Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

A USIA 27 DENGAN P1A0 DENGAN PERSALINAN


NORMAL

DI PMB Bd. Ayu Retnita

Disusun Oleh :

DIANA PURNAMA SARI


20207003

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
JL. LETKOL ISTIQLAH NO 109 BANYUWANGI TELP (0333) 225 275
TAHUN 2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A USIA 27 DENGAN P1A0 DENGAN PERSALINAN


NORMAL

DI PMB Bd. Ayu Retnita

Telah di sahkan pada tanggal

Mahasiswa

( Diana Purnama Sari )


NIM. 202007003

Mengetahui
Pembimbing Institusi
Pembimbing Lahan

( Bd. Ayu Retnita Dewi,SST,Keb )


( Machria Rachman, SST.M.Kes)
NIP. 198603062017042004
NIDN. 0712018401)
NIP.

2
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan terima kasih atas kehadirat Allah SWT, serta rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Lahan Klinik Kebidanan tentang “Asuhan
Kebidanan Inpartu Pada Ny. D Usia 27 Tahun P1A0 Dengan Lahir Spontan Di PMB Bd.’’Ayu
Retnita’’
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
Laporan Praktik Lahan Klinik Kebidanan tentang “Asuhan Kebidanan Inpartu Pada Ny. D Usia 27
Tahun P1A0 Dengan Lahir Spontan Di PMB Ayu Retnita“ dapat diselesaikan. Laporan ini disusun
guna memenuhi tugas Praktik Lahan Klinik Kebidanan. Penulis berharap laporan tentang “Asuhan
Kebidanan Inpartu Pada Ny. D Usia 27 Tahun P1A0 Dengan Lahir Spontan Di PMB Ayu
Retnita“ dapat menjadi referensi para pembaca untuk lebih memahami sistemnya.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Praktik Lahan Klinik Kebidanan ini masih jauh dari
sempurna. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar Tugas Praktik Lahan Klinik
Kebidanan ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada penulisan laporan ini, baik
terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.

Penulis
Banyuwangi, Agustus 2022

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ 1


LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... 2
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 3
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 5
1.2 Tujuan .................................................................................................... 5
1.3 Manfaat .................................................................................................. 6
BAB II TINJAUN PUSTAKA
2.2 Definisi Persalinan
2.2.1 Persalinan ................................................................................... 7
2.2.2 Tujuan Asuhan Persalinan ....................................................... 7
2.2.3 Sebab-sebab terjadi persalinan ................................................ 7
2.2.4 Tahapan persalinan................................................................... 8
2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan ................................ 9
2.2.6 Kebutuhan Dasar Persalinan ................................................... 10
2.2.7 Manajemen Nyeri ...................................................................... 14
2.2.8 Teknik relaksasi......................................................................... 15
2.2.9 Mekanisme Persalinan .............................................................. 15
2.2.10 Tatalaksana Asuhan Persalinan .............................................. 16
2.2.11 Pathway ...................................................................................... 21
BAB III MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Definisi Manajemen Asuhan Kebidanan ............................................ 22
3.2 Tahapan Manajemen Kebidanan ........................................................ 22
BAB IV TINJAUAN KASUS
4.1 Tinjauan Kasus...................................................................................... 26
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan ........................................................................................... 42
BAB VI PENUTUP

6.1 KESIMPULAN ...................................................................................... 43


6.2 SARAN ................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 44

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang viabel dari uterus melalui
vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dan ditandai
dengan kontraksi uterus yang mengakibatkan obliterasi, dilatasi serviks, dan pengeluaran janin
melalui uterus Kanal vagina dengan persentase bagian belakang kepala lahir tanpa alat atau
bantuan apapun (kelahiran spontan) dan tidak ada komplikasi bagi ibu dan janin.
Terjadinya persalinan normal bukan berarti tidak ada masalah dengan persalinan, melainkan
banyak kemungkinan yang dapat terjadi yang disebut dengan komplikasi pada saat persalinan.
Komplikasi persalinan merupakan kondisi dimana ibu dan janin terancam karena intervensi
langsung pada saat persalinan, menjadi salah satu penyebab kematian ibu dan janin yang bersalin.
Beberapa komplikasi yang terjadi selama persalinan adalah ketuban pecah dini (KPD),
prematuritas, kehamilan postmaturitas, malposisi dan malpresentasi, preeklamsia dan eklampsia,
kehamilan kembar (Gemelli), dan distosia bahu. Hal ini dapat menyebabkan tingginya angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) pada saat kelahiran.
Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 bahwa Angka Kematian Ibu
(AKI) di dunia mencapai 289.000 jiwa. Dimana terbagi atas beberapa Negara, antara lain
Amerika Serikat 9.300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka
kematian ibu di Negara- Negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 jiwa, Vietnam 49 jiwa,
Thailand 26 jiwa, Brunei 27 jiwa, Malaysia 29 jiwa. Sebagian besar kematian ibu terjadi di negara
berkembang karena kurang mendapat akses pelayanan kesehatan, kekurangan fasilitas,
terlambatnya pertolongan persalinan disertai keadaaan social ekonomi dan pendidikan
masyarakat yang masih tergolong rendah (WHO, 2014)

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
persalinan
2. Tujuan Khusus Mahasiswa mampu dengan benar :
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengkajian data subjektif dan data obyektif pada ibu
bersalin
b. Mahasiswa mampu menjelaskan analisis pada ibu bersalinan

5
c. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan secara
efektifdan efisien sesuai kebutuhan ibu berslinan
d. Mahasiswa mampu menjelaskan evaluasi asuhan yang telah diberikan.

1.3 Manfaat
1. Manfaat teoritis sebagai bahan acuan dalam memeberiakn asuhan bagi ibu bersalin
2. Manfaat praktis
a. Bagi PMB menambah informasi dalam memberikan pelayanan bagi ibu bersalin
b. Bagi ibu bersalin menambah pengetahuan bagi ibu bersalin

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Persalinan
2.1.1 Persalinan
Persalinan adalah suatu proses yang fisiologis, dimana terjadinya pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan placenta) yang dapat hidup diluar kandungan dimulai dengan adanya
kontraksi uterus, penipisan dan pembukaan serviks, kelahiran bayi dan placenta melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain (abdomen), dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan ibu sendiri). (Wiknjosastro, 2012)
Persalinan merupakan proses pengeluaran konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Oktarina, 2015).
2.1.2 Tujuan Asuhan Persalinan
a) Memberikan dukungan baik secara fisik maupun emosional kepada ibu dan
keluarga selama persalinan dan kelahiran.
b) Melakukan pengkajian, membuat diagnose, mencegah, menangani komplikasi –
komplikasi dengan cara pemantauan ketat dan deteksi dini selama persalinan dan
kelahiran.
c) Melakukan rujukan pada kasus – kasus yang tidak bisa ditangani sendiri untuk
mendapatkan asyhan spesialis jika perlu.
d) Memberikan asuhan adekuat kepada ibu dengan intervensi minimal sesuai
dengan tahapan persalinannya.
e) Memperkencil resiko infeksi dengan melakukan pencegahan infeksi yang aman
f) Memberikan asuhan yang teoat untuk bayi segera setelah lahir.
g) Membantu ibu dengan pemberian ASI dini.

2.1.3 Sebab-sebab Terjadinya Persalinan

Alasan awal persalinan tidak diketahui dengan jelas. Banyak faktor yang diduga
berperan dan bekerja sama menyebabkan terjadinya persalinan, antara lain penurunan hormon
estrogen dan progesteron. Progesteron dikenal sebagai obat penenang untuk otot-otot rahim.
1. Tanda-tanda Persalinan
a. Adanya kontraksi uterus

7
Umumnya, kontraksi rahim juga dikenal sebagai nyeri persalinan, adalah tanda
pertama bahwa seorang wanita hamil akan melahirkan. Kontraksi tersebut berirama,
teratur, dan tidak disengaja, umumnya kontraksi bertujuan mempersiapkan mulut lahir
untuk memperbesar dan meningkatkan aliran darah di plasenta.
Kontraksi yang sebenarnya muncul dan menghilang secara teratur dengan
intensitas yang meningkat. Perut mengalami kontraksi dan relaksasi, pada akhir
kehamilan proses kontraksi akan lebih sering terjadi. Kontraksi terasa seperti nyeri
punggung bawah pada awalnya dan kemudian secara bertahap bergeser ke perut
bagian bawah, mirip dengan mulas saat menstruasi. Kontraksi terjadi secara simetris
di kedua sisi perut, dimulai di dekat bagian atas tuba falopi dan berlanjut ke seluruh
rahim. Kontraksi uterus berlanjut sampai bayi lahir.
b. Keluarnya lender bercampur darah
Lendir disekresikan sebagai akibat dari proliferasi kelenjar lendir serviks pada
awal kehamilan. Pemberi pertama menyumbat leher rahim, sumbatan tebal di mulut
rahim terlepas, menyebabkan darah merah keluar karena darah didorong keluar oleh
kontraksi yang membuka mulut rahim, menandakan bahwa mulut Rahim menjdai
lembut dan terbuka.
c. Keluar air-air (Ketuban)
Proses persalinan yang penting adalah pecahnya selaput ketuban. Selama
sembilan bulan kehamilan, bayi dapat dengan aman berenang di cairan ketuban.
Keluarnya udara dan cukup sedikit berasal dari pecahnya ketuban akibat kontraksi
yang sering terjadi, ketuban mulai pecah setiap saat hingga saat kelahiran..
d. Pembukaan servik
Penipisan mendahului dilatasi servik, pertama-pertama aktivitas uterus
dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian aktivitas uterus
menghasilkan dilatasi servik yang cepat. Membukanya leher rahim sebagai respon
terhadap kontraksi yang berkembang. Tanda ini tidak dirasakan oleh pasien tetapi
dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam. Petugas akan melakukan pemeriksaan
untuk menentukan pematangan, penipisan, dan pembukaan leher Rahim. Servik
menjadi matang selama periode yang berbeda beda sebelum persalinan, kematangan
servik mengindikasikan kesiapanya untuk persalinan.

2.1.4 Tahapan Persalinan


Pada proses persalinan di bagi empat kala yaitu:
a. Kala 1
8
Dimana kala 1 ini dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servix
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Di kala ini di bedakan menjadi 2
fase:
1. fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servix secara bertahap
a. Pembukaan servix kurang dari 4 cm
b. Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
2. fase aktif
a. Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu
10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih
b. Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau
lebih perjam hingga permbukaan lengkap (10 cm)
c. Terjadi penurunan bagian terendah janin.
b. Kala 2
Pengeluaran tahap persalinan kala II ini dimulai dari pembukaan lengkap sampai
lahirnya bayi.
c. Kala 3
Dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta.
d. Kala 4
Kala IV adalah fase setelah plasenta lahir hingga 2 jam postpartum. Pada kala ini
dilakukan penilaian perdarahan pervaginam, bila ditemukan robekan jalan lahir
maka perlu dilakukan hecting. Setelah itu, tenaga medis harus menilai tanda-tanda
vital ibu, memastikan kontraksi uterus baik, dan memastikan tidak terjadi
perdarahan postpartum. Selain itu, ibu sebaiknya dimotivasi untuk melakukan
IMD dalam waktu minimal 1 jam setelah melahirkan. Setelah proses IMD selesai
atau 1 jam setelah lahir, bayi akan diberikan suntikan vitamin K intramuskular di
anterolateral paha kiri, dan 1 jam setelahnya diberikan imunisasi hepatitis B pada
anterolateral paha kanan. Memandikan bayi selama 24 jam pertama sebaiknya
dihindari untuk mencegah hipotermia.

2.1.5 Factor Yang Mempengaruhi Persalinan


a) Jalan Lahir ( Passage )

9
Factor jalan lahir atau biasa disebut dengan panggu ibu. Passage memiliki 2 bagian
yaitu bagian keras dan bagian lunak.
b) Janin ( Passanger)
Sikap dan letak janin, presentasi, bagian terendah janin, dan posisi janin
c) Tenaga atau Kekuatan ( Power )
Kekuatan ibu untuk mendorong janin keluar. Kekuatan yang mendorong janin
keluar ialah his, kontraksi otot – otot polos, kontraksi diafragma, dan aksi dari
ligament dengan Kerjasama yang baik dan sempurna.
d) Psikis Ibu
Keadaan psikologi ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang – orang
yang dicintainya cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancer
dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi suami atau kelurganya.
e) Position Of Mother
Duduk atau setengah duduk, posisi merangkak, berjongkok atau berdiri, dan
berbaring miring ke kiri.
f) Penolong ( Provider )
Tenaga kesehatan yang memberikan asuhan kebidanan baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan pendekatan kepada klien.

2.1.6 Kebutuhan Dasar Selama Persalinan


a) Kebutuhan Oksigen
Pemenuhan kebutuhan oksigen selama proses persalinan perlu diperhatikan oleh
bidan, terutama pada kala I dan kala II, di mana oksigen yang ibu hirup sangat penting
artinya untuk oksigenasi janin melalui plasenta. Suplai oksigen yang tidak adekuat, dapat
menghambat kemajuan persalinan dan dapat mengganggu kesejahteraan janin. Oksigen
yang adekuat dapat diupayakan dengan pengaturan sirkulasi udara yang baik selama
persalinan. Ventilasi udara perlu diperhatikan, apabila ruangan tertutup karena
menggunakan AC, maka pastikan bahwa dalam ruangan tersebut tidak terdapat banyak
orang Hindari menggunakan pakaian yang ketat, sebaiknya penopang payudara (BH)
dapat dilepas atau dikurangi kekencangannya. Indikasi pemenuhan kebutuhan oksigen
adekuat adalah Denyut Jantung Janin (DJJ) baik dan stabil.
b) Dukungan fisik dan psikologis
Bidan adalah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang dapat
diandalkan serta mampu memeberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan.
Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan
10
kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan
yang sedang berlangsung. Jika seorang bidan sedang sibuk, maka ia harus memastikan
bahwa ada seorang pendukung yang hadir dan memantu wanita yang sedang dalam
persalinan.
Dukungan dapat diberikan oleh orang-orang terdekat pasien (suami, keluarga, teman,
perawat, bidan maupun dokter). Pendamping persalinan hendaknya orang yang sudah
terlibat sejak dalam kelas-kelas antenatal. Mereka dapat membuat laporan tentang
kemajuan ibu dan secara terus menerus memonitor kemajuan persalinan.
c) Kebutuhan cairan dan makanan
Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, oleh karena makan padat
lebih lama tinggal dalam lambung dari pada makanan cair, sehingga proses pencernaan
lebih lambat selama persalinan. Bila ada pemberian obat, dapat juga merangsang
terjadinya mual/muntah yang dapat mengakibatkan terjadinya aspiraasi ke dalam paru-
paru, untuk mencegah dehidrasi, pasien dapat diberikan banyak minum segar(ju buah,
sup) selama proses persalinan, namuun bila mual/muntah dpt diberikan cairan IV(RL)
d) Kebutuhan eliminasi
Kandung kencing harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses persalinan. Bila
pasien tidak dapat berkemih sendiri dapat dilakukan keterisasi oleh karena kandung
kencing yang penuh akan menghambat penurunan baian terbawah janin, selain itu juga
akan mengingkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali pasien karena bersama dengan
munculnya kontraksi uterus. Rektum yang penuh akan mengganggu penur tandaunan
bagian terbawah janin, namun bila pasien mengatkan ingin BAB, bidan harus memastikan
kemungkinan adanya tanda dan gejala masuk pada kala II. Bila diperlukan sesuai indikasi
dapat dilakukan lavement.
e) Posisioning dan aktifitas
Persalinan dan kelahiran merupakan suatu peristiwa yang normal. tanpa disadari dan
mau tidak mau harus berlangsung. Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks
sedapat mungkin bidan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi yang diinginkan oleh
ibu dalam persalinannya. Sebaliknya, peranan bidan adalah untuk mendukung ibu dalam
pemilihan posisi apapun yang dipilihnya, menyarankan alternatif alternatif hanya apabila
tindakan ibu tidak efektif atau membahayakan bagi dirinya sendiri atau bagi bayinya. Bila
ada anggota keluarga yang hadit untuk melayani sebagai pendamping ibu, maka bidan
bisa menawarkan dukungan pada orang yang mendukung ibu tersebut
f) Kebutuhan Hygiene (Kebersihan Personal)

11
Kebutuhan hygiene (kebersihan) ibu bersalin perlu diper hatikan bidan dalam
memberikan asuhan pada ibu bersalin. Personal hygiene yang baik dapat membuat ibu
merasa aman dan relaks, mengurangi kelelahan, mencegah infeksi, mencegah gangguan
sirkulasi darah, mempertahankan inte gritas pada jaringan, dan memelihara kesejahteraan
fisik serta psikis.
Tindakan personal hygiene, ibu bersalin yang dapat dilakukan bidan di antaranya:
membersihkan daerah gene talia (vulva-vagina, anus), dan memfasilitasi ibu untuk
menjaga kebersihan badan dengan mandi. Mandi saat persa Hlinan tidak dilarang. Di
sebagian budaya, mandi sebelum proses kelahiran bayi merupakan suatu hal yang harus
dilakukan untuk mensucikan badan. Alasannya, proses kelahiran bayi merupakan suatu
proses yang suci dan mengandung makna spiritual yang dalam. Secara ilmiah, selain dapat
membersihkan seluruh bagian tubuh, mandi juga dapat meningkatkan sirkulasi darah,
sehingga meningkatkan kenyamanan pada ibu, dan dapat mengurangi rasa sakit. Selama
proses persalinan apabila memungkinkan ibu dapat diijinkan mandi di kamar mandi
dengan pengawasan dari bidan.
Pada kala I fase aktif, dimana terjadi peningkatan bloody show dan ibu sudah tidak
mampu untuk mobilisasi. Sikap bidan harus membantu ibu untuk menjaga kebersihan
gene talianya untuk menghindari terjadinya infeksi intrapartum dan untuk meningkatkan
kenyamanan ibu bersalin. Member sihkan daerah genetalia dapat dilakukan dengan mela
kukan vulva hygiene menggunakan kapas bersih dibasahi dengan air Disinfeksi Tingkat
Tinggi (DTT), hindari yang penggunaan air yang bercampur antiseptik maupun lisol.
Bersihkan dari atas (vestibulum), ke bawah (arah anus). telah Tindakan ini dilakukan
apabila diperlukan. Misalnya setelah ibu BAK, setelah ibu BAB, maupun setelah ketuban
pecah spontan.
Pada kala II dan kala III, untuk membantu menjaga kebersihan diri ibu bersalin, maka
ibu dapat diberikan alas bersalin (under pad) yang dapat menyerap cairan tubuh
(lendirdarah, darah, air ketuban) dengan baik. Apabila saat mengejan diikuti dengan feses,
maka bidan harus segera membersihkannya, dan meletakkannya di wadah yang seha
rusnya. Sebaiknya hindari menutupi bagian tinja dengan tisu atau kapas ataupun melipat
undarpad.
Pada kala IV setelah janin dan plasenta dilahirkan, selama 2 jam observasi,
makapastikan keadaan ibu sudah bersih. Ibu dapat dimandikan atau dibersihkan di atas
tempat tidur. Pastikan bahwa ibu sudah mengenakan pakaian bersih dan penampung darah
(pembalut bersalin atau underpad) dengan baik. Hindari menggunakan pot kala, karena
hal ini. mengakibatkan ketidaknyamanan pada ibu bersalin. Demi memudahkan bidan
12
dalam melakukan observasi, maka celana dalam sebaiknya tidak digunakan terlebih
dahulu, pembalut ataupun underpad dapat dilipat disela-sela paha.
g) Kebutuhan Istirahat
Selama proses persalinan berlangsung, ibu bersalin harus tepat memenuhi kebutuhan
istirahat secara cukup. Istirahat selama proses persalinan (kala I, II, III maupun IV) yang
dimaksud adalah bidan memberikan kesempatan pada ibu untuk mencoba relaks tanpa
adanya tekanan emosional dan fisik. Hal ini dilakukan selama tidak ada his (disela-sela
his). Ibu bisa berhenti sejenak untuk melepas rasa sakit akibat his, makan atau minum,
atau melakukan hal menyenangkan yang lain untuk melepas lelah, atau apabila
memungkinkan ibu dapat tidur. Namun, pada kala II, sebaiknya ibu mengusahakan untuk
tidak mengantuk.
Setelah proses persalinan selesai (pada kala IV), sambil melakukan observasi, bidan
dapat mengizinkan ibu untuk tidur apabila sangat kelelahan. Namun, sebagai bidan,
memotivasi ibu untuk memberikan ASI dini harus tetap dilakukan. Istirahat yang cukup
setelah proses persalinan dapat membantu ibu untuk memulihkan fungsi alat-alat
reproduksi dan meminimalisasi trauma pada saat persalinan.
h) Penguraangan rasa nyeri
Menjelaskan cara untuk mengurangi rasa sakit ini adalah:
a) Mengurangi sakit di sumbernya
b) Memberikan rangsangan alternatif yang kuat
c) Mengurangi reaksi mental yang negatif, emosional, dan reaksi fisik ibu terhadap
rasa sakit.
Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit, menurut Kebidanan Varney
Midwifery
a) Adanya sesorang yang dapat mendukung dalam persalinan
b) Pengaturan posisi
c) Latihan relaksasi dan pernapasan
d) Istirahat dan privasi
e) Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
f) Sentuhan dan masase
g) Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament sakroiliaka
h) Pijatan ganda pada pinggul
i) Penekanan pada lutut

13
2.1.7 Manajemen nyeri
Nyeri saat bersalin merupakan kondisi fisiologis. Nyeri persalinan mulai muncul
selama masa inkubasi pertama dan berlanjut hingga fase aktif. Pada kehamilan pertama
persalinan bisa berjalan selama 20 jam, dan pada kehamilan berulang selama 14 jam. Nyeri
saat persalinan di sebabkan oleh kontraksi rahim dan pengembangan/pelebaranleher rahim.
Semakin kuat rasa sakitnya, semakin lama akan mengalami puncak rasa sakit selama fase aktif
berlangsung.
Nyeri persalinan dapat mempengaruhi kontraksi uterus melalui sekresi kadar
katekolamin dan kortisol yang menaikan aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan
darah, denyut jantung, pernafasan dan akibanya mempengaruhi lama persalinan. Nyeri juga
dapat menyebabkan aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan
persalinan lama. Adapun nyeri persalinan yang berat dan lama dapat mempengaruhi verifikasi
sirkulasi maupun metabolisme yang harus segera diatasi karena dapat menyebabkan semakin
mengalami nyeri berat (Andayani & Lestari, 2021).
Manajemen nyeri non farmakologi merupakan tindakan menurunkan rasa nyeri
tanpa menggunakan obat-obatan. Dalam melakukan intervensi keperawatan, teknik
nonfarmakologi merupakan suatu tindakan yang bisa dilakukan oleh seorang perawat
untuk meredakan atau mengatasi rasa nyeri yang dialami oleh seorang ibu yang akan
menjalani persalinan. Beberapa metode nonfarmakologi yang dapat digunakan antara lain
Teknik counterpressure, pelvic rocking, Teknik the knee press dan the double hip squeeze,
dan Teknik rebozo. (Suharti & Andarmoyo, 2013)
Manajemen non farmakologi
a) Pelvic rocking adalah merupakan cara yang efektif untuk bersantai bagi tubuh bagian
bawah khususnya daerah panggul. Teknik ini sering disarankan selama persalinan
untuk meningkatkan relaksasi dan memungkinkan gaya gravitasi untuk membantu
perajalanan bayi melalui jalan lahir, sehingga memungkinkan kemajuan proses
persalinan menjadi lebih cepat. Pada saat proses persalinan memasuki kala I, jika
duduk di atas bola dan dengan perlahan mengayunkan dan menggoyangkan pinggul
(pelvic rocking) ke depan dan belakang, sisi kanan dan sisi kiri, serta melingkar, akan
bermanfaat untuk :
1) goyang panggul memperkuat otot-otot perut dan punggung bawah;
2) mengurangi tekanan pada pembuluh darah di daerah sekitar rahim, dan tekanan di
kandung kemih;
3) gerakan ini akan membantu anda bersantai;
4) meningkatkan proses pencernaan;
14
5) mengurangi keluhan nyeri di daerah pinggang, inguinal,vagina dan sekitarnya;
6) membantu kontraksi rahim lebih efektif dalam membawa bayi melalui panggul
jika posisi ibu bersalin tegak dan bisa bersandar ke depan;
7) tekanan dari kepala bayi pada leher rahim tetap kostan ketika ibu bersalin diposisi
tegak, sehingga dilatasi (pembukaan) serviks dapat terjadi lebih cepat;
8) ligamentum atau otot disekitar panggul lebih relaks;
9) bidang luas panggul lebih lebar sehingga memudahkan kepala bayi turun ke dasar
panggul.
b) Teknik massage counterpressure adalah teknik massage untuk nyeri pinggang
persalinan dengan metode nonfarmakologi yaitu dengan menekan persarafan pada
daerah nyeri pinggang ibu bersalin, menggunakan kepalan tangan ke pinggang ibu
selama 20 menit dengan posisi duduk. Penekanan dilakukan bila responden
mengalami kontraksi uterus (yang menimbulkan nyeri pinggang) pada kala I fase aktif.
c) Teknik the knee press dan the double hip squeeze adalah teknik untuk mengurangi
nyeri persalinan dengan cara menekan pada kedua lutut ibu bersalin dan menekan ke
arah dalam pada kedua panggul illium ibu bersalin.
d) Teknik rebozo
Dilakukan dengan menggoyang goyangkan bagian perut menggunakan rebozo
(selendang)

2.1.8 Teknik relaksasi


Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri
pada ibu bersalin secara non farmakologis dengan menarik nafas dalam-dalam pada saat ada
kontraksi melalui hidung sambil menggembungkan perut dan menghembuskan nafas melalui
mulut secara perlahan sambil mengempeskan perut. Teknik relaksasi dapat dilakukan untuk
mengendalikan rasa nyeri ibu dengan meminimalan aktifitas saraf simpatik dalam sistem saraf
otonom. Teknik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol intensitas reaksi ibu
terhadap rasa nyeri. Hormon adrenalin dan kortisol yang menyebabkan ibu cemas dan takut
akan menurun, ibu dapat meningkatkan konsentrasi dan merasa tenang sehingga memudahkan
ibu untuk mengatur pernafasan.

2.1.9 Mekanisme persalinan


a) Engagement
Masuknya kepala janin kedalam PAP. Proses tersebut biasanya dengan satura sagitalis
melintang menyesuaikan dengan letak punggung.
15
b) Penurunan
Majunya kepala janin disebabkan karena cairan intrauterine, tekanan langsung oleh
fundus uteri, kekuatan mengejan, melurusnya badan janinoleh perubahan bentuk Rahim.
c) Fleksi
Kepala janin masuk ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil yaitu dengan
diameter suboccipito bregmatikus ( 9,5 ) menggantikan suboccipito frontalis dan
sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir PAP, serviks dan dinding panggul atau dasar
panggul. Sampai didasar panggul kepala janin berada dalam posisi fleksi maksimal,
kepala turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan.
Akibat kombinasi elastisitas, diafragma pelvis dan tekanan intrauterine maka kepala
mengadakan rotasi yang disebut putar paksi dalam.
d) Putar paksi dalam
Pemutaran bagian terendah janin dari bagian depan memutar ke depan dan ke bawah
simpisis. Pada presentasi belakang pada bagian terendah biasanya daerah ubun – ubun
kecil dan bagian ini memutar ke depan ke bawah simpisis.
e) Ekstensi
Setelah putar paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul dan terjadilah
ekstensi atau defleksi dari kepala, karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan atas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk dapat
melewati pintu bawah panggul.
f) Putar paksi luar
Gerakan Kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi untuk menyelesaikan kedudukan
kepala dengan punggung janin. Bahu melintasi PAP dalam posisi miring. Di dalam
rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya
hingga di dasar panggul. Apabila bahu telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi
depan belakang, lalu dilahirkan bahu depan terlebih dahulu, baru kemudian bahu
belakang. Kemudian bayi lahir seluruhnya.
g) Ekspulsi
Bayi telah dilahirnya keseluruhanya.

2.1.10 Tatalaksana asuhan persalinan


2.9.2 Tatalaksana Asuhan Persalinan
a) Asuhan kala I
1. Memberi dukungan emosional
16
Dukungan serta anjurkan suami dan anggota keluarga mendampingi ibu selama persalinan
dan minta mereka untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali berbagai upaya
yang mungkin sangat membantu kenyamanan ibu.
2. Membantu pengaturan posisi ibu
Anjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan melahirkan
bayi dan anjurkan suami atau keluaga untuk mendampingi, seperti berjalan, berdiri, duduk,
jongkok, berbaring miring, merangkak. Beri tahu ibu untuk tidak berbaringn telentang
lebih 10 menit (posisi ini dapat menimbulkan tekanan uterus dan isinya menekan vena cava
inferior yang berakibat turunnnya aliran darah dari sirkulasi ibu ke plasenta dan
menyebabkan hipoksia).
3. Memberikan cairan dan nutrisi
Anjurkan ibu mendapatkan asupan (makanan ringan dan minum ) selama persalinan dan
kelahiran bayi, karena hal ini akan memberikan banyak energi dan mencegah dehidrasi.

b) Asuhan kala II
1. Persiapan Penolong
Salah satu persiapan penting penolong adalah memastikan penerapan prinsip dan praktik
pencegahan infeksi (PI) yaitu:
a. Sarung tangan disinfektan tingkat tinggi/steril harus selalu dipakai selama proses
pertolongan persalinan dan ada di partus set (diganti bila bocor, robek dan
terkontaminasi).
b. Perlengkapan perlindung diri
Merupakan perlengkapan penghalang/barrier penolong dengan bahan-bahan berpotensi
menularkan penyakit, yaitu celemek, penutup kepala/ ikat rambut, masker, kacamata.
Ini dikenakan selama pertolongan bayi, melahirkan placenta dan penjahitan

2. Persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan


a. Ruangan memliki pencahayaan/penerangan yang cukup (baik melalui jendela, lampu,
atau sumber cahaya lain).
b. Tempat tidur dengan kasur yang dila[isi kain penutup bersih dan plastik anti bocor
c. Ruangan harus hangat dan terhalang dari tiupan angin langsung.
d. Tersedia meja/permukaan bersih dan mudah dijangkau untuk meletakkan alat.
e. Cek semua alat yang telah disediakan seperti pada topik bahasan di atas, untuk
memastikan perlengkapan dan fungsi

17
3. Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
a. Persiapan untuk pencegahan kehilangan panas berlebihan harus disediakan sebelum
bayi dilahirkan dengan memastikan tempat bersih dan hangat (minimal 25 C).
b. Disiapkan selimut bayi kering dan bersih.

4. Persiapan ibu dan keluarga


a. Persiapan untuk ibu dengan memberikan asuhan sayang ibu untuk kala II dengan cara
memberikan penjelasan:
1. Suami/keluarga tetap mendampingi ibu selama proses persalinan.
2. Keluarga terlibat dalam memberikan asuhan, misalnya ibu berganti posisi,
rangsangan taktil, memberikan makan atau minum, teman bicara ataupun
memberikan dukungan dan semangat.
3. Menjelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan.
4. Ibu harus tenang dan minta untuk menyampaikan apa diinginkan agar bisa dibantu.
5. Ibu dapat ibu memilih posisi yang paling nyaman untuk proses melahirkan.
6. Bila pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran bila ada dorongan kuat dan
spontan untuk meneran. Jangan menganjurkan meneran berkepanjangan dan
menahan nafas dan anjurkan beristirahat diantara kontraksi.
b. Membersihkan perineum ibu
Membersihkan vulva dan perineum dengan gulungan kapas atau kasa menggunakan air
matang (DTT), untuk pencegahan infeksi pada persalinan kala II. Bila keluar tinja,
bersihkan dengan alas bokong.
c. Mengosongkan kandung kemih
Jelaskan pada ibu minimal 2 jam sekali ibu kencing atau bila kandung kemih terasa
penuh, bisa di kamar mandi atau bisa dibantu dengan duduk di wadah penampung.
Jangan melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin sebelum atau setelah
kelahiran bayi dan/atau placenta kecuali terjadi retensi urin.
d. Bila ada tanda doranteknusperjolvulka (dorongan meneran, tekanan pada anus dan
penonjolan pada perenium serta vulva membuka) disertai ibu ingin meneran, lakukan
periksa dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap (10 cm).
e. Amniotomi
Setelah dicek dengan periksa dalam pembukaan servix sudah lengkap (10 cm ), bila
selaput ketuban belum pecah, beri tahu ibu ketuban akan dipecah. Cek warna air
ketuban. Jika terdapat meconium, kemungkinan bayi mengalami hipoksia sehingga
pertolongan bayi setelah lahir perlu dipersiapkan.
18
f. Lakukan pimpinan persalinan dan lakukan pemantauan DJJ setiap 5-10 menit, dan
pastikan ibu istirahat diantara kontraksi serta beri cukup minum.
g. Bila ada indikasi, lakukan episiotomi (perineum kaku, DJJ <120 / >160 x/menit).
h. Minta keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu agar membantu kekuatan dan
kualitas kontraksi.
i. Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit dipimpin, ibu segera di rujuk
kemungkinanturunnya kepala bayi karena ada disproporsi kepala-panggul (CPD).
c) Asuhan kala III
Tujuan dari manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih
efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan, dan mengurangi
kehilangan darah selama kala III persalinan. Adapun langkah dari manajemen aktif kala III
sesuai standar yaitu meliputi hal berikut ini. Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit
pertama setelah bayi lahir, untuk melakukan ini dengan cara:
1. Letakkan bayi baru lahir di atas kain bersih yang telah disiapkan di atas perut ibu dan minta
ibu untuk memegangi bayi. Pastikan tidak ada bayi lain di dalam uterus dengan cara sisi
tangan kiri (ulnar) menekan tinggi fundus uteri (TFU) dengan hati-hati jangan terlalu keras,
bila TFU setinggi pusat atau <2 cm menunjukkan tidak ada bayi dalam uterus.
2. Melakukan penyuntikan oksitosin 10 unit IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar yang
sudah dipersiapkan sebelum pertolongan kala II dengan cara memberitahu ibu bahwa ia akan
disuntik. Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT), dengan langkah berikut ini;
a. Pindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva, satu tangan ditempatkan di
abdomen ibu untuk mendeteksi kontraksi dan tangan lain memegang klem untuk
menegangkan tali pusat.
b. Bila uterus bekontraksi maka tegangkan tali pusat ke arah bawah, lakukan tekanan
dorso-kranial hingga tali pusat makin menjulur dan korpus uteri bergerak ke atas
menandakan plasenta telah lepas dan dapat dilahirkan.
c. Setelah plasenta lepas anjurkan ibu untuk meneran agar plasenta terdorong keluar
melalui introitus vagina.
d. Lahirkan plasenta dengan mengangkat tali pusat ke atas dan menopang plasentadengan
tangan lainnya untuk meletakkan dalam wadah penampung.
e. Pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin menjadi satu.
f. Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan selaput
ketuban.

19
3. Melakukan massase fundus uteri, dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba
keras) untuk mencegah perdarahan
d) Asuhan kala IV
Tujuan dari implementasi asuhan kala IV adalah untuk memastikan ibu dan bayi berada dalam
kondisi stabil serta mendeteksi dini komplikasi pasca bersalin dan mengambil tindakan yang
tepat untuk melakukan stabilisasi.

20
2.1.11 Pathway

Inpartu spontan

Tanda-tanda 1. Adanya Kontraksi


inpartu 2. Keluarnya lender darah
3. Keluar air-air (ketuban)
4. Pembukaan serviks
Proses persalinan

Kala 1
Kala 2 Kala 3 Kala 4

Kontraksi uterus
Kontraksi uterus kuat Pelepasan plasenta Evaluasi uterus
Peregangan otot dan cepet,perinium
jalan lahir menojol

Kepala janin masuk


Dilaktasi serviks pintu atas panggul
Robekan jalan lahir Pemeriksaan
serviks,vagina,dan
perinium

nyeri Pembukaan lengkap


Kontraksi uterus

Tekanan meningkat pada Perkiraan


Manajemen nyeri kehilangan darah
otot dasar panggul Risiko perdarahan
Non farmakologis

Reflek mengedan
Pelvic rocking,
rebozo,teknik the knee
Bayi lahir
press dan the double
hip squeeze,massage
counterpressure Suntik oksitosin

21
BAB III

MANAJEMEN ASKEB

3.1 Definisi Manajemen Kebiidanan


Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang digunakan
oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah kebidanan
merupakan alur pikir bidan dalam pemecahan masalah atau pengambilan keputusan klinis.
Asuhan kebidanan yang diberikan harus dicatat secara benar, sederhana, jelas dan logis
sehingga perlu metode pendokumentasian. Metode pendokumentasian yang digunakan dalam
asuhan kebidanan adalah dengan SOAP yaitu Subjektif, Objektif, Assessment, dan Planning

3.2 Tahapan Dalam Manajemen Kebidanan


3.2.1 Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang akurat,
relevan, dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, yaitu
meliputi data subyektif dan data obyektif.
1. Data Subyektif
a. Identitas
1) Nama : untuk membedakan dengan pasien yang lain
2) Umur : Semakin tua usia seorang ibu akan berpengaruh terhadap kekuatan
mengejan selama proses persalinan. Usia di bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun
mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 20 tahun
meningkatkan insiden preeklampsia dan usia diatas 35 tahun meningkatkan
insiden diabetes melitus tipe II, hipertensi kronis, persalinan yang lama pada
nulipara, seksio sesaria, persalinan preterm, IUGR, anomali kromosom dan
kematian janin.
3) Suku/Bangsa : Asal daerah dan bangsa seorang ibu berpengaruh terhadap
pola pikir mengenai tenaga kesehatan dan adat istiadat yang dianut.
4) Agama : Untuk mengetahui keyakinan ibu sehingga dapat membimbing dan
mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya.
5) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual ibu sehingga tenaga
kesehatan dapat melalukan komunikasi termasuk dalam hal pemberian konseling
sesuai dengan pendidikan terakhirnya.

22
6) Pekerjaan : Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pencapaian status
gizinya. Hal ini dikaitkan dengan berat janin saat lahir. Jika tingkat sosial
ekonominya rendah, kemungkinan bayi lahir dengan berat badan rendah.
7) Alamat : Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam melakukan
follow up terhadap perkembangan ibu.
8) Keluhan Utama : Rasa sakit pada perut dan pinggang akibat kontraksi yang
datang lebih kuat, sering dan teratur, keluarnya lendir darah dan keluarnya air
ketuban dari jalan lahir itu pertanda ibu akan melhirkan.
9) Pola Nutrisi : Bertujuan untuk mengkaji cadangan energi dan status cairan ibu
untuk kekuatan saat bersalin, jika kekurangan nutrsi maka ibu tidk ada kekuatan
untuk mengejan saat melahirkan.
10) Pola Eliminasi : Saat persalinan akan berlangsung, menganjurkan ibu untuk
buang air kecil secara rutin, paling sedikit setiap 2 jam.
2. Data Obyektif
b. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu
3) Keadaan Emosional : Stabil
4) Berat Badan : Bertujuan untuk menghitung penambahan berat badan ibu
5) Tanda-tanda Vital : Secara garis besar, pada saat persalinan tanda-tanda vital ibu
mengalami peningkatan karena terjadi peningkatan metabolisme selama
persalinan.Tekanan darah meningkat selama kontraksi yaitu peningkatan
tekanan sistolik 10-20 mmHg dan diastolik 5-10 mmHg dan saat diantara waktu
kontraksi tekanan darah akan kembali ke tingkat sebelum persalinan. Rasa nyeri,
takut dan khawatir dapat semakin meningkatkan tekanan darah. Peningkatan
suhu normal adalah peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5° C sampai 1° C.
Frekuensi denyut nadi di antara waktu kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding
selama periode menjelang persalinan. Sedikit peningkatan frekuensi nadi
dianggap normal. Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan masih normal
selama persalinan.

c. Pemeriksaan Fisik
1) Muka : Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang bervariasi pada wajah dan
leher (Chloasma Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating Hormon. Selain

23
itu, penilaian pada muka juga ditujukan untuk melihat ada tidaknya
pembengkakan pada daerah wajah serta mengkaji kesimetrisan bentuk wajah.
2) Mata : Pemeriksaan sclera bertujuan untuk menilai warna , yang dalam
keadaan normal berwarna putih. Sedangkan pemeriksaan konjungtiva
dilakukan untuk mengkaji munculnya anemia. Konjungtiva yang normal
berwarna merah muda. Selain itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap
pandangan mata yang kabur terhadap suatu benda untuk mendeteksi
kemungkinan terjadinya pre-eklampsia.
3) Payudara : Akibat pengaruh hormon kehamilan, payudara menjadi lunak,
membesar, vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat, puting payudara
membesar, kehitaman dan tegak, areola meluas dan kehitaman serta muncul
strechmark pada permukaan kulit payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan
payudara, mendeteksi kemungkinan adanya benjolan dan mengecek
pengeluaran ASI.
4) Ekstremitas : Tidak ada edema, tidak ada varises dan refleks patella
menunjukkan respons positif.

d. Pemeriksaan Khusus
a. Obstetri
1) Abdomen Inspeksi : Muncul garis-garis pada permukaan kulit perut (Striae
Gravidarum) dan garis pertengahan pada perut (Linea Gravidarum) akibat
Melanocyte Stimulating Hormon. Palpasi : Leopold 1, pemeriksa menghadap
ke arah muka ibu hamil, menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang
terdapat pada fundus. Leopold 2,menetukan bagian ektremitas dan punggung
bayi. Leopold 3, menentukan bagian terbawah janin dan menentukan apakah
bagian terbawah tersebut sudah masuk ke pintu atas panggul atau masih dapat
digerakkan. Leopold 4, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil dan
menentukan bagian terbawah janin dan berapa jauh bagian terbawah janin
masuk ke pintu atas panggul.
2) Tafsiran Tanggal Persalinan : Bertujuan untuk mengetahui apakah
persalinannya cukup bulan, prematur, atau postmatur.
3) Tafsiran Berat Janin : Berat janin dapat ditentukan dengan rumus Lohnson,
yaitu: Jika kepala janin belum masuk ke pintu atas panggul Berat janin = (TFU
– 12) × 155 gram Jika kepala janin telah masuk ke pintu atas panggul Berat
janin = (TFU – 11) × 155 gram.
24
4) Auskultasi : Denyut jantung janin normal adalah antara 120-160 ×/menit.
5) Kontraksi : Durasi kontraksi uterus setiap ibu berbeda-beda, tergantung pada
kala persalinan ibu tersebut. Kontraksi pada awal persalinan mungkin hanya
berlangsung 15 sampai 20 detik sedangkan pada persalinan kala I fase aktif
berlangsung dari 45 sampai 90 detik dengan durasi rata-rata 60 detik. Informasi
mengenai kontraksi ini membantu untuk membedakan antara konraksi
persalinan sejati dan persalinan palsu.
b. Gynekologi
a. Ano – Genetalia
1) Vaginal Toucher : Pemeriksaan vaginal toucher bertujuan untuk mengkaji
penipisan dan pembukaan serviks, bagian terendah, dan status ketuban. Jika
janin dalam presentasi kepala, moulding, kaput suksedaneum dan posisi janin
perlu dikaji dengan pemeriksaan dalam untuk memastikan adaptasi janin
dengan panggul ibu. Pembukaan serviks pada fase laten berlangsung selama 7-
8 jam. Sedangkan pada fase aktif dibagi menjadi 3 fase yaitu fase akselerasi,
fase dilatasi maksimal dan fase deselerasi yang masing-masing fase
berlangsung selama 2 jam.
2) Kesan Panggul :bertujuan untuk kekuatan ibu untuk mengejan, maka dari itu
ibu bersalin harus bisa melatih panggulnya untuk persalinan yang normal.
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Cardiotocography (CTG) : Bertujuan untuk mengkaji kesejahteraan janin.
2) USG : Pada akhir trimester III menjelang persalinan, pemeriksaan USG
dimaksudkan untuk memastikan presentasi janin, kecukupan air ketuban,
tafsiran berat janin, denyut jantung janin dan mendeteksi adanya komplikasi.

25
BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. D Nama : Tn. A
Umur : 27 tahun Umur : 27 tahun
Suku/bangsa : Jawa, Indonesia Suku/bangsa : Jawa, Indonesia
Agama :Islam Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : BUMN Pekerjaan : BUMN
Alamat : Jln. Letkol Istiqlah gg Rajawali no 17, Singonegaran
2. Alasan datang
Ibu ingin melahirkan
3. Keluhan utama
Perut mules sejak jam 04.00 pagi

4. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : 12 tahun HPHT : 31-11-2021
2. Keluhan haid : Nyeri awal haid Siklus : 28 hari
3. Lama : 9 hari
4. Sifat darah : warna merah segar Banyaknya : ±2-3x/hari ganti pembalut

5. Riwayat Pernikahan
a. Menikah : Sah
b. Pernikahan ke :1
c. Lama menikah : 1 tahun
d. Usia pertama menikah : 26
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

N Umu Jenis Tempat Komplikasi Penolo Bayi Nifas


o r persalin Ibu Bayi ng JK BB Keadaa Keadaa Lakta
Ana an n n si
k

26
1 HA MI L S A A T I N I
.
7. Riwayat kehamilan yang lalu
TM 1
ANC 2 kali
Keluhan : Pusing, dan tidak enak makan
Terapi : vitamin, Tablet Fe, Kalk
Tempat : PMB
Penyuluhan : Istirahat yang cukup, olaraga ringan, konsumsi tablet Fe
TM 2
ANC 1 kali
Keluhan : pusing
Terapi : istirahat yang cukup
Tempat : puskesmas
Penyuluhan: pola makanan
TM 3
ANC 2 kali
Keluhan : tidak ada keluhan
Terapi :
Tempat : puskesmas
Penyuluhan: pola istirahat, olaraga ringan.
8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah memakai kontrasepsi jenis apa pun
9. Riwayat Kesehatan lalu
Ibu mengatakan tidak ada Riwayat penyakit, seperti hipertensi,jantung, asma, diabetes melitus,
keturunan bayi kembar(gemili)
10. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki Riwayat penyakit, seperti hipertensi,jantung, asma,
diabetes melitus, keturunan bayi kembar(gemili) dll

11. Riwayat TT
Lengkap
12. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari
a. Tidur : tidur siang siang ±2 jam, malam ±7
b. Nutrisi : makan sehari 2-3 kali, minum sehari 7-8 gelas

27
c. Eliminasi : BAK : 3x/ hari BAB : 1x/hari
d. Personal Hygiene : mandi 2 kali sehari, menggati pembalut 3-5 kali sehari
13. Riwayat Psikosial
Hubungan dengan keluarga baik, kehamilan ini sangat di inginkan, keluarga memberikan
dukungan saat persalianan

B. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
UK : 38 minggu 6 hari
HPL : 7 Agustus 2022
2. Pemeriksaan TTV
Tekanan darah : 130/80mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5˚C

3. Pemeriksaan antopometri
BB terakhir : 55kg
BB Saat Ini : 75kg
LILA : 28cm
TB :158cm
4. Pemeriksaan Fisik
Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
Mata : sklera putih, konjungtiva merah mudah
Mulut : bibir merah mudah,
Gigi : gigi tidak ada yang berlubang, tidak ada gigi palsu, tidak ada caries
Hidung : tidak ada cuping hidung
Dada : tidak terdengar rochi, tidak ada retraksi dada
Payudara : simetris,tidak ada benjolan di bagia payudara, putting susu tidak
menonjol, colostrum tidak keluar.
Abdomen : terdapat strie livida, tidak ada luka bekas operasi, TFU 32cm, DJJ
140x/menit terratur dan kuat, letak kepala, punggung kiri, ekstremitas

28
janin sebelah kanan, kepala sudah masuk PAP 1/5,tidak ada lingkar bandl,
DJJ 140x/menit, His: 3x dalam 10 menit lamanya 30 detik
Genetalia : tidak ada pembekakan di bagian vagina, pembukaa 5 cm, eff 50%, bloodslym
(+), hodge 1, ketuban (+), molase 0, tidak ada bagian kecil di samping presentasi
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas : kaki kanan, kaki kiri tidak ada odema, dan tangan kanan, tangan kiri tidak
ada odema, tidak ada fraktur pada kaki dan tangan
Reflek Patella : tidak dikaji
5. Pemeriksaan Penunjang : Hb 13,3, Gol. Darah 0 +, SIV (NR), HbsAg (NR), PITC (NR)

C. Assessment
G1P0A0 UK 38 Minggu keadaan janin I/T/H kala I fase aktif normal

D. Plan
1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Berikan Informent Consent kepada ibu atau keluarga
3. Observasi DJJ,His, nadi setiap 30 menit
4. Observasi pembukaan dan penurunan kepala janin dan tekanan darah setiap 4 jam dengan
memantau perkembangan ibu dan janin
5. Anjurkan ibu untuk makan dan minum
6. Ajarkan teknik relaksasi
7. Anjurkan ibu untuk miring kiri, miring kanan
8. Siapkan alat pertolongan persalinan
9. Berikan asuhan sayang ibu

Banyuwangi, 04 Agustus, 2022

Perencana Asuhan

Sari

29
Lembar Implementasi Pertemuan Pertama

No Waktu Tindakan TTD &


. (Tanggal/ Nama
Jam) Mahasiswa
1. 04 agustus Kegiatan yang sudah dilakukan adalah :
2022/ 04.30 1. Menyampaikan pemeriksaan
Kondisi ibu dan janin baik, DJJ 140x/menit

TD: 130/90, S: 36,7ᵒC, N: 80 x/menit, RR: 20

x/menit, TFU: 32 cm

2. Memberikan Informent Consent kepada ibu atau


keluarga untuk persetujuan tindakan yang akan
dilakukan
3. Mengobservasi DJJ, His, nadi setiap 30 menit.
DJJ 140x/menit, His: 3x dalam 10 menit lamanya
30 detik. Nadi 80x/menit
04 agustus 4. Mengobservasi pembukaan dan penurunan
2022/07.30 kepala janin dan tekanan darah setiap 4 jam hasil
VT: pembukaan 8, eff 75%, ket +, bloodslym + ,
hodge2, molase 0. dengan memantau
perkembangan ibu dan janin
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
untuk menambah energi pada saat ibu mengejan
6. Mengajarkan teknik relaksasi, tarik nafas dari
hidung dan keluarkan lewat mulut
7. Mengajarkan ibu untuk miring kanan, miring kiri
8. Menyiapkan alat pertolongan persalinan (partus
set)
9. Memberikan asuhan sayang ibu seperti main gym
ball untuk mempercepat penurunan kepala,
mengusap punggung ibu supaya menghilangkan
rasa nyeri yang di rasakan

30
2. Evaluasi 1. Ibu mengerti kondisi perkembanganya dan
proses bayinya
2. Keluarga menyetujui dan mendatangani inform
consent yang telah diberikan
3. Ibu bersedia di observasi DJJ, His, TTV,
pembukaan dan penurunan janinnya
4. Ibu bersedia untuk makan dan minum terlebih
dahulu
5. Ibu memahami dan melakukan teknik relaksasi
dan distraksi
6. Ibu memahami dan melakukan tidur miring
kanan dan miring kiri
7. Alat persalinan sudah disiapkan
8. Asuhan sayang ibu sudah dilakukan

Mahasiswa Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

( Diana Purnama Sari ) (Bd. Ayu Retnita Dewi,SST,Keb ) (Machria Rachman,SST.M.Kes)


NIM. 202007003 NIP. 198603062017042004 NIDN. 0712018401)

31
CATATAN PERKEMBANGAN

LEMBAR RENCANA ASUHAN PASIEN (SOAP) KALA II


UntukPertemuan Ke- 1,Tanggal:04-08-2022 , Pukul : 08.30

D S Ibu merasa mulasnya semakin sering dan ingin meneran

A
T
A O KU : Baik
Terdapat tanda gejala kala 2 doran teknus perjol vulka (dorongan meneran,
tekanan anus, perenium menonjol, vulva membuka)
His : 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik,DJJ 138x/menit

VT : pembukaan 10 cm, letak kepala, Hodge IV, selaput ketuban pecah


sepontan jernih, denominator UUK kiri depan, molase 0,perlimaan 0/5

A G1P0A0 UK 38 minggu inpartu kala II normal

P 1. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat- obatan esensial


2. Gunakan APD dan cuci tangan
3. Masukkan oksitosin ke dalam spuit
4. Lakukan pemeriksaan DJJ
5. Beritahu pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan bantu posisi
ibu senyaman mungkin
6. Beritahu keluarga untuk membantu menyiapkan posisi meneran
7. Berikan bimbingan meneran ketika ibu ingin meneran
8. Letakkan handuk bersih di perut bawah ibu
9. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong Ibu
10. Pastikan kembali kelengkapan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
11. Pakai sarung tangan DTT/Steril pada kedua tangan
12. Lakukan asuhan persalinana kala II sesuai APN
Banyuwangi,04 Agustus, 2022
PerencanaAsuhan

Diana Purnama Sari


NB : informed consent dan informed refusal akan dilampirkan

32
LEMBAR IMPLEMENTASI

N Waktu Tindakan TTD &


o (Tanggal/ Nama
Jam) Mahasiswa
.
1. 04 – Agustus- Kegiatan yang sudah dilakukan adalah :
2022 / 08.30 1. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan
obat- obatan esensial
2. Memakai celemek
3. Melepas perhiasan, cuci tangan, keringkan
4. Memakai sarung tangan steril
5. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik
6. Membersihkan vulva dan perineum
7. Melakukan pemeriksaan dalam
8. Mendekontaminasi sarung tangan kedalam
larutan klorin
9. Memeriksa DJJ
10. Memberitahu pada ibu bahwa pembukaan
sudah lengkap dan bantu posisi ibu senyaman
mungkin
11. Meminta keluarga membantu menyiapkan
posisi meneran
12. Melaksanakan bimbingan meneran ketika ibu
ingin meneran
13. Meletakkan handuk bersih di perut bawah ibu
14. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
sebagai alas bokong Ibu
15. Memastikan kembali kelengkapan peralatan
dan bahan
16. Memakai sarung tangan DTT/Steril pada
kedua tangan
17. Setelah tampak kepala dengan diameter 5-6
cm melindungi perineum dan tahan belakang

33
kepala
18. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali
pusat
19. Setelah kepala lahir, menunggu putaran paksi
luar yang berlangsung secara spontan
20. Membantu pengeluaran bahu
21. Setelah kedua bahu lahir, satu tangan
menyangga kepala dan bahu belakang, tangan
yang lain menelusuri dan memegang lengan
dan siku bayi bagian atas
22. Setelah tubuh dan lengan lahir, melakukan
penelusuran
23. Melakukan penilaian
24. Mengeringkan tubuh bayi

2. Evaluasi Bayi lahir menangis kuat, gerak aktif, kulit kemerahan,


proses tanggal 04-08-2022 pukul 09.00 WIB, jenis kelamin
laki-laki, bayi diletakkan di dada ibu dan langsung
dilakukan IMD.

Mahasiswa Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

( Diana Purnama Sari ) (Bd. Ayu Retnita Dewi,SST,Keb ) ( Machria Rachman, SST.M.Kes)
NIM. 202007003 NIP. 198603062017042004 NIDN. 0712018401)

34
CATATAN PERKEMBANGAN

LEMBAR RENCANA SUHAN PASIEN (SOAP) KALA III


UntukPertemuan Ke- 1,Tanggal:04-08-2022 , Pukul : 09.05

D S Ibu merasa perutnya masih mulas

A
T
A O KU : Baik, terdapat semburan darah, tali pusat bertambah Panjang, TFU setinggi
pusat

A P1A0 inpartu kala III normal

P 1. Pastikan hanya satu bayi yang lahir (hamil tunggal)


2. Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin
3. 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
4. Lakukan penundaan pemotongan tali pusat
5. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu
6. Pindahkan klem hingga 5-10 cm dari vulva
7. Deteksi kontraksi dengan meletakkan satu tangan di fundus, tangan lain
meregangkan tali pusat
8. Setelah uterus kontraksi, tegangkan tali pusat ke bawah dan tangan lain
mendorong uterus ke arah belakang-atas ( Dorso Kranial )
9. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah dorsal
ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal maka lanjutkan
dorongan ke arah kranial hingga plasenta dapat dilahirkan
10. Lahirkan plasenta dengan kedua tangan
11. Lakukan masase uterus
Banyuwangi, 04 Agustus, 2022
PerencanaAsuhan

Diana Purnama Sari


NB : informed consent dan informed refusal akan dilampirkan

35
LEMBAR IMPLEMENTASI

N Waktu Tindakan TTD &


o (Tanggal/ Nama
Jam) Mahasiswa
.
1. 04- Agustus- Kegiatan yang sudah dilakukan adalah :
2022 / 09.05 1. Memastikan hanya satu bayi yang lahir
(hamil tunggal)
2. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik
oksitosin
3. 1 menit setelah bayi lahir, menyuntikkan
oksitosin 10 unit
4. Melakukan penundaan pemotongan tali
pusat
5. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu
6. Memindahkan klem hingga 5-10 cm dari
vulva
7. Mendeteksi kontraksi dengan meletakkan
satu tangan di fundus, tangan lain
meregangkan tali pusat
8. Setelah uterus kontraksi, menegangkan tali
pusat ke bawah dan tangan lain mendorong
uterus ke arah belakang-atas
9. Bila pada penekanan bagian bawah dinding
depan uterus ke arah dorsal ternyata diikuti
dengan pergeseran tali pusat ke arah distal
maka lanjutkan dorongan ke arah kranial
hingga plasenta dapat dilahirkan
10. Melahirkan plasenta dengan kedua tangan
11. Melakukan masase uterus

36
2. Evaluasi Plasenta lahir jam 09.10
proses

Mahasiswa Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

( Diana Purnama Sari ) (Bd. Ayu Retnita Dewi,SST,Keb ) ( Machria Rachman, SST.M.Kes)
NIM. 202007003 NIP. 198603062017042004 NIDN. 0712018401)

37
CATATAN PERKEMBANGAN

LEMBAR RENCANA SUHAN PASIEN (SOAP) KALA IV


UntukPertemuan Ke- 1,Tanggal:04-08-2022 , Pukul : 09.30

D S Ibu merasa bahagia anaknya telah lahir dengan selamat

A
T
A O KU cukup,
TD: 130/90,S:36,5ᵒC, N: 90 x/menit, RR: 22x/menit Kandung kemih kosong,
perdarahan ±20 cc
A P1A0 partus kala IV normal

P 1. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum


2. Periksa plasenta dan memasukkan ke dalam kendi
3. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik
4. Pastikan kandung kemih kosong
5. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin, dan keringkan
6. Ajarkan ibu/keluarga melakukan masase uterus
7. Periksa nadi ibu dan memastikan keadaan umum ibu baik
8. Evaluasi jumlah kehilangan darah
9. Pantau keadaan bayi dan nafas bayi
10. Bersihkan ibu dari paparan darah dengan air DTT
11. Anjurkan ibu memberikan ASI sesering mungkin
12. Tempatkan semua peralatan bekas pakai kelarutan klorin
13. Buang bahan yang terkontaminasi ke tempat yang telah disediakan
14. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin
15. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke klorin, lepas
dalam keadaan terbalik dan rendam 10 menit
16. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan keringkan
17. Pakai sarung tangan bersih untuk memberikan salep mata profilaksis
infeksi, vitamin K1 (1 mg ) intramuskular di paha kiri bawah lateral
dalam 1 jam pertama
18. Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir
19. Berikan imunisasi hepatitis di paha kanan bawah lateral setelah 1 jam

38
pemberian vit K
20. Lepas sarung tangan rendam ke larutan klorinCuci tangan dengan sabun
dan air mengalir, keringkan
21. lengkapi partograf

Banyuwangi, 04 Agustus, 2022


PerencanaAsuhan

Diana Purnama Sari


NB : informed consent dan informed refusal akan dilampirkan

39
LEMBAR IMPLEMENTASI

No Waktu Tindakan TTD &


(Tanggal/ Nama
.
Jam) Mahasiswa
1. 04 Agustus Kegiatan yang sudah dilakukan adalah :
2022 / 09.30 1. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada
vagina dan perineum
2. Memeriksa plasenta dan memasukkan ke dalam
kantung/tempat khusus
3. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik
4. Memastikan kandung kemih kosong
5. Mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan kedalam larutan klorin, keringkan
6. Mengajarkan ibu/keluarga melakukan masase
uterus
7. Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan
umum ibu baik
8. Mengevaluasi jumlah kehilangan darah
9. Memantau keadaan bayi dan nafas bayi
10. Membersihkan ibu dari paparan darah dengan
air DTT
11. Menganjurkan ibu memberikan ASI sesering
mungkin atau 2 jam sekali
12. Menempatkan semua peralatan bekas pakai
kelarutan klorin
13. Membuang bahan yang terkontaminasi ke
tempat yang sesuai
14. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan
larutan klorin
15. Mencelupkan tangan yang masih menggunakan
sarung tangan ke klorin, lepas dalam keadaan
terbalik dan rendam 10 menit
16. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
keringkan

40
17. Memakai sarung tangan bersih untuk
memberikan salep mata profilaksis infeksi,
vitamin K1 (1 mg ) intramuskular di paha kiri
bawah lateral dalam 1 jam pertama
18. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir
19. Memberikan imunisasi hepatitis di paha kanan
bawah lateral setelah 1 jam pemberian vit K
20. Melepas sarung tangan rendam ke larutan klorin
21. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
keringkan
22. Melengkapi partograf

2. Evaluasi Ibu dan keluarga mengerti tentang hasil pemeriksaan


proses kesehatanya dan bayinya saat ini, dan bersedia mengikuti
anjuran yang telah disampaikan oleh bidan salah satunya
melakukan masase uterus pada perut ibu agar tidak terjadi
perdarahan dan bersedia memberikan ASI sesering
mungkin atau 2 jam sekali.

Mahasiswa Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

( Diana Purnama Sari ) (Bd. Ayu Retnita Dewi,SST,Keb ) ( Machria Rachman, SST.M.Kes)
NIM. 202007003 NIP. 198603062017042004 NIDN. 0712018401)

41
BAB V
MENJELASKAN PENATALAKSANA

Asuhan kebidanan komprehensif telah di lakukan pada Ny. D dengan kehamilan normal yang
dimulai sejak tanggal 04 Agustus 2022. Adapun pengkajian yang telah penulis lakukan dan
dokumentasikan berupa Asuhan Persalinan.

Pada tanggal 04 Agustus pukul 04.00 WIB ibu datang ke PMB Bd. Ayu Retnita, diantar
dengan suaminya. Ibu datang dengan keluhan perutnya kenceng-kenceng semakin sering, serta sudah
mengeluarkan lender darah dari jam 04.30 WIB. Pada saat dilakukan pemeriksaan pukul 08.00 WIB
frekuensi mules 4 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik, semakin lama semakin kenceng. Kemudian
dilakukan pemeriksaan dalam jam 08.30 pembukaan udah lengkap ada lendir darah. Presentasi
kepala, ubun ubun kecil.

Kala II pada Ny. D berlangsung selama 30 menit, bayi lahir spontan dan menangis kuat
menurut teori proses ini berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Tanda tanda
dimulainya tahap persalinan kala II ini di antaranya adalah ibu mulai ingin meneran, perineum
menonjol, vulva vagina, dan sphincter anus membuka, jumlah pengeluaran air ketuban meningkat,
HIS lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali, pembukaan sudah lengkap (10 cm), pada
primigravida berlangsung rata-rata 1,5 jam dan multi perarata-ratanya 0,5 jam (Fitriana Yuni,2022)

Kala III pada Ny. D berlangsung selama 20 menit dimulai dari bayi lahir spontan pukul 09.00
WIB sampai plasenta lahir spontan pukul 09.10 WIB. Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Kala III ini berlangsung sekitar 15 sampai 30
menit, baik pada primapara maupun multipara.(Fitriana Yuni,2022). Kala III ini sering disebut
dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta.

Kala IV adalah waktu setelah plasenta lahir sampai sempat jam pertama setelah melahirkan.
Menurut (Eka Nurhayati,2021) kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah
proses tersebut. Beberapa observasi yang harus dilakukan pada kala IV, antara lain tingkat kesadaran;
pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, dan pernapasan); kontraksi uterus; serta
terjadinya perdarahan (perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai
500 cc).Observasi

Kala IV pada Ny.D yaitu TTV batas normal 130/80 mmHg, suhu 36,5 ºC, tinggi fundus uteri
2 jari di bawah pusat, kontraksi baik, konsistensi keras, kandung kemih kosong, jumlah pengeluaran
darah yang dialami yaitu ±20 cc. Persalinan pada Ny.D kala II, kala III,dan kala IV tidak ada
komplikasi.
42
BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
Dari proses persalinan pada Ny. D Usia 27 tahun P1 A0 berlangsung secara norma, tidak ada
komplikasi dalam persalinan berlangsung.Plasenta lahir spontan dan lengkap, ada sedikit robekan
di bagian vagiana. Persalinan dari kala I sampai dengan kala 3 berlangsung dengan normal dan
lancar. Saat bersalin sangat dibutuhkan dukungan dari keluarga, tenaga Kesehatan terutama
seorang suami,
.
6.2 SARAN
a) Bagi lahan praktik
Pelayanan sudah di lakukan cukup baik, sebaikknya hal baik tersebut dipertahankan, dan hal-
hal yang masih kurang dapat diperbaiki dalam memeberikan pelayanan kepada ibu bersalin
b) Bagi ibu bersalin
Diharapkan ibu bersalin terus mengembangkan pengetahuan dan mencari informasi terkini
tentang kehamilan, persalinan dan khususnya tentang masa persalinan mengenai komplikasi
yang terjadi pada persalinan.

43
DAFTAR PUSTAKA

Sugianti tuning, joeliatin,(2020).kombinasi pemberian kompres dan relaksasi genggam jari pada
nyeri persalinan.jurnal kebidanan ,vol 9.no,1 .hal 1-6

Taqwin,(2018).Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri ibu


bersalin,jurnal ilmu kesehatan.Vol 12.no, 2 . hal 102-108

Fitriana Yuni dan Nurwiandani Widy (2022) ASUHAN PERSALINAN Konsep Persalinan
secara Komprehensif dalam Asuhan Kebidanan

Elisabeth Siwi dan Endang Purwoastuti (2021) Asuhan Kebidanan PERSALINAN & BAYI
BARU LAHIR.

Ari Kurniarum (2016), Asuhan Kebidanan PERSALINAN & BAYI BARU LAHIR.

Andayani, A., & Lestari, T. (2021). Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan Hubungan Pengetahuan
Ibu Bersalin dengan Intensitas Nyeri persalinan Kala I Fase aktif. 3 (1), 94–97.

Andarmoyo, S & Suharti. (2013). Persalinan tanpa Nyeri berlebihan: Konsep & aplikasi
manajemen nyeri persalinan. Jogjakarta

Eka Nurhayati, (2021). Patologi dan Fisiologi Persalinan

Rosmaria,Ulfah Maria.(2021). Pengaruh Terapi Birth Ball pada Ibu Inpartu terhadap Intensita
Persalinan Kala 1 Fase Aktif.vol 12.no 4 .hal 1-12

44

Anda mungkin juga menyukai