Oleh :
Pembimbing :
Menurut perkiraan terbaru, antara 11 dan 21 juta kasus dan 128.000 hingga
161.000 kematian terkait tifus terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Penyakit yang
serupa tetapi seringkali tidak terlalu parah, demam paratifoid, disebabkan
oleh Salmonella Paratyphi A dan B (atau Paratyphi C yang tidak umum).1
Demam tifoid adalah penyakit demam akut dan seringkali mengancam jiwa yang
ditularkan melalui jalur fekal-oral oleh bakteri Salmonella
enterica serotype Typhi. Individu terinfeksi melalui konsumsi air atau makanan
yang terkontaminasi tetapi juga setelah kontak dengan pasien atau mantan
pasien. Pasien dapat menjadi pembawa seumur hidup dan individu ini
mengeluarkan patogen dengan tinja mereka membentuk faktor yang signifikan
dalam pemeliharaan patogen dalam suatu populasi. Patogen tidak menginfeksi
hewan, dan oleh karena itu, penularannya hanya dari manusia ke manusia. 2
Demam tifoid (selanjutnya disebut tifoid) merupakan penyakit infeksi akut usus
halus yang disebabkan oleh Salmonella typhi. 3
Gambaran klinis tifoid sangat bervariasi, dari gejala yang ringan sekali ( sehingga
tidak terdiagnosis ), dan dengan gejala yang khas (sindrom demam tifoid) sampai
dengan gejala klinis berat yang disertai komplikasi. Gambaran klinis juga
bervariasi berdasarkan daerah atau negara, serta menurut waktu. Gambaran klinis
di negara berkembang dapat berbeda dengan negara maju dan gambaran klinis
tahun 2000 dapat berbeda dengan tahun enam puluhan pada daerah yang sama.
Gejala klinis pada anak cenderung tidak khas. Makin kecil anak, gambaran klinis
makin tidak khas. Kebanyakan perjalanan penyakit berlangsung dalam waktu
pendek dan jarang menetap lebih dari 2 minggu. 4
Demam
Gangguan saluran pencernaan
Gangguan kesadaran
Hepatosplenomegali
Bradikardi relative dan gejala lain seperti rose spot.
Gejala klinis bervariasi dari yang ringan sampai berat dengan berbagai
komplikasi yang berbahaya
Memiliki komorbid atau ko infeksi dengan penyakit lain
Resistensi yang meningkat terhadap obat-obatan yang dipakai.
Meningkatnya kasus karier atau relaps. Hal ini menunjukkan bahwa
pengobatan belum efektif
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang efektif terutama untuk
masyarakat yang tinggal di daerah endemis.
Program Terapi
Terapi Simptomatik 5
1. Antipiretik, misalnya Parasetamol 3-4x500 mg (dewasa), 10 mg/kgBB/x
(maksimal hingga 6x/hari)
Terapi Suprotif
Tindakan suportif penting dalam pengelolaan demam tifoid, seperti oral atau
hidrasi intravena, penggunaan antipiretik, dan nutrisi serta darah yang tepat
transfusi jika diindikasikan. Lebih dari 90% pasien dapat ditangani di rumah
dengan oral antibiotik, perawatan yang andal, dan tindak lanjut medis yang ketat
untuk komplikasi atau kegagalan menanggapi terapi. Namun, penderita muntah
terus menerus, diare berat dan distensi abdomen mungkin memerlukan rawat inap
dan terapi antibiotik parenteral. 6
Terapi Nutrisi
Diet merupakan hal yang cukup penting untuk proses penyembuhan penyakit
demam tifoid. Karena makanan yang kurang akan menurunkan keadaan umum
dan gizi penderita akan semakin turun dan proses penyembuhan akan menjadi
lama. 5
Di masa lampau, penderita demam tifoid akan diberikan diet bubur saring,
kemudian ditingkatkan menjadi bubur kasae dan akhirnya diberikan nasi, yang
perubahan diet tersebut disesuaikan dengan tingkat kesembuhan pasien.
Pemberian bubur saring ditunjukkan untuk menghindari komplikasi perdarahan
saluran cerna atau perforasi usus. Hal ini disebabkan ada pendapat peneliti
menunjukkan bahwa pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi dengan lauk
pauk rendah selulosa (menghindari sementara sayuran yang berserat) dapat
diberikan dengan aman pada pasien dengan demam tifoid. 5
Terapi Antimikroba
Tiamfenikol
Dosis dan efektivitas tiamfenikol pada demam tifoid hamper sama dengan
kloramfenikol, akan tetapi komplikasi hematologi seperti kemungkinan
terjadinya anemia aplastic lebiih rendah dibandingkan dengan
kloramfenikol. Dosis nya adalah 4x500 mg, demam rata-rata menurun
pada hari ke-5 dan ke-6.
Kotrimoksazol
Hingga saat ini golongan sefalosporin generasi ke-3 yang terbukti efektif
untuk demam tifoid adalah seftriakson, dosis yang dianjurkan adalah
antara 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc, diberikan selama ½ jam perinfus
sekali sehari. Diberikan selama 3-5 hari.
Fluorokuinolon
Golongan fluorokuinolon. Golongan ini beberapa jenis bahan sediaan dan
aturan pemberiannya :
Kombinasi 2 antibiotik atau lebih diindikasikan hanya pada keadaan tertentu saja,
antara lain toksik tifoid, peritonitis, atau perforasi, serta syok septik, yang pernah
terbukti ditemukan 2 macam mikroorganisme dalam kultur darah selain kuman
Salmonella. 5
Kortikosteroid.
Terapi Edukasi 7
Pasien diminta untuk berhati-hati saat buang air dan mempersiapkan makanan
untuk orang lain, karena penyakit ini menular melalui rute fekal-oral. Cara paling
mudah melakukan hal ini adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun.
Terapi Komplikasi 4
Prinsipnya adalah :
Komplikasi demam tifoid harus terdeteksi secara dini
Monitor dan evaluasi, baik klinis maupun laboratoris harus terlaksana
secara adekuat
Bila komplikasi ada, terapi yang tepat segera di berikan.
Bila komplikasi berbahaya, harus di laksanakan perawatan intensif serta di
rawat secara bersama dari bermacam-macam disiplin spesialis yang terkait
Pengobatan dan perawatan standar tifoid harus tetap terlaksana
Tifoid Toksik
Syok Septik
Komplikasi Lain Komplikasi lain diobati sesuai indikasi. Disamping itu obat-
obatan dan prosedur perawatan definitif untuk tifoid, tetap diberikan
Daftar Pustaka