Anda di halaman 1dari 107

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN

ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI

DI SMA NEGERI 2 PASARWAJO

Oleh:

NOVA RAHMAYANTI
NIM : A1C222011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2024
SKRIPSI

HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN

ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI

DI SMA NEGERI 2 PASARWAJO

Disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
di Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Megarezky

Oleh:

NOVA RAHMAYANTI
NIM: A1C222011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2024

I
II
III
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sebenarnya


bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian
Anemia Pada Remaja Putri Kelas XI Di SMA Negeri 2 Pasarwajo” saya
susun tanpa tindakan plagiat yaitu mengambil tulisan atau pikiran orang lain yang
saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Jika dikemudian hari dapat
dibuktikan bahwa skripsi saya adalah hasil jiplakan, saya akan bertanggung jawab
sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas
Megarezky kepada saya.

Makassar, 03 November 2023

Penulis,

(Nova Rahmayanti)

IV
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Penulis
Nama : Nova Rahmayanti
Tempat Tanggal Lahir : Batulo, 27 September 2000
Alamat : Sulawesi Tenggara
E-mail : novarahmayanti2000@gmail.com
No. Telpon : 0823 9308 2368
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Buton
Tinggi/Berat Badan : 161/54
Golongan Darah :A
Kewarganegaraan : Indonesia
B. Pendidikan
TK : TK Pertiwi (2004-2006)
SD : SD Negeri 1 Kadolomoko (2006-2012)
SMP : SMP Negeri 1 Baubau (2012-2015)
SMA : SMA Negeri 1 Baubau (2015-2018)
D3 : Poltekkes Kemenkes Kendari (2018-2021)
S1 : Universitas Megarezky (2022-2024)

V
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul : “Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri

Kelas XI Di SMA Negeri 2 Pasarwajo”, yang merupakan salah satu persyaratan

untuk mencapai gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Profesi Ners

Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky. Skripsi ini

merupakan upaya dan kerja keras dari penulis untuk mendapatkan sesuatu yang

terbaik, meskipun penulis menyadari bahwa di dalamnya masih banyak terdapat

kekeliruan dan kekurangan serta masih jauh dari apa yang diharapkan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengalami banyak tantangan dan

hambatan, namun berkat usaha dan kemauan serta kerjasama yang baik dari

semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,

perkenanlah penulis dengan segala hormat dan kerendahan hati mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besar Terkhusus penulis ucapkan

kepada Ayahanda L. Ibrahim dan Ibunda Wa Hasaa yang tak henti-hentinya

memberikan dukungan dan doa kepada peneliti dan serta seluruh keluarga besar

penulis, atas segala perhatian, pengorbanan dan kasih sayang serta doa restunya

yang luar biasa selama ini. Kepada Ibu Ayu Lestari, S.Kp.,M.Kep selaku

pembimbing I dan Bapak Sardi Anto, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing II

dengan penuh kesabaran dan keikhlasan meluangkan waktu dan tenaganya dalam

memberikan masukan dan arahan guna perbaikan skripsi ini.

VI
Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Alimuddin, S.H.,M.H. selaku Pembina YPI Mega Rezky

Makassar.

2. Ibu Hj. Suryani, S.H.,M.H., selaku Ketua YPI Mega Rezky Makassar.

3. Bapak Prof. Dr. Anwar Ramli, S.E.,M.Si., selaku Rektor Universitas

Megarezky.

4. Ibu Dr. Wilma, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan Universitas Megarezky.

5. Bapak Sudirman Efendi, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas

Megarezky.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Universitas Megarezky yang telah

memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan

selama ini.

7. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Pasarwajo yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian.

8. Adik-adik siswa SMA Negeri 2 Pasarwajo yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Angkatan 2022 yang tak dapat penulis sebutkan

satu per satu yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan

dukungan, dorongan moril dan berbagai bantuan selama perkuliahan sampai

menyelesaikan pendidikan.

VII
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh

dari sempurna, untuk itu dengan hati terbuka penulis siap menerima kritik dan

saran dari pihak maupun yang konstruktif dan sifatnya membangun untuk

kesempurnaan penulisan yang akan datang.

Makassar, ……………….. 2024

Penulis,

Nova Rahmayanti

VIII
MOTTO

Jika kamu ingin hidup bahagia, terikatlah pada tujuan bukan orang atau benda

Teruslah berusaha dan bekerja keras dalam menggapai cita-cita

Jika lelah maka beristirahat sejenak bukan berhenti

Berjalan pelan bukan berarti tidak sampai pada tujuan

Nova Rahmayanti

IX
ABSTRAK

NOVA RAHMAYANTI A1C222011 Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia


Pada Remaja Putri Kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo. dibimbing oleh Ayu Lestari dan
Sardi Anto.
Xiv+62 Halaman+2 Bagan+10 Tabel+11 Lampiran

Latar Belakang : Remaja putri saat menstruasi akan kehilangan banyak darah terutama yang
mengalami gangguan pola menstruasi. Salah satu akibat dari gangguan pola menstruasi yaitu
kejadian anemia.
Tujuan : Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui Hubungan pola menstruasi dengan
kejadian anemia pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo.
Metode Penelitian : Menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putri kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo berjumlah 66
siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling yaitu teknik
sampling purposive sehingga menghasilkan jumlah 57 responden. Instrumen penelitian ini
menggunakan kuesioner terkait pola menstruasi dan alat ukur Hb digital menggunakan uji chi
square.
Hasil : Dari 57 responden yang mengalami pola menstruasi normal sebanyak 4 orang (7.0%),
diantaranya tidak mengalami anemia 4 orang (7.0%) dan anemia 0 (0%). Sedangkangkan yang
mengalami pola menstruasi tidak normal sebanyak 53 orang (100%), diantaranya yang mengalami
anemia 36 orang (67.9%) dan tidak anemia 17 orang (32.1%).
Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan dengan nilai p value= 0.015 antara pola menstruasi
dengan kejadian anemia pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo.
Rekomendasi : Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan variabel
yang jauh lebih baik dan komprehensif.

Kata Kunci : Anemia, Pola Menstruasi, Remaja


Daftar Pustaka : 30 (2012-2023)

X
XI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. I

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………….. II

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….III

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ………………….. IV

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………………….. V

KATA PENGANTAR …………………………………………………… VI

MOTTO ……………………………………………………………………IX

ABSTRAK ……………………………………………………………….. X

DAFTAR ISI ……………………………………………………………... XII

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. XIV

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. XV

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. XVI

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………...1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………. 3

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 3

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 4

E. Bidang Ilmu ……………………………………………………….. 5

F. Keaslian Penelitian ………………………………………………… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………….. 7

A. Landasan Teori ……………………………………………………. 7

B. Kerangka Teori ……………………………………………………. 34

XII
C. Kerangka Konsep ………………………………………………….. 35

D. Variabel Penelitian…………………………………………………. 35

E. Hipotesis Penelitian ………………………………………………... 36

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………… 37

A. Desain Penelitian ………………………………………………….. 37

B. Populasi dan Sampel ………………………………………………. 37

C. Definisi Operasional ………………………………………………. 40

D. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………….. 41

E. Alat Pengumpulan Data …………………………………………… 41

F. Prosedur Pengumpulan Data ………………………………………. 43

G. Rencana Analisis Data …………………………………………….. 43

H. Etika Penelitian ……………………………………………………. 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………….. 49

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………………………………. 49

B. Hasil Penelitian …………………………………………………… 50

C. Pembahasan ……………………………………………………….. 55

D. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………. 61

BAB V PENUTUP ………………………………………………………. 62

A. Kesimpulan …………………………………………………………62

B. Saran ………………………………………………………………. 63

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 64

LAMPIRAN

XIII
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ……………………………………………… 5

Tabel 3.1 Besar Sampel ……………………………………………………. 39

Tabel 3.2 Definisi Operasional ……………………………………………. 40

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden …………………. 51

Tabel 4.2 Siklus Menstruasi ……………………………………………….. 51

Tabel 4.3 Lama Menstruasi ………………………………………………... 52

Tabel 4.4 Volume Darah Haid …………………………………………….. 52

Tabel 4.5 Pola Menstruasi …………………………………………………. 53

Tabel 4.6 Kejadian Anemia ……………………………………………….. 53

Tabel 4.17 Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia ……….. 54

XIV
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Menstruasi …………………………………………….. 19

Gambar 2.2 Skema Kerangka Teori………………………………………... 34

Gambar 2.3 Skema Kerangka Konsep …………………………………….. 35

XV
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 Lembar Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Master Tabel

Lampiran 5 Hasil Output SPSS

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 7 Lembar Pengajuan Judul

Lampiran 8 Surat Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran 9 Lembar Persetujuan Proposal

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian

Lampiran 11 Surat Keterangan Selesai Meneliti

XVI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi

kehidupan manusia, tanpa kesehatan yang baik maka setiap manusia akan

sulit dalam melaksanakan aktivitas sehari-harinya. Masalah kesehatan adalah

masalah yang sangat penting yang dihadapi oleh masyarakat kita saat ini.

Semakin maju teknologi dibidang kedokteran, semakin banyak pula jenis

penyakit yang ada di masyarakat (Hasnidar et al, 2020). Salah satu masalah

kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok

umur mulai dari balita hingga usia lanjut adalah anemia (Kemenkes RI,

2018).

WHO menyatakan secara global prevalensi kejadian anemia pada

perempuan usia 15 tahun ke atas sebesar 28%. Asia Tenggara menjadi

wilayah dengan prevalensi kejadian anemia tertinggi yaitu 42%. Prevalensi

kejadian anemia pada perempuan usia 15 tahun ke atas di Indonesia sebesar

23%, angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara tetangga

terdekat, yaitu Malaysia (21%) dan Singapore (22%). Angka tersebut juga

masih jauh dari angka minimum prevalensi anemia global pada perempuan

usia 15 tahun ke atas (12%). Prevalensi di antara anak umur 5-12 tahun di

Indonesia adalah 26%, pada wanita umur 13-18 yaitu 23%. Sedangkan

prevalensi anemia pada rentang usia 15-24 tahun berdasarkan Riskesdas

tahun 2018 adalah 32% (Marfiah, et al. 2023)

1
2

Remaja putri rentan mengalami anemia, karena menstruasi setiap

bulan dan masa pertumbuhan sehingga membutuhkan zat besi lebih banyak.

Zat besi merupakan bahan utama pembentukan hemoglobin. (Ansari. M.H,

Herayani. F, 2020). Pola menstruasi adalah serangkaian proses menstruasi

yang terdiri dari siklus menstruasi, lama pendarahan menstruasi dan

banyaknya kehilangan darah menstruasi. (Suhariyati et al, 2020)

Berdasarkan prevalensi anemia pada wanita di Sulawesi Tenggara

tahun 2021 sebesar 14% dimana prevalensi tertinggi adalah kabupaten Buton

Utara sebesar 41,2%, sedangkan prevalensi kabupaten Buton adalah 36,2%.

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Buton angka prevalensi

anemia pada remaja perempuan tahun 2021 sebesar 11,7%, tahun 2022

sebesar 13,87%, dan semakin meningkat pada tahun 2023 sebesar 14,20%.

(Dinkes Kabupaten Buton, 2023)

Data siswa secara keseluruhan di SMA Negeri 2 Pasarwajo yaitu 385

siswa dimana 183 siswa laki-laki dan 202 siswa perempuan, terdiri dari 3

tingkat, tingkat 10 terdapat 4 kelas dengan jumlah siswa secara keseluruhan

109 siswa, tingkat 11 terdiri dari 5 kelas dengan jumlah siswa secara

keseluruhan 132 siswa, dan tingkat 12 terdiri dari 5 kelas dengan 144 siswa.

Dalam studi pendahuluan yang dilakukan, peneliti mewawancarai 12 siswa

dengan tingkat berbeda-beda terkait tanda dan gejala anemia serta pola

menstruasi, terdapat 4 diantaranya mengatakan mempunyai pola menstruasi

yang tidak normal yaitu siklus yang memanjang, 3 diantaranya mengalami

menstruasi dalam jumlah banyak, dan 5 diantaranya mengalami pola


3

menstruasi normal. 7 siswa yang mengalami pola menstruasi tidak normal

tersebut juga mengatakan sering mengantuk, terkadang lemas, lesu dan

mudah lelah, sehingga mengganggu konsentrasi dalam proses belajar di

sekolah. Selain itu, dari pihak sekolah mengatakan bahwa untuk remaja

terkhususnya remaja putri, kegiatan yang dilakukan pihak puskesmas hanya

memberikan tablet Fe yang dikonsumsi saat mengalami menstruasi, tetapi

belum pernah dilakukan pengecekan kadar Hb pada remaja putri.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti

tentang “Hubungan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia pada Remaja

Putri Kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo”.

B. Rumusan Masalah`

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut “Apakah ada Hubungan Pola Menstruasi dengan

Kejadian Anemia pada Remaja Putri Kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Diketahuinya Hubungan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia pada

Remaja Putri Kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya siklus menstruasi pada remaja putri kelas XI di SMA

Negeri 2 Pasarwajo.

b. Diketahuinya lama menstruasi pada remaja putri kelas XI di SMA

Negeri 2 Pasarwajo.
4

c. Diketahuinya volume darah haid pada remaja putri kelas XI di SMA

Negeri 2 Pasarwajo.

d. Diketahuinya kejadian anemia pada remaja putri kelas XI di SMA

Negeri 2 Pasarwajo.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Bagi Universitas Megarezky

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan

kontribusi bagi institusi serta menjadi tempat referensi bagi

mahasiswa yang terkait dengan hubungan pola menstruasi dengan

kejadian anemia.

b. Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa membantu menambah informasi bagi

sekolah terkait pencegahan kejadian anemia bagi siswa yang

disebabkan oleh pola menstruasi.

2. Praktis

a. Bagi Siswi

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang anemia yang

disebabkan oleh pola menstruasi, sehingga siswa dapat mencegah

kejadian anemia dengan mengatur pola makan atau pola hidup.


5

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menambah referensi dan sebagai pembanding antara

penelitian yang sebelumnya serta sebagai acuan untuk penelitian

selanjutnya.

E. Bidang Ilmu

Bidang ilmu yang di kembangkan dalam penelitian ini adalah bidang

ilmu keperawatan maternitas.

F. Keaslian Penelitian

Tabel. 1.1 keaslian penelitian

No Nama Variabel Desain Hasil Penelitian Perbedaan


Peneliti/Tahun Penelitian Penelitian Peneliti Yang
Peneliti Diteliti
Sebelumnya

1. I.G.A.T.P. Variabel Cross Hasil penelitian ini Variabel independen


Norfianti, N.K. independen:sik Sectional membuktikan ada dalam penelitian ini yaitu
Juliasih, I.W.G. lus menstruasi. hubungan antara siklus menstruasi,
Wahyudi (2021) dan variabel siklus menstruasi sedangkan penelitian
dependen : dengan kejadian yang saya lakukan
kejadian anemia pada remaja variabel independennya
anemia. putri di SMP yaitu pola menstruasi.
Negeri 2
Kerambitan
Kabupaten Tabanan
dengan nilai p=
0,001.

2. Anggun Variabel Cross Hasil penelitian ini Penelitian ini peneliti


Dineti, Deni independen: Sectional menggunakan terkait pola menstruasi
Maryani, Pola Analisis data Chi yaitu siklus menstruasi
Yetti Menstruasi. Square diperoleh dan lama menstruasi.
Purnama, dan variabel nilai p value = sedangkan penelitian
Asmariyah, dependen : 0,000 < a = 0,05 yang saya teliti pada pola
Kurnia kejadian artinya terdapat menstruasi yaitu siklus
Dewiana anemia. hubungan antara menstruasi, lama
(2022) pola menstruasi menstruasi, dan volume
dengan kejadian darah saat menstruasi.
anemia pada remaja
6

No Nama Variabel Desain Hasil Penelitian Perbedaan


Peneliti/Tahun Penelitian Penelitian Peneliti Yang
Peneliti Diteliti
Sebelumnya

putri di wilayah
pesisir Kota
Bengkulu.

3. Variabel Cross Hasil penelitian ini Penelitian ini peneliti


Suhariyati, Alfiah independen: Sectional menggunakan uji terkait pola menstruasi
Rahmawati, Pola chi-square yaitu lama menstruasi,
Friska Realita Menstruasi. menunjukan ada sedangkan penelitian
(2020) dan variabel hubungan pola yang saya teliti pada pola
dependen : menstruasi dengan menstruasi yaitu siklus
kejadian kejadian anemia menstruasi, lama
anemia. pada Remaja Putri menstruasi dan volume
di Prodi Sarjana darah saat menstruasi.
Kebidanan Unissula
Semarang diketahui
bahwa nilai p value
< 0,05 (0,000).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Anemia

a. Pengertian

Anemia adalah suatu keadaan tubuh dimana kadar

hemoglobin (Hb) di dalam darah kurang dari nilai normal atau biasa

juga disebut kurang darah tepatnya adalah kekurangan jumlah sel

darah merah (eritrosit) (Putri, Vii, and Kediri 2014). Dilansir dari

jurnal bertajuk Gambaran Kadar Hemoglobin pada Pekerja

Bangunan karya Valerie I. R. Gunadi, Yanti M. Mewo, dkk, menurut

World Health Organization (WHO), nilai batas HB normal untuk

usia 5-11 tahun yaitu 11,5 g/dL, usia 12-14 tahun yaitu 12 g/dL,

untuk perempuan usia di atas 15 tahun yaitu 12 g/dL, sedangkan

untuk laki-laki di atas 15 tahun kadar HB normal yaitu di atas 13

g/dL (Sriwani, Noorma, and Setyawati 2023).

Anemia merupakan suatu keadaan dimana terjadinya

penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit, dan jumlah sel darah

merah dibawah normal. (Astuti and Kulsum 2020). Anemia adalah

suatu keadaan tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah

kurang dari nilai normal, biasanya disebut juga kurang darah

tepatnya adalah kekurangan jumlah sel darah merah (eritrosit)

(Taufiqa, et al 2020).

7
8

b. Tanda dan gejala anemia

Menurut (Astuti and Kulsum 2020) tanda-tanda anemia pada remaja

putri antara lain:

1) Lesu, lemah, letih, lelah dan lalai (5L)

2) Sering mengeluh pusing dan berkunang-kunang

3) Kelopak mata, bibir, lidah dan telapak tangan menjadi pucat

Tanda-tanda anemia adalah sebagai berikut:

1) Anemia ringan

Karena jumlah sel darah merah yang rendah

menyebabkan berkurangnya pengiriman oksigen ke setiap

jaringan dalam tubuh, anemia bisa membuat buruk hampir

semua kondisi medis lainnya yang mendasari. Jika anemia

ringan, biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Jika

anemia secara perlahan terus menerus (kronis), tubuh dapat

beradaptasi dan mengimbangi perubahan, dan hal ini mungkin

tidak ada gejala apapun sampai anemia menjadi berat. Ciri-

cirinya adalah kelelahan, penurunan energi, kelelahan, sesak

nafas ringan, palpitasi (rasa jantung tidak teratur) dan tampak

pucat.

2) Anemia berat

Adapun tanda yang mungkin menunjukan anemia berat

yaitu perubahan warna tinja (tinja hitam atau lengket, berbau

busuk, berwarna merah marun, dan tampak berdarah), tekanan


9

darah rendah, frekuensi pernapasan cepat, pucat atau kulit

dingin, pusing atau kepala terasa dingin, nyeri dada, tidak bisa

berkonsentrasi dan pingsan.

c. Faktor-faktor risiko anemia

Menurut (Astuti and Kulsum 2020), faktor yang

mempengaruhi anemia pada remaja putri adalah:

1) Asupan makanan

Untuk memproduksi sel darah merah, diperlukan

serangkaian zat besi, vitamin Bc (asam folat), dan vitamin B12

(cyanocobalamine). Bahan lain yang perlu tersedia : protein,

piridoksin (vitamin B6), asam askorbat (ascorbic acid, bahan

bakar vitamin C), vitamin E, dan tembaga (Proverawati &

Asfuah, 2009). Dalam mengkonsumsi makanan, jangan hanya

memperhatikan faktor yang dapat meningkatkan penyerapan zat

besi. Konsumsi makanan sehari-hari yang mengandung zat besi,

tetapi juga mengandung zat penghambat yang tinggi, dapat

menyebabkan terjadinya kekurangan zat besi. Beberapa faktor

tersebut adalah tanin dalam teh, fitat, oksalat dalam sayur hijau,

polifenol dalam kedelai dan serat makanan. Zat besi dengan

senyawa tersebut akan membentuk senyawa kompleks yang sulit

untuk diserap usus. (Arisman, 2010)


10

2) Pendarahan

Anemia yang paling umum ditemui di Indonesia adalah

anemia yang terjadi karena produksi sel-sel darah merah yang

tidak mencukupi, yang disebabkan oleh faktor mengkonsumsi

zat gizi, khususnya zat besi. Pada daerah-daerah tertentu, anemia

dapat dipengaruhi oleh infestasi cacing tambang. Cacing

tambang yang menempel pada dinding usus dan memakan

makanan zat gizi tidak dapat diserap secara sempurna.

Akibatnya, seseorang menderita kurang gizi, khususnya zat besi.

Gigitan cacing tambang pada dinding usus juga menyebabkan

terjadinya pendarahan sehingga tubuh akan kehilangan banyak

sel darah merah. Pendarahan dapat terjadi karena kondisi

internal maupun eksternal, misalnya pada waktu kecelakaan atau

menstruasi yang banyak bagi remaja perempuan. Pendarahan

dapat pula terjadi karena perdarahan kronis, yaitu pendarahan

yang terjadi sedikit-sedikit akibat kanker pada saluran

pencernaan, wasir, dan lainnya. Pendarahan yang terjadi secara

terus menerus itulah menyebabkan anemia. (Arisman, 2010)

3) Konsumsi zat besi

Dalam makanan terdapat 2 macam zat besi yaitu besi

heme (40%) dan besi non hem. Besi non hem merupakan

sumber utama zat besi dalam makanan. Terdapat dalam semua

jenis sayuran misalnya sayuran hijau, kacang-kacangan, kentang


11

dan sereal dan beberapa jenis buah-buahan. Sedangkan besi hem

hampir semua terdapat dalam makanan hewani antara lain

daging, ikan, ayam, hati dan organ-organ lain (Almatsier, 2012).

Dalam masa remaja, khususnya remaja putri sering sangat sadar

akan bentuk tubuhnya, sehingga banyak yang membatasi

konsumsi makanannya. Banyak pantang tabu yang ditentukan

sendiri berdasarkan pendengaran dari kawannya yang tidak

kompeten dalam hal gizi dan kesehatan, sehingga terjadi

berbagai gejala kelainan gizi. Banyak remaja putri yang sering

melewatkan dua kali waktu makan dan lebih memilih kudapan.

Selain itu, remaja putri semakin menggemari junk food yang

sangat sedikit (bahkan ada yang tidak ada sama sekali) kandung

kalsium, besi, riboflavin, asam folat, vitamin A dan vitamin

(Djaeni, 2010).

4) Penyerapan zat besi

Besi-hem yang merupakan bagian dari hemoglobin dan

mioglobin yang terdapat dalam daging hewan dapat diserap oleh

tubuh dua kali lipat daripada besi non-hem. Penyerapan zat besi

dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu:

a) Kebutuhan tubuh akan besi, tubuh akan menyerap sebanyak

yang dibutuhkan.

b) Bila besi simpanan berkurang, maka penyerapan besi akan

meningkat.
12

c) Rendahnya asam klorida pada lambung (kondisi basa) dapat

menurunkan penyerapan. Asam klorida akan mereduksi


3 +¿¿
Fe menjadi Fe2 +¿¿ yang lebih mudah diserap oleh

mukosa usus.

d) Adanya vitamin C gugus SH (sulfhidril) dan asam amino

sulfur dapat meningkatkan absorbsi karena dapat mereduksi

besi dalam bentuk ferri menjadi ferro. Vitamin C dapat

meningkatkan absorbsi besi dari makanan melalui

pembentukan kompleks ferro askorbat.

e) Kelebihan fosfat di dalam usus dapat menyebabkan

terbentuknya kompleks besi, fosfat yang tidak dapat

diserap.

f) Protein hewani dapat meningkatkan penyerapan Fe.

g) Penyakit infeksi juga dapat menurunkan penyerapan Fe.

d. Dampak anemia

Menurut (Astuti and Kulsum 2020) anemia dapat

menyebabkan berbagai dampak buruk pada remaja putri dan

WUS, diantaranya:

1) Menurunkan daya tahan tubuh sehingga penderita anemia

muda penyakit infeksi.

2) Menurunnya kebugaran dan ketangkasan berpikir karena

kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak.


13

3) Menurunnya prestasi belajar dan produktivitas kerja atau

kinerja.

Dampak anemia pada remaja putri dan WUS akan

terbawa hingga dia jadi ibu hamil anemia yang mengakibatkan:

1) Meningkatkan risiko pertumbuhan janin terhambat,

prematur, BBLR, dan gangguan tumbuh kembang anak

diantaranya stunting dan gangguan neurokognitif.

2) Pendarahan sebelum dan saat melahirkan yang mengancam

keselamatan ibu dan bayinya.

3) Bayi lahir dengan cadangan zat besi yang rendah akan

berlanjut menderita anemia pada bayi dan usia dini.

4) Meningkatkan risiko kesakitan dan kematian neonatal dan

bayi.

e. Pencegahan anemia

1) Pemberian tablet Fe

Anemia pada remaja putri dapat dicegah dengan pemberian

tablet Fe yang harus diminum secara teratur oleh remaja

selama menstruasi. Pemberian suplemen zat besi akan

meningkatkan hemoglobin darah rata-rata 10,2 g/L pada

wanita hamil dan 8,6 g/L pada wanita tidak hamil. Sekitar

50% dari anemia pada wanita bisa dihilangkan dengan

suplementasi zat besi (Wahyuni, 2017) dalam (Agrainy et

al, 2019).
14

2) Konsumsi makanan bergizi

Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan

hewani (daging, ikan, ayam, hati dan telur) dan dari bahan

nabati (sayuran yang berwarna hijau tua, kacang-kacangan,

dan tempe), diharapkan akan menjadi salah satu cara untuk

meningkatkan status gizi dan kesehatan pada remaja putri.

(Kumalasari, 2020)

f. Klasifikasi

Klasifikasi anemia berdasarkan nilai indeks eritrosit

dibagi menjadi anemia hipokromik. Mikrositik, normokromik,

normositik dan makrositik. Indeks eritrosit tersebut Mean

Corpuscular Volume (MCV), Mean Corpuscular Hemoglobin

Concentration (MCHC). Selain menunjukan kelainan

primernya, pendekatan ini juga dapat menunjukan kelainan yang

mendasari sebelum terjadinya anemia. (Wirahartari et al, 2019)

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul

karena kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah

merah dan fungsi lain dalam tubuh terganggu. Anemia defisiensi

besi bisa merupakan kondisi sekunder yang disebabkan proses

penyakit atau kondisi yang menguras cadangan besi, seperti

pendarahan saluran pencernaan atau karena kehamilan. Asumsi

peneliti bahwa terjadinya anemia pada remaja putri dapat

disebabkan oleh pola hidup atau kebiasaan atas asupan makanan


15

dan status gizi yang dikonsumsi oleh remaja. (Fitriany &

S.Putri, 2018)

2. Tinjauan Umum Tentang Menstruasi

a. Pengertian Menstruasi

Menstruasi atau haid merupakan proses keluarnya darah dan

jaringan yang sehat dari rahim yang kemudian mengalir ke luar dari

tubuh melalui vagina. Menstruasi menandakan bahwa seorang

remaja sudah dapat berproduksi. (Harzif, Silvia, and Wiweko. 2018)

Menstruasi merupakan hal yang wajar bagi wanita memasuki

masa puber. Menstruasi adalah keluarnya darah dari Rahim melalui

vagina akibat dinding rahim (endometrium) yang banyak

mengandung pembuluh darah, saat sel telur tidak dibuahi. Jika

muncul sebulan sekali dan pembuahan tidak terjadi, setelah 14 hari

sel telur jatuh dengan darah ke dalam mukosa dinding rahim yang

sebelumnya menebal. Biasanya ini memakan waktu sekitar 28 hari

(21 hingga 35 hari). (Rahayuningrum, 2019)

Pola menstruasi adalah serangkaian proses menstruasi yang

terdiri dari siklus menstruasi, lama pendarahan menstruasi dan

banyaknya kehilangan darah menstruasi. Sedangkan siklus

menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21-35 hari dan

hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama

menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari. Setiap hari ganti pembalut 3-

5 kali. Panjangnya siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh usia, berat


16

badan, aktivitas fisik, tingkat stress, genetik dan gizi. (Suhariyati et

al, 2020)

b. Pola menstruasi

Pola menstruasi normal yaitu siklus yang berlangsung selama

21-35 hari, lamanya adalah 2-8 hari dan jumlah darah yang

dikeluarkan kira-kira 20-80 ml perhari. Pola menstruasi yang tidak

normal atau disebut juga gangguan menstruasi yaitu apabila

menstruasi yang siklus, lama dan jumlah darahnya kurang atau lebih

dari yang diuraikan di atas. (Utri, 2020)

Pola menstruasi pada remaja putri meliputi siklus menstruasi

dan lama menstruasi. Pada pengertian klinik, penilaian menstruasi

dinilai berdasarkan tiga hal, yaitu:

1) Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara

21-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi

28 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari, ada 7-8 hari.

Panjangnya siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh usia, berat

badan, aktivitas fisik, tingkat stress, genetik, dan gizi. (Suryono,

2009)

Siklus menstruasi normal mengindikasikan bahwa

perempuan memiliki perkembangan dan sistem reproduksi yang

baik. (Simbolon et al, 2018) sedangkan siklus menstruasi yang

tidak normal atau tidak teratur ditandai dengan melewatkan


17

menstruasi tidak teratur periode menstruasi lebih dari 7 hari.

Siklus menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari,

mengalami pendarahan berat saat menstruasi. (Adlina, 2022)

Menurut buku Manajemen Menstruasi Sinaga tahun

2017, tahapan siklus menstruasi terjadi pada waktu yang

berbeda-beda pada setiap wanita, namun pada umumnya

memiliki siklus rata-rata 28 hari, tahapannya seperti:

a) Hari pertama sampai lima adalah pendarahan haid (masa

haid).

b) Hari ketujuh adalah sel telur dalam ovarium sudah cukup

matang.

c) Dinding Rahim mulai menebal dari hari ketujuh hingga

kesebelas untuk menampung sel telur yang telah dibuahi

(oleh sperma) sehingga dapat tertanam di jaringan spons.

d) Ovulasi adalah proses keluarnya sel telur dari ovarium dan

memasuki tuba falopi pada hari keempat belas.

e) Telur turun menuju Rahim pada hari keempat belas sampai

dua puluh delapan. Hari 1 dari siklus berikutnya dimulai

ketika sel telur, bersama dengan sebagian lapisan rahim

bergerak ketika tidak dibuahi.

Adapun fase-fase siklus menstruasi pada setiap bulannya

kisaran waktu 28-35 hari, dengan siklus menstruasi terdiri dari:


18

a) Fase menstruasi adalah pecahnya dinding rahim dan

pelepasan sel telur yang matang dan tidak dibuahi secara

bersamaan. Bisa juga hormon progesteron dan estrogen

tidak lagi disekresikan sehingga tidak ada lagi hormon yang

tersisa didalam darah. Ini terjadi ketika sel telur tidak

dibuahi oleh sperma dan korpus luteum berhenti

memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Ketika

kadar estrogen dan progesteron turun, sel telur dilepaskan

dari lapisan rahim, menyebabkan pendarahan. Periode

menstruasi berlangsung sekitar lima hari. Jumlah darah

yang keluar saat menstruasi adalah 50-150. Hormon

penambah gonadotropin yang disekresikan oleh

hipotalamus merangsang kelenjar hipofisis untuk

mengeluarkan FSH. FSH merangsang pematangan folikel

dan merangsang folikel untuk melepaskan hormon estrogen.

Kehadiran estrogen menyebabkan remodeling (proliferasi)

endometrium. Ketika kadar estrogen meningkat, leher

Rahim (serviks uteri) mengeluarkan lendir basa. Lendir ini

membantu menetralkan suasana asam di vagina dan

mendukung kelangsungan hidup sperma.

b) Fase proliferasi/fase folikuler ditandai dengan rendahnya

kadar progesteron, kelenjar hipofisis melepaskan FSH,

folikel di ovarium melepaskan folikel, dan hormon estrogen


19

diproduksi lagi. Merangsang produksi LH pada estrogen

dapat memperbaiki dinding endometrium yang rusak, selain

untuk juga dapat mengurangi sekresi FSH.

c) Fase ovulasi/fase luteal ditandai dengan produksi LH yang

menginduksi pematangan oosit pada hari ke 14 setelah

menstruasi pertama. Korpus luteum, yang terdiri dari oosit

matang, muncul dari folikel yang berkontraksi. Progesteron

merupakan hormon yang disekresikan oleh korpus luteum

untuk mengentalkan lapisan dalam.

d) Fase pasca ovulasi/fase saat korpus luteum menyusut,

sekresi menghilang dan berubah menjadi korpus luteum.

Peran tubuh putih ini adalah untuk mencegah pelepasan

hormon progesterone dan estrogen yang memungkinkan

kelenjar hipofisis untuk secara aktif mengeluarkan FSH dan

LH-nya. Ketika progesterone berhenti dilepaskan,

endometrium mengering dan pecah. Ada periode menstruasi

dan periode pendarahan.

Gambar 2.1 Siklus Menstruasi


20

2) Lama Haid

Lama haid dipengaruhi oleh usia seseorang dan

dukungan gizi. Kekurangan gizi akan menurunkan tingkat

kesuburan. Asupan zat gizi yang baik diperlukan agar

nantinya didapatkan keadaan sistem reproduksi yang sehat.

Rata-rata lama menstruasi 3-7 hari dianggap normal dan

lebih 8 atau 9 hari dianggap tidak normal. Banyaknya darah

yang keluar pun dapat berbeda-beda pada setiap orang,

bahkan pada seorang remaja wanita banyaknya pengeluaran

darah dan lamanya menstruasi biasa berbeda-beda dari

bulan ke bulan, perbedaan lama menstruasi merupakan

proses fisiologi yang dipengaruhi banyak faktor antara lain

lingkungan, lamanya menstruasi ibu, usia dan ovulasi.

(Utri, 2020)

3) Volume Darah Haid

Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap

28 hari selama ±7 hari. Lama pendarahannya sekitar 3-5

hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc.

puncak pendarahannya pada hari ke-2 atau hari ke-3 hal ini

dapat dilihat dari jumlah pembalut sekitar 2-3 buah yang

diikuti fase proliferasi sekitar 6-8 hari (Astuti and Kulsum

2020).
21

c. Gangguan Haid atau Kelainan Haid

Menurut Utri (2020) gangguan haid dan siklusnya dapat

masa reproduksi dapat digolongkan:

1) Gangguan siklus haid

a) Polimenorea

Siklus haid lebih pendek dari normal, yaitu kurang

dari 21 hari, pendarahan kurang lebih sama atau lebih

banyak daripada haid normal. Penyebabnya adalah

gangguan hormonal, kongesti ovarium karena peradangan,

endometriosis, dan lain-lain. Pada gangguan hormonal

terjadi gangguan ovulasi yang menyebabkan pendeknya

masa luteal. Diagnosis dan pengobatan membutuhkan

pemeriksaan hormonal dan laboratorium lain.

b) Oligomenorea

Siklus haid lebih panjang dari normal, yaitu lebih

dari 35 hari dengan pendarahan yang lebih dari sedikit.

Umumnya pada kasus ini kesehatan penderita tidak

terganggu dan fertilitas cukup baik.

c) Amenorea

Keadaan dimana tidak adanya haid selama minimal

3 bulan berturut-turut. Amenorea dibagi menjadi dua, yaitu:

Amenorea primer dan sekunder. Amenorea primer ialah

kondisi dimana seseorang perempuan berumur 18 tahun


22

lebih tidak pernah haid, umurnya dihubungkan dengan

kelainan-kelainan kongenital dan genetic, dan amenorea

sekunder adalah kondisi dimana seorang pernah

mendapatkan haid, tetapi kemudian tidak mendapatkan

haid, biasanya merujuk pada gangguan gizi, gangguan

metabolisme, tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. Ada

pula amenorea fisiologis yaitu masa sebelum pubertas, masa

kehamilan, masa laktasi, dan setelah menopause.

2) Gangguan volume dan lama haid

a) Hipermenorea (menoragia)

Merupakan pendarahan haid yang lebih banyak dari

normal atau lebih lama dari 8 hari. Penyebab kelainan ini

terdapat pada kondisi dalam uterus. Biasanya dihubungkan

dengan adanya mioma uteri dengan permukaan

endometrium yang lebih luas dan gangguan kontraktilitas,

polip endometrium, gangguan peluruhan endometrium, dan

sebagainya.

b) Hipomenorea

Merupakan pendarahan haid yang lebih pendek atau

lebih sedikit dari normal. Penyebabnya adalah terdapat pada

konstitusi penderita, kondisi uterus, gangguan endokrin, dan

lain-lain. Terapi hipomenorea adalah bersifat fisiologis


23

untuk menenangkan penderita, kecuali sudah didapatkan

penyebab nyata lainnya. Kondisi ini tidak mempengaruhi

fertilitas.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Pola Menstruasi

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola menstruasi

dalam Utri (2020) adalah:

1) Fungsi hormon terganggu

Menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur

di otak, tepatnya di kelenjar hipofisis. Sistem hormonal ini akan

mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur.

Bila sistem pengaturan ini terganggu otomatis siklus menstruasi

pun akan terganggu.

2) Kelainan sistemik

Wanita yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus bisa

mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolisme

didalam tubuh tidak bekerja dengan baik. Wanita penderita

penyakit diabetes juga akan mempengaruhi sistem

metabolismenya sehingga siklus menstruasinya tidak teratur.

3) Cemas

Cemas juga dapat mengganggu sistem metabolisme di

dalam tubuh, bisa saja karena stress/cemas wanita jadi mulai

lelah, berat badan turun drastis, sakit-sakitan, sehingga


24

metabolismenya terganggu. Bila metabolismenya terganggu,

siklus menstruasinya pun ikut terganggu.

4) Kelenjar gondok

Terganggu fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bisa

menjadi penyebab tidak teraturnya siklus menstruasi. Gangguan

bisa berupa produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi

(hipertiroid) maupun terlalu rendah (hipotiroid), pasalnya sistem

hormonal tubuh terganggu.

5) Hormone prolaktin berlebihan

Pada wanita menyusui produksi hormon prolaktin cukup

tinggi. Hormon prolaktin ini sering kali membuat wanita tak

kunjung menstruasi karena memang hormon ini menekan

tingkat kesuburan. Pada kasus ini tidak masalah, justru sangat

baik untuk memberikan kesempatan guna memelihara organ

reproduksinya. Sebaliknya, tidak sedang menyusui, hormon

prolaktin juga bisa tinggi. Biasanya disebabkan kelainan pada

kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala.

6) Kelainan fisik (alat reproduksi)

Kelainan fisik yang dapat menyebabkan tidak mengalami

menstruasi (amenore primer) pada wanita adalah:

a) Selaput darah tertutup sehingga perlu operasi untuk

membuka selaput darah.

b) Indung telur tidak memproduksi ovum.


25

c) Tidak mempunyai ovarium.

e. Dampak Gangguan Menstruasi

Gangguan siklus menstruasi dapat mengakibatkan :

1) Gangguan kesuburan

2) Abortus berulang

3) Keganasan pada organ reproduksi

3. Tinjauan Umum Tentang Remaja

a. Pengertian remaja

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti

tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence

mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan

mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini sebenarnya tidak

mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak

tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.(Astuti and Kulsum 2020)

Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak

menuju dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun

sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun

bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian,

yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja

awal, dan usia 17/18 sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja

akhir. Menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap

telah dewasa apabila telah mencapai 18 tahun, dan bukan 21 tahun

seperti ketentuan sebelumnya. Pada usia ini, umumnya anak sedang


26

duduk di bangku sekolah menengah. (dalam Moh Asrori dan Moh

Ali, 2016)

Masa remaja adalah suatu periode transisi dalam rentang

kehidupan manusia, yang menjembatani masa anak-anak dan masa

dewasa. (dalam Santrock, 2012). Masa remaja merupakan salah satu

periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa

perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan

perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa

remaja pada umumnya dimulai usia 10-13 dan berakhir pada usia 18-

22 tahun. (dalam Notoatmodjo, 2007)

Dari beberapa pengertian remaja menurut para ahli di atas,

dapat disimpulkan bahwa remaja adalah suatu periode transisi dari

masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, memasuki usia 10

hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun. Masa

remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat

dan tinggi badan yang dramatis, perubahan-perubahan bentuk tubuh,

dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah

dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan beratnya suara.

b. Tahap-tahap Perkembangan Remaja

Menurut (Astuti and Kulsum 2020) tahap perkembangan

remaja ada 3 tahap perkembangan dalam proses penyesuaian diri

menuju dewasa:
27

1) Remaja awal (Early Adolescence)

Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih

terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada

tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai

perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-

pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah

terangsang secara erotis. Dengan dipegang pahanya saja oleh

lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang

berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap

ego, hal ini menyebabkan para remaja awal sulit dimengerti

oleh orang dewasa.

2) Remaja madya (Middle Adolescence)

Tahap ini berusia 13-15 tahun, pada tahap ini remaja sangat

membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman

yang menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu

mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang

mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia

berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus

memilih yang mana : pekka atau tidak peduli, ramai-ramai atau

sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis, dan

sebagainya.

3) Remaja akhir (Late Adolescence)


28

Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju

periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal

dibawah ini:

a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-

orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.

c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri

sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan

diri sendiri dengan orang lain.

e) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya

(private self) dan masyarakat umum (the public).

c. Ciri-ciri perkembangan remaja putri

Ciri-ciri perkembangan remaja putri menurut Sarwono

(2012) antara lain:

1) Perubahan tubuh pada masa puber

a) Perubahan ukuran tubuh

Perubahan fisik utama pada masa puber adalah

perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan. Di

antara anak-anak perempuan, rata-rata peningkatan per

tahun dalam tahun sebelum haid adalah 3 inci, tetapi

peningkatan itu bisa juga terjadi dari 5 sampai 6 inci. Dua

tahun sebelum haid peningkatan rata-rata adalah 2,5 inci.


29

Jadi peningkatan keseluruhan selama 2 tahun sebelum haid

adalah 5,5 inci. Setelah haid, tingkat pertumbuhan menurun

sampai kira-kira 1 inci setahun dan berhenti sekitar delapan

belas tahun.

b) Perubahan proporsi tubuh

Perubahan fisik pokok yang kedua adalah perubahan

proporsi tubuh. Daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya

terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena

kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh

yang lain. Badan yang kurus dan panjang mulai melebar di

bagian pinggul dan bahu, dan ukuran pinggang tampak

tinggi karena kaki menjadi lebih panjang dari badan.

2) Ciri-ciri seks primer

Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa

puber, meskipun dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat

uterus anak usia sebelas atau duabelas tahun berkisar 5,3 gram.

Pada usia enam belas tahun rata-rata beratnya 43 gram. Tuba

falopi, telur-telur, dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini.

Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak

perempuan menjadi matang adalah datangnya haid. Ini adalah

permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dan

jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan

terjadi kira-kira setiap dua puluh delapan hari sampai mencapai


30

menopause. Periode haid umumnya terjadi pada jangka waktu

yang sangat tidak teratur dan lamanya berbeda-beda pada bulan-

bulan pertama.

3) Ciri-ciri seks sekunder

a) Pinggul

Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat

membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak

bawah kulit.

b) Payudara

Segera setelah pinggul mulai membesar, payudara juga

berkembang. Puting susu membesar dan menonjol, dan

dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi

lebih besar dan lebih bulat.

c) Rambut

Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara

mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah

mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut

wajah mulai lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi

lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting.

d) Kulit

Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan

lubang pori-pori bertambah besar.

e) Kelenjar
31

Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.

Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.

Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat

dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.

f) Otot

Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada

pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga

memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki.

g) Suara

Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu. Suara

serak dan suara yang pecah jarang terjadi pada anak

perempuan.

4. Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri

Remaja putri memiliki risiko lebih tinggi mengalami anemia

daripada remaja laki-laki. Hal ini disebabkan karena remaja putri

mengalami haid yang menyebabkan kehilangan darah setiap bulannya.

Sehingga, membutuhkan zat besi dua kali lipat saat haid. Remaja putri

juga terkadang mengalami gangguan haid seperti haid yang lebih panjang

dari biasanya atau darah haid yang keluar lebih banyak dari biasanya.

(Kemenkes RI, 2018)

Remaja putri saat menstruasi akan kehilangan darah yang

didalamnya ada zat besi. Zat besi merupakan bahan utama dari

pembentukan hemoglobin. Menstruasi pada perempuan mempunyai jarak


32

dari hari pertama menstruasi sebelumnya ke menstruasi berikutnya atau

biasa disebut dengan siklus menstruasi, normalnya 21-35 hari.

Menstruasi berlangsung selama 4-7 hari dan normalnya akan kehilangan

darah sebanyak 30-80 ml/hari. (Utri, 2020)

Apabila terjadi gangguan pada siklus, lama dan volume darah

menstruasi maka akan mempengaruhi jumlah darah yang keluar. Apabila

terjadi gangguan pada siklus menstruasinya, dimana siklusnya menjadi

lebih pendek dari normalnya maka darah yang keluar akan lebih banyak.

Zat besi yang keluar bersamaan darah akan lebih banyak. Hal ini

menyebabkan kadar hemoglobin dalam darah akan rendah. Kemudian

apabila kadar hemoglobin sampai dibawah normal terjadilah anemia.

Apabila terjadi gangguan pada lama menstruasinya yaitu lebih lama dari

normal, maka darah yang keluar akan lebih banyak. Zat besi yang keluar

bersamaan darah akan lebih banyak. Hal ini menyebabkan kadar

hemoglobin dalam darah akan lebih rendah dan menyebabkan terjadinya

anemia. Selanjutnya apabila volume darah menstruasinya lebih banyak

dari normalnya, maka darah yang keluar akan lebih banyak, zat besi yang

keluar bersamaan darah juga akan lebih banyak. Sehingga dapat

menyebabkan anemia. (Utri, 2020)

Gejala dari anemia dapat berupa sakit kepala, berdebar-debar,

pandangan berkunang-kunang atau gelap pada perubahan posisi, lemas,

tidak bergairah, rambut kusam dan kulit yang kasar. Keluhan ini dapat

berlangsung selama bertahun-tahun. Migrain dapat saja hilang dengan


33

penghilang sakit, namun akan muncul kembali. (Astuti and Kulsum

2020)

Dampak dari anemia dinilai sebagai masalah yang sangat serius

terhadap kesehatan masyarakat. Masalah kesehatan masyarakat yang

berkaitan dengan anemia pada remaja adalah pucat, lemah, pusing, selain

itu dapat menurunkan kemampuan, prestasi dan konsentrasi belajar,

menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak.

Dampak anemia pada wanita dapat menurunkan daya tahan tubuh

sehingga penderita anemia mudah terkena penyakit infeksi dan

menurunkan produktivitas kerja. Remaja putri yang mengalami anemia

akan menyebabkan gangguan kebugaran akibat kurangnya oksigen ke sel

otot dan sel otak, membuat remaja menjadi tidak dalam kondisi fit saat

berolahraga sehingga dapat menurunkan kinerja remaja. (Widyastuti,

2009)

Untuk mengetahui apakah seseorang menderita anemia perlu

dilakukan pemeriksaan kadar Hb dalam darah untuk mengetahui

kecukupan deposit besi dalam tubuh. (Andhika Rachman, 2013), makin

rendah, karena itu bagi wanita yang mendapat menstruasi perlu

mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vit B12, dan vit C.

(Andhika Rachman, 2013)


34

B. Kerangka Teori

Berdasarkan beberapa sumber dalam tinjauan pustaka maka dibuatlah

kerangka teori:

Pola Menstruasi

Normal : 28 hari- 35 hari


Siklus Menstruasi
Tidak normal : <21 hari dan
>35 hari

Normal : 3-7 hari


Durasi Menstruasi
Tidak normal : > 7 hari

Normal : 3-5 kali berganti


Jumlah Ganti pembalut
Pembalut Saat Haid
Tidak normal : > 5 kali
berganti pembalut

Kadar Hb setelah
menstruasi:

≥ 12 : tidak anemia

≤12 : anemia
35

C. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pola Menstrasi
Anemia

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

D. Variabel Penelitian

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang

atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain

atau satu objek dengan obyek yang lain. Variabel juga dapat merupakan

atribut bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Dalam penelitian ini, dua

variabel yang digunakan, variabel independen (bebas) dan variabel dependen

(terikat).

1. Variabel independen (bebas)

Variabel independen sering disebut dengan variabel bebas.

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (variabel

terikat) (Sugiyono, 2019). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

bebas adalah pola menstruasi.


36

2. Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen disebut juga variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019). Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel dependen adalah anemia.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada

teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data. Setiap hipotesis memiliki dua kemungkinan

jawaban, dilambangkan dengan H.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H a : Ada hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian anemia pada

remaja putri kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan strategi yang digunakan saat melakukan

penelitian untuk mengontrol berbagai faktor yang mempengaruhi ketepatan

sebuah hasil secara maksimal untuk mencapai sebuah tujuan (Nursalam,

2020). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan desain korelasi yang menggunakan pendekatan cross-

sectional dimana untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pola

menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri kelas XI di SMA

Negeri 2 Pasarwajo.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah subjek yang dijadikan sumber data menyangkut

masalah yang diteliti. Adapun hasil pengambilan data awal jumlah

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA

Negeri 2 Pasarwajo yang berjumlah 132 siswa, sedangkan yang berjenis

kelamin perempuan berjumlah 66 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi penelitian. Satuan sampling

adalah unit terkecil dari populasi yang dijadikan sampel, dan biasanya

proporsi sampel sama dengan unit populasi. (Hariyati, 2019)

37
38

Teknik pengambilan sampel adalah cara memperoleh ukuran

sampel yang sesuai untuk digunakan sebagai sumber data (Rinaldi, S. F

& Mujianto, 2017). Penelitian ini menggunakan teknik non probability

sampling, dimana teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan

teknik purposive sampling. Purposive Sampling adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan kriteria-kriteria tertentu. Setelah kita

memutuskan teknik pengambilan sampel dan kita mengetahui populasi

untuk penelitian ini, langkah selanjutnya adalah menentukan ukuran

sampel (Suprajitno, 2016) sehingga untuk menentukan ukuran sampel

yang digunakan, peneliti akan menggunakan rumus slovin :

N
n= 2
1+ N ( e )

Keterangan:

n : Besar Sampel

N : Jumlah Sampel

e : Batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah siswa yang bisa dijadikan

sampel dan digunakan dalam penelitian yaitu sebagai berikut :

N
n= 2
1+ N (e)

66
n= 2
1+ 66(0 , 05)
39

66
n=
1+ 66(0,0025)

66
n=
1,165

n = 56,6 = 57 sampel

Berdasarkan rumus diatas maka jumlah responden yang di dapat

sebanyak 57 responden. Dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Adapun besar atau jumlah pembagian sampel untuk masing-

masing kelas dengan menggunakan rumus Sugiyono (2019). Dengan

rumus alokasi proporsional:

¿
n= N n

Keterangan:

Ni : Sampel berdasarkan angkatan

N : Jumlah anggota populasi seluruhnya

n : Jumlah anggota sampel seluruhnya

Sehingga diperoleh besar sampel sebanyak:

Tabel 3.1 Besar Sampel

Kelas Populasi Sampel

XI IPS 1 12 12
57=10 , 36 →10
66

XI IPS 2 10 10
57=8 , 63 → 9
66

XI MIPA 1 14 14
57=12 , 0→ 12
66
40

XI MIPA 2 13 13
57=11, 22→ 11
66
XI MIPA 3 17 17
57=14 , 68 →15
66

Total 57 Orang

3. Kriteria sampel

a. Kriteria inklusi

1) Siswa yang telah mengalami haid.

2) Siswa putri yang berstatus kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo.

3) Siswa putri yang bersedia menjadi responden.

b. Kriteria eksklusi

1) Tidak bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.

2) Siswa yang mengalami penyakit yang menyebabkan kehilangan

darah.

3) Siswa yang mengalami gangguan kesehatan reproduksi.

C. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara ukur Hasil ukur Skala

Independen Pola menstruasi Kuesioner untuk a. Normal jika Ordinal


merupakan mengidentifikasi pola Siklus 21-35
Pola menstruasi serangkaian proses menstruasi yang hari, lama 3-7
menstruasi yang meliputi siklus hari, ganti
meliputi siklus menstruasi, lama pembalut 3-5
menstruasi, lama menstruasi dan volume kali per hari
menstruasi, dan darah menstruasi. serta
volume darah tanda dan gejala b. Tidak Normal
menstruasi. anemia. jika Siklus <21
atau >35 hari,
41

lama <3 atau >7


hari, ganti
pembalut <3
atau >5 kali per
hari.

Kriteria skor:

Anemia : 4

Tidak Anemia :
<4

Dependen Anemia adalah Alat ukur digital kadar Normal : ≥ Ordinal


kekurangan kadar Hb 12 mg/dl
Anemia hemoglobin (Hb)
dalam darah yang Tidak normal :
disebabkan < 12 mg/dl
kekurangan zat
gizi yang
diperlukan untuk
pembentukan
hemoglobin

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Pasarwajo yang

beralamat di Jalan Pendidikan No.1 Kelurahan Dongkala, Kecamatan

Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2023 sampai

dengan tanggal 16 Januari 2024.

E. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat yang memudahkan pengumpulan

data. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berupa angket yang
42

memuat masalah atau topik yang akan diteliti, guna meningkatkan hubungan

atau dampak dalam penelitian dan skala (Nursalam, 2014). Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dari penelitian sebelumnya

yaitu penelitian dari Suhariyati (2020), yang telah melalui uji validitas dan

reliabilitas. Pada masing-masing pertanyaan, didapatkan validitas p= >0,361

dan reliabilitas sebesar 0,077.

Instrumen pola menstruasi yang digunakan pada penelitian ini

bertujuan untuk menggambarkan bagaimana pola menstruasi yang dialami

remaja putri. Pola menstruasi diukur dengan kuesioner terstruktur. Setiap

jawaban diberikan skor dan skor total merupakan bobot pola menstruasi.

siklus menstruasi adalah teratur atau tidaknya remaja putri mendapatkan

menstruasi setiap bulannya. Contohnya seperti cara pemberian skor siklus

menstruasinya yaitu jika siklus menstruasi teratur (21-35 hari) maka diberi

skor 1 dan jika siklus menstruasi tidak teratur dimana dapat dikategorikan

siklus menstruasi pendek (<21 hari) dan panjang (>35 hari), maka masing-

masing diberi skor 0. Lama hari menstruasi adalah banyaknya hari remaja

putri mengalami menstruasi setiap bulannya.

Cara pemberian skor lama hari menstruasi yakni skor 1 jika lama hari

menstruasi termasuk kategori normal (3-7 hari) dan jika lama hari menstruasi

termasuk tidak normal dimana masih dikategorikan lagi menjadi pendek (<3

hari) dan panjang (>7 hari) diberi skor 0. Volume darah menstruasi adalah

berapa kali dalam sehari remaja putri mengganti pembalut. Cara pemberian

skor volume darah menstruasi yakni skor 1 jika mengganti pembalut normal
43

(3-5 kali sehari) dan jika mengganti pembalut termasuk tidak normal

dikategorikan berisiko (<3 kali sehari) dan tidak beresiko (>5 kali sehari)

diberi skor 0. Pada kuesioner terdapat pertanyaan tentang tanda dan gejala

anemia. Cara pemberian skor yakni skor 1 jika menjawab tidak pernah dan

skor 0 jika menjawab kadang-kadang atau sering.

Untuk mengukur kadar anemia sebagai variabel terikat dalam

penelitian ini di definisikan kondisi anemia remaja putri yang digambarkan

dari nilai kadar hemoglobin (Hb) diukur dengan alat ukur kadar Hb <12 g/dl.

Alat ukur menggunakan alat ukur Hb digital Easy Touch.

F. Prosedur Pengumpulan Data

1. Mengajukan permohonan judul ke Prodi Pendidikan Profesi Ners,

diteruskan ke Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, dan diteruskan ke

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).

2. Meneruskan rekomendasi izin penelitian di SMA Negeri 2 Pasarwajo.

3. Melakukan pemelitian.

4. Melakukan konsul.

5. Ujian seminar.

G. Rencana Analisis Data

Tujuan analisis adalah mengumpulkan data agar hasil yang diperoleh

mudah dipahami dan dibaca oleh peneliti, serta mengumpulkan data

penelitian dari orang lain yang dilansir secara kuantitatif dengan

menggunakan uji statistic (Suprajitno, 2016). Analisis data dilakukan dengan

menggunakan program pengolahan data skala ordinal yang terkenal, yang


44

relatif mudah dioperasikan di komputer. Para peneliti menggunakan analisis

univariat untuk menggambarkan fakta tentang hubungan pola menstruasi

dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 2 Pasarwajo, dan

menyelidiki karakteristik yang berbeda.

1. Editing (pengecekan data)

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekkan isian

kuesioner dan lembar observasi apakah jawaban yang ada sudah lengkap,

jelas, relevan dan konsisten. Dimana peneliti mengecek kembali terkait

pola menstruasi responden dan melakukan pengecekkan Hb setelah

menstruasi. Kuesioner yang dibagikan ke responden sebanyak 57

kuesioner dan setiap poin dari kuesioner diisi lengkap oleh responden.

2. Coding (pemberian kode)

Coding adalah cara untuk mengubah data karena kuesioner ditulis

dengan huruf menjadi angka, memudahkan pemrosesan/analisis data

pada komputer.

a. Siklus menstruasi

Normal : 1

Tidak Normal :0

b. Lama menstruasi

Normal : 1

Tidak Normal :0

c. Volume darah haid


45

Normal : 1

Tidak Normal :0

d. Tanda dan gejala anemia

Normal : 1

Tidak Normal :0

e. Pengukuran Hb

Normal : ≥ 12

Tidak Normal : < 12

f. Pola Menstruasi

Normal : 1

Tidak Normal :2

g. Kejadian anemia

Anemia : 1

Tidak Anemia : 2

3. Cleaning data (pembersihan data)

Cleaning data (pembersihan data) merupakan kegiatan pengukuran

yang dilakukan peneliti dalam hasil SPSS kemudian dilakukan proses

analisis data yaitu analisis univariat.

4. Entry data

Setelah lembar kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah

melewati pengkodean, maka selanjutnya peneliti memproses data ke

aplikasi SPSS 16. Dimana setelah dilakukan pengkodean dalam aplikasi

Microsoft Excel kemudian di pindahkan ke aplikasi SPSS dengan


46

menuliskan poin-poin dari karakteristik, pola menstruasi dan Hb

responden pada aplikasi SPSS selanjutnya memasukan kode yang sudah

dituliskan pada Microsoft Excel ke SPSS dan disajikan dalam bentuk

frekuensi dan persentase dengan uji yang dilakukan yaitu uji univariat

dan uji bivariate.

6. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis tiap data/variabel,

bertujuan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan sebaran data

yang diperoleh. (Pinzon & Edi, 2021). Analisa univariat dalam

penelitian ini adalah variabel independen dan dependen serta data

responden. Analisa data disajikan dalam bentuk frekuensi dan

persentase, dimana data yang dianalisis yaitu distribusi frekuensi

karakteristik responden, distribusi frekuensi responden berdasarkan

siklus menstruasi, distribusi frekuensi responden berdasarkan lama

menstruasi, distribusi frekuensi responden berdasarkan volume darah

haid, distribusi frekuensi pola menstruasi dan distribusi frekuensi

kejadian anemia.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang

diasumsikan berhubungan atau berkorelasi. Dalam penelitian ini

digunakan analisis bivariat untuk menggambarkan hubungan antara

kedua variabel, dengan pola menstruasi sebagai variabel bebas dan


47

anemia pada remaja sebagai variabel terikat. Analisis data dalam

penelitian ini uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Data

yang dianalisis yaitu hubungan pola menstruasi dan kejadian anemia

pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo.

H. Etika Penelitian

Etika dalam membuat suatu penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kejujuran Dalam Membuat Laporan

Menurut Heryani & Unggul (2020), beberapa laporan hasil penelitian

yang dipublikasikan dalam jurnal ternama ternyata setelah dilakukan

investigasi oleh lembaga berwenang mengandung unsur kejahatan atau

research misconduct. Kejahatan dalam publikasi hasil penelitian meliputi

tiga jenis yaitu:

a. Memanipulasi data atau hasil penelitian kemudian menyimpan hasil

tersebut dan melaporkannya (fabrication).

b. Manipulasi material, alat, proses penelitian serta mengubah atau

menghapus data penelitian sehingga hasil penelitian tidak sesuai

dengan catatan penelitian (falsification).

c. Menyalin atau mengambil ide, proses, hasil, atau kata-kata milik

orang lain tanpa menuliskan sumbernya atau memberikan kredit

kepada pemilik aslinya (plagiarism).


48

Menurut Heryana & Unggul (2020), disamping ketiga hal tersebut, ada

isu etik lain terkait dengan kejujuran dalam menyampaikan hasil

penelitian yaitu :

a. Melaporkan variabel penelitian yang signifikan secara statistik saja,

padahal peneliti melakukan studi multivariat yang hasilnya ada yang

tidak signifikan.

b. Membagi-bagi satu studi penelitian ke dalam beberapa artikel untuk

mendapatkan “kum” atau kredit dalam publikasi atau piecemeal.

c. Membuat duplikasi publikasi pada berbeda journal and duplicate

publication.

2. Konflik Kepentingan

Menurut Heryana & Unggul (2020), etika dalam konflik kepentingan

dilakukan ketika peneliti menyatakan pendapatnya mengenai masalah utama

(kesehatan responden dan kejujuran penelitian) cenderung dilakukan secara

kompromis berdasarkan masalah sekunder (misalnya keuntungan pribadi).

3. Kejujuran Dalam Kredit Publikasi

Masalah etika lainnya dalam publikasi ilmiah adalah pengakuan

atas “kepemilikan” publikasi atau sebagai penulis pertama. Secara

umum, penulis pertama ditentukan berdasarkan kontribusi penulis baik

secara kualitas maupun kuantitas, bukan berdasarkan status, kekuasaan,

atau faktor lain. Untuk mengatasi hal ini, beberapa jurnal meminta

penulis menyebutkan kontribusi masing-masing penulis jika publikasi

didaftarkan sebagai tim (Heryana and Unggul 2020).


49
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Negeri 2 Pasarwajo merupakan salah satu Sekolah Menengah

Atas yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara yang terletak di Jalan

Pendidikan No.1, Kelurahan Dongkala, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten

Buton. Luas wilayah 8,640 M 2. Jumlah guru 44, jumlah siswa Laki-laki 183,

jumlah siswa Perempuan 202. Batas-batas wilayah SMA Negeri 2 Pasarwajo

adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : SMP 3 Pasarwajo

2. Sebelah Selatan : SMK 1 Pasarwajo

3. Sebelah Timur : Takawa

4. Sebelah Barat : Jalan Pendidikan

Adapun visi dan misi SMA Negeri 2 Pasarwajo

1. Visi

“Sekolah Pelopor Pendidikan Menengah pada Tingkat Nasional yang

Unggul dan Berakhlak Mulia Dijiwai Nilai-Nilai Budaya Daerah dan

Bangsa Berdasarkan Pancasila.”

2. Misi

Untuk pencapaian visi tersebut sekolah menetapkan indikator sebagai

berikut:

50
51

a. Mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan

berakhlak mulia melalui proses pembelajaran yang menyenangkan.

b. Meningkatkan mutu Pendidikan yang berintegritas sistem nilai,

agama, dan budaya dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

c. Mengembangkan seluruh potensi siswa secara optimal baik dalam

bidang akademis maupun non akademis.

d. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya manusia (SDM) dan

sarana prasarana yang ada disekolah dalam mensinergikan seluruh

potensi guna terwujudnya Visi sekolah secara optimal.

e. Melestarikan budaya-budaya daerah dan bangsa melalui pembinaan

yang berkesinambungan.

f. Mengutamakan keteladanan serta menjalin hubungan yang harmonis

dengan masyarakat.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan pola menstruasi

dengan kejadian anemia pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 2

Pasarwajo. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara Univariat dan

Bivariat dengan SPSS 16.

1. Analisis Univariat

Analisis Univariabel merupakan analisis yang dilakukan untuk

memperoleh gambaran dari variabel yang diteliti baik variabel terikat

maupun variabel bebas, kemudian ditampilkan dalam tabel distribusi


52

frekuensi. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan untuk

mendeskripsikan pola menstruasi dan kejadian anemia pada remaja putri

kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo.

a. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Usia Responden Frekuensi Persentase (%)

13-16 Tahun (Remaja 48 84,2


Pertengahan)

17-19 Tahun (Remaja 9 15,8


Akhir)

Total 57 100

Usia Menarche Frekuensi Persentase (%)

11 2 3.5

12 20 35.1

13 28 49.1

14 7 12.3

Total 57 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa mayoritas usia remaja

putri kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo yakni remaja pertengahan

(84.2%) berjumlah 48 orang. Sedangkan mayoritas usia menarche

yakni 13 Tahun (49.1%) berjumlah 28 orang.

b. Siklus Menstruasi

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi Pada


Remaja Putri Kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo
53

Siklus Menstruasi Frekuensi Persentase (%)

Normal 35 61.4

Tidak Normal 22 38.6

Total 57 100

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa responden yang

mengalami siklus menstruasi dengan kategori normal (21-35 hari)

lebih banyak yaitu 35 orang (61.4%), dibandingkan dengan

responden dengan kategori tidak normal (<21hari dan >35 hari)

sebanyak 22 orang (38.6%).

c. Lama Menstruasi

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menstruasi Pada Remaja


Putri Kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo

Lama Menstruasi Frekuensi Persentase (%)

Normal 33 57.9

Tidak Normal 24 42.1

Total 57 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa responden yang

mengalami lama menstruasi dengan kategori normal (3-7 hari) lebih

banyak yaitu 33 orang (57.9%), dibandingkan responden dengan

kategori tidak normal (<3 hari dan >7 hari) yaitu 24 orang (42.1%).

d. Volume Darah Haid


54

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Volume Darah Haid Pada


Remaja Putri Kelas XI Di SMA Negeri 2 Pasarwajo

Volume Darah Haid Frekuensi Persentase (%)

Normal 22 38.6

Tidak Normal 35 61.4

Total 57 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang

mengalami volume darah haid tidak normal (3-5 kali ganti pembalut

perhari) lebih banyak yaitu 35 orang (61.4%), dibandingkan dengan

responden yang mengalami volume darah haid normal (<3 kali dan

>5 kali perhari) sebanyak 22 orang (38.6%).

e. Pola Menstruasi

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pola Menstruasi Remaja Putri Kelas XI di


SMA Negeri 2 Pasarwajo

Pola Menstruasi Frekuensi Persentase (%)

Normal 4 7.0

Tidak Normal 53 93.0

Total 57 100

Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa mayoritas

remaja putri kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo mengalami pola

menstruasi tidak normal, yakni dari 57 remaja putri terdapat 53


55

orang (93,0%) yang mengalami pola menstruasi tidak normal dan 4

orang (7,0%) yang mengalami pola menstruasi normal.

f. Kejadian Anemia

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Remaja Putri Kelas XI di


SMA Negeri 2 Pasarwajo

Kejadian Anemia Frekuensi Persentase (%)

Anemia 36 63.2

Tidak Anemia 21 36.8

Total 57 100

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat disimpulkan bahwa

mayoritas remaja putri kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo

mengalami anemia setelah menjalani proses menstruasi, yakni dari

57 orang remaja putri terdapat 36 orang (63,2%) yang mengalami

anemia setelah menjalani proses menstruasi dan 21 orang (36,8%)

yang tidak mengalami anemia.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan dua

variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen (terikat) dengan variabel dependen (bebas). Analisis

bivariabel dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Chi Square untuk

melihat ada atau tidak adanya hubungan antara pola menstruasi dengan
56

kejadian anemia pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo.

Hasil analisis disajikan pada tabel berikut.

a. Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia

Tabel 4.7 Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada


Remaja Putri Kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo

Pola Menstruasi Anemia F P


Value
Anemia Tidak Anemia

n % n % n %

Normal 0 0 4 7.0% 4 7.0%

Tidak Normal 36 67.9% 17 32.1% 53 93.0% 0.015

Total 36 63.2% 21 36.8% 57 100%

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 57 jumlah

responden yang mengalami pola menstruasi normal sebanyak 4

orang (7.0%), diantaranya tidak mengalami anemia 4 (7.0%) dan

anemia 0 orang (0%). Sedangkan responden yang pola menstruasi

tidak normal sebanyak 53 orang (100%), diantaranya yang

mengalami anemia sebanyak 36 orang (67.9%) dan tidak anemia

sebanyak 17 orang (32.1%).

Berdasarkan hasil uji Chi Square maka diperoleh nilai p value

= 0.015 dengan menunjukan p < 0.05. Hal ini menunjukan bahwa

ada hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian anemia pada

remaja putri kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo.


57

C. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil uji Univariat yang ditampilkan pada tabel 4.1

frekuensi usia, jumlah remaja putri kelas XI sebanyak 57 siswa yang

berusia 14-18 tahun yang termasuk golongan remaja pertengahan dan

remaja akhir, dan mayoritas responden berusia 16 tahun (75.4%)

berjumlah 43 orang. Menurut Ali.M dan Asrori.M (2016) remaja

digolongkan menjadi tiga, yaitu remaja awal (10-12), remaja pertengahan

(13-16) dan remaja akhir (17-19). Masa remaja merupakan masa transisi

dari kanak-kanak menuju dewasa dan masa krisis dalam pembentukan

kepribadian. Pola menstruasi yang tidak normal dapat menyebabkan

anemia yang dapat mengganggu konsentrasi remaja dalam proses belajar

mengajar.

Sedangkan usia menarche yang dialami responden 11-14 tahun dan

mayoritas usia menarche responden yaitu 13 tahun (49.1%) berjumlah 28

orang. Menarche adalah proses pengeluaran pendarahan pertama kali dari

uterus pada perempuan atau sebagai menstruasi pertama dan ini sebagai

pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal (Silaban et al. 2021).

Normal jika menstruasi pertama didapatkan oleh perempuan di umur 12

tahun (Nurlaili et al, 2016). Sebagian besar negara berkembang usia

menarche memiliki usia rata-rata 12-13 tahun (Liu et al, 2017).

2. Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia


58

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 57 jumlah responden

yang mengalami pola menstruasi normal sebanyak 4 orang (7.0%),

diantaranya tidak mengalami anemia 4 (7.0%) dan anemia 0 orang (0%).

Sedangkan responden yang pola menstruasi tidak normal sebanyak 53

orang (100%), diantaranya yang mengalami anemia sebanyak 36 orang

(67.9%) dan tidak anemia sebanyak 17 orang (32.1%).

Berdasarkan hasil uji Chi Square maka diperoleh nilai p value =

0.015 dengan menunjukkan p < 0.05. Hal menunjukkan bahwa ada

hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja

putri kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo.

Pada hasil penelitian menunjukan bahwa responden dengan pola

menstruasi tidak normal tetapi tidak mengalami anemia (32.1%), hal ini

dikarenakan mengkonsumsi makanan yang bergizi yang mengandung zat

besi yang dibutuhkan untuk membantu proses terjadinya pembentukan

sel darah merah yang akan meningkatkan hemoglobin (Hb) di dalam

darah seperti ikan, telur, sayur-sayuran yang berwarna hijau, kacang-

kacangan dan tempe. Sebaliknya responden yang mengalami pola

menstruasi tidak normal dan anemia (67.9%) hal ini disebabkan oleh

asupan makanan yang dikonsumsi terutama zat besi kurang. Dimana

remaja yang mengalami menstruasi akan kehilangan banyak darah

terutama bagi remaja yang pola menstruasinya tidak normal. Konsumsi

makanan sehari-hari yang tidak mengandung zat besi dan tidak


59

mengandung zat penghambat yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya

kekurangan zat besi. (Elisa. S, et al, 2023).

Selain itu, kebiasaan begadang yang disebabkan oleh terlalu asyik

bermain gadget merupakan salah satu faktor penyebab anemia juga.

Pihak puskesmas sudah memberikan himbauan kepada orang tua untuk

memantau anak-anak mereka agar tidak terus menerus bermain gadget,

terutama pada malam hari.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Anggun Dinesti, dkk (2022) yaitu menunjukan bahwa ada hubungan

antara pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri yang

hasil penelitian menunjukan bahwa dari 60 responden sebagian besar

remaja putri yang mengalami pola menstruasi tidak normal dan

mengalami anemia 21 orang (67.75%). Dan begitu pula pada penelitian

yang dilakukan oleh Dwi Astuti & Ummi Kulsum (2020) yaitu

menunjukan bahwa ada hubungan pola menstruasi dengan kejadian

anemia pada remaja putri yang hasil penelitian dari 36 responden yang

diteliti, terdapat 11 responden mengalami pola menstruasi tidak normal

dan 5 orang (13.9%) yang mengalami anemia sedang.

Penelitian ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh I.G.A.T.P. Norfianti, dkk (2021) yang dilakukan pada

remaja putri di SMPN 2 Kerambitan yang menunjukan bahwa dari 44

responden yang mengalami pola menstruasi tidak normal dan mengalami

anemia terdapat 39 orang (83.0%).


60

Pola menstruasi dapat mempengaruhi kejadian anemia pada

remaja putri. Pola menstruasi yang tidak normal seperti haid yang lebih

panjang dari biasanya atau darah haid yang keluar lebih banyak dari

biasanya dapat mengakibatkan remaja putri kekurangan zat besi

(Kumalasari, dkk. 2019).

Siklus menstruasi normal mengindikasikan bahwa perempuan

memiliki pekembangan dan sistem reproduksi yang baik. (Simbolon et al,

2018) sedangkan siklus menstruasi yang tidak normal atau tidak teratur

ditandai dengan melewatkan menstruasi tidak teratur periode mentsruasi

lebih dari 7 hari. Siklus menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 35

hari, mengalami pendarahan berat saat menstruasi. (Adlina, 2022)

Lama menstruasi akan menyebabkan pengeluaran darah dari

dalam tubuh. Pada lama menstruasi ini akan mempengaruh terhadap

kadar hemoglobin dalam darah. Pada saat terjadi gangguan lama

menstruasi, maka akan berpengaruh pada jumlah darah yang keluar.

Gangguan pada lama menstruasi yang tidak normal, maka darah akan

lebih banyak. Pada saat darah keluar banyak, maka zat besi juga banyak

keluar. Sebaliknya, bila pada lama menstruasi normal maka pengeluaran

darah akan lebih sediki. Zat besi yang keluar bersama darah lebih sedikit,

sehingga kadar besi dalam darah cenderung normal. (Ansari. M,H dkk.

2020)

Kadar hemoglobin didalam darah bisa dipengaruhi oleh volume

darah menstruasi. saat terjadi gangguan volume darah haid, maka darah
61

yang keluar akan lebih banyak atau sedikit. Bila terjadi gangguan pada

volume darah haid yang tidak normal, maka darah yang keluar menjadi

lebih banyak, zat besi didalam darah juga ikut banyak keluar. Bila zat

besi menurun makan pembentukan hemoglobin juga akan menurun.

Sebaliknya, bila terjadi gangguan pada volume darah haid yang normal,

maka darah yang keluar akan lebih sedikit, zat besi yang keluar bersama

darah lebih sedikit. Kadar hemoglobin didalam darah akan cenderung

normal. (Ansari. M.H. dkk. 2020)

Dalam masa remaja, khususnya remaja putri sering sangat sadar

akan bentuk tubuhnya, sehingga banyak yang membatasi konsumsi

makanannya. Banyak pantang tabu yang ditentukan sendiri berdasarkan

pendengaran dari kawannya yang tidak kompeten dalam hal gizi dan

kesehatan, sehingga terjadi berbagai gejala kelainan gizi. Banyak remaja

putri yang sering melewatkan dua kali waktu makan dan lebih memilih

kudapan. Selain itu, remaja putri semakin menggemari junk food yang

sangat sedikit (bahkan ada yang tidak ada sama sekali) kandungan

kalsium, besi, riboflavin, asam folat, vitamin A dan vitamin (Kumalasari,

2020).

Dampak dari anemia dinilai sebagai masalah yang sangat serius

terhadap kesehatan masyarakat. Masalah kesehatan masyarakat yang

berkaitan dengan anemia pada remaja adalah pucat, lemah, pusing, selain

itu dapat menurunkan kemampuan, prestasi dan konsentrasi belajar,

menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak.


62

Remaja putri yang mengalami anemia akan menyebabkan gangguan

kebugaran akibat kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak, membuat

remaja menjadi tidak dalam kondisi fit saat berolahraga sehingga dapat

menurunkan kinerja remaja. (Kumalasari, 2020)

Pencegahan yang terbaik adalah sebelum terjadi anemia, yaitu

dengan menjaga agar dalam tubuh tersedia cukup zat besi untuk

pembentukan sel darah. Anemia dapat dicegah dengan mengkonsumsi zat

besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan. Zat besi dapat diperoleh

dengan cara mengkonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi.

Zat besi dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti

bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan.

Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat dalam daging lebih

mudah diserap tubuh daripada zat besi terdapat pada sayuran atau pada

makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi

(Kumalasari, 2020).

Dari hasil penelitian ini maka peneliti berasumsi bahwa dalam

periode menstruasi, perempuan kehilangan sel darah merah dan zat besi

yang cukup banyak, sehingga tubuh membutuhkan asupan zat besi untuk

menggantikan jumlah yang hilang seperti ikan, telur, sayuran yang

berwarna hijau dan kacang-kacangan, oleh karena itu bagi yang berisiko

anemia dapat melakukan pemeriksaan, sebagai pemeriksaan awal dapat

dilakukan dengan mendeteksi gejala dan resiko anemia, khususnya akibat

menstruasi.
63

D. Keterbatasan Penelitian

Hambatan yang ditemukan peneliti saat melakukan penelitian ini yaitu:

1. Pada saat penelitian berlangsung bertepatan dengan waktu libur sekolah,

sehingga penelitian harus ditunda beberapa saat.

2. Pada saat penelitian dilanjutkan kembali setelah libur, jumlah siswa yang

hadir kurang lengkap sehingga mengharuskan peneliti untuk melakukan

penelitian yang agak mundur.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Responden yang mengalami siklus menstruasi dengan kategori normal

lebih banyak yaitu 35 orang (61.4%), dibandingkan dengan responden

dengan kategori tidak normal sebanyak 22 orang (38.6%).

2. Responden yang mengalami lama menstruasi dengan kategori normal

lebih banyak yaitu 33 orang (57.9%), dibandingkan responden dengan

kategori tidak normal yaitu 24 orang (42.1%).

3. Responden yang mengalami volume darah haid tidak normal lebih

banyak yaitu 35 orang (61.4%), dibandingkan dengan responden yang

mengalami volume darah haid normal sebanyak 22 orang (38.6%).

4. Responden yang mengalami pola menstruasi tidak normal, yakni dari 57

remaja putri terdapat 53 orang (93,0%) yang mengalami pola menstruasi

tidak normal, diantaranya yang mengalami anemia sebanyak 36 orang

(67.9%) dan tidak anemia sebanyak 17 orang (32.1%). Sedangkan yang

mengalami pola menstruasi normal sebanyak 4 orang (7,0%), diantaranya

tidak mengalami anemia 4 orang (7.0%) dan anemia 0 (0%).

5. Responden yang mengalami anemia setelah menjalani proses menstruasi,

yakni dari 57 orang remaja putri terdapat 36 orang (63,2%) yang

mengalami anemia setelah menjalani proses menstruasi dan 21 orang

(36,8%) yang tidak mengalami anemia.

64
65

B. Saran

1. Bagi Universitas Megarezky penelitian ini dapat dijadikan referensi atau

acuan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian baik dengan judul

yang sama ataupun salah satu variabel yang berbeda.

2. Bagi pihak sekolah agar bekerja sama dengan pihak puskesmas dalam

memberikan penyuluhan tentang pentingnya zat besi bagi tubuh terutama

selama menstruasi, pemajangan poster-poster yang berhubungan dengan

pentingnya zat besi bagi tubuh dan bahaya anemia bagi siswi.

3. Bagi siswi ketika sedang menstruasi, ada baiknya menambahkan

suplemen khusus yang mempercepat pembentukan sel darah merah agar

tetap fit saat menstruasi, perhatikan jumlah kalori dari makanan agar

sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas yang dilakukan, variasikan jenis

makanan yang sehat demi menggantikan hemoglobin (protein yang

mengandung zat besi) yang hilang.

4. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor lain yang

berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja selain menstruasi

dengan jumlah sampel yang lebih besar agar hasilnya lebih baik dan bisa

mewakili keseluruhan populasi yang ada.


DAFTAR PUSTAKA

Aisyiyah, Syaflindawati, Citra Delima,. 2023. “Hubungan Pengetahuan Tentang


Anemia Dan Lama” 6 (1): 732–37.

Akademika, Jurnal, Baiturrahim Jambi, and Study Program. 2020. “Hubungan


Antara Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswi Prodi
Sarjana Kebidanan Unissula Semarang” 9 (2): 195–203.
https://doi.org/10.36565/jab.v9i2.214.

Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
2012

Ansari, M Hafiz, Farida Heriyani, And Meitria Syahadatina Noor. N.D.


“Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di
Smpn 18 Banjarmasin” D: 209–16.

April, No, Dengan Anemia, Pada Calon, Pengantin Di, and Puskesmas Toboali.
2023. “SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah” 2 (4): 1190–1200.

Angrainy, R.,Fitri, L.,& Wulandari, V. (2019). Pengetahuan Remaja Putri Tentang


Konsumsi Tablet Fe Pada Saat Menstruasi Dengan Anemia. Jurnal
Endurance, 4(2), 343. https://doi.org/10.22216/jen/v4i2.4100

Astuti, Dwi, and Ummi Kulsum. 2020. “Pola Menstruasi Dengan Terjadinya
Anemia Pada Remaja Putri.” Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan 11
(2): 314. https://doi.org/10.26751/jikk.v11i2.832.

Dinas Kesehatan Kabupaten Buton. Anemia Pada Remaja. Buton, 2023.

Dinasti, Anggun. n.d. “Remaja Putri Di Wilayah Pesisir Kota Bengkulu The
Relationship Of Menstrual Patterns With Anemia In Adolescent Women In
Coastal Areas Bengkulu City Abstrak,” 4–9.

Elisa, S., & Oktarlina, R. Z. (2023). Literature Review : Faktor Penyebab


Kejadian Anemia pada Remaja Putri Literature Review : Factors that Cause
Anemia in Adolescent Women. 2018–2021.

Fauziah, Elly Naila, Poltekkes Permata, and Indonesia Yogyakarta. 2022.


“Literature Review Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siklus
Menstruasi Remaja Putri Analysis of Factors Affecting the Menstrual Cycle
for Girls Elly Naila Fauziah Meningkatkan Masa-Masa Menurut WHO
( 2014 ) Di Dunia” 13 (November).

66
Febriani, A Y U, and S T Aisyah Sujud. 2021. “Review : Anemia Defisiensi
Besi,” . November: 137–42.

Harzif, A.K,. Silvia, M. & Wiweko, B. 2018. Fakta-fakta mengenai menstruasi


pada remaja, Jakarta: Medical Research Unit Universitas Indonesia, Pp. 14

Hariyati, N. (2019). Modul Mata Kuliah Metodologi Penelitian. Akademi Farmasi


Surabaya

Heryana, A., and U. E. Unggul. 2020. “Etika Penelitian. Metodologi Penelitian


Kuantitatif.” Https://Doi.Org/10.13140/RG.2.2.13880.16649.

Herwandar, Fera Riswidautami, Merissa Laora Heryanto, and Sri Ratna Juita.
2023. “Health Science Journal” 14 (1): 99–106.
https://doi.org/10.34305/jikbh.v14i01.724.

Intan, K, and Wulandari Rg. 2019. “Vol 9, No 2, September 2019” 9 (2): 1–13.

Kristianti, Septi, and Trisno Agung Wibowo. 2014. “Hubungan Anemia Dengan
Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Imogiri , Bantul ,
Yogyakarta Tahun 2013” 3 (1): 33–38.

Laboratorium, Teknologi, and Medis Politeknik. 2023. “Hubungan Lamanya


Menstruasi Dengan Kadar Hemoglobin Pada Mahasiswi D-Iii” 3 (1): 51–57.

Marfiah, Rizkiana Putri, and Rita Ayu Yolandia. 2023. “Hubungan Sumber
Informasi, Lingkungan Sekolah, Dan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku
Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri Di Smk Amaliyah Srengseng Sawah
Tahun 2022.” SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah 2 (2): 551–62.
https://doi.org/10.55681/sentri.v2i2.559.

Memorisa, Gebby, Siti Aminah, and galuh pradian Y. 2020. “Hubungan Lama
Menstruasi Dengan Kejadian Anemia.” Jurnal Mahasiswa Kesehatan 1 (1):
165–71.

Proverawati, d. (2019). Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha


Medika

Putri, Remaja, Kelas Vii, and Smpn Kediri. 2014. “Hubungan Pola Menstruasi
Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Kelas Vii Smpn 6 Kediri.
Yuniarsih, Sumy Dwi Antono” 3 (1): 25–33.

Ranny Patria Yolandani, Lili Fajria, Afriyanthi Minanda Putri. 2020. “Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakteraturan Siklus Menstruasi Pada
Remaja Literature Review” 68.

67
Sabila, S. G., Fujiana, F., & Budiharto, I. (2023). Gambaran usia menarche dan
siklus menstruasi pada mahasiswa keperawatan. 4, 1315–1320.

Saranani, Fina Fitriyana. 2018. “Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian


Anemia Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 2 Unaaha Kabupaten Konawe
Tahun 2018.” Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik
Kesehatan Kendari, 1–73.

Salim, Amelia Minarfah, Rini Kartika, and Anggelia Puspasari. 2020. “Dengan
Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi
Tahun 2020” 007.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alphabet.
Suhariyati, S.,Rahmawati, A.,& Realita, F (2020). Hubungan Antara Pola
Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswa Prodi Sarjana
Kebidanan Unissula Semarang. Jurnal Akademika Baiturrahim
Jambi,9(2), 195. https://doi.org/10.36365/jab.v9i2.214

Surya Manurung, S. (2017). Hubungan Tingkat Stres Terhadap Siklus Menstruasi


Pada Remaja Di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Imelda, 3(2), 137–144.
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN

Sriwani, Felisitas, Nilam Noorma, and Ernani Setyawati. 2023. “Hubungan Siklus
Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Smp Negeri 1
Tanjung Palas Tengah.” SAINTEK: Jurnal Sains, Teknologi Dan Kesehatan
2 (4): 534–42. https://doi.org/10.55681/saintekes.v2i4.209.

Stikes, Andriani, Payung Negeri, Abstrak Remaja, Target Kemenkes, Pesantren


Teknologi Riau, Cross Sectional, Accidental Sampling, et al. 2015.
“Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Di
Pesantren Teknologi Riau.”

Uswatun Hasanah. 2020. “Literature Review Hubungan Siklus Menstruasi Yang


Tidak Normal Dengan Kejadian Anemia.”

Wardani, P. K., Sasmi, S. C., Studi, P., Sarjana, K., & Pringsewu, U. A. (2021).
Hubungan Siklus Menstruasi dan Usia Menarche dengan Dismenore
Primer pada Siswi Kelas X. 2(1), 1–10.

68
LAMPIRAN

69
Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Pasarwajo, …………….2023

Kepada

Calon Responden

Di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nova Rahmayanti

Nim : A1C222011

Saya mahasiswa program studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Mega Rezky

Makassar bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Pola

Menstruasi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri Kelas XI di SMA

Negeri 2 Pasarwajo”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar sarjana. Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya

memohon kesediaan adik-adik sekalian dalam penelitian ini. Keikut serta'an adik-

adik sekalian dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Penelitian

ini tidak akan menimbulkan kerugian bagi adik-adik sebagai responden, dan

peneliti akan menjamin kerahasiaan. Demikian surat permohonan ini penulis buat

atas kesediaan dan kerjasamanya peneliti mengucapkan banyak terimakasih.

Peneliti,

Nova Rahmayanti

70
Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

Sudah mendengarkan arahan dari peneliti dan menyatakan bersedia dengan

sukarela dan tanpa paksaan menjadi responden dari penelitian:

Nama : Nova Rahmayanti

Instansi : Universitas Mega Rezky Makassar

Dengan judul “Hubungan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia pada

Remaja Putri Kelas XI di SMA Negeri 2 Pasarwajo”

Pasarwajo, 2023

Peneliti Responden

Nova Rahmayati (………………………)

71
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA
PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMA NEGERI 2 PASARWAJO
TAHUN 2023

Kode Responden :

Nama Siswa :

Kelas :

Umur :

Usia Menarche :

Petunjuk :

Kuesioner ini terdiri dari berbagai pertanyaan tentang pola menstruasi dan kadar

hemoglobin di kotak bagian bawah. Mohon untuk mengisi setiap pertanyaan

dengan memberi tanda silang (x) pada option jawaban yang sesuai dengan yang

anda alami.

No PERTANYAAN SKOR

0 1

1. Berapa lama waktu menstruasi anda?

a. 21-35 hari

b. <21 hari

72
c. >35 hari

2. Berapa hari anda mengalami menstruasi?

a. 3-7 hari

b. <3 hari

c. >7 hari

3. Berapa kali anda mengganti pembalut setiap hari pada

saat menstruasi?

a. 3-5 kali

b. <3 kali

c. >5 kali

4. Apakah saat menstruasi anda merasa mengalami

gangguan seperti mudah lelah, lesu atau lemas, mudah

mengantuk?

a. sering

b. kadang-kadang

c. tidak pernah

Kadar Hb :

73
Lampiran 4

Tabulasi Data

N Usi Usia Nomor Kesimpu % Pola Kate H Coding Kateg


o a Mena Item lan Menstru gori b Kejadia ori
rche asi n
1 2 3 4 Anemia

1. 16 12 1 1 0 0 2 50 Tidak 2 11 Anemia 1
Normal .9

2. 18 14 1 1 0 0 2 50 Tidak 2 10 Anemia 1
Normal .4

3. 16 14 0 0 0 1 1 25 Tidak 2 12 Tidak 2
Normal Anemia

4. 16 11 0 1 0 1 2 50 Tidak 2 11 Anemia 1
Normal .1

5. 17 13 0 1 0 1 2 50 Tidak 2 12 Tidak 2
Normal .1 Anemia

6. 16 13 0 0 0 0 0 0 Tidak 2 10 Anemia 1
Normal .2

7. 16 13 1 1 1 0 3 75 Tidak 2 12 Tidak 2
Normal .4 Anemia

8. 16 13 0 1 0 0 1 25 Tidak 2 11 Anemia 1
Normal .5

9. 16 12 1 1 0 0 2 50 Tidak 2 11 Anemia 1
Normal .8

10 16 12 0 0 0 0 0 0 Tidak 2 10 Anemia 1
. Normal .5

74
11 16 13 0 1 0 1 2 50 Tidak 2 9. Anemia 1
. Normal 9

12 16 14 0 1 1 0 2 50 Tidak 2 11 Anemia 1
. Normal .6

13 16 14 0 1 0 0 1 50 Tidak 2 10 Anemia 1
. Normal .4

14 17 13 0 1 0 0 1 25 Tidak 2 9. Anemia 1
. Normal 8

15 16 13 1 0 0 0 1 25 Tidak 2 9. Anemia 1
. Normal 5

16 16 13 1 0 0 0 1 25 Tidak 2 8. Anemia 1
. Normal 4

17 16 14 0 0 0 0 0 0 Tidak 2 9. Anemia 1
. Normal 5

18 16 13 1 1 1 0 3 75 Tidak 2 12 Tidak 2
. Normal .3 Anemia

19 16 13 1 0 0 0 1 25 Tidak 2 9. Anemia 1
. Normal 5

20 16 12 1 1 0 0 2 50 Tidak 2 11 Anemia 1
. Normal .1

21 17 12 1 1 1 0 3 75 Tidak 2 12 Tidak 2
. Normal .2 Anemia

22 16 13 1 1 1 0 3 75 Tidak 2 9. Anemia 1
. Normal 8

23 17 14 1 0 0 0 1 25 Tidak 2 11 Anemia 1
. Normal .8

24 17 12 1 0 0 0 1 25 Tidak 2 9. Anemia 1
. Normal 2

25 16 12 1 0 1 1 3 75 Tidak 2 12 Tidak 2
. Normal .1 Anemia

26 16 13 1 1 1 0 3 75 Tidak 2 13 Tidak 2
. Normal .1 Anemia

27 16 12 1 1 1 1 4 10 Normal 1 11 Anemia 1
. 0 .8

75
28 17 12 0 1 1 0 2 50 Tidak 2 10 Anemia 1
. Normal .6

29 16 13 0 0 0 0 0 0 Tidak 2 11 Anemia 1
. Normal

30 16 11 1 1 0 0 2 50 Tidak 2 9. Anemia 1
. Normal 3

31 16 13 1 1 1 0 3 75 Tidak 2 12 Tidak 2
. Normal .2 Anemia

32 16 13 1 1 1 0 3 75 Tidak 2 13 Tidak 2
. Normal .1 Anemia

33 15 12 1 1 1 1 4 10 Normal 1 12 Tidak 2
. 0 .2 Anemia

34 16 13 1 1 0 0 2 50 Tidak 2 11 Anemia 1
. Normal .6

35 16 12 1 1 1 0 3 75 Tidak 2 12 Tidak 2
. Normal .4 Anemia

36 17 13 0 1 0 0 1 25 Tidak 2 9. Anemia 1
. Normal 2

37 16 12 1 1 1 0 3 75 Tidak 2 12 Tidak 2
. Normal .4 Anemia

38 16 13 0 0 1 0 1 25 Tidak 2 10 Anemia 1
. Normal .9

39 16 13 0 1 0 0 1 25 Tidak 2 10 Anemia 1
. Normal .2

40 16 12 1 1 0 0 2 50 Tidak 2 12 Tidak 2
. Normal .3 Anemia

41 16 13 1 1 1 1 4 10 Normal 1 12 Tidak 2
. 0 Anemia

42 16 13 0 1 0 0 1 25 Tidak 2 10 Anemia 1
. Normal .5

43 16 13 0 0 1 0 1 25 Tidak 2 8. Anemia 1
. Normal 9

44 16 12 1 1 0 0 2 50 Tidak 2 13 Tidak 2
. Normal .2 Anemia

76
45 15 13 1 1 0 0 2 50 Tidak 2 9. Anemia 1
. Normal 6

46 14 12 0 1 0 0 1 25 Tidak 2 10 Anemia 1
. Normal .6

47 16 12 0 0 0 0 0 0 Tidak 2 10 Anemia 1
. Normal .8

48 16 14 1 0 0 0 1 25 Tidak 2 9. Anemia 1
. Normal 4

49 16 12 1 0 1 0 2 50 Tidak 2 12 Tidak 2
. Normal .6 Anemia

50 16 13 1 1 1 1 4 10 Normal 1 12 Tidak 2
. 0 Anemia

51 16 12 1 0 1 0 2 50 Tidak 2 12 Tidak 2
. Normal .1 Anemia

52 16 12 0 1 0 0 1 25 Tidak 2 8. Anemia 1
. Normal 3

53 16 13 1 1 1 1 4 10 Normal 1 12 Tidak 2
. 0 .6 Anemia

54 16 12 0 0 0 0 0 0 Tidak 2 11 Anemia 1
. Normal .5

55 16 13 1 1 0 0 2 50 Tidak 2 12 Tidak 2
. Normal .5 Anemia

56 16 13 1 1 0 0 2 50 Tidak 2 12 Tidak 2
. Normal .6 Anemia

57 16 13 0 0 1 0 1 25 Tidak 2 8. Anemia 1
. Normal 3

77
Lampiran 5

Hasil Output SPSS

1. Analisis Univariat

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14 1 1.8 1.8 1.8
15 4 7.0 7.0 8.8
16 43 75.4 75.4 84.2
17 7 12.3 12.3 96.5
18 2 3.5 3.5 100.0
Total 57 100.0 100.0

78
Usia Menarche
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 11 2 3.5 3.5 3.5
12 20 35.1 35.1 38.6
13 28 49.1 49.1 87.7
14 7 12.3 12.3 100.0
Total 57 100.0 100.0

Siklus Menstruasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Normal 22 38.6 38.6 38.6
Normal 35 61.4 61.4 100.0
Total 57 100.0 100.0

Lama Menstruasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Normal 24 42.1 42.1 42.1
Normal 33 57.9 57.9 100.0
Total 57 100.0 100.0

Volume Darah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Normal 35 61.4 61.4 61.4
Normal 22 38.6 38.6 100.0
Total 57 100.0 100.0

79
Tanda dan Gejala
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Normal 37 64.9 64.9 64.9
Normal 20 35.1 35.1 100.0
Total 57 100.0 100.0

Pola Menstruasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 4 7.0 7.0 7.0
Tidak Normal 53 93.0 93.0 100.0
Total 57 100.0 100.0

Anemia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Anemia 36 63.2 63.2 63.2
Tidak Anemia 21 36.8 36.8 100.0
Total 57 100.0 100.0

2. Analisis Bivariat

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pola Menstruasi * Anemia 57 100.0% 0 .0% 57 100.0%

Pola Menstruasi * Kejadian Anemia Crosstabulation

Kejadian Anemia

Anemia Tidak Anemia Total

Pola Menstruasi Normal Count 0 4 4

80
Expected Count 2.5 1.5 4.0

% within Pola Menstruasi .0% 100.0% 100.0%

% within Kejadian Anemia .0% 19.0% 7.0%

% of Total .0% 7.0% 7.0%

Tidak Normal Count 36 17 53

Expected Count 33.5 19.5 53.0

% within Pola Menstruasi 67.9% 32.1% 100.0%

% within Kejadian Anemia 100.0% 81.0% 93.0%

% of Total 63.2% 29.8% 93.0%

Total Count 36 21 57

Expected Count 36.0 21.0 57.0

% within Pola Menstruasi 63.2% 36.8% 100.0%

% within Kejadian Anemia 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 7.375a 1 .007
Continuity Correction 4.744 1 .029
Likelihood Ratio 8.516 1 .004
Fisher's Exact Test .015 .015
Linear-by-Linear
7.245 1 .007
Association
N of Valid Cases 57
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.47.
b. Computed only for a 2x2 table

81
Lampiran 6
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

82
Lampiran 7

83
Lampiran 8

84
Lampiran 9

85
Lampiran 10

86
Lampiran 11

87
Lampiran 12

DOKUMENTASI

88
89
90

Anda mungkin juga menyukai