Disusun Oleh :
1
LEMBAR PENGESAHAN
Mahasiswa
Mengetahui
Pembimbing Institusi
Pembimbing Lahan
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapkan terima kasih atas kehadirat Allah SWT, serta rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Lahan Klinik Kebidanan tentang “Asuhan
Kebidanan Inpartu Pada Ny. D Usia 27 Tahun P1A0 Dengan Lahir Spontan Di PMB Bd.’’Ayu
Retnita’’
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
Laporan Praktik Lahan Klinik Kebidanan tentang “Asuhan Kebidanan Inpartu Pada Ny. D Usia 27
Tahun P1A0 Dengan Lahir Spontan Di PMB Ayu Retnita“ dapat diselesaikan. Laporan ini disusun
guna memenuhi tugas Praktik Lahan Klinik Kebidanan. Penulis berharap laporan tentang “Asuhan
Kebidanan Inpartu Pada Ny. D Usia 27 Tahun P1A0 Dengan Lahir Spontan Di PMB Ayu
Retnita“ dapat menjadi referensi para pembaca untuk lebih memahami sistemnya.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Praktik Lahan Klinik Kebidanan ini masih jauh dari
sempurna. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar Tugas Praktik Lahan Klinik
Kebidanan ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada penulisan laporan ini, baik
terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.
Penulis
Banyuwangi, Agustus 2022
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang viabel dari uterus melalui
vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dan ditandai
dengan kontraksi uterus yang mengakibatkan obliterasi, dilatasi serviks, dan pengeluaran janin
melalui uterus Kanal vagina dengan persentase bagian belakang kepala lahir tanpa alat atau
bantuan apapun (kelahiran spontan) dan tidak ada komplikasi bagi ibu dan janin.
Terjadinya persalinan normal bukan berarti tidak ada masalah dengan persalinan, melainkan
banyak kemungkinan yang dapat terjadi yang disebut dengan komplikasi pada saat persalinan.
Komplikasi persalinan merupakan kondisi dimana ibu dan janin terancam karena intervensi
langsung pada saat persalinan, menjadi salah satu penyebab kematian ibu dan janin yang bersalin.
Beberapa komplikasi yang terjadi selama persalinan adalah ketuban pecah dini (KPD),
prematuritas, kehamilan postmaturitas, malposisi dan malpresentasi, preeklamsia dan eklampsia,
kehamilan kembar (Gemelli), dan distosia bahu. Hal ini dapat menyebabkan tingginya angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) pada saat kelahiran.
Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 bahwa Angka Kematian Ibu
(AKI) di dunia mencapai 289.000 jiwa. Dimana terbagi atas beberapa Negara, antara lain
Amerika Serikat 9.300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka
kematian ibu di Negara- Negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 jiwa, Vietnam 49 jiwa,
Thailand 26 jiwa, Brunei 27 jiwa, Malaysia 29 jiwa. Sebagian besar kematian ibu terjadi di negara
berkembang karena kurang mendapat akses pelayanan kesehatan, kekurangan fasilitas,
terlambatnya pertolongan persalinan disertai keadaaan social ekonomi dan pendidikan
masyarakat yang masih tergolong rendah (WHO, 2014)
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
persalinan
2. Tujuan Khusus Mahasiswa mampu dengan benar :
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengkajian data subjektif dan data obyektif pada ibu
bersalin
b. Mahasiswa mampu menjelaskan analisis pada ibu bersalinan
5
c. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan secara
efektifdan efisien sesuai kebutuhan ibu berslinan
d. Mahasiswa mampu menjelaskan evaluasi asuhan yang telah diberikan.
1.3 Manfaat
1. Manfaat teoritis sebagai bahan acuan dalam memeberiakn asuhan bagi ibu bersalin
2. Manfaat praktis
a. Bagi PMB menambah informasi dalam memberikan pelayanan bagi ibu bersalin
b. Bagi ibu bersalin menambah pengetahuan bagi ibu bersalin
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Persalinan
2.1.1 Persalinan
Persalinan adalah suatu proses yang fisiologis, dimana terjadinya pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan placenta) yang dapat hidup diluar kandungan dimulai dengan adanya
kontraksi uterus, penipisan dan pembukaan serviks, kelahiran bayi dan placenta melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain (abdomen), dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan ibu sendiri). (Wiknjosastro, 2012)
Persalinan merupakan proses pengeluaran konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Oktarina, 2015).
2.1.2 Tujuan Asuhan Persalinan
a) Memberikan dukungan baik secara fisik maupun emosional kepada ibu dan
keluarga selama persalinan dan kelahiran.
b) Melakukan pengkajian, membuat diagnose, mencegah, menangani komplikasi –
komplikasi dengan cara pemantauan ketat dan deteksi dini selama persalinan dan
kelahiran.
c) Melakukan rujukan pada kasus – kasus yang tidak bisa ditangani sendiri untuk
mendapatkan asyhan spesialis jika perlu.
d) Memberikan asuhan adekuat kepada ibu dengan intervensi minimal sesuai
dengan tahapan persalinannya.
e) Memperkencil resiko infeksi dengan melakukan pencegahan infeksi yang aman
f) Memberikan asuhan yang teoat untuk bayi segera setelah lahir.
g) Membantu ibu dengan pemberian ASI dini.
Alasan awal persalinan tidak diketahui dengan jelas. Banyak faktor yang diduga
berperan dan bekerja sama menyebabkan terjadinya persalinan, antara lain penurunan hormon
estrogen dan progesteron. Progesteron dikenal sebagai obat penenang untuk otot-otot rahim.
1. Tanda-tanda Persalinan
a. Adanya kontraksi uterus
7
Umumnya, kontraksi rahim juga dikenal sebagai nyeri persalinan, adalah tanda
pertama bahwa seorang wanita hamil akan melahirkan. Kontraksi tersebut berirama,
teratur, dan tidak disengaja, umumnya kontraksi bertujuan mempersiapkan mulut lahir
untuk memperbesar dan meningkatkan aliran darah di plasenta.
Kontraksi yang sebenarnya muncul dan menghilang secara teratur dengan
intensitas yang meningkat. Perut mengalami kontraksi dan relaksasi, pada akhir
kehamilan proses kontraksi akan lebih sering terjadi. Kontraksi terasa seperti nyeri
punggung bawah pada awalnya dan kemudian secara bertahap bergeser ke perut
bagian bawah, mirip dengan mulas saat menstruasi. Kontraksi terjadi secara simetris
di kedua sisi perut, dimulai di dekat bagian atas tuba falopi dan berlanjut ke seluruh
rahim. Kontraksi uterus berlanjut sampai bayi lahir.
b. Keluarnya lender bercampur darah
Lendir disekresikan sebagai akibat dari proliferasi kelenjar lendir serviks pada
awal kehamilan. Pemberi pertama menyumbat leher rahim, sumbatan tebal di mulut
rahim terlepas, menyebabkan darah merah keluar karena darah didorong keluar oleh
kontraksi yang membuka mulut rahim, menandakan bahwa mulut Rahim menjdai
lembut dan terbuka.
c. Keluar air-air (Ketuban)
Proses persalinan yang penting adalah pecahnya selaput ketuban. Selama
sembilan bulan kehamilan, bayi dapat dengan aman berenang di cairan ketuban.
Keluarnya udara dan cukup sedikit berasal dari pecahnya ketuban akibat kontraksi
yang sering terjadi, ketuban mulai pecah setiap saat hingga saat kelahiran..
d. Pembukaan servik
Penipisan mendahului dilatasi servik, pertama-pertama aktivitas uterus
dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian aktivitas uterus
menghasilkan dilatasi servik yang cepat. Membukanya leher rahim sebagai respon
terhadap kontraksi yang berkembang. Tanda ini tidak dirasakan oleh pasien tetapi
dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam. Petugas akan melakukan pemeriksaan
untuk menentukan pematangan, penipisan, dan pembukaan leher Rahim. Servik
menjadi matang selama periode yang berbeda beda sebelum persalinan, kematangan
servik mengindikasikan kesiapanya untuk persalinan.
9
Factor jalan lahir atau biasa disebut dengan panggu ibu. Passage memiliki 2 bagian
yaitu bagian keras dan bagian lunak.
b) Janin ( Passanger)
Sikap dan letak janin, presentasi, bagian terendah janin, dan posisi janin
c) Tenaga atau Kekuatan ( Power )
Kekuatan ibu untuk mendorong janin keluar. Kekuatan yang mendorong janin
keluar ialah his, kontraksi otot – otot polos, kontraksi diafragma, dan aksi dari
ligament dengan Kerjasama yang baik dan sempurna.
d) Psikis Ibu
Keadaan psikologi ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang – orang
yang dicintainya cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancer
dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi suami atau kelurganya.
e) Position Of Mother
Duduk atau setengah duduk, posisi merangkak, berjongkok atau berdiri, dan
berbaring miring ke kiri.
f) Penolong ( Provider )
Tenaga kesehatan yang memberikan asuhan kebidanan baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan pendekatan kepada klien.
11
Kebutuhan hygiene (kebersihan) ibu bersalin perlu diper hatikan bidan dalam
memberikan asuhan pada ibu bersalin. Personal hygiene yang baik dapat membuat ibu
merasa aman dan relaks, mengurangi kelelahan, mencegah infeksi, mencegah gangguan
sirkulasi darah, mempertahankan inte gritas pada jaringan, dan memelihara kesejahteraan
fisik serta psikis.
Tindakan personal hygiene, ibu bersalin yang dapat dilakukan bidan di antaranya:
membersihkan daerah gene talia (vulva-vagina, anus), dan memfasilitasi ibu untuk
menjaga kebersihan badan dengan mandi. Mandi saat persa Hlinan tidak dilarang. Di
sebagian budaya, mandi sebelum proses kelahiran bayi merupakan suatu hal yang harus
dilakukan untuk mensucikan badan. Alasannya, proses kelahiran bayi merupakan suatu
proses yang suci dan mengandung makna spiritual yang dalam. Secara ilmiah, selain dapat
membersihkan seluruh bagian tubuh, mandi juga dapat meningkatkan sirkulasi darah,
sehingga meningkatkan kenyamanan pada ibu, dan dapat mengurangi rasa sakit. Selama
proses persalinan apabila memungkinkan ibu dapat diijinkan mandi di kamar mandi
dengan pengawasan dari bidan.
Pada kala I fase aktif, dimana terjadi peningkatan bloody show dan ibu sudah tidak
mampu untuk mobilisasi. Sikap bidan harus membantu ibu untuk menjaga kebersihan
gene talianya untuk menghindari terjadinya infeksi intrapartum dan untuk meningkatkan
kenyamanan ibu bersalin. Member sihkan daerah genetalia dapat dilakukan dengan mela
kukan vulva hygiene menggunakan kapas bersih dibasahi dengan air Disinfeksi Tingkat
Tinggi (DTT), hindari yang penggunaan air yang bercampur antiseptik maupun lisol.
Bersihkan dari atas (vestibulum), ke bawah (arah anus). telah Tindakan ini dilakukan
apabila diperlukan. Misalnya setelah ibu BAK, setelah ibu BAB, maupun setelah ketuban
pecah spontan.
Pada kala II dan kala III, untuk membantu menjaga kebersihan diri ibu bersalin, maka
ibu dapat diberikan alas bersalin (under pad) yang dapat menyerap cairan tubuh
(lendirdarah, darah, air ketuban) dengan baik. Apabila saat mengejan diikuti dengan feses,
maka bidan harus segera membersihkannya, dan meletakkannya di wadah yang seha
rusnya. Sebaiknya hindari menutupi bagian tinja dengan tisu atau kapas ataupun melipat
undarpad.
Pada kala IV setelah janin dan plasenta dilahirkan, selama 2 jam observasi,
makapastikan keadaan ibu sudah bersih. Ibu dapat dimandikan atau dibersihkan di atas
tempat tidur. Pastikan bahwa ibu sudah mengenakan pakaian bersih dan penampung darah
(pembalut bersalin atau underpad) dengan baik. Hindari menggunakan pot kala, karena
hal ini. mengakibatkan ketidaknyamanan pada ibu bersalin. Demi memudahkan bidan
12
dalam melakukan observasi, maka celana dalam sebaiknya tidak digunakan terlebih
dahulu, pembalut ataupun underpad dapat dilipat disela-sela paha.
g) Kebutuhan Istirahat
Selama proses persalinan berlangsung, ibu bersalin harus tepat memenuhi kebutuhan
istirahat secara cukup. Istirahat selama proses persalinan (kala I, II, III maupun IV) yang
dimaksud adalah bidan memberikan kesempatan pada ibu untuk mencoba relaks tanpa
adanya tekanan emosional dan fisik. Hal ini dilakukan selama tidak ada his (disela-sela
his). Ibu bisa berhenti sejenak untuk melepas rasa sakit akibat his, makan atau minum,
atau melakukan hal menyenangkan yang lain untuk melepas lelah, atau apabila
memungkinkan ibu dapat tidur. Namun, pada kala II, sebaiknya ibu mengusahakan untuk
tidak mengantuk.
Setelah proses persalinan selesai (pada kala IV), sambil melakukan observasi, bidan
dapat mengizinkan ibu untuk tidur apabila sangat kelelahan. Namun, sebagai bidan,
memotivasi ibu untuk memberikan ASI dini harus tetap dilakukan. Istirahat yang cukup
setelah proses persalinan dapat membantu ibu untuk memulihkan fungsi alat-alat
reproduksi dan meminimalisasi trauma pada saat persalinan.
h) Penguraangan rasa nyeri
Menjelaskan cara untuk mengurangi rasa sakit ini adalah:
a) Mengurangi sakit di sumbernya
b) Memberikan rangsangan alternatif yang kuat
c) Mengurangi reaksi mental yang negatif, emosional, dan reaksi fisik ibu terhadap
rasa sakit.
Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit, menurut Kebidanan Varney
Midwifery
a) Adanya sesorang yang dapat mendukung dalam persalinan
b) Pengaturan posisi
c) Latihan relaksasi dan pernapasan
d) Istirahat dan privasi
e) Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
f) Sentuhan dan masase
g) Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament sakroiliaka
h) Pijatan ganda pada pinggul
i) Penekanan pada lutut
13
2.1.7 Manajemen nyeri
Nyeri saat bersalin merupakan kondisi fisiologis. Nyeri persalinan mulai muncul
selama masa inkubasi pertama dan berlanjut hingga fase aktif. Pada kehamilan pertama
persalinan bisa berjalan selama 20 jam, dan pada kehamilan berulang selama 14 jam. Nyeri
saat persalinan di sebabkan oleh kontraksi rahim dan pengembangan/pelebaranleher rahim.
Semakin kuat rasa sakitnya, semakin lama akan mengalami puncak rasa sakit selama fase aktif
berlangsung.
Nyeri persalinan dapat mempengaruhi kontraksi uterus melalui sekresi kadar
katekolamin dan kortisol yang menaikan aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan
darah, denyut jantung, pernafasan dan akibanya mempengaruhi lama persalinan. Nyeri juga
dapat menyebabkan aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan
persalinan lama. Adapun nyeri persalinan yang berat dan lama dapat mempengaruhi verifikasi
sirkulasi maupun metabolisme yang harus segera diatasi karena dapat menyebabkan semakin
mengalami nyeri berat (Andayani & Lestari, 2021).
Manajemen nyeri non farmakologi merupakan tindakan menurunkan rasa nyeri
tanpa menggunakan obat-obatan. Dalam melakukan intervensi keperawatan, teknik
nonfarmakologi merupakan suatu tindakan yang bisa dilakukan oleh seorang perawat
untuk meredakan atau mengatasi rasa nyeri yang dialami oleh seorang ibu yang akan
menjalani persalinan. Beberapa metode nonfarmakologi yang dapat digunakan antara lain
Teknik counterpressure, pelvic rocking, Teknik the knee press dan the double hip squeeze,
dan Teknik rebozo. (Suharti & Andarmoyo, 2013)
Manajemen non farmakologi
a) Pelvic rocking adalah merupakan cara yang efektif untuk bersantai bagi tubuh bagian
bawah khususnya daerah panggul. Teknik ini sering disarankan selama persalinan
untuk meningkatkan relaksasi dan memungkinkan gaya gravitasi untuk membantu
perajalanan bayi melalui jalan lahir, sehingga memungkinkan kemajuan proses
persalinan menjadi lebih cepat. Pada saat proses persalinan memasuki kala I, jika
duduk di atas bola dan dengan perlahan mengayunkan dan menggoyangkan pinggul
(pelvic rocking) ke depan dan belakang, sisi kanan dan sisi kiri, serta melingkar, akan
bermanfaat untuk :
1) goyang panggul memperkuat otot-otot perut dan punggung bawah;
2) mengurangi tekanan pada pembuluh darah di daerah sekitar rahim, dan tekanan di
kandung kemih;
3) gerakan ini akan membantu anda bersantai;
4) meningkatkan proses pencernaan;
14
5) mengurangi keluhan nyeri di daerah pinggang, inguinal,vagina dan sekitarnya;
6) membantu kontraksi rahim lebih efektif dalam membawa bayi melalui panggul
jika posisi ibu bersalin tegak dan bisa bersandar ke depan;
7) tekanan dari kepala bayi pada leher rahim tetap kostan ketika ibu bersalin diposisi
tegak, sehingga dilatasi (pembukaan) serviks dapat terjadi lebih cepat;
8) ligamentum atau otot disekitar panggul lebih relaks;
9) bidang luas panggul lebih lebar sehingga memudahkan kepala bayi turun ke dasar
panggul.
b) Teknik massage counterpressure adalah teknik massage untuk nyeri pinggang
persalinan dengan metode nonfarmakologi yaitu dengan menekan persarafan pada
daerah nyeri pinggang ibu bersalin, menggunakan kepalan tangan ke pinggang ibu
selama 20 menit dengan posisi duduk. Penekanan dilakukan bila responden
mengalami kontraksi uterus (yang menimbulkan nyeri pinggang) pada kala I fase aktif.
c) Teknik the knee press dan the double hip squeeze adalah teknik untuk mengurangi
nyeri persalinan dengan cara menekan pada kedua lutut ibu bersalin dan menekan ke
arah dalam pada kedua panggul illium ibu bersalin.
d) Teknik rebozo
Dilakukan dengan menggoyang goyangkan bagian perut menggunakan rebozo
(selendang)
b) Asuhan kala II
1. Persiapan Penolong
Salah satu persiapan penting penolong adalah memastikan penerapan prinsip dan praktik
pencegahan infeksi (PI) yaitu:
a. Sarung tangan disinfektan tingkat tinggi/steril harus selalu dipakai selama proses
pertolongan persalinan dan ada di partus set (diganti bila bocor, robek dan
terkontaminasi).
b. Perlengkapan perlindung diri
Merupakan perlengkapan penghalang/barrier penolong dengan bahan-bahan berpotensi
menularkan penyakit, yaitu celemek, penutup kepala/ ikat rambut, masker, kacamata.
Ini dikenakan selama pertolongan bayi, melahirkan placenta dan penjahitan
17
3. Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
a. Persiapan untuk pencegahan kehilangan panas berlebihan harus disediakan sebelum
bayi dilahirkan dengan memastikan tempat bersih dan hangat (minimal 25 C).
b. Disiapkan selimut bayi kering dan bersih.
19
3. Melakukan massase fundus uteri, dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba
keras) untuk mencegah perdarahan
d) Asuhan kala IV
Tujuan dari implementasi asuhan kala IV adalah untuk memastikan ibu dan bayi berada dalam
kondisi stabil serta mendeteksi dini komplikasi pasca bersalin dan mengambil tindakan yang
tepat untuk melakukan stabilisasi.
20
2.1.11 Pathway
Inpartu spontan
Kala 1
Kala 2 Kala 3 Kala 4
Kontraksi uterus
Kontraksi uterus kuat Pelepasan plasenta Evaluasi uterus
Peregangan otot dan cepet,perinium
jalan lahir menojol
Reflek mengedan
Pelvic rocking,
rebozo,teknik the knee
Bayi lahir
press dan the double
hip squeeze,massage
counterpressure Suntik oksitosin
21
BAB III
MANAJEMEN ASKEB
22
6) Pekerjaan : Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pencapaian status
gizinya. Hal ini dikaitkan dengan berat janin saat lahir. Jika tingkat sosial
ekonominya rendah, kemungkinan bayi lahir dengan berat badan rendah.
7) Alamat : Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam melakukan
follow up terhadap perkembangan ibu.
8) Keluhan Utama : Rasa sakit pada perut dan pinggang akibat kontraksi yang
datang lebih kuat, sering dan teratur, keluarnya lendir darah dan keluarnya air
ketuban dari jalan lahir itu pertanda ibu akan melhirkan.
9) Pola Nutrisi : Bertujuan untuk mengkaji cadangan energi dan status cairan ibu
untuk kekuatan saat bersalin, jika kekurangan nutrsi maka ibu tidk ada kekuatan
untuk mengejan saat melahirkan.
10) Pola Eliminasi : Saat persalinan akan berlangsung, menganjurkan ibu untuk
buang air kecil secara rutin, paling sedikit setiap 2 jam.
2. Data Obyektif
b. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu
3) Keadaan Emosional : Stabil
4) Berat Badan : Bertujuan untuk menghitung penambahan berat badan ibu
5) Tanda-tanda Vital : Secara garis besar, pada saat persalinan tanda-tanda vital ibu
mengalami peningkatan karena terjadi peningkatan metabolisme selama
persalinan.Tekanan darah meningkat selama kontraksi yaitu peningkatan
tekanan sistolik 10-20 mmHg dan diastolik 5-10 mmHg dan saat diantara waktu
kontraksi tekanan darah akan kembali ke tingkat sebelum persalinan. Rasa nyeri,
takut dan khawatir dapat semakin meningkatkan tekanan darah. Peningkatan
suhu normal adalah peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5° C sampai 1° C.
Frekuensi denyut nadi di antara waktu kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding
selama periode menjelang persalinan. Sedikit peningkatan frekuensi nadi
dianggap normal. Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan masih normal
selama persalinan.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Muka : Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang bervariasi pada wajah dan
leher (Chloasma Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating Hormon. Selain
23
itu, penilaian pada muka juga ditujukan untuk melihat ada tidaknya
pembengkakan pada daerah wajah serta mengkaji kesimetrisan bentuk wajah.
2) Mata : Pemeriksaan sclera bertujuan untuk menilai warna , yang dalam
keadaan normal berwarna putih. Sedangkan pemeriksaan konjungtiva
dilakukan untuk mengkaji munculnya anemia. Konjungtiva yang normal
berwarna merah muda. Selain itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap
pandangan mata yang kabur terhadap suatu benda untuk mendeteksi
kemungkinan terjadinya pre-eklampsia.
3) Payudara : Akibat pengaruh hormon kehamilan, payudara menjadi lunak,
membesar, vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat, puting payudara
membesar, kehitaman dan tegak, areola meluas dan kehitaman serta muncul
strechmark pada permukaan kulit payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan
payudara, mendeteksi kemungkinan adanya benjolan dan mengecek
pengeluaran ASI.
4) Ekstremitas : Tidak ada edema, tidak ada varises dan refleks patella
menunjukkan respons positif.
d. Pemeriksaan Khusus
a. Obstetri
1) Abdomen Inspeksi : Muncul garis-garis pada permukaan kulit perut (Striae
Gravidarum) dan garis pertengahan pada perut (Linea Gravidarum) akibat
Melanocyte Stimulating Hormon. Palpasi : Leopold 1, pemeriksa menghadap
ke arah muka ibu hamil, menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang
terdapat pada fundus. Leopold 2,menetukan bagian ektremitas dan punggung
bayi. Leopold 3, menentukan bagian terbawah janin dan menentukan apakah
bagian terbawah tersebut sudah masuk ke pintu atas panggul atau masih dapat
digerakkan. Leopold 4, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil dan
menentukan bagian terbawah janin dan berapa jauh bagian terbawah janin
masuk ke pintu atas panggul.
2) Tafsiran Tanggal Persalinan : Bertujuan untuk mengetahui apakah
persalinannya cukup bulan, prematur, atau postmatur.
3) Tafsiran Berat Janin : Berat janin dapat ditentukan dengan rumus Lohnson,
yaitu: Jika kepala janin belum masuk ke pintu atas panggul Berat janin = (TFU
– 12) × 155 gram Jika kepala janin telah masuk ke pintu atas panggul Berat
janin = (TFU – 11) × 155 gram.
24
4) Auskultasi : Denyut jantung janin normal adalah antara 120-160 ×/menit.
5) Kontraksi : Durasi kontraksi uterus setiap ibu berbeda-beda, tergantung pada
kala persalinan ibu tersebut. Kontraksi pada awal persalinan mungkin hanya
berlangsung 15 sampai 20 detik sedangkan pada persalinan kala I fase aktif
berlangsung dari 45 sampai 90 detik dengan durasi rata-rata 60 detik. Informasi
mengenai kontraksi ini membantu untuk membedakan antara konraksi
persalinan sejati dan persalinan palsu.
b. Gynekologi
a. Ano – Genetalia
1) Vaginal Toucher : Pemeriksaan vaginal toucher bertujuan untuk mengkaji
penipisan dan pembukaan serviks, bagian terendah, dan status ketuban. Jika
janin dalam presentasi kepala, moulding, kaput suksedaneum dan posisi janin
perlu dikaji dengan pemeriksaan dalam untuk memastikan adaptasi janin
dengan panggul ibu. Pembukaan serviks pada fase laten berlangsung selama 7-
8 jam. Sedangkan pada fase aktif dibagi menjadi 3 fase yaitu fase akselerasi,
fase dilatasi maksimal dan fase deselerasi yang masing-masing fase
berlangsung selama 2 jam.
2) Kesan Panggul :bertujuan untuk kekuatan ibu untuk mengejan, maka dari itu
ibu bersalin harus bisa melatih panggulnya untuk persalinan yang normal.
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Cardiotocography (CTG) : Bertujuan untuk mengkaji kesejahteraan janin.
2) USG : Pada akhir trimester III menjelang persalinan, pemeriksaan USG
dimaksudkan untuk memastikan presentasi janin, kecukupan air ketuban,
tafsiran berat janin, denyut jantung janin dan mendeteksi adanya komplikasi.
25
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. D Nama : Tn. A
Umur : 27 tahun Umur : 27 tahun
Suku/bangsa : Jawa, Indonesia Suku/bangsa : Jawa, Indonesia
Agama :Islam Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : BUMN Pekerjaan : BUMN
Alamat : Jln. Letkol Istiqlah gg Rajawali no 17, Singonegaran
2. Alasan datang
Ibu ingin melahirkan
3. Keluhan utama
Perut mules sejak jam 04.00 pagi
4. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : 12 tahun HPHT : 31-11-2021
2. Keluhan haid : Nyeri awal haid Siklus : 28 hari
3. Lama : 9 hari
4. Sifat darah : warna merah segar Banyaknya : ±2-3x/hari ganti pembalut
5. Riwayat Pernikahan
a. Menikah : Sah
b. Pernikahan ke :1
c. Lama menikah : 1 tahun
d. Usia pertama menikah : 26
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
26
1 HA MI L S A A T I N I
.
7. Riwayat kehamilan yang lalu
TM 1
ANC 2 kali
Keluhan : Pusing, dan tidak enak makan
Terapi : vitamin, Tablet Fe, Kalk
Tempat : PMB
Penyuluhan : Istirahat yang cukup, olaraga ringan, konsumsi tablet Fe
TM 2
ANC 1 kali
Keluhan : pusing
Terapi : istirahat yang cukup
Tempat : puskesmas
Penyuluhan: pola makanan
TM 3
ANC 2 kali
Keluhan : tidak ada keluhan
Terapi :
Tempat : puskesmas
Penyuluhan: pola istirahat, olaraga ringan.
8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah memakai kontrasepsi jenis apa pun
9. Riwayat Kesehatan lalu
Ibu mengatakan tidak ada Riwayat penyakit, seperti hipertensi,jantung, asma, diabetes melitus,
keturunan bayi kembar(gemili)
10. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki Riwayat penyakit, seperti hipertensi,jantung, asma,
diabetes melitus, keturunan bayi kembar(gemili) dll
11. Riwayat TT
Lengkap
12. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari
a. Tidur : tidur siang siang ±2 jam, malam ±7
b. Nutrisi : makan sehari 2-3 kali, minum sehari 7-8 gelas
27
c. Eliminasi : BAK : 3x/ hari BAB : 1x/hari
d. Personal Hygiene : mandi 2 kali sehari, menggati pembalut 3-5 kali sehari
13. Riwayat Psikosial
Hubungan dengan keluarga baik, kehamilan ini sangat di inginkan, keluarga memberikan
dukungan saat persalianan
B. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
UK : 38 minggu 6 hari
HPL : 7 Agustus 2022
2. Pemeriksaan TTV
Tekanan darah : 130/80mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5˚C
3. Pemeriksaan antopometri
BB terakhir : 55kg
BB Saat Ini : 75kg
LILA : 28cm
TB :158cm
4. Pemeriksaan Fisik
Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
Mata : sklera putih, konjungtiva merah mudah
Mulut : bibir merah mudah,
Gigi : gigi tidak ada yang berlubang, tidak ada gigi palsu, tidak ada caries
Hidung : tidak ada cuping hidung
Dada : tidak terdengar rochi, tidak ada retraksi dada
Payudara : simetris,tidak ada benjolan di bagia payudara, putting susu tidak
menonjol, colostrum tidak keluar.
Abdomen : terdapat strie livida, tidak ada luka bekas operasi, TFU 32cm, DJJ
140x/menit terratur dan kuat, letak kepala, punggung kiri, ekstremitas
28
janin sebelah kanan, kepala sudah masuk PAP 1/5,tidak ada lingkar bandl,
DJJ 140x/menit, His: 3x dalam 10 menit lamanya 30 detik
Genetalia : tidak ada pembekakan di bagian vagina, pembukaa 5 cm, eff 50%, bloodslym
(+), hodge 1, ketuban (+), molase 0, tidak ada bagian kecil di samping presentasi
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas : kaki kanan, kaki kiri tidak ada odema, dan tangan kanan, tangan kiri tidak
ada odema, tidak ada fraktur pada kaki dan tangan
Reflek Patella : tidak dikaji
5. Pemeriksaan Penunjang : Hb 13,3, Gol. Darah 0 +, SIV (NR), HbsAg (NR), PITC (NR)
C. Assessment
G1P0A0 UK 38 Minggu keadaan janin I/T/H kala I fase aktif normal
D. Plan
1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Berikan Informent Consent kepada ibu atau keluarga
3. Observasi DJJ,His, nadi setiap 30 menit
4. Observasi pembukaan dan penurunan kepala janin dan tekanan darah setiap 4 jam dengan
memantau perkembangan ibu dan janin
5. Anjurkan ibu untuk makan dan minum
6. Ajarkan teknik relaksasi
7. Anjurkan ibu untuk miring kiri, miring kanan
8. Siapkan alat pertolongan persalinan
9. Berikan asuhan sayang ibu
Perencana Asuhan
Sari
29
Lembar Implementasi Pertemuan Pertama
x/menit, TFU: 32 cm
30
2. Evaluasi 1. Ibu mengerti kondisi perkembanganya dan
proses bayinya
2. Keluarga menyetujui dan mendatangani inform
consent yang telah diberikan
3. Ibu bersedia di observasi DJJ, His, TTV,
pembukaan dan penurunan janinnya
4. Ibu bersedia untuk makan dan minum terlebih
dahulu
5. Ibu memahami dan melakukan teknik relaksasi
dan distraksi
6. Ibu memahami dan melakukan tidur miring
kanan dan miring kiri
7. Alat persalinan sudah disiapkan
8. Asuhan sayang ibu sudah dilakukan
31
CATATAN PERKEMBANGAN
A
T
A O KU : Baik
Terdapat tanda gejala kala 2 doran teknus perjol vulka (dorongan meneran,
tekanan anus, perenium menonjol, vulva membuka)
His : 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik,DJJ 138x/menit
32
LEMBAR IMPLEMENTASI
33
kepala
18. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali
pusat
19. Setelah kepala lahir, menunggu putaran paksi
luar yang berlangsung secara spontan
20. Membantu pengeluaran bahu
21. Setelah kedua bahu lahir, satu tangan
menyangga kepala dan bahu belakang, tangan
yang lain menelusuri dan memegang lengan
dan siku bayi bagian atas
22. Setelah tubuh dan lengan lahir, melakukan
penelusuran
23. Melakukan penilaian
24. Mengeringkan tubuh bayi
( Diana Purnama Sari ) (Bd. Ayu Retnita Dewi,SST,Keb ) ( Machria Rachman, SST.M.Kes)
NIM. 202007003 NIP. 198603062017042004 NIDN. 0712018401)
34
CATATAN PERKEMBANGAN
A
T
A O KU : Baik, terdapat semburan darah, tali pusat bertambah Panjang, TFU setinggi
pusat
35
LEMBAR IMPLEMENTASI
36
2. Evaluasi Plasenta lahir jam 09.10
proses
( Diana Purnama Sari ) (Bd. Ayu Retnita Dewi,SST,Keb ) ( Machria Rachman, SST.M.Kes)
NIM. 202007003 NIP. 198603062017042004 NIDN. 0712018401)
37
CATATAN PERKEMBANGAN
A
T
A O KU cukup,
TD: 130/90,S:36,5ᵒC, N: 90 x/menit, RR: 22x/menit Kandung kemih kosong,
perdarahan ±20 cc
A P1A0 partus kala IV normal
38
pemberian vit K
20. Lepas sarung tangan rendam ke larutan klorinCuci tangan dengan sabun
dan air mengalir, keringkan
21. lengkapi partograf
39
LEMBAR IMPLEMENTASI
40
17. Memakai sarung tangan bersih untuk
memberikan salep mata profilaksis infeksi,
vitamin K1 (1 mg ) intramuskular di paha kiri
bawah lateral dalam 1 jam pertama
18. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir
19. Memberikan imunisasi hepatitis di paha kanan
bawah lateral setelah 1 jam pemberian vit K
20. Melepas sarung tangan rendam ke larutan klorin
21. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
keringkan
22. Melengkapi partograf
( Diana Purnama Sari ) (Bd. Ayu Retnita Dewi,SST,Keb ) ( Machria Rachman, SST.M.Kes)
NIM. 202007003 NIP. 198603062017042004 NIDN. 0712018401)
41
BAB V
MENJELASKAN PENATALAKSANA
Asuhan kebidanan komprehensif telah di lakukan pada Ny. D dengan kehamilan normal yang
dimulai sejak tanggal 04 Agustus 2022. Adapun pengkajian yang telah penulis lakukan dan
dokumentasikan berupa Asuhan Persalinan.
Pada tanggal 04 Agustus pukul 04.00 WIB ibu datang ke PMB Bd. Ayu Retnita, diantar
dengan suaminya. Ibu datang dengan keluhan perutnya kenceng-kenceng semakin sering, serta sudah
mengeluarkan lender darah dari jam 04.30 WIB. Pada saat dilakukan pemeriksaan pukul 08.00 WIB
frekuensi mules 4 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik, semakin lama semakin kenceng. Kemudian
dilakukan pemeriksaan dalam jam 08.30 pembukaan udah lengkap ada lendir darah. Presentasi
kepala, ubun ubun kecil.
Kala II pada Ny. D berlangsung selama 30 menit, bayi lahir spontan dan menangis kuat
menurut teori proses ini berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Tanda tanda
dimulainya tahap persalinan kala II ini di antaranya adalah ibu mulai ingin meneran, perineum
menonjol, vulva vagina, dan sphincter anus membuka, jumlah pengeluaran air ketuban meningkat,
HIS lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali, pembukaan sudah lengkap (10 cm), pada
primigravida berlangsung rata-rata 1,5 jam dan multi perarata-ratanya 0,5 jam (Fitriana Yuni,2022)
Kala III pada Ny. D berlangsung selama 20 menit dimulai dari bayi lahir spontan pukul 09.00
WIB sampai plasenta lahir spontan pukul 09.10 WIB. Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Kala III ini berlangsung sekitar 15 sampai 30
menit, baik pada primapara maupun multipara.(Fitriana Yuni,2022). Kala III ini sering disebut
dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta.
Kala IV adalah waktu setelah plasenta lahir sampai sempat jam pertama setelah melahirkan.
Menurut (Eka Nurhayati,2021) kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah
proses tersebut. Beberapa observasi yang harus dilakukan pada kala IV, antara lain tingkat kesadaran;
pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, dan pernapasan); kontraksi uterus; serta
terjadinya perdarahan (perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai
500 cc).Observasi
Kala IV pada Ny.D yaitu TTV batas normal 130/80 mmHg, suhu 36,5 ºC, tinggi fundus uteri
2 jari di bawah pusat, kontraksi baik, konsistensi keras, kandung kemih kosong, jumlah pengeluaran
darah yang dialami yaitu ±20 cc. Persalinan pada Ny.D kala II, kala III,dan kala IV tidak ada
komplikasi.
42
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Dari proses persalinan pada Ny. D Usia 27 tahun P1 A0 berlangsung secara norma, tidak ada
komplikasi dalam persalinan berlangsung.Plasenta lahir spontan dan lengkap, ada sedikit robekan
di bagian vagiana. Persalinan dari kala I sampai dengan kala 3 berlangsung dengan normal dan
lancar. Saat bersalin sangat dibutuhkan dukungan dari keluarga, tenaga Kesehatan terutama
seorang suami,
.
6.2 SARAN
a) Bagi lahan praktik
Pelayanan sudah di lakukan cukup baik, sebaikknya hal baik tersebut dipertahankan, dan hal-
hal yang masih kurang dapat diperbaiki dalam memeberikan pelayanan kepada ibu bersalin
b) Bagi ibu bersalin
Diharapkan ibu bersalin terus mengembangkan pengetahuan dan mencari informasi terkini
tentang kehamilan, persalinan dan khususnya tentang masa persalinan mengenai komplikasi
yang terjadi pada persalinan.
43
DAFTAR PUSTAKA
Sugianti tuning, joeliatin,(2020).kombinasi pemberian kompres dan relaksasi genggam jari pada
nyeri persalinan.jurnal kebidanan ,vol 9.no,1 .hal 1-6
Fitriana Yuni dan Nurwiandani Widy (2022) ASUHAN PERSALINAN Konsep Persalinan
secara Komprehensif dalam Asuhan Kebidanan
Elisabeth Siwi dan Endang Purwoastuti (2021) Asuhan Kebidanan PERSALINAN & BAYI
BARU LAHIR.
Ari Kurniarum (2016), Asuhan Kebidanan PERSALINAN & BAYI BARU LAHIR.
Andayani, A., & Lestari, T. (2021). Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan Hubungan Pengetahuan
Ibu Bersalin dengan Intensitas Nyeri persalinan Kala I Fase aktif. 3 (1), 94–97.
Andarmoyo, S & Suharti. (2013). Persalinan tanpa Nyeri berlebihan: Konsep & aplikasi
manajemen nyeri persalinan. Jogjakarta
Rosmaria,Ulfah Maria.(2021). Pengaruh Terapi Birth Ball pada Ibu Inpartu terhadap Intensita
Persalinan Kala 1 Fase Aktif.vol 12.no 4 .hal 1-12
44