LITERATURE REVIEW
Oleh:
Ayu Oktaviani
20161660066
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURABAYA
2021
SKRIPSI
LITERATURE REVIEW
Oleh:
Ayu Oktaviani
20161660066
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURABAYA
2021
SURAT PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIASI
NIM : 20161660066
Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah
dipublikasikan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di Perguruan Tinggi.
Ayu Oktaviani
NIM 20161660066
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
dipublikasikan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
Yang menyatakan
Ayu Oktaviani
NIM 20161660066
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui isi serta susunanya, sehingga dapat diajukan
dalam ujian sidang skripsi pada program studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
(Dr. Mundakir, S.Kep.,Ns.,M.Kep.) (Uswatun Hasanah. S. Kep.Ns., M Kep Sp. Kep J.)
Mengetahui,
Ketua Program Studi
v
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi pada tanggal
9 Agustus 2021 oleh mahasiswa atas nama Ayu Oktaviani NIM 20161660066
Muhammadiyah Surabaya.
Tim Penguji
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Hirabilallamin, segala puji bagi Allah SWT, atas segala nikmat,
berkah, rahmat, taufik serta hidayah-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
tingkat kepatuhan minum obat pada klien Skizofrenia”. Skripsi ini bertujuan untuk
tingkat kepatuhan minum obat pada klien skizofrenia. Laporan ini disusun dan
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga skripsi
ini bisa lebih sempurna. Semoga skripsi ini berkesan dihati pembaca serta dapat
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segalah rahmat dan
terselesaikan.
penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk
Pemikiran, dorongan serta do’a dari berbagai pihak sangat membantu dalam
proses penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, tidaklah berlebihan pada kesempatan
viii
Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
skripsi saya.
6. Ibu Reliani, S.Kep., Ns, M.Kes., Selaku ketua penguji yang telah
8. Kepada kedua orang tua saya yang sangat berjasa di hidup saya yang sangat
sabar selama ini yang sudah memberikan doa, support, fasilitas dan dengan
9. Kepada Farhan Abdul Karim yang telah memberikan support, tenaga, waktu
10. Kepada sahabat SMP saya rigita ayu saraswati dan chanty aji tri santi yang
11. Kepada sahabat kuliah saya umik, minok, ginaginuk, hippo, tayo, cikujang,
ix
kak ros, pungky, sofie, adinda yang sudah memberikan support, waktu,
13. Semua pihak yang sudah membantu dan memberikan masukan hingga
selesainya skripsi ini dan tidak bisa saya sebutkan satu persatu, semoga
x
ABSTRAK
“HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT
KEPATUHAN MINUM OBAT PADA KLIEN SKIZOFRENIA”
Literatur Review
Ayu Oktaviani
Latar belakang : Kepatuhan minum obat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya yaitu dukungan keluarga. Fenomena yang terjadi di masyarakat sering
kali keluarga tidak memberikan dukungan keluarga yang mengakibatkan rendahnya
tingkat kepatuhan minum obat pada klien skizofrenia. Tujuan: mengetahui
Pengaruh dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada klien skizofrenia.
Metode: Literature review artikel dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan
minum obat klien skizofrenia. Pencarian artikel melalui database: Pubmed, dan
Google Schoolar dari tahun 2016-2020. Didapatkan 10 artikel dari database,
Pubmed 1 artikel, dan Google Schoolar 9 artikel yang akan direview lebih lanjut.
Hasil: Ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia. Dukungan keluarga yang tinggi
dan sedang dapat meningkatkan kepatuhan minum obat pada klien skizofrenia.
Dukungan keluarga didapatkan dari keluarga inti pasien skizofrenia dan bentuk
dukungan yang diberikan berupa dukungan instrumental, emosional, penilaian dan
informasional. Ditemukan tingkat dukungan yang rendah mengakibatkan
rendahnya tingkat kepatuhan minum obat pasien skizofrenia. Kesimpulan:
Semakin tinggi dukungan keluarga yang diberikan kepada pasien skizofrenia
mengakibatkan semakin tinggi tingkat kepatuhan minum obat pasien skizofrenia
dan Semakin rendah dukungan keluarga yang diberikan kepada pasien skizofrenia
mengakibatkan semakin rendah pula tingkat kepatuhan minum obat pasien
skizofrenia. Dukungan keluarga berperan penting dalam proses kesembuhan klien
skizofrenia sehingga dapat mencapai tingkat kesembuhan yang optimal.
xi
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH THE LEVEL OF
COMPLIANCE WITH DRUGS IN SCHHIZOPHRENIC CLIENTS
Literatur Review
Ayu Oktaviani
xii
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN……………………………………...……....................iv
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...vii
ABSTRAK… ........................................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 8
2.1 Konsep Skizofrenia .......................................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Skizofrenia ............................................................................. 8
2.1.2 Penyebab Skizofrenia .............................................................................. 9
2.1.3 Dampak Skizofrenia .............................................................................. 10
2.1.4 Penanganan Skizofrenia ........................................................................ 12
2.2 Dukungan Keluarga ..................................................................................... 15
2.2.1 Pengertian Dukungan Keluarga ............................................................. 15
2.2.2 Bentuk Dukungan Keluarga ..................................................................15
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga .................................18
xiii
2.3 Kepatuhan Minum Obat ................................................................................. 19
2.3.1 Pengertian Kepatuhan ............................................................................ 19
2.3.2 Kriteria Kepatuhan ................................................................................. 20
2.3.3 Faktor-faktor Kepatuhan ........................................................................ 21
BAB 3 METODE PENELITIAN .......................................................................... 24
3.1 Rancangan ................................................................................................ 24
3.2 Strategi Pencarian .................................................................................... 24
3.3 Kriteria Inklusi ......................................................................................... 24
3.4 Ekstraksi Data .......................................................................................... 25
3.5 Sintesis Tematik ....................................................................................... 25
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................29
4.1 Hasil ......................................................................................................... 29
4.2 Pembahasan ............................................................................................. 38
BAB 5 PENUTUP .................................................................................................46
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 46
5.2 Saran ........................................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48
LAMPIRAN… ....................................................................................................50
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan
sekumpulan gejala dan / atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat
tilikan yang buruk (Riskesdas, 2018). Menurut perhitungan beban penyakit pada
tahun 2017 beberapa jenis gangguan jiwa yang dialami oleh penduduk di Indonesia,
(Stuart, 2013).
Menurut world health organization (WHO) 2017, Saat ini diperkirakan jumlah
penderita gangguan jiwa di dunia adalah sekitar 450 juta jiwa termasuk skizofrenia.
Peningkatan ini terlihat dari kenaikan prevalensi rumah tangga yang memiliki
ODGJ, dimana dalam 1000 rumah tangga terdapat 7 rumah tangga dengan ODGJ,
sehingga terdapat sekitar 450 ribu ODGJ. Tingkat Prevalensi (permil) rumah tangga
dipedesaanx(Riskesdas,x2018).
1
2
jumlah kasus jiwa yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan
produktivitas manusia untuk jangka panjang (WHO, 2017). Salah satu upaya
penanganan yang dapat dilakukan terutama melalui kemandirian klien dan keluarga
menyelesaikan menelan obat sesuai dengan jadwal dan dosis obat yang dianjurkan
sesuai kategori yang telah ditentukan, tuntas jika pengobatan tepat waktu, dan tidak
penderita, keluarga dan petugas kesehatan. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
kepatuhan pengobatan adalah daya tilik diri (insight) dan efek samping obat. Daya
tilik diri klien yang baik diperoleh dari pendampingan dan pengetahuan keluarga
tentang kepatuhan minum obat yang baik. Klien yang kambuh membutuhkan waktu
Pasien skizofrenia yang berhenti minum obat akan memicu munculnya kembali
gejala dari skizofrenia, pasien diperkirakan akan kambuh 50% pada tahun pertama,
70% pada tahun kedua, dan 100% pada tahun kelima setelah pulang dari rumah
sakit. Hasil penelitian menunjukkan 25% sampai 50% pasien yang pulang dari
rumah sakit jiwa tidak memakan obat secara teratur sehingga cenderung akan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syamson & Rahman (2018)
Tingkat Kepatuahan Minum Obat pada Klien Jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas
obat pada klien Skizofrenia. Dukungan keluarga sangat penting untuk membantu
pada klien gangguan jiwa selama perawatan dan pengobatan. ( Syamson et al, 2018).
Penelitian yang dilakukan oleh karame, Legi & Hamenda (2018) diperoleh hasil
tabulasi silang hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat
dengan kepatuhan minum obat yang kurang patuh. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 18 responden (52,9%) yang memiliki dukungan keluarga yang kurang ,
4
17 responden ( 50 %) kurang patuh minum obat dan patuh minum obat hanya 1
baik (47,2%) terdapat 5 responden (14,7%) yang Kepatuhan minum obat yang
kurang patuh dan 11 responden (32,4%) Kepatuhan minum obat yang patuh.
(Karame et al, 2018). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Latumenase & Tatisina
(2018) didapatkan hasil dimana keluarga yang memberikan dukungan baik dan tingkat
kepatuhan klien dengan dukungan keluarga yang kurang yaitu sebanyak 13 responden.
(Latumenase et al, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Santoso, Kusuma &
kepatuhan minum obat yang tergolong patuh . Kepatuhan mengkonsumsi obat klien
skizofrenia dipengaruhi oleh keluarga yang tinggal satu rumah karena keluarga
obat diminum sesuai dosis serta mengantar untuk kontrol secara rutin yang
penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2019) diperoleh hubungan dukungan keluarga
terhadap tingkat kepatuhan minum obat pada klien skizofrenia menunjukkan bahwa 25
responden menerapkan dukungan informasi keluarga yang baik dengan data sebanyak
15 responden, dan yang tidak patuh sebanyak 10 responden. Sedangkan perolehan pada
analisa bivariate p value = 0,005 dengan p < 0,05 artinya ada hubungan antara
dukungan keluarga dalam kepatuhan minum obat pada klien skizoprenia. (Ginting
2019).
5
penderita sakit. Fungsi dan peran keluarga adalah sebagai sistem pendukung dalam
obat, dan anggota keluarga akan siap memberikan pertolongan dan bantuan ketika
keluarga yang sakit. Keluarga memiliki fungsi sebagai system pendukung yang
keluarga adalah keseluruhan dari bantuan yang telah diberikan oleh setiap anggota
keluarga sehingga memberikan perasaan nyaman secara fisik dan psikologis pada
mengarah pada aspek emosi yang mencangkup perilaku-perilaku secara fisik atau
verbal yang menunjukan afeksi atau dorongan dan komunikasi yang positif dan
terbuka.
klien Skizofrenia pasca perawatan dari anggota keluarga lainnya dalam rangka
menjalankan fungsi atau tugas yang terdapat di dalam sebuah keluarga. Dukungan
aspek dukungan keluarga dari House (Smet, 1994) yaitu dukungan emosional,
Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang di bentuk karna ikatan
perkawinan yang direncakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, baik
utama (caregive) untuk merawat ODS. Penelitian dari (Yang et al. 2017)
mereka sendiri, khidupan anggota keluarga inti mereka, pekerjaan mereka, dan
mendapat dukungan yang baik dari dan sebanyak 30 responden (32,6%) mendapat
dukungan cukup. Hasil penelitian ini juga didukungan oleh penelitian terdahulu
Rizka (2017) yang menunjukkan bahwa dukungan keluarga pada pasien dalam
kategori baik berjumlah 89 responden penelitian lain oleh Sari (2017) menunjukkan
bahwa dukungan keluarga pada pasien dalam kategori baik sebanyak 35 responden
1. Manfaat Klinis
2. Manfaat Masyarakat
skizofrenia
3. Manfaat Akademis
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh
melainkan diduga sebagai suatu sindrom atau proses penyakit yang mencakup
penyakit otak neurologis yang berat dan terus menerus.Respons dapat berupaya
Karena gejalanya yang dikeluarkan berupa sulit memulai pembicaraan, afek tumpul
atau datar, berkurangnya motivasi, atensi, pasif, apatis, defisit perhatian, dan
gangguan pemikiran, bicara kacau, perilaku bizar, dan afek tidak sesuai (Stuart,
2016).
dan perilaku sosialnya (Sutini & Yosep, 2016). Direja (2017) mengatakan bahwa
skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang ditandai dengan adanya gangguan
pada proses pikir penderita dan adanya disharmoni (keretakan maupun perpecahan)
8
9
karena adanya efek dari waham dan halusinasi yang berujung pada timbul
jiwa berat yang perjalanan penyakitnya berlangsung kronis dan terusmenerus. Efek
dari penyakit ini berupa adanya respons yang sangat mengganggu di kehidupan
bersifat kronis, berat, dan melumpuhkan ditandai dengan adanya gejala halusinasi,
perencanaan, motivasi yang berkurang dan memiliki afek yang tumpul (Emsley et
al., 2013).
belum ditemukan secara pasti. Namun dari beberapa penelitian yang telah
antara genetika, lingkungan, struktur dan senyawa kimia pada otak yang berubah
mungkin memliki peran atas terjadinya skizofrenia (Sansa et al., 2016., Krisnani &
Hadrasari, 2017).
berdasarkan dari beberapa penelitian antara lain karena faktor genetik, virus, auto
peran genetik terhadap terjadinya skizofrenia ditemukan pada orang tua 5,6 %,
0,9%. Selain itu studi yang dilakukan terhadap orang yang kembar terutama kembar
identik juga akan berperan mengalami skizofrenia sebanyak 59,20% dan kembar
fraternal 15,2%.
infeksi selama kehamilan dan kekurangan gizi yang cukup berat terutama pada
trimester kehamilan.
1) Individu
bunuh diri, ketergantungan sampai dengan kematian (Nakamura & Mahlich, 2017).
2) Keluarga
baik secara fisik, psikologis, kesehatan, ekonomi maupun sosial (Rofail et al.,
rutinitas dan pekerjaan sehari-hari serta banyaknya waktu yang mereka habiskan
Selain itu, beban lain yang juga dirasakan keluarga sebagai caregiver adalah
perasaan stigmatisasi dari orang-orang sekitar. Kondisi semacam ini pada akhirnya
pribadi seperti adanya peningkatan rasa cemas, stres dan bahkan depresi (Gupta et
al., 2015).
3) Masyarakat
12
budaya dan bahkan keluarga mereka sendiri juga tidak mendukung dengan
untuk tinggal di Rumah Sakit Jiwa dengan alasan secara sosial mereka tidak ada
hanya mengalami adanya disfungsi psikobiologis dan bukan sebagai akibat dari
menyisakan gejala-gejala sisa, tetapi dengan penanganan dan bimbingan yang baik,
penderita dapat ditolong untuk berfungsi secara terus menerus dan bisa melakukan
(Maramis, 2009).
a. Farmakoterapi
13
skizofrenia tergantung pada fase penyakit apakah bersifat akut atau kronis. Fase
akut biasanya ditandai gejala psikotik dan masih baru dialami atau yang kambuh
yang perlu segera diatasi. Tujuan terapi yang diberikan di fase akut ini adalah
mengurangi gejala psikotik yang parah. Pemberian fenotiazin biasanya waham dan
halusinasi hilang dalam waktu 2-3 minggu. Di fase 4-8 minggu penyandang masuk
ke tahap stabilisasi dengan gejala sedikit banyak sudah teratasi, tetapi resiko relaps
masih tinggi, apalagi bila pengobatan terputus atau penyandang mengalami stress.
Jika serangan skizofrenia baru yang pertama kali, maka sesudah gejala mereda dosis
dipertahankan selama beberapa bulan. Namun apabila serangan bersifat lebih dari
satu kali, maka sesudah gejala mereda, obat diberi terus selama satu atau dua tahun.
profil dari efek samping dan respons penyandang pada pengobatan sebelumnya.
b. Non Farmakoterapi
mandiri di rumah sakit. Pemberian obat akan menjadi sia-sia, apabila tidak
ditunjang oleh peran serta dukungan keluarga yang tentunya mempunyai tanggung
jawab penting agar dapat merawat pasien skizofrenia di rumah dengan baik. Salah
satu terapi Non Farmakologi yang bisa digunakan adalah dengan melakukan terapi
1) Terapi Keluarga
kepada anggota keluarga dengan gangguan jiwa, peran keluarga menjadi unsur
dengan gangguan jiwa setelah mereka selesai menjalani program perawatan. Hal
perilaku anggota keluarga dengan gangguan jiwa. Terapi keluarga yang paling
gangguan jiwa adalah terapi psikoedukasi keluarga. Terapi ini bertujuan bukan
namun juga aspek psikososial dan mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh
2) Terapi Psikoreligius
spiritual. Terapi semacam ini lebih banyak melakukan pendekatan kepada Maha
Pencipta dengan cara melakukan ritual keagamaan, sholat, mengaji, berdoa, dzikir
majelis-majelis ilmu seperti ceramah keagaaman (Sutini & Yosep, 2016., Hidaayah,
mengatakan bahwa apabila terapi psikoreligi ini dilakukan secara maksimal dan
bersifat rutin maka akan menjadi sebuah tindakan yang efektif dalam menurunkan
dirasakan oleh anggota keluarga dan dapat diakses (Anggota keluarga menerima
dukungan serta pendukung siap untuk memberikan bantuan dan juga pertolongan
jika dibutuhkan). Dukungan keluarga dapat berasal dari dalam keluarga seperti
dukungan dari pasangan, orang terdekat, atau keluarga besar (dalam jaringan sosial
keluarga dan lingkungannya. Tiga dimensi interaksi sosial yang bersifat timbal
balik (Sifat dan frekuensi dari hubungan timbal balik), komunikasi yang terjaga,
serta keterlibatan emosional perasaan keakraban dan rasa percaya terhadap anggota
keluarga. Dukungan keluarga merupakan proses yang terjadi selama masa hidup,
dengan sifat dan tipe dukungan yang bervariasi pada masing-masing tahap siklus
dengan penuh kompetensi dan sumber. Hal tersebut meningkatkan adaptasi dan
1) Dukungan Penilaian
keluarga berdasarkan kumpulan dari isyarat, persepsi dan saran anggota keluarga.
2013).
2) Dukungan Instrumental
bantuan finansial dengan menyediakan dana untuk biaya pengobatan, dan material
mana benda atau jasa akan mambantu memecahkan masalah kritis, termasuk di
menyediakan informasi dan fasilitas, menjaga dan merawat saat sakit, serta dapat
untuk mencapai tujuan praktis. Meskipun sebenarnya, setiap orang dengan sumber-
sumber yang tercukupi dapat memberi dukungan dalam bentuk uang atau perhatian
yang bertujuan untuk proses pengobatan. Akan tetapi, dukungan nyata akan lebih
17
efektif bila dihargai oleh penerima dengan tepat. Pemberian dukungan nyata akan
3) Dukungan Informasional
rumah atau di rumah sakit jiwa, memberikan nasihat, pengarahan, saran, atau
umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh sesorang. Keluarga dapat
menyediakan informasi dengan menyarankan tempat, dokter, dan terapi yang baik
bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Pada
informasi.
4) Dukungan Emosional
suatu masalah, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian,
ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semngat kepada pasien
yang dirawat di rumah atau di rumah sakit jiwa. Jenis dukungan bersifat emosional
atau menjaga keadaan emosi atau ekspresi. Yang termasuk dukungan emosional ini
Memberikan perasaan nyaman kepada individu, jaminan rasa memiliki, dan merasa
personal, cinta, dan emosi. Jika stres mengurangi perasaan seseorang akan hal yang
18
dimiliki dan dicintai, maka dukungan akan menghentikannya sehingga akan dapat
yang dilakukan oleh Firmansyah (2017) menunjukkan ada beberapa faktor yang
1. Pengetahuan
pengetahuan baik tidak begitu jauh dengan keluarga yang memiliki tingkat
pengetahuan sedang, hal ini disebabkan karena adanya tingkat pendidikan,usia dan
2. Spiritual
nilai tertinggi dari spiritual keluarga adalah memiliki keyakinan bahwa penyakit
yang diderita adalah kehendak tuhan dan nilai terendah didapatkan dari spiritual
keluarga yaitu memberikan keyakinan kepada anggota keluarga untuk selalu menjaga
kesehatan mereka.
19
3. Emosional Keluarga
masalah yang dihadapi, hal tersebut dipengaruhi dengan adanya perbedaan usia,
4. Tingkat Ekonomi
yang memiliki penghasilan diatas rata-rata cenderung memiliki nilai skor yang lebih
Menurut Gajski dan Karlovic (2008) Kepatuhan adalah sebuah istilah yang
keputusan yang diambil oleh klien setelah membandingkan risiko yang dirasakan
jika tidak patuh dan keuntungan dari pengobatan. Jadi berdasarkan pengertian
20
pada klien skizofrenia terdiri dari kepatuhan melakukan kontrol setelah perawatan,
tenaga kesehatan berupa perubahan pola hidup (contohnya cara mengatasi masalah)
sesuai dengan psikoterapi yang diberikan. Regimen terapi pada klien skizofrenia
membutuhkan waktu yang lama, efektifivitas obat yang optimal dicapai dalam
klien dalam pengobatan. Menurut Herdman (2012) salah satu kriteria hasil yang
Berhasilnya suatu terapi tidak ditentukan oleh diagnosis dan pemilihan obat yang
tepat kepatuhan pasien untuk mengikuti terapi yang telah di tentukan, Salah satu
Niven (2002) mengatakan bahwa kepatuhan yang dimaksud pada pasien, yaitu
ketaatan dan kemauan yang baik dari pada pasien untuk selalu melakukan kontrol
yaitu rawat jalan kepelayanan kesehatan berupa unit rawat jalan/ poliklinik rumah
sakit jiwa setiap bulan setelah pasien menjalani rawat inap. Kontrol rutin/ perawatan
jalan kesehatan perlu dilakukan oleh pasien agar tidak terjadi putus obat, dan para
dilihat dari datang atau tidaknya klien yang sudah ditetapkan, dihitung dari
adalah yang menyediakan pengobatan secara teratur dan lengkap tanpa terputus
minimal 6 bulan sampai 9 bulan. Sedangkan penderita dikatakan lalai jika tidak
datang lebih dari 3 hari sampai 2 bulan dari tanggal perjanjian (Putri, 2013).
yaitu:
a. Faktor individu
dialaminya. Tingkat kepatuhan wanita lebih tinggi daripada pria, wanita muda lebih
patuh dari wanita tua. Klien dengan gejala positif (waham dan maniak) sulit patuh
terhadap pengobatan karena merasa dipaksa dan takut diracuni. Kebiasaan klien
merokok juga akan mempengaruhi efek terapeutik antipsikotik. Faktor individu lain
(samalin, 2010). Persepsi klien terhadap suatu obat akan mempengaruhi kepatuhan,
klien yang paham akan instruksi obat cenderung lebih patuh. Selain itu keyakinan
22
dan nilai individu juga mempengaruhi kepatuhan, klien yang tidak patuh biasanya
mengalami depresi, ansietas dengan kesehatannya, memiliki ego lemah dan terpusat
perhatian pada diri sendiri. Sehingga klien merasa tidak ada motivasi, mengingkari
terhadap penyakit, keyakinan agama dan budaya dan biaya finansial juga
b. Faktor lingkungan
yang dapat diterima oleh klien. Keluarga berperan dalam pengambilan keputusan
tentang perawatan anggota keluarga yang sakit, menentukan keputusan mencari dan
Selain faktor dukungan keluarga, ada faktor lain yang mempengaruhi dalam
kepatuhan minum obat diantaranya yaitu jarak tempat tinggal. Jarak tempat tinggal
dengan rumah sakit juga menjadi penyebab ketidakpatuhan dalam berobat. Jarak
tempat tinggal merupakan jauh dekatnya perjalanan yang harus ditempuh oleh
jarak tempat tinggal dari fasilitas kesehatan, semakin besar risiko terjadinya
ketidakpatuhan berobat.
23
c. Faktor pengobatan
Faktor yang berhubungan dengan pengobatan antara efek samping, dosis yang
diberikan, cara penggunaan, lama pengobatan, biaya pengobatan, jumlah obat yang
bahwa program terapeutik seperti kompleksitas program dan efek samping yang
Sebagian besar obat memiliki waktu pencapaian efek terapeutik yang cukup
lama, sehingga klien tidak segera merasakan manfaat obat yang diminum selama
ini. Tetapi, klien akan merasakan efek samping yang kurang menyenangkan terlebih
dahulu dibandingkan manfaat obat. Klien skizofrenia juga tidak segera kambuh
hubungannya dengan putus obat. Selain itu jumlah obat dan kerumitan cara
Makin banyak jenis obat yang harus dia minum tiap harinya, maka klien akan
kepatuhan. Kegagalan pemberian informasi yang lengkap tentang obat dari tenaga
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan
Keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat pada klien Skizofrenia” melalui
internet. Pencarian database yang digunakan adalah PUBMED dan Google Scholar
dari tahun 2016-2020. Kata kunci atau Keyword yang digunakan dalam pencarian
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2011). Dalam kriteria inklusi
agar artikel yang didapatkan tidak terlalu banyak. Adapun kriteria inklusi dari
1. Tujuan dari artikel ini untuk mengetahui Hubungan dukungan keluarga terhadap
24
25
berikut:
Pada ekstrasi data, peneliti akan melakukan review article yang digunakan dan
tahap selanjutnya mengekstrasi data. Hasil dari ekstrasi data didapati hasil pasti dari
jumlah data awal yang dimiliki yang masih memenuhi syarat untuk di analisa lebih
lanjut. Pada penelitian ini kriteria eksklusi yang digunakan adalah artikel bukan
membahas selain mekanisme dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat pada
klien skizofrenia, tahun terbit kurang dari 2016, selain bahasa inggris atau
Pada metode ekstraksi data, peneliti akan me-review artikel yang digunakan
untuk selanjutnya melakukan ekstraksi data sesuai dengan tujuan peneliti yakni
modifikasi sintesis tematik oleh penulis. Langkah pertama keseluruhan text yang
26
disajikan sebagai hasil dan terkait tujuan sintesis diekstrasi dari artikel yang asli
kemudian dimasukan kedalam dokumen Excel. Unit dari teks kemudian diberi kode
sesuai dengan konten serta makna. Setelah itu, kode diurutkan kedalam tema,
modifikasi sintesis tematik oleh penulis. Langkah pertama keseluruhan text yang
disajikan sebagai hasil dan terkait tujuan sintesis diekstrasi dari artikel yang asli
kemudian dimasukan kedalam dokumen Excel. Unit dari teks kemudian diberi kode
sesuai dengan konten serta makna. Setelah itu, kode diurutkan kedalam tema,
sebanyak 140 artikel. Pada tahap screening, penulis melakukan filterisasi artikel
jurnal berdasarkan tahun terbit dan artikel jurnal berbahasa Inggris dan Indonesia
sebanyak artikel jurnal. Pada tahap Screening, penulis melakukan filterisasi artikel
jurnal berdasarkan tahun terbit dan artikel jurnal berbahasa Inggris dan Indonesia,
ditemukan sebanyak 856 artikel. Lalu, filterisasi dalam tahap screening selanjutnya
4. 1 Hasil
Hasil dari pencarian artikel yang memenuhi kriteria inklusi dapat dilihat
pada Tabel 4.1 sebagai berikut :
korelasi antara faktor-faktor dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
29
30
4. 2018 Hubungan Studi Desain : Cross Penelitian ini bertujuan Hasil uji statistik (Chi square) pada Dukungan keluarga sangat
1. Ronny dukungan sectional. untuk mengetahui penelitian ini didapatkan p value < 0,05 penting bagi pasien skizofernia
Latumena keluarga Sampel : 54 orang Hubungan Dukungan yaitu sebesar 0,00 dapat disimpulkan dalam meningkatkan kepatuhan
se dengan Instrumen : Keluarga Dengan bahwa ada hubungan antara dukungan pasien menjalani pengobatan
2. Cut kepatuhan Kuesioner Kepatuhan Minum keluarga dengan kepatuhan minum dan perawatan baik di rumah
Mutia minum Teknik Sampling : Obat Pada Pasien obat pada pasien skizofrenia, dimana maupun di rumah sakit.
Tatisina obat pada Accidental Sampling Skizofrenia Di RSKD keluarga yang memberikan dukungan
pasien Variabel Independen Provinsi Maluku baik (53,7%) dan tingkat kepatuhannya
skizofrenia : Dukungan keluarga baik sebanyak 29 responden (77,8%)
di rumah Variabel Dependen : dari 54 responden.
sakit Kepatuhan minum
khusus obat
daerah Analisis : uji Chi-
provinsi Square dengan
maluku tingkat kemaknaan
0,05.
5. 2018, Hubungan Studi Desain : Cross Penelitian ini bertujuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada hubungan yang sangat
33
9. 2019, Hubungan Studi Desain : Cross Tujuan penelitian untuk Hasil penelitian ini didapatkan data Penelitian ini menyatakan
36
4.2 Pembahasan
tingkat Dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat klien skizofrenia. Pada
keluarga dengan kepatuhan minum obat. Dukungan keluarga yang tinggi dan
sedang dapat meningkatkan tingkat kepatuhan minum obat pada klien skizofrenia.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat yaitu dari
dukungan keluarga. Dukungan keluarga yang dimaksud tentunya yang berasal dari
keluarga inti (Ayah,ibu,adik dan kakak atau suami, istri dan anak). Bentuk
(ungkapan hormat yang positif), instrumental (uang, barang, dan jasa) dan
pasien secara pribadi dan membantu pemecahan masalah. Dukungan keluarga akan
1). Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat pada klien
skizofrenia di ruang rawat jalan rumah sakit jiwa mutiara sukma provinsi NTB.
saat minum obat sesuai jadwal dan dosis selama pengobatan dirumah, keluarga
mengantar klien kontrol sesuai jadwal, institusi pelayanan dan profesi perawat
39
minum obat klien skizofrenia. Pada penelitian ini dijelaskan bahwa Dukungan
baik. Kepatuhan minum obat pada klien Skizofrenia mayoritas tergolong patuh
dan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan minum
obat pada klien skizofrenia di Ruang Rawat jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi
NTB. Penelitian ini memiliki kelemahan yaitu tidak dijelaskan bentuk dari
dukungan sosial keluarga secara lebih spesifik yang kuat terbukti berhubungan
dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit dan dapat
klien melainkan dari faktor-faktor lain, salah satunya adalah keluarga klien.
Penelitian ini memiliki kelemahan yaitu tidak dijelaskan bentuk dari dukungan
bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orang-orang tertentu dalam
yang lebih baik. Individu yang menerima dukungan sosial memahami makna
dukungan sosial yang diberikan orang lain, dalam hal ini pemberi dukungan
satu rumah karena keluarga dapat mengingatkan jika klien lupa minum obat,
mengenai perawatan dari anggota yang sakit, serta menentukan keputusan untuk
mencari dan mematuhi anjuran pengobatan. Hasil dalam penelitian ini, Sejalan
minum obat klien skizofrenia di Poli Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Dr.
4). Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada klien
Minum Obat Pada Klien Skizofrenia Di RSKD Provinsi Maluku. Dari hasil
dukungan yang diberikan oleh keluarga tehadap klien karena sebagaian dari
klien yang datang adalah klien yang pernah menjalani pengobatan sebelumnya.
yang mendampingi penderita saat minum obat, dengan dukungan dari keluarga
kekambuhan pada klien skizofrenia akan berkurang. Hasil dalam penelitian ini,
Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang serupa dengan hasil temuan yang
5). Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat klien skizofrenia
afektif yang berobat jalan di poliklinik jiwa rsj prof dr. V.l ratumbuysang
dengan kepatuhan minum obat klien skizofrenia afektif yang berobat jalan di
42
Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Prof Dr. V.L. Ratumbuysang Manado. Semakin
yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari
keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
peranan yang besar bagi klien skizofrenia, dari hasil crosstab antara umur, jenis
keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat pada klien skizofrenia di Rumah
7). Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat klien skizofrenia
dukungan keluarga yang diberikan pada klien skizofrenia maka semakin besar
pula kepatuhan klien dalam menaati regimen terapi. Sebaliknya semakin kecil
obat. . Hasil dalam penelitian ini, Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dengan kepatuhan minum obat klien skizofrenia di rumah sakit Prof. Dr. V. L.
8). Hubungan dukungan keluarga dan kepatuhan obat diantara klien dengan
Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Dalam penelitian ini, hampir tiga perempat
alasan dari temuan ini adalah bahwa keluarga besar merupakan karakteristik
satu rumah, terkadang terdiri dari lebih dari satu keluarga. Oleh karena itu,
setelah klien keluar dari rumah sakit atau selama rehabilitasi, anggota keluarga
Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin Padang Tahun
Jiwa Prof. HB. Saanin Padang Tahun 2019. Terdapat hubungan yang bermakna
dukungan ini ada dalam keluarga pasien maka akan berdampak positif pada pasien.
Dan teori (Rizhal Hamdani et al, 2017) menyebutkan bahwa tingkat kepatuhan
minum obat pada klien skizofrenia dipengaruhi oleh keluarga yang tinggal satu
rumah, karena keluarga dapat mengingatkan jika klien lupa minum obat,
obat, lama pengobatan, serta mengantar kontrol atau jadwal mengambil obat secara
skizofrenia merupakan salah satu keberhasilan terapi. Klien yang tidak patuh dalam
dengan klien yang patuh dalam pengobatan. Salah satu faktor penting yang
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan, dapat
pasien skizofrenia dan Semakin rendah dukungan keluarga yang diberikan kepada
optimal.
5.2 Saran
berbagai bentuk desain dan variable lebih banyak lagi sehingga mampu mengetahui
skizofrenia.
Hasil penelitian Systematic review ini diharapkan dapat dijadikan tambahan ilmu
asuhan keperawatan mengenai hal-hal yang harus pasien dan keluarga klien ketahui
skizofrenia .
Hasil penelitian Systematic Review ini dapat digunakan bagi masyarakat atau
khususnya bagi keluarga klien atau orang dilingkunganya yang terdapat klien
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 5 : Artikel 1
53
Gambar 6 : Artikel 2
54
Gambar 7 : Artikel 3
55
Gambar 8 : Artikel 4
56
Gambar 9 : Artikel 5
57
Gambar 10 : Artikel 6
58
Gambar 11 : Artikel 7
43
Gambar 11 : Artikel 7
59
Gambar 12 : Artikel 8
44
Gambar 12 : Artikel 8
60
Gambar 13 : Artikel 9
61
Gambar 14 : Artikel 10
62
Acara
NIM : 20161660066
Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah
dipublikasikan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di Perguruan Tinggi.
Ayu Oktaviani
NIM 20161660066
63
ABSTRAK
“HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT
KEPATUHAN MINUM OBAT PADA KLIEN SKIZOFRENIA”
Literatur Review
1
Ayu Oktaviani, Reliani,S.Kep.,Ns.,M.Kep, 3Dr. Mundakir,S.Kep.,Ns.,M.Kep,
2
4
Uswatun Hasanah,S.Kep.,Ns.,M.Kep Sp.Kep J.
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan, Dosen Fakultas Ilmu
Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya, Kampus FIK UMSurabata, 60113
Telp. (031)3811966, fax (031) 3811976
Oleh: Ayu Oktaviani
Latar belakang : Kepatuhan minum obat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya yaitu dukungan keluarga. Fenomena yang terjadi di masyarakat sering
kali keluarga tidak memberikan dukungan keluarga yang mengakibatkan rendahnya
tingkat kepatuhan minum obat pada klien skizofrenia. Tujuan: mengetahui
Pengaruh dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada klien skizofrenia.
Metode: Literature review artikel dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan
minum obat klien skizofrenia. Pencarian artikel melalui database: Pubmed, dan
Google Schoolar dari tahun 2016-2020. Didapatkan 10 artikel dari database,
Pubmed 1 artikel, dan Google Schoolar 9 artikel yang akan direview lebih lanjut.
Hasil: Ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia. Dukungan keluarga yang tinggi
dan sedang dapat meningkatkan kepatuhan minum obat pada klien skizofrenia.
Dukungan keluarga didapatkan dari keluarga inti pasien skizofrenia dan bentuk
dukungan yang diberikan berupa dukungan instrumental, emosional, penilaian dan
informasional. Ditemukan tingkat dukungan yang rendah mengakibatkan
rendahnya tingkat kepatuhan minum obat pasien skizofrenia. Kesimpulan:
Semakin tinggi dukungan keluarga yang diberikan kepada pasien skizofrenia
mengakibatkan semakin tinggi tingkat kepatuhan minum obat pasien skizofrenia
dan Semakin rendah dukungan keluarga yang diberikan kepada pasien skizofrenia
mengakibatkan semakin rendah pula tingkat kepatuhan minum obat pasien
skizofrenia. Dukungan keluarga berperan penting dalam proses kesembuhan klien
skizofrenia sehingga dapat mencapai tingkat kesembuhan yang optimal
Kata kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan minum obat, dan skizofrenia
ABSTRACT
64
METODE
STRATEGI PENCARIAN
DATABASE
Strategi pencarian yang dilakukan
adalah pengumpulan artikel yang
dilakukan dengan menggunakan
metode pencarian artikel dalam
database jurnal penelitian, pencarian
melalui internet, dan tinjauan ulang
artikel. Pencarian database yang
digunakan PUBMED dan Google
Scholar dari tahun 2016-2020. Kata kunci
atau Keyword yang digunakan dalam
pencarian database adalah : Dukungan
Keluarga, Kepatuhan minum obat
(Medication Adherence) dan Skizofrenia.
67
SINTESIS TEMATIK
Database search :
Google Scholar,
PUBMED (n= 997)
Kriteria eksklusi
(n= 380)
Tahun yang
memenuhi (n= 613)
Kriteria eksklusi
(n= 596)
Judul dan abstrak
(n= 17)
Kriteria eksklusi
(n= 0)
Full text (n= 17)
Kriteria eksklusi
(n= 7)
HASIL
Hasil pencarian Database terkait
Hubungan Dukungan Keluarga dengan
tingkat kepatuhan minum obat pada
klien Skizofrenia dari Google Scholar
terdapat artikel, Total artikel inklusi
terdapat 10 artikel. Pembahasan
penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode
membandingkan hasil dari penelitian
satu dengan lainnya.
68
4. 2018 Hubungan Studi Desain : Cross Penelitian ini bertujuan Hasil uji statistik (Chi square) pada Dukungan keluarga sangat
1. Ronny dukungan sectional. untuk mengetahui penelitian ini didapatkan p value < 0,05 penting bagi pasien skizofernia
Latumena keluarga Sampel : 54 orang Hubungan Dukungan yaitu sebesar 0,00 dapat disimpulkan dalam meningkatkan kepatuhan
se dengan Instrumen : Keluarga Dengan bahwa ada hubungan antara dukungan pasien menjalani pengobatan
2. Cut kepatuhan Kuesioner Kepatuhan Minum keluarga dengan kepatuhan minum dan perawatan baik di rumah
Mutia minum Teknik Sampling : Obat Pada Pasien obat pada pasien skizofrenia, dimana maupun di rumah sakit.
Tatisina obat pada Accidental Sampling Skizofrenia Di RSKD keluarga yang memberikan dukungan
pasien Variabel Provinsi Maluku baik (53,7%) dan tingkat kepatuhannya
skizofrenia Independen : baik sebanyak 29 responden (77,8%)
di rumah Dukungan keluarga dari 54 responden.
sakit Variabel Dependen
khusus : Kepatuhan minum
daerah obat
provinsi Analisis : uji Chi-
maluku Square dengan
tingkat kemaknaan
0,05.
71
9. 2019, Hubungan Studi Desain : Cross Tujuan penelitian untuk Hasil penelitian ini didapatkan data Penelitian ini menyatakan
Randy Dukungan sectional. mengetahui hubungan bahwa dari 98 responden, 51 responden bahwa dukungan keluarga yang
Refnande Keluarga Sampel : 98 orang dukungan keluarga (52,0%) memberikan dukungan yang buruk dapat menyebabkan
s dengan Instrumen : dengan kepatuhan baik kepada klien skizofrenia sehingga kepatuhan minum obat pasien
Kepatuhan Kuesioner minum obat pasien 36 klien (70,6%) mempunyai tingkat semakin rendah. Berdasarkan
Minum Teknik Sampling : skizofrenia di kepatuhan minum obat yang tinggi dan hal ini, maka perlu diberikan
Obat Snowball Sampling Poliklinik Rumah Sakit hanya 6 klien (11,8%) yang memiliki penyuluhan keperawatan kepada
Pasien Variabel Jiwa Prof. HB. Saanin kepatuhan minum obat yang rendah. keluarga mengenai dukungan
Skizofreni Independen : Padang Thn 2019. Sedangkan 47 responden memberikan keluarga dan perawatan pasien
a di Dukungan keluarga dukungan yang buruk terhadap klien skizofrenia agar kepatuhan
Poliklinik Variabel Dependen skizofrenia, sehingga 27 klien (57,4%) minum obat semakin tinggi.
Rumah : Kepatuhan minum memiliki tingkat kepatuhan yang rendah
Sakit Jiwa obat dalam meminum obat dan hanya 7 klien
Prof. HB. Analisis : uji Chi- (14,9%) yang memiliki kepatuhan tinggi
Saanin Square dalam minum obat.
Padang
Tahun
2019
10. 2016 Hubungan Studi Desain : Cross Tujuan penelitian untuk Hasil penelitian yang dilaksanakan pada Berdasarkan hasil penelitian
1. Riska dukungan sectional. mengetahui hubungan 40 responden di Wilayah Kerja disimpulkan bahwa ada
Ratnawat keluarda Sampel : 40 orang dukungan keluarga Puskesmas Kaibon tentang dukungan hubungan dukungan keluarga
i dengan Instrumen : dengan kepatuhan keluarga pada penderita dengan tingkat kepatuhan
kepatuhan Kuesioner minum obat pasien skizofreniabahwa keluarga yang tidak penderita skizofrenia dalam
berobat Teknik Sampling : skizofrenia mendukung sebanyak 19 orang (47,5%) menjalani pengobatan di
penderita Quota Sampling dan keluarga yang mendukung sebanyak Pukesmas Kaibon Kabupaten
75
PEMBAHASAN
Pembahasan Literature keluarga untuk mengawasi dan
Review penelitian ini terdapat 10 menemani klien saat minum obat
artikel mengenai tingkat Dukungan sesuai jadwal dan dosis selama
keluarga dengan kepatuhan minum pengobatan dirumah, keluarga
obat klien skizofrenia. Pada artikel mengantar klien kontrol sesuai
yang digunakan ditemukan hubungan jadwal, institusi pelayanan dan
yang signifikan antara dukungan profesi perawat memberikan
keluarga dengan kepatuhan minum penyuluhan dan promosi
obat. Dukungan keluarga yang tinggi kesehatan untuk meningkatkan
dan sedang dapat meningkatkan kepatuhan minum obat klien
tingkat kepatuhan minum obat pada skizofrenia. Pada penelitian ini
klien skizofrenia. Dan ditemukan dijelaskan bahwa Dukungan
juga hubungan Dukungan keluarga keluarga yang diberikan terhadap
yang rendah mengakibatkan klien Skizofrenia sebagian
rendahnya tingkat kepatuhan minum besarnya tergolong baik.
obat pada klien skizofrenia. Kepatuhan minum obat pada klien
Salah satu faktor yang Skizofrenia mayoritas tergolong
mempengaruhi kepatuhan minum patuh dan ada hubungan antara
obat yaitu dari dukungan keluarga. dukungan keluarga dengan tingkat
Dukungan keluarga yang dimaksud kepatuhan minum obat pada klien
tentunya yang berasal dari keluarga skizofrenia di Ruang Rawat jalan
inti (Ayah,ibu,adik dan kakak atau Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB.
suami, istri dan anak). Bentuk Penelitian ini memiliki kelemahan
dukungan keluarga yang diberikan yaitu tidak dijelaskan bentuk dari
berupa dukungan emosional dukungan keluarga. Hasil dari
(perhatian, penghargaan, penelitian menunjukkan bahwa
kepercayaan, cinta, dan kesediaan Keberadaan dukungan sosial
mendengarkan) , penilaian (ungkapan keluarga secara lebih spesifik yang
hormat yang positif), instrumental kuat terbukti berhubungan dengan
(uang, barang, dan jasa) dan menurunnya mortalitas, lebih
informasional (nasihat, rekomendasi, mudah sembuh dari sakit dan dapat
dan konsultasi). menjaga fungsi kognitif, fisik dan
Dukungan keluarga sangat kesehatan emosional.
penting untuk membantu pasien 2). Hubungan Dukungan Keluarga
bersosialisasi kembali, menciptakan dengan Kepatuhan Pengobatan
kondisi lingkungan suportif, Klien Rawat Jalan Skizofrenia di
menghargai pasien secara pribadi dan RSUD Banyumas. Intervensinya
membantu pemecahan masalah. adalah mengetahui hubungan
Dukungan keluarga akan antara dukungan keluarga dengan
mempengaruhi kepatuhan minum kepatuhan pengobatan klien rawat
obat klien. jalan skizofrenia di RSUD
1). Hubungan dukungan keluarga Banyumas. Pada penelitian ini
dengan tingkat kepatuhan minum dijelaskan bahwa penyebab
obat pada klien skizofrenia di rendahnya kepatuhan pengobatan
ruang rawat jalan rumah sakit jiwa tidak hanya disebabkan oleh diri
mutiara sukma provinsi NTB. klien melainkan dari faktor-faktor
Intervensinya adalah dukungan lain, salah satunya adalah keluarga
77
SKIZOFRENIA
Penguji
Reliani S.Kep.,Ns,M.Kes
87
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Penguji
Reliani S.Kep.,Ns,M.Kes
90
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II