HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN ANGKA KEJADIAN
ENTEROBIASIS VERMICULARIS PADA ANAK-ANAK DI RT. 09/07 KELURAHAN SUSUKAN JAKARTA TIMUR DAN TINJAUANNYA MENURUT ISLAM THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENTS' KNOWLEDGE AND VERMICULAR ENTEROBIASIS INCIDENT RATE IN CHILDREN AT RT. 09/07 SUSUKAN VILLAGE IN EAST JAKARTA AND ITS REVIEW ACCORDING TO ISLAM
Muhammad Satrio Prabowo1, Ndaru Andri Damayanti2, Muhammad Arsyad3
1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Staf pengajar bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas YARSI 2
3 Staf pengajar bagian Agama Islam Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Email: muhammadsatriop@gmail.com, ndaru.andri@yarsi.ac.id, muhammad.arsyad@yarsi.ac.id
KATA KUNCI Enterobiasis, Pengetahuan , Orang Tua
ABSTRAK Latar belakang: Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit
yang tersebar dan menginfeksi banyak manusia di seluruh dunia. Infeksi cacing dapat terjadi secara bersamaan oleh beberapa jenis cacing sekaligus, spesies parasit cacing perut tersebut adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing kremi (Enterobius vermicularis), cacing cambuk (Trichuris trichiura) dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale). Salah satu penyakit kecacingan yang masih banyak terjadi di Indonesia adalah infeksi cacing perut dari spesies E. vermicularis. Infeksi cacing kremi penting menjadi perhatian karena dapat mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit dan pada anak dapat menyebabkan terhambatnya tumbuh kembang seperti gangguan penyerapan makanan dan malnutrisi. Tujuan penelitian: Penelitian ini dilakukan untuk melihat adakah korelasi antara pengetahuan orang dengan angka kejadian E. vermicularis. Metode: Studi ini merupakan penelitian eksperimental untuk melihat presentase oxyuriasis yang dihubungkan dengan pengetahuan orang tua pada anak pra sekolah dan sekolah dasar di Kecamatan Ciracas Kelurahan Susukan Jakarta Timur. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Data variabel terikat (kejadian enterobiasis) dan variabel bebas (pengetahuan) dikumpulkan pada satu waktu yang sama. Hasil: Hasil penelitian menunjukan adanya korelasi terhadap pengetahuan orang tua dengan angka kejadian kecacingan yang menunjukan p-nilai 0.000 < 0.05. Simpulan: Dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini ditemukan satu anak (1,7%) positif E. vermicularis dari pemeriksaan perianal swab dimana orang tua dari anak tersebut berpendidikan rendah dengan usia muda rentang 17-25 tahun. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh orang tua anak, Junior Medical Journal X(X):XXX-XXX(XXXX)
memotovasi dirinya untuk lebih peduli pada informasi terkait
kesehatan anaknya.
KEYWORDS Enterobiasis, Knowledge, Parent
ABSTRACT Background: Worm infection is a disease that spreads and
infects many people around the world. Worm infection can occur simultaneously with several types of worms at once, the parasitic species of stomach worms are roundworms (Ascaris lumbricoides), pinworms (Enterobius vermicularis), whipworms (Trichuris trichiura) and hookworms (Ancylostoma duodenale). One of the helminthic diseases that still occurs in Indonesia is stomach worm infection from the E. vermicularis species. It is important to pay attention to pinworm infection because it can reduce the body's resistance to disease and in children it can cause developmental delays such as impaired absorption of food and malnutrition. Research objective: This research was conducted to see if there was a correlation between people's knowledge and the incidence of E. vermicularis. Methods: This study is an experimental study to see the percentage of oxyuriasis associated with parental knowledge in pre-school and elementary school children in Ciracas District, Susukan Village, East Jakarta. The method used is quantitative with a cross sectional approach. Dependent variable data (enterobiasis incidence) and independent variable (knowledge) were collected at the same time. Results: The results showed that there was a correlation between parents' knowledge and the incidence of helminthiasis which showed a p-value of 0.000 <0.05. Conclusion: It can be concluded from the results of this study that one child (1.7%) was positive for E. vermicularis from a perianal swab examination where the parents of the child had low education with a young age ranging from 17-25 years. Things parents need to do to motivate themselves to care more about information related to their child's health.
(Lalangpuling, et al, 2020). Salah satu
PENDAHULUAN penyakit kecacingan yang masih Infeksi cacing merupakan salah banyak terjadi di Indonesia adalah satu penyakit yang tersebar dan infeksi cacing perut dari spesies E. menginfeksi banyak manusia di vermicularis. Infeksi cacing kremi seluruh dunia. Infeksi cacing dapat penting menjadi perhatian karena terjadi secara bersamaan oleh beberapa dapat mengakibatkan menurunnya jenis cacing sekaligus, spesies parasit daya tahan tubuh terhadap penyakit cacing perut tersebut adalah cacing dan pada anak dapat menyebabkan gelang (Ascaris lumbricoides), cacing terhambatnya tumbuh kembang kremi (Enterobius vermicularis), cacing seperti gangguan penyerapan cambuk (Trichuris trichiura) dan cacing makanan dan malnutrisi (Yusuf, 2015). tambang (Ancylostoma duodenale) Junior Medical Journal X(X):XXX-XXX(XXXX)
Berdasarkan rujukan penelitian dan kebersihan lingkungan.
Putri tahun 2020 diperkirakan ada Kebersihan pribadi dan lingkungan 208,8 juta orang yang terinfeksi E. dapat dipengaruhi oleh tingkat vermicularis di dunia. Selanjutnya pengetahuan dan perilaku masyarakat. World Health Organization (WHO) Anak termasuk individu yang belum tahun 2022 melaporkan lebih dari 24 % dapat menjaga kebersihan pribadi populasi dunia terinfeksi kecacingan dengan baik, keadaan ini menjadi dan 60 % diantaranya adalah anak- peluang terhadap penularan anak. Angka kecacingan pada anak enterobiasis. tinggi di beberapa negara seperti di Thailand 19,9% (Bunchu, et al, 2011), METODOLOGI Sokoto Nigeria 15,98% (Bala, et al, Penelitian ini menggunakan 2012), Turki 5,1% (Artan, et al, 2008) metode kuantitatif dengan pendekatan dan Iraq 37,98% (Al-Shadood, 2015). cross sectional dimana peneliti akan Kemudian menurut survei mengambil data variabel terikat parasit nasional yang dilakukan oleh (kejadian enterobiasis) dan variabel Shuai Wang, dkk di Cina rata-rata bebas (pengetahuan) dalam satu prevalensi Infeksi E. vermicularis pada waktu yang sama. Penelitian ini anak-anak mencapai 17,8% dengan dilakukan dengan cara membagikan tingkat prevalensi tertinggi di Hainan lembar kuesioner mengenai (51,1%), Guangxi (26,7%), dan pengetahuan dan kejadian Guangdong (26,7%) lalu pada tahun enterobiasis. 2011 prevalensi infeksi E. vermicularis mencapai 54,86% di Kota Gaozhou, HASIL Provinsi Guangdong, Cina Selatan. Dari hasil pengisian kuisioner (Wang, et al, 2016) . yang ditanyakan didapat data Berdasarkan laporan hasil karakteristik yang menunjukan penelitian Kementrian Kesehatan sebaran gender dan usia subyek. dapat tahun 2019 mengatakan bahwa 60%- dilihat pada Tabel 1. 80% anak usia sekolah di Indonesia Tabel 1. Karakteristik anak mengalami cacingan. Penyebaran penyakit ini adalah terkontaminasinya Karakteristik n (%) tanah dengan tinja yang mengandung telur dan atau larva cacing. Penelitian Jenis Kelamin yang dilakukan oleh Hendratno S Laki-laki 30 (50.8) tahun 2014 juga melaporkan bahwa Perempuan 29 (49.2) prevalensi enterobiasis di Jawa Tengah 58,93% hingga 74,31%. Prevalensi Usia (tahun) enterobiasis lebih tinggi pada anak usia 2 1 (1,7) 6-8 tahun dan masih menjadi masalah 3 2 (3,4) kesehatan yang penting .(Agustin, et 4 2 (3,4) al, 2018). 5 11 (18,6) Beberapa penelitian salah 6 7 (16.9) satunya adalah penelitian yang 7 10 (16.9) dilakukan oleh Anjarsari tahun 2018 8 7 (11.9) menjelaskan bahwa resiko yang 9 9 (15.3) berperan dalam penularan enterobiasis 10 10 (16.9) diantaranya adalah kebersihan pribadi, Junior Medical Journal X(X):XXX-XXX(XXXX)
Data berat badan, tinggi badan, dan Tabel 4. Skoring pengetahuan
lingkar lengan atas diperoleh dari orangtua pengukuran langsung subyek Skoring pengetahuan n (%) ditunjukan pada Tabel 2. Tinggi (10-17) 58 (98.3) Rendah (0-9) 1 (1.7) Tabel 2. Pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas anak Pengukuran n (%) Berat Badan (kg) 12-20 16 (27,1) 21-28 25 (42,4) 29-36 18 (30,5) Tinggi Badan (cm) 88-106 5 (8,5) 107-124 26 (44,1) 125-142 28 (47,5) Lingkar lengan atas (cm) 15,2 - 17 21 (35,6) 17,1 - 18,7 19 (32,2) 18,8 – 20,5 19 (32,2) Gambar 1. Penemuan telur cacing Dari hasil pengisian kuisioner yang ditanyakan, didapat data Pengukuran tingkat kecacingan karakteristik yang menunjukan didapat dari pengambilan sampel pendidikan terakhir dan usia orang tua pada responden, dilihat pada Tabel 5. subyek. dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 5. Tingkat kecacingan Tabel 3. Karakteristik orangtua Tingkat Kecacingan n (%) Karakteristik n (%) Pendidikan Terakhir Positif 1 (1.7) SD 1 (1.7) Negatif 58 (98.3) SMP 13 (22.03) SMA 45 (76.27) Usia (tahun) Dari hasil pengisian kuisioner 17-25 1 (1,7) yang ditanyakan, didapat data 26-35 44 (74,6) karakteristik yang menunjukan 36-45 14 (23,7) pengetahuan orang tua berdasarkan pendidikan terakhir, yang ditunjukan Kuisioner berisi 17 pertanyaan pada Tabel 6. tentang kecacingan (E. vermicularis) yang diisi oleh orang tua subyek. Pada Tabel 6. Tingkat pengetahuan hasil skoring kuisioner terdapat dua orangtua berdasarkan pendidikan tingkat pengetahuan orangtua yaitu terakhir tinggi (10-17) dan rendah (0-9). Ditunjukan pada Tabel 4. Pendidikan Pengetahuan Terakhir Orangtua Junior Medical Journal X(X):XXX-XXX(XXXX)
Tinggi Rendah didapatkan nilai p kurang dari 0.05
n (%) n (%) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan SD 0 1 (1,7) orangtua dalam kejadian cacingan. SMP 13 (22.03) 0 Pada penelitian ini, terdapat SMA 45 (76.27) 0 karakteristik responden yaitu anak yang berusia kurang dari atau sama Dari hasil pengisian kuisioner dengan delapan belas tahun. yang ditanyakan didapat data karakteristik yang menunjukan tingkat Pada penelitian ini didapatkan pengetahuan orang tua berdasarkan bahwa anak yang positif infeksi cacing usia, dapat dilihat pada Tabel 7. terdapat pada orangtua dengan pendidikan terakhir pada jenjang Tabel 7. Tingkat pengetahuan Sekolah Dasar yaitu sebanyak 1 orang orangtua berdasarkan usia orang tua (1,7%). Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW mengenai pentingnya Pengetahuan Orang Tua Usia menuntut ilmu. Pada karakteristik Tinggi Rendah pendidikan yaitu pendidikan SD yang (tahun) n (%) n (%) paling banyak berpengetahuan kurang 17-25 0 1 (1,7) ada 15 responden dengan prosentase 26-35 44 (74,5) 0 54%. Sejalan dengan penelitian yang 36-45 14 (23,7) 0 dilakukan oleh Ni Nyoman pada tahun 2020 yang menyatakan tingkat Hubungan pengetahuan orang positif kecacingan pada anak lebih tua dengan tingkat kecacingan didapat tinggi pada orangtua yang memiliki dari data kuisioner dan hasil pendidikan terakhir SD yaitu sebanyak pemeriksaan sampel perianal swab, 14 orang (34,1%). Sejalan dengan dapat dilihat pada Tabel 8. penelitian yang dilakukan oleh Limbanadi dkk pada tahun 2013 juga Tabel 8. Hubungan pengetahuan menghasilkan siswa yang positif orangtua dengan tingkat kecacingan cacingan terdistribusi pada kategori Tingkat tingkat pengetahuan ibu tamatan Pengetahuan Kecacingan Sekolah Dasar sebanyak 3 orang Orangtua Positi (2,7%). Negatif f Total Rendah 0 1 1 Tinggi 58 0 58 SIMPULAN Total 58 1 59 Dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini ditemukan satu anak (1,7%) positif E. vermicularis dari PEMBAHASAN pemeriksaan Perianal swab dimana orang tua dari anak tersebut Hasil dari penelitian ini berpendidikan rendah dengan usia menunjukan bahwa pengetahuan muda rentang 17-25 tahun. Hal-hal orangtua dalam kejadian cacingan yang perlu dilakukan oleh orang tua mempengaruhi tingkat kecacingan anak, memotovasi dirinya untuk lebih pada anak dengan nilai p kurang dari peduli pada informasi terkait 0.05. Berdasarkan hasil uji Chi-Square kesehatan anaknya. Junior Medical Journal X(X):XXX-XXX(XXXX)
Dede T, et al, (2016). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu dengan Angka DAFTAR PUSTAKA Kejadian Kecacingan pada Murid Sekolah Dasar. Fakultas kedokteran Yusuf, J.P., & Song, C. (2019). Prevalensi Universitas Mataram. Jurnal enterobiasis di Panti Sosial Asuhan Kedokteran 2016, 5(2): 25-30 ISSN Anak Putra Utama 1 Jakarta Timur 2527-7154 periode Juli-November 2016. Ni Nyoman Agustianingsih I Kadek Lalangpuling I, et al, (2020). Personal Swastika , I Made Sudarmaja, (2020). Hygine dan infeksi cacing Enterobius Prevalensi Dan Hubungan Tingkat vermicularis Pada Anak Usia Pra Pengetahuan Orang Tua Siswa Sekolah. Manado: Jurnal Kesehatan Terhadap Angka Kejadian Infeksi Lingkungan Soiltansmitted Helminths Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Gegelang, Kecamatan Manggis, Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Kabupaten Karangasem,Bali. ISSN: Bandung: PT Alfabet. 2597-8012 Jurnal Medika Udayana, Vol. 9 No.1,Januari, 2020 Limbanadi, E. M., Rattu, J. A., & Pitoi, M. (2013). Hubungan antara status ekonomi, tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang penyakit kecacingan dengan infestasi cacing pada siswa kelas IV, V dan VI di SD Negeri 47 Kota Manado. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.
Julianty P dan Sulistyowati N, (2014).
Hubungan antara Tingkat Pendidikan, pengetahuan tentang Kesehatan Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat dengan Status Kesehatan; Studi Korelasi pada penduduk Umur 10-24 Tahun di Jakarta Pusat. Buletin Penelitian SIstem Kesehatan Vol.17 No.1
Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan
metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Rahayu N, Meliyanie G, Kusumaningtyas
H 2021. Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan kasus cacingan anak sekolah dasar di Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan. JHECDS