Oleh:
Nama: Amelia Heni Susanti
NPM : 225401446134
Kelas: B3
JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA SELATAN
TAHUN 2022/2023
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
2. NPM : 225401446134
5. Agama : Islam
6. E-mail : amel93heri83@gmail.com
7. Hp : 082210164770
B. Riwayat Pendidikan
3. Sekolah Menengah Atas : SMAN 1 Seputih Raman Lampung Tengah Tahun 2011
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan
bendungan ASI dan menjadikan ibu enggan menyusui bayinya, karena rasa
nyeri dan bengkak yang di timbulkan saat ibu mengalami bendungan ASI sehingga
bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup dalam menyusui dan hal tersebut akan
duktus laktiferus atau oleh kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna
2020). Tidak sedikit ibu akan mengeluh seperti adanya pembengkakan payudara
akibat penumpukan ASI karena pengeluaran yang tidak lancar atau pengisapan
oleh bayi ( Astuti, 2017). Payudara bengkak terjadi karena hambatan aliran darah
vena atau saluran kelenjar getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara.
Kejadian ini timbul karena produksi yang berlebihan, sementara kebutuhan bayi
(Yuliana & Hakim, 2020). Pembengkakan ini akan menyebabkan rasa nyeri
2
yang sangat pada ibu bahkan tidak jarang ibu akan merasa demam. Oleh
karena itu, untuk menghindari agar kondisi semacam ini tidak terjadi maka
bendungan ASI rata-rata mencapai 87,05 % atau sebanyak 8242 ibu nifas dari
12.765orang, pada tahun 2014 ibu yang mengalami bendungan ASI sebanyak
7198 orang dari 10.764 orang dan pada tahun 2015 terdapat ibu yang
mengalami bendungan ASI sebanyak 6543 orang dari 9.862 orang (WHO,
2015).
ibu nifas, tahun 2015 terdapat ibu nifas yang mengalami bendungan ASI
sebanyak 95.698 (66,87%) ibu nifas, serta tahun 2016 ibu yang mengalami
sebanyak 35.985 atau (15,60 %) ibu nifas, serta tahun 2015 ibu nifas yang
mengalami Bendungan ASI sebanyak 77.231 atau (37,12 %) ibu nifas (Oriza,
2023 di PMB Meinarni ada tiga (20%) dari 15 post partum mengalami
puskesmas rawat inap pasiran jaya di dapat 6 (15%) orang ibu mengalami
bendungan ASI dari 40 ibu nifas, sehingga berdasarkan data di atas peneliti
Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
B. Rumusan Masalah
bendungan ASI pada ibu nifas di wilayah kerja puskesmas rawat inap pasiran
jaya?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
bendungan ASI pada ibu nifas di wilayah kerja puskesmas rawat inap pasiran
jaya.
2. Tujuan Khusus
b. Untuk mengetahui kejadian bendungan ASI pada ibu nifas di wilayah kerja
bendungan ASI pada ibu nifas di wilayah kerja puskesmas rawat inap
pasiran jaya.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
teknik menyusui dengan kejadian bendungan ASI pada ibu nifas, yang
2. Aplikatif
agar masalah ibu nifas yang mengalami kejadian bendungan ASI dapat
E. Keaslian Penelitian
tempat, waktu, populasi dan sampel. Tempat penelitian ini adalah di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Pasiran Jaya. Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik menyusui sebagai variabel bebas dan bendungan ASI sebagai
variabel terikat. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh ibu nifas yang
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Laktasi
a. Pengertian Laktasi
keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada
dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan
Pujiastuti, 2016).
8
9
b. Fisiologi
oleh kelenjar mammae. Pada saat bayi menghisap, ASI didalam sinus
hisapan, tapi dapat terjadi bila ibu mendengar bayi menangis atau
2. Nifas
a. Pengertian Nifas
setelah melahirkan bayi dan bisa disebut juga dengan masa pulih
dan tindakan yang dilakukan bidan pada masa nifas sesuai dengan
2) Ambulasi
a) Ibu merasa lebih sehat. Fungsi usus dan kandung kemih lebih
baik.
retrotexto uteri.
3) Eliminasi
besar Setelah hari kedua post partum, jika hari ketiga belum
4) Kebersihan diri
Pada masa post partum seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi.
(involusi).
Paling sedikit ada tiga kali kunjungan masa nifas yang dilakukan
untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk mencegah,
nifas (KF).
Tabel 2.1 Jadwal pelaksanaan kunjungan neonatus (KN) dan kunjungan nifas
(KF)
berikut:
masa nifas.
1) Uterus
2) Lochea
Lochea yaitu cairan atau secret berasal dari cavum uteri dan vagina
partum.
3) Endometrium
ke-3.
4) Serviks
Dalam waktu 3-4 Minggu mukosa vagina akan sembuh dan ruggae
1) Fase taking in
adekuat. Gangguan psikologi yang terjadi pada masa ini antara lain
fisik yang dialami, rasa bersalah karena belum bisa menyusui dan
bayinya.
3) Fase letting go
3. Bendungan ASI
terjadi karena hambatan aliran darah vena atau saluran kelenjar getah
dan limfe. Bendungan ASI terjadi Sejak hari ketiga sampai hari
sering terjadi pada hari ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan.
teknik penghisapan dan pengeluaran ASI yang efektif oleh bayi, rasa
payudara).
disusu oleh bayi, karena kalang payudara lebih menonjol, puting lebih
datar dan sukar dihisap oleh bayi. Bila keadaan sudah demikian, kulit
kalang payudara. Bila bayi menyusu hanya pada puting susu, maka
bayi akan mendapatkan ASI sedikit karena gusi bayi tidak menekan
pada puting susu. Oleh karena itu sebelum disusukan pada bayi, ASI
2014).
d. Faktor Predisposisi
adalah gejala yang biasa terjadi pada bendungan ASI antara lain
payudara penuh terasa panas, berat dan keras, terlihat mengkilat meski
tidak kemerahan. ASI biasanya mengalir tidak lancar, namun ada pula
puting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah
menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam (Yuliana &
Hakim: 2020).
26
e. Penatalaksanaan
payudara.
2020).
menyusui.
g. Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang terkena
4. Teknik Menyusui
dari teknik menyusui yang salah menyebabkan nyeri dan lecet pada
puting susu karena bayi tidak menyusui sampai areola payudara. Bila
ia hanya menyusu pada puting susu, maka bayi akan mendapat ASI
sedikit karena gusi tidak menekan laktiferus dan ibunya akan merasa
kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.
menyusui yang efektif meliputi posisi ibu dan bayi yang benar (body
bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, dsb.)
Pada bayi yang baru lahir akan menyusu lebih sering, rata-rata adalah
cukup lama dan tidak terlalu sebentar, sehingga bayi menerima asupan
harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain
sangat berguna bagi ibu yang bekerja, karena dengan sering disusukan
pada malam hari akan memacu produksi ASI, dan juga dapat
2014).
30
lima sampai tujuh menit, sedangkan ASI dalam lambung bayi akan
kosong dalam waktu dua jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola
c. Pelekatan
bayi menahan puting ibu dalam mulutnya (Astutik, 2017). Ada dua
cara untuk mengetahui apakah mulut bayi melekat pada puting ibu
efisien.
2) Seluruh puting dan areola berada dalam mulut bayi. Posisi ini
mulut bayi, maka jumlah ASI yang dikeluarkan akan lebih sedikit
dan bayi harus mengisap lebih keras dan lebih lama untuk
5) Ibu tidak merasakan nyeri pada putting susu (Andina Vita Sutanto,
2021).
(Astutik: 2017).
◦
punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 ) terhadap pangkuanya.
Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat tidur atau
menyusui dini, maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu.
Posisi bayi berada di atas dada ibu di antara payudara ibu (Sutanto,
2021).
(Sutanto, 2021).
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui dengan sabun dan air
lemas/lunak.
satu di depan.
5) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
saja.
di bawah areola.
kelingking ibu ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi
ditekan ke bawah.
dengan sendirinya.
mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar optimal
benar atau salah, ada beberapa hal yang bisa diamati di antaranya
sebagai berikut.
2017).
terutama pada saat ibu memikirkan untuk menyusui bayi atau ingat
pada bayi.
3) Jika ASI cukup, maka bayi akan tidur atau tenang selama 3-4 jam
setelah menyusu.
,2017).
39
jumlahnya sedikit (bayi buang air kecil kurang dari enam kali
sehari).
b) Pada bulan pertama berat badan bayi meningkat kurang dari 300
masih boleh turun sampai 10% dan dalam kurun waktu dua
bulan kedua sampai bulan keenam kurang dari 500 gram per bulan
atau bayi belum mencapai berat lahirnya pada usia dua minggu. Ini
B. Kerangka Teori
Penyempitan
duktus laktiferus
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis Penelitian
ASI pada ibu nifas di wilayah kerja puskesmas rawat inap Pasiran Jaya.
BAB III
METODE PENELITIAN
2019). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cross
cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (poin
time approach).Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan (Siyoto & Sodik,2015). Secara sistematis desain penelitian ini dapat
X Y
Gambar 3.1 Skema rancangan penelitian hubungan teknik menyusui kejadian bendungan
ASI pada ibu nifas di wilayah kerja puskesmas rawat inap Pasiran Jaya. Modifikasi dari Sri
Wahyuningsih (2019), Soetjiningsih (2014), dan Wahida Yuliana & Bawon Nul Hakim
(2020), Sugiyono (2019).
Keterangan:
X: Teknik menyusui
Y: Bendumgan ASI
42
43
1. Populasi
seluruh ibu nifas yang sedang menyusui di wilayah kerja puskesmas rawat
2. Sampel
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono, 2019) . Sampel dalam penelitian ini adalah ibu menyusui pada
masa nifas, ASI mulai banyak di sekresi meningkatkan aliran vena dan limfe
44
jika pengeluaran ASI tersebut tidak lancar akan menyebabkan bendungan ASI
berikut:
n = N
2
1+ N (e)
= 93
2
1+ 93 (0,2)
= 93
2.86
= 32 sampel
Keterangan:
n = Ukuran sampel/jumlah responden
N = Ukuran populasi
e = Persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pangambilan sampel yang
masih bisa ditolerir
1. Variabel penelitian
sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian
variable terikat dan tidak tergantung dengan variable lain yaitu teknik
menyusui.
2. Definisi Operasional
Dependent
(Terikat)
2. Bendungan Hasil Observasi Lembar 0. Terjadi , Nominal
ASI pengamatan dan ceklist jika di
yang pemeriksaan temukan
dilakukan fisik satu atau
pada lebih
payudara gejala
responden bendung
mengenai an ASI
gejala 1. Tidak
bendungan terjadi,
ASI jika
meliputi: tidak
payudara dijumpai
teraba keras gejala
dan nyeri bendung
tekan, an ASI
puting susu
teregang
menjadi
rata,
terdapat
edema di
daerah
eritema
difus, dan
ASI tidak
mengalir
lancar.
Kategori
ASI lancar
yaitu jika
puting susu
ibu tidak
terasa nyeri.
ASI tidak
lancar yaitu
puting susu
ibu terasa
nyeri.
48
1. Jenis Data
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data
asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data
langsung dari responden ibu nifas di wilayah kerja puskesmas rawat inap
Pasiran Jaya.
Data dalam penelitian merupakan data primer yang akan diperoleh dari
serta melakukan pemeriksaan fisik seperti inspeksi dan palpasi pada payudara
3. Instrumen Penelitian
penelitian dalam bentuk lembar observasi yang terdiri dari dua, yakni
tentang teknik menyusui yang baik dan benar dengan pilihan jawaban “Ya”
49
pilihan jawaban “Ya” dengan skor 1 dan “Tidak” dengan skor 0. Terjadi
bendungan ASI jika terdapat satu atau lebih tanda dan gejala, tidak terjadi jika
terdapat tanda dan gejala pada lembar observasi. Pada observasi teknik
menyusui dikategorikan 2 yaitu kurang baik dan baik. Kurang baik, jika
terdapat satu langkah – langkah menyusui atau lebih yang tidak dilakukan.
Guttman. Adapun rumus umum menurut skala gutman yaitu: Baik = jika skor
1. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
baik, apabila satu atau lebih langkah tidak dilakukan dan 1 jika baik,
ditemukan satu atau lebih gejala bendungan ASI dan 1 jika tidak
c. Processing
(Notoatmodjo,2010).
52
d. Cleaning
2. Analisis Univariat
melihat distribusi frekuensi, baik dalam bentuk tabel maupun dalam bentuk
P= f x 100
N
3. Analisis Bivariat
(bebas) dan variabel terpengaruh (tidak bebas) (Sandu Siyoto & M. Ali Sodik,
Squere.
53
2
Rumus Chi Squere (x ):
2 2
Rumus Chi Squere (x )= ∑ (f0-fe)
fe
Keterangan :
2
X = Chi kuadrat
fo = frekuensi observasi
atau ditolak, maka harga chi kuadrat tersebut perlu dibandingkan dengan chi
kuadrat table dengan taraf kesalahan tertentu. Dalam hal ini berlaku ketentuan
bila chi kuadrat hitung lebih kecil dari table, maka Ho diterima dan apabila
lebih besar atau sama dengan (≥) harga table maka Ho ditolak (Sugiyono,
2017).
G. Jalannya Penelitian
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
melakukan observasi.
3. Pelaporan
kemudian akan dianalisis yang terdiri dari analisis univariat dan bivariat
ke bagian administrasi.
55
H. Etika Penelitian
pelaksanaan, kerahasiaan.
pada lembar, alat ukur, dan hanya memerlukan kode pada lembar
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
I. Jadwal Penelitian
Oktober
Ujian Skripsi
November
Lokasi: Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Pasiran Jaya Tulang Bawang.
DAFTAR PUSTAKA
Aeni, N., Andayani, A., Widodo, G. G. & DI, B. (2013). Hubungan Cara Ibu
Menyusui dengan Kejadian Bendungan Asi Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Semarang:
AKBID Ngudi Waluyo.
Astuti, Reni Yuli. (2017). Payudara dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika.
Dessiya Rahayu & Tri Nurpajriani, (2019). Hubungan Teknik Menyusui dengan
Kejadian Bendunan ASI pada Ibu Nifas di Puskesmas Kecamatan Langsa
Timur Tahun 2019. Jurnal Edukes. Vol. 2. September.
Dewi, R., Wijayanti, Y. T. & Anggraini, Y. (2019). Hubungan Teknik Menyusui dan
Praktek Breast Care dengan Kejadian Bendung Asi. Jurnal Kesehatan Metro
Sai Wawai, 10, 41-48.
Esti Handayani & Wahyu Pujiastuti. (2016). Asuhan Holistik Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: Transmedika.
Fitri Nurhayati & Amalia Suratni. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum
Tentang Tehnik Menyusui Dengan Terjadinya Bendungan ASI di Wilayah
Kerja PKM Melong Asih Kota Cimahi Periode Juni- Agustus 2016. Jurnal
ilmiah bidan. Vol.ii, no.1, 2017.
I Made Indra P & Ika Cahyaningrum. (2019). Cara Mudah Memahami Metodologi
Penelitian. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Imam Rasjidi. (2013). Panduan Kehamilan Muslimah. Jakarta Selatan: Noura Books.
Juneris Ari Tonang & Yunida Turisna Octavia Simanjuntak. (2021). Asuhan
Kebidanan pada Masa Nifas Disertai Kisi – kisi Soal Ujian Kompetensi.
Yogyakarta: Deepublish
N. (2014). Buku ajar: Asuhan kebidanan masa nifas. Selaksa Media. Misrina.
Rinata Evi, Tutik Rusdyati, & Putri Anjar Sari. (2016). Teknik menyusui posisi
perlekatan dan keefektifan menghisap- studi pada ibu menyusui di RSUD
Sidoarjo. RAKERNAS AIPKEMA 2016. 15 januari 2019.
Rosita, E. (2017). Hubungan Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas Dengan Bendungan
Asi (Studi Di Desa Jolotundo dan Desa Kupang Kecamatan Jetis Kabupaten
Mojokerto). Jurnal Kebidanan, 7.
Sutanto, Andina Vita. (2021). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Teori dalam
Praktik Kebidanan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Vivi Candra, dkk. (2021). Pengantar Metodologi Penelitian. Denpasar: Yayasan Kita
Menulis.
Wahida Yuliana & Hakim, Bawon Nul. (2020). Emodemo dalam Asuhan Kebidanan
Masa Nifas. Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.