Anda di halaman 1dari 34

Laporan Kasus

Krisis Hipertensi
Stase Interna
Pembimbing: dr. H. Sukiman Rusli, Sp.PD
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. U
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 68 tahun
Tanggal lahir : 18/10/1953
Agama : Islam
Ras : Suku Sunda
Alamat : Kp. Petukangan RT 006, Cakung
Pekerjaan : Pensiunan
No. RM : 0092xxxx
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Lemah di sebelah kanan badan sejak 5 jam sebelum masuk rumah
sakit.

Keluhan Tambahan:
Nyeri kepala hebat sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit, dan
pandangan buram 1 minggu sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
oPasien datang dengan kelemahan anggota gerak sisi kanan ± 5 jam SMRS serta nyeri kepala hebat

yang dirasakan di seluruh kepala terus menerus.

oKelemahan anggota gerak dirasakan saat pasien sedang beraktifitas. Pasien terjatuh saat sedang

menyapu, lalu pasien beristirahat dan tidak membaik sehingga dibawa ke rumah sakit.

o1 minggu yang lalu pasien mulai merasakan nyeri kepala dan pandangannya semakin buram. Pasien

juga merasa mual dan muntah sesekali. Muntah berisi air liur bercampur makanan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
oKeluhan muntah proyektil, nyeri dada, saliva keluar tidak terkontrol, dan sesak napas disangkal.

oPasien memiliki riwayat hipertensi sejak 2010, namun tidak rutin mengkonsumsi obat dan

memeriksakan diri. Pasien sering mengalami nyeri kepala, setiap nyeri kepala pasien meminum

obat anti hipertensi (amlodipine 10 mg) yang dibelinya di apotek.

oPasien mengaku tidak memiliki riwayat diabetes mellitus, stroke, gangguan jantung.
Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat katarak kedua mata 5 tahun lalu dan sudah di operasi.

- Riwayat demam tifoid 1 tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat hipertensi pada ibu pasien.

- DM (-), asma (-)


Riwayat Pengobatan

Riwayat Psikososial

Pasien tinggal di rumah bersama kedua anak dan dua cucu. Pasien jarang beraktifitas dan kurang mengkonsumsi
buah atau sayur. Pasien gemar mengkonsumsi gorengan, sayur nangka, gulai ayam, dan rendang.

Riwayat Alergi

Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat, makanan, debu ataupun cuaca.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital

Keadaan Umum TD : 255/113 mmHg (krisis hipertensi)

Keadaan umum : Tampak sakit sedang Nadi: 102 x/menit (reguler, kuat angkat)

Kesadaran : Compos Mentis Pernafasan: 20 x/menit (normal)

GCS : E4 V5 M6 Suhu : 36.3°C

SpO2 : 98 %
Status Gizi

BB : 55 kg
TB : 160 cm
IMT : 21,48 Kg/m² (normal)
Status Generalisata
 Kepala : Normochepal, rambut tebal, tidak mudah rontok.

 Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+),

VOD/VOS : 2/60 : 2/60

 Telinga : Sekret (-)/(-)

 Hidung : Pernapasan cuping hidung (-)/(-), sekret (-)/(-)

 Mulut : Mukosa bibir lembab, tremor lidah (-)

 Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid (-), distensi vena jugularis (-)
Pemeriksaan Fisik
Paru-Paru Jantung
Inspeksi : normochest, pergerakan dada Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
simetris, tidak ada luka bekas operasi
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS VI
Palpasi : tidak ada pergerakan dada yang
tertinggal, nyeri tekan (-), vokal fremitus (+/+) Perkusi : 2 cm ke arah lateral dari mid
clavicula (kesan jantung membesar)
Perkusi : sonor
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular,
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronki (-/-), gallop (-), murmur (-)
wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Ekstremitas
Inspeksi : abdomen simetris, datar, tidak Ekstremitas atas: Akral hangat, udem -/-, pucat
terdapat jaringan parut, tidak terdapat (-), CRT > 2 detik
pelebaran vena.
Ekstremitas atas: Akral hangat, udem -/-, pucat
Palpasi : teraba supel, hepar dan lien tidak (-), CRT > 2 detik
teraba, nyeri tekan pada epigastrium
Perkusi : timpani pada keempat kuadran
abdomen, tidak ada nyeri ketok
Auskultasi : bising usus normal 6x/menit
Status Neurologis
Tanda Rangsang Meningens

 Kaku Kuduk : (-)


 Lasegue sign : (-) / (-)
 Kernig sign : (-) / (-)
 Brudzinski I : (-)
 Brudzinski II: (-)
 Brudzinski III : (-)
Fungsi Motorik
Kekuatan Otot

3 5
3 5
 

Kesan: Hemiparese ekstremitas dekstra


REFLEK FISIOLOGIS
Reflek bisep : (+/+)
Reflek trisep : (+/+)
Reflek brachioradialis: (+/+)
Reflek patella : (+/+)
Reflek achilles : (+/+)
 
REFLEK PATOLOGIS
Babinski : (+/-)
SIRIRAJ STROKE SCORE

(2,5 x 0) + (2x0) + (2x1) +


(0,1 x 113 ) – (3 x 0) – 12
= 1,3

Kesimpulan : perdarahan serebral


ALGORITMA STROKE GAJAH MADA

Pada pasien ditemukan:


Riwayat penurunan kesadaran (-)
Nyeri kepala (+)
Refleks babinsky (+)

Kesimpulan : Stroke perdarahan


Pemeriksaan Penunjang
9 Februari 2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi Lengkap
Hemoglobin 12.2 12.5-15.5 g/µL
RDW-CV 14.7 12.2-14.8 %
MCV 93 82-98 fL
MCH 32 27-33 Pg
MCHC 34 31-37 g/dL
Eritrosit 4.6 4.5-5.8 106/µL
Hematokrit 38 37-47 %
Leukosit 27.9 5-10 103/µL
Trombosit 261 150-400 103/µL
LED 35.66 (↑) 0.00-20.49 mm
Pemeriksaan Penunjang
9 Februari 2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan
Rujukan
Hitung Jenis
Basofil 0.6 0-1.49 %
Eosinofil 3.4 1.5-4.9 %
Neutrofil 50.3 49.5-70.49 %
Limfosit 20.3 19.5-40.9 %
Monosit 8.3 1.5-8.49 %
Imature Granulocyte 0.03 0-0.06 103/µL
NRBC% 0.0 0.0-0.1 %
NLR 2.90 <3.13  
Pemeriksaan Penunjang
9 Februari 2021

Diabetes
Glucose ad Random 106.1 70-200 mg/dl

Elektrolit Serum
Fungsi ginjal
Natrium 140 135-145 mmol/L
kreatinin 0.87 0.55-0.94 mg/dl
Kalium 3.6 3.5-5.1 mmol/L
Infeksi
SARS-COV-2 Antigen Negative Negative Clorida 98 98-107 mmol/L

CRP 2.0 <5 mg/dl


Kesan: kardiomegali dan elongasi aorta.
Resume
Pasien perempuan usia 68 tahun datang dengan keluhan cephalgia disertai hemiparese dextra 5
jam SMRS. Keluhan tersebut dirasakan saat pasien sedang menyapu. Satu minggu yang lalu
pandangan semakin buram. Keluhan mual muntah dirasakan sesekali.
Pada pemeriksaan tekanan darah 255/113 mmHg, nadi 102 kali/menit.
Pemeriksaan fisik didapatkan VOD/VOS : 2/60 : 2/60, kardiomegali, hemiparese dekstra dengan
nilai kekuatan motorik tangan kanan dan kaki kanan 3, nyeri tekan epigastrium.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan LED dan leukosit.
Pada pemeriksaan foto thorak didapatkan kardiomegali dan elongasi aorta.
Daftar Masalah

1. CVD dengan hemiparesis dekstra

2. Hipertensi emergensi dikarenakan hipertensi tidak terkontrol

3. Suspect retinopati hipertensi

4. Dispepsia
Assesment
Hipertensi Emergensi
Atas dasar :

Penglihatan buram, mual muntah, riwayat hipertensi tidak terkontrol, usia pasien, riwayat terapi dengan amlodipin 10
mg, ada kelainan target organ yaitu visus menurun dan CVD

Pemeriksaan fisik : pengukuran tekanan darah 255/113 mmHg, VOD/VOS : 2/60 : 2/60, nadi 102 kali/menit,
hemiparese dekstra

Pemeriksaan penunjang : hasil foto thoraks menunjukan kardiomegali dan elongasio aorta.

Diagnosis Kerja : Hipertensi Emergensi, DD/ Hipertensi Urgensi.


Assesment
CVD dengan hemiparesis dextra
Atas dasar :

Anamnesis : kelemahan anggota gerak sisi kanan, pasien dengan krisis hipertensi, penurunan visus,
pengidap hipertensi lama, usia pasien.

Pemeriksaan fisik : kekuatan motorik ekstremitas atas dan bawah sisi kanan 3, refleks patologis
babinski (+/-), menurut hasil hitung skor siriraj dan skor gajah mada menunjukkan stroke perdarahan.

Diagnosis Kerja : CVD dengan Hemiparesis Dextra. DD/ CVD dengan Iskemik.
Assesment

Suspect Retinopati Hipertensi


Atas dasar :

Anamnesis : pandangan buram, usia pasien, pengidap hipertensi lama, sekarang krisis
hipertensi

Pemeriksaan fisik : VOD/VOS : 2/60 : 2/60


Assesment

Dispepsia
Atas dasar :

Anamnesis : mual muntah sesekali, muntah berisi air liur bercampur makanan

Pemeriksaan fisik : nyeri tekan epigastrium


Planning dan Tatalaksana
o Tipe perawatan: Rawat inap intensif o Diet : Disarankan diet rendah garam 2 -> Natrium
o Oksigenisasi: Oksigen nasal kanul 2 – 4L/menit (600 – 800 mg/hari) , diet rendah lemak, dan
konsumsi buah dan sayur.
o Hidrasi: Ringer laktat 500 ml 20 tpm untuk
maintenance dan jalur obat o Program edukasi
o Program terapi diagnostik : EKG, cek kadar profil Olahraga aerobik, dinamis, dan tidak kompetitif
lipid, fungsi ginjal minimal 2x seminggu, seperti berjalan, bersepeda,
o Program terapi farmakologi: dan berenang.

1. Anti hipertensi golongan antagonis kalsium: Rutin mengkonsumsi obat dan kontrol 1 bulan
Nicardipine dosis 5 – 15 mg IV kontinu, mulai sekali.
dengan dosis 5 mg/jam, naikan tiap 15-30 menit
dengan dosis 2,5 mg sampai target TD, kemudian Diagnosis :
turunkan ke 3 mg/jam. (evaluasi tekanan darah)
Hipertensi emergensi dengan target organ damage
2. Konsul ke spesialis penyakit dalam otak dikarenakan hipertensi tidak terkontrol
Planning dan Tatalaksana
CVD dengan Hemiparese dekstra dikarenakan o Diet
suspect perdarahan serebral
Mengikuti diet hipertensi dan dispepsia.
oTipe perawatan: Rawat inap intensif
o Program edukasi
o Oksigenisasi: Oksigen nasal kanul 2 –
4L/menit Mengikuti program hipertensi dan sesuai
anjuran spesialis saraf.
o Hidrasi: Ringer laktat 500 ml 20 tpm untuk
maintenance dan jalur obat
o Program terapi diagnostik : CT Scan kepala
oProgram terapi farmakologi:
Konsul ke spesialis saraf
Planning dan Tatalaksana
Suspect retinopati hipertensi o Diet
o Tipe perawatan: Rawat inap intensif Mengikuti diet hipertensi dan dispepsia.
o Oksigenisasi: Oksigen nasal kanul 2 – o Program edukasi
4L/menit
Mengikuti program hipertensi dan sesuai
o Hidrasi: Ringer laktat 500 ml 20 tpm untuk anjuran spesialis mata.
maintenance dan jalur obat
oProgram terapi diagnostik : funduskopi
oProgram terapi farmakologi:
Konsul ke spesialis mata
Planning dan Tatalaksana
Dispepsia o Diet
o Tipe perawatan: Rawat inap intensif Diet lambung 2 diberikan secara oral
o Oksigenisasi: Oksigen nasal kanul 2 – o Program edukasi
4L/menit
Makan sedikit namun sering, makan sebelum
o Hidrasi: Ringer laktat 500 ml 20 tpm untuk lapar berhenti sebelum kenyang. Hindari
maintenance dan jalur obat makanan asam, pedas, kopi, dan alkohol.
oProgram terapi diagnostik : -
oProgram terapi farmakologi:
Anti emetik: Inj Ondansentron IV 8 mg
PPI: Inj Omeprazole IV 40 mg
Diagnosis Akhir
1. Hipertensi emergensi dapat dikontrol
2. CVD dengan hemiparesis dekstra
3. Retinopati Hipertensi (setelah hasil fundsukopi)
4. Dispepsia
5. (cari dulu ada disiplidemia? Hiperurisemia?) Kalau ada ditulis.

Pada kasus ini pasien pulang dengan membawa obat :


Amlodipine 10 mg pagi, candesartan 16 mg malam, misporolol 1x1 5 mg pagi, clopidogrel 1x75 mg malam,
neutropik vitamin b1 b12 b6 2x1, piracetam 3x400 mg
Pasien control 2 minggu sekali.
Edukasi untuk olahraga aerodinamik seperti senam irama, sepeda statis, treadmill, jalan dan jogging, berenang,
olahraga permainan ringan (badminton, pingpong).
Prognosis

Quo ad Vitam : dubia ad bonam


Quo ad Functionam : dubia ad malam
Quo ad Sanationam : dubia ad malam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai