MENINGITIS
HERAWATI : PO.71.3.202.11.1.031
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan meningitis
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi Definisi meningitis
2. Mengidentifikasi Etiologi meningitis
3. Mengidentifikasi Manifestasi Klinik meningitis
4. Mengidentifikasi Klasifikasi meningitis
5. Mengidentifikasi Patofisiologi meningitis
6. Mengidentifikasi Pemeriksaan Diagnostik meningitis
7. Mengidentifikasi Penatalaksanaan meningitis
8. Mengidentifikasi Komplikasi meningitis
9. Mengidentifikasi pathway meningitis
10. Mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan meningitis
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mampu dan mengerti tentang meningitis
2. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan meningitis
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Meningitis adalah Peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal
column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat. (Rita Yuliani & Suriadi,
2006).
Meningitis merupakan peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan
spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita,
2001).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari
mikroorganisme pneumokok, meningokok, stafilokok, streptokok, hemophilus influenza dan
bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter, araknoid dan
dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang superfisial
(neorologi kapita selekta, 1996).
2.2 Etiolog·
- Bakteri
Merupakan penyebab tersering dari meningitis, adapun beberapa bakteri yang secara
umum
diketahui dapat menyebabkan meningitis adalah :
Haemophillus influenza
Nesseria meningitides (meningococcal)
Diplococcus pneumoniae (pneumococca)
Streptococcus, grup A
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
Klebsiella
Proteus
Pseudomonas
- Virus
Meningitis virus adalah infeksi pada meningen; cenderung jinak dan bisa sembuh
sendiri. Virus biasanya bereplikasi sendiri ditempat terjadinya infeksi awal (misalnya sistem
nasofaring dan saluran cerna) dan kemudian menyebar kesistem saraf pusat melalui sistem
vaskuler. Virus : Toxoplasma Gondhi, Ricketsia.
Faktor Imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin, anak yang
mendapat obat .
Anak dengan kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan.
2.4 Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 :
1. Meningitis purulen ( pus )
Radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis.
Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria
meningitis
(meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus
influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
2. Meningitis serosa ( bakteri )
Peradangan yang disebabkan oleh organisme pada bakteri seperti meningococcus,
staphylococcus, Baccilus influenza, Baccilus tubercula, Neiserria meningitides,
sreptococus
pnemoniae (pada dewasa), haimopilus influenza (pada anak-anak dan remaja).
2.5 Patofisiologi
Efek peradangan akan menyebabkan peningkatan cairan cerebro spinal yang dapat
menyebabkan obstruksi dan selanjutnya terjadi hidrosefalus dan peningkatan tekanan
intra kranial. Efek patologi dari peradangan tersebut adalah Hiperemi pada meningen. Edema
dan esudasi yang kesemuanya menyebabkan peningkatan intra kranial.
Organisasi masuk melalui sel darah merah blood brain barrier. Masuknya dapat melalui
trauma penetrasi, prosedur pembedahan, atau pecahnya abses serebral atau kelainan sistem
saraf pusat. Otorrhea atau rhinorrhea akibat fraktur dasar tenggkorak dapat menimbulkan
meningitis, dimana terjadi hubungan antara CSF dan dunia luar.
Masuknya mikroorganisme ke susunan saraf pusat melalui ruang sub-arachnoid dan
menimbulkan respon peradangan pada via, arachnoid, CFS dan ventrikel.
Dari reaksi radang muncul eksudat dan perkembangan infeksi pada ventrikel, edema dan
skar jaringan sekeliling ventrikel menyebabkan obstruksi pada CSF dan menimbulkan
hidrosefalus.
Meningitis bakteri: netrofil, monosit, limfosit, dan yang lainnya merupakan sel respon
radang. Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan lekosit yang dibentuk di ruang
subarachnoid.
Penumpukan pada CSF akan bertambah dan mengganggu aliran CSF di sekitar otak dan
medulla spinalis. Terjadi vasodilatasi yang cepat dari pembuluh darah dapat menimbulkan
ruptur atau trombosis dinding pembuluh darah dan jaringan otak dapat menjadi infarct.
Meningitis virus sebagai akibat dari penyakit virus seperti meales, mump, herpes simplek
dan herpes zoster. Pembentukan eksudat pada umumnya tidak terjadi dan tidak ada
mikroorganisme pada kultur CSF.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Lumbal Pungsi:
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein, cairan
serebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan TIK.
Meningitis bacterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, leukosit dan protein
meningkat, glukosa menurun, kultur positif terhadap beberapa jenis bakteri.
Glukosa & dan LDH : meningkat.
LED/ESRD: meningkat.
CT Scan/MRI: melihat lokasi lesi, ukuran ventrikel, hematom, hemoragik.
Rontgent kepala: mengindikasikan infeksi intrakranial.
Kultur Darah
Kultur Swab Hidung dan Tenggorokan
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Terapeutik
- Isolasi
- Terapi antimikroba: antibiotik yang diberikan berdasarkan pada hasil kultru, diberikan
dengan dosis tinggi melalui intravena.
- Mempertahankan hidrasi optimum: mengatasi kekurangan cairan dan mencegah kelebihan
cairan yang dapat menyebabkan edema.
- Mencegah dan mengobati komplikasi: aspirasi efusi subdural (pada bayi), terapi heparin
pada anak yang mengalami DIC,
- Mengontrol kejang: pemberian terapi antiepilepsi
- Mempertahankan ventilasi
- Mengurangi meningkatnya tekanan intra cranial
- Penatalaksanaan syok bacterial
- Mengontrol perubahan suhu lingkungan yang ekstrim
- Memperbaiki anemia
Penatalaksanaan Medis
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Klien
3.1.2 Riwayat kesehatan yang lalu
- Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
- Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
- Pernahkah operasi daerah kepala ?
3.1.3 Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan penjelasan dari keluhan utama.
3.1.4 Aktivitas
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.
3.1.5 Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darah
meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, taikardi, disritmia.
3.1.6 Eliminasi
Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
3.1.7 Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek
dan membran mukosa kering.
3.1.8 Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
3.1.9 Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangan
sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda :
letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori,
afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif
dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek
kremastetik hilang pada laki-laki.
3.1.10 Nyeri/keamanan
Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah, menangis.
3.1.11 Pernafasan
Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja pernafasan.
3.2 Diagnosa keperwatan
1. Gangguan perfusi jaringan b.d peningkatan ICP/edema otak
2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri b.d iritasi meningeal
3. Hiperthermia b.d proses infeksi dan edema cerebral
4. Resti defisit volume cairan b.d meningkatnya temperatur, menurunnya intake cairan
5. Gangguan orientasi b.d defisit neurologis
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Meningitis merupakan peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan
spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat. Yang disebabkan
oleh bakteri, virus, faktor predisposisi, faktor maternal dan faktor imunologi. Meningitis
dibagi menjadi 2 yaitu Meningitis purulen ( pus ) adalah radang bernanah arakhnoid dan
piameter yang meliputi otak dan medula spinalis dan Meningitis serosa ( bakteri ) merupakan
peradangan yang disebabkan oleh organisme pada bakteri seperti meningococcus,
staphylococcus, Baccilus influenza, Baccilus tubercula, Neiserria meningitides, sreptococus
pnemoniae (pada dewasa), haimopilus influenza (pada anak-anak dan remaja).
4.2 Saran
1. Tenaga kesehatan
Sebagai tim kesehatan agar lebih bisa meningkatkan pengetahuan tentang meningitis
dan problem solving yang efektif dan juga sebaiknya kita memberikan informasi atau health
education mengenai meningitis kepada para orang tua anak yang paling utama.
2. Masyarakat
Masyarakat sebaiknya mengindari hal-hal yang dapat memicu terjadinya meningitis dan
meningkatkan pola hidup yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA