Oleh :
LILI CAHYANI
NIM. 2282B1330
i
PERSETUJUAN
Raya Kabupaten Banggai Laut Provinsi Sulawesi Tengah telah disetujui oleh
LILI CAHYANI S
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Mana Esa yang
selalu menyertai dan mencurahkan kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat
Pada Ny”N” Usia 24 Tahun Usia Kehamilan 39 Minggu Inpartu Kala I Fase
Aktif “di Puskesmas Banggai Timur Raya Kabupaten Banggai Laut Sulawesi
telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini antara lain, yaitu:
1. Dr. dr. Sentot Imam Suprapto, MM, selaku Rektor Institu Ilmu Kesehatan
iii
5. Pembimbing lahan emua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
Komprehensif ini
Akhir kata peneliti menyadari bahwa laporan praktik Askeb ini masih jauh
dari kesempurnaan, akan tetapi semoga karya yang sederhana ini dapat berguna
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR BAGAN...........................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................ix
BAB I PENDAHULAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum.....................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus....................................................................4
1.3 Manfaat.........................................................................................5
1.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................5
1.4.1 Studi Kepustakaan..............................................................6
1.4.2 Wawancara..........................................................................6
1.4.3 Pemeriksaan Fisik...............................................................6
1.4.4 Dokumentasi.......................................................................6
1.4.5 Observasi............................................................................6
1.5 Sistematika Penulisan...................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................8
2.1 Konsep Dasar Persalinan..............................................................8
2.1.1 Pengertian Persalinan..........................................................8
2.1.2 Patofisiologi Persalinan......................................................9
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan.................10
2.1.4 Tahapan Persalinan...........................................................14
2.2 Teori Asuhan Manajemen Kebidanan.........................................60
2.2.1 Pengertian Manajemen Kebidanan...................................60
2.2.2 Proses Asuhan Kebidanan.................................................60
vi
2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan Selama Masa Pandemic Virus
Covid -19...................................................................................70
vii
viii
DAFTAR BAGAN
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 SAP
Lampiran 3 Leafleat
xi
BAB I
PENDAHULUAN
wanita dan merupakan pengalaman unik yang bisa mereka dapatkan dan
pada persalinan normal ini seorang ibu dilatih untuk menghilangkan rasa
Organization (WHO) tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu
289.000 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. Beberapa Negara memiliki AKI
cukup tinggi seperti Afrika Sub-Sahata 179.000 jiwa per 100.000 kelahiran
hidup, Asia Selatan 69.000 jiwa per 100.000 kelahiran hidup, dan Asia
1
Tenggara 16.000 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di
tahun 2012, AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas)
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika
tahun 2007, ketika AKI di Indonesia mencapai 228, AKI di Singapura hanya
Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, serta Malaysia dan Vietnam
signifikan, yakni dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup. Hal ini berarti AKI di Indonesia jauh diatas target yang ditetapkan
WHO patau hampir dua kali lebih besar dari target WHO (Depkes
Indonesia dimana angka kematian ibu bersalin yang cukup tinggi. Keadaan
ini disertai dengan komplikasi yang mungkin saja timbul selama persalinan,
2
bidang kesehatan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
saat ini masih merupakan masalah dalam pelayanan kesehatan. Hal ini
Para peneliti yang terdiri dari berbagai institusi di China dan Eropa
ini meninjau 77 studi tentang Covid-19 pada ibu hamil yang diterbitkan
Covid-19. Gejala demam dan mialgia (nyeri otot) terkait Covid-19 jarang
terjadi pada ibu hamil, Ibu hamil dengan Covid-19 lebih berisiko
memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Ibu hamil dengan usia lebih
tua dan memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, ginjal, atau kondisi
kronis lainnya, sebut peneliti, juga memiliki risiko lebih tinggi terkena
Covid-19 dengan gejala parah. Selain soal gejala, peneliti juga menemukan
neonatal. Ibu hamil termasuk dalam daftar orang dengan risiko sedang. Oleh
1.2 Tujuan
3
1.2.2 Tujuan khusus
1)
Melakukan pengkajian data pada Ny.” N” Usia 24 tahun G1P 0A0
Tengah.
4)
Mengidentifikasi kebutuhan segera pada Ny.”N” Usia 24 tahun
Tengah.
5)
Membuat rencana tindakan yang akan dilakukan Ny.”N” Usia 24
Sulawesi Tengah.
6)
Melaksanakan tindakan yang akan dilakukan pada Ny.”N” Usia 22
Sulawesi
5
Tengah.
7)
Mengevaluasi pelaksanaan kebidanan pada Ny.”N” Usia 24 tahun
Tengah.
1.3 Manfaat
kasus persalinan.
6
perbandingan antara teori dengan kasus nyata. Adapun teknik yang
1.4.2 Wawancara
1.4.4 Dokumentasi
Pengumpulan data dengan meninjau data yang ada pada catatan medis
pasien.
1.4.5 Observasi
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
9
2.1 Konsep Dasar Persalinan
kepala tanpa komplikasi baik ibu dan janin (Dwi, dkk, 2012).
2013).
normal adalah proses pengeluaran janin yang cukup bulan, lahir secara
10
sendirinya tetapi berlangsung setelah memecahkan ketuban,
1) Lightening
kearah bawah.
palsu, sifat his palsu yaitu rasa nyeri ringan dibagian bawah,
2014).
b. Tanda-tanda persalinan
11
sifatnya sebagai berikut: Nyeri melingkar dari punggung
4) Pengeluaran cairan
dan air ketuban (passenger), dan faktor penolong persalinan. Hal ini
12
sangat penting, mengingat beberapa kasus kematian ibu dan bayi yang
disebabkan oleh tidak terdeteksinya secara dini adanya salah satu dari
factor-faktor tersebut.
a. Power (Tenaga/Kekuatan)
polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang
2) Tenaga mengedan
sewaktu buang air besar (BAB) tapi jauh lebih kuat, saat kepala
13
dapat berhasil bila pembukaan sudah lengkap dan paling efektif
sewaktu ada his dan tanpa tenaga mengedan bayi tidak akan
agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada
1) Janin
presentasi, letak, sikap dan posisi janin (Ai Nursiah, dkk, 2014).
2) Plasenta
(Widia, 2015).
3) Air ketuban
yang kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang
14
kekuatan yaitu salah satunya adalah tekanan dari cairan amnion
kehidupan ibu.
e. Pysician (Penolong)
terjadi pada ibu dan janin (Widia, 2015). Tidak hanya aspek
15
2.1.4 Tahapan Persalinan
a. Kala I (Pembukaan)
1. Pengertian Kala I
mendatar dan terbuka (Ai Nursiah, dkk 2014). Kala I dibagi atas
2 fase yaitu:
16
uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap
17
(1) Tekanan darah
mengalami asfiksia.
c) Perubahan metabolisme
18
dibandingkan sebelum persalinan, hal ini disebabkan adanya
e) Kontraksi uterus
Rahim
keluar.
g) Perubahan hematologist
h) Perubahan renal
19
begitukelihatan dalam posisi terlentang yang mengurangi
i) Perubahan gastrointestinal
20
waktu kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap
terhadap sekelilingnya.
terhadap pemerikasaan.
21
g) Respon “melawan atau menghindari”, yang dipicu oleh
(“show”).
minggu).
berbau.
f. DJJ <100 atau >180 x/menit pada dua kali penilaian dengan
jarak 5 menit.
kepala).
22
i. Tali pusat menumbung (jika tali pusat masih berdenyut).
j. Tanda dan gejala syok: Nadi cepat, lemah (lebih dari 110
menit).
5. Partograf
23
dan mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan
a. Bagian Partograf
ibu.
1) Kemajuan Persalinan
kontraksi uterus.
24
setiap kali membuat catatan selama fase laten
asuhan persalinan.
25
U = ketuban utuh (belum pecah)
ketuban (kering)
janin (DJJ <100 atau >180 kali per menit) selama proses
persalinan.
26
1 = Tulang-tulang kepala janin hanya
saling Bersentuhan.
dipisahkan
d) Kemajuan Persalinan
menit.
e) Pembukaan Serviks
27
jika terdapat tanda penyulit, catat dan nilai penurunan
dll).
28
partograf (pembukaan serviks dan penurunan kepala
i) Kontraksi Uterus
(1) Oksitosin
29
ataucairan intravena dalam kotak yang sesuai
berikut.
30
juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.
a) Data Dasar
(1) Kala I
tersebut.
(2) Kala II
sesuai.
31
oxitosin, peregangan tali pusat terkendali, masase
(4) Kala IV
(Nurul, 2017).
30
Gambar 2.1 Partograf (lembar depan).
(Sumber: Nurul jannah, 2017)
31
Gambar 2.2 Partograf (lembar belakang)
(Sumber: Nurul jannah, 2017)
1. Pengertian kala II
32
merupakan peristiwa terpenting dalam proses persalinan karena
2015).
b) His yang lebih sering dan kuat (± 2-3 menit 1 kali) dan timbul
rasa mengedan.
33
hal ini menyebabkan anus membuka.
2015).
dan pintu keluar vulva membentuk satu jalan lahir yang continue.
utama meliputi:
a) Turunnya kepala
(PAP)/Engagement.
34
terjadi di bulan akhir kehamilan sedangkan pada
2) Majunya kepala
35
pada kala II. Pada multipara majunya kepala dan masuknya
3) Flexi
hukum Koppel.
36
dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian
diameter anteroposterior.
5) Ekstensi
37
Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu
disebut hypomochilion.
38
bawah panggul.
7) Ekspulsi
tissue/handuk.
untuk PD.
39
6) Masukkan oksitosin kedalam spuit (gunakan tangan yang
DTT.
Bimbingan Meneran.
40
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
efektif.
kontraksi;
rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir stelah
meneran (multigravida).
41
bokong ibu.
Bayi
spontan.
Lahirnya Bahu
secara biparietal.
42
pegang masing-masing kaki dengan ibu jari dan jari-jari
lainnya.
kesulitan?
43
kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm
di sediakan.
32) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi,
33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
dikepala bayi.
dari vulva.
35) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi
44
36) Setelah uterus berkontraksi, regangkan tali pusat kea rah
putting susu.
Mengeluarkan Plasenta
plasenta.
tali pusat:
parah.
45
(3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
i. Menilai perdarahan.
40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi
46
aktif segera lakukan penjahitan.
perdarahan pervaginam.
k. Evaluasi
perdarahan pervaginam.
menilai kontraksi.
47
51) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
sesuai.
m. Dokumentasi
2015).
a. Distosia Bahu
48
janin dengan bahu anterior macet di atas simfisis pubis dan
plasenta atau uri. Partus kala III disebut juga kala uri. Kala III
49
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta.
dkk 2014).
seperti buah pir atau alpukat dan fundus berada diatas pusat
a. Metode Scultze
50
Metode yang lebih umum terjadi adalah plasenta terlepas dari
4. Pengeluaran Plasenta
manual apabila: Perdarahan lebih dari 400 sampai 500 cc, terjadi
51
restensio plasenta, bersamaan dengan tindakan yang di sertai
plasenta keluar dari uterus. Pada saat korpus di tekan, tali pusat
5. Pemeriksaan Plasenta
c. Tali pusat, meliputi: Jumlah arteri dan vena, adakah arteri atau
52
(Nurul Jannah, 2017).
a) Atonia Uteri
53
predisposisi atonia uteri yaitu terjadinya distensi
c) Retensio Plasenta
54
setelah bayi lahir. Penyebab dari Retensio Plasenta yaitu:
miometrium.
perdarahan.
inkarserata).
55
seperti amfibrinogenemia atau hipofibrinogenemia
56
peregangan, oleh kemungkinan edema dan lecet.
a. Tanda Vital
57
mmHg, pucat, berkeringat, dingin kulit lembab,
terjadinya infeksi.
b. Kontraksi Uterus
post partum.
c. Lokea
d. Kandung Kemih
58
dalam keadaan kosong, kandung kemih yang penuh
detik.
e. Perineum
2017).
59
pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode
yang akurat dan ekonomis, yang di sebut sebagi sumber data primer.
Sumber data alternatif atau sumber data skunder adalah data yang
60
pada pertemuan tatap muka. Dalam wawancara yang penting di
61
berikutnya. Kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang
sebenarnya.
pada anus dan tampak perineum menonjol, vulva, dan spingter ani
membuka.
fundus uteri. Serta pada persalinan kala IV atau kala obserfasi akan
menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua post partum.
62
diagnose atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data - data yang di kumpulkan. Data dasar yang
adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam 10 menit, dan
per jam pada multigravida dan primigravida, atau lebih dari 1 sampai
63
pemantauan denyut jantung janin ½ jam sampai 1 jam.
sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi, pada kala
II his menjadi lebih kuat, lebih sering dan semakin lama. Proses ini
berlangsung selama ± 1,5 jam pada primigarvida dan ± 0,5 jam pada
perdarahan dan kandung kemih pada15 menit pada jam pertama dan
64
30 menit pada jam kedua post partum.
Potensial
tanda-tanda vital, DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali/menit,
65
tidak di temukan perubahan serviks dalam 1-2 jam, pembukaan
meningkat, dan ibu tampak kelelahan. Pada manajemen aktif Kala III
atonia uteri karena kontraksi uterus yang tidak baik, dan terjadinya
lahir.
tidak baik.
perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa data
66
untuk menetukan asuhan pasien yang paling tepat. Langkah ini
meningkat, dan ibu tampak kelelahan. Pada manajemen aktif Kala III
atonia uteri karena kontraksi uterus yang tidak baik, dan terjadinya
lahir.
darah dan suhu tubuh meningkat, kontraksi uterus yang tidak baik.
67
e. Langkah V: Merencanakan Asuhan Yang Komprehensif/
Menyeluruh
pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan
terkini serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan
klien.
mengambil keputusan yang tepat guna dan tepat waktu (efektif dan
efisien).
68
Perencanaan asuhan tindakan yang perlu dilakukan juga dapat
Penatalaksanaan
atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh klien atau
dkk 2012).
69
dari promotif, preventif, deteksi dini komplikasi penyakit tidak menular mulai
dari pelayanan ANC terintegrasi, pelayanan persalinan normal, asuhan nifas,
asuhan bayi baru lahir, bayi, balita, sampai rujukan jika diperlukan dan
kolaborasi dalam intervensi lanjutan (Interprofessional Collaboration).
Adapun Protokol Kesehatan (Kemenkes dan Sekretaris Jenderal PP IBI,
2020).
1. Ibu hamil diminta segera menghubungi Bidan melalui telepon/Wa jika
sudah ada tanda-tanda bersalin,
2. Bidan melakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk
informasi yang berkaitan dengan kewaspadaan penularan Covid-19. Jika
diperlukan Bidan dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan
RT/RW/Kades atau pimpinan daerah setempatkhususnya informasi tentang
status ibu, apakah termasuk dalam masa isolasi mandiri (ODP/PDP)
sebelum menolong persalinan;
3. Jika Bidan siap dengan APD sesuai kebutuhan APN, dapat melakukan
pertolongan persalinan, dan meminta Ibu menggunakan masker. Apabila
Bidan tidak siap, maka segera berkolaborasi dengan Puskesmas atau RS
terdekat;
4. Pertolongan persalinan diberikan sesuai standar APN dan menerapkan
prinsip Pencegahan Covid-19,
5. Keluarga/pendamping Ibu bersalin dan semua tim kesehatan yang bertugas
menggunakan masker dan menerapkan prinsip pencegahan Covid-19,
6. Melaksanakan rujukan persalinan terencana untuk Ibu bersalin dengan
risiko, termasuk ibu bersalin yang dicurigai ODP.
70
Melalui Metode Hypnobirthing Di Klinik Bersalin Gegerkalong Kota
Bandung Tahun 2016.
Penulis
- Erni Hernawati, Belva Metta Ardella
Isi
- Kecemasan pada saat proses persalinan dapat memperpanjang waktu
persalinan atau akan menyebabkan partus lama. Kecemasan tersebut
dapat ditangani dengan cara nonfarmakologi, yaitu dengan metode
hypnobirthing. Upaya hypnobirthing ini di fokuskan untuk
menghilangkan sindrom ketakutan, ketegangan atau kecemasan karena
hypnosis yang digunakan lebih difokuskan pada pembentukan sugesti
positif pada saat otak berada dalam kondisi tenang atau rileks.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan metode
hypnobirthing terhadap kecemasan ibu bersalin kala I di klinik bersalin
Gegerkalong Kota Bandung tahun 2016.
B. Jurnal 2
Judul
- Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny “N” Dengan Usia
Kehamilan Preterm Di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tanggal 01 Juli 2018
Penulis
- Indah, Firdayati, Nadyah
Isi
- Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi dari dalam
uterus pada umur kehamilan 37–42 minggu dengan ditandai adanya
kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan dan dilatasi
serviks. Terjadinya persalinan normal bukan berarti tidak ada
komplikasi, tetapi melainkan banyak kemungkinan hal yang bisa
terjadi. Salah satu komplikasinya adalah persalinan preterm.
2.5 Pathway Asuhan Persalinan Normal
71
72
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
I.I DATA SUBJEKTIF
1.1.1 Identitas Pasien
ANAMNESA
2. Gravida : GIP0A0
5. Perkawinan : 1 Kali
73
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kawin
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
ke
Jenis Pen
Ke UK Penyulit Penolong Tmp Persalinan Penyulit JK BB PB Umur H/M ASI yulit
1 H A M I L I N I
STATUS PRESENT
Kesadaran : Composmentis
BB sebelum hamil : 52 kg
Lila : 27 cm
74
PALPASI
- Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin dan
bagian kanan ibu teraba bagian panjang, keras seperti papan (pungung
janin).
P.A.P)
Pemeriksaan penunjang
- HB : 11,9 gr%
- HIV/AIDS : Negatif
- Albumin : Negatif
- HbsAg : Negatif
Kala 1 (Pembukaan)
Wit Hasil VT
- Pembukaan : 6 cm
75
- Bagian terendah (Denominator) : kepala bagian belakang / ubun-ubun kecil.
- Penurunan hodge : II
- Identifikasi Diagnosa/MasalahPotensial
Tidak ada
III INTERVENSI
penatalaksanaan.
3) Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
76
keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan baik.
Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janinnya,
persalinan.
menit).
tindakan.
Rasional : Saat ada kontraksi, DJJ bisa berubah sesaat, sehingga apabila
ada perubahan dapat diketahui denan cepat dan dapat bertindak secara
6) Ajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat kontraksi, ibu
timbul kontraksi.
persalinan.
mencegah penekanan pada vena cava inferior oleh uterus yang membesar,
77
dan menghalangi penurunan kepala bayi serta memberikan perasaan yang
menolong persalinan.
persalinan
IV IMPLEMENTASI
kesehatan covid-19.
78
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
janinnya.
P : 20X/M, S : 36,6°c
b. Portio : Tipis
c. Pembukaan : 10 cm
f. Penurunan : Hodge IV
79
ketuban.
selama persalinan.
c) On steril: 2 buah handuk kering dan bersih, pakaian bersih ibu dan bayi
d) Heacting set: 1 buah pinset sirurgik, 1 buah pinset antomi, nal puder, 2
80
benang cromic, 1 pasang sarung tangan stril.
cairan RL, Infus set 5.1, spoit 3 cc dan spoit 1 cc, meteregin 1 ampul
f) Peralatan lain: Larutan Clorin 0,5 o/o, air DTT, kantong plastic, tempat
sampah kering dan basah, safety box, bengkok, was lap, dan tempat
menggunakan APD.
kontraksi.
vaginanya
c) Perineum menonjol.
81
V EVALUASI HASIL ASUHAN KEBIDANAN
1. Ibu mengerti bahwa keadaannya dan janinnya saat ini dalam keadaan
c) Ibu sudah makan, jenis roti 1 potong dan minum air putih dan air teh 1
gelas.
searah jam 12, air ketuban jernih, dan tidak ada molase.
82
83
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”N“ USIA 24 TAHUN
G1P0A0 UK 39 MINGGU DENGAN INPARTU KALA I FASE AKTIF
DI PUSKESMAS BANGGAI TIMUR RAYA KABUPATEN
BANGGAI LAUT SULAWESI TENGAH
2. Ibu mengatakan ingin BAB dan ibu merasakan adanya tekanan pada anus
2. Kesadaran composmentis
Assessment (A)
Planning (P)
84
KALA II s/d KALAIV
No TGL Jam Perencanaan 58 langkah APN Implementasi dan hasil tindakan
1 02-08-2023 10.30 1. Mendengar dan melihat - Tampak tanda dan gejala kala II
wita adanya tanda persalinan Kala - Adanya dorongan kuat untuk
Dua meneran.
- Ibu merasa tekanan yang semakin
meningkat pada rectum dan
vagina.
- Perineum menonjol
- Vulva, vagina dan spingter ani
membuka
2 10.35 2. Pastikan kelengkapan - Alat dan bahan sudah
wita peralatan, bahan dan obat- disiapkan
obatan esensial untuk
menolong persalinan dan
menatalaksana komplikasi
ibu dan bayi baru lahir.
Untuk resusitasi → tempat
datar, rata, bersih, kering dan
hangat, 3 handuk/kain bersih
dan kering, alat penghisap
lendir, lampu sorot 60watt
dengan jarak 60 cm di atas
tubuh bayi.
3 10.40 3. Pakai celemek plastic - Sudah dipakai oleh bidan
wita
4 10.45 4. Melepaskan dan menyimpan - Sudah dilakukan oleh bidan
wita semua perhiasan yang
dipakai, cuci tangandengan
saber dan air bersih mengalir
kemudian keringkan tangan
dengan handuk DTT
5 10.50 5. Pakai sarung tangan DTT - Sudah dipakai oleh bidan
wita pada tangan yang akan
digunakan untuk
pemeriksaan dalam
85
ke belakang dengan
menggunakan kapas atau
kasa yang dibasahi air DTT
Jika introitus vagina,
perineum atau anus
terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan
seksama dari arah depan
ke belakang
Buang kapas atau kasa
pembersih(terkontaminas
i)dalam wadah yang
tersedia
Ganti sarung tangan jika
terkontaminasi
(dekontaminasi,lepaskan
dan rendam dalam
larutan clorin 0,5%)
86
dalam batas normal (120 - patograf.
160x/menit)
Mengambil tindakan yang
sesuai jika DJJ tidak
normal
Mendokumentasikan
basil-basil pemeriksaan
dalam, DJJ dan semua
hasil-hasil • penilaian
serta asuhan lainnya pada
partograf
87
meneran dan perbaiki
cara meneran apabila
caranya tidak sesuai
Bantu ibu mengambil
posisi yang nyaman
sesuai pilihannya (kecuali
posisi berbaring
terlentang dalam waktu
yang lama)
Anjurkan ibu untuk
beristirahat di antara
kontraksi
Anjurkan keluarga
memberi dukungan dan
semangat untuk ibu
Berikan cukup asupan
cairan peroral (minum)
Menilai DJJ setiap
kontraksi uterus selesai
Segera rujuk jika bayi
belum atau tidak akan
segera lahir setelah
120menit (2 jam
)meneran (primigravida
)atau 60 menit (1 jam
)meneran (multigravida )
14 11.20 14. Anjurkan ibu untuk berjalan, - Ibu telah memilih posisi yang
wita berjongkok atau mengambil nyaman yaitu dengan posisi
posisi yang nyaman, jika ibu miring kiri
belum merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60
menit
15 11.25 15. Letakkan handuk bersih - handuk bersih telah di
wita (untuk mengeringkan bayi) di letakkan diatas perut ibu.
perut ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm.
16 11.27 16. Letakkan kain bersih yang - Sudah dilakukan
wita dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu.
17 11.30 17. Buka tutup partus set dan - alat dan bahan telah lengkap
wita perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
18 11.35 18. Pakai sarung tangan DTT - Sarung tangan sudah
wita pada kedua tangan digunakan.
19 11.50 19. Setelah. tampak kepala bayi - Telah dilakukan
wta dengan diameter 5-6 cm penyokongan dan kepala bayi
membuka vulva maka telah lahir.
88
lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya
kepala.Anjurkanibu untuk
meneran perlahan atau
bernafas cepat dan dangkal
20 02-08-2023 11.55 20. Periksa kemungkinan adanya - Tidak terjdi lilitan tali pusat.
wita lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal
itu terjadi, dan segera
lanjutkan proses kelahiran
bayi
Jika tall pusat melilit
leher secara longgar,
lepaskan lewat bagian
atas kepala bayi
Jika tali usat melilit leher
secara kuat klem tali
pusat di dua tempat dan
potong diantara klem.
21 12.05 21. Tunggu kepala bayi - Kepala telah melakukan
wita melakukan putaran paksi luar putaran paksi luar secara
secara spontan spontan
22 12.10 22. Setelah kepala melakukan - telah dilakukaan bahu dan
wita putaran paksi luar, pegang lengan bayi telah lahir.
secara biparental.
Anjurkanibu untuk meneran
saat ada kontraksi ,dengan
lembut gerakkan kepala ke
arah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian
gerakkan kearah atas dan
distal untuk melahirkan bahu
belakang
23 12.15 23. Setelah kedua bahu lahir, - Telah dilakukan.
wita geser tangan bawah untuk
kepala dan bahu. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri
dan memegang lengan dan
siku sebelah atas
24 02-08-2023 12.20 24. Setelah tubuh dan lengan - Telah dilakukan, dan bayi
wita lahir, penelusuran tangan alas lahir spontan tanggal 12
berlanjut ke punggung, Desember pukul 12.20 Wita
89
bokong, tungkai dan kaki. dengan jenis kelamin laki-
Pegang kedua mata kaki laki
(masukkan telunjuk diantara
kaki dan pegang masing-
masing mata kaki dengan ibu
jari dan jari-jari lainnya)
25 02-08-2023 12.25 25. Lakukan Penilaian - Bayi lahir segera menangis,
wita (selintas): bernafas tanpa kesulitan,
Apakah bayi cukup bergerak aktif dan kulit tubuh
bulan? kemerahan
Apakah air ketuban
jernih, tidak tercampur
mekonium?
Apakah bayi menangis
kuat dan/atau bernapas
tanpa kesulitan?
Apakah bayi
bergerak dengan
aktif?
Bila salah satu jawaban
adalah TIDAK lanjutkan
ke langkah resusitasi
pada asfiksia bayi baru
lahir jika jawaban Ya
lanjutkan ke langkah 26
26 12.35 26. Keringkan Tubuh Bayi - Bayi telah dibersihkan dan di
wita Keringkan bayi mulai dari keringkan
muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuk basah
dengan handuk atau kain
kering biarkan bayi diatas
perut ibu.
27 12.55 27. Periksa kembali uterus untuk - Ibu hamil tunggal
wita memastikan tidak ada lagi
bayi dalam uterus (harnil
tunggal).
28 13.10 28. Beritahu ibu bahwa ibu akan - Ibu telah di beritahu dan ibu
wita disuntik oksitosin agar uterus bersedia disuntik.
berkontraksi baik.
29 13.15 29. Dalam waktu. I menu setelah - Oksitosin telah disuntikkan
wita bayi lahir, suntikkan
oksitosin 10unit IM
(intramuskuler) di 1/3 paha
atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum
menyunti oksitosin)
30 13.17 30. Setelah 2 menit pasca - Tali pusat sudah diklem.
90
persalinan, jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Mendorong
isi tali pusat ke arahdistal
(ibu) dan jepit kembali tali
pusat 2cm dari klem
pertama.
31 13.20 31. Pemotongan dan - Tali pusat sudah digunting
Pengikatan Tali Pusat dan telah di ikat dengan
Dengan satu tangan, benang steril.
pegang tali pusat - Klem sudah dimasukkan ke
yang telah dijepit wadah air DTT.
(lindungi perut bayi),
dan lakukan
pengguntingan tall
pusat di antara 2 klem
tersebut.
91
telah di pasangkan topi.
34 02-08-2023 13.30 34. Pindahkan klem pada tali - Klem sudah dipindah
wita pusat berjarak 5-10 cm dan
vulva
35 13.32 35. Letakkan satu tangan di atas - Sudah dilakukan
wita kain pada perut ibu, di tepi
atas simfisis, untuk
mendeteksi satu tangan yang
lain memegang tali pusat.
92
oksitosin 10unit IM
2. Lakukan kateterisasi
(aseptik) jika kandung
kemih penuh
3. Minta keluarga untuk
menyiapkan rujukan
4. Ulangi penegangan tali
pusat 15 menit berikutnya
5.jika plasenta tidak lahir
setelah 30 menit bayi
lahir atau jika terjadi
perdarahan segera
lakukan plasenta manual.
38 02-08-2023 13.41 38. Saat placenta muncul di - Plasenta telah lahir 5 menit
wita introitus vagina, lahirkan
setelah bayi lahir pada tanggal
plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar 12 Desember 2021 pukul
placenta hingga selaput
13.41 Wita
ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang
telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek,
pakai sarong tangan DTT
atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari
tangan atau klem DTT atau
stern untuk mengeluarkan
bagian selaput yang
tertinggal
39 13.43 39. Segera setelah placenta dan - Sudah dilakukan masase
selaput ketuban lahir, uterus.
lakukan masase uterus, - Plasenta lahir lengkap
letakkan telapak tangan di kotiledon dan selaput
fundus dan lakukan masase ketubannya
dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba
keras)
Lakukan tindakan yang
diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik
masase.
40 13.45 40. Periksa kedua sisi plasenta - Sudah dilakukan
wita baik bagian ibu maupun
bayi dan pastikan selaput
ketuban lengkap dan utuh.
93
Masukkan placenta ke
dalam kantung plastik atau
tempat khusus
41 13.50 41. Evaluasi kemungkinan - telah dilakukan, dan terjadi
wita laserasi pada vagina dan laserasi pada perineum
perineum. Lakukan derajat 1
penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang - sudah dilakukan
menimbulkan pendarhan
aktif segera melakukan
penjahitan
42 13.55 42. Pastikan uterus berkontraksi - Telah dilakukan, dan uterus
wita dengan baik dan tidak berkontraksi dengan baik
terjadi perdarahan per teraba bundar dan keras.
vaginam
43 14.00 43. Biarkan bayi tetap - Telah dilakukan, dengan
wita melakukan kontak kulit ke membiarkan bayi melakukan
kulit di dada ibu paling kontak kulit selam 1 jam.
sedikit 1 jam.
Sebagian besar bayi
akan berhasil melakukan
Inisiasi Menyusu Dini
dalam waktu 30-60
menit. Menyusu pertama
biasanya berlangsung
sekitar 10-15 menu.
Bayi cukup menyusu
dari satu payudara
Biarkan bayi berada di dada
ibu selama 1 jam walaupun
bayi sudah berhasil menyusu
44 14.10 44. Setelah satu jam, lakukan - Bayi telah di beri tetes
wita pemeriksaan fisik bayi baru mata/salep mata antibiotik
lahir, beri antibiotika salep profilaksis, dan telah di
mata pencegahan, dan
suntikkan vitamin K secara
vitamin K 1 mg
intramuscular di paha kiri intramuskuler di paha kiri
anterolateral. antero lateral.
45 14.12 45. Setelah satu jarh pemberian - Telah dilakukan
wita vitamin K1 berikan suntikan penyuntikkan hepatitis B di
imunisasi Hepatitis B di paha kanan antero lateral.
paha kanan anterolateral.
Letakkan bayi di dalam
jangkauan ibu agar sewaktu-
waktu bisa disusukan.
Letakkan kembali bayi pada
94
dada ibu bila bayi belum
berhasil menyusu di dalam
satu jam pertama dan
biarkan sampai bayi berhasil
menyusu.
46 14.15 46. Lanjutkan pemantauan - Telah dilakukan pemantauan
wita kontraksi dan mencegah dan tidak terjadi perdarahan
perdarahan per vaginam pervaginam, serta kontraksi
2-3 kali dalam 15 menit uterus baik teraba bundar dan
pertama pascapersalinan keras.
Setiap 15 menit pada 1
jam pertama
pascapersalinan
Setiap 20-30 menit pada
jam kedua
pascapersalinan
Jika uterus tidak
berkontraksi dengan baik,
melakukan asuhan yang
sesuai untuk menatalaksana
atonia uteri
47 14.20 47. Ajarkan ibu/keluarga cara - Sudah dilakukan, ibu dan
wita melakukan masase uterus keluarga mengerti yang
dan menilai kontraksi diajarkan oleh bidan.
48 02-08-2023 14.25 48. Evaluasi dan estimasi - Jumlah perdarahan tanggal 12
wita jumlah kehamilan darah Desember 2021 pada pukul
13.40 Wita adalah 250 cc
49 14. 49. Memeriksa
30 nadi ibu dan
Jam Waktu TD Nadi Suhu TFU Kontraksi Kandung Perdarahan
keadaan
kandung kemih (mmhg) (X/m) uterus kemih
setiap 15 menit 12.20 100/80 80x/i 36,6°c 1Jrbpst Baik Kosong 50cc
selama 1 jam 1 12.35 100/80 80x/i 36,6°c 1Jrbpst Baik Kosong 50cc
pertama 12.50 100/80 80x/i 36,6°c 1Jrbpst Baik Kosong 50cc
pascapersalinan 13.10 100/80 80x/i 36,6°c 1Jrbpst Baik 100cc 40cc
dan setiap 30 2 13.25 100/70 78x/i 36,5°c 2Jrbpst Baik 50cc 30cc
menit selama 13.40 100/70 78x/i 36,5°c 2Jrbpst Baik 50cc 30cc
jam kedua
pascapersalinan
Memeriksa
temperatur
tubuh ibu
sekali setiap
jam selama 2
jam pertama
pascapersalin
an
. Melakukan
tindakan yang
95
sesuai untuk
temuan yang
tidak normal
50 12-12-2021 14.45 50. Periksa kembali bayi dan - Telah dilakukan pemeriksaan
wita pantau setiap 15 menit untuk dan bayi bernafas normal
pastikan bahwa bayi dengan pernapasan 50 x/menit
bernafas dengan baik (40-60
dan suhu tubuh normal yaitu
x / menit) serta suhu tubuh
normal (36,5 – 37,5 0C) 36.8oc.
Jika bayi sulit bernafas,
merintih, atau retraksi di
resusitasi dan segera
merujuk ke rumah sakit
Jika bayi nafas terlalu
cepat, segera dirujuk
Jika kaki teraba dingin,
pastikan ruangan hangat,
kembalikan bayi kulit-ke-
kulit dengan ibunya dan
selimuti ibu dan bayi dengan
satu selimut.
51 14.55 51. Tempatkan peralatan bekas - Telah dilakukan, dan peralatan
wita pakai dalam larutan klorin telah direndam dilarutan klorin
0.5 % untuk dekontaminasi untuk didekontaminasi.
(10 menit). Cuci dan bilas
peraltan setelah
didekontaminasi
52 15.10 52. Buang bahan-bahan yang - Sudah dilakukan
wita terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
53 15.15 53. Bersihkan ibu dengan - Ibu telah dibersihkan, dan ibu
wita menggunakan air DDT. telah memakai pakaian bersih
Bersihkan sisa cairan dan kering.
ketuban, lendir dan dash.
Bantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering
54 15.25 54. Pastikan ibu merasa - Ibu telah merasa nyaman, ibu
wita nyaman, bantu ibu telah menyusui bayinya, dan
memberikan ASI. Anjukan ibu telah makan dan minum di
keluarga untuk memberi ibu
bantu oleh keluarga.
minuman dan makanan yang
di inginkan
55 15.28 55. Dekontaminasi tempat - Sudah dilakukan
wita bersalin dengan larutan
klorin 0.5 %
56 15.35 56. Celupkan sarong tangan - Sudah dilakukan
wita kotor ke dalam larutan
klorin 0,5%, balikkan
96
bagian dalam ke luar dan
rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
57 15.37 57. Cuci kedua tangan dengan - Telah dilakukan dan tengan
wita sabun dan air mengalir telah di cuci.
97
ASUHAN KEBIDANAN KEADAAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR
98
NORMAL SETELAH 2 JAM PP DI PUSKESMAS BANGGAI
KABUPATEN BANGGAI LAUT SULAWESI TENGAH
1. HARI 1
KEADAAN IBU
KU Baik
TENSI 110/80mmhg
UC/FU 3jrbpst
Perdarahan ± 250 cc
Keluhan Nyeri bagian perenium
Obat-obatan Ramabion 1x1, Asmef 3x1
KEADAAN BAYI
KU Baik
BB/TB 3.100gram/50 cm
Suhu 36,8⁰c
BAB/BAK Sudah BAK, BAB Belum ada selama
pengkajian
Minum Iya, ASI Eksklusif
2. Lama Persalinan
Kala IV : ± 2 Jam
99
HARI : Senin, 03 Agustus 2023 Jam : 09.00 wita
LAMPIRAN PATOGRAF
100
101
102
BAB IV
PEMBAHASAN
103
Data objektif pada kasus Ny “N” yang didapat dimana tampak
perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani mulai membuka, meningkatnya
produksi pengeluaran lendir bercampur dengan darah dan pada pemeriksaan tanda
pasti kalaII di tentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya pembukaan
serviks telah lengkap dan terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.
Sedangkan teori menerangkan bahwa Kala II dimulai sejak pembukaan
lengkap sampai lahirnya bayi, gejala dan tanda kala II yaitu dimana kontraksi
uterus menjadi lebih kuat dan sering (± 2-3 menit 1 kali) dan timbul rasa
mengedan, dimana air ketuban yang keluar membuat dinding uterus menjadi lebih
dekat dengan fetus, sehingga kekuatan kontrakis lebih intensif untu mendorong
keluar fetus, dan juga vagina yang merengang karena turunnya kepala bayi akan
membuat kotraksi menjadi lebihbaik.
Tanda dan gejala kala II juga di tandai dengan adanya pembukaan
lengkap (tidak teraba lagi bibir porsio), ini terjadi karena adanya dorongan bagian
terbawah janin yang masuk kedalam dasar panggul karena kontraksi uterus yang
kuat sehingga porsio membuka secara perlahan, his yang lebih sering dan kuat (±
2-3 menit 1 kali) dan timbul rasa mengedan, karena biasanya dalam hal ini bagian
terbawah janin masuk ke dasar panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot
dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan,
Adanya pengeluaran darah bercampur lendir, di sebabkan oleh adanya
robekan serviks yang meregang, pecahnya kantung ketuban, karena kontraksi
yang menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan yang besar antara tekanan di
dalam uterus dan diluar uterus sehingga kantun ketuban tidak dapat menahan
tekanan isi uterus akhirnya kantung ketuban pecah, anus membuka, karena bagian
terbawah janin masuk kedasar panggul sehingga menekan rectum dan rasa buang
air besar, hal inimenyebabkan anus membuka, vulva terbuka, perineum
menonjol,karena bagian terbawah janin yang sudah masuk PBP dan di tambah
pula dengan adanya his serta kekuatan mengedan menyebabkan vulva terbuka dan
perineum menonjol, karena perineum bersifat elastic, bagian terdepan anak
kelihatan pada vulva, karena labia membuka, perineum menonjol menyebabkan
bagian terbawah janin terlihat divulva, karena ada his dan tenaga mengedan
104
menyebabkan bagian terbawah janin dapat dilahirkan (Widia, 2015: 129-130).
Berdasarkan pegkajian yang di lakukakn pada Ny ”N” di kala II tidak di
temukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata.
Berdasarkan pengkajian data asuhan kebidanan perlangsungan kala III
pada kasus Ny “A” didapatkan data subjektif ibu lelah setelah melahirkan dan
merasakan nyeri pada perut bagian bawah, dan pada data objektif didapatkan dari
hasil pemeriksan yaitu bayi lahir spontan pada tanggal 02 Agustus 2023, jam
12.20 wita, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar) tinggi fundus uteri
setinggi pusat perdarahan ± 250 cc, kala II berlangsung selama ± 20 menit tanpa
ada penyulit serta tali pusat masih nampak di vulva.
Pada teori menjelaskan bahwa Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai
lahirnya plasenta atau uri. Partus kala III disebut juga kala uri. Kala III merupakan
periode waktu dimana penyusutan volume rongga uterus setelah kelahiran bayi.
Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlengketan
plasenta. Oleh karena tempat perlengektan menjadi kecil, sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah, maka plasenta menjadi berlipat, menebal dan kemudian
lepas dari dinding uterus (Ina Kuswanti, dkk 2014:199).
Berdasarkan pegkajian yang di lakukakn pada Ny “N” di kala III tidak
di temukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata. Dan berdasarkan data
pengkajian asuhan kebidanan pada kasus Ny”N” dengan perlangsungan kala IV
didapatkan data subjektif ibu merasa lelah setelah persalinannya dan ibu
mengeluh nyeri perut bagian bawah dan pada data objektif di dapatkan hasil kala
III berlangsung ± 5 menit, plasenta lahir lengkap tanggal 02-08-2023 jam 13.41
wita, tinggi fundus uteri setinggi pusat, kontraksi uterus baik (teraba keras dan
bundar), perdarahan ± 250 cc dan kandung kemih kosong.
Teori menjelaskan Kala IV ditetapkan sebagai waktu dua jam setelah
plasenta lahir lengkap, hal ini dimaksudkan agar dokter, bidan atau penolong
persalinan masih mendampingi wanita setelah persalinan selama 2 jam (2 jam post
partum). Dengan cara ini kejadian-kejadian yang tidak diinginkan karena
perdarahan postpartum dapat dikurangi atau dihindarkan (Dwi Asri, dkk 2012:
95). Berdasarkan pegkajian yang di lakukakn pada Ny “N” di kala IV tidak di
temukan kesenjangan antara teori dan kasusnyata.
105
Berdasarkan uraian di atas yang dimulai dari kala I persalinan sampai
kala IV persalinan, terdapat persamaan antara teori dengan gejala yang timbul
pada kasus persalinan normal. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
106
BAB V
PENUTUP
107
5) Rencana tindakan yang telah disusun pada Ny “N” bertujuan agar ibu
mendapatkan penanganan yang bersih dan aman, sesuai dengan kondisinya
danmencegah terjadinya komplikasi serta mencegah terjadinyatrauma
berat pada ibudanbayinya.
6) Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai
dengan adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat
lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pasien.
7) Tindakan evaluasi pada Ny “N” dengan Asuhan Persalinan Normal telah
diberikan semaksimal mungkin dan sesuai standar pelayanan/rencana
asuhan kebidanan serta komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi dapat
teratasi.
8) Pendokumentasian dilaksanakan pada tanggal 02-08-2023 di Puskesmas
Banggai Timur Raya Kabupaten Banggai LautTengah. Pengkajian
dilakukan mulai dari pasien datang sampai proses persalinan dari Kala I-
IV persalinan.
5.2 Saran
1) Bagi Penulis
Diharapkan penulis agar menambah pengetahuan dan wawasan dalam
memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin secara komprehensif.
2) Bagi klien
a. Menganjurkan kepada ibu agar banyak beristrahat.
b. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya secara on
demand.
c. Menganjurkan ibu untuk selalu memperhatikan keadaan bayinya.
d. Menganjurkan kepada ibu untuk mengomsumsi makanan dengan gizi
seimbang.
e. Menganjurkan kepada ibu untuk mengomsumsi obat secara teratur
sesuai instruksi yang diberikan.
f. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan organ
genetalianya.
g. Menganjurkan ibu untuk berKB
108
3) Saran untuk bidan
a. Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan
pelayanan yang professional sehingga dapat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian perinatal
(AKP). Oleh karena itu bidan harus meningkatkan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, melalui program pendidikan, pelatihan-
pelatihan, seminar agar menjadi bidan yang berkualitas sesuai dengan
perkembangan IPTEK.
b. Bidan harus memberikan asuhan sesuai wewenang untuk itu
manajemen kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang
mendasari bagi bidan untuk memecahkan masalah klien dan berbagai
kasus.
c. Seorang bidan hendaknya menganggap bahwa semua ibu hamil
mempunyai resiko untuk komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu
dan janin, oleh karena itu bidan diharapkan mampu mendeteksi secara
dini adanya tanda-tanda bahaya kehamilan dan menganjurkan ibu dan
keluarga segerah kepelayanan kesehatan bila mengalami hal tersebut.
4) Saran untuk institusi kebidanan
a. Untuk mendapatkan hasil manajemen asuhan kebidanan yang baik
perlu menyediakan tenaga bidan yang professional untuk menunjang
pelaksanaan tugas.
b. Untuk pelayanan yang lebih berkualitas sesuai dengan kemajuan
teknologi, sebaiknya bidan yang sudah bertugas diberi kesempatan
untuk melanjutkan atau semacam pelatihan-pelatihan.
c. Demi mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan perlukiranya
penyediaan fasilitas/ alat-alat yang memadai untuk penunjang
pelaksanaan tugas-tugas kebidanan dan untuk meningkatkan
keterampilan bidan.
5) Bagi Puskesmas
Diharapkan mampu meningkatkan pelayanan terhadap ibu yang
akan bersalin serta memberkan Asuhan Kebidanan terhadap Ibu dan Bayi
Baru Lahir di Masa Pandemic Virus Covid-19.
109
DAFTAR PUSTAKA
Aat Agustini & Naura Rahma “Hubungan Kompetensi Bidan Dengan Kepatuhan
Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Lingung Kabupaten Majalengka Tahun 2012“. Jurnal Kampus
Stikes YPIB Majalengka.Vol. 2 no. 2 (Februari, 2014).
http://ejournal.stikesypib.ac.id/file.php?file=jurnal&id=532&cd.pdf
(Diakses tanggal 14 juni 2017).
Asri, Dwi dan Cristine Clervo P. Asuhan Persalinan Normal Plus Contoh Askeb
dan Patologi Persalinan, Yogyakarta : Nuha Medika, 2012.
Liliyana, dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan, Jakarta : ECG, 2012
110
and Midwifery. Vol. 5 no. 3 (September, 2016).
http://www.interesjournals.org/full-articles/exploring-challenges-in-
decreasing-maternal-mortality-in-africa-with-respect-to-failure-to-achieve-
millennium-development-goals-mdgs.pdf?view=inline. (Diakses tanggal
18 juni 2017)
Mangkuji, Betty, dkk. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP, Jakarta : ECG : 2014
Nursiah, Ai, dkk. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan,Bandung : PT. Refika
Aditama, 2014.
Purwandari Atik, dkk. “ Studi Kasus Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.
D.N Dengan Persalinan Normal di Puskesmas Bahu Kecamatan
Malalayang Kota Manado Tahun 2014 “.Jurnal Ilmiah Bidan. Vol 2 no. 1
(Januari – Juni 2014).
http//ejurnal.poltekkesmanado.ac.id/index.php/jib/article/view/219.pdf
(Diakses tanggal 17 juni 2017).
Yeyeh, Ai, dkk. Asuhan Kebidanan II Persalinan Edisi Revisi,DKI Jakarta : CV.
Trans Info Media, 2014.
111
DOKUMENTASI
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
(...........................................)
NIM. (......................................)
Saksi,
TANGGAL:
JAM :
TEMPAT :
OLEH BIDAN :
1. Pengertian
Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup
kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir.
2. Tujuan
Menjaga kelangsungan hidup dan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu
danbayinya, melalui upaya yang terintergrasi dan lengkap tetapi dengan
intervensiyang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapatterjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal)
3. Prosedur : Persiapan Pasien
1) Identifikasi klien
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3) Inform consent
4. Persiapan alat
1) Partus Set
2) Heacting set
3) Kapas dan air DTT
4) Kasa steril
5) Depress
6) Penghisap lendir delle
7) Obat : oxytocin dan spout
8) Doek / alas bokong
9) Handuk dan kain pembungkus bayi
10) Larutan clorin 0,5% dalam Waskom
11) Air DTT dalam Waskom
12) Tempat sampah medis dan Non Medis
13) Tempat pakaian kotor
14) Pakaian Ibu dan Pembalut
15) Bengkok
16) Gelas Ukur dan tempat plasenta
17) Tensimeter dan stetoskop
18) Fetoskope
19) APD (Celemek, sepatu boot, masker, topi / nurse cap, kacamata google)
5. Pelaksanaan
I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rectumdanvagina
Perineum tampak menonjol
vulva dan sfingter ani membuka
BIDAN ATIKA
PUSKESMAS WATUSONGU
KAB. TOJO UNA-UNA
PROV.SULAWESI TENGAH
SOAP
Nama Pasien : Ny A