N I FA S D E N G A N P E R AW ATA N L U K A
JAHITAN PERINEUM DI PMB BUNDA
KASIH
ALASYA AGHNIA ZAHRAH
1710105160
BAB I.LATAR BELAKANG
1. Magnitude (Angka Kejadian)
- Word Health Organization (WHO) tahun 2017 dalam World Health Statistic, dalam
rangkan memonitoring SDG’s disebutkan angka kematian pada wanita saat kehamilan
dan proses persalinan karena komplikasi mencapai 830 wanita per-hari.
- Menurut WHO, 81% Angka Kematian Ibu (AKI) akibat komplikasi selama hamil dan
bersalin, dan 25% selama masa post partum diantaranya adalah karena luka pada
perineum yang bisa menyebabkan terjadi infeksi pada ibu nifas (Istieka,2013).
- Di Asia luka perineum juga merupakan masalah yang cukup banyak dalam
masyarakat, 50% dari kejadian luka perineum di dunia terjadi di Asia (Campion,
2012).
- Pada akhir tahun 2017, Jawa Tengah mendapatkan hasil yang melampaui target SDG’s
yaitu sebanyak (90/100.000 KH) (Yuli, 2017).
- Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada tahun 2013 terdapat AKI sebanyak
(46/45.843 KH) dan pada tahun 2017 terdapat penurunan AKI yaitu (34/42.348 KH).
2. Seriousness of the Problem (Seberapa Penting Masalah Itu Diteliti)
- Perawatan luka perineum sangat penting dilakukan dengan benar agar tidak menjadi
tempat masuknya kuman yang dapat menyebabkan infeksi pada jalan lahir dan
dapat merambat pada infeksi saluran kencing dan dapat pula terjadi perdarahan
karena terbukanya pembuluh darah yang tidak menutup sempurna (Rimandini,
2014).
- Perawatan luka perineum yang benar yaitu menggunakan air bersih dengan prinsip
bersih dan kering. Kebersihan diri tidak kalah penting meliputi kebersihan tubuh,
pakaian, tempat tidur, maupun lingkungan. Hal ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan (Nugroho, 2014).
3. Political Concernt
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun 2014 tentang pelayanan
kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.
- Pembangunan kesehatan di Indonesia masih diwarnai oleh rawannya derajat kesehatan ibu
dan anak, terutama pada kelompok yang palig rentan yaitu ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu
nifas, serta bayi pada masa perinatal, yang ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian
Perinatal (AKP) (Kemenkes RI, 2012).
4. Comunity Concent/Public Concent
- Masyarakat Indonesia sendiri, sebagian masih memiliki kebiasaan yang merugikan selama
masa nifas yaitu adanya pantangan makanan selama masa nifas. Di beberapa daerah ibu
yang sedang dalam masa nifas memiliki pantangan makanan yang amis seperti telur, ikan,
atau daging. Sedangkan menurut penelitian telur, ikan, maupun daging adalah makanan yang
mengandung protein yang di dalamnya terdapat zat pembangun yang dapat mempercepat
penyembuhan luka (Febriana, 2014).
- Pemahaman masyarakat mengenai kontrol ulang saat masa nifas juga masih rendah sehingga
mengakibatkan terlambatnya penanganan yang dilakukan jika terjadi komplikasi pada masa
nifas (Sujiyatini, 2015).
5. Managebility (Peran Bidan)
- Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan postpartum
(Marmi, 2012).
- Peran bidan dalam masa nifas yaitu memberikan KIE mengenai perawatan luka
perineum berdasarkan standar pelayanan kebidanan nomor 5 tentang pelayanan bagi
ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi serta tanggap terhadap budaya
setempat. Bidan memberikan pelayanan nifas di Rumah Sakit ataupun melakukan
kunjungan rumah pada hari ke tiga, minggu ke dua, dan minggu ke enam setelah
persalinan. Hal ini bertujuan menjaga kesehatan ibu dan bayinya, mendeteksi
masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi, serta memberikan
pendidikan kesehatan (Mufdlilah, dkk, 2012).
RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah Asuhan pada Ibu Nifas Normal dengan Perawatan Luka Jahitan
Perineum di PMB Bunda Kasih ?
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada ibu nifas normal dengan
perawatan jahitan luka perineum secara komprehensif di PMB Bunda Kasih
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi data subyektif terhadap kasus perawatan jahitan luka
perineum pada ibu nifas normal di Bunda Ksih
b. Mengidentifikasi data obyektif terhadap kasus perawatan jahitan luka
perineum pada ibu nifas normal di Bunda Kasih
c. Melakukan analisa asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan luka jahitan
perineum
d. Mendidentifikasi penatalaksanaan terhadap kasus perawatan jahitan luka
perineum pada ibu nifas normal di Bunda Kasih
MANFAAT
1. Bagi Bidan PMB Bunda Kasih
Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh bidan sebagai salah satu referensi
penatalaksanaan perawatan jahitan luka perineum pada ibu nifas normal agar lebih
komprehensif dalam menangani pasien di PMB Bunda Kasih
2. Bagi Responden
Bagi ibu nifas untuk menambah pengetahuan tentang tata cara perawatan jahitan luka
perineum pada ibu nifas normal sehingga dapat menghindari atau mengurangi
terjadinya infeksi pada perineum.
RUANG LINGKUP
1. Materi
Penelitian ini mengambil materi tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas normal dengan perawatan luka
jahitan perineum. Jika perawatan perineum tidak benar maka akan menimbulkan berbagai komplikasi, salah
satunya yaitu infeksi. Luka perineum juga dapat disebabkan karena adanya robekan jalan lahir baik karena
ruptur maupun episiotomi. Selain itu, pengetahuan masyarakat tentang tradisi budaya utuk ibu nifas dan
perawatan luka jahitan perineum masih kurang.
2. Responden
Ny.A P₁A₀Ah₁ umur 21 tahun ibu nifas dengan luka jahitan perineum. Perawatan luka jahitan perineum sangat
penting dilakukan dengan benar agar tidak menjadi tempat masuknya kuman yang dapat menyebabkan infeksi
pada jalan lahir dan dapat merambat pada infeksi saluran kencing dan dapat pula terjadi perdarahan karena
terbukanya pembuluh darah yang tidak menutup sempurna
3. Waktu
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal sejak studi pendahuluan, penyusunan proposal, pengumpulan
data sampai pelaporan studi kasus yang dimulai pada bulan Oktober 2019 hingga bulan April 2020.
4. Tempat
Penelitian ini dilakukan di PMB Bunda Kasih karena dari jumlah pasien yang bersalin sebanyak 50 orang dan
jumlah pasien ibu nifas yang mengalami luka jahitan perineum sebanyak 96 %.
KEASLIAN PENELITIAN
METODE
NO PENELITI PERBEDAAN HASIL PENELITIAN
PENELITIAN
1.
Jamhariyah (2019) Pengaruh Suplementasi Zinc Quasi Eksperimental Subjek , Tempat, Penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum yang
terhadap Waktu Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Waktu, Metode, diberikan zinc yaitu 5,85 = 6 hari.
Nifas Tahun 2019. Asuhan Kebidanan.
2. Heny Noor Wijayanti (2019) Hubungan Berat Badan Cross Sectional Subjek , Tempat, Kejadian rupture perineum pada ibu primigravida
Bayi Baru Lahir dengan Kejadian Ruptur Perineum Waktu, Metode, ditunjukkan dengan ibu bersalin primigravida memiliki
Persalinan Normal pada Ibu Primigravida Tahun 2019. Asuhan Kebidanan. perineum yang kaku, melahirkan bayi dengan BB bayi
yang cukup besar, dan kepala janin terlalu cepat
melewati dasar panggul.
Naelaz Zukkhruf Wakhidatul Kiromah, Siti Lestari,
Dyah Puji Astuti (2019) Penerapan Pemberian Madu Subjek , Tempat, Penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum yang
3. Deskriptif Analitik
untuk Mempercepat Penyembuhan Luka Perineum Waktu, Metode, diberikan madu sebanyak 60% = 6 hari.
pada Ibu Postpartum Tahun 2019. Asuhan Kebidanan.
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA
Kebijakan program nasional masa nifas menurut Marmi (2012) kunjungan masa nifas paling
sedikit 4 kali yaitu :
1) Kunjungan pertama (6-8 jam postpartum)
2) Kunjungan kedua (6 hari postpartum)
3) Kunjungan ketiga (2 minggu postpartum)
4) Kunjungan keempat (6 minggu postpartum)
Perubahan Fisiologis Masa Nifas
1. Uterus 5. Lokhea
2. Bekas Implantasi Plasenta 6. Dinding Abdomen
3. Vagina, Vulva, dan Perineum 7. Saluran Kencing
4. Ovarium 8. Serviks
Perubahan Psikologi Masa Nifas
Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain (Nugroho, T., 2014):
1. Fase Taking In
2. Taking Hold
3. Letting Go
Kebutuhan Dasar Masa Nifas
1. Nutrisi dan Cairan 4. Kebersihan Diri 7. Istirahat dan Tidur
2. Ambulasi 5. Aktivitas Seksual
3. Elminasi 6. Keluarga Berencana
Menurut Handayani (2014), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka yaitu personal hygiene,
mobilisasi, dan gizi. Tingkat pengetahuan berkaitan dengan kemampuan ibu dalam merawat luka perineum serta kemampuan
ibu dalam merawat dan menjaga kebersihan diri. Gizi juga termasuk faktor penyembuhan luka karena pemenuhan gizi pada
ibu nifas akan berperan sebagai pemulihan kondisi kesehatan setelah melahirkan, cadangan, serta tenaga agar ibu tidak mudah
lelah. Menurut Fitri (2013), faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah :
1. Mobilisasi
2. Gizi
3. Pemberian Antibiotik
4. Personal Hygiene
5. Keturunan
6. Sarana dan Prasarana
7. Budayadan Keyakinan
8. Paritas
Sistem Pelayanan Kebidanan
- Standar pelayanan kebidanan pada masa nifas terdapat pada standar 13,14, dan 15.
Standar pelayanan kebidanan pada masa nifas dalm standar 15, berbunyi “Bidan
memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit atau melalui
kunjungan ke rumah pada hari ke tiga, minggu kedua, dan minggu keenam setelah
persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penatalaksanaan
tali pusat yang benar, peneuan dini, penatalaksanaan atau rujukan komplikasi yang
mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan
secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, asuhan bayi baru lahir,
pemberian ASI, imunisasi, dan KB”.
- Dalam standar kompetensi bidan yang ke-5 : Bidan memberikan asuhan pada ibu
nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
Landasan Hukum = Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 pasal 18
Manajemen Kebidanan = Manajemen Kebbidanan Varney, Dokumentasi SOAP
Tinjauan Islam = Al-Baqarah : 222
A. Kerangka Alur Pikir
Tanda-Tanda Infeksi :
Luka sembuh yaitu Luka tidak 1. Rasa nyeri dan panas pada
luka kering dan sembuh tempat infeksi
tidak ada tanda 2. Kenaikan suhu badan 38⁰C
infeksi atau lebih
3. Nadi dibawah 100 kali/menit
4. Kemerahan pada luka
5. Terdapat pus pada luka
BAB III.METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan
studi kasus. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan atau area populasi
tertentu yang bersifat fakta secara objektif, sistematis, dan akurat (Sulistyaningsih,
2011). Penelitian dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui studi
kasus yang terdiri dari unit tunggal, yaitu asuhan kebidanan ibu nifas normal dengan
luka perineum. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan pemeriksaan fisik,
wawancara, dan studi kasus.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi merupakan tempat penelitian. Waktu penelitian merupakan rentang waktu
yang digunakan penulis untuk mencari kasus (Swarjana, 2015). Lokasi penelitian
pada kasus ini dilakukan di PMB Bunda Kasih dan waktu penelitian ini dilakukan
mulai dari bulan Oktober 2019 sampai April 2019.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju dan akan diamati pada saat penelitian
mengenai keadaan serta kondisi subjek disebut oleh peneliti (Sulistyaningsih, 2011).
Subjek pada penelitian ini adalah Ny. A usia 21 tahun dengan perawatan luka jahitan
perineum yang sedang menjalani perawatan di PMB Bunda Kasih.
D. Jenis Data
1. Data Primer
Menurut Saryono & Mekar (2013), data primer diperoleh langsung dari subjek
penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data, langsung
pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Pengambilan data primer dalam
penelitian juga dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung oleh
peneliti. Data sekunder digunakan untuk menegakkan diagnosa. Keuntungan data
sekunder adalah efisiensi tinggi (Suryono & Mekar, 2013). Data sekunder pada kasus
ini didapatkan melalui studi dokumentasi yaitu rekam medis yang didapatkan di PMB
Bunda Kasih dan studi kepustakaan.
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara a. Wawancara
yang digunakan dalam metode penelitian
yang keakuratan data peneliti dangat Menurut Sugiyono (2014), wawancara
mempengaruhi hasil penelitian. Dalam digunakan sebagai teknik pengumpulan data
penelitian ini menggunakan metode mendasar mengenai subjek penelitian
pengumpulan data antara lain wawancara, tentang diri sendiri atau self-report.
observasi, dan peeriksaan fisik. Alat b. Observasi
merupakan instrument yang digunakan
peneliti dalam mengumpulkan data untuk Menurut Sugiyono (2014), observasi atau
memudahkan pekerjaan dan mendapatkan pengamatan dilakukan dengan seluruh alat
hasil yang baik. Dalam artian lebih cermat, indera, tidak terbatas hanya pada apa yang
lengkap, dan sistematis sehingga mudah dilihat. Observasi pada kasus ini dilakukan
untuk diolah (Swarjana, 2015). pada hari ke-1, ke-3, ke-5, dan ke-7 masa
nifas. Teknik engumpulan data observasi
meliputi :
Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi
c. Pemeriksaan Fisik
2. Alat Pengumpulan Data
a. Alat Pengambilan Data
a) Format asuhan kebidanan ibu nifas dengan menggunakan metode SOAP
b) Daftar wawancara
c) Alat tulis (bolpoint, buku, penggaris, dll)
b. Alat Pemeriksaan Fisik
a) Stetoskop
b) Thermometer
c) Handscoon
d) Jam tangan
e) Pengukuran tinggi badan
f) Pengukuran berat badan
g) Pengukuran LILA
h) Kassa
i) Bethadine
F. Analisis Data 2. Penyajian Data
Analisis data yang menjadi acuan dalam Penyajian data adalah kegiatan ketika
penelitian ini mengacu pada beberapa sekumpulan informasi disusun, sehingga
tahapan yang dijelaskan oleh Miles, dkk memberi kemungkinan akan adanya
(2014) yang terdiri dari eberapa tahapan penarikan kesimpulan dan pengambilan
yaitu : tindakan. Penyajian data ini
menggabungkan informasi yang tersusun
1. Reduksi Data dalam bentuk yang padu dan mudah diraih,
sehingga memudahkan untuk melihat
Dalam penelitian ini, analisa maslaah yang sedang terjadi. Penelitian ini
disederhanakan dengan mengidentifikasi meyajikan data dalam bentuk teks naratif.
data yang diperoleh dari lapangan, baik
dengan wawancara, pemeriksaan fisik, 3. Penarikan Kesimpulan
obsevasi, maupun dokumentasi yang berasal
dari rekam media, catatan medis lain, buku, Penarikan kesimpulan dilakukan peneliti
ataupun jurnal. Hal-hal yang menunjang secara terus menerus selama berada di
penelitian perlu disesuaikan dengan dengan lapangan. Temuan dari hasil kajian
permasalahan dan tujuan penelitian kepustakaan dan analisis data lapangan
sehingga perlu dipertahankan sedangkan dicari hubungan serta kaitannya, dengan
hal-hal yang tidak berkaitan dengan begitu akan mudah menemukan
penelitian harus dibuang. penyimpangan atau kesenjangan dalam
kasus. Hal ini dilakukan sejak data
terkumpul dengan mereduksi data,
menyajikan data, dan menarik kesimpulan.
G. Jalannya Penelitian 2. Tahap Pelaksanaan
Dalam studi ini peneliti melakukan perencanaan a. Peneliti mencari responden ibu nifas dengan luka
jahitan perineum tanpa penyakit penyerta di PMB
atau langkah-langkah dalam pembuatan penelitian Bunda Kasih.
sesuai tujuan peneliti :
b. Melakukan pendekatan dan membina silaturahmi
1. Tahap Persiapan c. Melakukan Informed Concent
Kegiatan tahap persiapan ini meliputi : d. Kunjungan hari ke – 1, 3, 5, 7