Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

MENINGITIS & ENSEPHALITIS

INDHIT TRI UTAMI


PENDAHULUAN

 Secara anatomis, meningen menyelimuti otak dan medula spinalis.


 Selaput otak terdiri atas lapisan luar ke dalam yaitu duramater,
arachnoid, dan piamater.
 Duramater : terdiri atas lapisan yang berfungsi kecuali di dalam tulang
tengkorak, dimana lapisan terluarnya merekat pada tulang dan terdapat
sinus venosus.
 Arachnoid : merupakan membran lembut yang bersatu ditempatnya dengan
piamater dan diantranya terdapat ruang subarachnoid dimana terdapat arteri
dan vena serebri dan dipenuhi oleh cairan serebrospinal.Sisterna magna
merupakan bagian terbesar dari ruang subarachnoid di sebelah belakang
otak belakang, memenuhi celah diantara serebellum dan medula spinalis.
 Piamater : membran halus yang kaya akan pembuluh darah kecil yang
mensuplai darah ke otak dalam jumlah yang banyak . Pia mater merupakan
lapisan yang langsung melekat dengdan permukaan otak dan seluruh
medula spinalis
DEFINISI MENINGITIS

 Radang pada meningen/membran (selaput) yang


mengelilingi otak dan medula spinalis (Muttaqin,
2008)

 Meningitis adalah suatu infeksi/peradangan dari


meninges,lapisan yang tipis/encer yang mengepung
otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung,
disebabkan oleh bakteri, virus,riketsia, atau
protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis.
(Harsono., 2003)
PENYEBAB

1. Bakteri piogenik yang disebabkan oleh bakteri


pembentuk pus,, terutama meningokokus,
pneumokokus, dan basil influenza
2. Virus yang disebabkan oleh agen – agen virus
yang sangat bervariasi,
3. Organisme jamur.
FAKTOR PREDISPOSISI
 Infeksi jalan napas bagian
atas (sinusitis)
 Otitis media
 Mastoiditis
 Prosedur bedah saraf baru
 Trauma kepala
MENINGITIS DI KLASIFIKASIKAN SESUAI DENGAN
FAKTOR PENYEBABNYA:
1. Asepsis. Meningitis asepsis mengacu pada salah satu meningitis
virus atau yang menyebabkan iritasi meningen yang disebabkan
oleh abses otak, ensephalitis, limfoma, leukimia, atau darah di
ruang subarachnoid

2. Sepsis. Meningitis sepsis menunjukkan meningitis yang


disebabkan oleh organisme bakteri seperti meningokokus,
stafilokokus, atau basilus influenza.

3. Tuberkulosa. Meningitis tuberkulosa disebabkan oleh basilus


tuberkel.
 Infeksi meningen umumnya dihubungkan dengan satu
atau dua jalan, yaitu melalui satu aliran darah sebagai
konsekuensi dari infeksi – infeksi bagian lain, seperti
selulitis, atau melalui penekanan langsung seperti
didapat setelah cedera traumatik tulang wajah.

 Dalam jumlah kecil pada beberapa kasus merupakan


iatrogenik atau hasil sekunder prosedur invasif (seperti
lumbal pungsi) atau alat – alat invasif (seperti alat
pemantau TIK)
MENINGITIS VIRUS

 Tipe dari meningisitis ini sering disebut meningitis


aseptis.
 Tipe ini biasanya disebabkan oleh penyakit yang
disebabkan oleh virus seperti gondok, herpes simpleks,
dan herpes zooster.
 Pada meningitis virus tidak ditemukan organisme pada
kultur cairan otak, dan biasanya tidak ditemukan eksudat
MENINGITIS BAKTERI

 Meningitis bakterial adalah suatu keadaan ketika meningens atau


selaput dari otak mengalami peradangan akibat bakteri.
 sampai saat ini, bentuk paling signifikan dari meningitis adalah
tipe bakterial.
 Bakteri yang paling sering dijumpai pada meningitis bakteri akut ,
yaitu Neiserria meningitidis( meningitis meningokokus),
Strepcoccus penumoniae (pada dewasa), dan Haemophilus
influenzae (pada anak- anak dan dewasa muda).
 Ketiga organisme ini yang menyebabkan sekitar 75% kasus
meningitis bakteri.
 Bentuk penularannya melalui kontak langsung, yang mencangkup
droplet dan sekret yang dari hidung dan tenggorok yang
membawa kuman atau infeksi dari orang lain
TANDA KLINIS DARI MENINGITIS

1. Kejang
2. Kesadaran (bisa tidak sadar/ bisa sadar)
3. Panas
4. Ditemukan tanda – tanda
 Kaku kuduk (+)
 Tanda kernig (+)
 Tanda Brudzinski I dan II (+)
 Tanda Laseque
ENSEPHALITIS
 Merupakan infeksi yang mengenai sistem saraf pusat
(SSP) yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme
lain yang nonpurulen.

 Penyebab tersering dari ensephalitis adalah virur,


kemudian herpes simpleks, arbovirus.

 Ensephalitis juga terjadi paska infeksi campak,


influenza, varicella, dan pascavaksinasi .
KALSIFIKASI ENSEPHALITIS DIDASARKAN PADA FAKTOR
PENYEBAB

 Ensephalitis supuratif akut : Staphylococcus aeurus,


Strepcocus, E,Colli, Mycobacterium, T. pallidum

 Ensephalitis virus: virus RNA , virus morbili, virus


rabies, virus rubela, virus dengue, virus polio, herpes
simpleks, herpes zooster, varicella
PATOFISIOLOGI
 Virus masuk tubuh melalui kulit, saluran napas, dan saluran
cerna.
 Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh
tubuh dengan berbagai cara:

1. Lokal :virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lendir


permukaan atau organ tertentu
2. Penyebaran hematogen primer: virus masuk ke dalam darah,
kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ
tersebut
3. Penyebaran melalui saraf – saraf: virus berkembangbiak di
permukaan selaput lendir dan menyebar melalui sistem
persarafan
TANDA DAN GEJALA

 Setelah terjadi penyebaran ke otak terjadi manifestasi klinis


ensephalitis.
 Masa prodromal berlangsung 1 – 4 hari ditandai dengan demam, sakit
kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri otot, nyeri
ekstremitas, dan pucat.

 Suhu badan meningkat, fotofobia, muntah, letargi, kadang disertai kaku


kuduk apabila infeksi mengenai meningen.

 Gejala lain berupa gelisah, rewel, perubahan perilaku, gangguan


kesadaran gangguan bicara serta kejang.

 Kadang- kadang disertai tanda neurologis fokal berupa afasia,


hemiparesis, hemiplegia, ataksia(kegagalan koordinasi otot,
ketidakmampuan mengkoordinasi gerakan otot. )dan paralisis saraf otak
TRIAS (3 TANDA) ENCEPHALITIS

1. Panas mendadak tinggi


2. Kejang – kejang
3. Tidak sadar
4. Tidak ada tanda rangsangan meningeal
PENGKAJIAN PADA PASIEN DENGAN MENINGITIS & ENSEPHALITIS
 Pengkajian keperawatan meningitis meliputi anamnesis riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, dan
pengkajian psikososial.

 Pada meningitis, keluhan utama yang sering menjadi alasan klien


atau orangtua membawa anaknya untuk minta pertolongan
kesehatan adalah panas badan tinggi, kejang, dan penurunan
tingkat kesadaran

 Pada ensephalitis, keluhan utama yang menjadi alasan klien atau


orangtua membawa anaknya untuk minta pertolongan kesehatan
adalah kejang disertai dengan penurunan tingkat kesadaran.
RIWAYAT PENYAKIT SAKIT INI

 Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui untuk


mengetahui jenis kuman penyebab. Di sini harus ditanya dengan
jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan,
sembuh, atau bertambah buruk. Pada pengkajian klien
meningitis dan ensephalitis, biasanya didapatkan keluhan yang
berhubungan dengan akibat dari infeksi dan peningkatan TIK
(Tekanan Intra Kranial)
LANJUTAN…..

 Keluhan gejala awal tersebut biasanya sakit kepala dan demam.


 Sakit kepala yang dihubungkan dengan meningitis yang selalu
berat dan sebagai akibat iritasi meningen. Demam umumnya ada
dan tetap tinggi selama perjalanan penyakit.
 Keluhan kejang perlu mendapat perhatian untuk dilakukan
pengkajian lebih mendalam, bagaimana sifat timbulnya kejang,
stimulus apa yang menimbulkan kejang, dan tindakan apa yang
telah diberikan dalam upaya menurunkan keluhan kejang tersebut.
 Adanya penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran
dihubungkan dengan meningitis/ensephalitis bakteri.
 Disorientasi dan gangguan memori biasanya merupakan awal adanya
penyakit. Perubahan yang terjadi bergantung pada beratnya penyakit.
 Sesuai perkembangan penyakit, dapat terjadi letargi, tidak responsif,
dan koma.
 Pengkajian lainnya yang perlu ditanyakan seperti riwayat selama
menjalani perawatan di RS,pernahkah menjalani tindakan invasif
yang meungkinkan masuknya kuman ke meningen terutama
melalui pembuluh darah.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Pada meningitis, tanyakan apakah klien pernah mengalami infeksi jalan
napas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit, tindakan bedah
saraf, riwayat trauma kepala.
 Riwayat sakit TB paru perlu ditanyakan kepada klien terutama apabila ada
keluhan batuk produktif dan pernah menjalani pengobatan obat anti
tuberkulosa(OAT) yang sangat berguna untuk mengidentifikasi meningitis
tuberkulosa.
 Pada ensephalitis, tanyakan apakah klien pernah mengalami campak, cacar
air, herpes, dan bronkopneumonia
 Pengkajian pemakaian obat –obatan yang sering digunakan klien seperti
pemakaian obat kortikosteroid, pemakaian jenis – jenis antibiotik dan
reaksinya (untuk menilai resistensi pemakaian antibiotik)
PEMERIKSAAN FISIK

 Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluuhan –


keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung
data dari pengkajian anamnesis.

 Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan secara per sistem (B1 – B6)


dengan fokus pada pemeriksaan B3 (brain)
 Pemeriksaan fisik dimulai dengan memeriksa TTV .

 Pada klien meningitis dan ensephalitis biasanya didapatkan


peningkatan suhu tubuh lebih dari normal, yaitu 38 – 41 C.
keadaan ini biasanya dihubungkan dengan proses inflamasi dan
iritasi meningen yang sudah mengganggu pusat pengatur suhu
tubuh.
 Tekanan darah biasanya normal atau meningkat karena tanda – tanda
peningkatan TIK
PEMERIKSAAN FISIK

B1 (breating)

B2 (blood)

B3 (brain)

B4 (bladder

B5 (bowel)

B6 (bone)
B1 (BREATHING)

 Inspeksi apakah klien batuk, produksi sputum, sesak napas,


penggunaan otot bantu napas, dan peningkatan frekuensi
pernapasan yang sering didapatkan pada klien meningitis
dan ensephalitis yang disertai adanya gangguan pada sistem
pernapasan.
 Auskultasi bunyi napas tambahan seperti ronkhi pada klien
dengan ensephalitis berhubungan dengan
akumulasi(penumpukan) sekret dari penurunan kesadaran.
B2 ( BLOOD)
 Pengkajian pada sistem kardiovaskular terutama pada klien
meningitis dan ensephalitis tahap lanjut seperti klien sudah
mengalami renjatan (syok).
 Pada meningitis terjadi infeksi fulminating terjadi pada sekitar 10%
klien dengan meningitis meningokokus, dengan tanda – tanda
septikimia : demam tinggi yang tiba – tiba muncul lesi purpura
yang menyebar (sekitar wajah dan ekstremitas), syok, dan
tanda_ tanda DIC (Disseminated Intravascular coagulation).
 Kematian mungkin terjadi dalam beberapa jam setelah serangan
terjadi.
B3 (BRAIN)
 Tingkat kesadaran pada meningitis dan ensephalitis : pada
keadaan lanjut, tingkat kesadaran biasanya letargi, stupor,
semikomantosa.
 Apabila klien sudah mengalami koma, maka penilaian GCS
sangat penting untuk menilai tingkat kesadaran klien dan bahan
evaluasi untuk memantau pemberian asuhan keperawatan.
 Fungsi serebri: penampilan, tingkah laku, nilai gaya bicara klien
dan observasi eksperesi wajah: biasanya masih dalam normal
 Sistem motorik : kekuatan otot menurun, kontrol keseimbangan
dan koordinasi pada meningitis dan ensephalitis tahap lanjut
mengalami perubahan.
 Pemeriksaan refleks : refleks patologis akan didapatkan pada klien
meningitis dengan tingkat kesadaran koma
 Sistem sensorik : pada meningitis dan ensephalitis biasanya didapatkan
sensasi raba nyeri, dan su normal, tidak ada perasaan abnormal di
permukaan tubuh.

 Pemeriksaan fisik lainnya : terutama yang berhubungan dengan


peningkatan TIK. Tanda – tanda peningkatan TIK sekunder akibat eksudat
purulen dan edema serebri terdiri atas perubahan karakteristik TTV (seperti
bradikardia, pernapasan tidak teratur, sakit kepala, muntah, dan penurunan
tingkat kesadaran)

 Adanya ruam merupakan salah satu ciri yang mencolok pada meningitis
meningokokal .
 Sekitar setengah dari semua klien dengan tipe meningitis mengalami lesi –
lesi pada kulit diantaranya ruam petekie dengan lesi purpura sampai
ekimosis
 Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda
yang mudah dikenali yang umumnya terlihat
pada semua tipe meningitis.
1. Kaku kuduk
2. Brudzinski I
3. Bruzinski II
4. Kernig
5. Laseque
PEMERIKSAAN MENINGEN/RANGSANGAN MENINGEN
 Kaku kuduk
Caranya: Tangan pemeriksa ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang
baring. Kepala ditekuk (fleksi), usahakan agar dagu menyentuh dada.
-    Interpretasi: kaku kuduk (+) bila terasa ada tahanan dan dagu tidak dapat
mencapai dada
 Tanda Laseque
Caranya: Pasien yang sedang baring diluruskan (ekstensi) kedua tungkainya.
Kemudian satu tungkai diangkat lurus. Tungkai satunya lagi dalam keadaan
lurus (tidak bergerak)
Interpretasi: Tanda lasegue (+) bila sakit / tahanan timbul pada sudut < 70°
(dewasa) dan < 60° (lansia)
 Tanda kernigs
Caranya:  Penderita baring, salah satu pahanya difleksikan sampai membuat
sudut 90°. Lalu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut. Biasanya
ekstensi dilakukan sampai membentuk sudut 135
Interpretasi: Tanda Kernig Sign (KS) (+) bila terdapat tahanan dan rasa nyeri
sebelum mencaai sudut 135°

 Tanda brudzinski I
Caranya: Tangan ditempatkan di bawah kepala yang sedang baring. Kita tekuk
kepala (fleksi) sampai dagu mencapai dada. Tangan yang satu lagi sebaiknya
ditempatkan di dada pasien untuk mencegah diangkatnya badan.
Interpretasi: Tanda brudzinski I (+) bila terdapat fleksi pada kedua tungkai
 Tanda Brudzinski II
 Caranya: Pada pasien yang sedang baring, satu tungkai di fleksikan pada
persendian panggul, sedang tungkai yang satunya lagi berada dalam keadaan
ekstensi (lurus).
 Interpretasi: Tanda Brudzinski II (+)  bila tungkai yang satunya ikut pula
terfleksi
B4 (BLADDER)

 Pemeriksaan pada sistem perkemihan biasanya didapatkan


berkurangnya volume haluaran urin. Hal ini yang berhubungan
dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung ke ginjal
B5 (BOWEL)

 Mual sampai muntah karena peningkatan asam lambung.


Pemenuhan nutrisi pada klien meningitis menurun
karena anoreksia dan adanya kejang.
 Pencernaan bisa saja terganggu, karena peristaltik usus
menurun
B6 (BONE)
 Adanya bengkak dan nyeri sendi pada sendi –sendi besar
(khususnya lutut dan pergelangan kaki). Petekie dan lesi
purpura yang didahului oleh ruam.
 Pada penyakit yang berat dapat ditemukan ekimosis
yangbesar pada wajah dan ekstremitas. Klien sering
mengalami penurunan otot dan kelemahan fisik
PENATALAKSANAAN MEDIS
 Obat anti infeksi (meningitis tuberkulosis)
 Isoniazid
 Rifampisin
 Obat anti infeksi (meningitis bakteri)
 Sefalosporin
 Amfisilin
 Kloramfenikol
 Pengobatan simptomatis
 antikonvulsi, diazepam, fenobarbital
 Antipiretik : parasetamo
 Antiedema serebri : manitol
 Oksigenasi
 Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik :
pemberian tambahan cairan IV (seperti RL)
NILAI CAIRAN SEREBROSPINAL NORMAL

Warna
 Normal: bening
 Keruh : banyak leukosit jenis netrofil
 Kekuningan : ada riwayat perdarahan pada otak, atau kadar protein
tinggi >200 mg/dl
 Merah : perdarahan subarachnoid

 Glukosa : 40 – 80 mg/dl
 Kultur : negatif

 Laboratorium : darah lengkap, sesuai kebutuhan(tidak ada


pemeriksaan yang khas untuk meningitis dan encephalitis)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Lumbal pungsi (tes nona dan pandy)


Tes nona(tes Ross jones) : untuk mendeteksi adanya protein terutama kadar
globulin dalam cairan otak dengan menggunakan reagen amnium sulfat
jenuh. Dikatakan (+) apabila terjadi kekeruhan atau adanya cincin keruh
yang tebal pada perbatasan cairan otak dengan reagen yang berarti
semakin tingggi kadar globulin
Tes pandy : menggunakan reagen pandy untuk melihat adanya protein
dalam cairan otak. Keberadaan protein terlihat dari adaya kekeruan
seperti kabut sampai kekeruhan yang berat

 CT Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema serebri atau


penyakit saraf lainnya. Hasilnya bisa normal, kecuali pada penyakit
yang sudah sangat parah.
 Foto rontgen paru : untuk melihat adanya tuberkulosis
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL PADA PASIEN
MENINGITIS DAN ENSEPHALITIS
 Gangguan perfusi jaringan serebral b.d edema otak dan
selaput otak
 Risiko peningkatan TIK b.d peningkatan volume intrakranial
 Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d akumulasi sekret,
penurunan kemampuan batuk , perubahan tingkat kesadaran
 Nyeri b.d iritasi selaput meningen dan otak
 Risiko defisit volume cairan b.d muntah dan mual
 Risiko gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan b.d ketidakmampuan menelan

Anda mungkin juga menyukai