Anda di halaman 1dari 128

SKRIPSI

HUBUNGAN KEPUASAN PELAYANAN TERHADAP PENGOBATAN


PASIEN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAH
KALI KEDINDING SURABAYA

Oleh :
NUR FAIZUN
NIM : 20161660134

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020
Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nur faizun

NIM : 20161660134

Fakultas : Fakultas Ilmu Kesehatan

Program Studi : S1 Keperawatan

Menyatakan bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar tulisan karya sendiri

bukan hasil plagiasi, baik sebagian maupun keseluruhan. Bila dikemudian hari

terbukti hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sangsi akademik sesuai

ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Surabaya,……………2020

Yang membuat pernyataan,

(Nur faizun)

NIM : 20161660134

ii
PERSETUJUAN

Usulan judul proposal penelitian ini telah diperiksa dan disetujui isi serta

susunannya, sehingga dapat diajukan dalam Ujian Sidang Proposal pada Program

Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Surabaya .

Surabaya, …………….

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Aries Chandra Anandhita.,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.An) (Dede Nasrulloh,S.,Kep.,Ns.,M.Kep)

Mengetahui,

Ketua Program Studi

(Reliani, S. Kep., Ns.,M.Kes)

iii
PENGESAHAN

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui isi serta susunannya, sehingga dapat

diajukan dalam ujian sidang Skripsi pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya .

Pada Tanggal……………………. 2020

Tim Penguji

Ketua : Fathiya Lutfil Yumni, S.Kep.,Ns,M.Kep (………….)

Anggota 1 : Aries Chandra Anandhita, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.An (………….)

Anggota 2 : Dede Nasrullah, S.Kep.,Ns.,M.Kep (………….)

Mengesahkan

Ketua Dekan FIK UM Surabaya

Dr.Mundakir,.S.Kep.,Ns.,M.Kep

iv
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah dan inahyanya, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “ Hubungan kepuasan pelayanan

terhadap pengobatan pasien Tuberkulosis di wilayah kerja puskesmas Tanah

Kali Kedinding Surabaya” merupakan bentuk tugas akhir pendidikan S1

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan kepuasan

pelayanan terhadap pengobatan pasien Tuberkulosis.

Dalam menyusun skripsi ini peneliti menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

untuk membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Maka dari itu peneliti berharap

skripsi ini bisa bermanfaat bagi orang lain khususnya pada pasien TB Paru.

Demikian sebuah kata pengantar yang sederhana yang dibuat dari peneliti

semoga skripsi ini berkesan dihati pembaca dan semoga memberikan manfaat

bagi semuanya.

Surabaya, 2020

Penulis

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis skripsi ini dapat diselesaikan dengan

lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh

ujian akhir program studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas

Muhammadiyah Surabaya tahun 2020 dengan mengangkat judul “ Hubungan

kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien Tuberkulosis di wilayah

kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding”. Dalam penyusunan skripsi ini

peneliti masih banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak,

untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr.dr.H.Sukadiono,M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Surabaya

2. Dr.Mundakir,.S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Surabaya

3. Reliani, S. Kep., Ns, M.Kes selaku Kaprodi S1 Keperawatan Fakultas

Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya

4. Aries Chandra Anandhita, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.An sebagai Pembimbing

I yang telah memberikan waktu untuk membimbing saya dengan penuh

kesabaran serta memberikan motivasi yang bermanfaat sehingga skripsi ini

dapt terselesaikan.

vi
5. Dede Nasrullah, S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta mengarahkan

penulisan penyelesaian skripsi ini.

6. Fathiya Lutfil Yumni, S.Kep.,Ns,M.Kep selaku ketua Penguji yang telah

memberikan kritik dan saran untuk membangun dan memperbaiki skripsi

ini dengan penuh kesabaran.

7. Segenap dosen dan staff pengajar di program studi S1 Keperawatan yang

telah ikhlas berbagi ilmu, bimbingan serta nasihat selama saya menempuh

Pendidikan.

8. drg. Isti Utami Hardjadinata selaku Kepala Pusksesmas Tanah Kali

Kedinding Kenjeran Surabaya yang telah berkenan memberikan izin untuk

saya melakukan penelitian.

9. Ibu Pepy,Skep.,Ns selaku penanggung jawab pasien TB Paru di Rumah

TB Pusksesmas Tanah Kali Kedinding Kenjeran Surabaya yang telah

berkenan memberikan izin untuk saya melakukan penelitian.

10. Kepada Responden yang telah bersedia dan berkenan meluangkan waktu

dalam penelitian ini.

11. Kepada kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan kepada

saya sehingga saya bersemangat dalam melalui hari ke hari sampai saya

menempuh di ujung akhir semester serta memberikan dorongan moril dan

materil dalam pembiayaan kuliah say, tak lupa pula berkat doa kedua

vii
orang tua yang selalu menyertai saya untuk mencapai masa depan yang

lebih baik.

12. Teman teman SEPERJUANGAN S1 KEPERAWATAN PROGRAM A

ANGKATAN 2016 (A12) terimakasih atas dorongan semangat yang di

berikan dan kekompakan, kebersamaan, kita selama ini akan terkenang

untuk selamanya

13. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan semua mendapat imbalan pahala dari Allah SWT, dan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata semoga karya tulis uang

sederhana ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya

ilmu keperawatan.

Surabaya 2020

Peneliti

viii
DAFTAR ISI

SKRIPSI...................................................................................................................1
PERSETUJUAN.....................................................................................................iii
PENGESAHAN......................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH.............................xv
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum.............................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis..........................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktik...........................................................................................5

ix
BAB 2......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................6
2.1 Konsep Teori Tuberkulosis................................................................................6
2.1.1 Definisi Tuberkulosis..................................................................................6
2.1.2 Klasifikasi Tuberkulosis.............................................................................6
2.1.3 Etiologi dan cara penularan.......................................................................10
2.1.4 Manifestasi Klinis Tuberkulosis...............................................................11
2.1.5 Penemuan dan Diagnosis..........................................................................12
2.2 Konsep Teori Pengobatan Tuberkulosis..........................................................13
2.2.1 Kriteria Pengobatan Tuberkulosis.............................................................13
2.2.2 Pengobatan Tuberkulosis..........................................................................16
2.3 Konsep Teori Kepuasan pelayanan kesehatan.................................................19
2.3.1 Teori Kepuasan pasien..............................................................................19
2.3.2 Teori Pelayanan Kesehatan...........................................................................28
2.4 Konsep teori Puskesmas...................................................................................29
2.4.1 Definisi Puskesmas...................................................................................29
2.4.2 Tujuan Puskesmas.....................................................................................30
2.4.3 Fungsi Puskesmas.....................................................................................30
2.5 Kerangka Konsep.............................................................................................32
2.6 Hipotesis...........................................................................................................34
BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN.................................................................35
3.1 Desain Penelitian..............................................................................................35
3.2 Kerangka Operasional......................................................................................36
3.3 Populasi, Sampel, dan Sampling......................................................................37
3.3.1 Populasi.....................................................................................................37
3.3.2 Sampel.......................................................................................................37
3.3.3 Teknik Sampling.......................................................................................38
3.4.1 Identifikasi Variabel..................................................................................39
3.4.2 Definisi Operasional.................................................................................40
3.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data.................................................................42
3.5.1 Instrumen..................................................................................................42
3.5.2 Tempat dan Waktu penelitian..............................................................43

x
3.5.3 Prosedur Pengumpulan Data.....................................................................43
3.5.4 Analisa Data..............................................................................................44
3.6 Etika Penelitian...........................................................................................47
3.6.1 Informed Consent......................................................................................48
3.6.2 Anonimity..................................................................................................48
3.6.3 Confidentiality...........................................................................................48
3.6.4 Beneficience Dan Non Malafecence.........................................................48
3.6.5 Justice (Keadilan).....................................................................................48
3.7 Keterbatasan Penelitian...........................................................................49
BAB 4....................................................................................................................50
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................50
4.1 Hasil Penelitian................................................................................................50
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian.....................................................................50
4.1.2 Data Umum (Karakteristik Responden)....................................................52
4.1.3 Data Khusus..............................................................................................56
4.2 Pembahasan.............................................................................................58
4.2.1 Identifikasi Pengobatan pada pasien Tuberkulosis di wilayah
Puskesmas Tanah kali Kedinding......................................................................58
4.2.2 Identifikasi Kepuasan pelayanan pada pasien Tuberkulosis di wilayah
Puskesmas Tanah Kali Kedinding.....................................................................60
4.2.3 Hubungan kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien
Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding.....................64
BAB 5....................................................................................................................66
KESIMPULAN......................................................................................................66
5.1 Simpulan..........................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................68

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi operasional Hubungan kepuasan pelayanan
terhadap pengobatan Penderita Tuberkulosis Di Wilayah 46
Kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding Kenjeran
Surabaya……….........................................................
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pasien TB Paru 51
di Puskesmas Tanah Kali Kedinding………………..
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 52
Pasien TB Paru di Puskesmas Tanah Kali Kedinding…….
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan 52
pasien TB Paru 2020 di Puskesmas Tanah Kali
Kedinding…………………………………………….
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 53
Terakhir pasien TB di Puskesmas Tanah Kali
Kedinding……………………………………………
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan pasien TB 53
Paru di Puskesmas Tanah Kali
Kedinding………………….
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan pasien 54
TB Paru di Puskesmas Tanah Kali
Kedinding………………
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan PMO pasien TB 54
Paru di Puskesmas Tanah Kali
Kedinding……………………….
Tabel 4.8 Riwayat pengobatan pasien Tuberkulosis di wilayah kerja 55
Puskesmas Tanah Kali Kedinding………………………….

xii
Tabel 4.9 Kepuasan pelayanan pasien Tuberkulosis di wilayah kerja 55
Puskesmas Tanah Kali Kedinding………………………….
Tabel 4.10 Tabel silang Hubungan kepuasan pelayanan terhadap 56
pengobatan pasien Tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Kali
Kedinding………………………………………

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hubungan kepuasan terhadap
Pengobatan Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas 37
Tanah Kali Kedinding Kenjeran Surabaya……………
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan kepuasan terhadap
Pengobatan Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas 41
Tanah Kali Kedinding Kenjeran Surabaya………………

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Lembar Permohonan Ijin Penelitian………………………… 53
Lampiran 2 Lembar Permohonan Ijin Penelitian………………………… 54
Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden…………….……. 55
Lampiran 4 Lembar Formulir Persetujua Partisipan…………….............. 56
Lampiran 5 Lembar Kuesioner …………………………..……………… 57

xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

TB : Tuberkulosis
BTA : Bakteri Tahan Asam
OAT : Obat Anti Tuberkulosis
PMO : Pengawas Minum Obat
WHO : World Health Organization
DOTS : Directly Observed Treatment Shortcourse
KEMENKES RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

xv
xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular yang sangat

membahayakan kesehatan setiap orang. Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium Tuberculosis yang mudah menular. Hal ini disebabkan

penyebaran bakteri TB melalui udara yang disebabkan oleh manusia untuk

bernapas. Penyebaran bersumber ketika penderita batuk dan juga ketika bersin

sehingga droplet yang mengandung Mycobacterium Tuberculosis dapat

terpapar pada siapapun yang berada disekitar penderita (Linda,2012).

Pengobatan tuberkulosis paru yang lama dapat menyebabkan penderita

mengalami drop out pengobatan sehingga tidak sesuai dengan standar, hal ini

menyebabkan masalah dalam penanggulangannya. Dalam program

pengobatan tuberkulosis, kepuasan pasien terhadap layanan kesehatan sangat

berpengaruh. Pasien yang menyatakan puas terhadap layanan kesehatan

cenderung mematuhi nasehat dan taat terhadap rencana pengobatan yang telah

disepakati. Sebaliknya pasien yang tidak merasakan kepuasan atau

kekecewaan sewaktu menggunkaan layanan kesehatan cenderung tidak

mematuhi rencana pengobatan, tidak mematuhi nasehat dan akan berganti atau

pindah ke fasilitas layanan kesehatan lainnya (Pohan, 2012).

Beberapa hasil penelitian yang dilakukan diberbagai negara menunjukkan

data tentang tingkat kepuasan pasien di Rumah sakit. Tingkat kepuasan pasien

1
2

dalam pelayanan menurut Ndambuki tahun 2013 di Kenya menyatakan

40,4%, kepuasan paisen dalam pelayanan di Bakhtapur india menurut

Twayana 34,4%, sedangkan di Indonesia menunjukkan angka kepuasan pasien

42,8% di Maluku Tengah dan 44,4% di Sumatera Barat (Latupono,2014). Dari

hasil penelitian Sekar,et al(2018) menemukan ketidakpuasan pasien pada

variabel Kenyamanan sebesar 12,3%, pelayanan sebesar 11,5%, waktu tunggu

sebesar 15,6%, sikap dokter 12,3%, penjelasan medis 11,5%, dan waktu

tunggu obat sebesar 12,3%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan

bahwa angka kepuasan pasien masih tergolong rendah, sehingga kepuasan

pasien menjadi permasalahan di pusat pelayanan kesehatan di Indonesia

maupun luar negeri.

Berdasarkan studi awal pada tanggal 9 Desember 2019 pada 10 Pasien

Tuberkulosis yang dilakukan oleh peneliti dengan menyebar kuesioner di

Puskesmas Tanah Kali Kedinding menunjukkan angka ketidakpuasan pasien

pada variabel kenyamanan sebesar 40%, pelayanan sebesar 60%, waktu

tunggu 50%, sikap dokter 40% dan penjelasan medis sebesar 50%.

Ukuran keberhasilan suatu pelayanan adalah kepuasan pasien. Kepuasan

pasien akan tercapai bila pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan

kebutuhan dan harapannya. Menurut Nursalam (2014), bentuk pelayanan yang

paling mempengaruhi kepuasan pasien adalah pelayanan keperawatan.

Kepuasaan pasien sebagai salah satu indikator pelayanan berkualitas harus

menjadi perhatian karena berhubungan langsung dengan pengguna pelayanan

kesehatan (Lusa,2017). Kepuasan pasien dipengaruhi oleh pangkat,tingkat

ekonomi, kedudukan sosial, Pendidikan, latar belakang sosial budaya, sifat


3

umum kesukaan, jenis kelamin,sikap mental, kepribadian seseorang. Oleh

karena itu kepuasan pengobatan di Puskesmas adalah tolak ukur dari

keberhasilan pengobatan strategi DOTS pada pasien TB Paru (Wahyuni,

2013).

Puskesmas sebagai tingkat pertama pelayanan kesehatan melaksanakan

strategi DOTS sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling

efektif (cost-efective), yang terdiri dari 5 komponen kunci yaitu Komitmen

politis, Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya, Pengobatan

jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus

yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan, Jaminan ketersediaan

OAT yang bermutu dan yang terakhir Sistem pencatatan dan pelaporan yang

mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja

program secara keseluruhan (Depkes RI, 2018).

Pengobatan yang tidak teratur atau kelalaian dalam mengkonsumsi obat,

pemakaian Obat yang tidak atau kurang tepat, maupun pengobatan yang

terputus dapat mengakibatkan resistensi bakteri terhadap obat, pengobatan

yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak lengkap dimasa lalu pun,

juga diduga telah menimbulkan kekebalan ganda kuman TB terhadap OAT

atau Multi Drug Resisten (MDR) (Kunti 2016).

Berbagai intervensi banyak dilakukan untuk meningkatkan kepuasan

pasien. Hasil penelitian Yustina (2011), menemukan kualitas pelayanan

Rumah Sakit dengan segala unsur yang ada dalam lingkungan internal dan

eksternalnya akan saling berinteraksi mempengaruhi keberhasilan Rumah

sakit tersebut dalam mencapai kepuasan pasien. Dan hasil penelitian yang
4

dilakukan Sigalingging (2013) menemukan bahwa variabel perhatian,

tampilan fisik, jaminan, tanggapan dan kehandalan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan pasien, sedangkan dalam penelitian yang akan

diambil adalah mencari hubungan kepuasan pelayanan 5 indikator yaitu

reliability, tangibles, responsiveness, assurance dan empathy terhadap

pengobatan pasien Tuberkulosis.

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

hubungan kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien Tuberkulosis di

wilayah kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien

Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien

Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kepuasan pelayanan pasein TB di Puskesmas Tanah Kali

Kedinding

2. Mengidentifikasi Pengobatan pasien TB di Puskesmas Tanah kali

Kedinding
5

3. Menganalisis hubungan kepuasan pelayanan terhadap Pengobatan pasien

Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dapat dijadikan penelitian lebih lanjut sebagai dasar untuk lebih neningkatkan

kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien TB.

1.4.2 Manfaat Praktik

1. Manfaat bagi Pasien Tuberkulosis dan Keluarga

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pasien serta

keluarga dalam perilaku berobat TB, serta dapat memberikan

masukkan terhadap puskesmas tentang kepuasan pelayanan.

2. Manfaat bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukkan untuk

puskesmas untuk meningkatkan mutu puskesmas dengan cara

meningkatkan kepuasan pelayanan.

3. Manfaat bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi profesi kesehatan dalam meningkatkan

profesionalisme pelayanan kesehatan bagi penderita TB khusunya

dalam kepuasan pelayanan.

4. Manfaat bagi Peneliti


6

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pengetahuan dan

wawasan yang lebih luas khususnya tentang kepuasan pelayanan

terhadap pengobatan pasien TB


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori Tuberkulosis

2.1.1 Definisi Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis) yang menyerang jaringan

(parenkim) paru, tidak termasuk pleura dan kelenjar pada hilus. (Kemenkes

RI,2012).

Tuberkulosis disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang hampir

seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-

paru (Nanda,2013).

Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama

paru-paru. Penyakit ini apabila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas

dapat menimbulkan komplikasi yang membahayakan bahkan kematian (Pusat

Data dan Informasi Kementrian kesehatan RI 2015).

2.1.2 Klasifikasi Tuberkulosis

Penentuan klasifikasi penyakit dan type tuberkulosis meliputi lokasi atau

organ tubuh yang sakit, bakteriologi, tingkat keparahan penyakit, dan riwayat

pengobatan TB sebelumnya.

7
8

Berikut ini merupakan klasifikasi Tuberkulosis (Kemenkes RI,2012) :

a. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena :

1. Tuberkulosis Paru. Yaitu tuberkulosis yang menyerang

jaringan (parenkim) paru, tidak termasuk pleura dan kelenjar

pada hilus.

2. Tuberkulosis Ekstra Paru. Yaitu tuberkulosis yang menyerang

organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak,

kelenjar limfe, tulang, dan lain-lain.

b. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis :

1. Tuberkulosis paru BTA positif. Yaitu bila terdapat kondisi;

sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya

BTA positif, 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan

foto toraks menunjukkan gambaran tuberkulosis, 1 spesimen

dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif,

dan bila terdapat 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif

setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya

hasilnya BTA negatif serta tidak ada perbaikan setelah

pemberian terapi antibiotik non OAT.

2. Tuberkulosis paru BTA negatif. Yaitu kasus yang tidak

memenuhi definisi pada TB Paru BTA positif, meliputi;

terdapat setidaknya tiga spesimen dahak SPS hasilnya BTA


9

negatif, pemeriksaan foto toraks menunjukkan gambaran

Tuberkulosis, tidak ada perbaikan setelah pemberian

antibiotika non OAT, ditentukan atau dipertimbangkan

berdasarkan klinis oleh dokter memerlukan terapi pengobatan.

c. Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit :

1. TB Paru BTA negatif foto toraks positif, dibagi berdasarkan

tingkat keparahan penyakitnya, yaitu berat dan ringan. Bentuk

berat bila gambaran foto toraks memperlihatkan gambaran

kerusakan paru yang luas dan atau keadaan pasien buruk.

2. TB Ekstra paru. TB ekstra paru berdasarkan tingkat keparahan

penyakitnya dibagi menjadi TB ekstra paru ringan, misalnya

TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang

(kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal. TB

ekstra paru terbagi menjadi TB ekstra paru ringan, misalnya TB

kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali

tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.

TB ekstra paru berat, misalnya meningitis milier,

perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang

belakang, TB usus, TB saluran kemih dan alat kelamin.

Penderita TB Paru yang juga menderita TB ekstra paru, harus

dicatat sebagai penderita TB Paru untuk kepentingan

pencatatan. Sedangkan penderita TB Ekstra paru dengan


10

infeksi pada beberapa organ, maka dicatat sebagai TB Ekstra

paru pada organ yang penyakitnya paling berat.

d. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya

Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya

dibagi menjadi beberapa type pasien, yaitu:

1. Kasus baru, yaitu klien yang belum pernah diobati dengan

OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu

bulan (4 minggu).

2. Kasus kambuh (relaps), yaitu klien tuberkulosis yang

sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan

telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap

didiagnosis kembali dengan BTA positif (apusan atau

kultur).

3. Kasus setelah putus berobat (default), yaitu klien yang telah

berobat dan putus berobat dua bulan atau lebih dengan

BTA positif (apusan atau kultur).

4. Kasus setelah gagal (failure), yaitu klien yang hasil

pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi

positif pada bulan ke lima atau lebih selama pengobatan.


11

5. Kasus pindahan, yaitu klien yang dipindahkan dari UPK

yang memiliki register TB yang lain untuk melanjutkan

pengobatannya.

6. Kasus lain, yaitu semua kasus yang tidak memenuhi

ketentuan di atas, misalnya kasus kronis, yaitu klien dengan

hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai

pengobatan ulang.

2.1.3 Etiologi dan cara penularan

TB disebabkan karena Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman

berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um. Kuman

Mycobacterium tuberculosae complex dibedakan secara epidemiologi,

digolongkan menjadi M. tuberculosae, Varian Asian, Varian African I, Varian

African II, dan M. bovis (Amin dan Bahar, 2014).

Infeksi TB Paru melalui udara terjadi melalui inhalasi droplet yang

mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang

terinfeksi/pasien dengan TB BTA positif. Saat penderita TB BTA positif batuk

atau bersin, ia menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak

(droplet nuclei). Jumlah percikan dahak pada satu kali batuk, diperkirakan sekitar

3.000 percikan. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2

jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk, dan

kelembaban. Kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan dalam

suasana lembab dan gelap.

Basil tuberkel yang mencapai alveolus akan menimbukan reaksi

peradangan. Leukosit polimorfonuklear akan memfagosit bakteri namun tidak


12

membunuh organisme tersebut. Alveoli yang terserang akan mengalami

konsolidasi dan menyebabkan pneumonia akut yang dapat sembuh dengan

sendirinya. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getah

bening regional. Lesi primer paru akibat kuman M. tuberculosis disebut fokus

Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah bening regional dan lesi primer

disebut kompleks ghon. Kompleks ghon dapat dilihat melalui pemeriksaan

radiografi, tetapi kebanyakan infeksi TB Paru tidak terlihat secara klinis atau

dengan radiografi (Price & Wilson, 2006).

Daya penularan klien TB Paru ditentukan oleh banyaknya kuman yang

dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan

dahak, makin menular penderita tersebut, namun hanya sekitar 10% yang

terinfeksi TB akan menjadi sakit TB. Faktor yang memungkinkan seseorang

terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan

lamanya menghirup udara tersebut, sedangkan faktor yang mempengaruhi

kemungkinan seseorang menjadi penderita TB adalah daya tahan tubuh yang

rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi/gizi buruk (DEPKES,

2018).

2.1.4 Manifestasi Klinis Tuberkulosis

Keluhan yang dirasakan klien TB Paru dapat bermacam-macam dan

seringkali tanpa keluhan sama sekali. Namun gejala yang umum ditemui pada

klien TB Paru meliputi; gejala utama berupa batuk terus menerus dan berdahak

selama tiga minggu atau lebih. Gejala lainnya yaitu dahak bercampur darah, batuk

darah, sesak nafas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat

badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun
13

tanpa kegiatan, dan demam meriang lebih dari satu bulan (Amin dan Bahar,

2014).

2.1.5 Penemuan dan Diagnosis

Penemuan pasien suspek TB dilakukan dengan cara passive promotive

penemuan kasus, yaitu penjaringan pasien yang pergi berkunjung ke unit

pelayanan kesehatan dengan cara meningkatkan penyuluhan TBC atau promosi

aktif. Bila terdapat klien dengan sputum BTA positif, maka harus diperiksa orang

yang kontak serumah, dan jika terdapat gejala suspek TB, maka harus dilakukan

pemeriksaan dahaknya (Kemenkes RI,2015).

Diagnosa ditegakkan melalui pemeriksaan dahak mikroskopik

(WHO,2015) yaitu melalui pemeriksaan tiga spesimen dahak yang dikumpulkan

dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa Sewaktu-Pagi-Sewaktu :

a. Sewaktu (S).

Klien dengan suspek TB mengumpulkan dahak pada saat

kunjungan pertama kali. Klien suspek TB dibekali satu buah pot

sputum untuk mengumpulkan dahak pagi hari pada hari kedua saat ia

pulang.

b. Pagi (P).

Dahak ditampung pada pot sputum segera setelah bangun tidur di

pagi hari kedua.Pot sputum dibawa dan diserahkan sendiri oleh klien

kepada petugas di UPK.

c. Sewaktu (S).
14

Klien dengan suspek TB kembali diambil dahaknya saat ia

menyerahkan dahak pagi pada hari kedua di UPK.

Pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan pada beberapa kondisi

tertentu, namun diagnosis TB Paru terutama ditegakkan dengan

pemeriksaan dahak secara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks.

Kondisi yang memerlukan pemeriksaan foto toraks dilakukan pada kondisi

sebagai berikut:

a. Terdapat 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.

Kasus ini memerlukan pemeriksaan foto toraks untuk

mendukung diagnosis TB Paru BTA positif.

b. Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah 3

spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya

BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian

antibiotika non OAT.

c. Klien diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yang

membutuhkan penanganan khusus, seperti pneumotorak,

pleuritis eksudativa, efusi perikarditis atau efusi pleura, dan

klien yang mengalami hemoptisis berat. (Kemenkes RI,2015)

2.2 Konsep Teori Pengobatan Tuberkulosis

2.2.1 Kriteria Pengobatan Tuberkulosis

Menurut Kemenkes RI (2012) Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan

sebelumnya dibagi menjadi beberapa type pasien, yaitu :


15

1. Kasus baru, yaitu klien yang belum pernah diobati dengan OAT atau

sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).

2. Kasus kambuh (relaps), yaitu klien tuberkulosis yang sebelumnya

pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh

atau pengobatan lengkap didiagnosis kembali dengan BTA positif

(apusan atau kultur).

3. Kasus setelah putus berobat (default) yaitu Drop-out terapi TB atau

default therapy TB adalah penghentian atau interupsi pengobatan anti

tuberkulosis setelah mengkonsumsinya berturut-turut selama 2 bulan

atau lebih dengan BTA positif (Depkes RI, 2015). Drop-out terapi TB

dapat terjadi akibat minimnya tingkat kepatuhan terhadap pengobatan.

Hal ini merupakan hambatan besar dalam keberhasilan terapi TB

diseluruh dunia, bahkan dapat menimbulkan masalah yang lebih

kompleks, misalnya waktu pengobatan yang lebih panjang, biaya yang

lebih banyak dan kemungkinan gagal lebih besar (Amoran,Osiyale &

Lawal, 2011).

Selain itu drop-out terapi TB juga mengakibatkan kuman

berkembang menjadi resistensi terhadap obat, sehingga menyebabkan

Mycobacterium Tuberculosis memiliki kecenderungan untuk

mengalami mutasi dan lebih sulit untuk diatasi (Amoran,Osiyale &

Lawal,2011). Jha, et al. (2010) juga mengatakan bahwa drop-out terapi

dapat menyebabkan kondisi kesehatan semakin menurun. Bagi pasien

yang melakukan pengobatan lengkap akan memiliki peluang lebih besar

untuk sembuh, sedangkan pasien yang gagal pengobatan akan


16

menularkan penyakitnya seumur hidup, serta besar kemungkinan untuk

mengalami serangan kembali. Ada banyak faktor yang dapat

menyebabkan seseorang tidak patuh terhadap program terapi

tuberkulosis seperti kurangnya pengawasan oleh PMO (Pengawas

Menelan Obat), kurangnya pengetahuan akibat tidak adekuatnya

informasi, kesulitan akses layanan kesehatan akibat jauhnya rumah dan

tidak adanya alat transportasi. Seorang PMO kadang hanya memahami

tugasnya mengawasi penderita dalam meminum obat baik langsung

maupun melalui pencatatan, sehingga aspek keperawatan seperti

rentannya penularan, cara pencegahan, efek samping obat dan

perbaikan nutrisi belum menjadi perhatian (Sjattar, 2012).

Alasan utama untuk drop-out adalah kematian saat pengobatan

atau sebelum dimulainya pengobatan dan kehilangan tindak lanjut.

Namun demikian, motivasi yang baik dari penyedia layanan kesehatan

dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan dengan

berfokus pada kepuasan pasien dengan meningkatkan pengawasan dan

dukungan terhadap pasien sepanjang durasi pengobatan, bersama-sama

dengan pendidikan kesehatan, konseling dari seorang perawat yang

terlatih khusus dan pemberian buklet Pendidikan (Amoran,Osiyale&

Lawal,2011).

4. Kasus setelah gagal (failure) atau bisa disebut juga MDR

TB MDR atau resistensi ganda adalah TB yang disebabkan oleh

adanya resistensi kuman TB tehadap 2 jenis OAT lini pertama yaitu

INH dan Rifampisin dengan atau tanpa OAT lainnya (WHO, 2014).
17

Beberapa penyebab resistensi terhadap OAT adalah pemakaian obat

tunggal dalam pengobatan tuberkulosis, penggunaan panduan obat yang

tidak adekuat, dan pemberian obat yang tidak teratur (Tao & Kendall,

2013).

Pasien yang dicurigai TB-MDR adalah :

1. Kasus TB paru kronik: dibuktikan dengan rekam medis

sebelumnya dan riwayat penyakit dahulu.

2. Pasien TB paru yang gagal pada pengobatan kategori 2.

3. Pasien TB yang pernah diobati TB termasuk OAT lini kedua

seperti Kuinolon dan Kanamisin.

4. Pasien TB paru yang gagal pengobatan kategori 1.

5. Pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan dahak tetap positif

setelah sisipan dengan kategori 1.

6. TB paru kasus kambuh.

7. Pasien TB yang kembali setelah lalai/pada pengobatan kategori

1dan atau kategori 2.

8. Suspek TB dengan keluhan, yang tinggal dekat dengan pasien TB

MDR konfirmasi, termasuk petugas kesehatan yang bertugas di

bangsal TB MDR (Soepandi, 2010)

5. Kasus pindahan, yaitu klien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki

register TB yang lain untuk melanjutkan pengobatannya.

6. Kasus lain, yaitu semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan di atas,

misalnya kasus kronis, yaitu klien dengan hasil pemeriksaan masih

BTA positif setelah selesai pengobatan ulang.


18

2.2.2 Pengobatan Tuberkulosis

Pengobatan TB bertujuan menyembuhkan klien, mengurangi resiko

keparahan, mencegah kekambuhan,serta memutus rantai penularan, serta

mencegah resistensi kuman terhadap OAT.

Adapun jenis obat anti tuberkulosis yang digunakan (Kemenkes RI,2012) terdiri

dari:

a. Isoniazid (H) memiliki sifat bakterisid dengan dosis harian

5 mg/kgBB atau 10 mg/kgBB diberikan tiga kali dalam satu

minggu.

b. Rifampicin (R) memiliki sifat bakterisid dengan dosis

harian 10 mg/kgBB atau 10 mg/kgBB diberikan tiga kali

dalam satu minggu.

c. Pyrazinamide (Z) memiliki sifat bakterisid dengan dosis

harian 25 mg/kgBB atau 35 mg/kgBB diberikan tiga kali

dalam satu minggu.

d. Streptomycin (S) memiliki sifat bakterisid dengan dosis

harian 15 mg/kgBB atau 15 mg/kgBB diberikan tiga kali

dalam satu minggu

e. Ethambutol (E) memiliki sifat bakteriostatik dengan dosis

harian 15 mg/kgBB atau 30 mg/kgBB diberikan tiga kali

dalam satu minggu.

Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan beberapa prinsip

(Kemenkes RI,2012), seperti OAT harus diberikan dalam bentuk

kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup, dan dosis tepat
19

sesuai dengan kategori pengobatan, dilakukan pengawasan langsung

minum obat (Directly Observed Treatment-DOTS) untuk menjamin

kepatuhan klien menelan obat melalui seorang Pengawas Minum Obat

(PMO), dan pengobatan diberikan dalam dua tahapan, yaitu tahap

intensif dan lanjutan.

a. Tahap Intensif.

Pada tahap ini, klien minum obat setiap hari dan perlu diawasi

secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.

Pengobatan secara tepat, biasanya menjadikan klien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu, dan

klien TB BTA positif menjadi TB BTA negatif atau berhasil

konversi dalam dua bulan.

b. Tahap Lanjutan.

Klien mendapatkan jenis obat lebih sedikit, namun dalam

jangka waktu yang lebih lama pada tahap ini. Tahap lanjutan

penting untuk membunuh kuman persisten sehingga mencegah

untuk terjadinya kekambuhan.

Paduan obat anti Tuberkulosis (OAT) yang digunakan oleh

program nasional penanggulangan tuberkulosis di Indonesia menurut

Kemenkes RI (2012) terdiri dari: Kategori 1 (2(HRZE)/4(HR)3),

kategori 2 (29HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3), paduan sisipan (HRZE),

dan kategori anak (2(HRZ)/4(HR)). Paduan obat anti tuberkulosis

(OAT) lini pertama dan peruntukannya, meliputi:


20

a. Kategori-1 (2HRZE/4H3R3). Paduan OAT ini diberikan

untuk klien baru dengan klasifikasi klien baru TB Paru BTA

positif, klien TB Paru BTA negatif foto toraks positif, dan

klien TB ekstra paru.

b. Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3). Paduan OAT ini

diberikan untuk klien BTA positif yang telah diobati

sebelumnya namun klien kambuh, gagal, atau klien dengan

pengobatan setelah putus berobat (default).

c. OAT sisipan (HRZE). Paket sisipan KDT adalah sama

dengan panduan paket untuk tahap intensif kategori-1 yang

dianjurkan selama sebulan (28 hari).

2.3 Konsep Teori Kepuasan pelayanan kesehatan

2.3.1 Teori Kepuasan pasien

2.3.1.1 Definisi

Kepuasan adalah persepsi terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi

harapannya. Jadi kepuasan pelanggan adalah hasil dari akumulasi konsumen atau

pelanggan dalam menggunakan produk atau jasa (Irawan, 2003 dalam

Nursalam,2014).

Kepuasan adalah model kesenjangan antara harapan (standar kinerja yang

seharusnya) dengan kinerja aktual yang diterima pelanggan. (Supriyanto, 2006

dalam Nursalam,2014)
21

kepuasan pasien menurut Kotler adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya

terhadap kinerja atau hasil sebuah produk dan harapan-harapannya (Nursalam,

2014).

Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai

akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

membandingkannya dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2013).

2.3.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan pasien

Menurut Nursalam (2014) ada beberapa faktor yang memengaruhi kepuasan

pasien, yaitu sebagai berikut:

1. Kualitas produk atau jasa.

Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan

bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas.

2. Harga.

Harga, yang termasuk di dalamnya adalah harga produk atau jasa.

Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam

penentuan kualitas guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun

demikian elemen ini memengaruhi pasien dari segi biaya yang


22

dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien

mempunyai harapan yang lebih besar.

3. Emosional.

Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum

terhadap konsumen bila dalam hal ini pasien memilih institusi

pelayanan kesehatan yang sudah mempunyai pandangan, cenderung

memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

4. Kinerja.

Wujud dari kinerja ini misalnya: kecepatan, kemudahan, dan

kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa pengobatan

terutama keperawatan pada waktu penyembuhan yang relatif cepat,

kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan yang

diberikan yaitu dengan memperhatikan kebersihan, keramahan dan

kelengkapan peralatan rumah sakit.

5. Estetika.

Estetika merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap

oleh pancaindra. Misalnya: keramahan perawat, peralatan yang

lengkap dan sebagainya.

6. Karakteristik produk.

Produk ini merupakan kepemilikan yang bersifat fisik antara lain

gedung dan dekorasi. Karakteristik produk meliputi penampilan

bangunan, kebersihan dan tipe kelas kamar yang disediakan beserta

kelengkapannya.

7. Pelayanan.
23

Pelayanan keramahan petugas rumah sakit, kecepatan dalam

pelayanan. Institusi pelayanan kesehatan dianggap baik apabila dalam

memberikan pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan pasien.

kepuasan muncul dari kesan pertama masuk pasien terhadap pelayanan

keperawatan yang diberikan. Misalnya: pelayanan yang cepat, tanggap

dan keramahan dalam memberikan pelayanan keperawatan.

8. Lokasi.

Lokasi, meliputi, letak kamar dan lingkungannya. Merupakan salah

satu aspek yang menentukan pertimbangan dalam memilih institusi

pelayanan kesehatan. Umumnya semakin dekat lokasi dengan pusat

perkotaan atau yang mudah dijangkau, mudahnya transportasi dan

lingkungan yang baik akan semakin menjadi pilihan bagi pasien.

9. Fasilitas.

Kelengkapan fasilitas turut menentukan penilaian kepuasan pasien,

misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat parkir,

ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap. Walaupun hal

ini tidak vital menentukan penilaian kepuasan pasien, namun institusi

pelayanan kesehatan perlu memberikan perhatian pada fasilitas dalam

penyusunan strategi untuk menarik konsumen.

10. Komunikasi.

Komunikasi, yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak

penyedia jasa dan keluhan-keluhan dari pasien. Bagaimana keluhan-

keluhan dari pasien dengan cepat diterima oleh penyedia jasa terutama

perawat dalam memberikan bantuan terhadap keluhan pasien.


24

11. Suasana.

Suasana, meliputi keamanan dan keakraban. Suasana yang tenang,

nyaman, sejuk dan indah akan sangat memengaruhi kepuasan pasien

dalam proses penyembuhannya. Selain itu tidak hanya bagi pasien saja

yang menikmati itu akan tetapi orang lain yang berkunjung akan

sangat senang dan memberikan pendapat yang positif sehingga akan

terkesan bagi pengunjung institusi pelayanan kesehatan tersebut.

12. Desain visual.

Desain visual, meliputi dekorasi ruangan, bangunan dan desain

jalan yang tidak rumit. Tata ruang dan dekorasi ikut menentukan suatu

kenyamanan.

2.3.1.3 Indeks Kepuasan

Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kepuasan konsumen. Secara

garis besar dikategorikan dalam 5 kategori yaitu Producy Quality, Service

Quality, Price Emotional Factor, dan Cost of Aquiring (Supriyanto,2007 dalam

Nursalam,2014) :

1. Product Quality.

Bagaimana konsumen akan merasa puas atas produk barang yang

digunakan. Beberapa dimensi yang membentuk kualitas produk barang adalah

performance, reliabillity, conformance, durability, feature dan lain-lain.

2. Service Aquality.

Bagaimana konsumen akan puas dengan jasa yang telah dikonsumsinya.

Dimensi service qulity yang lebih dikenal dengan servqual meliputi 5 dimensi
25

yaitu tangible, reliability, assurance, empathy, responsiveness. Skala nilai

dinyatakan dengan skala 1−5. Skala 1 adalah tidak puas dan skala 5 adalah puas.

Nilai rerata skala adalah nilai skor (skor=jumlah n pengukuran dikatakan skala).

3. Emotional Factor.

Keyakinan dan rasa bangga terhadap produk, jasa yang digunakan

dibandingkan pesaing. Emotional factor diukur dari preceived best score, artinya

persepsi kualitas terbaik dibandingkan pesaingnya.

4. Price.

Harga dari produk, jasa yang di ukur dari value (nilai) manfaat

dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan konsumen. Harga adalah harga

pelayanan medis (medical care) yang harus dibayar konsumen (Price is that

which is given in an exchange to aquire a good or service).

5. Cost of Aquaring.

Biaya yang di keluarkan untuk mendapatkan produk atau jasa

2.3.1.4 Aspek-aspek kepuasan pasien

Penilaian pasien terhadap pelayanan perawat bersumber dari pengalaman

pasien. Aspek pengalaman pasien dapat diartikan sebagai suatu perlakuan atau

tindakan dari perawat yang sedang atau pernah dijalani, dirasakan dan ditanggung

oleh seseorang yang menggunakan pelayanan perawat (Nursalam, 2014)

Menurut Parasuraman (2014) terdapat 10 indikator untuk mengukur

kepuasan pasien. Dalam perkembangan selanjutnya kesepuluh faktor tersebut

dirangkum menjadi lima dimensi mutu pelayanan sebagai penentu kualitas jasa,

yaitu:
26

1. Bukti langsung (Reliability) adalah segala sesuatu yang termasuk

seperti fasilitas, peralatan, kenyamanan ruang, dan sifat petugas.

2. Keandalan (Tangibles) adalah elemen yang berkaitan dengan

kemampuan untuk mewujudkan pelayanan yang dapat diandalkan.

3. Daya tanggap (Responsiveness) adalah elemen yang berkaitan dengan

kesediaan petugas dalam membantu dan memberikan pelayanan yang

terbaik bagi pasien, petugas dapat memberikan informasi yang jelas,

petugas dapat memberikan layanan dengan segera dan tepat waktu,

petugas memberikan pelayanan dengan baik.

4. Jaminan (Assurance) adalah hal yang mencangkup pengetahuan,

kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya petugas. Selain itu,

bebas dari bahaya saat pelayanan merupakan jaminan juga.

5. Empati (Empathy) meliputi perhatian pribadi dalam memahami

kebutuhan para pasien.

Manfaat pengukuran kepuasan pasien menurut Soeparmanto dan Astuti

(2006) dalam Nursalam (2014), yaitu:

1. Mengetahui kekurangan masing-masing tingkat kelemahan

penyelengaraan pelayanan.

2. Mengetahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah

dilaksanakan oleh unit pelayanan.

3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang

perlu dilakukan.
27

4. Mengetahui indeks kepuasan masyarakat secara pelayanan publik pada

lingkup pemerintahan pusat dan daerah.

5. Memacu persaingan positif antar unit penyelenggara pelayanan dalam

upaya peningkatan kinerja pelayanan.

6. Bagi masyarakat dapat mengetahui gambaran tentang kinerja

pelayanan unit yang bersangkutan.

2.3.1.5 Rumus Kepuasan

Kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan dapat disimpulkan

sebagai selisih kinerja institusi pelayanan kesehatan dengan harapan

pasien (Muninjaya, 2013). Dari penjelasan ini, kepuasan pelanggan dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Satisfaction = f (performance – expectation)

Dari rumus ini dihasilkan tiga kemungkinan:

1. Performance < Expectation. Jika kinerja pelayanan kesehatan

lebih jelek daripada apa yang diharapkan para pengguna, kinerja

pelayanan kesehatan akan dipandang jelek oleh penggunanya,

karena tidak sesuai dengan harapan pengguna sebelum menerima

pelayanan kesehatan. Hasilnya, pengguna pelayanan merasa

kurang puas dengan pelayanan yang diterima.


28

2. Performance = Expectation. Jika kinerja pelayanan kesehatan

sama dengan harapan para penggunanya, pengguna layanan

kesehatan akan menerima kinerja pelayanan jasa dengan baik.

Pelayanan yang diterima sesuai apa yang diharapkan penggunanya.

Hasilnya, para pengguna pelayanan merasa puas dengan layanan

yang diterima.

3. Performance > Expectation. Bila kinerja layanan kesehatan lebih

tinggi dari apa yang diharapkan pengguna, pengguna akan

menerima layanan yang melebihi harapannya. Hasilnya, para

pelanggan merasa sangat puas dengan pelayanan kesehatan yang

diterima.

Sedangkan menurut Nursalam (2014) untuk mengetahui tingkat kepuasan

pelanggan dapat diklasifikasikan dalam 5 (lima) tingkatan, sebagai berikut :

1.Sangat tidak memuaskan

2. Tidak memuaskan

3. Cukup Memuaskan

4. Memuaskan

5. Sangat Memuaskan

Pasien akan merasa sangat tidak puas apabila hasil pelayanan yang

diberikan atau didapatkan pasien jauh dibawah harapannya. Jika hasil pelayanan

yang diberikan belum memenuhi harapan pasien maka pasien akan merasa tidak

puas terhadap pelayanan yang diterima. Pelayanan akan cukup memuaskan jika

pelayanan yang diberikan sudah memenuhi sebagaian harapan pasien. Pelayanan

akan memuaskan apabila pelayanan yang diterima sudah memenuhi harapan rata-
29

rata pasien, sedangkan pasien akan merasa sangat puas apabila pelayanan yang

diberikan melebihi apa yang diharapkan pasien (Nursalam,2014)

2.3.2 Teori Pelayanan Kesehatan

Menurut Aji dan Soesanto (2011) mengatakan pelayanan adalah setiap

kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan

dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Konsep

dasar dari suatu pelayanan (jasa) ataupun kualitas dari suatu produk dapat

didefinisikan sebagai pemenuhan yang dapat melebihi dari apa yang diinginkan

atau diharapkan pelanggan (pasien).

Menurut Aji & Soesanto (2011), produk jasa yang berkualitas mempunyai

peranan penting untuk membentuk kepuasan pelanggan. Semakin berkualitas

produk dan jasa yang diberikan, maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan

semakin tinggi. Bila kepuasan pelanggan semakin tinggi, maka dapat

menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut. Salah satu cara utama

mempertahankan sebuah perusahaan jasa adalah memberikan jasa dengan kualitas

pelayanan yang lebih tinggi dari pesaing secara konsisten dan memenuhi harapan

pelanggan. Bila kualitas pelayanan yang dirasakan lebih kecil dari pada yang

diharapkan maka pelanggan menjadi tidak tertarik pada penyedia jasa, akan tetapi

apabila yang terjadi adalah sebaliknya ada kemungkinan para pelanggan akan

terus mengunakan penyedia jasa itu lagi (Aji & Soesanto, 2011)

Pelayanan yang harus diberikan dari fasilitas kesehatan kepada pengguna

jasa fasilitas kesehatan sudah diatur dalam peraturan kementerian Indonesia no.

828/MENKES/SK/IX/2008 Sebagai Standar Pelayanan Minimal (SPM). Secara


30

umum SPM yang diatur adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar

yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara

secara minimal (Kemenkes RI, 2012). Sedangkan untuk penyelenggraan klinik

pratama akan menggunakan standar sesuai dengan permenkes no 28 tahun 2011

tentang Klinik. (Kemenkes RI, 2012).

Menurut Ramseook, Lukea & Naidoo (2010) kualitas sebuah pelayanan

didefinisikan sebagai keseluruhan penilaian yang setara dengan sikap dari seluruh

faktor kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan sama juga seperti kemampuan

dalam mengordinasikan untuk memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan

pelanggan. Kualitas pelayanan yang didapatkan merupakan perbandingan antara

harapan dengan pelayanan yang didapatkan dari pemasok. Sehingga apabila

harapan yang diinginkan oleh pelanggan lebih besar ketimbang kinerja yang

didapatkan maka akan timbul ketidakpuasan pelanggan (Ramseook-munhurrun,

Lukea-bhiwajee, & Naidoo, 2010).

Pengukuran kualitas pelayanan dapat mengacu berdasarkan konsep Scale

for Measuring Service Quality (Servqual) yang diciptakan oleh Parasaruman,

Zeithalm, dan Berry pada tahun 1988. Konsep Servqual merupakan konsep

pengukuran kualitas suatu pelayanan yang berpedoman dalam dua poin pokok

yaitu, kualitas pelayanan tidak dapat berdiri sendiri/ditentukan satu poin dan akan

selalu dibandingkan dengan suatu pengukuran sifat serta potensial

keinginan/penerapan.
31

2.4 Konsep teori Puskesmas

2.4.1 Definisi Puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya

(Permenkes RI No 75, 2014).

2.4.2 Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang di selenggarakan puskesmas yang

tertera pada peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun

2014 Pasal 2 yang mana tujuan tersebut Untuk mewujudkan masyarakat yang

memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat; untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan

kesehatan bermutu;untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan

sehat;untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang

optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2.4.3 Fungsi Puskesmas

Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi

yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di

wilayah. kerjanya dan Upaya kesehatan mayarakat (UKM) tingkat pertama di

wilayah kerjanya.

Dalam menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas berwenang untuk :

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan


32

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengindentifikasi dan

menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat

perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain

terkait

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan

upaya kesehatan berbasis masyarakat

f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia

Puskesmas.

g. Memantau pelaksanaaan pembangunan agar berwawasan kesehatan

h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,

mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan

i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,

termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon

penanggulangan penyakit.(Permenkes RI No 75 Tahun 2014).


33

2.5 Kerangka Konsep

Etiologi :

1.Mycobacterium
Tuberkulosis

2.Transmisi Udara :

pengobatan
Tuberkulosis Tuberkulosis :
Faktor-faktor kepuasan :
1.Kategori I
1. Kualitas Jasa
Berobat ke Puskesmas
2. Kategori II
2. Harga
3. OAT Sisipan
3. Emosional
Kepuasan Pasien
4. Kinerja

5. Estetika Kriteria Pengobatan :


1. Reliability (Bukti
6. Karakteristik produk langsung) 1.Sembuh
2. Tangibles
(Kehandalan) 2. Droup Out
7. Pelayanan
8. Lokasi 3. Responsiveness (Daya 3. MDR
tanggap)
9. Fasilitas 4. Assurance (Asuransi)
10. Komunikassi 5. Empathy (Empati)

11. Suasana

12. Desain visual


Sangat Tidak Cukup Memuaska Sangat
Keterangan : Tidak Memuaska memuaska n Memuaska
Memuaska n n n
: Diteliti n

: Tidak diteliti
34

Gambar 2.1 Hubungan kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien Tuberkulosis

Penjelasan Skema :

Penyakit Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis

yang mudah menular. Hal ini disebabkan penyebaran bakteri TB melalui udara

yang disebabkan oleh manusia untuk bernapas. Penyebaran bersumber ketika

penderita batuk dan juga ketika bersin sehingga droplet yang mengandung

Mycobacterium Tuberculosis dapat terpapar pada siapapun yang berada disekitar

penderita (Linda,2012)

Menurut Kemenkes RI (2012) Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan

sebelumnya dibagi menjadi beberapa type pasien, yaitu Kasus baru, sembuh , drop

out, MDR dan kasus pindahan.

Puskesmas sebagai tingkat pertama pelayanan kesehatan melaksanakan

strategi DOTS sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling

efektif (cost-efective). Ukuran keberhasilan suatu pelayanan adalah kepuasan

pasien. Kepuasan pasien akan tercapai bila pasien mendapatkan pelayanan yang

sesuai dengan kebutuhan dan harapannya. Menurut Nursalam (2012), bentuk

pelayanan yang paling mempengaruhi kepuasan pasien adalah pelayanan

keperawatan. Kepuasaan pasien sebagai salah satu indikator pelayanan berkualitas

harus menjadi perhatian karena berhubungan langsung dengan pengguna

pelayanan kesehatan (Lusa,2017)


35

Kepuasan pelayanan merupakan bagaimana konsumen akan puas dengan jasa

yang telah dikonsumsinya. Dimensi service qulity yang lebih dikenal dengan

servqual meliputi 5 dimensi yaitu tangible, reliability, assurance, empathy,

responsiveness.

Menurut Nursalam (2014) ada beberapa faktor yang memengaruhi kepuasan

pasien, yaitu kualitas jasa, harga, emosional, kinerja, estetika, karakteristik

produk, pelayanan, lokasi, fasilitas, komunikasi, suasana dan desain visual.

2.6 Hipotesis

H1: Ada hubungan kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien

Tuberkulosis.

H0 : Tidak Ada hubungan kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien

Tuberkulosis
BAB 3

METEDOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan sebuah Desain penelitian, Kerangka kerja, dan

Populasi, Sample dan Sampling, serta identifikasi Variabel, definisi operasional,

pengumpulan data, analisa data, prinsip etik dalam penelitian dan juga

keterbatasan pada penelitian.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang di gunakan

dalam prosedur penelitian (Hidayat,2010), penelitian ini menggunakan

desain penelitian kuantitatif dengan studi korelasional. Studi korelasional

pada merupakan penelitian hubungan antara dua variable pada suatu

situasi atau sekelompok subjek (Hidayat,2010).

Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan

cross sectional. Penelitian dengan pendekatan cross sectional bertujuan

mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel (Hidayat,2010).

Variabel yang diteliti adalah kepuasan pelayanan sebagai variabel

bebas dan pengobatan pasien Tuberkulosis sebagai variabel terikat.

36
37

3.2 Kerangka Operasional

Populasi
Semua penderita TB yang terdiagnosis di
puskesmas Tanah Kali Kedinding pada bulan
Januari 2019-Desember 2019. N = 108 Orang
Teknik Sampling
Simple random Sampling Sampel

Pasien Tuberkulos di Puskesmas Tanah Kali


Kedinding n = 55 Orang

Desain Penelitian
Desain Penelitian ini adalah Corelational dengan
pendekatan Cross Sectional

Variabel Independen : Variabel Dependen :

Kepuasan pelayanan Pengobatan pasien TB

Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Kuesioner

Analisa Data

Data di analisa dengan menggunakan Uji Spearmen Rho

Penyajian Hasil

Kesimpulan

Gambar 3.1 Hubungan kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien


Tuberkuklosis di wilayah kerja puskesmas Tanah Kali Kedinding.
38

3.3 Populasi, Sampel, dan Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi adalah seluruh subyek dengan karakteristik tertentu yang

akan diteliti, bukan hanya subjek yang dipelajari tapi juga seluruh

karakteristik yang dimiliki (Hidayat,2010). Populasi adalah subjek yang

memenuhi kriteria yang ditetapkan (Nursalam,2016). Populasi dalam

penelitian ini adalah penderita TB pada bulan Januari- Desember 2019

sebanyak 108 pasien.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan digunakan

sebagai subjek pada penelitian yang diambil melalui sampling

(Nursalam,2016).

Besar sampel penelitian ini diambil menggunakan rumus sebagai berikut :

N Z 21−∝/ 2 σ 2
n=
( N −1 ) d 2+ Z 21−∝ /2 σ 2

Keterangan :

n = Besar sampel minimum

Z21−∝/ 2= Nilai distribusi normal baku pada α tertentu

σ2 = Harga varians di Populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

N = Besar Populasi
39

perhitungan :

108. 1,962 .32


n=
( 108−1 ) 0,52+ 1,962 . 32

108. 3,84 . 9
n=
107 . 0,25+3,84 . 9

3732,5
n=
26.75+ 34,56

3732,5
n=
61,31

n = 60,8 dibulatkan menjadi 61 Responden

Dikarenakan dari sebagaian pasien yang drop out banyak yang telah

pindah tempat pengobatan dan pindah tempat tinggal sehingga peneliti tidak dapat

menjangkau lokasi responden maka total sampel yang menjadi responden

sebanyak 55 responden.

3.3.3 Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara untuk mengambil

sampel dari populasi agar memperoleh sampel yang sesuai dengan subjek

penelitian (Nursalam,2016).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling

khusunya Simple Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel

dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalam anggota

populasi dan dilakukan dengan cara mengambil lotere (Hidayat,2017).


40

Teknik random sampling yang digunakan oleh peneliti adalah

dengan cara pengambilan sampel secara acak sederhana sistem undian atau

lotere dengan cara sebagai berikut :

1. Membuat potongan kertas kecil-kecil dengan menuliskan

nomor subyek satu nomor untuk setiap kertas

2. Potongan kertas digunting dan dimasukkan ke dalam botol

3. Dikocok dan dikeluarkan satu demi satu sebanyak atau

sejumlah anggota sampel yang diperlukan

4. Sehingga nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas

yang terambil itulah yang merupakan nomor subyek sampel

penelitian.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Identifikasi Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam,2016).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen dan

varibel dependen.

3.4.1.1 Variabel Independen


41

Variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel

lain (Nursalam,2016). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

independent adalah kepuasan pelayanan.

3.4.1.2 Variabel Dependen

Variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain.

variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan

ada tidaknya hubungan dari variabel bebas (Nursalam,2016). Dalam

penelitian ini variabel terikat adalah pengobatan pasien Tuberkulosis.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pemberian arti atau makna pada

masing-masing variabel untuk kepentingan akurasi, komunikasi, dan

replikasi agar memberikan pemahaman sama pada setiap orang menganai

variabel yang diangkat dalan suatu penelitian (Nursalam, 2016).


42

Tabel 3.1 Definisi operasional Hubungan kepuasan pelayanan terhadap


pengobatan Penderita Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kali
Kedinding Kenjeran Surabaya

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Instrumen Skoring


Data
Kepuasan Tingkat perasaan 1. Reliability Ordinal Kuesioner Pernyataan :
Pelayanan yang muncul setelah (Bukti STS : 1
pasien mendapatkan langsung) TS : 2
pelayanan TB di RR : 3
2. Tangibles
Puskesmas S:4
(Kehandalan) SS : 5
3. Responsiveness
(Daya tanggap) Dengan kriteria
penilaian :
4. Assurance -Sangat
(Asuransi) Memuaskan :
5. Empathy 85%-100%
(Empati) - Memuaskan :
69%- 84%
-Cukup
Memuaskan :
53%-68%
-Tidak
Memuaskan :
37%-52%
-Sangat Tidak
Memuaskan :
20%-36%
(Nursalam,2003)
Pengobatan Pengobatan yang 1.Kategori I Ordinal Rekam Sembuh : 3
pasien sedang dijalankan medis dan Droup Out : 2
Tuberkulosis oleh pasien TB 2. Kategori II Kuesioner MDR : 1
3. OAT Sisipan (KEMENKES,
2012)
43

3.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.5.1 Instrumen

Instrumen penelitian adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya

(Arikunto,2010). Pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah

dimodifikasi oleh peneliti dari kuesioner beberapa peneliti sebelumnya.

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar

kuesioner, meliputi :

1. Kepuasan Pelayanan diukur menggunakan instrumen kepuasan

pelayann yang didapatkan penderita Tuberkulosis yang

dimodifikasi untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan pada

penderita Tuberkulosis yang terdiri dari 20 pertanyaan.

2. Pengobatan Tuberkulosis dilakukan dengan melihat dan

mengumpulkan data yang tercatat di Rekam Medis dan

Kuesioner.

Kuesioner dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan

membandingkan nilai r table dengan nilai r hitung. Untuk menentukan r

hitung, dapat dilihat dalam kolom “Cccorrected item-Total Correlation”.

Masing-masing pertanyaan atau variabel akan dibandingkan nilai r hasil

dengan nilai r table dan dapat diputuskan, bila r hasil > r table, Maka

pertanyaan tersebut valid (Sutanto,2016).


44

3.5.2 Tempat dan Waktu penelitian

a. Tempat penelitian

Lokasi peneitian ini dilakukan di Surabaya yaitu puskesmas Tanah Kali

Kedinding kota Surabaya.

b. Waktu penelitian

Penelitian ini dimulai bulan April 2020 – Juni 2020

3.5.3 Prosedur Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data diperoleh setelah peneliti mendapatkan

izin dan persetujuan dari pembimbing skripsi dan bagian Akademik S1

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan, dan Badan Kesatuan Bangsa dan

Politik. Setelah mendapat izin dari BANGKESBANGPOL serta izin dari

Dinas Kesehatan Surabaya, dikarenakan adanya pandemik covid-19

peneliti tidak diperbolehkan terjun langsung untuk memberikan dan

menjelaskan kuesioner penelitian ke responden. Maka peneliti dibantu

oleh kader Tuberklosis yang ada di Puskesmas Tanah Kali Kedinding

untuk menyebar kuesioner penelitian. Sebelum kader menyebar kuesioner,

peneliti menjelaskan dan menyamakan persepsi dengan kader, setelah itu

kader mendatangi lokasi penelitian dan meminta izin, setelah izin

disetujui, kader akan melakukan pendekatan kepada pasien TB untuk

menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini, Selanjutnya kuesioner

akan diisi oleh responden.


45

3.5.4 Analisa Data

Dari data yang telah terkumpul dianalisis hubungan kepuasan

pelayanan terhadap pengobatan pasien tuberkulosis untuk mengetahui

hubungan anatar variabel independent dan variabel dependen dilakukan uji

statistik korelasi spearmen. Uji spearmen digunakan untuk menguji 2

variabel dengan skala data ordinal (Arikunto,2010). Data yang telah

terkumpul, kemudian diolah dan dianalisis. Proses analisis data pada

penelitian ini dilakukan melalaui beberapa tahapan yaitu :

a. Editing

Merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat,2010).

Setelah mengambil data peneliti memberikan kuesioner kepada

responden. Kemudian peneliti menarik kembali dan melakukan

pemeriksaan ulang. Pemeriksaan kuesioner melengkapi kelengkapan

dan kesesuaian jawaban.

b. Coding

Merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri dari beberapa kategori (Hidayat, A.A. 2010). Dalam

penelitian ini menjaga kerahasiaan responden dengan memberi kode

numerik pada inisial responden. Responden juga memberikan kode

dari hasil penelitian yang dimasukkan kedalam tabulasi data. Maka

dari itu, jawaban telah ada pada lembar Kuesioner yaitu :


46

1. Kepuasan pelayanan

Sangat Tidak Puas : 1

Tidak Puas : 2

Kurang Puas : 3

Puas : 4

Sangat Puas : 5

(Nursalam,2003)

2. Pengobatan Tuberkulosis

Sembuh :3

Droup Out :2

MDR :1

(KEMENKES,2012)

c. Scoring

Skoring adalah langkah pemberian Skor pada item-item yang akan

diberi skor (Hidayat,2017). Lembar pertanyaan Kuesioner terdiri dari

kepuasan pelayanan serta Perilaku berobat pasien Tuberkulosis.

Untuk kategori kepuasan pelayanan, menggunakan rumus :

Nilai Tertinggi 20x 5 : 100

Nilai Terendah 20x1 : 20


47

Lalu, kelas Interval ((100-20) /5 = 16

Maka Skoring untuk Kepuasan pasien adalah :

Sangat Memuaskan : 85%-100%

Memuaskan : 69%- 84%

Cukup Memuaskan : 53%-68%

Tidak Memuaskan : 37%-52%

Sangat Tidak Memuaskan : 20%-36%

d. Tabulating

Kegiatan memasukkan data yang telah terkumpulkan ke dalam

master table atau database komputer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana (Hidayat,2010). Setelah data dipersentase sesuai

dengan skor kemudian dilakukan penyusuan tabel frekuensi yang

digunakan untuk mengelompokkan data dalam penyusunan tabulasi.

e. Penerapan Analisa Data

Analisa data merupakan pengumpulan data dari seluruh responden

yang dikumpulkan. Teknik analisis dara dalam penelitian kuantitatif

menggunakan statistik (Sugiyono,2015)

1. Analisa univariat

Analisis univariat yang dilakukan pada tiap variable dari

hasil penelitian. Pada umumnya di dalam analisis ini hanya


48

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variable

(Notoatmodjo,2012). Analisis univariat dalam penelitian ini untuk

mengetahui karakteristik reponden, yang terdiri dari umur, jenis

kelamin, riwayat pengobatann pasein Tuberkulosis.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk

mengetahui hubungan keterkaitan dua variable

(Notoatmodjo,2012). Untuk mengetahui hubungan antara

kepuaasan pelayanan terhadap pengobatan pasien Tuberkulosis

dilakukan uji Spearmen Rho yaitu untuk menguji hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen berskala ordinal

(Dahlan,2009). Tingkat signifikan < 0,05, hipotesis diterima

artinya ada hubungan kepuasan pelayanan terhadap Pengobatan

pasien tuberkulosis. Hasil analisis disajikan dalam bentuk

tabel/diagram/grafik.

3.6 Etika Penelitian

Penelitian akan dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari program

studi S1 Keperawatan Fakultas ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Surabaya dan atas izin Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. Penelitian akan

dimulai dengan melakukan beberapa prosedur yang berhubungan dengan etika

penelitian yang meliputi :


49

3.6.1 Informed Consent

Lembar persetujuan diberikan pada subjek yang akan diteliti.

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakuakn jika

subjek bersedia diteliti, maka harus menandatangani lembar persetujuan,

jika subjek menolak untuk diteliti, maka tidak akan memaksa dan tetap

menghormati haknya.

3.6.2 Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak

mencantumkan nama subjek pada sumber kuesioner yang diisi oleh subjek

lembar kuesioner tersebut hanya diberi kode

3.6.3 Confidentiality

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diperoleh dari

respondenn, hanya data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan

pada hasil penelitian

3.6.4 Beneficience Dan Non Malafecence

Penelitian yang dilakukan memberikan keuntungan atau manfaat

dari penelitian. Proses peneltiian yang dilakukan juga diharapkan tidak

menimbulkan kerugian yang mungkin ditimbulkan

3.6.5 Justice (Keadilan)

Responden diminta menjawab pertanyaan dalam kuesioner dengan

jujur dan hasil yang idaptkan selama pengumpulan data merupakan hasil

sesusai kenyataan dan kejujuran. Prinsip ini diterapkan oleh penulis

sehingga subjek penelitian merasa terjamin dalam mendapatkan perlakuan


50

dan keuntungan yang sama tanpa memperhatikan ras,suku, agama dan

jenis kelamin.

3.7 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

ilmiah, namun demikian masih memiliki keteerbatasan, yaitu :

1. Peneliti tidak bisa memberikan kuesioner langsung kepada responden,

hanya bisa melalui kader dikarenakan masa pandemi covid-19 yang

sedang terjadi.

2. Sebagaian populasi yang masuk kriteria sampel yang akan dijadikan

responden banyak yang sudah pindah tempat tinggal.

3. Variabel kepuasan pelayanan tidak dihubungkan per aspeknya dengan

pengobatan tuberkulosis, tetapi langsung dihubungkan dengan semua

aspek variabel kepuasan pelayanan.


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan di uraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang

disampaikan dalam bentuk tabel dan narasi. Data yang telah terkumpul di tabulasi

dan dikelompokkan sesuai dengan variabel, di analisa dan di interpretasikan

sehingga menghasilkan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian, penyajian data dibagi menjadi tiga bagian

yaitu gambaran lokasi penelitian, data umum tentang karakteristik responden yang

meliputi usia, jenis kelamin,status perkawinan, Pendidikan terakhir, pekerjaan,

penghasilan,PMO dan riwayat pengobatan. Sedangkan data khusus tentang

kepuasan pelayanan pada pasien Tuberkulosis dengan jumlah responden 55 orang

di Puskesmas Tanah Kali Kedinding pada Juni 2020.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tanah Kali Kedinding

yang dimulai pada Mei 2020. Penelitian berlokasi di Rumah TB yang

merupakan ruang khusus untuk melayani pasien TB. Puskesmas tersebut

telah memiliki 14 pelayanan yang dapat digunakan oleh masysrakat sekitar

seperti UGD 24 jam, persalinan rawat inap, spesialis kandungan, spesialis

anak, spesialis paru, pengobatan umum, pengobatan gigi, KIA/KB,

laboratorium, pengobatan tradisional, TFC (Therapeutic Feeding Center)

konsultasi gizi dan unit kesehatan lingkungan.

51
52

Batas wilayah di Puskesmas Tanah Kali Kedinding :

a. Batas Utara : Kel. tambak wedi dan Kel. Kedung Cowek

b. Batas Selatan : Kel.Bulak

c. Batas Barat : Kel Sidotopo Wetan

d. Batas Timur : Kel Sidotopo

e. pelaksanaan strategi
DOTS
f. berdasarkan penemuan
kasus meliputi penjaringan
g. suspek, diagnosa
pasien, petugas
penjaringan
h. suspek, ketepatan
menentukan tipe pasien,
alur
i.diagnosa, dan pemeriksaan
dahak, menggambarkan
53

j.pelaksanaan strategi DOTS


berdasarkan pengobatan
k. meliputi PMO, jenis
PMO, fungsi PMO,
evaluasi
l.PMO, ketepatan
pengobatan, perubahan
komposisi
m. obat anti tuberkulosis
kombinasi dosis tetap pada
n. fase lanjutan, dan
frekuensi pengambilan
obat anti
o. tuberkulosis,
menggambarkan faktor
pendorong
54

p. meliputi penyuluhan
dan media informasi dan
q. pelaksanaan strategi
DOTS
r. berdasarkan penemuan
kasus meliputi penjaringan
s. suspek, diagnosa
pasien, petugas
penjaringan
t. suspek, ketepatan
menentukan tipe pasien,
alur
u. diagnosa, dan
pemeriksaan dahak,
menggambarkan
55

v. pelaksanaan strategi
DOTS berdasarkan
pengobatan
w. meliputi PMO, jenis
PMO, fungsi PMO,
evaluasi
x. PMO, ketepatan
pengobatan, perubahan
komposisi
y. obat anti tuberkulosis
kombinasi dosis tetap pada
z. fase lanjutan, dan
frekuensi pengambilan
obat anti
aa. tuberkulosis,
menggambarkan faktor
pendorong
56

bb. meliputi penyuluhan


dan media informasi dan
cc. pelaksanaan strategi
DOTS
dd. berdasarkan penemuan
kasus meliputi penjaringan
ee. suspek, diagnosa
pasien, petugas
penjaringan
ff. suspek, ketepatan
menentukan tipe pasien,
alur
gg. diagnosa, dan
pemeriksaan dahak,
menggambarkan
57

hh. pelaksanaan strategi


DOTS berdasarkan
pengobatan
ii. meliputi PMO, jenis
PMO, fungsi PMO,
evaluasi
jj. PMO, ketepatan
pengobatan, perubahan
komposisi
kk. obat anti tuberkulosis
kombinasi dosis tetap pada
ll. fase lanjutan, dan
frekuensi pengambilan
obat anti
mm. tuberkulosis,
menggambarkan faktor
pendorong
58

nn. meliputi penyuluhan


dan media informasi dan
oo. pelaksanaan strategi
DOTS
pp. berdasarkan penemuan
kasus meliputi penjaringan
qq. suspek, diagnosa
pasien, petugas
penjaringan
rr. suspek, ketepatan
menentukan tipe pasien,
alur
ss. diagnosa, dan
pemeriksaan dahak,
menggambarkan
59

tt. pelaksanaan strategi


DOTS berdasarkan
pengobatan
uu. meliputi PMO, jenis
PMO, fungsi PMO,
evaluasi
vv. PMO, ketepatan
pengobatan, perubahan
komposisi
ww. obat anti tuberkulosis
kombinasi dosis tetap pada
xx. fase lanjutan, dan
frekuensi pengambilan
obat anti
yy. tuberkulosis,
menggambarkan faktor
pendorong
60

zz. meliputi penyuluhan


dan media informasi dan
aaa.pelaksanaan strategi
DOTS
bbb. berdasarkan
penemuan kasus meliputi
penjaringan
ccc. suspek, diagnosa
pasien, petugas
penjaringan
ddd. suspek, ketepatan
menentukan tipe pasien,
alur
eee.diagnosa, dan
pemeriksaan dahak,
menggambarkan
61

fff. pelaksanaan strategi


DOTS berdasarkan
pengobatan
ggg. meliputi PMO, jenis
PMO, fungsi PMO,
evaluasi
hhh. PMO, ketepatan
pengobatan, perubahan
komposisi
iii. obat anti tuberkulosis
kombinasi dosis tetap pada
jjj. fase lanjutan, dan
frekuensi pengambilan
obat anti
kkk. tuberkulosis,
menggambarkan faktor
pendorong
62

lll. meliputi penyuluhan


dan media informasi dan
mmm. pelaksanaan strategi
DOTS
nnn. berdasarkan
penemuan kasus meliputi
penjaringan
ooo. suspek, diagnosa
pasien, petugas
penjaringan
ppp. suspek, ketepatan
menentukan tipe pasien,
alur
qqq. diagnosa, dan
pemeriksaan dahak,
menggambarkan
63

rrr. pelaksanaan strategi


DOTS berdasarkan
pengobatan
sss. meliputi PMO, jenis
PMO, fungsi PMO,
evaluasi
ttt. PMO, ketepatan
pengobatan, perubahan
komposisi
uuu. obat anti tuberkulosis
kombinasi dosis tetap pada
vvv. fase lanjutan, dan
frekuensi pengambilan
obat anti
www. tuberkulosis,
menggambarkan faktor
pendorong
64

xxx. meliputi
penyuluhan dan media
informasi dan
yyy. pelaksanaan strategi
DOTS
zzz.berdasarkan penemuan
kasus meliputi penjaringan
aaaa. suspek, diagnosa
pasien, petugas
penjaringan
bbbb. suspek, ketepatan
menentukan tipe pasien,
alur
cccc. diagnosa, dan
pemeriksaan dahak,
menggambarkan
65

dddd. pelaksanaan strategi


DOTS berdasarkan
pengobatan
eeee. meliputi PMO, jenis
PMO, fungsi PMO,
evaluasi
ffff.PMO, ketepatan
pengobatan, perubahan
komposisi
gggg. obat anti tuberkulosis
kombinasi dosis tetap pada
hhhh. fase lanjutan, dan
frekuensi pengambilan
obat anti
iiii. tuberkulosis,
menggambarkan faktor
pendorong
66

jjjj. meliputi penyuluhan


dan media informasi dan
kkkk. pelaksanaan strategi
DOTS
llll. berdasarkan penemuan
kasus meliputi penjaringan
mmmm. suspek, diagnosa
pasien, petugas
penjaringan
nnnn. suspek, ketepatan
menentukan tipe pasien,
alur
oooo. diagnosa, dan
pemeriksaan dahak,
menggambarkan
67

pppp. pelaksanaan strategi


DOTS berdasarkan
pengobatan
qqqq. meliputi PMO, jenis
PMO, fungsi PMO,
evaluasi
rrrr.PMO, ketepatan
pengobatan, perubahan
komposisi
ssss. obat anti tuberkulosis
kombinasi dosis tetap pada
tttt. fase lanjutan, dan
frekuensi pengambilan
obat anti
uuuu. tuberkulosis,
menggambarkan faktor
pendorong
68

vvvv. meliputi
penyuluhan dan media
informasi dan
wwww. pelaksanaan
strategi DOTS
xxxx. berdasarkan
penemuan kasus meliputi
penjaringan
yyyy. suspek, diagnosa
pasien, petugas
penjaringan
zzzz. suspek, ketepatan
menentukan tipe pasien,
alur
aaaaa. diagnosa, dan
pemeriksaan dahak,
menggambarkan
69

bbbbb.pelaksanaan strategi
DOTS berdasarkan
pengobatan
ccccc. meliputi PMO, jenis
PMO, fungsi PMO,
evaluasi
ddddd. PMO, ketepatan
pengobatan, perubahan
komposisi
eeeee. obat anti tuberkulosis
kombinasi dosis tetap pada
fffff. fase lanjutan, dan
frekuensi pengambilan
obat anti
ggggg. tuberkulosis,
menggambarkan faktor
pendorong
70

hhhhh. meliputi
penyuluhan dan media
informasi dan
iiiii.pelaksanaan strategi
DOTS
jjjjj. berdasarkan
penemuan kasus meliputi
penjaringan
kkkkk. suspek, diagnosa
pasien, petugas
penjaringan
lllll. suspek, ketepatan
menentukan tipe pasien,
alur
mmmmm. diagnosa, dan
pemeriksaan dahak,
menggambarkan
71

nnnnn.pelaksanaan strategi
DOTS berdasarkan
pengobatan
ooooo. meliputi PMO,
jenis PMO, fungsi PMO,
evaluasi
ppppp. PMO, ketepatan
pengobatan, perubahan
komposisi
qqqqq. obat anti
tuberkulosis kombinasi
dosis tetap pada
rrrrr. fase lanjutan, dan
frekuensi pengambilan
obat anti
72

sssss. tuberkulosis,
menggambarkan faktor
pendorong
ttttt. meliputi
penyuluhan dan media
informasi dan
uuuuu.pelaksanaan strategi
DOTS
vvvvv. berdasarkan
penemuan kasus meliputi
penjaringan
wwwww. suspek,
diagnosa pasien, petugas
penjaringan
xxxxx. suspek, ketepatan
menentukan tipe pasien,
alur
73

yyyyy. diagnosa, dan


pemeriksaan dahak,
menggambarkan
zzzzz. pelaksanaan strategi
DOTS berdasarkan
pengobatan
aaaaaa. meliputi PMO,
jenis PMO, fungsi PMO,
evaluasi
bbbbbb. PMO, ketepatan
pengobatan, perubahan
komposisi
cccccc. obat anti
tuberkulosis kombinasi
dosis tetap pada
74

dddddd. fase lanjutan, dan


frekuensi pengambilan
obat anti
eeeeee. tuberkulosis,
menggambarkan faktor
pendorong
ffffff. meliputi
penyuluhan dan media
informasi dan
gggggg. pelaksanaan
strategi DOTS
hhhhhh. berdasarkan
penemuan kasus meliputi
penjaringan
iiiiii. suspek, diagnosa
pasien, petugas
penjaringan
75

jjjjjj. suspek, ketepatan


menentukan tipe pasien,
alur
kkkkkk. diagnosa, dan
pemeriksaan dahak,
menggambarkan
llllll. pelaksanaan strategi
DOTS berdasarkan
pengobatan
mmmmmm. meliputi
PMO, jenis PMO, fungsi
PMO, evaluasi
nnnnnn. PMO, ketepatan
pengobatan, perubahan
komposisi
76

oooooo. obat anti


tuberkulosis kombinasi
dosis tetap pada
pppppp. fase lanjutan, dan
frekuensi pengambilan
obat anti
qqqqqq. tuberkulosis,
menggambarkan faktor
pendorong
rrrrrr. meliputi
penyuluhan dan media
informasi dan
ssssss. pelaksanaan strategi
DOTS
tttttt. berdasarkan
penemuan kasus meliputi
penjaringan
77

uuuuuu. suspek, diagnosa


pasien, petugas
penjaringan
vvvvvv. suspek, ketepatan
menentukan tipe pasien,
alur
wwwwww. diagnosa, dan
pemeriksaan dahak,
menggambarkan
xxxxxx. pelaksanaan
strategi DOTS berdasarkan
pengobatan
yyyyyy. meliputi PMO,
jenis PMO, fungsi PMO,
evaluasi
78

zzzzzz. PMO, ketepatan


pengobatan, perubahan
komposisi
aaaaaaa. obat anti
tuberkulosis kombinasi
dosis tetap pada
bbbbbbb.fase lanjutan, dan
frekuensi pengambilan
obat anti
ccccccc. tuberkulosis,
menggambarkan faktor
pendorong
ddddddd. meliputi
penyuluhan dan media
informasi dan
Pelaksanaan strategis DOTS berdasarkan penemuan kasus yang diterapkan

puksesmas tanah kali kedinding yaitu :

1. Penjaringan suspek

2. Diagnosa pasien
79

3. Petugas penjaringan suspek

4. Ketepatan menentukan tipe paisien

5. Alur diagnose

6. Pemeriksaan Dahak

4.1.2 Data Umum (Karakteristik Responden)

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pasien TB Paru di


Puskesmas Tanah Kali Kedinding pada bulan Juni 2020

No Usia Frekuensi Presentase


(f) (%)
1. 11-17 Tahun 4 7%
2. 18-24 Tahun 8 15%
3. 25-31 Tahun 3 6%
4. 32-38 Tahun 6 11%
5. 39-45 Tahun 9 16%
6. 46-52 Tahun 15 27%
7. 53-60 Tahun 6 11%
8. 61-67 Tahun 1 2%
9. 68-73 Tahun 3 5%
Jumlah 55 100%
80

Sumber : Data Primer (2020)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa dari 4 Responden

diketahui berusia 11-17 Tahun (7%), 8 Responden di ketahui berusia 18-24

Tahun (15%), Responden di ketahui 3 Responden berusia 25-31 Tahun

(6%), 6 Responden berusian 32-38 Tahun (11%), 9 Responden diketahui

berusia 39-45 Tahun (16%), 15 Responden diketahui berusia 46-52 Tahun

(27%), 6 Responden di ketahui berusia 53-60 Tahun (11%), 1 Responden

diketahui berusia 61-67 Tahun (2%), dan 3 Responden diketahui berusia 68-

73 Tahun (5%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien TB


Paru di Puskesmas Tanah Kali Kedinding pada bulan Juni 2020

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase


(f) (%)
1. Laki- Laki 28 51%
2. Perempuan 27 49%
Jumlah 55 100%

Sumber : Data Primer (2020)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden

diketahui 28 orang berjenis kelamin laki- laki (51%) dan 27 orang berjenis

kelamin perempuan (49%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan pasien


TB Paru 2020 di Puskesmas Tanah Kali Kedinding pada bulan Juni 2020
81

NO Status Frekuensi Presentase


Perkawinan (f) (%)

1 Kawin 36 66%
2 Belum Kawin 11 20%
3 Janda/Duda 8 14%
Jumlah 55 100%
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden

diketahui 36 responden berstatus Kawin (66%), 11 responden berstatus

Belum Kawin (20%), dan 16 responden berstatus Janda/Duda (29%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Terakhir pasien TB di Puskesmas Tanah Kali Kedinding pada bulan Juni
2020

NO Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase


Terakhir (f) (%)
1 SD 18 33%
2 SMP 17 31%
3 SMA 19 34%
4 S1 1 2%
Jumlah 55 100%
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden

diketahui 18 responden Tingkat Pendidikan terakhir SD (33%), 17

responden Tingkat Pendidikan terakhir SMP (31%), dan 19 responden

Tingkat Pendidikan terakhir SMA (34%).

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


82

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan pasien TB Paru


di Puskesmas Tanah Kali Kedinding pada bulan Juni 2020

N Pekerjaan Frekuensi Presentase


O (f) (%)
1 Ibu Rumah Tangga (IRT) 11 20%
2 Swasta 24 44%
3 Wiraswasta 9 16%
4 Dll 11 20%
Jumlah 55 100%
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden

diketahui 11 responden bekerja sebagai IRT (20%), 24 responden bekerja

sebagai Swasta (44%), 9 responden bekerja sebagai Wiraswasta (16%) dan

11 responden bekerja yang Lainnya (20%).

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan pasien TB Paru


di Puskesmas Tanah Kali Kedinding pada bulan Juni 2020

NO Penghasilan Frekuensi Presentase


(f) (%)
1 Tidak ada penghasilan 11 20%
2 Rp. 500.000 28 50,9%

3 ± Rp. 1.000.000 – 16 29,1%


Rp. 2.000.000
Jumlah 55 100%
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden

diketahui 11 responden tidak memiliki penghasilan (20%), 28 responden

berpenghasilan Rp.500.000 (50,9%) dan 16 responden berpenghasilan ± Rp.

1.000.000 – Rp. 2.000.000 (29,1%).

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengawas minum obat (PMO)


83

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan PMO pasien TB Paru di


Puskesmas Tanah Kali Kedinding pada bulan Juni 2020

NO PMO Frekuensi Presentase


(f) (%)
1 Ada 34 61,8%
2 Tidak ada 21 38,8%
Jumlah 55 100%
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden

diketahui 34 responden ada pengawas minun obat (61,8%) dan 21

responden tidak ada pengawas minum obat (38,8%).

4.1.3 Data Khusus

1. Pengobatan pasien Tuberkulosis di Puskesmas Tanah kali Kedinding

Tabel 4.8 Riwayat pengobatan pasien Tuberkulosis di wilayah kerja


Puskesmas Tanah Kali Kedinding pada bulan Juni 2020

NO Riwayat Pengobatan Frekuensi Presentase


(f) (%)
1 DO 29 52,7%
2 MDR 1 1,8%
3 Sembuh 25 45,5%
Jumlah 55 100%
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan table 4.8 di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden

diketahui 29 responden droup out (52,7%), 1 responden MDR (1,8%) dan 25

responden sembuh (45,5%).

2. Kepuasan Pelayanan pasien Tuberkulosis di Puskesmas Tanah kali

Kedinding

Tabel 4.9 Kepuasan pelayanan pasien Tuberkulosis di wilayah kerja


Puskesmas Tanah Kali Kedinding pada bulan Juni 2020
84

NO Kepuasan Pelayanan Frekuensi Presentase


(f) (%)
1 Sangat Tidak Memuaskan 8 14,5%
2 Tidak Memuaskan 13 23,6%
3 Cukup Memuaskan 9 16,4%
4 Memuaskan 16 29,1%
5 Sangat Memuaskan 9 16,4%
Jumlah 55 100%
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan table 4.9 di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden

diketahui 8 responden tingkat kepuasan pelayan sangat tidak memuaskan

(14,5%), 13 responden tingkat kepuasan pelayanan tidak memuaskan (23,6%),

9 responden tingkat kepuasan pelayanan cukup memuaskan (16,4%), 16

responden tingkat kepuasan pelayanan memuaskan (29,1%) dan 9 responden

tingkat kepuasan pelayanan sangat memuaskan (16,4%).

3. Hubungan kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien Tuberkulosis di

wilayah kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding.

Tabel 4.10 Tabel silang Hubungan kepuasan pelayanan terhadap pengobatan


pasien Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding pada
bulan Juni 2020
Riwayat Kepuasan Pelayanan Total
Pengobatan Sangat % Tidak % Cukup % Memuaska % Sanagat % N %
tidak memuaskan memuaskan n memuaskan
memuaskan
Drop Out 8 14,5 13 23,6 8 14,5 0 0,0 0 0,0 29 52,7

MDR 0 0,0 0 0,0 1 1,8 0 0,0 0 0,0 1 1,8

Sembuh 0 0,0 0 0,0 0 0,0 16 29,1 9 16,4 25 45,5

Total 8 14,5 13 23,6 9 16,4 16 29,1 9 16,4 55 100

Hasil Uji Spearmen rank test r = 0,889 dan ρ = 0,000 < α=0,05

Sumber : Data Primer,2020


85

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden,

yang drop out sebanyak 29 responden (52,7%) adalah yang memiliki tingkat

kepuasan sangat tidak memuaskan 8 responden (14,5%), tidak memuaskan 13

responden (23,6%) dan cukup memuaskan 8 responden (14,5%), yang MDR

sebanyak 1 responden (1,8%) dengan memiliki tingkat kepuasan cukup

memuaskan 1 responden (1,8%), dan yang sembuh sebanyak 25 responden

(45,5%) dengan memiliki tingkat kepuasan memuaskan 16 responden (29,1%)

dan 9 responden (16,4%).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Identifikasi Pengobatan pada pasien Tuberkulosis di wilayah Puskesmas

Tanah kali Kedinding

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 55

responden diketahui 29 responden droup out (52,7%), 1 responden MDR

(1,8%) dan 25 responden sembuh (45,5%).

Secara teori, Pengobatan tuberkulosis yang lama dapat

menyebabkan penderita mengalami drop out dalam program pengobatan

sehingga tidak sesuai dengan standar. Ada banyak faktor yang dapat

menyebabkan seseorang tidak patuh terhadap program terapi tuberkulosis

seperti kurangnya informasi oleh PMO, kurangnya pengetahuan akibat

tidak adekuatnya informasi, kesulitan akses layanan kesehatan (Amoran,

Osiyale dan Lawal,2011). Penderita TB kebanyakan dari kelompok

ekonomi rendah. Ekonomi yang rendah berimbas pada status gizi dan

sanitasi lingkungan yang buruk. Status gizi kurang lebih berpeluang untuk

menderita penyakit TB paru dibandingkan dengan status gizi cukup, hal


86

ini bisa dijelaskan bahwa status gizi seseorang dapat berfungsi sebagai

proteksi dan meningkatkan daya tahan tubuh. Status gizi yang kurang

memungkinkan seseorang akan rentan dengan berbagai macam penyakit

termasuk TB paru (Amelda,2012). Faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pengobatan tuberkulosis dipengaruhi oleh beberapa faktor

umur, tingkat pendidikan pasien, faktor pengawas minum obat dan sosial

ekonomi atau tingkat pendapatan pasien tuberkulosis (Tirtana,2011)

Berdasarkan data yang didapatkan dari observasi 75% dari

responden merupakan usia produktif yakni usia 15-50 tahun sebanyak 41

responden. Pada data penelitian ditemukan 13 responden melalukan drop

out dari pengobatan memiliki tingkat Pendidikan terakhir SD, untuk

tingkat Pendidikan smp dan sma masih ada juga yang mengalami drop out

sebanyak 16 responden, serta responden yang memiliki tingkat Pendidikan

terakhir SMP dan SMA telah berhasil menjalani pengobatan sebnayak 19

responden (34,5%), untuk responden yang berpendidikan S1 telah berhasil

menjalani pengobatan tuberkulosis sebanyak 1 responden (1,8%).

Berdasarkan hal tersebut maka hasil penelitian sesuai dengan teori yang

ada, Sekitar 75% pasien tuberkulosis adalah kelompok usia yang paling

produktif secara ekonomis (15-50 tahun) (Kemenkes,2011). Dan semakin

tinggi tingkat pendidikan responden tingkat keberhasilan pengobatan juga

semakin meningkat (Amaron,osiyale, dan lawal,2011).

Berdasarkan data yang didapatkan, bahwa dari 55 responden

diketahui 34 responden ada pengawas minun obat (61,8%) dan 21

responden tidak ada pengawas minum obat (38,8%). Pasien yang


87

mengalami drop out sebagaian tidak ada pengawas minum obat (PMO)

sebanyak 18 responden, dan 22 responden yang berhasil menjalankan

pengobatan dan dinyatakan sembuh ada pengawas minum obat (PMO).

Pasien yang tidak ada penghasilan dan penghasilan rendah banyak yang

melakukan drop out dari pengobatan sebanyak 29 responden (52,7%). Dan

pasien yang dinyatakan sembuh, sebanyak 16 responden berpenghasilan ±

Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000. Berdasarkan hal tersebut maka hasil

penelitian sesuai dengan teori yang ada, banyak faktor yang dapat

menyebabkan seseorang tidak patuh terhadap program terapi tuberkulosis

seperti kurangnya informasi oleh PMO (Amoran, Osiyale dan Lawal,2011)

dan Penderita TB kebanyakan dari kelompok ekonomi rendah

(Amelda,2012).

4.2.2 Identifikasi Kepuasan pelayanan pada pasien Tuberkulosis di wilayah

Puskesmas Tanah Kali Kedinding

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa dari 55 responden

diketahui 8 responden tingkat kepuasan pelayan sangat tidak memuaskan

(14,5%), 13 responden tingkat kepuasan pelayanan tidak memuaskan

(23,6%), 9 responden tingkat kepuasan pelayanan cukup memuaskan

(16,4%), 16 responden tingkat kepuasan pelayanan memuaskan (29,1%)

dan 9 responden tingkat kepuasan pelayanan sangat memuaskan (16,4%).

Berdasarkan toeri, Jika kinerja pelayanan kesehatan lebih jelek

daripada apa yang diharapkan para pengguna, kinerja pelayanan kesehatan

akan dipandang jelek oleh penggunanya, karena tidak sesuai dengan

harapan pengguna sebelum menerima pelayanan kesehatan. Hasilnya,


88

pengguna pelayanan merasa kurang puas dengan pelayanan yang diterima,

Jika kinerja pelayanan kesehatan sama dengan harapan para penggunanya,

pengguna layanan kesehatan akan menerima kinerja pelayanan jasa

dengan baik. Pelayanan yang diterima sesuai apa yang diharapkan

penggunanya. Hasilnya, para pengguna pelayanan merasa puas dengan

layanan yang diterima. Dan bila kinerja layanan kesehatan lebih tinggi dari

apa yang diharapkan pengguna, pengguna akan menerima layanan yang

melebihi harapannya. Hasilnya, para pelanggan merasa sangat puas

dengan pelayanan kesehatan yang diterima (Muninjaya,2013)

Berdasarkan teori, Bukti langsung (Reliability) adalah segala

sesuatu yang termasuk seperti fasilitas, peralatan, kenyamanan ruang, dan

sifat petugas. Kehandalan (Tangibles) adalah elemen yang berkaitan

dengan kemampuan untuk mewujudkan pelayanan yang dapat diandalkan.

Daya tanggap (Responsiveness) adalah elemen yang berkaitan dengan

kesediaan petugas dalam membantu dan memberikan pelayanan yang

terbaik bagi pasien, petugas dapat memberikan informasi yang jelas,

petugas dapat memberikan layanan dengan segera dan tepat waktu,

petugas memberikan pelayanan dengan baik. Jaminan (Assurance) adalah

hal yang mencangkup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat

dapat dipercaya petugas. Selain itu, bebas dari bahaya saat pelayanan

merupakan jaminan juga. Dan Empati (Empathy) meliputi perhatian

pribadi dalam memahami kebutuhan para pasien (Parasuraman,2014).

Faktor yang mempengaruhi kepuasan pelayanan adalah bukti langsung


89

(Reliability), kehandalan (Tangibles), daya tanggap (Responsiveness),

jaminan (Assurance) dan empati (Empathy) (Parasuraman,2014).

Berdasarkan data yang didapatkan, faktor empati sebagaian

jawaban tertinggi pernyataan pada pernyataan kuesioner nomor 1

sebanyak 22 responden menyatakan setuju (40%), pernyataan nomor 2

sebanyak 21 menyatakan setuju (38,2%), pernyataan kuesioner nomor 3

sebanyak 22 responden menyatakan ragu ragu (40%), pernyataan

kuesioner nomor 4 sebanyak 24 responden menyatakan setuju (43,6%).

Dari faktor bukti langsung (Reliability) sebagaian jawaban

tertinggi pernyataan, pada pernyataan kuesioner nomor 5, 24 responden

(43,6%) menyatakan sangat tidak setuju. pernyataan kuesioner nomor 6,

20 responden menyatakan tidak setuju (36,4%). Pernyataan keusioner

nomor 7 menyatakan setuju sebanyak 17 responden (30,9%). pernyataan

kuesioner nomor 8 menyatakan setuju sebanyak 20 responden (36,4%) dan

pernyataan nomor 9, 27 responden menyatakan tidak setuju (49,1%).

Faktor jaminan (Assurance) sebagaian jawaban tertinggi

pernyataan pada kuesioner nomor 10, 22 responden menyatakan setuju

(40%), pernyataan kuesioner nomor 11 menyatakan setuju sebanyak 21

responden (38,2%), pernyataan kuesioner nomor 12 menyatakan ragu-ragu

sebanyak 17 responden (30,9%), dan pernyataan kuesioner nomor 13

menyatakan ragu-ragu sebanyak 19 responden (34,5%).

Faktor daya tanggap (Responsiveness) sebagaian jawaban tertinggi

pernyataan pada kuesioner nomor 14, 13 responden menyatakan ragu-ragu


90

(23,6%), pernyataan kuesioner nomor 15 menyatakan setuju sebanyak 23

responden (41,8%), dan pernyataan kuesioner nomor 16 menyatakan ragu-

ragu sebanyak 21 responden (38,2%).

Faktor kehandalan (Tangibles) sebagaian jawaban tertinggi

pernyataan pada kuesioner nomor 17, 25 responden menyatakan ragu-ragu

(45,5%), pernyataan kuesioner nomor 18 menyatakan setuju sebanyak 24

responden (43,6%), pernyataan kuesioner nomor 19 menyatakan ragu-

ragu sebanyak 21 responden (41,8%), dan pernyataan kuesioner nomor 20

menyatakan ragu-ragu sebanyak 20 responden (36,4%).

Berdasarkan data yang telah didapat masih banyak aspek kepuasan

yang tidak memuaskan sehingga dalam menjawab pernyataan masih ada

yang tidak setuju dan ragu-ragu, hal ini sejalan dengan teori muninjaya

(2013) yang menyatakan Jika kinerja pelayanan kesehatan lebih jelek

daripada apa yang diharapkan para pengguna, kinerja pelayanan kesehatan

akan dipandang jelek oleh penggunanya, karena tidak sesuai dengan

harapan pengguna sebelum menerima pelayanan kesehatan, Jika kinerja

pelayanan kesehatan sama dengan harapan para penggunanya, pengguna

layanan kesehatan akan menerima kinerja pelayanan jasa dengan baik.

Pelayanan yang diterima sesuai apa yang diharapkan penggunanya, dan

bila kinerja layanan kesehatan lebih tinggi dari apa yang diharapkan

pengguna, pengguna akan menerima layanan yang melebihi harapannya.


91

4.2.3 Hubungan kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien Tuberkulosis

di wilayah kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding.

Berdasarkan hasil analisis dengan uji Spearmen Rank Test

menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antara variabel riwayat

pengobatan dan kepuasan pelayanan sebesar 0,889. Angka korelasi

mempunyai maksud hubungan antara variabel riwayat pengobatan dan

kepuasan pelayanan sangat kuat. Sifat korelasi variabel riwayat

pengobatan dan kepuasan pelayanan adalah hubungan signifikan, yang

ditandai dengan nilai ρ = 0,000 < α=0,05 yang artinya, jika kepuasan

pelayanan sangat memuaskan maka semakin baik pengobatan. Sebaliknya

jika kepuasan pelayanan sangat tidak memuaskan maka semakin buruk

pengobatan yang dijalankan.

Berdasarkan teori, menurut Nursalam (2014) Pasien akan merasa

sangat tidak puas apabila hasil pelayanan yang diberikan atau didapatkan

pasien jauh dibawah harapannya. Jika hasil pelayanan yang diberikan

belum memenuhi harapan pasien maka pasien akan merasa tidak puas

terhadap pelayanan yang diterima. Pelayanan akan cukup memuaskan jika

pelayanan yang diberikan sudah memenuhi sebagaian harapan pasien.

Pelayanan akan memuaskan apabila pelayanan yang diterima sudah

memenuhi harapan rata-rata pasien, sedangkan pasien akan merasa sangat

puas apabila pelayanan yang diberikan melebihi apa yang diharapkan

pasien.

Hasil menunjukkan bahwa sebagaian besar menunjukkan bahwa

dari 55 responden, yang drop out sebanyak 29 responden (52,7%) adalah


92

yang memiliki tingkat kepuasan sangat tidak memuaskan 8 responden

(14,5%), tidak memuaskan 13 responden (23,6%) dan cukup memuaskan

8 responden (14,5%), yang MDR sebanyak 1 responden (1,8%) dengan

memiliki tingkat kepuasan cukup memuaskan 1 responden (1,8%), dan

yang sembuh sebanyak 25 responden (45,5%) dengan memiliki tingkat

kepuasan memuaskan 16 responden (29,1%) dan 9 responden (16,4%).

Hasil ini sesuai dengan teori Nursalam (2014), Pasien akan merasa sangat

tidak puas apabila hasil pelayanan yang diberikan atau didapatkan pasien

jauh dibawah harapannya maka pasien akan memilih keluar dari

pengobatan, dan pasien akan merasa sangat puas apabila pelayanan yang

diberikan melebihi apa yang diharapkan pasien maka pasien akan

melanjutkan pengobatan hingga pengobatan selesai dan dinyatakan

sembuh.
BAB 5

KESIMPULAN

Bab ini akan disajikan tentang simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian

dan beberapa saran yang dapat digunakan untuk perbaikan dalam penelitian

selanjutnya dan berguna bagi pihak- pihak terkait.

5.1 Simpulan

Hasil penelitian Hubungan kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien

Tuberkulosis di wilayah puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya, dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut yaitu :

1. Berdasarkan penelitian data riwayat pengobatan dari 55 responden

diketahui 29 responden droup out (52,7%), 1 responden MDR (1,8%) dan

25 responden sembuh (45,5%).

2. Berdasarkan penelitian data kepuasan pelayanan dari 55 responden

diketahui 8 responden tingkat kepuasan pelayan sangat tidak memuaskan

(14,5%), 13 responden tingkat kepuasan pelayanan tidak memuaskan

(23,6%), 9 responden tingkat kepuasan pelayanan cukup memuaskan

(16,4%), 16 responden tingkat kepuasan pelayanan memuaskan (29,1%)

dan 9 responden tingkat kepuasan pelayanan sangat memuaskan (16,4%).

3. Ada hubungan kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien

Tuberkulosis. Dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,889, nilai ρ =

0,000 < α=0,05.

93
94

5.2 Saran

1. Bagi Puskesmas

Bagi Puskesmas diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai

alternatif maupun dasar pertimbangan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan agar tingkat kepuasan pelayanan meningkat.

2. Petugas puskesmas

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan sehingga pasien lebih

nyaman dan dihargai selama proses pengobatan serta puas dengan

pelayanan yang diberikan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk meningkatkan

pengetahuan kepuasan pelayanan yang berguna untuk meningkatkan

kualitas Pendidikan perawat dalam menjalankan perannya sebagai perawat

yang professional.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih dalam

lagi mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepuasan pelayanan.


DAFTAR PUSTAKA

A.Parasuraman.2014. The Behavioral Consequenses of Service Quality. New


Jersey. Dalam Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan : Aplikasi
dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba
Medika.
A Potter, & Perry, A. G. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,.
Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC.

Alimul Hidayat A.A., (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma


Kuantitatif, Jakarta: Health Books
Alimul Hidayat A.A. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan.
Jakarta : Salemba Medika
Aji, WK, and Soesanto, H. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayann, Harga
Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien. Thesis, Semarang: Universitas
Diponegoro
Amin Z, Bahar A. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Tuberkulosis Paru.
Ed 4. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia

Amoran O, Osiyale O, Lawal K. Pattern of default among tuberculosis patients on


directly observed theraphy in rural primary health care centres in Ogun
state, Nigeria. J Infect Dis Immun. 2011
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2018), Pedoman nasional
penanggulangan tuberkulosis, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia

Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2015, Profil Kesehatan Surabaya kota Surabaya
tahun 2015, Surabaya : Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2018, Profil Kesehatan Surabaya kota Surabaya
tahun 2018, Surabaya : Dinas Kesehatan
Dyan Kunthi Nugrahaeni.2015. Analisis penyebab resistensi obat anti tuberkulosis
Elly L.Sjattar.2012. hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan
pasien rawat inap rumah sakit. Akademi Keperawatan Kabupaten Buton.

Gita sekar prihanti1, sulistiyawati ., ina rahmawati. 2018. analisis faktor risiko
kejadian tuberkulosis paru.Universitas Muhammadiyah Malang

Irawan. 2003. Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam Pelayanan


Kesehatan. Dalam Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan : Aplikasi
dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba
Medika.

Kementerian Kesehatan Indonesia, 2012, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011,


Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan Indonesia, 2016, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015,
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Latupono, A.,M.M Alimin dan Andi Z.2014. Hubungan Mutu Pelayanan terhadap
Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Masohi. JST Kesehatan 2015;
Vol:5 No.1
Linda D (2012). Hubungan karakteristik klien tuberkulosis dengan pengetahuan
tentang multidrugs resistan tuberkulosis (mdr tb) di poli paru puskesmas
jagakarsa. www.ui.ac.id./hubungan karakteristik.pdf -Di akses Januari
2020.

Lusa J. (2017). Mengukur Kepuasan pasien Di Rumah Sakit. Diakses dari


http://jsofian.wordpress.com/Mengukur-Kepuasan-Pasien_rumah-sakit.
Pada tanggal 12 Desember 2019
Mansjoer, dkk. (2010). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3 FKUI. Jakarta :
Medika Aesculpalus
Muninjaya, A.A. (2013) Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta : EGC
NANDA.2013. Buku Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :
EGC

Ndambuki, J. 2013. The Level of Patients Statisfaction and Perception On Quality


of Nursing Service In The Renal Unit, Kenyatta National Hospital Nairobi,
Kenya. Journal Medicine and Health Care Vol:3, No:2
Notoadmodjo, S. 2014. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta
Notoadmojo S. (2018). Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan : Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Ed. 4. Jakarta: Salemba Medika
Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. 2014
Pohan I.(2012) , Jaminan Mutu Layanan, Jakarta : EGC
Price, Wilson. (2006). Patofisiologi Vol 2 ; Konsep Kllinis Proses-proses
Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.EGC.

Ramseook-Munhurrun, P., Lukea-Bhiwajee,S.D & Naidoo, P. (2010). “Service


Quality in the Public Service”. International Journal of Management and
Marketing Research. Vol.1 No.3

Singgalingging.(2013). Hubungan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan


kesehatan di puskesmas Hatoundu
Soepandi, P.Z.2010. Diagnosis dan Penatalaksanaan TB MDR. CDK.

Soeparmanto dan Astuti. 2006. Pengukuran Kepuasan Pasien. Dalam Nursalam.


(2014). Manajemen keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Supriyatno 2006. Manajemen Keperawatan di Bangsal. Dalam Nursalam. (2014).


Manajemen keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Suyono, (2001). Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid ll, edisi ketiga, FKUI Jakarta

Tao, L dan K.Kendal.2013. Sinopsis Organ System Pulmonologi. Tanggerang :


Karisma Publishing Group

Wahyuni Dian. (2013). Hubungan Layanan Keperawatan dengan Tingkat


Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember.
Universitas Negeri Jember
World Health Organization (WHO). 2014. Global Tuberculosis Report. Geneva :
WHO
Yustina. (2011). Hubungan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan
di rumah sakit cut mutia kabupaten aceh utara. Universitas Negeri
Semarang
Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth Saudara

Di tempat

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir/skripsi mahasiswa Program


Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surabaya, maka saya :
Nama : Nur Faizun
NIM : 20161660134
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan kepuasn pelayanan
terhadap perilaku berobat Pasien Tuberkulosis di Wilayah Puskesmas Tanah Kali
Kedinding Surabaya”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
kepuasan pelayanan terhadap pengobatan pasien tuberkulosis. Sehubungan
dengan hal tersebut diatas memohon kesediaan pasien yang sedang melakukan
proses pengobatan di Puskesam Tanah Kali Kedinding Surabaya untuk menjadi
responden dalam penelitian ini dengan mengisi lembar kuesioner yang saya
siapkan. Saya berharap untuk menjawab pertanyaan dengan sejujur- jujurnya
sesuai dengan apa yang anda ketahui. Saya menjamin kerahasiaan identitas dan
pendapat anda sekalian.
Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, saya
memohon kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi
responden yang telah saya lampirkan.Atas kesediaan dan bantuan saudara saya
ucapkan banyak terima kasih.

Surabaya, 2020
Hormat Saya

Nur faizun
20161660134
Lampiran 2

LEMBAR FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya

Inisial Nama :

No responden :

Menyatakan kesediaan untuk turut berpartisipasi sebagai responden

penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program studi S1 keperawtan

fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya dengan judul

“Hubungan kepuasn pelayanan terhadap pengobatan Pasien Tuberkulosis Di

Wilayah Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya”

Tanda tangan saya dibawah ini menunjukkan bahwa saya telah bersedia

diberi informasi yang sejelas-jeasnya dan saya memeutuskan untuk berpartisipasi

dalam penelitian ini

Surabaya, 2020

Responden
Lampiran 3
KODE :

LEMBAR KUESIONER

A. DATA UMUM
Data Demografi Responden :

1. Umur :

2. Jenis Kelamin :

3. Status Perkawinan :

□ Kawin

□ tidak kawin

□ janda/duda

4. Pendidikan Terakhir :

5. Pekerjaan :

6. Penghasilan :

7. PMO : 1. Ada 2. Tidak


Lampiran 4

B. DATA KHUSUS

Petunjuk :

Berikan tanda centang (√) pada kolom pertanyaan dan hanya ada satu

jawaban!!!

1. Riwayat pengobatan :

Sembuh
Droup out
MDR
2. Kepuasan pelayanan

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

RR : Ragu-ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

N Pertanyaan SS S RR TS STS
O
1 Mengucapkan salam kepada pasien hal yang
menyenangkan pasien.
2 Pegawai bertutur kata lembut kepada pasien dalam
melayani pasien.
3 Petugas melayani pasien tanpa ada diskriminasi.
4 Petugas selalu sabar dalam melayani pasien.
5 Gedung puskesmas dalam kondisi yang baik.
6 Lingkungan puskesmas tetap bersih sepanjang hari.
7 Alat-alat kesehatan yang tersedia layak pakai.
8 Letak alat-alat kesehatan di puskesmas tertata rapi dan
bersih.
9 Suasana di sekitar puskesmas nyaman.
10 Petugas medis di puskesmas berpengalaman dalam
mengobati pasien.
11 Semua keluhan pasien dapat ditangani oleh petugas
medis.
12 Petugas selalu menanyakan keluhan para pasien.
13 Petugas memberikan rasa nyaman dan tenang kepada
pasien saat menjalani pengobatan.
14 Petugas dengan sigap menanggapi keluhan pasien.
15 Petugas memberikan keterangan kepada pasien dengan
jelas dan singkat.
16 Petugas medis dan non-medis cepat dan tepat dalam
menanggapi pasien yang datang.
17 Pendaftaran pasien dilakukan dengan cepat dan singkat
18 Semua keluhan pasien dilayani sesuai dengan prosedur
yang ada di puskesmas.
19 Petugas langsung menangani keluhan para pasien.
20 Pasien merasa puas terhadap pelayanan petugas medis dan
non-medis.

Lampiran 5

JK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki laki 28 50.9 50.9 50.9

perempuan 27 49.1 49.1 100.0

Total 55 100.0 100.0

perkawinan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kawin 36 65.5 65.5 65.5

belum kawin 11 20.0 20.0 85.5

janda/duda 8 14.5 14.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 18 32.7 32.7 32.7

SMP 17 30.9 30.9 63.6

SMA 19 34.5 34.5 98.2

S1 1 1.8 1.8 100.0

Total 55 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 11 20.0 20.0 20.0

Swasta 24 43.6 43.6 63.6

wiraswasta 9 16.4 16.4 80.0

tidak bekerja 11 20.0 20.0 100.0

Total 55 100.0 100.0

penghasilan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak ada 11 20.0 20.0 20.0


500k 28 50.9 50.9 70.9

1-2jt 16 29.1 29.1 100.0

Total 55 100.0 100.0

PMO

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak 21 38.2 38.2 38.2

Ada 34 61.8 61.8 100.0

Total 55 100.0 100.0

Riwayat Pengobatan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid DO 29 52.7 52.7 52.7

MDR 1 1.8 1.8 54.5

Sembuh 25 45.5 45.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

Kepuasan pelayanan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STM 8 14.5 14.5 14.5

TM 13 23.6 23.6 38.2

CM 9 16.4 16.4 54.5

M 16 29.1 29.1 83.6

SM 9 16.4 16.4 100.0

Total 55 100.0 100.0

Correlations

Riwayat Kepuasan
Pengobatan pelayanan

Spearman's rho Riwayat Pengobatan Correlation Coefficient 1.000 .889**

Sig. (2-tailed) . .000


N 55 55
**
Kepuasan pelayanan Correlation Coefficient .889 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 55 55

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Riwayat Pengobatan * Kepuasan pelayanan Crosstabulation

Kepuasan pelayanan

STM TM CM M SM Total

Riwayat Pengobatan DO Count 8 13 8 0 0 29

% of Total 14.5% 23.6% 14.5% 0.0% 0.0% 52.7%

MDR Count 0 0 1 0 0 1

% of Total 0.0% 0.0% 1.8% 0.0% 0.0% 1.8%

Sembuh Count 0 0 0 16 9 25

% of Total 0.0% 0.0% 0.0% 29.1% 16.4% 45.5%


Total Count 8 13 9 16 9 55

% of Total 14.5% 23.6% 16.4% 29.1% 16.4% 100.0%


Lampiran 6

NO Kode Nama usia Jenis Kelamin Status Perkawinan Pendidikan Pekerjaan Penghasilan PMO Riwayat Pengobatan

1 A1 24 th 0 0 2 1 2 1 2
2 A2 27 th 1 0 3 0 2 1 2
3 A3 20 th 0 1 2 1 1 1 2
4 A4 47 th 0 0 0 1 1 0 0
5 A5 73 th 0 0 1 0 0 0 0
6 A6 47 th 1 0 0 0 1 0 0
7 A7 40 th 0 0 2 1 1 0 0
8 A8 20 th 0 1 2 3 2 1 2
9 A9 43 th 1 0 2 0 1 0 0
10 A10 48 th 0 0 2 1 1 0 0
11 A11 40 th 1 0 1 1 1 1 0
12 A12 50 th 0 0 2 1 1 1 0
13 A13 52 th 0 2 1 3 0 0 0
14 A14 48 th 0 0 2 1 1 0 0
15 A15 55 th 1 0 0 1 1 1 0
16 A16 19 th 1 1 2 2 2 1 2
17 A17 17 th 1 1 2 3 0 1 2
18 A18 40 th 0 0 1 1 0 0 0
19 A19 48 th 0 0 2 2 1 1 2
20 A20 31 th 0 0 2 1 1 1 0
21 A21 47 th 0 0 0 2 1 0 0
22 A22 43 th 0 2 0 1 1 0 0
23 A23 36 th 1 0 1 2 2 1 2
24 A24 34 th 1 2 1 1 1 1 1
25 A25 14 th 0 1 1 3 2 0 2
26 A26 11 th 1 1 0 3 0 1 0
27 A27 43 th 1 0 1 0 2 1 2
28 A28 18 th 0 1 2 3 2 0 2
29 A29 11 th 1 1 0 3 2 1 2
30 A30 43 th 1 0 0 1 1 1 0
31 A31 40 th 1 0 1 0 1 0 0
32 A32 50 th 1 0 0 0 0 0 0
33 A33 53 th 0 0 1 1 1 0 0
34 A34 60 th 1 0 0 0 2 1 2
35 A35 49 th 0 0 1 1 1 0 0
36 A36 34 th 0 0 2 1 1 1 2
37 A37 43 th 0 0 0 2 1 1 0
38 A38 52 th 0 0 1 3 0 1 2
39 A39 34 th 1 0 0 0 2 1 2
40 A40 55 th 0 0 2 3 0 1 0
41 A41 52 th 0 2 0 2 1 1 0
42 A42 22 th 1 1 2 1 1 1 2
43 A43 18 th 1 1 2 3 2 1 2
44 A44 59 th 0 0 0 1 0 1 0
45 A45 68 th 1 2 0 0 2 0 2
46 A46 38 th 1 0 1 2 2 1 2
47 A47 38 th 0 0 1 1 1 1 0
48 A48 30 th 1 0 2 1 1 0 0
49 A49 49 th 1 2 0 2 0 0 0
50 A50 51 th 0 0 1 1 1 1 2
51 A51 21 th 1 1 2 3 2 1 2
52 A52 72 th 1 2 0 0 0 0 0
53 A53 48 th 1 0 1 1 2 1 2
54 A54 67 th 1 2 0 2 1 1 2
55 A55 59 th 0 0 1 1 1 1 2

Skor Kepuasan Pelayanan Jumlah skor Kesimpulan Coding


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 86 Sangat Memuaskan 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 Memuaskan 4
5 5 5 5 3 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 90 Sangat Memuaskan 5
4 2 2 3 2 1 3 3 1 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 47 Tidak Memuaskan 3
3 3 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 42 Tidak Memuaskan 2
2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 44 Tidak Memuaskan 2
4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 60 Cukup Memuaskan 3
4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 75 Memuaskan 4
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 45 Tidak Memuaskan 2
3 3 3 3 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 Tidak Memuaskan 2
2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 34 Sangat tidak memuaskan 1
3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 36 Sangat tidak memuaskan 1
3 3 3 3 1 1 3 3 1 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 48 Tidak Memuaskan 2
3 3 3 3 1 1 2 3 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 46 Tidak Memuaskan 2
4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 60 Cukup Memuaskan 3
4 4 4 4 1 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 69 Memuaskan 4
4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 72 Memuaskan 4
5 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 3 52 Tidak Memuaskan 2
5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 90 Sangat Memuaskan 5
4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 60 Cukup Memuaskan 3
4 3 4 3 1 1 2 1 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 3 51 Tidak Memuaskan 2
2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 32 Sangat tidak memuaskan 1
5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 88 Sangat Memuaskan 5
4 3 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 53 Cukup Memuaskan 3
4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 69 Memuaskan 4
2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 35 Sangat tidak Memuaskan 1
4 4 4 4 1 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 69 Memuaskan 4
4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 72 Memuaskan 4
5 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 70 Memuaskan 4
4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 60 Cukup Memuaskan 3
5 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 50 Tidak Memuaskan 2
2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 34 Sangat tidak Memuaskan 1
3 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 48 Tidak Memuaskan 2
5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 89 Sangat Memuaskan 5
4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 60 Cukup Memuaskan 3
4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 76 Memuaskan 4
3 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 48 Tidak Memuaskan 2
5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 91 Sangat Memuaskan 5
5 4 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 79 Memuaskan 4
4 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 49 Tidak Memuaskan 2
Cukup
4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 60 Memuaskan 3
Sangat
5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 89 Memuaskan 5
5 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 75 Memuaskan 4
Sangat tidak
2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 30 memuaskan 1
5 4 3 4 2 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 71 Memuaskan 4
5 4 3 4 1 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 69 Memuaskan 4
Sangat tidak
2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 34 Memuaskan 1
4 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 49 Tidak Memuaskan 2
Sangat tidak
Keterangan :
2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 3 33 memuaskan 1 Pekerjaan :
Kode Jenis Kelamin :   Pendidikan :
5 4 3 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4Status 3 perkawinan
4 3 4 : 72 Memuaskan 4 0 = IRT
0 = Laki-laki 0 = SD
5 5 4 4 1 2 4 4 5 5 3 3 3 4 04 = kawin
4 3 4 3 4 74 Memuaskan 4 1 = Swasta
1 = Perempuan 1 = SMP
1= Belum kawin Cukup 2 = Wiraswasta
4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 24 = Janda/Duda
3 3 3 3 3 60 2 = SMA/SMK
Memuaskan 3 3 = Tidak Bekerja
Sangat
3 = S1
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 88 Memuaskan 5
Sangat
5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 91 Memuaskan 5
5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 77 Memuaskan 4
Penghasilan : Riwayat Pengobatan :
PMO : Kepuasan Pelayanan :
0= Tidak ada pengahsilan 0 : Drop Out STS : 1
0 : Tidak ada
1 = 500k 1 : MDR TS : 2
2 = ± 1- 2 jt 2 : Sembuh 1 : Ada
RR : 3
S: 4
SS : 5
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai