Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN BENDUNGAN ASI


TERHADAP Ny. I USIA 27 TAHUN
DI PMB KOMARIAH, S.ST

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan

Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Kehamilan

Program Profesi Bidan

Disusun oleh:

Nama : Komariah
NPM : 22390092

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM PROFESI BIDAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNG

TA. 2022/2023
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN BENDUNGAN ASI


TERHADAP Ny. I USIA 27 TAHUN
DI PMB KOMARIAH, S.ST

Disusun oleh :

Nama : Komariah
NPM : 22390092

Tanggal Pemberian Asuhan : Februari 2023

Disetujui :

Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di : PMB Komariah, S.ST

(YusnitaHamza, Str Keb)

Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : UniveresitasMalahayati

(Sunarsih S.ST.,Bdn.,M.Kes)
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kaus Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas tepat
waktu.Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi Laporan Praktek Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Nifas. Selain itu, laporan ini bertujuan menambah wawasan tentang asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sunarsih S.ST.,Bdn.,M.Kes
selaku dosen pembimbing Institusi dan Yusnita Hamza, Str Kebselaku CI di lahanPraktek.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua teman-teman di tempat praktek dan
semua pihak yang telah membantu selama praktek berlangsung.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan tugaslaporan ini.

Lampung Selatan, Maret 2023

KOMARIAH
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. LatarBelakang........................................................................................
B. Tujuan....................................................................................................
C. Manfaat..................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................
A. Bendungan ASI......................................................................................
B. Ramuan Asam Jawa dan garam.............................................................
BAB III ASUHAN KEBIDANAN ( TINJAUAN PUSTAKA)....................
A. Data Subyektif........................................................................................
B. Data Objektif..........................................................................................
C. Analisa...................................................................................................
D. Penatalaksanaan.....................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................
BAB V PENUTUP..........................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran.......................................................................................................
DAPTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lembar Bimbingan
Lembar kerja Jurnal Reading
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu.Sekitar 60%kematian ibu

telah terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas

terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, di antaranya disebabkan oleh adanya

komplikasi masa nifas (Kemenkes RI, 2013). Patologi yang sering terjadi pada masa

nifas adalah infeksi nifas, perdarahan dalam masa nifas, infeksi saluran kemih dan

patologi menyusui ialah bendungan ASI. Bendungan ASI terjadi pembendungan ASI

karena terdapat penyempitan duktus laktiferi atau juga oleh kelenjar-kelenjar yang

tidak dikosongkan secara tidak sempurna. Keluhan yang sering dirasa adalah

payudara bengkak, keras, panas dan nyeri. Penanganan yang bisa dimulainya dengan

cara menyusui bayi dengan tepat dan pemberian kompres asam jawa garam untuk

mengurangi rasa bengkak dan nyeri (Hariana, 2013).

Bendungan ASI pada tahun 2015 di Amerika serikat menurut WHO ibu yang

mengalami bendungan ASI sebanyak 6.543 orang dari 9.862 orang (WHO,2015).

Sedangkan di Indonesia ibu nifas yang mengalami bendungan ASI sebanyak 77.231

atau (37,12%) tahun 2015.

Bendungan ASI terjadi karena teknik menyusui yang salah. Faktor lainya

karena frekuensi menyusui yang kurang, dan pengosongan mamae yang tidak

sempurna. Penyebab terjadinya bendungan ASI disebabkan karena kurangnya

informasi yang mereka tahu tentang bagaimana melakukan perawatan payudara

pada saat masa menyusui dan mereka baru akan konsultasi ke bidan atau tenaga medis

setelah mengalami bendungan ASI. Apabila keadaan ini berlanjut maka dapat

mengakibatkan terjadinya mastitis dan abses payudara. Sehingga, untuk mengurangi

atau mengatasi bendungan ASI ialah menggunakan tekhnik kompres dengan ramuan
asam jawa garam untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara ibu dan

cara menyusui bayi dengan tepat.

Hasil studi pendahuluan di BPM Hani Rani Cahyarani pada tanggal 23

Febuari-3 Maret 2021 terdapat ibu nifas 16 pasien dan mengalami bendungan ASI

sebesar 3 pasien dengan presentase (18,75%).Hasil pengkajian ibu A diperoleh data

ibu mengatakan pada payudaranya terasa bengkak dan nyeri, ibu tidak memiliki

riwayat penyakit serius, keadaan lingkungan nya baik, namun kebiasaan ibu yaitu

tidak mengosongkan payudara dengan sempurna dan cara menyusu ibu kurang tepat

dan untuk pola makan Ny. A ibu mengatakan nutrisi cukup baik tetapi kurang minum

air putih. Hasil pemeriksaan fisik yang terkait dengan bendungan ASI terhadap ny.A

yaitu keadaan umum Baik, pernafasan 22x/menit, suhu 36,3°C, area payudara kanan

ibu terlihat bengkak dan merah serta terasa nyeri beli ditekan namun ibu tidak demam

tinggi.

Bendungan ASI biasanya sering terjadi pada ibu nifas atau setelah

melahirkan, oleh sebab itu pada masa ini disebut juga sebagai masa rawan terjadinya

pembengkakan payudara, sehingga ibu diminta untuk benar benar melakukan

perawatan payudara. Dampak dari bendungan ASI yang tidak segera diatasi ialah

masititis dan abses payudara. Mastitis payudara merupakan inflamasi atau infeksi

payudara dimana gejalanya yaitu payudara keras, memerah, dan, nyeri, dapat disertai

demam >38□ (Kemenkes RI.2013). Sedangkan abses payudara merupakan

komplikasi lanjutan setelah terjadinya mastitis dimana penimbunan nanah didalam

payudara (Rukiyah,2012). Bendungan ASI pada ibu post partum perlu pendapatan

asuhan yang tepat, untuk itu penulis tertarik untuk mengambil kasus tersebut.

B. Tujuan

1. TujuanUmum
Mampu memberikan asuhan kebidanan Ibu Nifas pada Ny.I menggunakan tekhnik
kompres Ramuan Asam Jawa dan Garam dengan tepat agar bendungan ASI yang
ibu alami dapat teratasi dengan pendekatan manajemen kebidanan dan
pendokumentasian SOAP.
2. TujuanKhusus
a) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu Nifas
b) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu Nifas dengan
bendungan ASI .
c) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu Nifas dengan
bendungan ASI menggunakan tekhnik kompres ramuan asam jawa dan
garam

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Mengetahui teori dan wawasan tentang Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.
Serta dapat menerapkan dan melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas di tempat praktik sesuai dengan teori.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Klien
Hasil dari penerapan studi kasus ini dapat memberikan pengetahuan
kepada pasien tentang pentingnya tindakan yang perlu dilakukan pada
ibu Nifas dengan bendungan ASI menggunakan tekhnik kompres ramuan
asam jawa dan garam
b. Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan
Hasil dari penerapan studi kasus ini dapat meningkatkan sistem
pelayanan kesehatan yang menyeluruh,serta sebagai bahan evaluasi
terhadap upaya peningkatan pelayanan kesehatan khususnya dalam
memberikan tindakan pola Asuhan Kebidanan ibu Nifas dengan
bendungan ASI menggunakan tekhnik kompres ramuan asam jawa dan
garam
c. Bagi Penulis
Hasil studi kasus ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan
baru dan dapat memberikan pengalaman belajar dalam memberikan
peningkatan kualitas pelayanan Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
dengan bendungan ASI menggunakan tekhnik kompres ramuan asam
jawa dan garam, dimana nantinya dapat diaplikasikan di lapangan dan di
dunia kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. BENDUNGAN ASI

1. Pengertian
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan
duktus laktiferi atau oleh kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna
atau karena kelainan pada putting. Bendungan ASI adalah suatu kejadian
dimana aliran vena dan limfatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan
tekanan pada aliran susu ibu dan alveoli meningkat. Kejadian ini terjadi
disebabkan karena air susu yang terkumpul tidak dikeluarkan sehingga
menjadi sumbatan (Prawihardjo, 2012).

2. Faktor penyebab bendungan ASI


Menurut Prawihardjo (2012)Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
bendungan ASI yaitu :
a. Pengosongan mamae yang tidak sempurna
Mamae yang tidak dikosongkan pada saat menyusui, maka masih
terdapat sisa ASI didalam payudara. Terjadi peningkatan produksi ASI
pada ibu yang produksi ASI nya berlebihan. Apabila bayi sudah kenyang
dan selesai menyusui bila sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat
menimbulkan bendungan ASI.
b. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif
Pada masa laktasi, bila ibu tidak menyusukan bayinya sesering
mungkim atau jika bayi tidak aktif menghisap, maka akan menimbulkan
bendungan ASI.
c. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar
Tekhnik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan putting susu
menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat menyusu. Karena bayi
tidak dapat menghisap putting dan areola, bayi tidak mau menyusu.
Akibatnya ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI.
d. Putting susu terbenam
Putting susu yang terbenamakan menyulitkan bayi dalam menyusu.
Karna bayi tidak dapat menghisap putting dan areola, bayi tidak mau
menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI.
e. Putting susu terlalu panjang
Putting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi
menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus
laktiferus untuk mengluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan
menimbulkan bendungan ASI .

3. Tanda dan Gejala Bendungan ASI


Menurut Prawihardjo (2012) tanda gejala bendungan ASI yaitu :
a. Bengkak pada payudara
b. Payudara terasa keras
c. Terdapat nyeri tekan pada payudara

4. Dampak bendungan ASI


a. Mastitis
Mastitis adalah radang pada payudara. Penyebabnya adalah payudara
bengkak yang tidak disuse secara adekuat yang akhirnya terjadi mastitis.
Gejala mastitis meliputi bengkak, nyeri seluruh payudara atau hanya lokal,
payudara keras dan berbenjol-benjol, panas badan, dan rasa sakit umum.
b. Abses Payudara
Harus dibedakan antara abses dan mastitis. Abses payudara merupakan
kelanjutan atau komplikasi dari mastitis. Hal ini disebabkan oleh meluasnya
peradangan pada payudara tersebut. Gejalanya adalah ibu tampak sakit lebih
parah, payudara lebih merah mengilat, benjolan lebih lunak karena berisi
nanah. Abses bernanah perlu diinsisi untuk mengeluarkan nanah tersebut.
Pada abses payudara, perlu diberi antibiotic dosis tinggi dan anelgesik.
Sementara itu susui bayi tanpa dijadwal hanya pada payudara yang sehat dan
ASI sari payudara yang sakit diperas (tidak disusukan). Setelah sembuh,
bayi dapat menyusukan kembali (Bahiyatun, 2009).

5. Penanganan Bendungan ASI


a. Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, dimula kemudian
perlahan- lahan bergerak kearah putting susu. Berhati hatilah pada area yang
mengeras.
b. Susui bayi sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin. Susui
bayi dengan payudara yang sakit jika anda kuat menahannya karena bayi
akan menyusu dengan penuh semangat pada awal sesi menyusui sehingga
bisa mengeringkannya dengan efektif.
c. Lanjutkan mengeluarkan ASI dari payudara yang sakit setiap selesai
menyusui jika bayi belum benar benar menghabis kan isi payudara yang
sakit tersebut.
d. Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi air hangat pada payudara
yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat
beberapa kali). Lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area yang
mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turunke
arah putting susu.
e. Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusui (Rasjidi, 2013)

6. Tekhnik Menyusui Bayi dengan Tepat


Menurut Aritonang dan Simanjutak (2021) posisi ibu dan bayi yang benar
saat menyusui ialah :
a. Berbaring miring, ini posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang
pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau merasa nyeri
b. Duduk, penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada
punggung ibu, dalam posisi nya tegak lurus (90 derajat) terhadap
pangkuannya. Ini mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersila di atas
tempat tidur atau dilantai, atau duduk di kursi.
c. Langkah menyusui bayi yang benar:
1) Pastikan posisi ibu ada dalam posisi yang nyaman.
2) Kepala dan badan bayi berada dalam garis lurrus
3) Wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan puting.
4) Ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan badannya.
5) Jika bayi baru lahir harus menyangga seluruh badan bayi.
6) Sebagian besar areola (bagian hitam disekitar putting) masuk ke dalam
mulut bayi.
7) Mulut terbuka lebar.
8) Bibir bawah melengkung ke luar.
9) Dagu menyentuh payudara ibu (Kemenkes RI, 2018).
d. Cara melepas putting susu dari mulut bayi
Dengan menekan dagu bayi kea rah bawah atau dengan memasukkan jari
ibu antara mulut bayi dan payudara ibu (Nurun, dan Wiwit, 2017: 60).
7. Perawatan payudara
Pemeliharaan payudara atau post natal breast care :
a. Tujuan
1) Memelihara kebersihan payudara
2) Melancarkan keluarnya ASI
3) Mencegah bendungan pada payudara
4) Mencegah payudara bengkak
b. Kapan dilakukan

Pertama dilakukan pada hari ke-2 setelah melahirkan minimal dua kali dalam
sehari. Persyaratan untuk mencapai hasil yang baik, yaitu :
1) Pengurutan untuk dikerjakan secara sistematis dan teratur
2) Memperhatikan makanan dan minuman dengan menu seimbang
3) Memperhatikan kebersihan sehari-hari
4) Memperhatikan BH yang bersih dan bentuknya menyokong payudara
5) Istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang
6) Menghindari rokok dan minuman yang beralkohol (Anggraini Yetti, 2010)

c. Langkah-Langkah Perawatan Payudara


1) Persiapkan Alat
a) Handuk
b) Kapas
c) Minyak kelapa (baby oil)
d) Waslap
e) Baskom (masing-masing berisi : air hangat dan dingin)

2) Prosedur Pelaksanaa
a) Buka pakaian ibu.
b) Letakkan handuk di atas pangkuan ibu dan tutup payudara dengan handuk.
c) Buka handuk pada daerah payudara
d) Kompres putting susu dengan menggunakan kapas minyak selama 3-5
menit.
e) Bersihkan dan tariklah putting susu keluar, terutama untuk putting susu
yang datar.
f) Ketuk-ketuk sekeliling putting susu dengan ujung-ujung jari.

g) Kedua telapak tangan diletakkan di antara kedua payudara.


h) Telapak tangan kanan kiri menopang payudara kiri, kemudian jari-jari
tangan kanan sisi keliling mengurut payudara kearah putting susu.
i) Telapak tangan kanan menopang dan tangan lainnya menggenggam serta
mengurut payudara dari arah pangkal ke arah putting susu.
j) Payudara disiram dengan air hangat dan dingin secara bergantian kira- kira
5 menit (air hangat dahulu)
k) Keringkan dengan handuk.
l) Pakailah BH khusus untuk ibu menyusui (BH yang menyangga payudara)
dan memudahkan untuk menyusui (Andina, 2018)

B. RAMUAN ASAM JAWA DAN GARAM


Penanganan lain bendungan ASI ialah :
1. Buah asam jawa
Asam Jawa merupakan tanaman tropis yang berasal dari Afrika namun dapat tumbuh
dengan subur di Indonesia, kebanyakan digunakan sebagai pohon peneduh jalan . Buah
dari asam jawa memang telah menjadi salah satu metode yang digunakan masyarakat
untuk mengurangi bendungan ASI. Hal ini sesuai bahwa didalam buah asam jawa
terdapat daya analgetik yang hampir sama dengan asetosal karena didalam buah asam
jawa terdapat kandungan minyak atsiri dan flavonoid (Hariana, 2013).
2. Garam
Garam merupakan salah satu kebutuhan pelengkap dari kebutuhan pangan dan sumber
elektrolit bagi tubuh manusia. Penambahan garam memiliki tujuan untuk mengurangi
edema karena natrium memiliki kemampuan mengikat cairan. Mekanisme ramuan asam
jawa dan garam ini diaplikasikan pada kulit yang dapat menghambat biosintesis
prostaglandin (Hariana, 2013)
3. Penggunaan Ramuan Asam Jawa dan Garam
Adapun penggunaan Ramuan asam jawa dan garam adalah sebagai berikut yaitu cuci
bersih buah asam jawa secukupnya lalau remaas sampai hancur. Campur sedikit air garam
kedalamnya, aduk rata, lalu tempelkan pada payudara yang sakit. Setelahdibalur merata,
balut kain dan tunggu selama 10 menit (Hariana,2013).
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN BENDUNGAN ASI


TERHADAP Ny. I USIA 27 TAHUN
DI PMB KOMARIAH, S.ST

PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 07 Februari 2023
Jam pengkajian : 17.10 WIB
Pengkaji : Komariah

A. Data Subyektif
1) Biodata
Ibu Suami
Nama : Ny. I Nama : Tn. S

Umur : 27 Tahun Umur : 30 Tahun


Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Padmosari, kec. Natar, Kab. Lam-Sel

2) Keluhan utama
Ibu mengatakan terasa nyeri bengkak pada payudara kiri ibu
3) Riwayat persalinan
Waktu melahirkan 26-01-2023 jam 04.00 WIB. Jenis kelamin perempuan,
BB 2800 gram, PB 49 cm. jenis persalinan normal anak kedua. Tidak pernah
keguguran.

4) Riwayat Penyakit yang Diderita atau Operasi


Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada riwayat penyakit seperti
hipertensi, DM, jantung. Ibu mengatakan tidak pernah operasi.
5) Riwayat kesehataan saat ini
Ibu mengatakan merasa stress karna ASI tidak keluar dan merasa nyeri
serta bengkak
6) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki penyakit menurun, menahun dan
menular.
7) Riwayat Konsumsi Tablet Tambah Darah:
Ibu mengatakan sudah mengonsumsi tablet tambah darah sebanyak 11
tablet.
8) Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
a) Nutrisi : Ibu mengatakan sehari makan 3x sehari
dengan 1 centong nasi, 1 mangkok sayur, 1
buah, 1 potong ayam goreng, kadang juga ikan
goreng . 5 gelas air putih , dan cemilan biskuit
b) Eliminasi : Ibu mengatakan 6x BAK dan 1x BAB
c) Pola istirahat : Ibu mengatakan tidur malam 6-7 jam, tidur
siang 1 jam.
d) Pola Aktivitas : Ibu mengatakan sehari-hari dirumah sebagai
Ibu rumah tangga.
e) Personal Hygiene : Ibu mengatakan mandi 2x/hari, ganti baju
2x/hari.
9) Riwayat menyusui
Ibu mengatakan sulit untuk menyusui bayi nya karena ASI yang tidak
keluar serta nyeri pada payudara kiri nya. Menyusui hanya sebentar
dengan durasi waktu 10 menit dan frekuensi 5 kali perhari.

B. Data Obyektif
A. Pemeriksaan
Umum : composmentis
1) Keadaan
umum
2) Tanda - Tanda Vital
a) TB : 155 cm
b) BB : 56 kg
c) IMT : 20.3
d) Lila : 27 cm
e) TD : 120/80 mmHg
f) N : 80 x/menit
g) S : 36.3 °C
h) R : 22 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
1) Wajah : inspeksi, tidak tampak adanya benjolan
2) Mata : inspeksi, kojungtiva tampak kemerahan
3) Leher : inspeksi, tidak tampak adanya pembengkakan di
kelenjar limfa, kelenjar tiroid dan vena jugularis.
Palpasi, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar limfa,
kelenjar tiroid dan vena jugularis serta tidak ada nyeri
4) Dada
Payudara : inspeksi, simetris, puting susu menonjol. Pada bagian
payudara kiri ibu terdapat :
a. Bengkak pada payudara
b. Payudara teraba keras
c. Payudara teraba panas
d. Terdapat nyeri tekan pada payudara.
ASI keluar sedikit dibagian payudara sebelah kiri
Jantung : Bunyi jantung 1 dan bunyi jantung 2 normal tidak
Ada bunyi tambahan
Paru-paru : Suara paru-paru vesikuler, tidak ada bunyi ronchi dan
wheezing
5) Abdomen : inspeksi, tampak tidak ada striae, tidak ada luka.
Palpasi, Diastasi recti normal, TFU 3 jari atas simpisis
Genitalia : inspeksi, kondisi perenium kering, lochea serosa.
Terdapat jaitan derajat 2
6) Ekstremitas Atas : inspeksi, simetris, tidak ada gangguan
pergerakan dan tidak ada oedem
7) Ekstremitas Bawah : inspeksi, simetris, tidak ada gangguan
pergerakan dan tidak ada oedem

C. ANALISIS DATA
1. Diagnosa : NY.I P2A0 nifas hari ke 11 dengan bendungan ASI
2. Dasar
1) Data Subjektif
 Ibu mengatakan terasa nyeri bengkak pada payudara kiri ibu
 Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang kedua
 Ibu mengatakan melahirkan secara spontan pada 26-01- 2023

2) Data Objektif
Tanda - Tanda Vital
a) BB : 56 kg
b) TD : 120/80 mmHg
d) N : 80 x/menit
g) S : 36.3 °C
e) R : 22 x/menit
Pemeriksaan Fisik

Payudara : inspeksi, simetris, puting susu menonjol. Pada bagian


payudara kiri ibu terdapat :
a. Bengkak pada payudara
b. Payudara teraba keras
c. Payudara teraba panas
d. Terdapat nyeri tekan pada payudara.
e. ASI keluar sedikit dibagian payudara sebelah kiri
Masalah : Rasa Nyaman

Kebutuhan : Kompres ramuan asam jawa dan garam

D. PENATALAKSANAAN

1. Beritahu ibu ibu tentang hasil pemriksaan


Tanda- Tanda Vital :
b) TD : 120/80 mmHg
d) N : 80 x/menit
g) S : 36.3 °C
e) R : 22 x/menit
Rasional : agar ibu mengetahui kaadaannya
Evaluasi : ibu sudah mengetahui kondisinya
2. Menyampaikan kepada ibu tentang kondisinya sekarang bahwa ibu mengalami
bendungan ASI.
Rasional : Dengan menjelaskan mengenai keadaan yang dialaminya maka ibu
akan mengerti sehingga ibu akan bersifat kooperatif terhadap tindakan dan
anjuran petugas kesehatan.
Evaluasi : ibu sudah mengerti
3. Mengajarkan ibu untuk melakukan boreh ramuan asam jawa dan garam
Rasional : untuk mengurangi bendungan ASI pada ibu
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand di kedua
payudaranya secara bergantian.
Rasional: agar nutrisi bayi dapat tercukupi dan tidak terjadi penampungan ASI
yang berlebihan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia
5. Mengajarkan ibu tentang teknik menyusui yang baik dan benar
Rasional :Agar tidak terjadi putting lecet dan bendungan ASI .
Evaluasi : Ibu dapat menyusui seperti yang diajarkan
6. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup dan minum air
putih menimal 10 gelas per hari
Rasional : Agar dapat memperbanyak dan memperlancar ASI dan gizi ibu
terpenuhi
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia
7. Berikan terapi obat paracetamol 500 mg 3x1 per oral
Rasional: Untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu
Evaluasi : Pasien sudah di berikan paracetamol

BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan ASI di PMB Komariah,
dilakukan dengan menggunakan metode SOAP, berdasarkan hasil pengkajian yang
dilakukan oleh penulis didapatkan data subjektif dengan keluhan yang dialami Ny. ‘I’
adalah Ibu mengatakan terasa nyeri bengkak pada payudara kiri ibu. Selain data
subjektif pengkaji juga melakukan pengkajian data objektif untuk mendukung
diagnosa. Data objektif yang didapatkan adalah keadaan umum ibu kurang baik,
kesadaran composmentis, tekanan darah : 120/80 mmHg, suhu : 36, 6°C, nadi :
78x/menit, dan pernafasan 22 x/menit, inspeksi payudara : simetris, puting susu
menonjol. Pada bagian payudara kiri ibu terdapat : Bengkak pada payudara,
Payudara teraba keras, Payudara teraba panas, Terdapat nyeri tekan pada
payudara, ASI keluar sedikit dibagian payudara sebelah kiri. Dari hasil
pemeriksaan tersebut, maka ditegakkan diagnosa Ny.I P2A0 nifas hari ke 11 dengan
bendungan ASI.

Bendungan ASI adalah terkumpulnya ASI didalam payudara akibat penyempitan


duktus laktiferus atau kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna pada saat
menyusui bayi atau karena kelainan pada puting susu (Rukiyah,Yulianti, 2012).
Berdasarkan teori menurut Rukiyah dan Yulianti, tanda dan gejala yang muncul pada
ibu dengan bendungan ASI adalah payudara bengkak, keras, nyeri bila ditekan,
warnanya kemerahan, suhu tubuh sampai 38oC (Rukiyah, Yulianti 2012).

Rencana asuhan yang diberikan untuk mengurangi bendungan ASI pada ibu
Nifas yaitu mengajarkan ibu untuk melakukan boreh ramuan asam jawa dan garam,
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand di kedua
payudaranya secara bergantian, Mengajarkan ibu tentang teknik menyusui yang
baik dan benar dan Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang
cukup dan minum air putih menimal 10 gelas per hari.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.I dengan nyeri bendungan ASI

dapat diatasi ramuan asam jawa dan garam.

1. Hasil pengkajian diperoleh pada Ny. I postpartum 11 hari di PMB Komariah, S,ST 07

Februari 2023 dengan hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg. Mengalami bendungan

ASI dengan tanda kemerahan pada payudara ibu,merasa bengkak dan adanya nyeri

tekan.

2. Diagnosis kebidanan pada ibu Nifas Ny. I postpartum 11 hari pengumpulan dari data

subyektif, dan data obyektif sehingga didapatkan diagnosa kebidanan pada Ny.I

mengalami bendungan ASI

3. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan pada ibu Nifas Ny. I P2A0 nifas hari ke 11

dilakukan dengan pemberian Boreh ramuan asam jawa garam. Tindakan yang telah

direncanakan dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa adanya hambatan.

B. Saran

1. Saran Teoritis
Dengan adanya laporan ini, diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan, pengalaman dan wawasan serta bahan dalam penerapan
pemanfaatan sari jahe dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester 1
dengan emesis gravidarum.
2. Saran Aplikatif
a. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan Universitas Malahayati dapat menambah sumber
referensi buku mengenai bendungan ASI dengan ramuan asam jawa dan
garam pada ibu Nifas di perpustakaan dengan tahun terbaru dan
penelitian ini semoga dapat dijadikan materi tambahan dan pengetahuan
tentang bendungan ASI.
b. Bagi Bidan
Diharapkan laporan kasus ini dapat digunakan oleh tenaga kebidanan
dengan penerapan boreh ramuan asam jawa dan garam untuk mengurangi
bendungan ASI.
c. Bagi Ibu
Ny I dapat melakukan boreh ramuan asam jawa dan garam setiap
pagi hari untuk mengurangi bendungan ASI.

DAFTAR PUSTAKA
Andina. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press
Ariany, N.O., 2012. Pengaruh Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap
Daya Analgetik Asetosal pada Mencit. Fakultas Farmasi,Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Aritonang dan Simanjutak. 2021. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifa. Yogyakarta:
Penerbitan Deepublish
Dewi dan sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba
Medika
Hariana. 2013. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadya

Kemenkes RI, 2018. Langkah Menyusui Bayi Yang Benar. Jakarta: Kemenkes RI

Kurniati dan chabibah. 2014. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Tentang Ambulasi


DiniIibu Post Partum. Jurnal kebidanan dan keperawatan vol.10
Jakarta:TIM

Nurun, dan Wiwit.2017. Asuhan Nifas dan Menyusui.Surakarta: CV Kekata Group

Pitriani dan Andiyani. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal.

Yogyakarta: Deepublish.

LEMBAR BIMBINGAN
Nama Mahasiswa : Komariah
NPM : 22390092
Pembimbing Akademik : Sunarsih S.ST.,Bdn.,M.Kes
Pembimbing Lapangan : YusnitaHamza, Str Keb)

No Tanggal Materi Konsultasi Paraf

Anda mungkin juga menyukai