Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN

MATERNAL DAN NEONATAL

”PERSALINAN SUNGSANG”

Dosen Pengampu :

Triatmi Andri Yanuarini, M.Keb

Disusun oleh Kelompok 1 :

1. Ni Putu Eka N.S.P (P17321193047)


2. Anjely Dewi Tetania (P17321193048)
3. Nisha Dewi Hariyanti (P17321193049)
4. Wilda Azka Fikriyah (P17321194060)
5. Pingky Malakianno P. N. (P17321194061)
6. Sheilla Hapsari Ariza P. (P17321194062)
7. Arifah Wirahastari (P17321194064)
8. Riska Suprihatin (P17321194069)
9. Eka Rizky Ferdiyanti (P17321194070)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis kami sampaikan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segla rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal yang berisi tentang “Persalinan
Sungsang”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah Asuhan Kebidanna
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Sarjana Terapan Kebidanan tingkat 3 di Polkesma.
Kami juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Dosen mata kuliah Asuhan Kebidanna
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal karena telah memberikan tugas makalah ini dan
juga kerjasama dari teman kelompok 1 yang ikut serta bekerja dalam menyusun makalah ini.

Semoga tuhan memberikan balasan jasa – jasa yang telah membantu dan
membimbing dalam penyelasian tugas ini . penulis berharap isi dari makalah ini dapat dapat
bermanfaat bagi pembaca. Maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.

Kediri,14 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2. Tujuan Umum..............................................................................................................1

1.3. Tujuan Khusus.............................................................................................................2

1.4. Manajemen kebidanan komprehensif..........................................................................2

1.5. Sistematika Penulisan..................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................................4

2.1. KONSEP TEORI.........................................................................................................4

2.1.1. Pengertian Letak Sungsang..................................................................................4

2.1.2. Etiologi Letak Sungsang......................................................................................4

2.1.3. Tanda dan Gejala..................................................................................................5

2.1.4. Klasifikasi Letak Sungsang..................................................................................6

2.1.5. Patofisiologi Letak Sungsang...............................................................................7

2.1.6. Faktor Predisposisi Letak Sungsang....................................................................7

2.1.7. Penanganan letak sungsang..................................................................................9

2.1.8. Komplikasi Letak Sungsang..............................................................................10

2.1.9. Prosedur pertolongan persalinan sungsang spontan...........................................10

2.1.10. Dorongan ekspresi kristeller..............................................................................11

2.1.11. Mekanisme.........................................................................................................11

2.2. KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN.................................................................12

2.2.1. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan..............................................................12

2.2.2. Pendokumentasian secara SOAP pada Kasus Letak Sungsang.........................13

2.2.3. Bagan Alur Berpikir dan Pendokumentasian SOAP..........................................16

ii
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................................17

BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................25

BAB V PENUTUP...................................................................................................................26

5.1. Kesimpulan................................................................................................................26

5.2. Saran..........................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Letak sungsang merupakan dimana keadaan janin terletak memanjang dengan


kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri tipe letak
sungsang yaitu: frank breech (50,70%) yaitu kedua tungkai fleksi, complete breech
(5,70%) yaitu tungkai atas lurus keatas, tungkai bawah ekstensi, flooting (10,30%)
yaitu satu atau kedua tungkai atas ekstensi presentasi kaki. Penyebab letak sungsang
yaitu terdapat plasenta previa, keadaan janin, keadaan air ketuban, keadaan
kehamilan, keadaan uterus, keadaan dinding abdomen, keadaan tali pusat (Manuba,
2007 dalam Prawirohardjo, 2010). Kelainan pada letak sungsang merupakan kondisi
dimana presentasi janin dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu memasuki
rongga panggul, terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada
dibawah kavum uteri. ( Manuaba, 2010)
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia, diantaranya akibat pendarahan
(25%), infeksi (14%), kelainan hipertensi dalam kehamilan (13%), letak sungsang
(13%) serta akibat persalinan yang lama (7%). Kejadian letak sungsang pada janin
aterm kira-kira 3%, jauh lebih tinggi pada permulaan masa kehamilan kira-kira 400%
daripada kehamilan sebelum 28 minggu antara 17 sampai 31 minggu. Janin letak
bokong berada pada resiko morbilitas dan mortalitas prenatal yang lebih tinggi tidak
hanya akibat partus tetapi juga karena presentasi. Dalam persalinan terdapat beberapa
presentasi di antaranya: presentasi kepala 96,8%, letak sungsang 2,7%, letak lintang
0,3%, letak muka 0,05% dan letak dahi 0,01%. Letak sungsang terjadi pada 25%
persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, 7% persalinan sungsang
terjadi umur kehamilan 32 minggu dan 1,3% persalinan sungsang yang terjadi pada
kehamilan aterm. Pertolongan pada persalinan dengan letak sungsang dapat ditolong
melalui jalan lahir (per vaginam) dan section secarea (per abdomen). Baik keduanya
memiliki resikonya masing-masing apabila diterapkan, baik resiko ibu maupun janin.

1.2. Tujuan Umum

Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan persalinan sungsang
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan secara tepat dan sesuai dengan
kebutuhan ibu bersalin itu sendiri.

1
1.3. Tujuan Khusus

- Penulis dapat mengkaji keadaan ibu bersalin dengan persalinan sungsang


- Memantau keadaan ibu bersalin dengan persalinan sungsang
- Mengetahui prinsip implemetasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
persalinan sungsang
- Dapat mengevaluasi hasil akhir dari asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
persalinan sungsang
1.4. Manajemen kebidanan komprehensif ini menggunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut:
a. Wawancara
Suatu metode pengumpulan data wawancara langsung responden yang diteliti,
metode ini diberikan hasil secara langsung. Dalam metode ini dapat digunakan
instrumen berupa pedoman wawancara kemudian daftar periksa atau ceklist
b. Observasi
Merupakan cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal hal yang
telah diteliti.
c. Studi Dokumentasi
Sebuah cara pengumpulan data dengan melihat data dan riwayat ibu di rekam
medis.
d. Pemeriksaan Fisik
Merupakan pengumpulan data dengan cara memeriksaan fisik pada klien secara
langsung meliputi identitas, keluhan utama, riwayat obstetrik, riwayat obstetrik,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, pola nutrisi dan data psikologi
e. Studi Kepustakaan
Suatu pengumpulan data dengan jalan mengambil literatur dengan buku-buku
makalah, jurnal dari internet.

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan untuk menulis karya tulis


ilmiah ini terdiri dari BAB I yang membahas tentang latar belakang masalah, tujuan
penulisan, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

2
Pada BAB II penulis membahas mengenai tinjauan teori mengenai konsep
teori tentang persalinan sungsang, dan konsep manajemen asuhan kebidanan
persalinan sungsang. menguraikan 7 langkah Varney yaitu : langkah I identifikasi data
dasar, langkah II identifikasi diagnosa/masalah aktual, langkah III identifikasi
diagosa/masalah potensial, langkah IV tindakan emergency atau kolaborasi, langkah
V intervensi atau rencana tindakan, langkah VI implementasi atau pelaksanaan
tindakan asuhan kebidanan, langkah VII evaluasi hasil asuhan kebidanan serta
melakukan pendokumentasian (SOAP).

BAB III, pada bab ini membahas tentang tinjauan kasus pada persalinan
sungsang dan membuat pendokumentasian (SOAP)
BAB IV, pada bab ini menjelaskan makna hasil penelitian. Pembahasan
membahas ada tidaknya kesenjangan antara teori dan hasil penelitian yang telah
dilakukan.
Pada BAB V yaitu penutup, akan memberikan kesimpulan dan saran dari
asuhan yang telah dilakukan, semua temuan serta pengetahuan yang didapatkan dari
hasil asuhan. Kemudian selanjutnya daftar pustaka. Bagian ini memuat daftar literatur
ilmiah yang telah ditelaah dan dijadikan rujukan dalam penulisan.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

1.
2.

2.1. KONSEP TEORI

1.
1.
2.
2.1.
2.1.1. Definisi Kehamilan Normal
Kehamilan dimulai dengan proses bertemunya sel telur dan sel sperma sehingga
terjadi fertilisasi, dilanjutkan implantasi sampai lahirnya janin (Syaiful et al.,2019)
dan (Yuliani, Musdalifah and suparmi, 2017). Proses kehamilan normalnya
berlangsung selama 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan kalender. Lamanya
kehamilan dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT), namun sebenarnya
fertilisasi terjadi sekitar 2 minggu setelah HPHT. Sehingga umur janin
pascakonsepsi kurang 2 minggu dari perhitungan sejak HPHT, yaitu 266 hari atau 38
minggu. Usia pascakonsepsi tersebut akan digunakan untuk mengidentifikasi
perkembangan janin (Bobak et al., 2005). Kehamilan terbagi menjadi 3 triwulan
(trimester), yaitu trimester I usia kehamilan 0-12 minggu, trimester II usia kehamilan
12+1 – 28 minggu dan trimester III usia kehanilan 28+1 – 40 minggu (Yuliani,
Musdalifah and Suparmi,2017).
Dapus: Yuliani Retno Diki dkk. 2021. Asuhan Kehamilan. Medan. Yayasan Kita Menulis.

2.1.2. Tanda-Tanda Kehamilan


a. Tanda Tidak Pasti (Presumptive sign)
Tanda tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat dikenali dari
pengakuan atau yang dirasakan oleh Wanita hamil, yang terdiri atas:
- Amenorea (berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graf
dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi
- Mual (nausea) dan muntah (emesis)

4
Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi
hari
- Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolism pada kehamilan
- Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan system ductus pada payudara,
sedangkan progesterone menstimulasi perkembangan system alveolar
payudara
- Konstipasi dan obstipasi
Pengaruh progesterone dapat menghambat peristalik usus (tonus otot
menurun) sehingga kesulitan untuk BAB
b. Tanda – tanda Presumtif (dugaan) hamil
- Ameneora (tidak dapat haid)
- Mual dan muntah (nausea dan emesis)
- Mengidam
- Tidak tahan suatu bau
- Pingsan
- Tidak ada selera makan
- Lelah / Letih
- Payudara tegang
- Sering buang air kecil
- Konstipasi sering
- Pigmenrasi kulit
c. Tanda Positif (Tanda pasti hamil)
- Gerakan janin
- Denyut jantung janin
- Terlihat badanya gambaran janin melalui USG (Padila, 2014)

Dapus: Hatini Eka Erina, SST., MPH. 2018. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Malang. Wineka Media

2.1.3. Usia Kehamilan

5
Usia kehamilan normal dan sehat selama 280 hari atau 40 minggu, dan dapat di bagi
menjadi tiga trimester.
a. Trimester I
Kehamilan trimester pertama adalah keadaan mengandung embrio atau fetus
didalam tubuh 0 – 14 minggu. Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan
sering terjadi pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya timbul pada pagi
hari tetapi dapat pula timbul setiap saat dan pada malam hari. Gejala ini biasanya
terjadi pada usia kehamilan 6 mingu hinngga 10 mingggu (Wardani, 2012).
Keadaan mual dan muntah ini menyebabkan terjadinya peningkatan suasana
asam dalam mulut. Adanya peningkatan plak karena malas memelihara
kebersihan, hal ini mempercepat kerusakan gigin (Kemenkes RI,2012).

Menurut Astuti (2015) adapun cara pencegahan yaitu :


- Pada saat mual, hindari menghisap atau mengulum permen terus menerus
karena akan mendukung terjadinta kerusakan / karies gigi atau memperparah
kerusakan gigi yang sudah ada
- Apabila ibu hamil mengalami muntah – muntah, setelah itu berkumur dengan
larutan soda kue (sodium bikarbonat) dan menyikat gigi setelah 1 jam
- Hindari minuman obat anti muntah, obat dan jamu penghilang rasa sakit tanpa
persetujuan dokter, karena ada beberapa obat dapat menyebabkan cacat
bawaan.
b. Trimester II
Kehamilan trimester kedua adalah mengandung embrio atau fetus dalam tubuh
14- 28 minggu. Pada masa ini ibu hamil akan merasa lebih tenang, tentram tanpa
gangguan berarti. Pada trimester kedua janin berkembang menuju maturasi, maka
pemberian obat- obatan harus dijaga agar jangan menganggu pembentukan gigi
geligi janin seperti antibiotika, tetrasiklin, klindamisin (Wardani, 2012).
Pada usia kehamilan trimester kedua ini biasanya merupakan saat terjadinya
perubahan hormonal dan faktor lokal ( plak ) dapat menimbulkan berbagai
kelainan dalam rongga mulut, diantaranya :
- Peradangan pada gusi, warnanya kemerahan –merahan dan mudah berdarah
terutama pada waktu menyikat gigi. Bila timbul pembengkakan maka dapat
disertai dengan rasa sakit.

6
- Timbulnya benjolan pada gusi antar dua gigi yang disebut Epulis Gravidarum,
terutama pada sisi yang berhadapan dengan pipi. Pada keadaan ini, warna gusi
menjadi merah keunguan sampai kebiruan,mudah berdarah dan gigi terasa
goyang. Benjolan ini dapat membesar hingga menutupi gigi
(Kemenkes RI, 2012).
c. Trimester III
Trimester ketiga adalah keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam
tubuh pada 28 – 40 minggu. Pada trimester ketiga rasa lelah, ketidaknyamanan,
dan depresi ringan akan meningkat. Tekanan darah ibu hamilbiasanya meninggi,
dan kembali normal setelah melahirkan (Wardani,2012).Peningkatan hormon
estrogen dan progesterone memuncak pada trimester ini.
Dapus: Hatini Eka Erina, SST., MPH. 2018. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Malang. Wineka Media

2.1.4. Pengertian Letak Sungsang

Letak sungsang adalah suatu letak dimana bokong bayi merupakan bagian rendah
dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak memanjanga dengan kepala
di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri). Letak sungsang
adalah suatu keadaan dimana posisi janin memanjang (membujur) dalam rahim
dengan kepala berada pada bagian atas rahim (fundus uteri) dan bokong berada
dibagian bawah ibu. Berikut adalah gambar posisi letak sungsang :
Sumber : Annisa, Herni, Stephanie. 2017. Asuhan Persalinan Normal Bayi Baru Lahir. Penerbit ANDI
(anggota IKAPI): Yogyakarta

2.1.5. Etiologi Letak Sungsang

7
Adapun penyebab presentasi bokong (letak sungsang) antara lain sebagai berikut:
1) Faktor dari ibu dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, yaitu:
a) Plasenta previa
b) Bentuk rahim yang abnormal
c) Panggul sempit
d) Multiparitas
e) Adanya tumor pada rahim
f) Implantasi plasenta di fundus yang memicu terjadinya letak bokong
(Winkjosastri, 2008)

Annisa, Herni, Stephanie. 2017. Asuhan Persalinan Normal Bayi Baru Lahir. Penerbit ANDI (anggota
IKAPI): Yogyakarta

2) Faktor dari janin dapat disebabkan oleh keadaan seperti:


a) Hidrosefalus atau anasefhalus
b) Kehamilan kembar
c) Hidramnion dan
d) Prematuritas (Winkjosastro, 2008)

Sumber : Annisa, Herni, Stephanie. 2017. Asuhan Persalinan Normal Bayi Baru Lahir. Penerbit ANDI
(anggota IKAPI): Yogyakarta

Faktor-faktor etiologi bokong meliputi prematuritas, air ketuban yang


berlebihan, kehamilan ganda, plancenta previa, panggul sempit, fibromyoma,
hydrocepalus, dan janin besar. Setiap keadaan yang mempengaruhi masuknya kepala
janin ke dalam panggul mempunyai peranan dalam etiologi presentasi bokong.
Banyak yang tidak diketahui sebabnya, dan setelah mengesampingkan
kemungkinan-kemungkinan lain maka sebab malposisi tersebut baru dinyatakan
hanya karena kebetulan saja. Sabaliknya, ada presentasi bokong yang membakat.
Beberapa ibu melahirkan bayinya semuanya dengan presentasi bokong, menunjukan
bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga lebih cocok untuk
presentasi bokong dari pada presentasi kepala. Implantasi placenta di fundus di
cornu uteri cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong (Oxorn &
William, 2010).

Sumber : Annisa, Herni, Stephanie. 2017. Asuhan Persalinan Normal Bayi Baru Lahir. Penerbit ANDI
(anggota IKAPI): Yogyakarta

8
2.1.6. Tanda dan Gejala

Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh
dibagian atas dan gerakan lebih hanyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama
kalinya mungkin belum bisa dirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat
kehamilan sebelumnya apakah ada yang sungsang. Pada pemeriksaan luar
berdasarkan pemeriksaan Leopod ditemukan bahwa Leopod I di fundus akan teraba
bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopod II teraba punggung disatu sisi dan
bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah uterus.
Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah
kepala,tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin
pada umumnya ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada
umbilicus.
Sumber: Waslia, Cahyati. 2021. Efektivitas Terapi Moxa dan Hypnobirthing Untuk Perbaikan Letak
Sungsang pada Ibu Hamil Trimester III.Journal of Midwifery Science. Stikes Jenderal Achmad Yani:
Jawa Barat. Vol 5. No.1, Januari 2021.
Pada pemeriksaan dalam pada kehamilan letak sungsang apabila didiagnosis
dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat oleh karena dinding perut tebal, uterus
berkontraksi atau air ketuban banyak. Setelah ketuban pecah dapat lebih jelas adanya
bokong vang ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuberositas iskii dan anus. Bila
dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit,
sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-
jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada
persalinan lama, bokong mengalami edema sehingga kadang-kadang sulit untuk
membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan
bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami
rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan kedalam mulut akan meraba tulang
rahang dan alveola tanpa ada hambatan, mulut dan tulang pipi akan membentuk
segitiga, sedangkan anus dan tuberosis iskii membentuk garis lurus. Pada presentasi
bokongkaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong, sedangkan pada
presentasi bokong kaki tidak sempuma hanya teraba satu kaki disamping bokong.
Informasi yang paling akurat berdasarkan lokasi sakrum dan prosesus untuk
diagnosis posisi.

9
Sumber : Waslia, Cahyati. 2021. Efektivitas Terapi Moxa dan Hypnobirthing Untuk Perbaikan Letak
Sungsang pada Ibu Hamil Trimester III.Journal of Midwifery Science. Stikes Jenderal Achmad Yani:
Jawa Barat. Vol 5. No.1, Januari 2021.

2.1.7. Klasifikasi Letak Sungsang

Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditentukan beberapa bentuk letak
sungsang sebagai berikut:
1) Presentasi bokong murni (Frank Breech) (50-70%). Pada presentasi bokong
akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat keatas sehingga
ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian, pada
pemeriksaaan dalam hanya bokong yang dapat diraba.
2) Presentasi bokong kaki sempurna (Complete Breech) (5-10%). Pada presentasi
bokong kaki sempurna disamping bokong, kaki dapat diraba.
3) Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (Incomplete or
Footling) (20-30%). Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya
terdapat satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat
keatas. Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki.

10
Sumber : Waslia, Cahyati. 2021. Efektivitas Terapi Moxa dan Hypnobirthing Untuk Perbaikan
Letak Sungsang pada Ibu Hamil Trimester III.Journal of Midwifery Science. Stikes Jenderal
Achmad Yani: Jawa Barat. Vol 5. No.1, Januari 2021.

2.1.8. Patofisiologi Letak Sungsang

Patofisiologi kehamilan sungsang yaitu kehamilan < 32 minggu, jumlah air


ketuban relative lebih banyak, sehingga memberikan kesempatan pada janin untuk
bergerak bebas sehingga janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala,
letak sungsang, maupun letak lintang. Pada kehamlan trimester III janin tumbuh
dengan cepat dan jumlah air ketuban berkurang sehingga posisi bokong dengan
kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa
menempati ruang yang lebih luas yaitu fundus uteri, sedangkan kepala berada
didalam ruangan yang lebih kecil yaitu segmen bawah uterus. Dapat disimpulkan
bahwa pada kehamilan kurang bulan, kehamilan letak sungsang lebih tinggi,
sedangkan pada kehamilan cukup bulan sebagian besar janin pada presentasi kepala.

Sumber : Waslia, Cahyati. 2021. Efektivitas Terapi Moxa dan Hypnobirthing Untuk Perbaikan Letak
Sungsang pada Ibu Hamil Trimester III.Journal of Midwifery Science. Stikes Jenderal Achmad Yani:
Jawa Barat. Vol 5. No.1, Januari 2021.

2.1.9. Faktor Predisposisi Letak Sungsang

Penyebab letak sungsang dapat berasal dari


1) Sudut ibu
a) Keadaan rahim
b) Rahim arkuatus
c) Septum pada rahim
d) Uterus dupleks
e) Naroma bersama kehamilan
1) Keadaan plasenta
a) Plasenta letak rendah
b) Plasenta previa
3) Keadaan jalan lahir
a) Kesempitan pinggul
b) Deformator tulang panggul

11
c) Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala
4) Faktor janin
a) Tali pusat pendek/ lilitan tali pusat
b) Hydrocephalus/ ancepalus
c) Kehamilan kembar
d) Hidramnion
e) Oligohidramni

Sumber : Astuti, Anjar, dkk. 2021. Mutu Pelayanan Kebidanan: Standar, Indikator, dan Penilaian. Medan:
Yayasan Kita Menulis.
2.1.10. Penanganan letak sungsang
LETAK SUNGSANG

 Palpasi/Auskultasi
 USG/foto abdomen

SIKAP BIDAN

 Melakukan rujukan
 Terpaksa menolong
sendiri

VERSI LUAR BERHASIL VERSI LUAR TIDAK BERHASIL

 Minggu 38  Brach berhasil


 Inpartu pembukaan kurang 4 cm  Ekstraksi bokong parsial
 Ketuban positif - Teknik klasik
- Teknik mueller
- Teknik loevset
 Kepala
- Maruiceau VS
- Forsep
 Ekstraksi bokong total
- Ekstraksi bokong
- Ekstraksi kaki
- Profilaksis pinard

SPONTAN. B
SEKSIO SESAREA KOMPLIKASI PERSALINAN
LETAK SUNGSANG
 Dengan indikasi kebidanan
 Letak sungsang dengan risiko  Trias komplikasi ibu
12
tinggi - Perdarahan
 Letak sungsang primigravida - Trauma jalan lahir
- Infeksi
Bayi sehat optimal

Ibu sehat maksimal

Sumber : Astuti, Anjar, dkk. 2021. Mutu Pelayanan Kebidanan: Standar, Indikator, dan Penilaian. Medan:
Yayasan Kita Menulis.

2.1.11. Komplikasi Letak Sungsang

Komplikasi persalinan letak sungsang dapat dibagi sebagai berikut :


1) Komplikasi pada ibu
Trias komplikasi ibu : perdarahan, robekan jalan lahir, dan infeksi
2) Komplikasi pada bayi
Trias komplikasi bayi : asfiksia, trauma persalinan, infeksi
a. Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh :
- Kemacetan persalinan kepala : aspirasi air ketuban-lendir
- Perdarahan atau edema jaringan otak
- Kerusakan medula oblingata
- Kerusakan persendian tulang leher
- Kematian bayi karena asfiksia berat
b. Trauma persalinan
- Dislokasi fraktura persendian tulang ekstrimitas
- Kerusakan alat vital : lien, hati, paru-paru atau jantung
- Dislokasi fraktura persendian tulang leher : fraktura tulang dasar
kepala; fraktura tulang kepala; kerusakan pada mata; hidung atau
telinga; kerusakan pada jaringan otak
c. Infeksi dapat terjadi karena ;
- Persalinan berlangsung lama
- Ketuban pecah pada pembukaan kecil

13
- Manipulasi dengan pemeriksaan dalam

Sumber : Banatua A.Putra, Edy Suparman : / Jurnal e-Clinic (eCl). Gambaran Persalinan Letak
Sungsang di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Juli – Desember 2018.

2.1.12. Prosedur pertolongan persalinan sungsang spontan

Tahapan dalam proses persalinan sungsang terdiri dari :


a. Fase lambat pertama
1) Mulai dari lahirnya bokong sampai umbilikus (scapula)
2) Disebut fase lambat karena tahapan ini tidak perlu ditangani secara tergesa-
gesa mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan anak yang mungkin terjadi.
Sumber : Banatua A.Putra, Edy Suparman : / Jurnal e-Clinic (eCl). Gambaran Persalinan

Letak Sungsang di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Juli – Desember 2018.

b. Fase cepat
1) Mulai lahirnya umbilikus sampai mulut
2) Pada fase ini, kepala janin masuk panggul sehingga terjadi oklusi pembuluh
darah tali pusat antara kepala dengan tulang panggul sehingga sirkulasi
uteroplasenta terganggu
3) Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini harus diselesaikan dalam 1-2 kali
kontraksi uterus (sekitar 8 menit)

Sumber : Banatua A.Putra, Edy Suparman : / Jurnal e-Clinic (eCl). Gambaran Persalinan Letak
Sungsang di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Juli – Desember 2018.

c. Fase lambat
1) Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala
2) Fase ini disebut fase lambat karena tahapan ini tidak boleh dilakukan secara
tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala yang terlampau cepat
yang dapat menyebabkan perdarahan intracranial

Sumber : Banatua A.Putra, Edy Suparman : / Jurnal e-Clinic (eCl). Gambaran Persalinan Letak
Sungsang di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Juli – Desember 2018.

2.1.13. Dorongan ekspresi kristeller

14
Dorongan ekspresi kristeller adalah dorongan ekspresi tangan penolong persalinan
pada fundus uteri dengan arah menuju panggul yang bertujuan untuk membantu
persalinan kala II.

Sumber : Waslia, Cahyati. 2021. Efektivitas Terapi Moxa dan Hypnobirthing Untuk Perbaikan Letak
Sungsang pada Ibu Hamil Trimester III.Journal of Midwifery Science. Stikes Jenderal Achmad Yani:
Jawa Barat. Vol 5. No.1, Januari 2021.

2.1.14. Langkah-Langkah Pertolongan Persalinan Sungsang


A. Teknik Pertolongan dengan Cara Spontan Bracht
1) Saat bokong sudah membuka pintu (krowning) dan perineum menipis :
a) Menyuntikkan oksitosin/sintosinon 5unit secara IM
b) Dilanjutkan dengan episiotomi (bila perlu)
2) Sifat penolong adalah pasif, hanya menolong membuka vulva, saat bokong dan
kaki lahir kedua tangan memegang bokong secara Bracht yaitu kedua ibu jari
sejajar sumbu panjang paha janin sedangkan jari-jari yang lain memegang pada
pelvis (bila perlu gunakan duk DTT untuk memegang bokong bayi).

15
Fase cepat : Lahirnya tali pusat sampai mulut. Saat tali pusat lahir, jari penolong
yang dekat dengan perut bayi mengendorkan tali pusat dan menunggu sampai
ujung scapula terlihat dibawah sympisis

3) Saat ujung scapula anterior terlihat dibawah sympisis penolong melakukan


Gerakan hiperlordosis yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu, bersamaan
dengan gerakan hiperlordosis asisten melakukan kristeler sampai dagu mulut
lahir (memperhatikan posisi tangan janin).
Hal-hal yang harus diperhatikan :
a) Pertolongan persalinan bahu dan lengan, pada saat hiperlordosis penolong
melihat kedua tangan bayi bersilang di depan dada/kedua tangan bayi sudah
sudah lahir maka lanjutkan dengan persalinan spontan bracht. Bersamaam
dengan Gerakan hyperlordosis asisten melakukan klisteller sampai dagu
mulut lahir

b) Bila saat hiperlordosis terjadi hambatan (satu tangan atau kedua tangan bayi
menjungkit) segera lakukan pertolongan dengan cara manual aid ada 3
tahapan :
 Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech)
 Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong
 Persalinan kepala dibantu oleh penolong
c) Persalinan bahu dengan cara Lovset
Memutar badan janin setengah lingkaran (180°) searah dan berlawanan arah
jarum jam sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang
semula dibelakang akan lahir didepan (dibawah simfisis)

16
d) Persalinan bahu dengan cara Klasik, disebut pula sebagai tehnik Deventer.
Melahirkan lengan belakang dahulu dan kemudian melahirkan lengan depan
dibawah simfisis (bila bahu tersangkut di pintu atas panggul).
Prinsip melahirkan dengan cara klasik :
Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul sebelah
belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah depan)
kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis. Tetapi bila lengan
depan sulit dilahirkan maka lengan depan diputar menjadi lengan depan yaitu
punggung diputar melewati sympisis, dengan langkah sebagai berikut:
 Kedua kaki janin dipegang dengan tangan penolong pada pergelangan
kaki, ditarik ke atas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati
perut ibu.
 Bersamaan dengan ibu tangan kiri penolong yaitu jari telunjuk dan jari
tengah masuk ke jalan lahir menelusuri bahu, fosa cubiti, kemudian
lengan dilahirkan seolah-olah mengusap muka janin.
 Untuk melahirkan bahu lengan depan kaki janin dipegang dengan
tangan kanan ditarik curam ke bawah kearah punggung ibu kemudian
dilahirkan.
 Bila lengan depan sulit dilahirkan maka harus diputar menjadi lengan
belakang yaitu lengan yang sudah lahir disekam dengan kedua tangan
penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak di
punggung dan sejajar dengan sumbu badan janin sedang jari yang lain
mencekam dada, kemudian diputar punggung melewati sympisis

17
sehingga lengan depan menjadi lengan depan, lalu lengan dilahirkan
dengan teknik tersebut diatas

Sumber : Setyarini, Suprapti. 2017. Praktikum Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal


Neonatal. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta Selatan

B. Pertolongan Melahirkan Kepala dengan Cara Maureceau

1. Tangan penolong yang dekat muka janin (tangan yang dekat dengan perut janin)
dimasukkan ke dalam jalan lahir yaitu jari tengah dimasukkan ke dalam mulut
janin, jari telunjuk dan jari manis pada fossa kanina (melakukan fleksi pada
kepala janin), sedangkan jari lain mencekam leher, kemudian badan bayi
ditunggangkan pada lengan bawah.
2. Kedua tangan penolong menarik curam ke bawah sambil seorang asisten
melakukan Kristeller ringan. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh tangan
penolong yang mencekam leher janin. Bila oksiput tampak dibawah sympisis
kepala janin dielevasi ke atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga
lahir berturut-turut dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan
akhirnya seluruh kepala.

18
Setyarini, Didien Ika. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Praktikum Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal. Jakarta Selatan.

2.1.15. Mekanisme

Mekanisme persalinan sungsang adalah sebagai berikut:


a. Masuknya bokong ke PAP
Garis pangkal paha melintang atau miring mengikuti jalan lahir
b. Putaran paksi dalam
Bokong melakukan putaran paksi dalam sehingga trochanter depan
berada di bawah simfisis. Dengan trochanter sebagai hipomoklion,
akan lahir trochanter belakang dan selanjutnya seluruh bokong lahir.
c. Masuknya bahu ke jalan lahir
Bahu memasuki jalan lahir dan mengikuti jalan lahir.
d. Putaran paksi dalam
Bahu melakukan putaran paksi dalam sehingga bahu depan berada di
bawah simfisis. Dengan bahu depan sebagai hipomoklion akan lahir
bahu belakang bersama dengan kelahiran bahu.
e. Masuknya kepala bayi ke jalan lahir
Bersamaan lahirnya bahu kepala bayi memasuki jalan lahir dan
melintang atau miring.
f. Putaran paksi dalam
Kepala bayi melakukan putaran paksi dalam sehingga suboksiput
berada di bawah simfisis.
g. Ekspulsi
Suboksiput sebagai hipomoklion, berturut-turut akan lahir dagu,
mulut, hidung, muka dan kepala seluruhnya. Persalinan kepala
mempunyai waktu terbatas sekitar 8 menit, setelah bokong lahir.
Melampaui batas 8 menit dapat menimbulkan kesakitan atau kematian
bayi (Manuaba, 2010)

Sumber : Waslia, Cahyati. 2021. Efektivitas Terapi Moxa dan Hypnobirthing Untuk Perbaikan Letak
Sungsang pada Ibu Hamil Trimester III.Journal of Midwifery Science. Stikes Jenderal Achmad
Yani: Jawa Barat. Vol 5. No.1, Januari 2021.

19
2.2. KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN

2.2.1. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

Proses manajemen kebidanan menurut Varney (1997) adalah:


a. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien
secara keseluruhan.
b. Menginterpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosis/masalah.
c. Mengidentifikasi diagnosis/masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain, serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
e. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
f. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dan mengulang kembali
penatalaksanaan proses asuhan.
Terdapat 7 langkah manajemen kebidanan menurut Varney (1997) yang meliputi:
a. Langkah I: Pengumpulan Data Dasar
Pengkajian dilakukan untuk pengumpulan semua data yang diperlukan guna
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Mengumpulkan semua informasi
yang akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b. Langkah II: Interpretasi Data Dasar
Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa/masalah klien atau
kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Kata “masalah dan diagnosa” keduanya digunakan karena
beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi
membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan kebidanan
terhadap klien. Masalah bisa menyertai diagnosa. Kebutuhan adalah suatu
bentuk asuhan yang harus diberikan kepada klien, baik klien tahu maupun
tidak.
c. Langkah III: Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila
mungkin dilakukan pencegahan. Penting untuk melakukan asuhan yang aman.

20
d. Langkah IV: Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai kondisi klien.
e. Langkah V: Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Merencanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Rencana asuhan yang menyeluruh meliputi apa yang sudah
diidentifikasi dari klien dan dari pedoman antisipasi terhadap klien seperti apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.
f. Langkah VI: Melaksanakan Perancanaan
Melaksanakan rencana asuhan pada langkah ke-5 secara efisien dan aman. Jika
bidan tidak melakukannya sendiri, maka bidan tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya.
g. Langkah VII: Evaluasi
Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan pasien. Mengevaluasi bahwa kebutuhan telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasikan di dalam masalah dan
diagnosa.
1.
2.
2.1.
2.2.
2.2.1.

2.2.2. Pendokumentasian secara SOAP pada Kasus Letak Sungsang

a. Data Subyektif
1) Anamnesis
Kehamilan terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di
bagian bawah, mengeluh merasa tidak nyaman di bawah tulang rusuk
terutama di malam hari akibat tekanan kepala pada diafragma.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan abdominal

21
a) Leopold I: kepala janin yang teraba keras, bulat, dan dapat diraba dengan
ballottement sudah menempati bagian fundus uteri.
b) Leopold II: menunjukkan punggung sudah berada pada satu sisi
abdomen dan bagian-bagian kecil janin berada pada sisi yang lain.
c) Leopold III: bila engagement sudah melewati pintu atas panggul, bokong
janin masih dapat digerakkan, teraba bulat, lunak, dan tidak melenting.
d) Leopold IV: menunjukkan posisi bokong yang mapan di bawah simfisis.
e) DJJ: suara jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah
sedikit di atas umbilikal.
f) USG: untuk memastikan perkiraan untuk mengidentifikasi adanya
anomali janin.
Pemeriksaan dalam
a) Pada presentasi bokong murni, kedua tuberositas ischiadica, sakrum,
maupun anus biasanya teraba, dan setelah terjadi penurunan lebih lanjut,
genetalia eksterna dapat dikenali.
b) Pada presentasi bokong sempurna, kaki dapat diraba setelah bokong.
c) Presentasi kaki, letak salah satu atau kedua kaki lebih rendah daripada
bokong.

c. Analisa/Interpretasi Data
Setelah mendapatkan data subyektif dan data obyektif kemudian menentukan
masalah potensial yang memerlukan tindakan, selanjutnya disimpulkan dengan
pernyataan:
G...P…A…P…A…H usia kehamilan… minggu dengan letak sungsang.

d. Penatalaksanaan
1) Penanganan letak sungsang
Prosedur-prosedur yang dapat dilakukan pada persalinan letak sungsang
dengan presentasi bokong sempurna atau bokong dengan ekstraksi kaki,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Jika bokong telah mencapai vagina dan pembukaan lengkap, anjurkan
ibu untuk mengedan bersamaan dengan his.
b) Jika perineum sangat kaku lakukan episiotomi.
c) Biarkan bokong turun sampai skapula terlihat.

22
d) Pegang bokong dengan hati-hati, jangan lakukan penarikan.
e) Jika kaki tidak lahir spontan, lahirkan satu kaki dengan cara:
- Tekan belakang lutut.
- Genggam tumit dan lahirkan bayi.
- Ulangi untuk melahirkan kaki yang lain.
f) Pegang pinggul bayi tetapi jangan tarik dan lahirkan lengan dengan
teknik Bracht.
2) Perawatan pasca persalinan sungsang
a) Isap lendir dan mulut bayi.
b) Klem dan potong tali pusat.
c) Berikan oksitosin 10 IU IM dan 1 menit sesudah bayi lahir.
d) Lanjutkan penanganan aktif kala III.
e) Periksa keadaan pasien dengan baik.
f) Lakukan penjahitan robekan serviks atau episiotomi.
3) Persalinan diakhiri dengan sectio caesarea bila:
a) Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan berbahaya.
b) Tali pusat menumbung pada primi/multigravida.
c) Didapatkan distosia.
d) Umur kehamilan: premature (berat badan: 2000 g), postdate (umur
kehamilan 42 minggu).
e) Riwayat persalinan yang lalu: riwayat persalinan buruk, nilai sosial
janin tinggi.
f) Komplikasi kehamilan dan persalinan: hipertensi pada persalinan dan
ketuban pecah dini.
4) Hal-hal yang harus dilakukan sebelum melakukan pertolongan persalinan
pervaginam, yaitu:
a) Pemeriksaan abdominal yang hati-hati, jika perlu USG.
b) Dilatasi serviks lengkap.
c) Eliminasi setiap pertanyaan mengenai keadekuatan pelvis.
d) Pengosongan kandung kemih.
e) Pemotongan episiotomi jika hal itu perlu dilakukan.
f) Persiapan untuk upaya resusitasi bayi baru lahir dalam skala lengkap.
g) Ibu sebaiknya berada pada posisi litotomi dengan penyangga kaki
ditepi tempat tidur.

23
h) Dokter tempat berkonsultasi seharusnya telah diberi tahu dan
sebaiknya juga hadir atau segera datang jika dibutuhkan.

2.2.3. Bagan Alur Berpikir dan Pendokumentasian SOAP

Alur Pikir Bidan Pencatatan dan


Asuhan Kebidanan

7 LANGKAH SOAP NOTES


VARNEY

1. Pengumpulan data dasar Data Subyektif (hasil


anamnesa)
Data Obyektif (pemeriksaan)

2. Interpretasi data diagnosis, Assesment (analisis dan


masalah, dan kebutuhan interpretasi data)
- Diagnosis dan masalah
3. Identifikasi diagnosis atau
masalah potensial - Diagnosis atau masalah
potensial
4. Identifikasi kebutuhan yang
memerlukan penanganan - Kebutuhan tindakan segera
segera secara mandiri,
konsultasi atau kolaborasi

5. Rencana asuhan Planning (dokumentasi,


24 implementasi, dan evaluasi)

- Asuhan mandiri
6. Pelaksanaan - Kolaborasi
- Tes diagnostik atau tes

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada suatu hari tanggal 10 Februari 2022 Ny. E datang ke bidan mengeluh nyeri perut sampai
ke pinggang dan mules disertai keluarnya cairan seperti air kencing bercampur darah dari
kemaluannya pada pukul 04.00 WIB. Saat ini Ny. E sedang hamil anak pertama. Kemudian
bidan melakukan pemeriksaan, dari hasil pemeriksaan diperoleh BB/TB 64 kg/ 160 cm,
tekanan darah: 120/70 mmhg , nadi 88 x/menit, suhu : 36,8 0C dan pernafasan : 23 x/menit.
Bidan melakukan palpasi dan ditemukan bagian terendah perut ibu teraba besar, lunak dan
tidak melenting

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D-IVKEBIDANAN KEDIRI

25
FORMAT ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN (INC)

PENGKAJIAN
Di BPM Bidan E

Tanggal : 10 Februari 2022 Jam : 09.00 WIB

Nama : Ny.E Nama Suami : Tn.J

Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : PNS

Alamat : Jl.Trunojoyo No. 1 Alamat : Jl.Trunojoyo No. 1

Kota Kediri Kota Kediri

Cara masuk :

Datang Sendiri Rujukan dari

Diagnose : G1P0A0H0 UK 40 minggu inpartu kala I fase laten janin tunggal hidup
intrauteri

A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama : Rasa nyeri perut sampai ke pinggang dan mules disertai keluarnya
cairan seperti air kencing bercampur darah dari kemaluannya pada pukul 04.00 WIB
2. Riwayat menstruasi
 Usia manarche : 14 Tahun
 Jumlah darah haid : 3x/hari ganti pembalut
 HPHT : 4 Mei 2021
 Keluhan saat haid : Tidak ada
 Lama haid : 6 hari
 Flour albus : Ada, tidak berbau dan tidak berwarna
 TP : 9 Februari 2022

26
 Keluhan haid : Tidak ada

3. Riwayat hamil ini

 Hamil muda : Tidak ada keluhan


 Hamil tua : Tidak ada keluhan
 Riwayat imunisasi : TT1 TT2 TT3 TT4 TT5
 Gerakan janin pertama : Pada usia 4 bulan
Gerakan janin terakhir : Pukul 08.20 WIB
 Obat/jamu yang pernah dan sedang di konsumsi
Tidak pernah mengonsumsi jamu
 Keluhan BAK : Tidak ada
 Keluhan BAB : Tidak ada
 Kekhawatiran khusus :
Ibu khawatir akan dilakukan operasi SC karena letak janinnya sungsang

4. Riwayat kehamilan

a. Riwayat ANC
ANC sejak usia kehamilan 12 minggu, ANC di BPM Bidan Ekak
- Trimester I : 2 kali
Keluhan : mual, muntah
Terapi : KIE nutrisi dan istirahat
- Trimester 2 : 1 kali
Keluhan : Tidak ada keluhan
Terapi : KIE nutrisi dan istirahat
- Trimester 3 : 2 kali
Keluhan : Perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan lebih
banyak dibagian bawah
Terapi : Mengajari ibu cara latian posisi menungging sebagai
upaya untuk mengubah posisi janin menjadi normal
B. Riwayat kehamilan saat ini

27
G1P0000

NO Tgl, Th Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Anak Keadaan


. partus partus kehamilan Kelamin persalinan JK/BB anak
sekarang

1. H A M I L I N I

5. Riwayat kesehatan penyakit yang pernah diderita : Tidak ada


Pernah dirawat : tidak
Pernah dioperasi : tidak

6. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita sakit :
Tidak ada penyakit keluarga yang menular dan menurun seperti diabetes, hipertensi,
TBC dll
7. Status perkawinan : ya
Kawin 1 kali, kawin usia 22 tahun, lama menikah 3 tahun
8. Riwayat psiko sosial ekonomi
- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
Ibu cemas dengan kehamilan saat ini dikarenakan janin sungsang
- Penggunaan alat kontrasepsi KB
Pernah menggunakan kb implan
- Dukungan keluarga
Keluarga mendukung terhadap kehamilan ini, seperti mengantar ibu periksa ANC
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
Suami
- Kebiasaan hidup sehat
Mandi 2x sehari , sikat gigi 2x sehari memakai pasta gigi , ganti baju setiap sehabis
mandi , ganti celana dalam saat basah, jalan-jalan setiap pagi ,
- Beban kerja sehari
Membersihkan rumah
- Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan

28
Bidan
- Penghasilan keluarga
Rp. 3.000.000
9. Riwayat KB dan rencana KB
Metode yang pernah dipakai : Implant Lama : 2 tahun
Komplikasi dari KB : .Tidak ada Rencana KB selanjutnya: -
10. Riwayat Ginekologi : Tidak ada riwayat
11. Pola makan / minum/ eliminasi/ istirahat
- Pola makan : 3x sehari (nasi , sayur , lauk pauk , buah kadang-kadang, porsi sedang)
- Pola minum : 8 gelas/hari Pola eliminasi : BAK 3 kali/hari, warna : jernih , tidak
nyeri, BAK terakhir jam : 08.00 WIB
BAB 1 kali / hari, karakteristik: lembek, tidak ada konstipasi,
BAB terakhir jam : 07.00 WIB
- Pola istirahat : 9 jam/hari ( Siang 2 jam, malam 7 jam),tidur terakhir jam : 22.00
WIB
- Dukungan keluarga : Suami Orang tua Mertua Keluarga lain
- Pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan (perubahan fisik & psikologis,
ketidaknyamanan dan cara mengatasi,kebutuhan bumil, tanda bahaya kehamilan,
tanda-tanda persalinan dsb)

C. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
BB/TB : 64 kg/ 160 cm Tekanan Darah: 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit Suhu : 36,8 0C
Pernafasan : 23 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
- Mata : Konjungtiva :tidak Sclera : tidak
- Rahang, gigi, gusi: normal (tidak caries)
- Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
- Dada : Aerola hiperpigmentasi Kolostrum
Puting susu menonjol
- Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

29
- Sistem respiratori : Tidak dispneu, tachipneu, dan wheezing
- Sistem kardio : Tdak ada nyeri dada, murmur, dan palpitasi
- Pinggang : Tidak nyeri, tidak skoliosis, lordosis, kiposis
- Ekstremitas atas dan bawah: tungkai simetris
Reflek patella
3. Pemeriksaan khusus
a. Abdomen
Inspeksi membesar dengan arah memanjang
linea alba
Palpasi :
 Leopold I : TFU 37,5 cm teraba keras, bulat, melenting.
 Leopold II : Teraba tahanan besar, keras dan memanjang dibagian
kanan (Puka) dan teraba bagian kecil janin di bagian kiri (Puki)
 Leopold III : Bagian terendah perut ibu teraba besar, lunak dan tidak
melenting
 Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP dan tidak dapat
digoyangkan
TFU (Mcdonald) 33 cm
TBJ : 3255 gram
Auskultasi : DJJ 137 x/mnt
His : 1x10”/ 10 menit
b. Genetalia
Pemeriksaan Inspeksi :
Tidak ada luka, varises, benjolan serta pembesaran abnormal di vulva.
Pemeriksaan dalam :
Perineum lunak, pembukaan 8 cm, effacement 75 %, ketuban +, teraba
sacrum, ischium, tuberum
4. Pemeriksaan laboratorium :
- Laboratorium lengkap.
- CTG :-
- USG : Presentasi bokong dibagian bawah
(10 februari pukul 09.10 WIB )
- Foto thorak : -

30
- EKG :-
- HB : 8,7% gr/dL

D. ANALISA / INTERPRETASI DATA


G1P000 UK 40 minggu inpartu kala I fase aktif dengan letak sungsang janin tunggal
hidup intra uteri.

E. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 10 Februari 2022 Jam : 10.10 WIB

Pukul 10.10 Melakukan pemeriksaan palpasi, VT,


WIB DJJ, dan USG.

Ibu bersedia untuk diperiksa

Pukul 10.20 Menjelaskan kepada ibu dan suami


WIB tentang hasil pemeriksaan ibu dan
kondisi bayi bahwa posisi janinnya
sungsang

Ibu dan suami mengerti dan menerima


kondisi ibu saat ini

Pukul 10.25 Memberikan informed choice kepada ibu


WIB dan keluarga bahwa janin letak sungsang
akan dilahirkan secara normal

Keluarga menyetujui informed choice

Pukul 10.30 Memberikan informed consent kepada


WIB ibu dan keluarga

Keluarga menyetujui informed consent

31
Pukul 11.00 Bidan melakukan persalinan normal
WIB janin letak sungsang dengan metode
bracht :
-membantu ibu memposisikan badannya
dengan posisi litotomi
-ketika timbul his, meminta ibu
mengejan dengan merangkul kedua
pangkal paha
-pada waktu bokong janin membuka
vulva, suntikkan 2 – 5 unit oksitosin
secara IM
-suntikkan lidokain dan episiotomi bila
perlu
-biarkan bokong lahir, bila tali pusat
sudah tampak dengan lembut pegang
bokong dengan kedua ibu jari sejajar
sumbu panjang paha sedangkan jari yang
lain memegang belakang panggul janin
dan kendorkan tali pusat (perhatikan
hingga scapula tampak di vulva)
- angkat kaki, bokong, dan badan janin
tanpa melakukan tarikan dengan kedua
tangan disesuaikan sumbu panggul ibu
hiperlordosis sehingga berturut – turut
lahir perut, dada, bahu, lengan, dagu,
mulut, dan seluruh kepala
-Melakukan kristeler bersama asisten

Bayi perempuan BB 3000 gram telah


lahir normal

32
Pukul 11.05 Melakukan penanganan bayi baru lahir
WIB yaitu dengan cara :
-lakukan penilaian selintas dam
keringkan tubuh bayi
-letakkan janin di perut ibu dan dibantu
asisten untuk menghisap lendir
-pastikan tidak ada janin kedua
-suntikkan oksitosin kemudian potong
dan ikat tali pusat
Pukul 11.15 Melakukan manajemen kala II yaitu
WIB dengan cara :
-melahirkan plasenta dengan menarik tali
pusat dan mendorong uterus ke arah
dorso kranial
-melakukan massase uterus dan periksa
kelengkapan plasenta
-masukkan plasenta pada tempatnya

Plasenta telah lahir lengkap


Pukul 11.20 Menilai pendarahan bila terdapat luka
episiotomi

Sudah dilakukan penjaitan pada robekan


perineum

11.30 WIB Mempersiapkan pakaian ibu dan bayi,


celana dalam, popok, selimut, dan lain-
lain

Kediri,10 Februari 2022

Pembimbing Praktik Mahasiswa

33
.................................................... ......................................................

NIP. NIM.

Dosen Pembimbing

....................................................

NIP.

34
BAB IV

PEMBAHASAN

Ny.E melakukan kunjungan pada tanggal 10 Februari 2022 ke BPM EKAK. Ibu
didiagnosa bahwa letak janin presentasi bokong dan dirujuk ke rumah sakit terdekat. Hasil
anamnesis menyatakan bahwa ibu merasakan nyeri perut sampai ke pinggang dan mules
disertai keluarnya cairan seperti air kencing bercampur darah dari kemaluannya pada pukul
04.00 WIB

Hasil dari pemeriksaan terdapat keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
BB/TB : 64 Kg/160 cm, tekanan darah : 120/ 70 mmHg, nadi : 88x/ menit, suhu : 36,8 0C,
pernafasan : 23 x / menit. Hasil pemeriksaan palpasi yang dilakukan: uterus sesuai usia
kehamilanya (TFU 33), TBJ : 3255, auskultasi : DJJ :140, His : 1x10”/ 10 menit, genetalia :
pembukaan 10cm, selaput ketuban tidak teraba, teraba sacrum, presentasi bokong, hodge 4.

Pembahasan asuhan kebidanan dalam kasus ibu bersalin dengan letak sungsang
disebabkan oleh janin yang mudah bergerak seperti hydramnion, multipara, janin kecil
(premature), gemeli (kehamilan ganda), kelainan uterus seperti uterus akuator, bikornis, atau
jani sudah lama mati. Kasus Ny.E adalah rujukan bidan merupakan primi tua, untuk
mencegah kemungkinan-kemungkinan komplikasi yang dapat timbul dari persalinan
sungsang maka advice dokter adalah dilakukan pertolongan persalinan secara section
secaria.

35
BAB V

PENUTUP

2.
3.
4.
5.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan materi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa


kelainan pada letak sungsang merupakan kondisi dimana presentasi janin dalam
uterus terutama bokong janin lebih dulu memasuki rongga panggul, terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibawah kavum uteri.
( Manuaba, 2010)
Kemudian pertolongan pada persalinan dengan letak sungsang dapat ditolong
melalui jalan lahir (per vaginam) dan section secarea (per abdomen). Baik keduanya
memiliki resikonya masing-masing apabila diterapkan, baik resiko ibu maupun janin.

5.2. Saran

Seorang bidan memang tidak memiliki kewenangan untuk menolong


persalinann sungsang kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu. Oleh karena itu sebagai
calon tenaga Kesehatan yang bergerak dalam pelayanan kebidanan, alangkah baiknya
sebagai seorang mahasiwi bidan untuk mempelajari dan memahami semua hal yang
berkaitan dengan persalinan sungsang

36
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Herni, Stephanie. 2017. Asuhan Persalinan Normal Bayi Baru Lahir. Penerbit
ANDI (anggota IKAPI): Yogyakarta
Waslia, Cahyati. 2021. Efektivitas Terapi Moxa dan Hypnobirthing Untuk Perbaikan
Letak Sungsang pada Ibu Hamil Trimester III.Journal of Midwifery Science. Stikes
Jenderal Achmad Yani: Jawa Barat. Vol 5. No.1, Januari 2021.

Fadlun&Achmad Feryanto. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Yakarta:


Salemba Medika

Banatua A.Putra, Edy Suparman : / Jurnal e-Clinic (eCl). Gambaran Persalinan Letak

Sungsang di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Juli – Desember 2016.

Lidia Widia :/ Jurnal Kebidanan Dan Keperawata, Vol.13 No.1. Hubungan antara paritas
dengan Persalinan Letak Sungsang di RSUD dr H. Andi Abdurrahaman Noor Tanah
Bumbu 2015 .

Purwandari, Atik. 2006. Konsep Kebidanan: Sejarah & Profesionalisme. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

Astuti, Anjar, dkk. 2021. Mutu Pelayanan Kebidanan: Standar, Indikator, dan Penilaian.
Medan: Yayasan Kita Menulis.

Setjalilakusuma, Listya, Angsar MD. 2011. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, Abdul Bari. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Varney H, Kriebs JM, Gegor CL. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1. Jakarta:
EGC.

37

Anda mungkin juga menyukai