IRMAYANTI
21906127
IRMAYANTI
21906127
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Hasil penelitian ini dengan judul “Hubungan perilaku kebersihan diri dengan
kejadian keputihan pada siswi kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Maros” telah
disetujui untuk diajukan pada Ujian Tutup Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Tim Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Skripsi dengan judul Studi Tentang Hubungan perilaku kebersihan diri kejadian
keputihan pada siswi kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Maros telah dipertahankan
di hadapan tim penguji skripsi program studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nama : Irmayanti
Nim : 21906127
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
atau pikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia
Yang menyatakan
Irmayanti
v
ABSTRAK
Hubungan Perilaku Kebersihan Diri dengan Kejadian Keputihan pada Siswi
Kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Maros
IRMAYANTI
(Dibimbing oleh ANDI ARNOLI dan KAMARIANA)
Perilaku kebersihan genetalia adalah suatu pemahaman, sikap dan praktik yang
dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan derajat kesehatan, memelihara kebersihan
diri, meningkatkan rasa percaya diri, dan mencegah timbulnya penyakit. Keputihan
merupakan pengeluaran dari kemaluan yang bukan darah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan perilaku kebersihan diri dengan kejadian keputihan pada siswi
kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Maros.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif analitik dengan rancangan
penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah siswi kelas XI dan kelas XII
SMA Negeri 2 Maros tahun ajaran 2021 yang berjumlah 151 siswi. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode proportional stratified random sampling sebanyak 60
responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 60 responden terdapat 10 (16.7%)
responden yang memiliki perilaku positif dan tidak mengalami keputihan. 17 (28.3%)
responden yang memiliki perilaku positif dan mengalami keputihan. 1 (1.7%) responden
yang berperilaku negatif dan tidak mengalami keputihan. Dan terdapat 32 (53.3%)
responden yang berperilaku negatif dan mengalami keputihan. Hasil nilai Chi-square p
value (0,001<0,005).
Disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara perilaku kebersihan diri dengan
kejadian keputihan di SMA Negeri 2 Maros. Diharapkan siswi dapat meningkatkan
pengetahuan dan perilaku yang benar dalam menjaga kebersihan organ genitalia terhadap
kejadian keputihan, misalnya cara membersihkan vagina dan penggunaan air bersih saat
membasuh vagina, dan untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel
lain seperti aktivitas fisik dan ketegangan psikis (stres).
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
keputihan pada siswi kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Maros”, sebagai salah satu
terhingga untuk Ayahanda tercinta Muh. Yatim, Ibunda tersayang Rahmi atas
cinta kasih dan perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
S.Kep, Ns., M.Kep selaku pembimbing I dan Ibu Kamariana, SKM, M. Kes
terima kasih kepada Ibu A. Sani Silwanah, SKM, M.Kes dan Ibu Rahma Yulis
Demikian pula ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis
haturkan kepada :
1. Ibu Hj. Andi Tenriawaru Asaad Lantara selaku Dewan Pendiri YAPMA
2. Ibu Andi Indri Damayanti Asaad Lantara, SH., M.Adm. SDA selaku Ketua
3. Ibu Esse Puji Pawenrusi, SKM., M.Kes selaku Ketua STIK Makassar
Maros
vii
5. Bapak Muhammad Sahlan Zamaa, S.Kep., Ns, M.Kep. , Sp. Kep, M.B selaku
7. Bapak Abd. Razak, Amd. Kom. dan Ibu Hardianti Naim, S.Kep., Ns. selaku
penelitian.
dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritikan yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................v
ix
D. Pengumpulan Data ........................................................................29
E. Pengolahan Data ...........................................................................30
F. Analisis Data .................................................................................31
G. Penyajian Data ..............................................................................32
H. Etika Penelitian .............................................................................32
A. Hasil ..............................................................................................33
B. Pembahasan ...................................................................................37
A. Kesimpulan ...................................................................................46
B. Saran .............................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
2. Jumlah sampel...................................................................................39
tahun 2021.........................................................................................45
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
xii
ARTI NOTASI/SIMBOL DAN SINGKATAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kualitas kehidupan seseorang dari segala aspek, salah satu bagian kesehatan
reproduksi merupakan hal yang sangat penting karena reproduksi suatu proses
(Irmayanti, 2018).
rasa tidak percaya diri karena disertai dengan bau yang tidak sedap, rasa basah
pada pakaian dalam dan kadang sampai ada rasa gatal yang sangat
1
mengganggu. Keputihan tidak bisa dianggap remeh karena akibatnya bisa fatal
kemandulan dan merupakan salah satu gejala yang ditimbulkan oleh kanker
celana dalam yang tidak menyerap keringat, tidak sering mengganti celana
dalam, menggunakan pembalut yang terlalu lama lebih dari 6 jam dapat
Secara global data World Health Organization (WHO) pada tahun 2017
yang dikutip oleh (Silaban. dkk., 2020) sekitar 85% perempuan di dunia pasti
mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan sebanyak 45%
akan mengalami dua kali atau lebih, sedangkan wanita Eropa yang mengalami
keputihan sebesar 25%. Dari data WHO pada tahun 2018 penduduk dunia saat
ini didefinisikan oleh penduduk usia dibawah 25 tahun (42%) dan sekitar 1,2
miliar adalah remaja putri berusia 10-19 tahun (Ramadhanti dkk., 2019).
negara Indonesia adalah daerah yang beriklim tropis, sehingga jamur mudah
2
berkembang yang mengakibatkan banyaknya kasus keputihan. Gejala
keputihan juga dialami oleh wanita yang belum kawin atau remaja putri yang
berumur 15-24 tahun yaitu sekitar 31,8%. Hal ini, menunjukkan remaja lebih
wanita Indonesia yang mengalami keputihan sekitar 75%. Angka ini berbeda
3
kebersihan diri (kebersihan genetalia) Hal ini menjadi pencetus semakin
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah yang dapat
Kejadian Keputihan pada Siswi Kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Maros”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pada siswi
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber pustaka dan wacana bagi
3. Manfaat Praktis
memperluas wawasan.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan dapat menjadi sumber
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Keputihan atau yang disebut juga dengan istilah white discharge atau
vaginal discharge atau leukore atau flour albus. Leukorea berasal dari kata
Leuco yang berarti benda putih yang disertai dengan akhiran –rrhea yang
dari kemaluan yang bukan darah. Keputihan merupakan salah satu tanda dari
proses ovulasi yang terjadi di dalam tubuh. Selain itu, keputihan juga
Keputihan atau flour albus adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan
penyakit karena ada juga keputihan yang normal. Oleh karena itu, keputihan
2. Klasifikasi Keputihan
kekuningan dan tidak berbau. Selain itu, keputihan jenis ini juga tidak disertai
6
rasa gatal dan perubahan warna. Keputihan ini merupakan sesuatu yang wajar,
sebagai penyakit. Keputihan jenis ini ditandai dengan keluarnya lendir dalam
jumlah banyak. Selain itu, lendir tersebut berwarna putih atau kekuningan dan
bengkak.
3. Etiologi
rangsangan seksual, saat wanita hamil, stress baik fisik maupun psikologis.
(Bahari, 2019)
Biasanya, hal ini dilakukan setelah buang air kecil ataupun buang air besar.
b. Mengenakan pakaian berbahan sintetis yang ketat, sehingga ruang yang ada
7
d. Jarang mengganti panty liner
e. Sering kali bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain, sehingga
h. Aktivitas fisik yang sangat melelahkan, sehingga daya tahan tubuh melemah.
j. Pola hidup yang kurang sehat, seperti kurang olahraga, pola makan yang tidak
n. Sering kali mandi dan berendam di air panas atau hangat. Kondisi yang hangat
justru memberikan peluang yang lebih besar bagi jamur penyebab keputihan
p. Kadar gula darah yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan jamur penyebab
8
r. Kondisi hormon yang tidak seimbang. Misalnya, terjadinya peningkatan
hormon estrogen pada masa pertengahan siklus menstruasi, saat hamil, atau
t. Infeksi akibat kondom yang tertinggal di dalam organ kewanitaan secara tidak
sengaja.
Rahim).
4. Patofisiologi
flora vagina yang disebabkan oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan
patologis yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina. Progresifitas
inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja membantu fungsi
Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina
bisa dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan
perempuan pun mempunyai sekret vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi
normal, cairan yang keluar dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel
9
vagina yang terlepas dan mucus serviks, yang akan bervariasi karena umur,
peroksida yang toksik terhadap bakteri patogen. Karena aksi dari estrogen
asam laktat yang menghasilkan pH vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan
2015).
5. Gejala keputihan
beraneka ragam. Cairan yang keluar bisa saja sangat banyak, sehingga harus
b. Warna cairan yang keluar juga bisa berbeda-beda, seperti berwarna keputih-
kental, hingga menggumpal seperti “kepala” susu. Cairan itu dapat pula
berbau busuk, meskipun ada juga cairan keputihan yang tidak berbau.
lipatan di sekitar paha, rasa panas di “bibir” vagina, serta rasa nyeri ketika
10
buang air kecil dan berhubungan seksual. Rasa gatal tersebut bisa jadi terus
menerus atau hanya sesekali, misalnya pada malam hari. Hal ini diperparah
oleh kondisi lembab, karena banyaknya cairan yang keluar di sekitar paha,
sembuh), dapat menimbulkan rasa malu, sedih, rendah diri. Bahkan, kondisi
mulai menarik diri dari pergaulan, sehingga tidak bisa menjalani aktivitas
bergairah untuk menggauli istrinya karena adanya bau tidak sedap dari cairan
keputihan atau rasa sakit yang dirasakan istrinya, ketika berhubungan seksual.
6. Dampak keputihan
11
7. Pengobatan Keputihan
1. Definisi
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut
12
kebersihan diri, meningkatkan rasa percaya diri, dan mencegah timbulnya
diri pada organ eksterna atau dikenal dengan nama vulva hygiene yang terdiri
dari mons veneris, terletak di depan simpisis pubis, labia mayora merupakan
dua lipatan besar yang membentuk vulva, labia minora dua lipatan kecil di
antara atas labia mayora, klitoris sebuah jaringan erektil yang serupa dengan
penis laki-laki, kemudian juga bagian yang terkait di sekitarnya seperti uretra,
keputihan yaitu:
a. Kelelahan Fisik
asam laktat yang digunakan untuk menjaga keasaman vagina. Jika asam laktat
b. Ketegangan psikis
13
Ketegangan psikis merupakan kondisi yang dialami seseorang akibat dari
c. Kebersihan diri
banyak dipicu oleh cara wanita dalam menjaga kebersihan dirinya, terutama
alat kelamin. Kegiatan kebersihan diri yang dapat memicu keputihan adalah
vagina dan pewangi vagina, penggunaan pembalut kecil yang terus menerus di
Bersihkan alat kelamin setiap kali mandi. Akan tetapi, perlu diingat bahwa
terlalu sering membilas vagina justru bisa merangsang keluarnya lebih banyak
lendir serviks.
14
2) Mencuci tangan sebelum mencuci alat kelamin
Produk cuci vagian dapat membunuh flora normal dalam vagina. Ekosistem
dalam vagina terganggu karena produk pencuci vagina bersifat basa sehingga
yang digunakan harus sesuai dengan pH normal vagina., yaitu 3,8 – 4.2 dan
Cara membilas vagina yang benar adalah dari depan ke belakang, khususnya
setelah buang air besar. Jika sebaliknya, kemungkinan besar bakteri dan jamur
yang ada di sekitar anus akan masuk ke dalam vagina. Akibatnya, vagina
mengalami infeksi.
Meskipun tujuannya adalah membuat vagina tetap harum dan kering, cara ini
15
gumpalan-gumpalan tersebut menjadi tempat yang nyaman bagi tumbuhnya
Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga vagina agar tetap kering. Sebab,
kondisi vagina yang lembab dan basah bisa menjadi tempat bersarang bagi
8) Pilihlah celana dalam yang tidak terlalu ketat dan mudah menyerap keringat
Celana dalam yang terlalu ketat dapat membuat vagina dan area di sekitarnya
menjadi mudah lembab. Kondisi ini tentu saja memudahkan tumbuhnya jamur
dan bakteri yang bisa menyebabkan keputihan. Oleh karena itu, gunakan
celana dalam yang agak longgar, dan terbuat dari bahan kartun, bukan nilon,
Cara ini akan membuat vagina selalu dalam keadaan bersih dan kering.
4. Domain Perilaku
a. Pengetahuan (Knowledge)
16
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini dihasilkan setelah orang
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau rana kognitif merupakan domain
dkk., 2018).
sekedar tahu. Pada level ini pengetahuan dipahami dan diinterpretasi secara
b. Sikap (attitude)
17
Sikap digunakan sebagai predictor dari perilaku yang merupakan respon
pada stimulus yang diterima dan meneruskan stimulus tersebut pada orang
yang lainnya.
yaitu :
mengikuti panduan yang ada sesuai urutan yang benar dalam panduan
tersebut.
18
3) Adopsi (adoption), dilakukan oleh individu yang sudah melakukan dengan
baik sehingga perilaku tersebut dapat dilakukan modifikasi sesuai kondisi atau
Adapun unsur pokok perilaku kesehatan menurut (Wawan & Dewi, 2019)
yaitu:
atau rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya, maupun aktif
Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan
pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-
19
d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior)
manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri.
6. Pembentukan Perilaku
dalam diri individu, yaitu susunan saraf pusat. Susunan saraf pusat berperan
dalam meneruskan stimulus yang diterima dari satu saraf ke saraf lainnya
dkk., 2018).
20
c. Faktor-faktor penguat
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikao dan perilaku orang tua, tokoh
masyarakat (toma), tokoh agama (toga), tokoh sikap dan perilaku para patugas
Tabel 1
Sintesa hasil penelitian sebelumnya
21
Mei-Agustus sampling .
2020 pengetahuan kurang
baik sebanyak 45
orang (60%),
responden yang
memiliki
pengetahuan cukup
sebanyak 23 orang
(30,7%) dan
responden yang
memiliki
pengetahuan baik
sebanyak 7 orang
(9,3%). Responden
yang mempunyai
perilaku buruk
sebanyak 61 orang
(81,3%), responden
yang mempunyai
perilaku baik
sebanyak 14 orang
(18,7%).
22
hubungan yang
signifikan antara
penggunaan
pembersih vagina
dengan kejadian
keputihan patologis
P = 0,002
4. Terdapat
hubungan yang
signifikan antara
penggunaan celana
dalam ketat dengan
kejadian keputihan
patologis P = 0,007
5. terdapat
hubungan yang
signifikan antara
penggunaan toilet
umum dengan
kejadian keputihan
patologis P = 0,021
6. Tidak terdapat
hubungan yang
signifikan antara
kegemukan dengan
kejadian keputihan
patologis P = 0,587
23
Nursing News. 2. ada hubungan
Volume 3, No. 1, antara sikap
2018) terhadap personal
hygiene dengan
kejadian keputihan
pada remaja putri
kelas IX SMAN 1
Anggaberi dengan
nilai ρ < α (0.020 <
0.05), yang berarti
Ha diterima dan Ho
ditolak.
24
25
BAB III
KERANGKA KONSEP
umum dialami oleh wanita. Artinya ada keputihan yang normal (fisiologi) dan
disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, atau parasit di dalam vagina. Adapun
faktor pencetusnya bisa dikarenakan kebersihan diri dalam hal ini kebersihan
Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat apakah ada atau tidak
Negeri 2 Maros.
Kejadian
Perilaku Kebersihan Diri Keputihan
Keterangan :
: Variabel independen
: Variabel dependen
: Garis penghubung
26
C. Definisi operasional dan kriteria objektif
a. Definisi operasional
Perilaku kebersihan diri adalah suatu pemahaman, sikap dan praktik yang
penyakit.
b. Kriteria objektif
Jumlah Jawaban :2
Kriteria objektif terbagi dua kategori (perilaku positif dan perilaku negatif).
R
Interval (I) =
K
100
= = 50%
2
27
Kriteria Objektif:
2. Keputihan
a. Definisi operasional
Keputihan adalah gejala keluarnya cairan dari vagina selain darah haid. Dapat
b. Kriteria objektif
28
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
siswi kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Maros. Rancangan penelitian yang
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas X dan kelas XI SMA
Negeri 2 Maros tahun ajaran 2021 yang berjumlah 151 siswi. Dengan rincian
jumlah siswi sebagai berikut : kelas XI sebanyak 71 siswi dan untuk kelas XII
berjumlah 80 siswi.
2. Sampel
sebagai berikut :
N
n=
1+ N e
29
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
151
n=
1+ 151(0 , 1)
n = 60,15 (60)
Tabel 2
Jumlah sampel
1. Kelas XI 71 71/151 x 60 = 28
Total 151 60
D. Pengumpulan data
1. Sumber data
a. Data primer
30
b. Data sekunder
terlebih dahulu melakukan perkenalan diri melalui zoom meeting agar peneliti terjalin
hubungan saling percaya terhadap responden nantinya. Oleh karena itu tempat
zoom meeting peneliti akan menyampaikan maksud dan tujuan untuk melakukan
(https://docs.google.com/forms/d/e/
1FAIpQLSeCfMJsnU7QPV1dRz_AWEgCEn0e99LeRN-5HErPLcnrbIJwgg/
viewform?usp=sf_link).
3. Instrumen penelitian
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan satu alat ukur
dijawab oleh responden sesuai jawaban yang dikemukakan oleh siswi kelas XI
31
E. Pengolahan data
1. Penyuntingan (Editing)
2. Pengkodean (Coding)
Entry Data pada penelitian ini adalah kegiatan memasukkan data yang telah
membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel
kontingensi.
4. Pembersihan (Cleaning)
F. Analisis data
Analisa data dibagi menjadi 2 metode analisa univariat dan analisa bivariate
sebagai berikut :
32
1. Analisis univariat
yang diteliti baik variabel yang diteliti dependen maupun variabel independen
2. Analisis bivariat
G. Penyajian data
Penyajian data dalam bentuk narasi, tabel (tabel frekuensi, dan tabel analisis).
H. Etika penelitian
33
Merupakan usaha menjaga kerahasiaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
data responden. Pada aspek ini peneliti tidak mencantumkan nama responden
kerahasiaannya oleh peneliti. Pada aspek ini, data yang sudah terkumpul dari
khusus yang benar-benar milik pribadi sehingga hanya peneliti dan responden
yang mengetahuinya.
34
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
penelitian. Setelah data diperoleh peneliti menyajikan hasil analisis data pada
disertai dengan tabel dan narasi. Hasil penelitian dapat dilihat dari uraian di
bawah ini :
1. Analisi Univariat
a. Karakteristik Responden
menstruasi.
35
Tabel 3
Distribusi responden berdasarkan umur, kelas, dan umur pertama kali
menstruasi di kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Maros tahun 2021
Karakteristik Responden n %
Umur (tahun)
15 1 1.7
16 29 48.3
17 29 48.3
18 1 1.7
Kelas
XI MIPA 1 7 11.7
XI MIPA 2 14 23.3
XI MIPA 3 7 11.7
XII MIPA 1 10 16.7
XII MIPA 2 12 20.0
XII MIPA 3 10 16.7
Umur pertama kali haid
(tahun)
11 4 6.7
12 7 11.7
13 25 41.7
14 22 36.7
15 2 3.3
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer
MIPA 2 sebanyak 12 responden (20.0%), kelas XII MIPA 1 DAN XII MIPA
36
dan XI MIPA 3 sebanyak 7 responden (11.7%). Berdasarkan umur pertama
kali haid, umur 13 tahun paling banyak yaitu 25 responden (41.7%), umur 14
b. Karakteristik Keputihan
Tabel 4
Distribusi responden berdasarkan kejadian Keputihan di kelas XI dan
XII SMA Negeri 2 Maros tahun 2021
Kejadian
n %
keputihan
Tidak 11 18.3
Keputihan 49 81.7
Keputihan
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer
Tabel 5
Distribusi responden berdasarkan perilaku kebersihan diri di kelas XI
dan XII SMA Negeri 2 Maros tahun 2021
Perilaku n %
Positif 27 45.0
Negatif 33 55.0
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer
37
Tabel 5 menunjukkan bahwa berdasarkan perilaku kebersihan diri terbanyak
Tabel 6
Distribusi responden berdasarkan keputihan fisiologi dan keputihan
patologis di kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Maros tahun 2021
Keputihan n %
Fisiologis 15 30.6
Patologis 34 69.4
Jumlah 49 100
Sumber : Data Primer
2. Analisis Bivariat
Tabel 7
Distribusi responden berdasarkan Hubungan Perilaku Kebersihan Diri
dengan kejadian Keputihan di kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Maros
tahun 2021
Kejadian Keputihan Jumlah
Perilaku
Tidak ya n % P Value
Kebersihan
n % n %
Positif 10 16.7 17 28.3 27 45.0
0.001
Negatif 1 1.7 32 53.3 33 55.0
Sumber : Data Primer
38
17 (28.3%) responden. Responden yang berperilaku negatif dan tidak
B. Pembahasan
program SPSS dan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui
hubungan kebersihan diri dengan kejadian keputihan pada siswi kelas XI dan
1. Kejadian Keputihan
Keputihan merupakan salah satu tanda dari proses ovulasi yang terjadi di
dalam tubuh. Selain itu, keputihan juga merupakan salah satu dari suatu
reproduksi wanita khususnya pada bagian saluran indung telur yang dapat
39
mengalami keputihan yaitu sebanyak 11 responden (18.3%). Pada penelitian
Penelitian ini sejalan dengan Silaban. dkk., tahun 2020 dari 50 remaja
akan hal tersebut akan sangat merugikan bagi remaja putri dan akan sangat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Novita. dkk., tahun 2020 sesuai
yaitu karena faktor lingkungan, berdasarkan data dari hasil pra survey kamar
mandi di sekolah tersebut kurang bersih dan data dari hasil wawancara lewat
40
di sekolah, adapun informasi mengenai keputihan hanya didapatkan dari
media sosial. Hal ini selaras dengan penelitian Pradnyandari. dkk., tahun
hygiene umumnya juga dapat diberikan oleh orang tua, saudara, maupun
tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula rasa ingin tahu yang
dimiliki dan lebih mudah dalam penerimaan informasi baru serta dapat
hygiene sehingga remaja masih sulit untuk menjalankan peran baru berkaitan
(Irmayanti, 2018).
41
2. Gambaran Perilaku Kebersihan Diri
responden.
hygiene yang kurang baik dilihat dari 42 (70.0%) responden menggunakan air
tergenang di ember pada saat membasuh alat genital. Disamping itu terdapat
genital.
ditemukan pada 2 sampel air yang tergenang. Candida ini adalah jenis
42
menyebabkan timbulnya kejadian keputihan, terutama keputihan yang
dapat mematikan bakteri alamiah dalam vagina dengan cara yang mirip
dengan antibiotik. Hal ini juga sebanding dengan hasil penelitian (Abrori.
mudah terjadi terinfeksi oleh kuman, bakteri, jamur, dan virus penyebab
keputihan patologis.
pH sabun mandi tidak cocok dengan alat genetalia. Dalam vagina wanita
terdapat berbagai bakteri yang bersarang, 95% yang ada didalamnya adalah
yang berada dalam kondisi seimbang, bakteri patogen yang ada didalamnya
tidak akan bisa mengganggu. Menjaga derajat keasaman (pH) agar selalu tetap
pada level normal merupakan peran penting dari bakteri dalam floral vaginal.
Dengan tingkat keasaman yang ada tersebut bakteri lactobacillus akan tumbuh
subur dan bakteri patogen yang ada didalamnya akan mati. Namun, pada
keadaan tertentu kadar pH bisa berubah menjadi lebih tinggi ataupun lebih
43
rendah dari kadar pH normal. Jika pH yang terdapat pada vagina naik menjadi
lebih tinggi dari 4,2 (kurang asailmiawatim) maka jamur akan tumbuh dan
dua kategori yaitu : perilaku yang terwujud sengaja atau sadar membawa
manfaat kesehatan baik bagi diri individu yang melakukan perilaku tersebut
maupun masyarakat. Dan sebaliknya ada perilaku yang disengaja atau tidak
banyak dipicu oleh cara wanita dalam menjaga kebersihan dirinya, terutama
alat kelamin.
44
yang signifikan antara perilaku kebersihan diri dengan kejadian keputihan di
Penelitian yang dilakukan oleh (Indriyani, R., Indriyawati, Y., & Pratiwi,
I.G., 2012) dari 63 responden didapatkan hasil bahwa sebagian besar siswa
baik.
Ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Novita. dkk., tahun
0,027 (p value < 0,05) yang berarti Ho ditolak Ha diterima artinya ada
penelitian yang dilakukan oleh Astuti. dkk., tahun 2018 bahwa dari 50 orang
45
sebanyak 20 orang (60,61%) dan kejadian keputihan sebagian besar responden
orang (63,64). Nilai Sig = 0,001 (α ≤ 0,05), artinya ada hubungan vaginal
Pratiwi, I.G., 2012) dari siswi yang diteliti yang memiliki personal hygiene
yang baik mengalami keputihan yang masih dalam batas normal. Keputihan
yang mereka alami biasanya terjadi sebelum haid. Jadi meskipun mereka
jelek, karena keputihan pasti terjadi pada setiap wanita, tetapi tingkat
mencuci alat genital bila tidak ada cairan antiseptik khusus vagina sebanyak
responden.
disebabkan oleh faktor lain seperti kelelahan fisik dan ketegangan psikis
46
(stress). Menurut (Marhaeni, 2016) adapun perilaku yang dapat menyebabkan
metabolisme. Sisa dari metabolisme ini adalah asam laktat yang digunakan
untuk menjaga keasaman vagina. Jika asam laktat yang dihasilkan sedikit,
47
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
responden (18.3%)
pada siswi
B. Saran
vagina dan perilaku positif lainnya. Sementara itu bagi institusi pendidikan
penelitian ini dapat menjadi bahan materi kegiatan belajar mengajar tentang
48
dan diharapkan untuk melakukan penyuluhan terlebih dahulu kepada
responden yang akan diteliti. Dan meneliti mengenai faktor lain yang
49
DAFTAR PUSTAKA
Abrori, Hernawan, A. D., & Ermulyadi. (2017). Faktor yang berhubungan dengan
kejadian keputihan patologis siswi SMAN 1 Simpang hilir Kabupaten
Kayong utara. Unnes Journal of Public Health, 6(1), 1–11.
Astuti, H., Wiyono, J., & Candrawati, E. (2018). Hubungan Perilaku Vaginal
Hygiene Dengan Kejadian Keputihan Pada Mahasiswa Di Asrama Putri
PSIK Unitri MALANG. Nursing News, 3(1), 595–602.
Bahari, H. (2019). Cara Mudah Atasi Keputihan. Jogjakarta: BUKU BIRU.
Berliana, P. R. (2018). Hubungan Perilaku Vulva Hygiene Dengan Kejadian
Keputihan Di SMP 2 Mejobo Kudus. PROSIDING HEFA 2 Nd 2018, 135–
144. www.stikescendekiautamakudus.ac.id
Cahyaningtyas, R. (2019). Hubungan antara perilaku vaginal hygiene dan
keberadaan candida. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11(3), 215–224.
https://doi.org/10.20473/jkl.v11i3.2019.215-224
Hidayat, A. A., & Uliyah, M. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya:
Health Books
Ilmiawati, H., & Kuntoro. (2016). Pengetahuan Personal Hygiene Remaja Putri
pada Kasus Keputihan. Jurnal Biometrika Dan Kependudukan, 5(1), 43–51.
Indriani, R., Indriyawati, Y., & Pratiwi, I. G. D. (2012). Hubungan personal
hygiene dengan kejadian keputihan pada siswi ma al- hikmah aeng deke
bluto. Wiraraja Medika.
Irmayanti. (2018). Hubungan pengetahuan dan sikap mengenai personal hygiene
dengan kejadian keputihan pada remaja putri kelas XI SMAN 1 Anggaberi
tahun 2018. Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 12(3), 301–305.
Irwan. (2017). Etika Dan Perilaku Kesehatan. CV. Absolute Media. www.
penerbitabsolutemedia.com
Mareta, permatasari wulan, Budi, M., & istiana siti. (2012). Hubungan
pengetahuan remaja putri tentang personal Hygiene tindakan pencegahan
keputihan di SMA Negri 9 Semarang tahun 2012. Jurnal.Unimus.Ac.Id, 72–
76.
Marhaeni, G. A. (2016). Keputihan pada wanita. Skala Husada, 13(1), 30–38.
Novita, Ita, H., & Nurmaliani, I. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku
Menjaga Kebersihan Genetalia Eksterna Remaja Putri Dengan Kejadian
Keputihan. 114–123.
Nurmala, I., Rahman, F., Nugroho, A., Erlyani, N., Laily, N., & Anhar, V. Y.
(2018). BukuPromosi Kesehatan. Airlangga University Press.
Pradnyandari, I. A. C., Surya, I. G. N. H. W., & Aryana, M. B. D. (2019).
Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang vaginal hygiene terhadap
kejadian keputihan patologis pada siswi kelas 1 di SMA Negeri 1 Denpasar
periode Juli 2018. Intisari Sains Medis, 10(1), 88–94.
https://doi.org/10.1556/ism.v10i1.357
Ramadhanti, M., Noor, H. M., & Marsuki. (2019). Knowledge and Attitudes of
Teenage Girl With Pathological Vaginal Discharge Prevention In State High
School Takalar District. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar,
XIV(2), 122–126. https://doi.org/hhtps://doi.org/10.3282/medkes.v14i2.1046
Safitri, D. E. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene Dengan
Kejadian Keputihan Pada Siswi Di Sma Muhammadiyah Kasihan
Yogyakarta. Naskah Publikasi.
Silaban, V. F., Silalahi, K. L., Feedia, E., & Saragih, M. (2020). Pemanfaatan
Personal Hygiene Untuk Menurunkan Tingkat Kejadian Keputihan. Ilmu
Keperawatan, 8(1), 1–7.
Supriyatiningsih. (2015). Penggunaan Vaginal Dauching terhadap kejadian
candidiasis pada kasus leukorea. LP3M Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Wawan, A., & Dewi, M. (2019). Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lampiran I
Perihal : Permohonan Penelitian
Kepada yang terhormat,
Bapak/Ibu Kepala SMA Negeri 2
Camba Maros
Di, -
Tempat
Dengan hormat,
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Irmayanti
Nim : 21906127
Akan mengadakan penelitian dengan judul Hubungan perilaku kebersihan
diri dengan kejadian keputihan pada siswi kelas XI dan XII SMA Negeri 2
Maros.
Dilakukannya penelitian tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi
pelajar SMA Negeri 2 Maros sebagai responden, kerahasiaan semua informasi
yang diberikan merupakan tanggung jawab kami untuk menjaganya. Jika
Bapak/Ibu mengizinkan ataupun menolak, maka tidak ada ancaman bagi
Bapak/Ibu ataupun pelajar SMA Negeri 2 Maros. Jika selama responden merasa
dirugikan maka diperbolehkan responden untuk mengundurkan diri dan tidak
berpartisipasi pada penelitian kami.
Demikin surat permintaan ini kami buat, jika Bapak/Ibu selaku Kepala SMA
Negeri 2 Maros telah menyetujui permintaan kami, maka kami sebagai peneliti
sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menandatangani lembar
persetujuan.
Atas perhatiannya dan persetujuan dari Bapak/Ibu kami mengucapkan
terimakasih.
Peneliti
(IRMAYANTI)
Lampiran II
(Informed Consent)
Nama :
Umur :
Alamat :
yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa saya telah menjadi bagian dalam
Diri dengan Kejadian Keputihan pada Siswi Kelas XI dan XII SMA Negeri 2
Maros”.
Demikianlah surat persetujuan ini saya tandatangani tanpa adanya paksaan dari
pihak manapun. Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak merugikan saya
sebagai responden, oleh sebab itu saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.
Lampiran III
KUESIONER PENELITIAN
Pada kesempatan ini, saya akan mengajukan pertanyaan kepada anda mengenai
Jawaban yang anda berikan tidak akan berdampak negatif pada anda. Sebelum
A. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Kelas :
6. Usia :
7. Agama :
B. Perilaku
a. Ya
b. Tidak
2. Sebelum menyentuh daerah kewanitaan. Apakah anda membiasakan diri untuk
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda selalu membasuh alat kelamin dari arah depan (vagina) ke
belakang (anus) ?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda menggunakan air yang tergenang di ember saat membasuh alat
genital ?
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
6. Bila tidak ada cairan antiseptik khusus, apakah anda memakai sabun mandi
a. Ya
b. Tidak
7. Setelah BAB dan BAK apakah anda selalu mengeringkan daerah kewanitaan ?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anda menggunakan celana dalam yang ketat ?
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah bahan celana dalam yang anda gunakan setiap hari terbuat dari nylon
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah anda 1 kali dalam sebulan mencukur rambut kemaluan anda ?
a. Ya
b. Tidak
C. Kejadian Keputihan
Pilih jawaban ya jika anda mengalaminya dan pilih jawaban tidak jika anda
a. Ya
b. Tidak
Master Tabel
Statistics
UMUR
KATEGORI KATEGORI SUDAH PERTAMA
UMUR KELAS MENSTRUASI? MENSTRUASI
N Valid 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
KATEGORI UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KATEGORI KELAS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
SUDAH MENSTRUASI?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Perilakukebersihandiri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Keputihan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Perilaku Kebersihan *
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Kejadian Keputihan
Count
Kejadian Keputihan
0 1 Total
Perilaku Kebersihan 0 32 1 33
1 17 10 27
Total 49 11 60
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
11.279 1 .001
Association
N of Valid Casesb 60
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.95.
32 53.3 7 11.7
Tidak
27 28.3 4 6.7
Menggunakan air yang tergenang di ember saat
membasuh alat genital
Ya
42 70.0 9 15.0
Tidak
7 11.7 2 3.3
Menggunakan cairan antiseptic khusus vagina untuk
membersihkan daerah kewanitaan
Ya
13 21.7 1 1.7
Tidak
36 60.0 10 16.7
Memakai sabun mandi untuk mencuci alat genital
bila tidak ada cairan antiseptic khusus
Ya
40 66.7 6 10.0
Tidak
9 15.0 5 8.3
Mengeringkan daerah kewanitaan setelah BAB dan
BAK
19 31.7 5 8.3
Ya
30 50.0 6 10.0
Tidak
Menggunakan celana dalam yang ketat
Ya 16 26.7 0 0
Tidak 33 55.0 11 18.3
Mengganti pembalut 4 jam sekali pada saat
menstruasi
Ya
13 21.7 5 8.3
Tidak
36 60.0 6 10.0
Mengganti celana dalam 1 kali sehari
Ya 38 63.3 10 16.7
Tidak 11 18.3 1 1.7
Menggunakan celana dalam dari bahan nilon (bahan
celana yang tidak menyerap)
Ya
28 46.7 4 6.7
Tidak
21 35.0 7 11.7
Mencukur rambut kemaluan 1 kali dalam sebulan
Ya 16 26.7 3 5.0
Tidak 33 55.0 8 13.3
Lampiran VI
Izin Penelitian
Lampiran VII
Lampiran VIII
Dokumentasi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Irmayanti
Stambuk : 21906127
Agama : Islam
Kabupaten Maros
Telpon/HP : 082189057284
Ibu : Rahmi
Pendidikan