Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE DENGAN PLASENTA PREVIA


TERHADAP NY P USIA UMUR 22 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 37 MG
DI PMB AMRINA,STr.Keb

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan ketuntasan


Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Persalinan
Program Study Profesi Bidan

Disusun oleh :
NAMA : ECHI DESNAWATI
NPM : 23390031

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI PROFESI BIDAN


UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
2023/2024

i
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE DENGAN PLASENTA PREVIA


TERHADAP NY P USIA UMUR 22 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 40 MG
DI PMB AMRINA,STr.Keb

Disusun Oleh :
NAMA : ECHI DESNAWATI
NPM : 23390031

Tanggal 22 Januari 2024 Pemberian Asuhan Kebidanan Intranatal care di PMB


Amrina,STr.Keb

Disetujui

Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di : Kota Metro (Amrina,STr.Keb)

Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : Universitas Malahayati ( Astriana,S.ST.,Bdn.,M.Kes )

i
KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus yang berjudul“ASUHAN KEBIDANAN
INTRANATAL CARE DENGAN PLASENTA PREVIA TERHADAP NY P USIA UMUR
22 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 40 MGG DI PMB AMRINA,STr.Keb”. Periode
2023-2024 Disusun Guna Memenuhi Persyaratan ketuntasan Praktik Klinik Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir Program Study Profesi Bidan. Dalam pembuatan
dan penulisan Studi Kasus ini, penulis memperoleh bimbingan, bantuan dan saran dari
berbagai pihak, dengan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat
1. DR.dr.Achmad Farich,M.Kesselaku Rektor Universitas Malahayati
2. Dr. Lolita Sary.,SKM.,M.Kes Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati
Bandar Lampung
3. Vida Wira Utami ,S.ST.Bdn ,M.Kes selaku Ketua Program Studi Profesi Bidan
4. Astriana,S.ST.,Bdn.,M.Kes selaku pembimbing Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Pada
Persalinan
5. Amrina,STr.Keb Selaku CI di Lahan Praktik
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyusunan Studi Kasus sini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Studi Kasus ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang
penulis miliki. Karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun darimanapun datangnya
penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga segala bimbingan dan
dukungan dari semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT
Kota Metro 18 Januari 2024

ii
ECHI DESNAWATI
NPM 23390031

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. i

Halaman Persetujuan .................................................................................... ii

Kata Pengantar ............................................................................................. iii

Daftar Isi ....................................................................................................... iv

Bab I Pendahuluan

1. Latara Belakang .......................................................................... 4


2. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
3. Tujuan ......................................................................................... 6
4. Manfaat ....................................................................................... 7

Bab II Tinjauan Teori

1. Konsep Dasar Persalinan............................................................. 8


2. Pengertian Plasenta Previa .......................................................... 12

Bab III Kasus ............................................................................................ 15

Bab IV Pembahasan ................................................................................. 34

Bab V Penutup

1. Kesimpulan................................................................................. 35
2. Saran .......................................................................................... 35

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses dimana bayi, Plasenta, dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa penyulit. Pada akhir
kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan.
Janin bertumbuh dan berkembang dalam proses persiapan menghadapi kehidupan di
luar Rahim. Ibu menjalani berbagai perubahan fisiologis selama masa hamil sebagai
persiapan menghadapi proses persalinan dan untuk berperan sebagai ibu.Persalinan dan
kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar Rahim bagi
bayi baru lahir.Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks yang membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya bayi
beserta plasenta secara lengkap Pengalaman persalinan bisa dialami oleh ibu pertama
kali (primi), maupun kedua atau lebih (multi). (Fauziah, 2015)
Primigravida yaitu wanita yang hamil untuk pertama kali, sedangkan
multigravida adalah seorang ibu yang hamil untuk kedua atau lebih.Tanda-tanda
kehamilan primigravida seperti perut tegang, labla mayora tampak bersatu, hypen
seperti pada beberapa tempat, vagina sempit dengan rugae yang utuh jari,perineum
utuh dan baik. Pada serviks terdapat pembukaan yang di dahului dengan pendataran
dan setelah itu baru pembukaan (pembukaan rata-rata 1 cm dalam 2 jm) Lama kala I
untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida lama kala I
multigravida 8 jam (Moctar, 1998)
Plasenta previa adalah komplikasi dalam kehamilan biasanya ditandai
dengan pendarahan pada vagina tanpa rasa nyeri pada trimester ketiga, dimana
letak plasenta menutupi ostium uteri interna. Umumnya kategori plasenta
previa adalah total, partial dan marginal. Plasenta previa totalis merupakan
plasenta menutupi seluruh ostium internal, plasenta previa parsial adalah
plasenta tertanam dekat dan sebagian menutupi internal ostium dan plasenta
previa marginal merupakan plasenta terletak 2-3 cm dari ostium uteri internum
(Almnabri et al., 2017).

4
Plasenta previa bisa menimbulkan masalah kesehatan yang signifikan
karena penderita mungkin akan dirawat di rumah sakit untuk observasi karena
penderita mungkin akan membutuhkan tranfusi darah dan berisiko untuk
melahirkan secara prematur (Wiknjosastro, 2009). Plasenta previa dapat
menyebabkan ibu dan janin mengalami risiko tinggi dan hal ini merupakan
salah satu kedaruratan kebidanan. Bantuan medis merupakan hal yang sangat
penting untuk menyelamatkan ibu dan janin (Fraser, 2011).
1.1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan laporan ini adalah: “Bagaimana menerapkan asuhan
Intranatal care pada Ny.P usia 22 tahun G1P0A0 UK 37 minggu di BPM Amrina,
STr.Keb?”

1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum Mahasiswa mampu memberikan asuhan Kebidanan Pada Ibu
bersalin melalui pendekatan manejemen kebidanan.
b. Tujuan Khusus
- Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif pada
Ibu bersalin
- Mahasiswa mampu merumuskan diagnose dan masalah Ibu bersalin
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya adanya diagnose potensial pada
Ibu bersalin
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya kebutuhan tindakan segera pada
Ibu bersalin
- Mahasiswa mampu menyusun intervensi dan rasional pada Ibu bersalin
- Mahasiswa mampu melakukan implementasi sesuai intervensi yang dibuat pada
Ibu bersalin
- Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan kebidanan yang
diberikan pada Ibu bersalin
- Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan Ibu bersalin
menggunakan SOAP

5
1.3. Manfaat

1. Bagi Penulis

Bagi peneliti, dapat memperaktikan teori yang didapat secara langsung dalam
memberikan asuhan kebidanan pada Ibu bersalin

2. Bagi Pusat Layanan Kesehatan

Dapat menjadi bahan masukan tenaga kesehatan terutama bidan dalam


meningkatkan kualitas mutu pelayanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan Ibu
bersalin
3. Bagi Klien dan Keluarga

Ibu Hamil Mendapatkan pelayanan sesuai standar kebidanan sehingga Ibu Puas
dengan pelayanan kebidanan yang telah diberikan

4. Bagi Profesi Bidan

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu untuk


memberikan asuhan kebidanan yang sesuai kewenangan pada klien.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Persalinan
1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai
dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks
secara progresif dan diakhir dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2013).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di
mulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
(Sondakh, 2015).
2. Tahapan Persalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka dari 0 sampai 10
cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II dinamakan dengan kala
pengeluaran karena kekuatan his dan kekuatan mengejan, janin di dorong keluar
sampai lahir. Dalam kala III atau disebut juga kala urie, plasenta terlepas dari
dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam
kemudian (Sumarah, 2011). Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran- pergeseran
ketika serviks mendatar dan membuka (Rohani, 2013).
Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0- 10 cm atau
pembukaan lengkap. Proses ini terjadi dua fase yakni fase laten selama 8 jam
dimana serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif selama 7 jam dimana serviks
membuka dari 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi salama fase aktif.
Pada permulaan his kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga

7
parturient atau ibu yang sedang bersalin masih dapat berjalam-jalan (Sulistyawati,
2013 ).
Kala II merupakan kala pengeluaran bayi dimulai dari pembukaan lengkap sampai
bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan
mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada
primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosis persalinan ditegakkan dengan
melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan
kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm (Sulistyawati, 2013 ).
Gejala utama kala II menurut Jenny J.S Sondakh (2013) yakni :
a. His semakian kuat dengan interval 2 sampai 3 menit dengan durasi 50
sampai 100 detik.
b. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak.
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan
untuk mengejan akibat tertekannya pleksus frankenhauser.
d. Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
sehingga kepala membuka pintu, subocciput bertindak sebagai
hipoglobin kemudian secara berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi,
hidung dan muka, serta kepala seluruhnya.
e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala pada punggung.
f. Setelah putar paksi luar berlangsung maka persalinan bayi ditolong
dengan dengan cara memegang kepala pada os occiput dan di bawah
dagu, kemudian ditarik dengan mengunakan cunam ke bawah untuk
melahirkan bahu depan dan ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
Setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan
bayi, kemudian bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
Kala III adalah waktu untuk pelepasan plasenta dan pengeluaran plasenta.
Setelah kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti
sekitar 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka

8
plasenta lepas dari lapisan nitabusch. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan
dengan memperhatikan tanda- tanda sebagai berikut :
a. Uterus menjadi berbentuk bundar
b. Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim
c. Tali pusat bertambah panjang
d. Terjadi perdarahan
Plasenta dan selaput ketuban harus diperiksa secara teliti setelah dilahirkan,
bagian plasenta lengkap atau tidak. Bagian permukaan maternal yang normal
memiliki 6 sampai 20 kotiledon. Jika plasenta tidak lengkap maka disebut ada
sisa plasenta serta dapat mengakibatkan perdarahan yang banyak dan infeksi
(Sondakh, 2013).
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta selama 1 sampai 2 jam. Pada kala IV
dilakukan observasi terhadap perdarahan pascapersalinan, paling sering terjadi pada 2
jam pertama. Observasi yang dilakukan menurut Sulistyawati (2013) adalah sebagai
berikut :
a. Tingkat kesadaran pasien.
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital yakni tekanan darah, nadi, dan pernafasan.
c. Kontraksi uterus.
d. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya
tidak melebihi 400 sampai 500 cc
B. Plasenta Previa
1. Devinisi dan Klasifikasi
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
(Wiknjosastro, 2014). Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta
berimplantasi menutupi sebagian atau seluruh segmen bawah rahim (Sataloff dkk,
2014). Plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui jalan lahir
diklasifikasikan menjadi plasenta previa totalis yaitu implantasi plasenta menutupi
seluruh pembukaan jalan lahir, plasenta previa partialis yaitu plasenta yang
implantasinya menutupi sebagian pembukaan jalan lahir, plasenta previa
marginalis yaitu plasenta yang implantasinya berada tepat di pinggir pembukaan

9
jalan lahir dan plasenta letak rendah yaitu implantasi plasenta yang terletak 3-4
cm dari pembukaan jalan lahir.

Plasenta previa berdasarkan derajat invasinya, dibagi menjadi tiga


(Cunningham, 2014), yaitu :
a. Plasenta Akreta
Melekatnya vili korion plasenta hingga memasuki sebagian lapisan
miometrium. Tanda khas dari plasenta akreta pada pemeriksaan luar adalah
ikutnya fundus, apabila tali pusat ditarik.
b. Plasenta Inkreta
Melekatnya vili korion plasenta hingga memasuki/mencapai lapisan
miometrium, sehingga tidak mungkin dapat lepas dengan sendirinya. Perlu
dilakukan plasenta manual dengan tambahan kuretase tajam dan dalam
hingga histerektomi.
c. Plasenta Perkreta
Melekatnya vili korion hingga menembus lapisan otot hingga mencapai
lapisan serosa dinding uterus. Ibu hamil yang terdiagnosis mengalami
plasenta previa pada kehamilan kurang dari 28 minggu, harus mendapatkan
pemeriksaan ultrasonografi ulangan pada usia kehamilan antara 32 minggu
hingga 35 minggu untuk mendeteksi ulang letak plasenta karena letak
plasenta masih bisa berubah seiring dengan membesarnya kehamilan. Pada
ibu hamil dengan plasenta previa yang memiliki riwayat seksio sesarea
membutuhkan pemeriksaan ulangan untuk memastikan ada tidaknya
10
plasenta akreta (Berghella, 2016). Silver,dkk (2018) menyebutkan plasenta
akreta adalah salah satu kondisi paling berbahaya yang terkait dengan
kehamilan, karena perdarahan dapat mengakibatkan kegagalan multi sistem
organ, kebutuhan untuk masuk ke unit perawatan intensif, histerektomi, dan
bahkan kematian.
2. Patofisiologi
Segmen bawah uterus tumbuh dan meregang setelah minggu ke 12 kehamilan,
dalam minggu-minggu berikutnya ini dapat menyebabkan plasenta terpisah dan
menyebabkan terjadinya perdarahan. Perdarahan terjadi secara spontan dan tanpa
disertai nyeri, seringkali terjadi saat ibu sedang istirahat (Sataloff dkk, 2014).
Segmen bawah uterus telah terbentuk pada usia kehamilan 20 minggu. Usia
kehamilan yang bertambah menyebabkan segmen-segmen bawah uterus akan
melebar dan menipis serta servik mulai membuka. Pelebaran segmen bawah uterus
dan pembukaan servik pada ibu hamil dengan plasenta previa dapat menyebabkan
terjadinya perdarahan. Darah yang keluar berwarna merah segar, berlainan dengan
darah yang disebabkan oleh solusio plasenta yang berwarna merah kehitaman.
Sumber perdarahannya adalah robeknya sinus uterus akibat terlepasnya plasenta
dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Makin
rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi karena ketidakmampuan
serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi (Wiknjosastro, 2014).
Plasenta previa dapat mengakibatkan terjadinya anemia bahkan syok, terjadi
robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh, bahkan infeksi pada
perdarahan yang banyak sampai dengan kematian (Manuaba, 2012).
3. Faktor Risiko
Berghella (2016) menyebutkan faktor risiko terjadinya plasenta previa yaitu ibu
dengan riwayat seksio sesarea, riwayat tindakan kuretase, multiparitas dan riwayat
merokok. Qatrunnada, dkk (2018) mendapatkan hubungan yang bermakna
pada usia, paritas, riwayat seksio sesarea, dan plasenta previa (p<0,05).
a. Usia ibu
Usia seorang ibu berkaitan dengan alat reproduksi wanita. Pengertian usia
menurut beberapa ahli, yaitu:

11
1) Usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda
atau makluk, baik yang hidup maupun yang mati. semisal, umur manusia
dikatakan 15 Tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung
(Depkes, 2012).
2) Usia adalah usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
berulang Tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Bertambahnya
umur seseorang maka kematangan dalam berpikir semakin baik, sehingga
akan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan dan mengetahui
pentingnya ANC (Padila, 2014)
3) Usia adalah lamanya waktu hidup yaitu terhitung sejak lahir sampai dengan
sekarang. Penentuan umur dilakukan dengan menggunakan hitungan Tahun
(Nursalam, 2015) Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30
tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan,
mental sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya sendiri.
Dalam Wiknjosastro (2014), kematian maternal pada wanita hamil dan
melahirkan pada usia di bawah 20 tahun dua hingga lima kali lebih tinggi
dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian
maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun Manuaba (2012)
menyebutkan kehamilan yang terjadi pada usia kurang dari
20 tahun memerlukan perhatian yang optimal. Penyulit pada kehamilan
lebih tinggi muncul dibandingkan usia reproduksi sehat. Salah satu faktor
yang mempengaruhinya adalah wanita berusia kurang dari 20 tahun secara
fisik kondisi organ reproduksi seperti rahim belum cukup siap untuk
memelihara hasil pembuahan dan pengembangan janin. Selain itu secara
mental pada umur ini wanita belum cukup matang dan dewasa. Ibu muda
biasanya memiliki kemampuan perawatan pra-natal yang kurang baik
karena rendahnya pengetahuan dan rasa malu untuk datang memeriksakan
diri ke pusat pelayanan kesehatan. Masalah psikologis terkadang muncul,
karena ketidaksiapan mental dan jiwa untuk menjadi seorang ibu.. Hal ini
mengakibatkan peningkatan risiko mengalami persalinan komplikasi atau

12
komplikasi obstretrik seperti abortus inkomplit, toksemia, eklamsia, solusio
plasenta, inersia uteri, perdarahan pasca persalinan, persalinan macet, berat
bayi lahir rendah, kematian neonatus dan perinatal. Pada usia lebih dari 35
tahun, sering dikaitkan dengan kemunduran dan penurunan daya tahan
tubuh. Ibu yang berumur di atas 35 tahun mempunyai risiko dua atau tiga
kali untuk mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan seperti
perdarahan atau hipertensi dalam kehamilan dan partus lama.
b. Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang wanita
(BKKBN, 2011). Klasifikasi paritas menurut Mochtar (2012) dibedakan
menjadi:
1) Primipara adalah perempuan yang telah melahirkan seorang anak, yang
cukup besar untuk hidup di dunia luar.
2) Multipara adalah perempuan yang telah melahirkan seorang anak lebih dari
satu, tidak lebih dari lima kali.
3) Grandemultipara adalah perempuan yang telah melahirkan lima orang anak
atau lebih. Uterus yang melahirkan banyak anak cenderung bekerja tidak
efisien dalam semua kala dalam persalinan karena melemahnya otot-otot
rahim untuk berkontraksi sehingga berisiko terjadinya persalinan lama dan
perdarahan post pasca persalinan (Wiknjosastro, 2014).
c. Riwayat Seksio Sesarea
Seksio Sesarea adalah tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka perut dan dinding uterus (Wiknjosastro, 2014). Cunningham (2014)
menyebutkan seksio sesarea adalah upaya melahirkan janin dengan metode
laparatomi dan histerektomi. Tindakan pembedahan seksio sesaria dilakukan
untuk keselamatan ibu dan janin selama persalinan berlangsung. Indikasi
dilakukannya Sectio Caesarea (SC) secara umum adalah bila terdapat masalah
pada jalan lahir (passage), his (power) dan/atau janin (passenger) atau terdapat
kontraindikasi persalinan per vaginam. Indikasi ini dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok besar, yaitu indikasi maternal, indikasi fetal, dan keduanya
(Adriaansz, 2017; Subekti, 2018). Indikasi fetal meliputi gawat janin,

13
malpresentasi, makrosomia dan kelainan kongenital, sedangkan indikasi
maternal meliputi persalinan lama, disproporsi cepalo pelvik, ibu dengan
penyakit bawaan seperti jantung, ibu dengan infeksi HIV/AIDS.
4. Etiologi
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama
dari plasenta previa. Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah uterus
akan lebih melebar lagi dan serviks akan lebih membuka. Apabila plasenta tumbuh
pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan
serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya
sebagian plasenta dari dinding uterus, pada saat itulah mulailah terjadi perdarahan.
Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang disebabkan solusio
plasenta yang berwarna kehitam-hitaman.
Sumber perdarahannya adalah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya
plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
Perdarahannya tidak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot
segmen bawah uterus untuk berkontraksi mengehentikan perdarahan itu
tidak sebagaimana serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala III
dengan plasenta yang letaknya normal. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta
previa totalis akan terjadi lebih dini dari plasenta letak rendah yang mungkin baru
berdarah setelah persalinan dimulai.
5. Penatalaksanaan Medis dan Kewenangan Bidan
1. Bila usia kehamilan kurang 37 minggu /TBF kurang 2500 gram
a. Keadaan ibu dan anak baik, maka biasanya penanganan konservativ sampai
umur kehamilan aterm.
b. Anjurkan istirahat
c. Memberikan hematinik dan spasmolitik untuk mengatasi anemia.
d. Memberikan antibiotic bila ada indikasi
e. Adona 1-2 x100 mg / hari
f. Drip duvadilan (D5) 2 ampul 8-10 tetes / menit ( 12 jam observasi )
g. Bila darah berkurang dilanjukan dengan duvadilan 2 x ½ tablet / hari

14
dan dilanjukan dengan USG tetapi bila darah tetap maka dilanjutkan drip
seperti yang di atas.
h. Bila selama 3 hari tidak ada perdarahan pasien mobilisasi bertahap
i. Bila setelah pasien berjalan tetap tak ada perdarahn pasien boleh pulang.
j. Pasien di anjurkan tidak coitus,tidak bekerja keras dan segerah ke rumah
sakit jika terjadi perdarahan,nasehat ini juga berlaku bagi pasien yang
didiagnosis plasenta previa dengan USG namun tidak mengalami
perdarahan dan tidak boleh melakukan senggama.
k. Jika perdarahan banyak dan diperkirakan menbahayakan ibu dan janin
maka di lakukan pemberian cairan RL + Adona IV 100 mg +Vitamin K 1
ampul + siapkan SC..
2. Bila umur kehamilan 37 minggu / lebih dan TBF 2500 g pada kondisi ini maka
dilakukan penanganan secara aktif yaitu segera mengakhiri kehamilan baik
secara pervagina /prabdominal
a. Persalinan pervaginam diindikasikan pada plasenta previa
marginalis,plasenta previa letak rendah dan plasenta previa lateralis dengan
pembukaan 4 cm / lebih.
b. Pada kasus tersebut bila tidak banyak perdarahan maka dapat dilakukan
pemecahan kulit ketuban agar bagian bawah anak dapat masuk pintu atas
panggul menekan plasenta yang berdarah.
c. Bila his tidak adekuat dapt diberikan pitosin drip, namun bila perdarahan
tetap ada maka dilakukan SC.
d. Persalinan dengan secsio sesar diindikasikan untuk plasenta previa totalis
baik janin mati atau hidup,plasenta previa lateralis dimana perbukaan
(Nugroho,2017).

C. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)


Pengertian dokumentasi menurut Ellen Thomas (1994) adalah catatan tentang interaksi
antara tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien, dan tim kesehatan yang mencatat
tentang hasil pemeriksaan prosedur, pengobatan pada pasien, dan pendidikan kepada

15
pasien, serta respon pasien terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan (Salmah,
2006).
a. S: Subjective
1. Menggambarkan pendokumentasian yang hanya meliputi pengumpulan
data klien melalui anamnesis.
2. Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien,
suami atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche,
riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat
KB, riwayat penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan,
riwayat psikososial, dan pola hidup)
3. Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien.
Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosis.
Pada orang yang bisu, dibagian data dibelakang ”S” diberi tanda ”0”
atau ”X”. Ini menandakan orang itu bisu. Data subjektif menguatkan
diagnosis yang akan dibuat.
b. O: Objective
1. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan fisis klien, serta hasil
lab, dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung assessment.
2. Tanda gejala objektif yang diperolah dari hasil pemeriksaan (tanda KU, vital
sign, fisik, khusus, kebidanan, pemeriksaan dalam, laboratorium, dan
pemeriksaan penunjang). Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi.
3. Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan
dengan diagnosis. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi
kajian teknologi (hasil Laboratorium, sinar X, rekaman CTG, dan lain-
lain). Informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam
kategori ini. Apa yang diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen
yang berarti dari diagnosis yang akan ditegakkan.
c. A: Assesment

16
1. Masalah atau diagnosis yang ditegakkan, berdasarkan data atau informasi
subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena
keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif
maupun objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah, maka proses
pengkajian adalah suatu proses yang dinamik. Sering menganalisa adalah
sesuatu yang penting dalam mengikuti perkembangan pasien, menjamin suatu
perubahan baru akan cepat diketahui, dan dapat diikuti sehingga dapat
mengambil tindakan yang tepat.
2. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif
dan objektif dalam suatu identifikasi.
a) Diagnosis/ masalah
b) Antisipasi masalah lain/ diagnosis potensial.
c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi, dan
atau rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney.
d. P: Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan
Assesment. SOAP untuk perencanaan, implementasi dan, evaluasi dimasukkan
dalam ”P“.
1. Perencanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk
mengusahakan tercapainya kondisi klien yang sebaik mungkin, atau menjaga
mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu
dari kebutuhan klien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan
yang diambil harus membantu klien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan
harus sesuai dengan instruksi dokter.
2. Implementasi
Pelaksanaan rencana tindakan untuk menghilangkan dan mengurangi masalah
klien. Tindakan ini harus disetujui oleh klien, kecuali bila tidak dilaksanakan
akan membahayakan keselamatan klien. Oleh karena itu klien harus sebanyak
mungkin menjadi bagian dari proses ini. Bila kondisi klien berubah, intervensi
mungkin juga harus berubah atau disesuaikan.

17
3. Evaluasi
Tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil merupakan hal penting untuk
menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisis dari hasil yang dicapai
menjadi fokus dari ketepatan nilai tindakan. Jika kriteria tujuan tidak tercapai,
proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif
untuk penanganan yang lebih baik, sehingga tujuan yang telah ditargetkan
dapat segera tercapai.

18
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE DENGAN PLASENTA PREVIA
TERHADAP NY P USIA UMUR 22 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 37 MG
DI PMB AMRINA, STr.Keb

I. PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajia : 18 Januari 2023

Pukul : 10.00 WIB

Pengkaji : Echi Desnawati

IDENTITAS PASIEN

Istri Suami

Nama : Ny. P Nama : Tn. K

Umur :22 tahun Umur : 35 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Agama : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

Suku Bangsa : Jawa Suku : Jawa

Golda :B Golda :O

Alamat : Jl. Mayjend S Paraman , No. 55 Metro Selatan Kota Metro

II. KALA I
DATA SUBJEKTIF
1. Alasan masuk kamar bersalin : ibu mengeluh ada pengeluaran darah dari
jalan lahir secara tiba-tiba.

19
2. Keluhan utama: pengeluaran darah dari jalan lahir
3. Riwayat Menstruasi
HPHT : 04-03-2023
TP : 09-02-2024
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 6 hari
Fluor albus : Tidak ada
Dismenorhe : Tidak ada masalah
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
4. Riwayat Kehamilan Ini
Riwayat ANC : ANC teratur, Frekuensi selama hamil 6 kali
5. Obat-obat yang dikonsumsi selama hamil : tidak ada
6. Status munisasi : Lengkap
7. Keluhan / masalah yang dirasakan ibu selama hamil

No Keluhan Tindakan Oleh Tempat

1 Mual Saran, minum - KlinikBidan


manis hangat,
hindari makanan
pedas, berminyak,
asam dan beraroma
tajam

2 Kaki kram Saran, ikuti kelas - KlinikBidan


ibu hamil yang
akan diajarkan
senam hamil
karena senam
hamil dapat
mengurangi kram

20
8. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak punya penyakit sistemik, penyakit menurun,menular,
seperti TBC, DM, Jantung, HIV/AIDS
Riwayat Kesehatan yang Lalu : Tidak ada
Riwayat Kesehatan Sekarang : Tidak ada
Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada
Riwayat alergi obat : Tidak Ada
Riwayat Obstetri Ginekologi : Tidak pernah SC ataupun hamil kembar
9. Kebutuhan Fisik

Pola
Sebelum Hamil Sesudah hamil Keluhan
Kebiasaan

BAB 1x 1x Tidak ada

BAK 3-4 x 5-6 x Tidak ada

Melakukan Melakukan
Aktifitas Tidak ada
pekerjaan di rumah pekerjaan di rumah

Personal
Mandi 2x/hari Mandi 2x/hari Tidak ada
Hyegiene

Tidur siang 1 Tidur siang 1


Istirahat Tidak ada
jam,malam 6-8 jam jam,malam 6-8 jam

Pola
2-3x/minggu Tidak tentu Tidak ada
seksual

Makan 3x /hari Makan 3x /hari


Nutrisi Tidak ada
Jumlah ideal Porsi ideal

10. Keadaan Psiko sosial dan spiritual

11. Pendamping persalinan : suami dan keluarga

21
12. Persiapan persalinan yang telah dilakukan: keluarga mengatakan telah
menyiapkan biaya, kendaraan, pakaian dan perlengkapan ibu dan bayi, dan
lain-lain.

13. Pengetahuan tentang proses persalinan: ibu dan keluarga mengatakan


bahwa telah mendapat informasi tentang persalinan dari kelas ibu hamil
yang diikutinya

III. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda Vital : TD : 110/70 mmHg
HR: 80 kali / menit
RR: 24 kali / menit
T : 36° C

BB sebelum hamil : 52 kg

BB saat ini : 68 kg

Kenaikan BB : 16 kg

TB : 155 cm

LILA : 24,5 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : normal lurus bersih
Muka : simetris, tidak terdapat cloasma gravidarum,
tidak ada pembengkakan.
Mata : sklera tidak ikterik, konjungtiva merah, mata
tidak cekung

22
Hidung : simetris
Gigi, lidah, gusi : bersih.
Telinga : bersih simetris

b. Leher
Kelenjar thyroid , getah bening dan vena jugolaris tidak ada
pembesaran.

c. Dada / payudara

Bentuk: membesar simetris, areola hiperpigmentasi dan bersih,


payudara membesar, puting menonjol, colostrum mulai keluar, tidak
ada benjolan atau massa.

d. Abdomen

Inspeksi

Bentuk bulat, tidak terdapat luka bekas SC, striae gravidarum/albican


tidak ada, linea nigra ada, terlihatgerakan janin.

Palpasi

Leopold I : TFU teraba se-px dan fundus teraba bulat,lunak dan tidak
melenting, yang berarti bokong

Leopold II : Pada perut bagian kanan teraba bagian datar, keras dan
memanjang seperti papan yang berarti punggung janin, dan bagian
kiriteraba bagian-bagian kecil yang berarti ekstremitas bayi (PUKA)

Leopold III: Pada perut bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting
yang berarti kepala dan sudah tidak dapat digoyangkan

Leopold IV: Kedua tangan sejajar (divergen) yang berarti kepala sudah
masuk PAP

Mc Donald : 33 cm

DJJ : 148 kali / menit

23
TBJ : (33-11) 155 = 3410 gram

Auskultasi

Punctum maksimum sebelah kiri, DJF: 148 kali/ menit, teratur.

His : Frekuensi: 4 kali/ 10 menit, durasi 30 detik, intensitas sedang.

Palpasi supra pubis

e. Ekstremitas
Tidak ada oedema, tidak ada kelainan, tidak ada varices, warna kuku
pink bersih, reflek patella positif.

f. Genetalia eksterna dan Anus

Vagina: bersih, ada tanda chadwick,tidak ada kelainan, fluor albus,


oedema, varices, bekas luka, infeksi, terdapat semburan darah tiba tiba.

g. Anus: tidak ada hemoroid

h. Pemeriksaan Dalam : tidak dilakukan pemeriksaan dalam, tapi


dilakukan pemeriksaan ispekulo secara hati-hati. Dari hasil pemeriksaan
ditemukan

Porsio : terbuka lebar

Persentasi : kepala dan sebagian plasenta

i. Pemeriksaan penunjang

HB : 10 gr %,

Golda : B

Triple eliminasi : HIV: Non Reaktif, HbsAg: Non Reaktif,


Syfilish: Non reaktif

Protein : (-) Negatif

IV. ANALISIS DATA


Diagnosa : G1P0A0, Hamil 37 minggu,inpartu kala I dengan plasenta
previa , janin tunggal hidup intra uterina, presentasi kepala.

24
Dasar diagnose : Ibu mengatakan ini hamil yang pertama, tidak pernah
keguguran.

HPHT :04-03-2023

TP : 09-02-2024

DJJ tunggal disebelah kanan perut ibu

Masalah : ibu mengeluarkan darah tibatiba dari jalan lahir

Dasar masalah : ibu keluar darah segar dari jalan lahir

Kebutuhan : memberikan asuhan pada ibu dengan plasentas previa

Tindakan segera : Tindakan Rujukan

V. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi kesehatan ibu dan bayi baik.
Tekanan darah ibu 110/80 mmHg,
Nadi : 80kali /menit,
Suhu : 36°C.
Pernafasan : 23kali / menit. DJF (+), 148 kali / menit
Rasionalisasi :Dengan memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu, diharapkan
ibu merasa tenang
Evaluasi : Ibu dan keluarga sudah mengerti

2. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan pemenuhan nutrisiseperti minum dan


makan sedikit demi sedikit.

Rasionalisasi : agar tetap ada asupan makan yang bisa menambah tenaga ibu,
sehingga saat proses persalinan terjadi ibu tidak lemas.

Evaluasi: Ibu dan keluarga mengerti dan meminum teh serta makan biscuit

3. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan menjelaskan hal-hal yang


dianggap penting bahwa saat ini ibu sedang mengalami komplikasi kehamilan
yang berhubungan dengan kelainan plasenta yakni plasenta terletak di segmen
bawah uterus dan menutupi jalan lahir, sehingga menyebabkan pengeluaran
darah segar pervaginam yang disertai gumpalan tanpa rasa nyeri.

25
Rasional : agar ibu mengerti dengan keadaan yang di alami ibu yaitu ibu
dalam keadaan kehamilan dengan plasenta previa.
Evaluasi : ibu dan keluarga mengerti dan akan mengikuti anjuran bidan
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat total (tirah baring)
Rasional : karena dengan istirahat memungkinkan otot untuk berrelaksasi
dan mengurangi beban kerja jantung yang meningkat selama kehamilan serta
dapat mengurangi frekuensi perdarahan, dimana pada saat istirahat baring,
sum-sum tulang belakang bekerja menghasilkan sel-sel darah merah.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan anjurkan yang di berikan
5. Bekerja sama dengan anggota keluarga untuk memberikan dukungan psikologis
pada ibu
Rasional : dukungan psikologis sangat dibutuhkan ibu untuk meghadapi
keadaannya, serta untuk mengurangi kecemasan dan kekhawatiran yang
berlebihan yang sedang dirasakan ibu.
Evaluasi : Ibu mengerti dan sudah merasa lebih tenang
6. Lakukan pemeriksaan infus RL di karenakan pendarahan aktif
Rasional : cairan RL untuk memenuhi kebutuhan cairan pada tubuh
Evaluasi : Ibu mengerti dengan anjuran yang di berikan

7. Lakukan rujukan kolaborasi dengan dokter


Rasional : Sistem rujukan diselenggarakan dengan tujuan memberikan
pelayanan kesehatan secara bermutu, sehingga tujuan pelayanan tercapai
dengan baik
Evaluasi : Pasien telah setuju di rujuk ke RS.

26
BAB IV

PEMBAHASAN

Pengkajian dan asuhan yang diberikan kepada klien Ny P dengan indikasi Plasenta
Previa untuk mempersiapkan rujukan ke rumah sakit. Pukul 13.10 Wib Ny. P dengan indikasi
Plasenta Previa dengan kehamilan patologis, di lakukan rujukan ke rumah sakit dengan ,
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil, keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis, Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi ibu 108x/menit, Respirasi ibu 20x/menit
dan Suhu 36,5°c, di lakukan pemeriksaan abdomen Leopold I : TFU teraba se-px dan fundus
teraba bulat,lunak dan tidak melenting, yang berarti bokong, Leopold II : Pada perut bagian
kanan teraba bagian datar, keras dan memanjang seperti papan yang berarti punggung janin,
dan bagian kiriteraba bagian-bagian kecil yang berarti ekstremitas bayi (PUKA), Leopold III:
Pada perut bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting yang berarti kepala dan sudah tidak
dapat digoyangkan , Leopold IV: Kedua tangan sejajar (divergen) yang berarti kepala sudah
masuk PAP , Pemeriksaan dalam tidak di lakukan karena terdapat pengeluaran darah segar
terus menerus

Pada Plasenta Previa Untuk penanganan awal klien datang dan diperiksa baik
pemeriksaan subjektif dengan anamnesa maupun pemeriksaan objektif dan didapatkan hasil
bahwa ibu mengalami indikasi plasenta previa sehingga harus dilakukan persalinan kolaborasi
dengan dokter, persiapan untuk di lakukan rujukan, ketuban masih ada, tidak di lakukan
pemeriksaan dalam , pengeluaran darah pervaginam keluar darah tiba tiba dan segar , lalu di
lakukan perisapan rujukan yaitu informed consent dan pemasangan infus RL, lalu lakukan
rujukan pada pukul 13.10 WIB ke RSUD Ahmad Yani Metro .

27
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan
diakhir dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2013).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. (Sondakh, 2015).

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Wiknjosastro,
2014). Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi menutupi sebagian
atau seluruh segmen bawah rahim (Sataloff dkk, 2014). Plasenta previa berdasarkan
terabanya jaringan plasenta melalui jalan lahir diklasifikasikan menjadi plasenta previa
totalis yaitu implantasi plasenta menutupi seluruh pembukaan jalan lahir, plasenta previa
partialis yaitu plasenta yang implantasinya menutupi sebagian pembukaan jalan lahir,
plasenta previa marginalis yaitu plasenta yang implantasinya berada tepat di pinggir
pembukaan jalan lahir dan plasenta letak rendah yaitu implantasi plasenta yang terletak
3-4 cm dari pembukaan jalan lahir.

B. Saran yang diberikan ditujukan untuk :

1. Bagi Penulis

Penulis dapat menambah pengalaman secara nyata dalam melakukan studi


kasus mengenai asuhan kebidanan intranatal care dengan plasentass previa

2. Bagi Klien

28
Klien mendapatkan pelayanan yang intensif dalam persalinan.

3. Bagi Lahan Praktek

Dapat menjadikan sebagai salah satu wadah untuk tukar pikiran dalam
memperoleh ilmu baik dari mahasiswa ke lahan praktek ataupun sebaliknya
dari lahan praktek ke mahasiswa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
kebidanan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati, A. 2013. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan”. Jakarta : Salemba


Medika.

Helen, Varney. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2. Jakarta: EGC.

JNPK-KR, 2017. Buku Acuan Persalinan Normal. JNPK-KR: Jakarta.

JNPK-KR, 2011. Buku Acuan Bayi Baru Lahir JNPK-KR: Jakarta.

Mochtar, R. 2011. Synopsis Obstetric : Obstetric Fisiologi, Obstetric Patologi. Jakarta : ECG.

Sondakh Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.

Erlangga Sudarti, dkk. 2010. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta :Nuha Medika

Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi
Persalinan.Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica.

Wiknjosastro, Hanifa. 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga Cetakan Ke Tujuh.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sofian, Amru. 2012. Sinopsis obstetri. Jakarta: EGC

30
LEMBAR KONSUL

Nama : Echi Desnawati


NPM : 23390031
Pembimbing : Astriana.S.ST.,Bdn.,M.Kes

No Hari/ Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

31
32

Anda mungkin juga menyukai