Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

PTERIGIUM
Disusun oleh : Rifani Nugroho (2016730135)
Pembimbing : dr . Hasri Darni, Sp.M
Status Pasien

Identitas Pasien :
• Nama : Tn. H
• Usia : 50 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Tanggal Masuk Poli : Selasa, 8 Desember 2020
Keluhan Utama

• Mata kanan merasa menganjal sejak 2 minggu yang lalu


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poli Mata RSIJ Cempaka Putih dengan keluhan


mata kanan merasa menganjal ± 2 minggu yang lalu. Awalnya pasien
merasa mata menganjal dan melihat titik namun setelah ditetesi
obat Cendo Mydriatil 0,5 % sebanyak 4-6x tetes/hari kondisi mata
pasien membaik. Keluhan gatal (-), nyeri (-), berkabut (-), berair (-),
berpasir (-), silau (-). Pada mata kiri pasien tidak mengeluhkan
apapun.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien tidak pernah mengeluhkan hal ini sebelumnya.


• 1 bulan yang lalu pasien menjalani operasi katarak di RSIJ
Cempaka Putih dan pasien merasa penglihatannya membaik 70%
• Riwayat penyakit DM (-), Hipertensi (-), Penyakit Jantung (-),
Kolesterol (-)
Riwayat Penyakit Keluarga

• Tidak ada yang mengalami keluhan yang sama di keluarga


Riwayat Alergi

• Alergi debu dan alergi obat antibiotic penisilin


Riwayat Psikososial

• Pasien bekerja sebagai pedagang di pasar dan seringkali terpapar


debu dan udara panas namun pasien jarang menggunakan
kacamata. Pasien tidak pernah mendapat trauma di mata. Pasien
tidak pernah memakai kontak lensa
Riwayat Pengobatan

• Pasien memakai obat tetes Cendol Mydriatil 0,5 % sebanyak 4-6


tetes/hari
Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum : Baik


- Kesadaran : Compos Mentis
- GCS : E4V5M6
Pemeriksaan Fisik Mata
Pemeriksaan Fisik Mata
Pemeriksaan Fisik Mata
Resume

• Tn. H usia 50 tahun datang ke Poli Mata RSIJ Cempaka Putih dengan
keluhan mata kanan merasa menganjal ± 2 minggu yang lalu.
Awalnya pasien merasa mata menganjal dan melihat titik namun
setelah ditetesi obat Cendo Mydriatil 0,5 % sebanyak 4-6x tetes/hari
kondisi mata pasien membaik. Keluhan gatal (-), nyeri (-), berkabut
(-), berair (-), berpasir (-), silau (-). Pada mata kiri pasien tidak
mengeluhkan apapun. Pasien bekerja sebagai pedagang di pasar dan
seringkali terpapar debu dan udara panas namun pasien jarang
menggunakan kacamata. Pasien tidak pernah mendapat trauma di
mata. Pasien tidak pernah memakai kontak lensa
Resume
Diagnosa

O.D : Pterigium Grade II


O.S : Katarak Senil Immatur
Penatalaksanaan

• Konservatif

• Tanda radang (+) : Steroid, tetes mata dekongestan.

• Dellen (+) : Air mata buatan berbentuk salep

• Pembedahan :
 Bila terjadi gangguan penglihatan akibat astigmatisme ireguler.
 Pterigium yang telah menutupi media penglihatan.
Edukasi

Pada penderita dianjurkan untuk selalu memakai kacamata


pelindung atau topi pelindung bila keluar rumah. Selain itu juga
diharapkan agar penderita sedapat mungkin menghindari faktor
pencetus timbulnya pterigium seperti sinar matahari dan debu.
Prognosis

Quo ad Vitam : Bonam

Quo ad Functionam : Bonam

Quo ad Sanationam : Bonam


TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI ANATOMI
KONJUNGTIVA KORNEA
PTERIGIUM

Pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat


degeneratif dan invasif, biasanya pada celah kelopak bagian
nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke kornea.
EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI

• Di daerah iklim panas


dan kering. • Penyebab pastinya belum
• Indonesia : diketahui.
• Terkena paparan sinar
• ↑ umur antara 20 dan 49
matahari yang
tahun
berlebihan.
• Laki-laki > Perempuan
KLASIFIKASI

BERDASARKAN • Pterigium Simpleks


LOKASI • Pterigium Dupleks

BERDASARKAN • Pterigium Progresif


PERJALANAN • Pterigium Regresif
PENYAKIT

KLASIFIKASI • Vaskuler
LAIN • Membrannaceus
KLASIFIKASI

• Derajat I : Hanya terbatas pada limbus.

• Derajat II : Sudah melewati limbus tetapi tidak melebihi dari 2 mm melewati


kornea.

• Derajat III : Jika telah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggir pupil
mata dalam keadaan cahaya (pupil dalam keadaan normal sekitar 3-4 mm).

• Derajat IV : Jika pertumbuhan pterigium sudah melewati pupil sehingga


mengganggu penglihatan.
Patifisiologi
Ultraviolet B

p53 tumor supresor gene pada limbal basal stem cell.

transforming growth factor-beta diproduksi dalam jumlah berlebihan

Akibatnya timbulnya jaringan subepitelial fibrovaskular yang menembus kornea (kerusakan pada epitel dan membar
bowman )

Defisiensi Limbal Stem sel

Terjadi pembentukan jaringan konjuntiva pada kornea

Akibatnya tumbuh vaskularisasi dan jaringan fibrotik
GEJALA KLINIS PTERIGIUM

• Gejala Klinis dapat simtomatik dan asimtomatik.

• Mata iritatif

• Mata merah

• Astigmatisma

• Mengganjal

• Keratitis pungtata

• dellen
DIAGNOSIS PTERIGIUM

• Anamnesis

• Keluhan : mata kemerahan, membengkak, gatal, iritasi, pandangan kabur, lesi yang meninggi pada satu atau kedua mata.  

• Pemeriksaan Fisik

• Ditemukan : perubahan fibrovaskular dari daerah konjungtiva nasal dan meluas hingga ke kornea nasal, bisa juga bisa dari lokasi lain misal
temporal.

• Pemeriksaan Penunjang

• Topografi kornea
PENATALAKSANAAN

• Konservatif

• Tanda radang (+) : Steroid, tetes mata dekongestan.

• Dellen (+) : Air mata buatan berbentuk salep

• Pembedahan :
 Bila terjadi gangguan penglihatan akibat astigmatisme ireguler.
 Pterigium yang telah menutupi media penglihatan.
KOMPLIKASI

• Rekurensi

• Pengurangan penglihatan sentral

• Diplopia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai