumpuhan : gagas napas
koma
PEMERIKSAAN
Histopatologi - Negri tubuh adalah diagnostik rabies.
Deteksi antigen virus yang cepat - Fluorescent Langsung Uji antibodi (DFA) biasa
digunakan di mana kornea Jejak atau biopsi kulit leher diambil.
Cultivation virus - Cara diagnosis yang paling pasti adalah dengan cultivation virus
dari air liur dan jaringan yang terinfeksi.Cultivation virus bisa dilakukan dengan
menggunakan kultur sel atau lebih Biasanya, spesimen diinokulasi intra-cerebral Ke
tikus muda
Serologi - antibodi yang beredar muncul perlahan tapi mereka Biasanya hadir pada
saat onset gejala klinis.
( bisa diuji melalui dna dengan biopsi dari lehernya)
!!!VAKSIN RABIES!!!
1. Vaksin Rabies
- Sangat efektif untuk mencegah
- Vaksin yang masuk ke dalam tubuh manusia berupa vaksin virus utuh yang inaktif
- Mempersiapkan jaringan saraf
- Vaksin dibiakkan pada embrio bebek
- Human Diploid Cell Vaccine(HDCV)
2. Infeksi jamur di sistem darah pusat
Dimulai dari kolonisasi jamur di mukosamasuk pemuluh darahmenembus sawar
darah otak/Blood Brain Barrier(BBB)berkembang di cerebrospinal fluid(CSF)
Jumlah mikroorganisme yang banyak menyebabkan metabolisme energi
lokal(khususnya di otak) berubah menjadi glikolisis anaerob. Alhasil, konsentrasi laktat akan
meningkat dan glukosa pada CSF menurun.
3. Patogenesis (lanjutan)
- Inflamasiiritasi lokalaktivitas saraf menjadiabnormal
- Pus terkumpul, subsequent fibrosis di sekitar batang otak yang akan mengganggu
fungsi saraf kranialis
- Koleksi pus lokal atau brain abscess meningkatkan tekanan intrakranial
- Mikroorganisme berbeda yang dapat menyebabkan infeksi SSP pada pasien berimun
lemah contohnya Cryptococcus neofarmans
4. Infeksi fungi yang dapat dimanifestasikan sebagai meningitis kronik atau abses pada
otak(Brain Abscess)
- Cryptococcus neofarmans
- Coccidioides imitis
- Histoplasma capsulatum
- Candida albicans
- Blastomyces dermatitidis (penyebab Brain Abscess)
5. Cryptococcus neofarmans
Infeksi SSP yang umumnya terdapat pada patien berimun lemah, hematogenous dari
paru kemeningesmemperluas massa intraserebralmenurunan kerja saraf
Komplikasi yang bisa timbul:
- Meningitis akut(jarang terjadi): berupa inflamasi akut pada leptomeninges
- Meningitis kronik: palsi/kelumpuhan saraf otak dan komplikasi persarafan lainnya
- Brain Abscess
- Meningoencephalitis
6. Diagnosis laboratorium
- Kultur
- Preparasi India Ink
Ps : maafkan tentir yg tidak sempurna ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi teman-teman
pulmo dimana pun kleyan berada, saya mewakili tim yg bertugas memohon maaf yg
sebesarnya. SElaMAT SUmATIF LOpE YoU!!!