Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEBIDAAN NIFAS PADA NY.

C USIA 24 DENGAN MASA NIFAS 2 MINGGU

DI RUMAH KLIEN

Disusun Oleh :

DIANA PURNAMA SARI


20207003

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
JL. LETKOL ISTIQLAH NO 109 BANYUWANGI TELP (0333) 225 275
TAHUN 2022

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDAAN NIFAS PADA NY. C USIA 24 DENGAN MASA NIFAS 2 MINGGU

DI RUMAH KLIEN

Telah di sahkan pada tanggal

Mahasiswa

( Diana Purnama Sari )


NIM. 202007003

Mengetahui
Pembimbing Institusi
Pembimbing Lahan

( Bd. Ayu Retnita Dewi,SST,Keb )


( Desy Purnamasari,M.Keb)
NIP. 198603062017042004
NIDN. 0701129202

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan yang dimulai setelah plasenta keluar dan
akhirnya pada saat organ kandungan kembali ke keadaan semula (sebelum hamil), masa nifas
berlangsung sekitar 6 minggu. Masa nifas adalah masa sejak lahirnya plasenta dan selaput
ketuban (berarti berakhirnya masa intrapartum) hingga kembalinya saluran reproduksi wanita ke
keadaan sebelum hamil (Sukma, 2017). Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar
60% kematian ibu di Indonesia terjadi setelah persalinan dan hampir 50% kematian nifas terjadi
pada 24 jam pertama setelah persalinan, termasuk komplikasi pada masa nifas. Jumlah ibu nifas
di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 4.830.609 jiwa dan cakupan kunjungan nifas sebesar
90%. (Kemenkes, 2015). Di kunjungan ke tiga bisa di lakukan 2 minggu setelah persalinan, untuk
konseling yang di berikan di kunjungan ke 3 ini adalah Nutrisi dan cairan selama masa nifas,
Cara Posisi Menyusui dan Teknik menyusi yang benar, Cara menyimpan ASI yang benar,
Memberitahu apa saja Tanda bahaya ibu nifas
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia, cakupan kunjungan nifas ketiga ibu nifas pada
tahun 2019 sebesar 78,78%. Data ini menunjukkan bahwa cakupan telah menurun selama 2 tahun
terakhir. Kinerja tertinggi melebihi target adalah provinsi Jawa Barat (99,57%) dan Kalimantan
Utara (97,90%) dan kinerja terendah adalah provinsi Jawa Tengah (1,07%), Papua (42,86%) dan
Papua Barat (50,51%), sedangkan provinsi di Sumatera Barat masih di bawah target 78,83%.
Dari 34 provinsi yang melaporkan data kunjungan nifas, 62% provinsi di Indonesia telah
mencapai 80% KF3. Kondisi tahun 2019 mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2018 (60%).
(Profil Kesehatan Indonesia, 2019).
Di Jawa Timur, AKI pada tahun 2007 sebesar 137 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
mengalami penurunan dari tahun 2004 149 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jatim,2007).
Penyebab kematian maternal yaitu perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%),
komplikasi masa purperium (8%), abortus (5%). Persalinan lama/macet (5%), emboli obstetri
(3%). Lain-lain (11%). (Depkes,2008)
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan nifas
2. Tujuan Khusus Mahasiswa mampu dengan benar :

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengkajian data subjektif dan data obyektif pada ibu
nifas
b. Mahasiswa mampu menjelaskan analisis pada ibu nifas
c. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan secara
efektifdan efisien sesuai kebutuhan ibu nifas
d. Mahasiswa mampu menjelaskan evaluasi asuhan yang telah diberikan.
1.3 Manfaat
1. Manfaat teoritis sebagai bahan acuan dalam memeberikan asuhan bagi ibu nifas
2. Manfaat praktis
a. Bagi PMB menambah informasi dalam memberikan pelayanan bagi ibu nifas
b. Bagi ibu bersalin menambah pengetahuan bagi ibu nifas

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Masa Nifas
A. Pengertian
Periode masa nifas adalah masa setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan seperti keadaan semula hamil, berlangsung selama kirakira 6 minggu menurut
saleha (Pitri R , 2012). Masa nifas adalah di mulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu atau masa setelah melahirkan bayi yaitu masa pemulihan
kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.
(Susilo R, 2012). Kematian ibu menurut WHO adalah kematian selama kehamilan, atau dalam
periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau
diperberat oleh kehamilan atau penanganannya.Tetapi tidak disebabkan oleh
kecelakaan/cedera. Berdasarkan. Target global MDGs (mellienium development goals) ke-5
adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015. Mengacu dari kondisi saat ini,potensi untuk mencapai target MGDs ke-5 untuk
menurunkan AKI adalah off track, artinya diperlukan kesuguhan untuk mencapainya.

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas


Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi
Dengan diberikannya asuhan, ibu akan mendapatkan fasilitas dan dukungan
dalam upayanya untuk menyesuaikan peran barunya sebagai ibu (pada kasus ibu dengan
kelahiran anak pertama) dan pendampingan keluarga dalam membuat bentuk dan pola
baru dengan kelahiran anak berikutnya. Jika ibu dapat melewati masa ini dengan baik
maka kesejahteraan fisik dan psikologis bayi pun akan meningkat.
2. Pencegahan, diagnosa dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu
Dengan diberikannya asuhan pada ibu nifas, kemungkinan munculnya
permasalahan dan komplikasi akan lebih cepat terdeteksi sehingga penanganannya pun
dapat lebih maksimal.
3. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bila mana perlu
Meskipun ibu dan keluarga mengetahui ada permasalahan kesehatan pada ibu
nifas yang memerlukan rujukan, namun tidak semua keputusan yang diambil tepat,

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
misalnya mereka lebih memilih untuk tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan
karena pertimbangan tertentu. Jika bidan senantiasa mendampingi pasien dan keluarga
maka keputusan tepat dapat diambil sesuai dengan kondisi pasien sehingga kejadian
mortalitas dapat dicegah.
4. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu
melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
Pada saat memberikan asuhan nifas, keterampilan seorang bidan sangat dituntut
dalam memberikan pendidikan kesehatan terhadap ibu dan keluarga. Keterampilan yang
harus dikuasai oleh bidan, antara lain berupa materi pendidikan yang sesuai dengan
kondisi pasien, teknik penyampaian, media yang digunakan, dan pendekatan psikologis
yang efektif sesuai dengan budaya setempat. Hal tersebut sangat penting untuk
diperhatikan karena banyak pihak yang beranggapan bahwa jika bayi telah lahir dengan
selamat, serta secara fisik ibu dan bayi tidak ada masalah maka tidak perlu lagi dilakukan
pendampingan bagi ibu. Padahal bagi para ibu (terutama ibu baru), beradaptasi dengan
peran barunya sangatlah berat dan membutuhkan suatu kondisi mental yang maksimal.
5. Imunisasi ibu terhadap tetanus
Dengan pemberian asuhan yang maksimal pada ibu nifas, kejadian tetanus dapat
dihindari, meskipun untuk saat ini angka kejadian tetanus sudah banyak mengalami
penurunan.
6. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta
peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak
Saat bidan memberikan asuhan pada masa nifas, materi dan pemantauan yang
diberikan tidak hanya sebatas pada lingkup permasalahan ibu, tapi bersifat menyeluruh
terhadap ibu dan anak. Kesempatan untuk berkonsultasi tentang kesehatan, termasuk
kesehatan anak dan keluarga akan sangat terbuka. Bidan akan mengkaji pengetahuan ibu
dan keluarga mengenai upaya mereka dalam rangka peningkatan kesehatan keluarga.
Upaya pengembangan pola hubungan psikologis yang baik antara ibu, anak, dan keluarga
juga dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan asuhan ini.

C. Kunjungan Nifas
Seorang ibu yang baru bersalin membutuhkan perawatan selama masa nifas. Asuhan pada
ibu nifas yang diberikan oleh seorang bidan dilakukan selama kurun waktu 6 minggu. Hal ini

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
dilandasi oleh Kebijakan program nasional pada masa nifas, yaitu paling sedikit 4 kali
melakukan kunjungan pada masa nifas dengan tujuan:
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan gangguan kesehatan ibu dan bayinya
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas
4. Menangani komplikasi/masalah yang timbul & mengganggu kesehatan ibu nifas serta
bayinya Asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sewaktu melakukan kunjungan
nifas memiliki tujuan yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah:

Kunjungan Waktu Tujuan


1. 6-8 jam a. Mencegah perdarahan karena atonia uteri
setelah b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
persalin perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu dan salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan.
d. Pemberian ASI awal
e. Membina hubungan baik antara ibu dan bayi
baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipoter- mi
g. Bila petugas kesehatan yang menolong
persalinan ia harus tinggal dengan ibu dan bayi
2 jam pertama setelah
2. 6 hari a. Memastikan involusi uteri berjalan normal.
setelah b. Menilai adanya tanda-tanda infeksi ,demam atau
persalin perdara- han abnormal.
c. Memastikan ibu menyusui baik dan tak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
d. Memastikan ibu cukup makanan, cairan dan
istirahat

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
3. 2 minggu a. Memastikan involusi uteri berjalan normal.
setelah b. Menilai adanya tanda-tanda infeksi ,demam atau
persalinan perdara- han abnormal.
c. Memastikan ibu menyusui baik dan tak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
d. Memastikan ibu cukup makanan, cairan dan
istirahat
4. 6 minggu a. Menjelaskan pada ibu tentang penyulit-penyulit
setelah yang ia atau bayi alami.
persalinan b. Memberikan konseling untuk KB secara dini

D. Perubahan Psikologis masa Nifas


Perubahan di bagi menjadi 3 periode, antara lain:

a. Periode “Taking In”


1. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif dan
tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya.
2. Ia mungkin akan mengulang-mengulang menceritakan pengalamannya waktu melahirkan.
3. Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mengurangi gangguan kesehatan akibat kurang
istirahat.
4. Peningkataan nutrisi dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan dan penyembuhan luka,
serta persiapan proses laktasi aktif.
5. Dalam memberi asuhan, bidan harus dapat memfasilitasi kebutuhan psikologis ibu. Pada
tahan ini, bidan dapat menjadi pendengar yang baik ketika ibu menceritakan
pengalamannya. Berikan juga dukungan mental atau apresiasi atas hasil perjuangan ibu
sehingga dapat berhasil melahirkan anaknya. Bidan harus dapat menciptakan suasana yang
nyaman bagi ibu sehingga ibu dapat dengan leluasa dan terbuka mengemukan
permasalahan yang dihadapi pada bidan. Dalam hal ini, sering terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan perawatan yang dilakukan oleh pasien terhadap dirinya dan bayinya hanya
karena kurangnya jalinan komunikasi yang baik antara pasien dan bidan.

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
c. Periode “Taking Hold”
1. Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum.
2. Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan
meningkatkan tanggung jawabterhadap bayi.
3. Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAB, BAK, serta kekuatan dan
ketahanan tubuhnya.
4. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi, misalnya
menggendong, memandikan, memasang popok, dan sebagainya.
5. Pada masa ini, ibu biasanya agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-
hal tersebut.
6. Pada tahan ini bidan, bidan arus tanggap terhadap kemungkinan perubahan yang terjadi.
7. Tahan ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberikan bimbingan cara
perawatan bayi, namun harus selalu diperhatikan teknik bimbingannya, jangan sampai
menyinggung perassaan atau membuat perasaan ibu tidak nyaman karena ia sangat
sensitif. Hindari kata “jangan begitu” atau “kalau kayak gitu salah” pada ibu karena hal
itu akan sangat menyakiti perasaannya dan akibatnya ibu akan putus asa untuk mengikuti
bimbingan yang bidan berikan.

E. Perubahan Fisiologis pada Ibu Nifas


Ibu dalam masa nifas mengalami perubahan fisiologis. Setelah keluarnya plasenta,
kadar sirkulasi hormone HCG (human chorionic gonadotropin). human plasental lactogen,
estrogen dan progesterone menurun. Human plasental lactogen akan menghilang dari
peredaran darah ibu dalam 2 hari dan HCG dalam 2 minggu setelah melahirkan. Kadar
estrogen dan progesterone hampir sama dengan kadar yang ditemukan pada fase folikuler dari
siklus menstruasi berturut-turut sekitar 3 dan 7 hari. Penarikan polipeptida dan hormon steroid
ini mengubah fungsi seluruh system sehingga efek kehamilan berbalik dan wanita dianggap
sedang tidak hamil, sekalipun pada wanita. Perubahan-perubahan yang terjadi yaitu:
1. Sistem Kardiovaskular
Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera setelah melahirkan karena
terhentinya aliran darah ke plasenta yang mengakibatkan beban jantung meningkat yang
dapat diatasi dengan hacmokonsentrasi sampai volume darah kembali normal, dan
pembuluh darah kembali ke ukuran semula.
a) Volume darah

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
Perubahan pada volume darah tergantung pada beberapa variabel. Contohnya
kehilangan darah selama persalinan, mobilisasi dan pengeluaran cairan ekstravaskular.
Kehilangan darah mengakibatkan perubahan volume darah tetapi hanya terbatas pada
volume darah total. Kemudian, perubahan cairan tubuh normal mengakibatkan suatu
penurunan yang lambat pada volume darah. Dalam 2 sampai 3minggu, setelah
persalinan volume darah seringkali menurun sampai pada nilai sebelum kehamilan.
b) Cardiac output
Cardiac output terus meningkat selama kala I dan kala II persalinan. Puncaknya
selama masa nifas dengan tidak memperhatikan tipe persalinan dan penggunaan
anastesi. Cardiac ourpur tetap tinggi dalam beberapa waktu sampai 48 jam postpartum,
ini umumnya mungkin diikuti dengan peningkatan stroke voluma akibat dari
peningkatan venosus return, bradicardi terlihat selama waktu ini. Cardiac output akan
kembali pada keadaan semula seperti sebelum hamil dalam 2-3 minggu
2. Sistem Haematologi
a) Hari pertama masa nifas kadar fibrinogen dan plasma sedikit menurun, tetapi
darah lebih kental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan
pembekuan darah. Haematokrit dan haemoglobin pada hari ke 3-7 setelah
persalinan. Masa nifas bukan masa penghancuran sel darah merah tetapi
tambahan-tambahan akan menghilang secara perlahan sesuai dengan waktu hdup
sel darah merah. Pada keadaan tidak ada komplikasi, keadaan haematokrit dan
haemoglobin akan kembali pada keadaan normal sepeni sebelum hamil dalam 4-
5 minggu postpartum.
b) Leukositsis meningkat, dapat mencapai 15000/mm³ selama persalinan dan tetap
tinggidalam beberapa hari postpartum. Jumlah sel darah putih normal rata-rata
pada wanita hamil kira-kira 12000/mm³. Selama 10-12 hari setelah persalinan
umumnya bernilai antara 20000-25000/mm³, neurotropil berjumlah labih banyak
dari sel darah putih, dengan konsekuensi akan berubah. Sel darah putih, bersama
dengan peningkatan normal pada kadar sedimen eritrosit, mungkin sulit
diinterpretasikan jika terjadi infeksi akut pada waktu ini.
c) Faktor pembekuan, yakni darah terjadi setelah persalinan. Aktivasi ini, bersamaan
suatu aktivasi faktor pembekuan dengan dengan tidak adanya pergerakan, yang
mendorong terjadinya tromboemboli. Keadaan produksi tertinggi dari pemecahan
fibrin mungkin akibat pengeluaran dari tempat plasenta. trauma atau sepsis,

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
d) Kaki ibu diperiksa setiap hari untuk mengetahui adanya tanda-tanda trombosis
(nyeri, hangat dan lemas, vena bengkak kemerahan yang dirasakan keras atau
Mungkin positif terdapat tanda-tanda humans (doso fleksi kaki di mana
menyebabkan otot-otot mengompresi padat ketika disentuh). ada nyeri jika ada
trombosis). Penting untuk diingat bahwa trombisis vena-vena dalam mungkin
tidak terlihat namun itu tidak menyebabkan nyeri.
e) Varises pada kaki dan sekitar anus (haemoroid) adalah umum pada kehamilan.
Varises pada vulva umumnya kurang dan akan segera kembali setelah persalinan
3. Sistem Reproduksi
a) Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali
seperti sebelum hamil.
1) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
2) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat dengan
berata uterus 750 gr
3) Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan pusat simpisis
dengan berat uterus 500 gr
4) Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis dengan
berat uterus 350 gr
5) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50
gr
b) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri da vagina dalam masa nifas.
Macam-macam lochea:
1. Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lang dam mekonium, selama 2 hari postpartum.
2. Lochea sanguinolenta: berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7
postpartum.
3. Lochea serosa: berwarna kuning cairan tidak berdara lagi, pada hari ke 7-14
postpartum
4. Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu
5. Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan sepen nanah berbau busuk
6. Locheastasis: lochea tidak lancar keluarnya

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
c) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium
eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jui tangan, setelah 6 minggu persalinan
serviks menutup.
d) Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberaps hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva
dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secar
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia manjadi lebih menonjol.
e) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena Resebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju Pada postnatal hari ke 5,
perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih
kendur daripada keadaan sebelum melahirkan.
f) Payudara
Kadar prolaktin yang disekresi oleh kelenjar hypofisis anterior meningkat
secara stabil selama kehamilan, tetapi hormon plasenta menghambat produksi ASI.
Setelah pelahiran plasenta, konsentrasi estrogen dan progesterone menurun, prolaktin
dilepaskan dan sintesis ASI dimulai. Suplai darah ke payudara meningkat dan
menyebabkan pembengkakan vascular sementara. Air susu, saat diproduksi, disimpan
di alveoli dan harus dikeluarkan dengan efektif dengan cara diisap oleh bayi untuk
pengadaan dan keberlangsungan laktasi.
Pelepasan oksitosin dari kelenjar hipofisis posterior distimulsi oleh isapan
bayi. Hal ini menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel di dalam payudara dan
pengeluaran ASI. Oksitosin juga menstimulasi kontraksi miometrium pada uterus,
yang biasanya dilaporkan wanita sebagai afterpain (nyeri kontraksi uterus setelah
melahirkan).
ASI yang dapat dihasilkan oleh ibu pada setiap harinya +150-300 ml, sehingga
kebutuhan bayi setiap harinya. ASI dapat diproduksi oleh kelenjar susu yang
dipengaruhi oleh kerja hormone hormon, di antaranya hormon laktogen.
ASI yang akan pertama muncul pada awal nifas adalah ASI yang berwarna
kekuningan yang biasa dikenal dengan sebutan kolostrum. Kolostrum sebenarnya

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
telah terbentuk di dalam tubuh ibu pada usia kehamilan ± 12 minggu. Dan kolostrum
merupakan ASI pertama yang sangat baik untuk diberikan karena banyak sekali
manfaatnya, kolostrum ini menjadi imun bagi bayi karena mengandung sel darah
putih.
Jadi, perubahan pada payudara dapat meliputi:
1. Penurunan kadar progesteron justru dengan peningkatan hormon prolaktin setelah
persalinan
2. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau hari
ke-3 setelah persalinan
3. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi
4. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam peratam.kemungkinan terdapat spasine
sfingter dan edema leher buli-buli sesudah ini mengalami kompresi antara kepala janin dan
tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu
12-36 jam sesidah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang
bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan
diuresis. Urete yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
5. Sistem Gastrointestinal
Kerapkali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus normal. Meskipun kadar
progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami
penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering
kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat
menghalangi keinginan ke belakang.
6. Sistem Endokri
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam por partum. Progesteron
turun pada hari ke 3 postpartum. Kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang.
7. Sistem muskulosklebal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi dini sangat
membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepa proses involusi.
8. Sistem Integumen
a) Penurunan melanin umumnya setelam persalinan menyebabkan berkurangnya
hyperpigmentasi kulit

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
b) Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan
menghilang pada saat estrogen menurun.

F. Kebutuhan Nutrisi selama masa nifas


Nutrisi Dan Cairan
Nutrisi yang di konsumsi oleh ibu nifas harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.
Kalori baik untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI.
Wanita dewasa memerlukan 2.200 k kalori. Ibu menyusui memerlukan kalori yang sama
dengan wanita dewasa + 700k. kalori pada 6 bulan pertama kemudian + 500k. kalori bulan
selanjutnya.
1) Gizi Ibu Menyusui
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari. Makan diet berimbang untuk
mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup. Minum sedikitnya 3 liter
setiaphari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Pil zat besi harus
diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
Minum Vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan Vitamin A kepada
bayinya melalui ASInya. Sesudah satu bulan pasca persalinan, makanlah makanan
yang mengandung kalori cukup banyak untuk mempertahankan berat badan si ibu.
Jika ibu ingin menyusui bayi kembar dua, kembar tiga atau bayi baru lahir beserta
dengan kakaknya yang balita ibu membutuhkan kalori Iebih banyak dari pada ibu
menyusui satu bayi saja. Jika ibu ingin menurunkan berat badan batasi besarnya
penurunan tersebut sampai setengah kilogram perminggu. Pastikan diet ibu
mengandung 1500 kalori dan hidrasi diet cairan atau obat-obatan pengurus badan.
Penurunan berat badan lebih dari setengah kilogram perminggu dan pembatasan
kalori yang terlalu ketat akan rnengganggu gizi dan kesehatan ibu serta dapat
membuat ibu memproduksi ASI lebih lanjut.
2) Karbohidrat
Makanan yang dikonsumsi dianjurkan mengandung 50-60% karbohidrat.
Laktosa (gula susu) adalah bentuk utama dari karbohidrat yang ada dalam jumlah
lebih besar dibandingkan dalam susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap
kalsium dan mudah di metabolisme menjadi dua gula sederhana (galaktosa dan
glukosa) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak yang cepat yang terjadi selama
masa bayi.

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
3) Lemak
Lemak 25-35% dari total makanan. Lemak menghasilkan kira-kira setengah
kalori yang diproduksi oleh air susu ibu.
4) Protein
Jumlah kelebihan protein yang diperlukan oleh ibu pada masa nifas adalah
sekitar 10-15%. Protein utama dalam air susu ibu. Mudah dicerna menjadi kepala
susu yang lembut yang memudahkan penyerapan nutrien kedalam aliran darah
bayi. Sumber karbohidrat yaitu :
a) Nabati :tahu, tempe dan kacang-kacangan.
b) Hewani : daging, ikan, telur, hati.
5) Vitamin dan Mineral
Kegunaan vitamin dan mineral adalah untuk melancarkan metabolisme tubuh.
Beberapa vitamin dan mineral yang ada pada air susu ibu perlu mendapat perhatian
khusus karena jumlahnya kurang mencukupi, tidak mampu memenuhi kebutuhan
bayi sewaktu bayi bertumbuh dan berkembang. Vitamin dan mineral yang paling
mudah menurun kandungannya dalam makanan adalah Vit B6, tiamin, As.folat,
kalsium, seng, dan magnesium. Kadar Vit B6, tiamin dan As.folat dalam air susu
langsung berkaitan dengan diet atau asupan suplemen yang dikonsumsi.

G. Ketidaknyamanan fisik dalam masa nifas


Ketidaknyamanan fisik dalam masa nifas Terdapat beberapa ketidaknyamanan pada masa
nifas. Meskipun dianggap normal, ketidaknyamanan tersebut dapat menyebabkan distres fisik
yang bermakna.
1) Nyeri
setelah melahirkan Nyeri setelah melahirkan disebabkan oleh kontraksi dan
relaksasi uterus yang berurutan yang terjadi secara terus menerus. Nyeri ini lebih
umum terjadi pada paritas tinggi dan pada wanita menyusui. Alasan nyeri yang lebih
berat pada wanita dengan paritas tinggi adalah penurunan tonus otot uterus secara
bersamaan, menyebabkan relaksasi intermiten. Berbeda pada wanita primipara yang
tonus ototnya masih kuat dan uterus tetap berkontraksi tanpa relaksasi intermiten. Pada
wanita menyusui, isapan bayi menstimulasi produksi oksitosin oleh hipofise posterior.
Pelepasan oksitosin tidak hanya memicu refleks let down (pengeluaran ASI) pada
payudara, tetapi juga menyebabkan kontraksi uterus. Nyeri setelah melahirkan akan

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
hilang jika uterus tetap berkontraksi dengan baik saat kandung kemih kosong.
Kandung kemih yang penuh mengubah posisi uterus ke atas, menyebabkan relaksasi
dan kontraksi uterus lebih nyeri.
2) Pembesaran payudara
Diperkirakan bahwa pembesaran payudara disebabkan oleh kombinasi
akumulasi dan stasis air susu serta peningkatan vaskularitas dan kongesti. Kombinasi
ini mengakibatkan kongesti lebih lanjut karena stasis limfatik dan vena. Hal ini terjadi
saat pasokan air susu meningkat, pada sekitar hari ketiga postpartum baik pada ibu
menyusui maupun tidak menyusui dan berakhir sekitar 24 hingga 48 jam.
3) Nyeri perineum
Beberapa tindakan dapat mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri akibat
laserasi atau luka episiotomi dan jahitan laserasi atau episiotomi tersebut. Sebelum
tindakan dilakukan, penting untuk memeriksa perineum untuk menyingkirkan
komplikasi seperti hematoma. Pemeriksaan ini juga mengindikasikan tindakan
lanjutan apa yang mungkin paling efektif.
4) Konstipasi
Rasa takut dapat menghambat fungsi bowel jika wanita takut bahwa hal
tersebut dapat merobek jahitan atau akibat nyeri yang disebabkan oleh ingatannya
tentang tekanan bowel pada saat persalinan. Konstipasi lebih lanjut mungkin
diperberat dengan longgarnya abdomen dan oleh ketidaknyamanan jahitan robekan
perineum derajat tiga atau empat.
5) Hemoroid
Jika wanita mengalami hemoroid, mungkin mereka sangat merasakan nyeri
selama beberapa hari. Hemoroid yang terjadi selama masa kehamilan dapat
menimbulkan traumatis dan menjadi lebih edema selama kala dua persalinan.

H. Kebutuhan Nutrisi selama masa nifas


Nutrisi Dan Cairan
Nutrisi yang di konsumsi oleh ibu nifas harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.
Kalori baik untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI.
Wanita dewasa memerlukan 2.200 k kalori. Ibu menyusui memerlukan kalori yang sama
dengan wanita dewasa + 700k. kalori pada 6 bulan pertama kemudian + 500k. kalori bulan
selanjutnya.

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
1) Gizi Ibu Menyusui
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari. Makan diet berimbang untuk
mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup. Minum sedikitnya 3 liter
setiaphari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Pil zat besi harus
diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
Minum Vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan Vitamin A kepada
bayinya melalui ASInya. Sesudah satu bulan pasca persalinan, makanlah makanan
yang mengandung kalori cukup banyak untuk mempertahankan berat badan si ibu.
Jika ibu ingin menyusui bayi kembar dua, kembar tiga atau bayi baru lahir beserta
dengan kakaknya yang balita ibu membutuhkan kalori Iebih banyak dari pada ibu
menyusui satu bayi saja. Jika ibu ingin menurunkan berat badan batasi besarnya
penurunan tersebut sampai setengah kilogram perminggu. Pastikan diet ibu
mengandung 1500 kalori dan hidrasi diet cairan atau obat-obatan pengurus badan.
Penurunan berat badan lebih dari setengah kilogram perminggu dan pembatasan
kalori yang terlalu ketat akan rnengganggu gizi dan kesehatan ibu serta dapat
membuat ibu memproduksi ASI lebih lanjut.
2) Karbohidrat
Makanan yang dikonsumsi dianjurkan mengandung 50-60% karbohidrat.
Laktosa (gula susu) adalah bentuk utama dari karbohidrat yang ada dalam jumlah
lebih besar dibandingkan dalam susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap
kalsium dan mudah di metabolisme menjadi dua gula sederhana (galaktosa dan
glukosa) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak yang cepat yang terjadi selama
masa bayi.
3) Lemak
Lemak 25-35% dari total makanan. Lemak menghasilkan kira-kira setengah
kalori yang diproduksi oleh air susu ibu.
4) Protein
Jumlah kelebihan protein yang diperlukan oleh ibu pada masa nifas adalah
sekitar 10-15%. Protein utama dalam air susu ibu. Mudah dicerna menjadi kepala
susu yang lembut yang memudahkan penyerapan nutrien kedalam aliran darah
bayi. Sumber karbohidrat yaitu :
c) Nabati :tahu, tempe dan kacang-kacangan.
d) Hewani : daging, ikan, telur, hati.

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
5) Vitamin dan Mineral
Kegunaan vitamin dan mineral adalah untuk melancarkan metabolisme tubuh.
Beberapa vitamin dan mineral yang ada pada air susu ibu perlu mendapat perhatian
khusus karena jumlahnya kurang mencukupi, tidak mampu memenuhi kebutuhan
bayi sewaktu bayi bertumbuh dan berkembang. Vitamin dan mineral yang paling
mudah menurun kandungannya dalam makanan adalah Vit B6, tiamin, As.folat,
kalsium, seng, dan magnesium. Kadar Vit B6, tiamin dan As.folat dalam air susu
langsung berkaitan dengan diet atau asupan suplemen yang dikonsumsi.

I. Tanda Bahaya Ibu Nifas


Beberapa tanda bahaya bagi ibu nifas yaitu:
1. Demam lebih 2 hari
2. Pendarahan lewat jalan lahir
3. Ibu terlihat sedih murung dan menangis tanpa sebab (depresi)
4. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
5. Payudara bengkak merah disertai rasa sakit
6. Bengkak di wajah, tangan, dan kaki atau sakita kepala dan kejang-kejang

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
BAB III

MANAJEMEN ASKEB

3.1 Definisi Manajemen Kebiidanan


Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang digunakan
oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah kebidanan
merupakan alur pikir bidan dalam pemecahan masalah atau pengambilan keputusan klinis.
Asuhan kebidanan yang diberikan harus dicatat secara benar, sederhana, jelas dan logis
sehingga perlu metode pendokumentasian. Metode pendokumentasian yang digunakan dalam
asuhan kebidanan adalah dengan SOAP yaitu Subjektif, Objektif, Assessment, dan Planning

3.2 Tahapan Dalam Manajemen Kebidanan


a) Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang akurat,
relevan, dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, yaitu
meliputi data subyektif dan data obyektif.
1) Data Subyektif
a. Identitas
1. Nama : Untuk mengenal ibu dan suami
2. Umur : semakin muda (<20 tahun) atau semakin tua (>35
tahun) seseorang ibu yang sedang dalam masa nifas akan
berpengaruh terhadap kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Umur
muda perlu tambahan nutrisi yang banyak karena selain
digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan dirinya sendiri,
dan untuk masa pemulihan setelah masa nifas juga harus
berbagi dengan bayi yang masih menyusu (ASI). Sedangkan
untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi
organ yang makin melemah maka memerlukan tambahan
energi yang cukup guna mendukung masa pemulihan setelah
persalinan

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
3. Suku/Bangsa : Asal daerah dan bangsa seorang ibu
berpengaruh terhadap pola pikir mengenai tenaga kesehatan
dan adat istiadat yang dianut.
4. Agama : Untuk mengetahui keyakinan ibu sehingga dapat
membimbing dan mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai dengan
keyakinannya.
5. Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual ibu sehingga
tenaga kesehatan dapat melalukan komunikasi termasuk dalam
hal pemberian konseling sesuai dengan pendidikan terakhirnya.
6. Pekerjaan : Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi
pencapaian status gizinya. Hal ini dikaitkan dengan gizi bayi.
Jika tingkat sosial ekonominya rendah, kemungkinan bayi
kekurngan gizi.
7. Alamat : Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan
dalam melakukan follow up terhadap perkembangan ibu dan
bayi.
8. Keluhan Utama : tidak ada keluhan
9. Pola Nutrisi : bertujuan untuk pemenuhan ASI.
10. Pola Eliminasi : Pada ibu nifas BAK 3x/hari, BAB 1x/hari
11. Pola Istirahat : Pada wanita dengan usia 18-40 tahun kebutuhan
tidur dalam sehari adalah sekitar 8-9 jam
b) Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu
c. Keadaan Emosional : Stabil
d. Berat Badan : Bertujuan untuk menghitung penambahan berat badan ibu
e. Tanda-tanda Vital :untuk mennetukan tekanan darah ibu nifas,jika di atas
rata-rata kemungkinan besar ibu mempunyai Riwayat hipertensi.
2) Pemeriksaan Fisik
a. Muka : penilaian pada muka juga ditujukan untuk melihat ada tidaknya
pembengkakan pada daerah wajah serta mengkaji kesimetrisan bentuk wajah.

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
b. Mata : Pemeriksaan sclera bertujuan untuk menilai warna , yang dalam
keadaan normal berwarna putih. Sedangkan pemeriksaan konjungtiva
dilakukan untuk mengkaji munculnya anemia. Konjungtiva yang normal
berwarna merah muda. Selain itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap
pandangan mata yang kabur terhadap suatu benda untuk mendeteksi
kemungkinan terjadinya pre-eklampsia.
c. Payudara : Akibat pengaruh hormon kehamilan, payudara menjadi lunak,
membesar, vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat, puting payudara
membesar, kehitaman dan tegak, areola meluas dan kehitaman serta muncul
strechmark pada permukaan kulit payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan
payudara, mendeteksi kemungkinan adanya benjolan dan mengecek
pengeluaran ASI.
d. Ekstremitas : Tidak ada edema, tidak ada varises dan refleks patella
menunjukkan respons positif.

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
BAB IV
TINJAUAN KASUS

A. SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. C Nama : Tn. A
Umur : 24 Umur : 24
Suku/bangsa : Jawa, Indonesia Suku/bangsa : Jawa, Indonesia
Agama :Islam Agama : Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Polwan Pekerjaan : Polisi
Alamat : Perum. Villa ijen B.41 Lingkungan krajan RT/RW 002/003
2. Alasan datang
Kunjungan KF 3 ibu nifas
3. Keluhan utama
Tidak ada keluhan

4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 16 HPHT : 8-10-2021
b. Keluhan haid : nyeri awal Haid Siklus : 28 hari
c. Lama : 9 hari
d. Sifat darah : warna merah Banyaknya : 2-3x sehari (setiap kencing)

5. Riwayat Pernikahan
a. Menikah : Sah
b. Pernikahan ke :1
c. Lama menikah : 11 bulan
d. Usia pertama menikah : 22

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

N Umur Jenis Tempat Komplikasi Penolong Bayi Nifas


o Anak pers Ibu Bayi JK BB Keada Keadaan Laktasi
alina an
n
1. Spontan PMB Tidak Tidak Bidan Peremp 3.9 Sehat Sudah Lancar
ada ada uan 00 membaik

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


Trimester KELUHAN PERIKSA FREKUENSI TERAPI
Bidan/
RS
TM 1 Mual,mntah,pusing Dr subariyono Tablet Fe

TM 2 Tidak ada keluhan Dr. diana Vitamin

TM 3 Tidak ada keluhan PMB ayu -

8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi sejenis apa pun
9. Riwayat Kesehatan lalu
Ibu mengatakan tidak pernah ada Riwayat penyakit seperti hipertensi, jantung,dll
10. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak ada Riwayat penyakit, seperti hipertensi,jantung, dll
11. Riwayat TT
Lengkap
12. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari Ibu Nifas
a. Tidur : 7-8 jam
b. Nutrisi : makan sehari 2-3 kali, minum sehari 7-8 gelas
c. Eliminasi : BAK : 3x/ hari, BAB : 1x/hari
d. Personal Hygiene : mandi 2 kali sehari, menggati pembalut 3-5 kali sehari
e. Seksual : Ibu dalam Masa Nifas
f.Aktivitas : Masih Cuti Kerja
DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003
PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
13. Riwayat Psikosial
Hubungan dengan keluarga baik

B. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : composmentris
2. Pemeriksaan TTV
Tekanan darah : 110/60mmHg
Nadi : 90x/permenit
RR : 20x/permenit
Suhu : 36,7c
3. Pemeriksaan antopometri
BB terakhir : 62
BB Saat Ini :72
LILA : 29
TB : 163
4. Pemeriksaan Fisik
Muka : tidak ada odema, tidak pucat
Mata : sklera putih , konjungtiva merah mudah
Hidung : tidak ada cuping hidung
Dada : tidak terkaji
Payudara : tidak terkaji
Abdomen : tidak terkaji
Genetalia : tidak dikaji
Anus : tidak dikaji
Ekskremitas : kaki kanan, kaki kiri tidak ada odema, dan tangan kanan, tangan kiri
tidak ada odeama
Reflek Patella : tidak dikaji
5. Pemeriksaan penunjang: tidak ada

C. Assessment
Ny. C usia 24 tahun P1A0 Post Partum 2 minggu (Normal)

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
D. Plan
1) Sampaikan hasil pemeriksaan
2) Beri KIE tentang:
a) Nutrisi dan cairan selama masa nifas
b) Posisi menyusui dan Teknik menyusi yang benar
c) Cara menyimpan ASI yang benar
d) Beritahu Tanda bahaya ibu nifas
3) untuk control ulang 1 bulan lagi

………..……..,……..

Perencana Asuhan

………………………

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
Lembar Implementasi Pertemuan Pertama

No. Waktu Tindakan TTD &


(Tanggal/ Nama Mahasiswa
Jam)
1. 02-08-2022/ Kegiatan yang sudah dilakukan adalah :
09.00 WIB 1. Menyampaikan hasil pemeriksaan
a. TTV :
1) TD: 160/60mmHg
2) N: 90x/menit
3) P: 20x/menit
4) BB sebelum hamil : 65cm
5) BB saat ini :72cm
6) TB : 163cm
7) Lila : 29cm
8) IMT : 27,0
Konjungtiva tidak pucat, sklera
putih,wajah tidak pucat, kaki dan tangan
tidak ada odema.
2. Memberikan KIE
a) tentang nutrisi dan cairan seprti
memakan makanan yang bergizi sayur-
sayuran, buah-buahan, minum 8
gelas/hari untuk menghindari hididrasi.
b) Menyusui yang benar seperti mukut bayi
harus melebar dan aerola mamae harus
di kenyot semua.
c) Cara menyimpan ASI di kulkas, seperti
freezer pada lemari es 1 pintu dengan
suhu -15c s/d -18c bisa bertahan lama
sampai 2 minggu, jika lemari es 2 pintu

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
dengan shuhu -20c s/d -18c bisa
bertahan selama 3-6 bulan.
d) tanda bahaya ibu nifas, seperti jika
demam lebih dua hari,payudara
bengkak,merah disertai rasa sakit, keluar
cairan berbau dari jalan lahir segera
bawah ke rumah skit terdekat
3. Memberitahu ibu untuk control 1 bulan lagi
tanggal 1 september 2022/ sewaktu-waktu
ada keluhan

2. Evaluasi 1. Ibu mengetahui kondisi sat ini


proses 2. Ibu memahami KIE tentang:
a) Nutrisi dan cairan selama masa nifas
b) Posisi menyusui dan Teknik menyusi
yang benar
c) Cara menyimpan asi yang benar
d) Tanda bahaya ibu nifas
e) Ibu mampu untuk mengulang penjelasan
dari bidan
3. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 1 bulan
lagi/sewaktu-waktu ada keluhan

Mahasiswa Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

( Diana Purnama Sari ) ( Desy Purnamasari,M.Keb) ( Bd. Ayu Retnita Dewi,SST,Keb )


NIM. 202007003 NIDN. 0701129202 NIP. 198603062017042004

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
BAB V

MENJELASKAN PENATALAKSANA

5.1 Pembahasan
Nutrisi pada ibu nifas menurut Setiya Hartiningtyaswati (2010) yaitu makanan yang
harus dikonsumsi pada masa nifas harus seimbang, bergizi dan cukup energi. Makanan
yang dikonsumsi seharusnya mengandung sumber tenaga (energi), sumber pembangun
(protein), sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin, dan air). Kebutuhan gizi ibu
nifas terutama pada menyusui bila menyusui akan meningkat 25%. karena guna untuk
proses penyembuhan karena habis melahirkan dan untuk produksi ASI yang cukup
untuk menyehatkan bayi. makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas,
metabolisme, cadangan makan dalam tubuh, proses produksi ASI, serta sebagai ASI itu
sendiri yang akan di konsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Menyusui merupakan proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) dari Ibu kepada
bayinya. Masa ini terjadi setelah proses persalinan atau dimulai pada masa nifas. ASI
merupakan makanan terbaik untuk bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan. UNICEF
dan WHO merekomendasikan pemberian ASI minimal 6 bulan tanpa tambahan makanan
apapun yang disebut ASI eksklusif, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi
berumur 2 tahun(WHO, 2018). Sebagai besar ibu tidak mengetahui bagaimana cara
memposisikan disaat menyusui, jadi kita sebagai tenaga Kesehatan harus mengajarkan
pengetahuan kita terkait Teknik menyusui supaya putting ibu tidak lecet, dan bayi juga
terpenuhi asupan asinya.
ASI perah (ASIP) merupakan solusi bagi ibu-ibu bekerja yang tetap ingin menyusui
bayinya secara eksklusif., Memerah ASI dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan tangan atau memakai pompa manual maupun elektrik., Sebelum memerah
ASI, lakukan pijatan lembut di payudara dan urut payudara ke arah areola., ASI yang
telah diperah dapat disimpan di wadahyang telah disterilkan terlebih dahulu., Setelah
disimpan, berilah label di wadah ASIP dengan mencantumkan nama bayi dan tanggal.,
Daya tahan ASIP sangat tergantung pada suhu tempat penyimpanan, seperti penjelasan
pada tabel berikut:

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
Tempat penyimpanan Suhu Lama penyimpanan

Dalam ruang (ASIP segar) 19 °-26 °c 6-8 jam di ruangan ber-AC dan
4 jam di ruangan tanpa AC

Dalam ruang )ASIP beku 19 °C-26 °c 4 jam


yang telah di cairkan)
Kulkas (ASIP segar) -40 °c 2-3 hari

Kulkas (ASIP beku yang -40 °c 24 jam


telah di cairkan)
Freezer (lemari es pintu 1) -18 ° sampai 0 °c 2 minggu

Freezer (lemari es pintu 2) -20 °c sampai -18 °c 3-4 bulan

Deep freezer Suhu stabil 6-12 bulan


Kurang lebih -20 °c

Masa nifas merupakan masa yang beresiko terjadi kematian pada ibu, sekitar 60% kematian
ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam
pertama setelah persalinan. Penyebab kematian ibu dalam masa nifas diantaranya disebabkan oleh
adanya komplikasi masa nifas. Penyebab tidak diketahuinya masalah bahaya masa nifas yaitu
kurangnya pengetahuan ibu nifas, sehingga ibu nifas tidak menyadari jika mengalami tanda bahaya
pada masa nifas (Setyoningsih, 2020).

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
Setelah Dalam asuhan kebidanan pada ibu nifas normal terhadap Ny.C
dilakukan dengan sistematis yaitu melakukan pengkajian data subjektif (hasil
wawancara atau anamnesa) dan pengkajian data objektif (hasil pemeriksaan fisik).
Diagnosa yang didapatkan dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif
pada ibu nifas normal terhadap Ny.C yaitu ibu P. A post partum 2 minggu . Setelah
dilakukan pengumpulan data, tidak ada masalah, diagnosa potensial, masalah
potensial, serta kebutuhan tindakan segera.
Rencana Asuhan Kebidanan pada ibu nifas Ny.C yaitu beritahu ibu tentang
hasil pemeriksaan, jelaskan pada ibu tanda bahaya pada masa nifas, anjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup. anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang, anjarkan ibu bagaimana posisi menyusui yang benar, cara menyimpan ASI
dengan benar, anjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.C telah dilakukan
sesuai dengan rencana asuhan dan sesuai dengan kondisi dan keadaan pasien.
Evaluasi dari pelaksanaan asuhan kebidaan yang telah dilakukan pada ibu nifas
Ny.C yaitu keadaan ibu dalam batas normal, ibu bersedia mengikuti anjuran bidan

6.2 SARAN
a) Bagi lahan praktik
Pelayanan sudah di lakukan cukup baik, sebaikknya hal baik tersebut dipertahankan,
dan hal-hal yang masih kurang dapat diperbaiki dalam memeberikan pelayanan
kepada ibu nifas
b) Bagi ibu nifas
Diharapkan ibu nifas terus mengembangkan pengetahuan dan mencari informasi
terkini tentang kehamilan, persalinan dan khususnya tentang masa nifas mengenai
tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas.

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
DAFTAR PUSTAKA

Nova, silvia nova, & Zagoto, S. (2020). Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Adaptasi
Psikologis Pada Masa Nifas Di Klinik Pratama Afiyah Pekanbaru Tahun 2019. Al-Insyirah
Kebidanan: Jurnal Ilmu Kebidanan (Jurnal Ilmu Kebidanan) , 9 (2), 108–113.

Ramie, Agustine. (2022). Pengetahuan tentang Pemenuhan Nutrisi pada Masa Nifas
berdasarkan Sosial Budaya Ibu. Jurnal of Intan Nursing, Vol 1, No. 1, hal 15-22

Elizabeth & Endang. (2022). Asuhan kebidanan masa nifas dan menyusui.

Elis Andi,Maryam Andi,sakona Yovita,& Kasmawati.(2019). Analisis Hubungan Pengatahuan


Ibu Nifas Dengan Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah
Labuang Baji Makasar. Jurnal Ilmiah Media Bidan,vol 4, No. 2, hal 67-71

Buku KIA (2020)

Sari Komala Vitria, Miharti Ida Sari. (2021). Faktor yang berhubungan dengan Kunjungan Ibu
Nifas pada masa Pandemi Covid19,vol 11,No 2. Hal 42-51

Aisyaroh Noveri. (2009). Efektifitas Kunjungan Nifas terhadap Pengurangan Ketindakan Fisik
yang terjadi pada Ibu selama Masa Nifas, Hal 1-15

Endah elita,Rizkyana shoraya .(2014). Hubungan Pola Nutrisi post pastum dengan
penyembuhan luka jahitan perineum,vol 3.No.1. Hal 49-58

Naharani rifki adrestia,Pamuji berkah erniyati siti,Hadiningsih agustina tri.2021.pendidikan


kesehatan tanda bahaya masa nifas,jurnal bhakti Indonesia,vol 2,no1. Hal 99-105

Lailu Uliyatul,Zuwarlah Nur,Ambang Indi. (2021). Penatalaksanaan ASI Eksklusif di masa


Pademi. Hal 797-802

DIANA PURNAMA SARI | NIM. 202007003


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN

Anda mungkin juga menyukai