Anda di halaman 1dari 107

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu pasti pernah mengalami stres pada kehidupan sehari-

harinya. Stres dapat dikaitkan dengan suatu kejadian yang positif, namun

kerap kali dikaitkan dengan suatu kejadian yang negatif. Sehingga tidak

semua stres dapat dikatakan dengan suatu hal yang negatif.

Stres dapat muncul dalam situasi yang berbeda-beda, stres juga dapat

terjadi dalam berbagai lingkup kehidupan, baik dalam keluarga maupun

lingkup sosial. Terjadinya stres berawal dari suatu beban yang tidak dapat

diatasi oleh individu tersebut. Stres dapat dialami oleh individu tanpa

memandang usia, mulai dari anak-anak, remaja, hingga lanjut usia, begitu pun

juga Santri dengan kegiatan 24 jam di yayasan pondok pesantren. Stres yang

dialami santri dikarenakan ketidakmampunya dalam melaksanakan kewajiban

seorang santri ataupun permasalahan yang lainnya.

1
2

Al-Mahrusiyah merupakan pondok pesantren salaf modern yang terletak di

Desa Lirboyo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Provinsi Jawa Timur. Dalam

penelitian ini peneliti akan meneliti santri yang mondok di pesantren salaf-

modern yakni Pondok Pesantren al-Mahrusiyah di Asrama al-Utsmaniyah,

sehingga santri tidak hanya mempelajari ilmu agama namun, juga

mempelajari ilmu umum. Santri di pesantren salaf-modern memiliki tuntutan

lebih, seperti tuntutan akademis dari madrasah diniyah, sekolah formalnya,

dan tuntutan sosial. Selain santri dituntut untuk menguasai materi yang

diajarkan, santri juga harus menaati ketatnya peraturan yang ditetapkan di

pondok pesantren.

Para santri yang tinggal di pondok pesantren salaf modern memiliki

jadwal yang sangat padat. Santri mulai dari pagi hari hingga malam hari

disibukan dengan kegiatan-kegiatan pondok, sehingga para santri harus

pandai memanfaatkan waktu dengan maksimal agar bisa mencapai target dan

prestasi yang diinginkan.1 Santri yang tinggal di pondok pesantren dituntut

untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, seluruh aktifitas,

budaya, serta kebiayasaan di pondok pesantren tersebut, sehingga santri dapat

menciptakan suasana yang harmonis.

Di pondok pesantren banyak peristiwa-peristiwa yang akan di alami

santri dan menimbulkan stres bagi santri jika tidak ada kontrol yang baik

dalam dirinya. Mereka berasal dari berbagai kota bahkan berbagai luar

provinsi, sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan kondisi sebelum

menjadi santri. Seorang santri juga harus menyesuaikan diri dengan karakter
1
Observasi, 01 Februari 2021, Ponpes Putri Almahrusiyah 1
3

teman satu pondok pesantren, dengan tata tertip pondok pesantren yang ketat,

dengan masyarakat sekitar, atau dengan keadaan lingkungan tempat baru

mereka.

Adapun masalah lainnya yang di alami santri di pondok pesantren,

semisal terkait dengan kepribadiannya, hubungan dengan teman-temannya,

lingkungan, keuangan dan masih banyak lagi. Permasalahan ini mampu

dijalani santri dan ada santri yang tidak mampu untuk menjalaninya. Santri

yang tidak bisa menjalani permasalahan dengan baik akan menimbulkan

reaksi yang negatif pada dirinya, sehingga menyebabkan stres.

Peneliti menemukan beberapa fakta di lapangan yang terkait dengan

tingkat stres. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti pada

tanggal 26 juli 2021 kepada salah satu pengurus depatermen kesehatan di

asrama al-Utsmaniyah, mengatakan bahwa,

Sebagian santri banyak yang mengalami Anemia karena kegiatan

mereka yang padat dan juga tuntutan yang banyak, sehingga mereka

sering sakit kepala, pola makan mereka tidak teratur, dan terkadang

mereka tidur dalam sehari hanya 2 sampai 3 jam, karena adanya

tuntutan tersebut ada sebagian santri yang menganggap hal tersebut

sebuah tekanan dan tidak mampu untuk menjalaninya.2

Stres yang tidak mampu dikendalikan oleh santri akan memunculkan

berbagai macam dampak negatif. Pada santri dampak negatif secara kognitif

antara lain sulit berkonsentrasi, sulit mengingat pelajaran. Dampak negatif

secara emosional antara lain sulit memotivasi diri, muncul perasaan cemas,
2
Riska, wawancara, Lorong Alfatah, 26 juli 2021.
4

sedih, marah, frustasi. Sedangkan dampak negatif secara fisiologis dapat

berupa gangguan kesehatan, daya tahan tubuh menurun, badan terasa lesu,

lemah, insomnia, sering pusing. Sehingga memunculkan dampak perilaku

yang negatif antara lain malas, bolos kegiatan pondok pesantren, menunda-

nunda penyelesaian tugas, serta melanggar tata tertip pondok pesantren3.

Stres adalah respons tubuh seseorang dan reaksi terhadap suatu

tantangan atau stimulus yang dapat mengganggu keseimbangan fisik atau

mental orang tersebut. Jenis tantangan atau stimulus yang menginduksi stres

juga dikatakan sebagai stressor (faktor stres). Stres bisa dikatakan positif

(eustres), membuat sesorang tetap waspada dan siap untuk menghindar

adanya bahaya. Stres akan menjadi negatif (distres) apabila seseorang

menghadapi tantangan terus menerus tanpa adanya bantuan atau relaksasi di

antara tantangan tersebut4.

Stres pada santri bisa disebabkan karena adanya stressor yang berasal

dari faktor internal dan eksternal. Stressor adalah stimulus baik internal atau

eksternal yang berpotensi menjadi penyebab stres. Stressor eksternal

merupakan suatu penyebab stres yang berasal dari luar diri seseorang seperti

banyaknya tugas dan persaingan yang terjadi dengan teman, sedangkan

3
Sugiarti A. Musabiq, “Gambaran Stres Dan Dampaknya Pada Mahasiswa Description Of
Stres And Its Impact On Students”, Jurnal Psikologi, Vol. 20 No. 2 (Agustus, 2018), H.
76.

4
Sugiarti A. Musabiq, “Gambaran Stres Dan Dampaknya Pada Mahasiswa Description Of
Stres And Its Impact On Students”, Jurnal Psikologi, Vol. 20 No. 2 (Agustus, 2018), h.
80.
5

stressor internal adalah suatu penyebab stres yang berasal dari dalam diri

seseorang seperti keingininan untuk menjadi yang terbaik5.

Setiap individu pasti mempunyai kepribadian yang berbeda-beda.

Banyak beragam budaya yang ada di dunia ini, sehingga membuat sebuah

adanya karakteristik kepribadian manusia yang bermacam-macam. Di negara

Indonesia sendiri memiliki beragam budaya yang menjadikan setiap suku

bangsanya memiliki karakteristik yang unik, sehingga peneliti tertarik untuk

meneliti hal ini.

Kepribadian merupakan sesuatu hal yang khas yang dimiliki oleh

setiap manusia. Allport mendefinisikan kepribadian sebagai suatu organisasi

yang dinamik dari dalam diri individu yang merupakan sebuah sistem

psikofisik dan hal tersebut dapat menentukan penyesuaian diri individu secara

unik terhadap lingkungan disekitarnya. Salah satu teori kepribadian yang

fokus dalam membahas atau membicarakan trait adalah five faktor theory of

personality yang lebih sering dikenal dengan big five personality6.

Big five personality dicetuskan pertama kali oleh Goldberg pada tahun

1981 kemudian mengalami penyempurnaan oleh McRae terdiri dari lima

dimensi utama dalam menjelaskan kepribadian yaitu Opennes to New

Experience, Conscientiusness, Extraversion, Agreeableness, dan

Neouroticism. Dimensi-dimensi ini lebih mudah disingkat dengan OCEAN.


5
“Defenisi,Sumber,JenisDanModelStres”,http://silahkanngintip.blogspot.com/2011/03/
defenisi-sumber-jenis-dan-modelstres.html, diakses tanggal 2 mei 2011.

6
Winda astute, “pengaruh politik organisasi, stresor kerja, the big five personality, dan
faktor demografi terhadap job dedication”, (skripsi, program psikologi universitas negeri
syarif hidayatullah Jakarta, Jakarta 2015), h. 29.
6

Kelima dimensi tersebut, individu cenderung memiliki salah satu dimensi

kepribadian sebagai salah satu faktor yang dominan7.

Berdasarkan dari fenomena yang terjadi pada santri di pondok

pesantren salaf-modern saat ini serta dari hasil penjelasan latar belakang

tersebut faktor yang yang dapat mempengaruhi tingkat stres pada santri.

Salah satunya yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri seseorang

suatu kepribadian dari masing–masing individu, yang berkaitan dengan big

five personality maka dari itu peneliti bermaksud untuk melakukan sebuah

penelitian untuk dapat mengetahui adanya suatu “Pengaruh Big Five

Personality terhadap Tingkat Stres Pada Santri di Asrama Al-Utsmaniyah

(Studi Kasus Di Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah Putri I Lirboyo)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat

merumuskan masalah yang dapat menjadi acuan penelitian yaitu :

1. Bagaimana tingkat stres pada santri di asrama al-Utsmaniyah ?

2. Bagaimana pengaruh big five personality terhadap tingkat stres pada

santri di asrama al-Utsmaniyah ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut :

7
Asina Christina Rosito, “Eksplorasi Tipe Kepribadian Big Five Personality Traits Dan
Pengaruhnya Terhadap Prestasi Akademik”, Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling,
Volume. 4, Nomor 2 (Juni, 2018). h. 6-13.
7

1. Untuk mengetahui tingkat stres pada santri di asrama al-Utsmaniyah.

2. Untuk mengetahui pengaruh big five personality terhadap tingkat stres

pada santri di asrama al-Utsmaniyah.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini mengandung kegunaan atau manfaat teoritis dan praktis

sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak konsep teori

yang baik terhadap pengembangan kajian ilmu psikologi, serta dapat

berkontribusi baik terhadap sebuah teori yang sangat berkaitan erat

dengan tingakat stres pada santri dan big five personality.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat diterapkan dan dimanfaatkan dalam

konteks yang lebih luas, diantaranya :

a. Bagi Mahasiswa, hasil penelitian ini dapat membantu memahami

tentang pentingnya suatu kepribadian Big Five Personality yang

dimiliki setiap individu yang berkaitan dengan tingkat stres pada

Mahasiswi di asrama al-Utsmaniyah.


8

b. Bagi fakultas, hasil penelitian ini diharapkan mampu

menyumbangkan pemikirannya sebagai upaya pembekalan bagi

Mahasiswa tentang pentingnya pengaruh kepribadian Big Five

Personality dalam diri individu terhadap tingkat stres pada santri di

asraman al-Utsmaniyah.

c. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi dan pertimbangan atau perbandingan untuk penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan kepribadian Big Five Personality

dalam diri individu dan tingkat stres pada santri di asrama al-

Utsmaniyah.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara pada rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk

pernyataan.8

1. Hipotesis alternatif (Ha) : ada pengaruh yang signifikan antara Big Five

Personality terhadap tingkat stres pada santri di asrama al-Utsmaniyah.

2. Hipotesis nol (Ho) : tidak ada pengaruh yang signifikan antara Big Five

Personality terhadap tingkat stres pada santri di asrama al-Utsmaniyah.

F. Definisi Operasional

8
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif, dan R&D, 23 ed. (Bandung, CV.
2016).
9

Peneliti merumuskan definisi oprasional dari setiap variabel penelitian

yang akan digunakan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Big Five Personality

Kepribadian merupakan sifat atau ciri khas yang dimiliki individu,

dan setiap individu memiliki kapasitas dan karakteritis yang berbeda-

beda. Big Five Personality merupakan kepribadian yang terdiri dari lima

sifat (trait). Adapun kelima dimensi kepribadian Big Five Personality

adalah openness to new experiences, conscientiousness, extraversion,

agreeableness, dan neouroticism. Skala yang digunakan didalam

penelitian ini menggunakan skala Big Five Inventory alat ukur

kepribadian yang disusun oleh John dan srivastava dengan berdasarkan

five faktors yang dikemukakan oleh McCrae dan Costa.

2. Tingkat Stres

Tingkat stres adalah tingkat reaksi individu yang bersumber dari

tekanan emosional dan kekurang mampuan individu untuk menyesuaikan

diri yang disebabkan karena adanya persepsi ketakutan dan kecemasan

sehingga dapat merusak keadaan fisilogis serta menganggu keseimbangan

hidup bagi individu. Adapun gejala–gejala tingkat stres yang dipakai

dalam penyusunan skala adalah gejala emosional, gejala kognitif, gejala

fisik atau badan dan gejala sosial.

G. Penelitian Terdahulu
10

jurnal penelitian oleh Merlyna Revelia, “Pengaruh Big Five

Personality dan Adversity Quotient terhadap Psychological Weel-Being Santri

Pondok Pesantren Darul Mustaqien” Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ada pengaruh positif yang signifikan big five personality dan adversity

quotient terhadap psychological well-being. Proporsi varians dari

psychological well-being yang dijelaskan oleh semua independent variable

adalah sebesar 0,193 atau 19,3%, sedangkan 80,7% sisanya dipengaruhi oleh

variabel lain diluar penelitian ini. Hasil uji hipotesis minor menunjukkan

bahwa Dimensi openness to experience dari variabel big five personality

memiliki pengaruh yang positif yang signifikan terhadap psychological well-

being, dengan koefisien regresi 0,224 dan signifikansi 0,046 (p<0.05).

Sedangkan variabel-variabel lainnya tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap psychological well-being.9

Jurnal penelitian oleh Neila Ramdhani, “Adaptasi Bahasa dan Budaya

Inventori Big Five”. Dari 44 aitem BFI versi bahasa Inggris, diperoleh 28

(63,6%) aitem yang sudah diterjemahkan sesuai dengan konstruk Big Five.

Sebagian besar aitem unfavorable tidak sepenuhnya mengungkap konstruk

yang sama dengan aitem-aitem favorable dari dimensi yang sama. Untuk

meningkatkan persentase aitem yang memenuhi kriteria sesuai dengan

konstruk maka proses penerjemahan alat ukur psikologi yang disusun dan

dikembangkan dari negara lain harus dilakukan tidak hanya dengan

9
Merlyna Revelia, “Pengaruh Big Five Personality Dan Adversity Quotient Terhadap
Psychological Weel-Being Sasntri Pondok Pesantren Darul Mustaqien”, Journal Of
Psychology,Vol. 4 No. 2 (Oktober, 2016), h. 4-16.
11

menerjemahkan bahasanya saja tetapi harus disesuaikan dengan kultur dari

bangsa dimana bahasa itu digunakan. Pertanyaan yang disusun dalam bahasa

Inggris untuk mengungkap persepsi, sikap, rasa, atau perilaku orang yang

berbahasa ibu bahasa Inggris dapat dimaknai berbeda pada saat bahasa itu

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia10.

Jurnal penelitian oleh Dinamika Sari Dewi, “Pengaruh The Big Five

Personality dan Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja

Karyawan Di Karma Jimbaran Villa”. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan, sehingga muncul kesimpulan berupa 1) The big five personality

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepemimpinan transformasional

pada Karma Jimbaran Villa, 2) The big five personality berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Karma Jimbaran Villa, 3)

Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan Karma Jimbaran Villa, 4) The Big Five Personality dan

kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan pada Karma Jimbaran Villa.

Saran yang dapat diberikan berdasarkan kesimpulan yang didapat

adalah 1) Pemimpin Karma Jimbaran Villa sebaiknya memberikan

meningkatkan dorongan pada karyawan untuk menyelesaikan masalah

dengan berpikir inovatif perlu. Dapat diberikan dengan pemberian contoh

sebagai stimulus sehingga pekerjaan menjadi efektif dan efisien, 2) Pemimpin

Karma Jimbaran Villa sebaiknya lebih meningkatkan sifat agreeableness

10
Neila Ramdhani. “Adaptasi Bahasa dan Budaya Inventori Big Five”, Jurnal Psikologi,
Vol. 39, NO. 2, (Desember, 2012), h. 189–207.
12

(keramahan) dalam bersosialiasi dengan karyawan lainnya sehingga

menimbulkan rasa segan dan mudah bekerja sama sebagai team, 3) Pemimpin

Karma Jimbaran Villa sebaiknya harus lebih mendorong karyawannya dalam

ketepatan waktu penyelesaian tugas, dapat berupa teguran atau sanksi tegas,

4) Di masa depan dinantikan penelitian bisa merentangkan sayap model

penelitian ini dengan mencantumkan variabel lainnya terkait kinerja

karyawan yang disokong serta diperkuat dengan teori dan kabar terbaru.

Ruang lingkup wilayah penelitian dan lokasi penelitian sebaiknnya diperluas

untuk para peneliti dimasa depan, sehingga nantinya output atau hasil

penelitian dapat dipraktekkan secara umum.11

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam skripsi ini

adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, yang membahas tentang : a) latar belakang

masalah, b) rumusan masalah, c) tujuan masalah, d) kegunaan masalah, e)

definisi operasional, f) sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Teori, yang membahas tentang : a) pengertian Big

Five Personality, b) tipe-tipe kepribadian Big Five Personality, c) komponen

Big Five Personality d) pengertian stres, e) faktor stres, f) gejala-gejala stres,

11
Dinamika Sari Dewi, “Pengaruh The Big Five Personality Dan Kepemimpinan
Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Di Karma Jimbaran Villa”, E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 4, No. 4, (2015), h. 930-942.
13

g) aspek pengukuran stres, h) tingkatan stres, i) hubungan big five personality

dengan tingkat stres.

BAB III : Metode Penelitian, yang menbahas tengtang : a) rancangan

penelitian, b) populasi dan sampel, c) instrument penelitian, d) teknik

pengumpulan data, f) teknik analisi data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang membahas tentang :

a) hasil penelitian, meliputi : 1) latar belakang obyek, 2) penyajian data, 3) uji

hipotesis, b) pembahasan penelitian.


BAB V : Penutup, yang membahas tentang : a) kesimpulan, dan b) saran-

saran.BAB II

KAJIAN TEORI

A. Big Five Personality

1. Pengertian Big Five Personality

Menurut Allport menyatakan bahwa kepribadian adalah organisasi

dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan cara

yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Feist

menyatakan bahwa Big Five Personality adalah salah satu kepribadian

yang dapat memprediksi dan menjelaskan perilaku individu. Hal ini

merupakan pendekatan yang digunakan oleh para psikologi untuk melihat

kepribadian yang dibentuk dengan menggunakan analisis faktor.12

Masing-masing pribadi mirip dengan yang lain dalam beberapa

hal, namun tetap memiliki sebuah kepribadian yang berbeda dan unik,

karena kepribadian adalah kualitas unik seseorang yang mencangkup

atribut-atribut seperti temperamen, fisik dan intelegensia.13 Setiap orang

memiliki kecenderungan perilaku yang baku atau berlaku terus-menerus

secara konsisten dalam menghadapi situasi tertentu yang sedang dihadapi,

sehingga menjadi ciri khas pribadinya.14


12
Definisi big five personality, https://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian Big Five,
diaksestanggal 27 maret 2015.

13
Roby Dan Iring, “PengaruhKepribadianTerhadap Organizational Citizenshi”, h. 4.

14
Hendri, “PengaruhKepribadian Dan KomitmenOrganisasiTerhadap Organizational
Citizenship Behavior (OCB) Pada FakultasKeguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

14
15

Costa dan Mcrae dalam Denalia mengemukakan bahwa The Big

Five Personality adalah melihat kepribadian individu yang tersusun dalam

lima buah domain kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan

analisis faktor. Sedangkan john dalam widhi astute membuat singkatan

atas lima faktor kepribadian tersebut dengan OCEAN.

Big Five Personality memuat nilai-nilai positif yang berkaitan

dengan perilaku seseorang di pondok pesantren, seperti bekerjasama,

tanggung jawab, disiplin, serta terorganisir. Dimensi big five personality

pertama kali diperkenalkan oleh Goldberg pada tahun 1981, dimensi ini

tidak mencerminkan perspktif teoritis tertentu, tetapi merupakan hasil dari

analisis bahasa alami manusia dalam menjelaskan dirinya sendiri dan

orang lain.

Dimensi big five personality, menurut Costa dan Mccre yaitu

Openness in experience atau terbuka pada pengalaman baru,

Conscientiousness atau sifat berhati-hati, Extraversion atau ekstraversi,

Agreeblenness atau sifat mudah sepakat, Neouroticism atau kesetabilan

emosi.15 Big five personality disusun bukan untuk menggolongkan

individu kedalam satu kepribadian tertentu, melainkan untuk

menggambarkan sifat-sifat kepribadian yang disadari individu dalam

hidup sehari-hari.

2. Aspek-Aspek Big Five Personality

Mulawarmat”, Ejournal Administrative Reform, Vol. 41, No. 1 (Juni, 2014), h. 73.

15
Rothman Dan Coetzer, “The Big Five Personality DinamensionsAnd Job Performance”,
Sa Journal Of Industrial Psychology, Vol. 29, No.1 (2015), h. 68.
16

Seperti halnya yang telah dijelaskan dalam sub bab sebelumnya,

bahwa Big Five Personality tediri dari lima tipe. Terdapat istilah untuk

menjelaskan kelima tipe tersebut. Namun, di sini kita akan menyebutkan

kelima tipe ini dengan istilah-istilah Openness to New Experience,

Conscientiousness, Extraversion, Agreebleness, dan Neouroticism untuk

lebih mudah mengingat disingakat dengan OCEAN. Menurut mcCrae dan

Costa kelima sifat atau tipe dasar tersebut mencangkup :16

a. Openness sifat ini mengacu pada bagaimana individu bersedia

melakukan penyesuaian diri pada hal yang baru dan tidak biasa.

Keterbukaan terhadap pengalaman dan mengetahui sejauh mana

individu tersebut memiliki minat yang luas dan bersedia mengambil

resiko. Tipe ini memiliki ciri-ciri mudah toleransi, rasa ingin tahu,

dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, dan pemikiran.

Individu dengan tipe Openness yang tinggi digambarkan sebagai

individu yang memiliki nilai imajinasi, sensitif, dan pemikiran yang

luas. Sedangkan individu yang tipe Opennes yang rendah

digambarkan dengan individu yang mempunyai pemikiran yang

sempit, dan tidak menyukai adanya perubahan.

b. Conscientious (kesungguhan), kesungguhanya itu kecenderungan

individu untuk dapat diandalkan, teorganisir, dan tanggung jawab.

Tipe ini biasanya digambarkan individu yang teorganisir dengan

baik, tepat waktu, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan

memprioritaskan tugas, sisi negative dari tipe ini menjadi sangat

16
Lila Meutia Iskandar, “PenyesalanPascaPembelianDitinjau Dari Big Five Personality”,
JurnalPsikologi, Vol. 40, No. 1 (2013), h. 84.
17

perfeksionis dan membosankan. Sedangakan individu dengan tipe

conscientious rendah digambarkan individu dengan sikap ceroboh,

tidak terarah serta mudah teralih perhartiannya.

c. Extraversion merupakan tipe yang penting dalam kepribadian,

kepribadian ini dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial.

Individu dengan tipe extraversion yang tinggi, akan mengingat

semua interaksi sosial, berinteraksi dengan lebih banyak orang, dan

suka bergaul. Dalam berinteraksi, individu ini dianggap sebagai

individu yang ramah, senang bercakap-cakap, antusias yang tinggi,

energik, tertarik dengan banyak hal, ambisius, dan juga menjalin

hubungan yang baik dengan sesama dan dominan dalam lingkungan.

Individu ini mudah berteman ,mudah termotivasi oleh perubahan,

variasi dalam hidup, tantangan dan mudah bosan. Sedangkan

individu yang tipe extraversion rendah digambarkan dengan sikap

tenang dan menarik diri dari lingkungan.

d. Agreeableness sama dengan Extraversion yang menggambarkan

hubungan interpersonal individu dengan sesama dari perasaan

peduli. Individu dengan tipe Agreeableness yang tinggi memiliki

sikap suka membantu, pemaaf, dan penyayang, namun, ketika

individu ini berhadapan dengan konflik, self esteem mereka akan

cenderung menurun. Selain itu, menarik diri dari hal tersebut

menjadi usaha dalam menyatakan kekuatan untuk memutuskan

konflik dengan orang lain. Sedangkan individu dengan tipe

agreeableness yang rendah digambarkan dengan individu yang


18

cenderung lebih agresif dan kurang kooperatif. Santri yang memiliki

tipe agreeableness yang tinggi cenderung memiliki tingkat interaksi

yang lebih tinggi dengan keluarga dan jarang memiliki konflik

dengan temannya.

e. Neouroticism menggambarkan individu yang emosionalnya labil,

mereka mengubah perhatian menjadi sesuatu yang berlawanan.

Selain itu, mereka juga kesulitan dalam menjalin hubungan, dan

mereka juga memiliki self esteem yang rendah. Individu dengan tipe

neouroticism tinggi digambarkan dengan pribadi yang mudah

mengalami kecemasan, rasa marah, depresi, dan memiliki

kecenderungan emosional. Sedangkan individu dengan neouroticism

yang rendah digambarkan dengan individu yang cenderung akan

lebih gembira dan puas terhadap hidup dibandingkan dengan

individu yang memiliki tipe neouroticism yang tinggi.

3. Komponen Big Five Personality

Big Five Personality terdiri dari lima dimensi, masing-masing

dimensi memiliki Facet. Facet merupakan sifat yang lebih spesifik,

seperti yang dikemukakan oleh Costa dan McCrae.17

a. Openness To Experience (O)

1) Fantasy yaitu individu yang berimajinasi tinggi dan aktif.

2) Aesthetic yaitu individu yang memiliki apresiasi tinggi

terhadap seni dan kenindahan.

17
GaridAnggraeni, “Pengaruh Big Five Personality Terhadap Burnout Pada
PerawatRumahSakit Islam Jemursari Surabaya”, (Skripsi, fakultasekonomi universitas
airlangga Surabaya, Surabaya, 2009), h. 26.
19

3) Feeliing yaitu individu yang menyadari emosinya sendiri.

4) Action yaitu individu yang berkeinginan untuk mencoba hal

baru.

5) Ideas yaitu individu yang berfikir terbuka dan mampu

menyadari hal baru.

6) Values yaitu individu yang memiliki kesiapan untuk menguji

ulang nilai-nilai sosial dan agama.

b. Conscientiousness (C)

1) Competence yaitu individu yang memiliki kesanggupan,

efektivitas dan kebijaksanaan dalam melakukan sesuatu.

2) Order yaitu individu yang mampu mengorganisasi secara

social.

3) Dutifulness yaitu individu yang memegang prinsip hidup.

4) Achievement-striving yaitu individu yang aspirasi dalam

mencapai prestasi.

5) Self-discipline yaitu individu yang mempu mengorganisasi diri

sendiri.

6) Deliberation yaitu individu yang sallu berfikir sebelum

bertindak.

c. Extraversion (E)

1) Warmth yaitu individu yang cenderung mudah bergaul dan

membagi kasih sayang.


20

2) Gregariousness yaitu individu yang cenderung banyak teman

dan berinteraksi dengan orang bayak.

3) Arsetiveness yaitu individu yang tegas.

4) Activity yaitu individu yang aktif mengikuti kegiatan, energi,

dan semangat yang tinggi.

5) Excitement-seeking yaitu individu yang suka mengambil

resiko dan sensasi.

6) Positive emotion yaitu individu yang cenderung mengalami

emosi-emosi positif.

d. Agreeableness (A)

1) Trust yaitu individu yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi

terhadap orang lain.

2) Straight wardess yaitu individu yang sungguh-sungguh dan

terus terang dalam menyatakan sesuatu.

3) Altruism yaitu individu yang suka menolong.

4) Compliance yaitu individu yang karakteristik terhadap reaksi

yang terjadi dalam dirinya.

5) Modesty yaitu individu yang rendah hati dan sederhana.

6) Tender-mindednes yaitu individu yang simpati terhadap orang

lain.

e. Neouroticism (N)

1) Anixiety yaitu individu yang cenderung gelisah, kuwatir,

gugup, dan tegang.


21

2) Hostily yaitu individu yang cenderung mengalami emosi

negatif.

3) Depresion yaitu individu yang cenderung mengalami depresi.

4) Implusiveness yaitu individu yang cenderung mampu

mengontrol keinginan berlebihan.

5) Self-consciousness yaitu individu yang pesimis dan pemalu.

6) Vulnerability yaitu individu yang tidak mampu menghadapi

stres, bergantung pada orang lain.

B. Stres

1. Pengertian Stres

Manusia tidak pernah lepas dari stres, setiap orang pasti pernah

mengalami stres baik stres dalam bentuk ringan, sedang, maupun berat.

Stres merupakan salah satu bentuk ganguan psikologi yang kerap dialami

manusia, terutama di era modern ini sebagai akibat dari semakin

kompleksnya permasalahan yang dihadapi manusia. Jika hal tesebut

dirasakan menekan, mengganggu dan mengancam maka keadaan ini

dapat disebut stres.

Sedangakan menurut Hans Selye stres adalah kerusakan yang

dialami oleh tutuh akibat berbagai tuntutan yang ditempatkan padanya.

Dari kedua pengertian diatas dapat diartikan bahwa stres dianggap

sebagai respon yang merupakan kondisi atau keadaan sebagai akibat dari

tekanan emosional dimana beban yang dirasakan tidak sepadan dengan

kemampuan untuk mengatasi beban tersebut. Stres muncul karena suatu


22

stimulus menjadi berat dan berkepanjangan sehingga individu tidak lagi

bisa menghadapinya, atau stres dapat muncul akibat kejadian besar dalam

hidup maupun gangguan sehari-hari dalam kehidupan individu.

2. Faktor Stres

Menurut Hawari pada umumnya stressor digolongkan dalam

beberapa faktor, diantaranya :18

a. Faktor keluarga, yang dimaksud disini adalah faktor stres yang

dialami oleh individu yang disebabkan karena kondisi keluarga yang

tidak baik (sikap orang tua), misalnya hubungan kedua orang tua yang

dingin, atau acuh tak acuh.

b. Faktor kepribadian, tipe kepribadian A merupakan tipe kepribadian

yang cenderung untuk mengalami stres, dengan karakteristik

kepribadian yang memiliki perasaan komperatif yang sangat

berlebihan, kemauan yang keras, tidak sabar, mudah marah dan sifat

bermusuhan.

c. Lingkungan hidup, kondisi lingkungan yang buruk besar pengaruhnya

bagi kesehatan seseorang, misalnya soal fasilitas, kepadatan.

d. Keuangan, masalah keuangan (ekonomi) yang tidak sehat, misalnya,

uang saku yang terlambat, atau terlibat hutang.

e. Hukum atau peraturan, keterlibatan seseorang dalam masalah hukum

atau peraturan merupakan sumber stres pula.

3. Gejala-Gejala Stres

18
Astriana Erlinda, “Hubungan Kesesakan Dengan Tingkat Stres Pada Penghuni Rumah
Susun Peduken Semarang”, (Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang, 2016), h. 23.
23

Atkinson mengatakan bahwa situasi stres dapat menghasilkan

reaksi emosional mulai dari cemas, kemarahan, kekecewaan, dan depresi

stres yang ditunjukan dengan gejala-gejala sebagai berikut19 :

a. Gejala fisikal :sakit kepala, pusing, tidur tidak teratur, insomnia,

bangun terlalu awal, diare, gatal-gatal pada kulit, tekanan darah tinggi

atau serangan jantung, kelewat berkeringat, bahkan selera makan,

lelah atau kehilangan daya energi, dan bertambah banyak melakukan

kesalahan.

b. Gejala emosional :gelisah atau cemas, sedih. Depresi, mudah nangis,

mood berubah-ubah, cepat mudah panas dan marah, gugup, merasa

tidak aman, terlalu peka dan mudah tersinggung, gampang menyerang

orang dan bermusuhan.

c. Gejala intelektual :konsentrasi menurun, sulit membuat keputusan,

daya ingat menurun, sulit berpikir, melamun secara berlebihan,

murung atau kehilangan rasa humor yang sehat, menurunnya

semangat belajar, prestasi dan motivasi belajar.

d. Gejala intrepersonal: kurang percaya dengan orang lain, sulit

memenuhi janji, suka mencari kesalahan orang lain, terlalu sibuk

membela diri sendiri, dan bersikap dingin.

4. Aspek Pengukuran Stres

Menurut Gibson aspek-aspek pengukuran stres dapat di

kelompokan menjadi berikut, diantaranya :

19
Astriana Erlinda, “Hubungan Kesesakan Dengan Tingkat Stres Pada Penghuni Rumah
Susun Peduken Semarang”, (Skripsi, FakultasIlmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang, 2016), h.  22.
24

a. Aspek emosional merupakan perasaan yang hanya dapat dirasakan

oleh individu yang sedaang mengalami stres. Misalnya : kecewa,

furstasi dan perasaan yang gelisah.

b. Aspek kognitif, seperti konsentrasi menurun, daya ingat mulai

menurun.

c. Aspek fisiologis yaitu mencangkup masalah- masalah fisik seperti

tubuh panas dingin dan denyut jantung yang tidak teratur. Aspek

fisiologis juga berupa perilaku semacam pola makan yang tidak

teratur, imsonia.

5. Tingkatan Stres

Tingkat stres barasal dari dua kata yaitu tingkat dan stres, dalam

kamus tingkat merupakan keadaan yang menunjukan tinggi rendahnya

sesuatu sedangkan stres adalah keadaan individu sebagai tekanan

emosional yang disebabkan beban atau tekanan yang tidak sepadan

dengan kemampuan mengatasi beban tersebut. Jadi tingkat stres

merupakan tinggi rendahnya respon individu terhadap keadaan stressor

yang mengancam kemampuan individu dalam menghadapinya (coping).

Menurut Dr. Robert J. Van Amberg tingkatan stres terbagi menjadi

beberapa tahapan, diantaranya :20

a. Tahapan stres I

Tahapan ini merupakan tahapan yang paling ringan, dan

biasanya disertai dengan gejala-gejala seperti, semangat belajar tinggi

(over acting), merasa mampu menyelesaikan tugas-tugas lebih dari

20
RafySapuri, “Psikologi Islam Tuntutan Jiwa Manusia Modern”: Rajawali Pers (Jakarta:
Rajawali Pers, 2009), h. 421-425.
25

biasanya namun, tanpa disadari hal ini dapat menyebabkan cadangan

energi habis dan juga disertai rasa gugup yang berlebihan.

b. Tahapan stres II

Gejala atau keluhan-keluhan individu yang pada tahapan stres

yang kedua yaitu, merasa letih sewaktu bangun tidur pagi, merasa

lelah disiang hari dan disore harinya, perut tidak nyaman, detak

jantung berdebar-debar, dan tidak bias santai.

c. Tahapan stres III

Bila individu tetap berkatifitas seperti biasa tanpa

menghiraukan keluhan-keluhan diatas, maka individu akan merasakan

keluhan yang semakin nyata seperti, gangguan lambung semakin

nyata semisal keluhan maag atau susah buang air besar, insomnia,

perasaan yang tidak nyaman, dan koordinasi tubuh terganggu.Pada

tahapan ini individu sudah harus berkonsul dengan dokter untuk

memperoleh terapi, atau mengurangi beban stres dan tubuh

memperoleh kesempatan untuk istirahat.

d. Tahapan stres IV

Pada tahapan ini individu memiliki ciri-ciri seperti, aktifitas

yang semula menyenangkan dan mudah untuk diselesaikan menjadi

membosankan dan terasa sulit untuk terselesaikan, gangguan pola

tidur yang disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan, daya

konsentrasi daya ingat menurun, timbul perasaan ketakuatan atau

cemas yang tidak diketahui penyebabnya, dan ketidak mampuan untuk

melaksanakan kegiatan rutin setiap hari.


26

e. Tahapan stres V

Bila keluhan-keluhan diatas berlanjut, maka individu tersebut

akan pada tahapan kelima yang ditandai dengan, kelelahan mental dan

fisik mendalam, ketidak mampuan dalam menyelesaikan kegiatan

sehari-hari yang ringan dan sederhana, dan timbul perasaan takut dan

kecemasan yang semakin berat mudah bingung dan panik.

f. Tahapan stres VI

Tahapan stres yang terakhir atau tahap klimaks, karena

individu yang mengalami serangan panik (panic attack) dan perasaan

takut mati. Gambaran individu yang mengalami stres pada tahapan ini

diantaranya, susah bernapas, sekujur badan terasa gemeter, dingin, dan

berkeringat, debar jantung teramat keras, dan pinsan atau kolaps

(collapse).

Sedangkan menurut Pattel berbagai jenis tingakat stres yang

umum dialami manusia meliputi :

a. Too little stres, dalam tahpan ini individu belum mengalami

tantangan atau beban yang berat. Seluruh kemampuannya belum

semua dimanfaatkan sehingga mengakibatkan kebosanan dan kurang

semangat dalam tujuan hidup.

b. Optimum Stres, individu mengalami kehidupan yang seimbang

akibat dari proses management yang baik oleh dirinya. Kepuasan

dan perasaan mampu dalam meraih prestasi menyebabkan individu

mampu menjalani kehidupan dan pekerjaan sehari-hari tanpa


27

menghadapi masalah yang terlalu banyak atau rasa lelah yang

berlebihan.

c. Too much stres, dalam kondisi ini individu merasa lelah melakukan

aktifitas yang terlalu banyak setiap hari. Dan individu ini mengalami

kelelahan fisik maupun emosional, serta tidak mampu menyediakan

waktu untuk istirahat atau bermain, dan kondisi ini dialami secara

terus-menerus tanpa adanya hasil yang diharapkan.

d. Breakdown stres, kondisi yang berkembang dari too much stres

menjadi adanya kecenderungan neurotis yang kronis atau munculnya

rasa sakit psikomatis. Ketika individu ini terus berkatifitas ketika

mengalami kelelahan, maka individu ini akan cenderung mengalami

breckdown baik secara fisik maupun psikis.

Dari dua pendapat para ahli diatas, pendapat Robert lebih

mengacu pada ciri fisik dari pada psikis. Sedangakan pendapat Pattel

lebih fokus pada pembagian tingkat stres bahkan Pattel juga menjelaskan

indikator pada tingkat stres tersebut. Jadi, peneliti menggunakan

pendapat pattel, akan tetapi tidak menyertakan satu tingakat stres yaitu

optium stres karena tingkat stres ini adalah keadaan normal individu.

C. Hubungan Big Five Personality dengan Tingkat Stres

Santri yang mengalami stres memiliki perasaan cemas, takut, gelisah,

dalam menjalankan tuntutan yang banyak. Stres juga menjadikan santri

kehilangan konsentrasi dalam kehidupan sehari-harinya, jika hal tersebut

terus dialami oleh santri maka keseimbangan dalam hidupnya akan


28

berantakan dan menjadi jauh lebih buruk dari sebelumnya. Stres ini dipicu

oleh tuntutan yang muncul dari orang lain maupun dari dirinya sendiri yang

memiliki harapan lebih tanpa mengetahui kompetensi yang dimilikinya.21

Setiap individu memiliki respon yang berbeda-beda dalam

menghadapi stressor yang diterimanya. Stressor berupa tuntutan lingkungan

seperti dari orang tua maupun teman. Individu yang merespon stressor ini

secara berlebihan maka akan berdampak menjadi stres. Stres ini

mempengaruhi aspek psikologis pada individu yaitu kognitif dan emosi.

Santri yang mengalami stres akan mengalami perubahan dalam hidupnya

mulai dari hilangnya konsentrasi, hilangnya ingatan, sakit kepala, dan

tingkatan stres paling akhir yaitu mengalami breakdown stres.

Stres tidak hanya sebagai proses dari stimulus yang diterima terhadap

tuntutan saja , namun karena ada aspek perilaku, kognitif dan emosional yang

ada dalam diri individu yang pastinya setiap individu berbeda

karakteristiknya. Perbedaan ini juga mempengarui perbedaan respon individu

dengan individu lain dalam menerima stressor ini. Santri yang stres akan

mengalami perubahan baik fisik maupun psikisnya. Keadaan fisik dapat

terlihat dari luar seperti berkeringat, badan bergemetar, jantung berdegup

kencang. Keadaan psikis ditandai perubahan emosi yang drastis. Emosi

negatif dirasakan santri yang mengalami stres bisa memperburuk keadaannya,

santri tidak dapat menyelesaikan tuntutan yang diberikan padanya.22


21
Sutjiato Margareth, “Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Tingkat Stres
Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado”, Jurnal
Psikologi, Vol 39, 2 (Desember 2012), h. 30-42.

22
Angraini Garid Vina, “Pengaruh Big Five Personality terhadap Brount pada Perawat
Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya”, (Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas
29

Kepribadian sangat erat hubungannya dengan stres, setiap individu

pasti memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Banyak ragam budaya di

dunia ini membuat adanya karakteristik kepribadian manusia yang

bermacam-macam. Menurut George Herbert mead, kepribadian adalah

tingkah laku manuasia yang bekembang, melalui perkembangan diri.

Perkembangan dari kepribadian dalam diri seseorang ini berlangsung seumur

hidup.23

Jika individu tersebut memiliki kepribadian yang tenang, santai, maka

individu tersebut akan bisa menyelesaikan masalahnya dengan baik,

sebaliknya jika individu tersebut memiliki kepribadian yang tegang, mudah

cemas serta mudah panik maka individu tersebut akan sulit untuk

menyelesaikan masalahnya.

Airlangga Surabaya, Surabaya, 2009), h.32.

23
Simanis, “21 Pengertian Kepribadian Menurut Para Ahli Terlengkap”
,Http://Www.Pelajaran.Co.Id/21-Pengertian-Kepribadian-Menurut-Para-Ahli-
Terlengkap/, Diakses Tanggal 25 Mei 2017.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang

spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak

awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan

kuantitatif adalah penelitian yang menuntut pengguanaan angka-angka, mulai

dari pengumpulan data, analisis data tersebut, serta penampilan dari hasil

data.24 Metode kuantitatif akan diperoleh signifikan perbedaan kelompok atau

signifikan hubungan antar variabel yang diteliti.25

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang diuraikan dilatar belakang

dan rumusan masalah. Maka peneliti dapat mengidentifikasi metode

penelitian sebagai berikut:26

1. Variabel Bebas ( Dependen Variable)

Variabel bebas (Dependen variable) adalah variabel yang

memengarui atau menjadi suatu sebab timbulnya variabel independen

24
Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta : Literasi Media Publishing,
2015), h. 17.

25
Eva Latipah, Metode Penelitian Psikologi (Yogyakarta : Deepulish, 2014), h. 21.

26
Eva Latipah, h.23.

1
2

(terikat). Adapun variabel bebas dari penelitian ini adalah big five

personality.
3

2. Variabel Terikat (Independen Variable)

Variabel terikat (independen variable) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas. Adapun

yang menjadi variabel terikatnya adalah tingkat stres.

Gambar.1 Penjabaran Variabel Penelitian

Big Five Personality Tingkat Stres

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut pendapat Arikunto populasi merupakan keseluruhan dari

objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada di

wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. 27

Populasi dalam penelitian ini adalah santri HM al-Mahrusiyah putri di asrama

al-Utsmaniyah yang berjumlah 230 orang.

2. Sampel

Sampel menurut Arikunto adalah sebagian dari jumlah yang dimiliki

oleh populasi tersebut, ataupun sebagian kecil dari anggota populasi yang

27
Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta : Literasi Media Publishing, Juni 2015),
h. 63-64.
4

diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. 28

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan jika populasi penelitian

kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah semuanya, namun jika

lebih dari 100 maka diambil 15%, 20% atau 25%.29

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan tehnik simple

random sampling. Random Sampling adalah pengambilan sampel dari semua

anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam anggota populasi.30 Subyek dalam penelitian ini berjumlah

230 orang, karena total populasi lebih dari 100 orang, maka peneliti dapat

mengambil 10%, 15%, 25% atau lebih. Peneliti mengambil 50% dari

populasi sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 230 × 50% = 115

santri.

28
Siyoto, h. 64.

29
Arikunto, “prosedur penelitian suatu pendekatan praktik”, (Jakarta : rineka, 2011).

30
Nuryadi dkk.,Buku Ajar Dasar-Dasar Statistik Penelitia (Yogyakarta : Sibuku Media,
2017), h. 9.
5

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

skala yang diadopsi dari penelitian terdahulu kemudian di modifikasi sesuai

dengan subjek peneliti. Sedangkan pengertian instrument sendiri adalah suatu

alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati.31

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan untuk

menghasilkan data yang akurat yaitu dengan menggunakan skala likert. Sugiono

mengatakan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

seseorang atau kelompok orang tentang suatu fenomena.32 Dalam penelitian ini,

peneliti mengunakan jenis instrumen skala dengan pemberian nilai atau skor

sebagai berikut :

Tabel.3.1 Skala liker Modifikasi

Jawaban SS S ST STS
Favorabel 4 3 2 1
Unfavorabe
1 2 3 4
l
Pertanyaan yang bersifat favorabel mendapat skor 4 untuk jawaban sangat

setuju (SS), 3 untuk tidak setuju (S), 2 untuk jawabn tidak setuju (TS), dan 1

31
Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,Bandung: Alfabeta.2015. h.
55.

32
Sugiono, h. 60
6

untuk jawaban sangat tidak setuju (STS). Pertanyaan yang bersifat unfavorabel

akan diberi nilai 1 unuk jawaban sangat setuju (SS), 2 untuk jawaban setuju (S),

3 untuk jawaban tidak setuju (TS), dan 4 untuk jawaban sangat tidak setuju

(STS).

1. Skala Big Five Personality

Skala yang digunakan untuk mengukur variabel big five personality

adalah BFI (big five inventory) yang dikembangkan oleh Oliver P. John.

Skala BFI ini terdiri dari 44 item yang mengukur dimensi openness to new

experience, extraversion, agreebleness, dan neouroticism.33 Skala ini

dikatakan valid jika nilai pearson correlation >0,338 dengan jumlah sampel

115 orang. Skala yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada

penelitian sebelumnya yang merupakan skala adopsi versi bahasa Indonesia

yang disusun oleh Gusminto Adi Prayitno. Nilai koefisien pada trait openness

to experience berkisar 0,348-0,616, conscientiousness berkisar 0,342-0,608,

extraversion berkisar 0,395-0,763, agreeableness berkisar 0,301-0,504, dan

pada neouroticism berkisar 0,325-0,655.Hasil reabelitas trait openness to

experience sebesar 0.800, agreeableness sebesar 0.639, extraversion sebesar

0.800, conscientiousness sebesar 0.74, dan neouroticism sebesar 0,735.

Berdasarkan hasil uji daya beda 24 item dari skala BFI, terdapar 3

item yang gugur sedangkan total item yang sah sebanyak 21 item, nilai
33
Asina Christina Rosito, "Eksplorasi Tipe Kepribadian Big Five Personality dan
Pengaruhnya Terhadap Pestasi Akademik", Jurnal Psikologi & Konseling, Vol. IV, 2 (Juni,
2018), h. 9.
7

pearson correlation pada openness to experience berkisar 0,190-0,554,

conscientiousness berkisar 0,377-0,646, extraversion berkisar 0,321-0,405,

agreeableness berkisar 0,357-0,545, dan pada neouroticism berkisar 0,190-

0,403. Item dinyatakan valid apabila nilai pearson correlation diatas 0,1832.

Adapun untuk jawaban, peneliti menggunakan model likert dengan alternatif

4 jawaban yaitu, sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat

tidak setuju (STS).

Sebelum peneliti menyusun instrumen sebagai alat ukur penelitian,

terlebih dahulu peneliti menyusun blue print. Blue print merupakan tabel

yang digunakan sebagai acuan dan arahan agar pada saat penulisan item, item

tetap terarah pada tujuan pengukuran skala dan tidak keluar dari batasan isi.

Blue print berisi aspek–aspek yang akan diukur dan menjadi dasar

penyusunan item. Adapun aspek dan indikator yang digunakan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada blue print sebagai berikut :

Tabel.3.2 Blueprint Big Five Personality

Item Jml
Aspek Indikator
F UF
Fantasy 4. Saya kreatif. 7. Saya sangat
5. Saya memiliki tidak kreatif.
imajinasi yang
Openess tinggi. 9
Aesthetics 24. Saya suka dengan 3. Saya tidak
hal-hal yang tertarik pada
berhubungan seni
8

dengan seni.*
Actions 23. Saya memiliki
rasa ingin tahu
yang besar -
terhadap
sesuatu.*
Ideas 2. dipondok saya
sering
-
mendapatkan
pengetahuan baru.*
Values 1. Saya suka 18. Saya tidak bisa
bekerjasama bekerja sama.
dengan orang lain.
6. Saya membuat
rencana dan
Dutifulness melaksanakanny. -
10. Saya memiliki
prinsip hidup.
8. Saya mengerjakan
Achievement
tugas dengan -
cermat.
Conscientiou
9. Saya sangat 7
sness
lalai.
11.Saya sangat
Self-discipline
- pemalas
12.Saya sering
mengabaikan
tugas.
21. Saya sedikit
Deliberation -
ceroboh.
9

13.Saya memiliki
kencenderungan
Gregariusness -
untuk bayak
berteman.
Extraversion 16. Ramah tamah 15. Saya sangat 4
Warmth
pemalu
17. Banyak impian -
Activity yang ingin saya
capai.
14.Saya peduli dengan
Altruism -
orang lain.
Agreeablenes
19. Saya suka hal 2
s
Modesty - yang
berlebihan.
22. Saya tidak
Angry hostility -
mudah marah
Neouroticism Vulnerrability 20. Saya mampu 2
menghadapi -
kesulitan.
Total
15 9 24

*item yang tidak valid.

2. Tingkat Stres

Skala tingkat stres yang digunakan dalam penelitian ini, didasarkan

pada tiga aspek gejala stres, yaitu emosional, kognitif, dan fisiologis. Skala

dalam penelitian ini menggunakan skala yang diadopsi versi bahasa

Indonesia yang disusun oleh Astriana Erlinda. Hasil reliabilitas data alpa

(cronbach alpha) sebesar 0,865 sedangakan validitas data sebesar 0,271


10

sampai dengan 0, 597.34 Berdasarkan hasil uji daya beda 14 item dari skala

tingkat stres, terdapar 3 item yang gugur sedangkan total item yang sah

sebanyak 11 item, nilai pearson correlation 0,264-0,494. Pembuatan skala ini

untuk mengukur tingkat stres santri yang ada di asrama al-Utsmaniyah.

Dibawah ini blueprint skala tingkat stres :

Tabel.3.3 Blueprint Skala Tingkat Stres

Item
Aspek Indikator Jml
F UF
Suasana hati 1. Suasana hati saya
mudah berubah- sering berubah- -
ubah ubah.
3.Saya mudah
Emosional 2
tersinggung jika
Mudah
ada teman yang -
tersinggung
berbisik-bisik
didepan saya.
Kognitif Kemampuan 2.Semua masalah 3
melakukan dapat saya atasi
pekerjaan yang sediri dengan
-
kompleks sangat baik, tanpa
cenderung bantuan orang
menurun. lain.
Suka melamun 4.Saya suka
-
berlebihan berimajinasi
Pikiran hanya - 5.Saya hanya dapat
dipenuhi satu fokus dalam satu

34
Erlinda, “Hubungan Kesesakan Dengan Tingkat Stres Pada Penghuni Rumah Susun
Pekunden Semarang, (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2016), h. 54-59.
11

pikiran saja masalah saja.


Konsentrasi 6.Diponpes
menurun konsentrasi saya -
sangat menurun.*
Fisiologis Gangguan 7.Terkadang 9
pencernaan pencernaan saya -
kurang baik.
Selera makan 8.Nafsu makan
berubah-ubah - saya cenderung
stabil.*
Mengalami 9.Ditengah tugas
gangguan tidur yang menumpuk
-
saya dapat tidur
dengan nyenyak.
10.Semua kegiatan
Kehilangan pondok saya
-
energy lakukan dengan
semangat.
Urat punggung 11.saya sering sakit
dan bahu terasa pegal-pegal.* -
sakit
12.Saya suka
Menutup diri suasana yang
-
secara belebihan tenangan dan
damai.
13.Saya terkadang
Menarik diri dari saya tidak
-
pergaulan sependapat dengan
orang lain.
Mudah bertengkar 14.Saya sangat -
dengan orang ramah dan sopan
12

lain. dengan teman.

Total 9 5 14

*item yang valid.

Sebelum item disebar pada subjek penelitian, dilakukan beberapa

tahapan yaitu uji validitas, uji reabilitas, normalitas. Setelah tahap uji

dilakukan maka skala baru disebarkan.

a. Uji Validitas

Validitas memiliki arti sejauh mana akurasi suatu tes atau skala

dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran dikatakan

mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang akurat

memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur.35

Validitas pada penelitian ini adalah validitas konstrak. Skala

dikatakan valid jika cocok dengan kontruksi teoritis yang menjadi dasar

penyusunannya. Pengujian dilakukan dengan menggunkan program SPSS

22.0 for Windows dengan rumus sebagai berikut:

r =n ∑ −¿ ¿ ¿

Keterangan:

∑x : jumlah skor total variabel X

∑y : Jumlah skor total variabel Y

35
Sandu Siyoto, "Dasar Metodologi Penelitian", (Yogyakarta : Literasi Media Pulishing,
2015), h. 83.
13

∑xy : Jumlah skor setelah X dan Y dikalikan

n : jumlah individu atau subjek.

b. Reabilitas

Reabilitas merupakan penerjemah dari kata reability yang

mempunyai asal kata rely yang artinya percaya dan reabel yang artinya

dapat di percaya.36 Dalam penelitian ini digunakan metode ulang yaitu

menunjukan adanya pengulangan pengukuran yang sama kepada responden

yang berbeda, dengan tempat yang sama pada waktu yang berlainan. Untuk

menghitung reliabilitas dari alat pengukur ini menggunakan rumus Alpha

Cronbach.

{ }
2
k ∑ si
ri= (k −1) 1− 2
st

Keterangan:

ri :koefisien reabelitas alfa cronbach

k : jumlah item soal


2
∑ si : jumlah varians skor tiap item

2
st : varian total.

36
Eva Latipah, "Metode Penelitian Psikologi", (Yogyakarta: Deepublish, September 2014), h.
80.
14

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode atau cara yang digunakan dalam pengumpulan data pada

penelitian ini antara lain :

1. Metode skala

Dalam pengisisan skala disajikan beberapa pertanyaan, santri diminta

untuk menjawab pertanyaan yang tersedia.37 Dimana dari setiap jawaban akan

diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.4 Skala liker Modifikasi

Jawaban SS S TS STS
Favorabel 4 3 2 1
Unfavorabel 1 2 3 4

Pertanyaan yang bersifat favorabel mendapat skor 4 untuk jawaban

sangat setuju (SS), 3 untuk tidak setuju (S), 2 untuk jawabn tidak setuju

(TS), dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS). Pertanyaan yang

bersifat unfavorabel akan diberi nilai 1 unuk jawaban sangat setuju (SS), 2

untuk jawaban setuju (S), 3 untuk jawaban tidak setuju (TS), dan 4 untuk

jawaban sangat tidak setuju (STS).


37
Eva Latipah, , h. 91.
15

2. Observasi

Observasi merupakan salah satu tehnik pengumpulan data yang

dilakukan dengan secara langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap

obyek yang diteliti.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan ketua pondok yang merupakan pusat

pergerakan dari kegiatan keseharian santri. Wawancara dalam penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui keseharian santri putri ketika dipondok.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan kegiatan dalam menganalisis data dengan

mengelompokan data setelah dari seluruh responden terkumpul, berdasarkan

variabel dan jenis responden, mentabulasi data, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah. Dalam peneliti kuantitatif ini menggunakan

statistika dalam melakukan perhitungan.

Dalam penelitian ini menggunakan stastistik analisis berupa teknik

regresi sederhana, yang mana penelitian ini adalah penelitian yang dapat

memberikan informasi melalui angket dan observasi, dan menganilis signifikansi

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Regresi linier sederhana


16

digunakan untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu

persamaan antara variabel terikat tunggal dengan variabel bebas tunggal. Regresi

linier sederhana hanya memiliki satu variabel yang dihubungkan dengan satu

variabel tidak bebas. Bentuk umum dari persamaan Regresi Linier untuk populasi

adalah :

Y=a+bx

Di mana:

Y = Variabel terikat

x = Variabel bebas

a = Parameter Intercep

b = Parameter Koefisisen Regresi Variabel Bebas

Menentukan koefisien persamaan a dan b dapat dengan menggunakan

metode kuadrat terkecil, yaitu cara yang dipakai untuk menentukan koefisien

persamaan dan dari jumlah pangkat dua (kuadrat) antara titik-titik dengan

garis regresi yang terkecil.


17
18

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Objek

1. Letak Geografis Pondok Pesantren Putri Lirboyo al-Mahrusiyah

Kota Kediri

Secara geografis, Pondok Pesantren Putri Lirboyo al-Mahrusiyah 1

Kediri terletak dilokasi paling Timur dilingkungan Pondok Lirboyo kurang

lebih 3 KM sebelah barat kota Kediri. Pondok Pesantren Putri Lirboyo HM

Al-Mahrusiyah terbagi menjadi empat lokasi. Yang pertama adalah Pondok

Pesantren Putri Lirboyo al-Mahrusiyah 1 yang terletak di JL.KH.Abdul Karim

No.09 Desa Lirboyo Kec.Mojoroto Kota Kediri, tepatnya disamping barat

ndalem almarhum Almaghfurlah KH.Imam Yahya Mahrus yang ditempati

oleh siswi aliyah dan mahasiswi yang pada akhir tahun 2015. Lokasi

selanjutnya yakni terletak di JL.Penanggungan No.44 B Kediri, atau lebih

tepatnya berada dibelakang ndalem Hj.Etna Iyana Miskiyah yang merupakan

anak ketiga almarhum almaghfurlah KH.Imam Yahya Mahrus. Pondok

Pesantren ini diberi nama Pondok Pesantren Putri Lirboyo HM Al-Mahrusiyah

II yang ditempati oleh siswi Tsanawiyah formal dan siswi sekolah dasar.
19

Untuk lokasi selanjutnya adalah Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah

Putri Unit ndalem barat yang dibangun pada pertengahan tahun 2012.

Pondok Pesantren ini bertempat di belakang ndalem barat almarhum

almaghfurlah KH.Imam Yahya Mahrus yang berada di Desa Lirboyo

Kec.Mojoroto Kota Kediri dan di tempati oleh siswi Aliyah dan

mahasiswi. Dan untuk lokasi yang terakhir yakni berada di Desa Ngampel

Kec.Mojoroto Kota Kediri dengan nama Pondok Pesantren al-Mahrusiyah

III. Untuk santri yang berada disini hanya di peruntukkan untuk siswi

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) namun pada tahun 2018 mulai di

adakan adanya siswi SMP (Sekolah Menengah Pertamadan ditempatkan di

dua tempat yakni samping ndalem Putra pertama almarhum almaghfurlah

KH.Imam Yahya Mahrus, yakni KH.Reza Ahmad Zahid dan satu lagi

berada di ndalem atas KH.Melvin Zainul Asyiqien merupakan putra ke dua

almarhum almaghfurlah KH.Imam Yahya Mahrus. 38

2. Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Putri Lirboyo HM

Al-Mahrusiyah Kota Kediri.

Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Putri Lirboyo al-Mahrusiyah

menurut KH.Melvin Zainul Asyiqien sesuai dengan apa yang terdapat

dalam buku Historiografi KH.Imam Yahya Mahrus dan dokumen sejarah

yang ada di Pondok Pesantren. Maka kemudian peneliti menggali

informasi yang ada sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh salah

satu pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo HM Al-Mahrusiyah tersebut

38
Profil Pondok Pesantren Putri al-Mahrusiyah
20

yang juga merupakan putra tertua pendiri Pondok Pesantren Lirboyo al-

Mahrusiyah, KH.Imam Yahya Mahrus.

Awal Mula didirikannya Pondok Pesantren Putri yakni pada saat

Universitas Islam Tribakti (UIT) menerima Mahasiswi, maka secara

bersamaan muncul pemikiran KH.Imam Yahya Mahrus untuk mendirikan

asrama Pondok Putri. Hal ini dikarenakan banyaknya mahasiswi yang

datang dari berbagai daerah dan belum terkondisikan adanya tempat

tinggal untuk para mahasiswi tersebut. Selain itu juga, pada saat itu

KH.Imam Yahya Mahrus menginginkan adanya keseimbangan antara

pendidikan formal dan non formal. Artinya, santri tidak hanya sekedar

dapat mempelajari ilmu umum semata (formal). Akan tetapi, juga dapat

mempelajari ilmu-ilmu non formal seperti ilmu taukhid, ilmu fiqih, ilmu

akhlaq, ilmu nahwu dan lain-lain. Atas dasar itulah, akhirnya beliau

membangun Pondok Putri. Namun karena masih terbilang baru, saat itu

para santri lebih mashur dengan sebutan asrama putri yang letaknya

disebelah barat kampus. bersamaan dengan proses pembangunan tersebut,

sebagian santri di tempatkan di JL. KH. Wahid Hasyim No.62 Kota Kediri,

dan sebagian lainnya terdapat dirumah ibu Matal disebelah utara Masjid

Tribakti yang juga merupakan kos Bpk.Halim Musthafa yang langsung

meneliti konfirmasi sebenarnya yang bersangkutan.

Perkembangan pembangunan asrama putri selesai pada tahun

1987. Dari pembangunan ini sendiri, terdiri dari lima kamar yang

ditempati pengurus maupun santri. Oleh karena itu, seluruh santri yang
21

tadinya berada di JL.KH. Wahid Hasyim dan juga yang berada dirumah

ibu Matal selama proses pembangunan langsung kembali di pindahkan ke

asrama yang telah jadi, tepatnya pada bulan September tahun 1987. Pada

tahun awal berdirinya asrama putri, yang diterima hanya santri mahasiswi

saja. Namun seiring dengan berjalannya waktu, juga dibuka untuk siswi

madrasah aliyah dan juga madrasah tsanawiyah untuk ikut belajar di

asrama tersebut.

Meskipun masih terbilang baru, program yang ada di asrama

mulai tertata, diantara kegiatan yang bisa diikuti oleh para santri yakni ;

pengajian kitab Kifayah al akhyar setelah jama’ah Subuh, pengajian kitab

irsyad al ibad setelah Ashar, pengajian kitab Al-Qur’an setelah jama’ah

Maghrib, dan untuk setelah Isya’, diadakan jam madrasah diniyah, pada

waktu itu sistem pengelompokan kelas yang diterapkan oleh madrasah

diniyah hanya menyesuaikan menurut tingkatan formal masing-masing.

Jadi, antara anak yang sudah mampu atau yang belum mampu tidak ada

kelas pembeda, terkait kepengurusan juga sudah ada, namun masih belum

sedetail seperti saat ini. Artinya, adanya kepengurusan hanya sekedarnya

saja mengingat jumlah santri yang juga masih sedikit. Semakin

meningkatnya jumlah sanri putri dan supaya lebih terkontrol oleh

KH.Imam Yahya Mahrus dan Ibu Nyai Zakiyah, maka tepatnya pada hari

minggu 06 januari 2002 sebagian santri yang terdiri dari siswi 1 Aliyah

dan siswi 2-3 Tsanawiyah (sekolah formal) dipindahkan keasrama yang

berada disebelah barat ndalem KH.Imam Yahya Mahrus yang sebelumnya


22

merupakan kantor Pondok Pesantren HM Putra Lirboyo Kediri atau

disebut juga dengan gedung al-Fatah. Sedang untuk siswi kelas 2, 3 Aliyah

dan mahasiswi masih berada ditempat yang lama tepatnya di sebelah barat

kampus IAIT.

Pada tahun 2003 Pondok Pesantren Putri al-Mahrusiyah berhasil

menyelesaikan pembangunan satu lokasi Pondok Pesantren yang

bertempat di JL. Penanggungan disebelah kanan jalan, yang pembangunan

tersebut diperuntukkan khusus untuk siswi tingkat madrasah Tsanawiyah

(formal). Oleh sebab itu, seluruh siswi Tsanawiyah yang hanya berada

disebelah barat ndalem KH.Imam Yahya Mahrus dipindahkan ke Pondok

tersebut dengan nama Putri al-Mahrusiyah II. Sedangkan untuk sebagian

santri yang tadinya masih berada di asrama kampus, dipindahkan

seluruhnya disebelah barat ndalem KH.Imam Yahya Mahrus hingga saat

ini. Seiring bergantiannya tahun dan jumlah santri yang terus meningkat,

tepatnya pada tahun 2012 Pondok

Pesantren Putri al-Mahrusiyah membangun satu unit bangunan

lagi yang berada tepat dibelakang ndalem barat keluarga besar KH.Imam

Yahya Mahrus dan Nyai Hj. Zakiyatul Miskiyah yang kemudian diberi

nama Pondok Pesantren Unit ndalem Barat. Pembangunan selanjutnya

yakni dilaksanakan di desa Ngampel yang juga terdapat ndalem KH. Reza

Ahmad Zahid serta KH.Melvien Zainul Asyiqien, yang khususnya untuk

siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan siswi Sekolah Menengah

Pertama (SMP) baik Putra maupun putri, dan Masjid besar al-Mahrusiyah
23

berdiri kokoh di sebelah barat ndalem KH. Reza Ahmad Zahid sampai

sekarang ini.

Waktu terus berganti, detik pun melaju mengikuti arah putarannya,

maka seiring dengan berkembangnya Pondok Pesantren Putri Lirboyo al-

Mahrusiyah beberapa kali telah mengalami pergantian nama, yakni sebagai

berikut :

1. Pada tahun 1987-1996 bernama Pondok Pesantren HM Tribakti

Lirboyo Kediri

2. Pada tahun 1996-1997 bernama Pondok Pesantren HM Tribakti

Kediri

3. Pada tahun 1997-2001 bernama Pondok Pesantren Tribakti Kediri

4. Pada tahun 2001-2012 bernama Pondok Pesantren HM al-

Mahrusiyah Kediri

5. Pada tahun 2012- sekarang bernama Pondok Pesantren Putri Lirboyo

al-Mahrusiyah.

Sumber Data : Dokumen Sejarah Pondok Pesantren Putri Lirboyo al-

Mahrusiyah, Histiriografi KH. Imam Yahya Mahrus 2013.

Pondok Pesantren Putri al-Mahrusiyah merupakan sebuah

lembaga pendidikan yang menampung siswa atau siswi, dan mahasiswa

atau mahasiswi yang belajar dibawah naungan Yayasan Pendidikan al-

Mahrusiyah Lirboyo Kota Kediri. Lembaga pendidikan yang berada di

naungan Yayasan ini sesuai dengan penelitian yang telah dilaksanakan

diantaranya yakni :
24

1. Pondok Pesantren Putra/Putri Lirboyo al-Mahrusiyah.

2. Madrasah Diniyah Putra/putri al-Mahrusiyah

3. Madrasah Aliyah al-Mahrusiyah

4. Madrasah Tsanawiyah al-Mahrusiyah

5. Sekolah Dasar al-Mahrusiyah

6. PAUD al-Mahrusiyah

Sejak awal berdirinya Pondok Pesantren Putri Lirboyo al-

Mahrusiyah tepatnya pada tahun 1987, telah mengalami beberapa kali

pergantian kepemimpinan yakni :

Tabel 4.1 Pergantian Kepemimpinan Pondok Pesantren Putri Lirboyo

al-Mahrusiyah Kediri

NO PERIODE NAMA ASAL


1 1987-1991 Rofiqoh Zaini Tegal
2 1991-1992 Afifatuh Kediri
3 1992-1994 Umi Tsuaebah Temanggung
4 1994-1996 Salma Sunaiyah Kediri
5 1996-1997 Widya Amaliah Pekalongan
6 1997-1998 Novi Nur Khofifah Cirebon
7 1999-2000 Aning Tsuba’iyah Madiun
8 2000-2001 Hamidaturrofi’ Ngawi
9 2001-2002 Rohimah Cilacap
10 2002-2003 Nur Wahidah Palembang
11 2003-2006 Idamatul Khoiriyah Trenggalek
12 2006-2010 Tsamrotul Ilmi Brebes
13 2010-2011 Hj. Siti Mustaqimah Jakarta
14 2011-2012 Anif Kunna Rofiqoh Magetan
15 2012-2013 Latifatur Rohmaniyah Mojokerto
16 2013-2015 Irma Filayati Syafi’ Papua
25

17 2015-2016 Nurul Qomariyah Madura


18 2016-2018 Lailatus Salamah Palembang
19 2018-2020 Luluk Nabila Isma Kediri
20 2020-2022 Nur Hijja Fidari Pasuruan

3. Komponen lain dalam objek

Pondok Pesantren Putri Lirboyo HM Al-Mahrusiyah merupakan

suatu lembaga pendidikan yang mempunyai basik pendidikan salaf dan

modern. Didirikannya Pondok Pesantren Putri Lirboyo al-Mahrusiyah

memilikitujuan serta visi dan misi pondok yaitu:

a. Tujuan Pondok Pesantren Putri Lirboyo al-Mahrusiyah.

1) Untuk membentuk dan membina manusia beriman, bertaqwa, dan

berakhlakul karimah.

2) Selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM santriwati,

agar siap tampil dilingkungan masyarakat dengan terampil dan

berjiwa kepemimpinan.

3) menjadikan sarana pendidikan sebagai media pusat kegiatan

tafaqquh fiddien dengan senantiasa mempertahankan nilai-nilai

ajaran islam yang murni.

b. Visi Pondok Pesantren Putri Lirboyo al-Mahrusiyah.


26

Adapun visi Pondok Pesantren Putri Lirboyo al-Mahrusiyah

adalah sebagai berikut:

1). Berakhlakul karimah merupakan pendidikan sangat penting bagi

generasi muda mendatang, karena seseorang yang tidak punya

akhlak itu di ibaratkan seperti seekor lalat, atas dasar demikianlah

pondok pesantren menjadikannya sebagai visi pondok.

2). Disiplin merupakan sikap atau tingkahlaku siswa yang taat dan

patuh dalam menjalankan kewajibannya untuk belajar, baik belajar di

madrasah maupun belajar di pondok. Indikator disiplin belajar dalam

penelitian ini adalah ketaatan terhadap tata tertib pondok dan

madrasah, ketaatan terhadap kegiatan belajar di pondok dan

madrasah, ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas dan pelajaran.

3). Berprestasi (prestasi diri) adalah hasil atas usaha yang dilakukan

seseorang. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan

intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan diri dalam

menghadapi situasi dalam segala aspek kehidupan. Karakter orang

yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan

kreatif pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-

sungguh.

a. Misi Pondok Pesantren Putri Lirboyo al-Mahrusiyah

Misi Pondok Pesantren Putri Lirboyo al-Mahrusiyah adalah sebagai

berikut:
27

1). Mencetak generasi islam salaf yang intelek, beriman, berakhlak,

dan bertaqwa.

2). Menciptakan produk yang mampu mentranformasikan ilmu dalam

berbagai kondisi masyarakat.

3). menumbuhkan penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran.39

4. Penyajian Data

a. Analisis Deskriptif Statistik

1) Analisis Statistik Deskriptif tingkat stres

Salah satu skala yang dipakai dalam penelitian ini adalah

skala tingkat stres. Gambaran tingkat stres pada santri di asrama al-

Utsmaniyah dapat dilihat dari analisis data dengan perhitungan

statistik. Skala tingkat stres yang digunakan terdiri dari 14 item yang

valid dengan skor tertinggi empat dan terendah satu. Berikut analisis

deskriptif tingkat stres pada santri di asrama al-Utsmaniyah:

Tabel. 4.2 Analisis Statistik Deskriptif Dimensi Tingkat stres

Descriptive Statistics
Ran Ma
N Min Sum Mean Std.
ge x

39
Profil Pondok Pesantren al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri Jawa Timur Tahun Ajaran
2020-2022
28

1
tingkat
1 15 26 41 3553 30.89 3.408
stres
5

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai range tingkat stres

sebesar 15, minimum 26, dan nilai maximum 41. Nilai mean dari

semua subjek sebesar 30,9 dengan standar deviasi 3,40. Langkah

selanjutnya mengkategorikan kecenderungan variabel tingkat stres,

Selanjutnya data tersebut dikelompokan ke dalam kategori

kecenderungan variabel tingkat stres. Untuk mengetahui

kecenderungan skor variabel yang digunakan, dengan mengetahui

nilai minimum (Xmin), nilai maksimun (Xmax) dan skoring item

yaitu, 1-4, dari subjek 115. Langkah selanjutnya mencari nilai mean

ideal (Mi) dan standar deviasi (Sdi). Perhitungannya sebagai berikut:

Jumlah item = 11

Skor = 1- 4

Xmin = 11 x 1 = 11

Xmax = 11 x 4 =44

Mi = ½(Xmax+Xmin)

= ½(44 + 11)

= ½(55) = 27,5

Sdi = 1/6(Xmax-Xmin)

= 1/6(44-11)

= 1/6(33) = 5,5

Komformitas tinggi = X≥(Mi+Sdi)


29

= X≥(27,5+5,5)

= X≥63

Komformitas sedang = (Mi-Sdi)≤X<(Mi+Sdi)

= (27,5 – 5,5) ≤X<(27,5+ 5,5)

= 22≤X<63

Komformitas Rendah = X<(Mi-Sdi)

= X<(27,5 – 5,5)

=X<22

Berdasarkan data diatas dapat diperoleh batasan skor

kategori tingkat stres sebagai berikut :

Tabel 4.3 Kriteria Kategori Skor tingkat stres


Kategori Pembahasan Skor Frekuensi %
Tinggi X≥(Mi+Sdi) X≥63 0 0%
(Mi-
Sedang 63≤X<22 115 100%
Sdi)≤X<(Mi+Sdi)
Rendah X<(Mi-Sdi) X<22 0 0%
Total 115 100%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh batasan skor kategori

tingkat stres kategori tinggi pada kisaran ≥63=0%, skor sedang pada
30

kisaran 22≤X<63=100%, dan batasan kategori rendah pada kisaran

<22=0%. Batasan kategori dimensi tingkat stres terbanyak berada pada

kategori sedang yang berjumlah 100%.

2) Analisis Deskriptif Statistik Big Five Personality

Skala yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala Big Five

Personality dengan lima dimensi yaitu Openess, Conscientiusness,

Extraversion, Agreebleaness, dan Neouroticism. Gambaran

kepribadian Big Five Personality permasing-masing dimensi pada

santri di asrama al-Utsmaniyah dapat dilihat dari analisis data

dengan perhitungan statistik.

a) Deskriptif Openess

Skala Big Five Personality pada dimensi openness yang

digunakan terdiri dari 7 item yang valid dengan skor tertinggi

empat dan terendah satu. Berikut analisis deskriptif dimensi

openness pada santri di asrama al-Utsmaniyah :

Tabel. 4.4 Analisis Statistik Deskriptif Dimensi Openess

Descriptive Statistics
Ran M Ma Su Me Std
N
ge in x m an .
1
1 25 21. 2.4
Openess 1 10 28
8 21 92 25
5
1
Valid N
1
(listwise)
5
31

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah responden (N)

ada 115, nilai range berjumlah 10, nilai minimum sebesar 18,

dan nilai maximum 28. Nilai mean dari semua responden

sebesar 21,92 dengan standar deviasi 2,425. Langkah

selanjutnya mengkategorikan kecenderungan variabel (dimensi

openness) untuk mengetahui kecenderungan skor variabel,

dengan mengetahui nilai minimum (Xmin), nilai maksimun

(Xmax) dan skoring item yaitu, 1-4, dari subjek 115. Langkah

selanjutnya mencari nilai mean ideal (Mi) dan standar deviasi

(Sdi). Perhitungannya sebagai berikut:

Jumlah item = 7

Skor = 1-4

Xmin = 7 x1= 7

Xmax = 7 x 4 =28

Mi = ½(Xmax+Xmin)

= ½(28 + 7)

= ½(45) =22,5

Sdi = 1/6(Xmax-Xmin)

= 1/6(28-7)
32

= 1/6(21) = 3,5

Komformitas tinggi = X≥(Mi+Sdi)

= X≥(22,5+3,5)

= X≥26

Komformitas sedang = (Mi-Sdi)≤X<(Mi+Sdi)

= (22,5 – 3,5) ≤X<(22,5 + 33,5)

= 19≤X<26

Komformitas Rendah = X<(Mi-Sdi)

= X<(22,5 – 3,5)

=X<19

Tabel. 4.5 Kriteria Kategori Skor Dimensi Openess

Kategori Pembahasan Skor Frek %


Tinggi X≥(Mi+Sdi) X≥26 5 4,5%
Sedang (Mi-Sdi)≤X<(Mi+Sdi) 19≤X<26 103 89,5%
Rendah X<(Mi-Sdi) X<19 7 6,0%
Total 115 100%
Berdasarkan tabel diatas diperoleh batasan skor kategori

dimensi openness, kategori tinggi pada kisaran ≥26=4,5%, skor

sedang pada kisaran 19≤X<26=89,5%, dan batasan kategori

rendah pada kisaran <19=6%. Batasan kategori dimensi

openness terbanyak berada pada kategori sedang yang berjumlah

89,5%.

b) Deskriptif Conscientiusness

Skala Big Five Personality pada dimensi

Conscientiusness yang digunakan terdiri dari item yang valid


33

dengan skor tertinggi empat dan terendah satu. Berikut analisis

deskriptif dimensi Conscientiusness pada santri di asrama Al-

Utsmaniyah:

Tabel. 4.6 Analisis Statistik Deskriptif Dimensi Conscientiusness


Descriptive Statistics
Ra Mi M Su Me
N nge n ax m an Std.
Conscientiono 2.1
11 2 185
uness 9 11 16 347
5 0 3
8
Valid N 11
(listwise) 5

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai range dimensi

Conscientiusness sebesar 9, minimum 11, dan nilai maximum

20. Nilai mean dari semua subjek sebesar 16 dengan standar

deviasi 2.13478. Langkah selanjutnya mengkategorikan

kecenderungan variabel (dimensi Conscientiusness), untuk

mengetahui kecenderungan skor variabel dengan mengetahui

nilai minimum (Xmin), nilai maksimun (Xmax) dan skoring

item yaitu, 1-4, dari subjek 115. Langkah selanjutnya mencari

nilai mean ideal (Mi) dan standar deviasi (Sdi). Perhitungannya

sebagai berikut:

Jumlah item = 5

Skor = 1- 4

Xmin = 5 x 1= 5
34

Xmax = 5 x 4 =20

Mi = ½(Xmax+Xmin)

= ½(20 + 5)

= ½(25) =12,5

Sdi = 1/6(Xmax-Xmin)

= 1/6(20 - 5)

= 1/6(25) = 4,1

Komformitas tinggi = X≥(Mi+Sdi)

= X≥(12,5 + 4,1)

= X≥16,6 = 17

Komformitas sedang = (Mi-Sdi)≤X<(Mi+Sdi)

= (12,5 – 4,1) ≤X<(12,5 + 4,1)

= 8,4≤X<17

Komformitas Rendah = X<(Mi-Sdi)

= X<(12,5 – 4,1)

=X<8,4

Tabel.4.7 Kriteria Kategori Skor Dimensi Conscientiusness

Kategori Pembahasan Skor Frek %


Tinggi X≥(Mi+Sdi) X≥17 30 26%
(Mi-
Sedang 8,4≤X<17 85 74%
Sdi)≤X<(Mi+Sdi)
Rendah X<(Mi-Sdi) X<8,4 0 0%
Total 115 100%
35

Berdasarkan tabel diatas diperoleh batasan skor kategori

dimensi Conscientiusness kategori tinggi pada kisaran

≥17=26%, skor sedang pada kisaran 8,4≤X<17=74%, dan

batasan kategori rendah pada kisaran <8,4=0%. Batasan kategori

dimensi Conscientiusness terbanyak berada pada kategori

sedang yang berjumlah 74%.

c) Dimensi Extraversion

Skala Big Five Personality pada dimensi extraversion

yang digunakan terdiri dari 4 item yang valid dengan skor

tertinggi empat dan terendah satu. Berikut analisis deskriptif

dimensi extraversion pada santri di asrama al-Utsmaniyah.

Tabel. 4.8 Analisis Statistik Deskriptif Dimensi Extraversion

Descriptive Statistics
Std.
Ran Mi Ma Su Me
N Deviat
ge n x m an
ion
11 14 12.
Extraversion 7 9 16 1.712
5 61 70
Valid N 11
(listwise) 5

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai range dimensi

extraversion sebesar 7, minimum 9, dan nilai maximum 16.


36

Nilai mean dari semua subjek sebesar 12.7 dengan standar

deviasi 1,712. Langkah selanjutnya mengkategorikan

kecenderungan variabel (dimensi extraversion), untuk

mengetahui kecenderungan skor variabel skor ideal dengan

mengetahui nilai minimum (Xmin), nilai maksimun (Xmax) dan

skoring item yaitu, 1-4, dari subjek 115. Langkah selanjutnya

mencari nilai mean ideal (Mi) dan standar deviasi (Sdi).

Perhitungannya sebagai berikut:

Jumlah item = 4

Skor =1-4

Xmin = 4 x 1= 4

Xmax = 4 x 4 = 16

Mi = ½(Xmax+Xmin)

= ½(16 + 4)

= ½(20) =10

Sdi = 1/6(Xmax-Xmin)

= 1/6(16 - 4)

= 1/6(12) = 2

Komformitas tinggi = X≥(Mi+Sdi)

= X≥(10 + 2)

= X≥12

Komformitas sedang = (Mi-Sdi)≤X<(Mi+Sdi)

= (10 – 2) ≤X<(10 + 2)
37

= 8≤X<12

Komformitas Rendah = X<(Mi-Sdi)

= X<(10 – 2)

=X<8

Tabel. 4.9 Analisis Statistik Deskriptif Dimensi Extraversion

Kategori Pembahasan Skor Frek %


Tinggi X≥(Mi+Sdi) X≥12 18 16%
(Mi-
Sedang 8≤X<12 97 84%
Sdi)≤X<(Mi+Sdi)
Rendah X<(Mi-Sdi) X<8 0 0%
Total 115 100%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh batasan skor kategori

dimensi extraversion kategori tinggi pada kisaran ≥12=16%,

skor sedang pada kisaran 8≤X<12=84%, dan batasan kategori

rendah pada kisaran <8=0%. Batasan kategori dimensi

etraversion terbanyak berada pada kategori sedang yang

berjumlah 84%.

d) Dimensi Agreeableness

Skala Big Five Personality pada dimensi Agreeableness

yang digunakan terdiri dari 3 item yang valid dengan skor

tertinggi empat dan terendah satu. Berikut analisis deskriptif

dimensi Agreeblenes pada santri di asrama al-Utsmaniyah :

Tabel. 4.10 Analisis Statistik Deskriptif Dimensi Agreebleaness


38

Descriptive Statistics
Ran M M Su Me St
N
ge in ax m an d
11 116 10. 1.2
Agreebleaness 6 6 12
5 1 10 21
Valid N 11
(listwise) 5

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai range dimensi

agreebleaness sebesar 6, minimum 6, dan nilai maximum 12.

Nilai mean dari semua subjek sebesar 10,10 dengan standar

deviasi 1,221. Langkah selanjutnya mengkategorikan

kecenderungan variabel (dimensi agreebleaness), untuk

mengetahui kecenderungan skor variabel skor dengan

mengetahui nilai minimum (Xmin), nilai maksimun (Xmax) dan

skoring item yaitu, 1-4, dari subjek 115. Langkah selanjutnya

mencari nilai mean ideal (Mi) dan standar deviasi (Sdi).

Perhitungannya sebagai berikut:

Jumlah item = 3

Skor = 1- 4

Xmin = 3x1=3

Xmax = 3 x 4 = 12

Mi = ½(Xmax+Xmin)

= ½(12 + 3)

= ½(15) =7,5
39

Sdi = 1/6(Xmax-Xmin)

= 1/6(12-3)

= 1/6(15) = 2,5

Komformitas tinggi = X≥(Mi+Sdi)

= X≥(7,5+2,5)

= X≥10

Komformitas sedang = (Mi-Sdi)≤X<(Mi+Sdi)

= (7,5 – 2,5) ≤X<(7,5 + 2,5)

= 10≤X<5

Komformitas Rendah = X<(Mi-Sdi)

= X<(7,5 – 2,5)

=X<5

Tabel. 4.11 Analisis Statistik Deskriptif Dimensi Agreebleaness

Kategori Pembahasan Skor Frekuensi %


Tinggi X≥(Mi+Sdi) X≥10 85 74%
(Mi-
Sedang 5≤X<10 30 26%
Sdi)≤X<(Mi+Sdi)
Rendah X<(Mi-Sdi) X<5 0 0%
Total 115 100%
Berdasarkan tabel diatas diperoleh batasan skor kategori

dimensi agreebleaness kategori tinggi pada kisaran ≥10=74%,

skor sedang pada kisaran 5≤X<10=26%, dan batasan kategori

rendah pada kisaran <5=0%. Batasan kategori dimensi

agreeableness terbanyak berada pada kategori sedang yang


40

berjumlah 74%.

e) Dimensi Neouroticism

Skala Big Five Personality pada dimensi neouroticism

yang digunakan terdiri dari 2 item yang valid dengan skor

tertinggi empat dan terendah satu. Berikut analisis deskriptif

dimensi neouroticism pada santri di asrama al-Utsmaniyah.

Tabel.4.12 Analisis Statistik Deskriptif Dimensi Neouroticism

Descriptive Statistics
Rang Mi Su Mea Std
N Max
e n m n .
Neuoroti 72 1.0
115 4 4 8 6.29
cism 3 74
Valid N
(listwise 115
)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai range dimensi

neouroticism sebesar 4, minimum 4, dan nilai maximum 8. Nilai

mean dari semua subjek sebesar 6,29 dengan standar deviasi

1,074. Langkah selanjutnya mengkategorikan kecenderungan

variabel (dimensi neouroticism), untuk mengetahui

kecenderungan skor variabel skor ideal dengan mengetahui nilai

minimum (Xmin), nilai maksimun (Xmax) dan skoring item


41

yaitu, 1-4, dari subjek 115. Langkah selanjutnya mencari nilai

mean ideal (Mi) dan standar deviasi (Sdi). Perhitungannya

sebagai berikut:

Jumlah item = 2

Skor = 1- 4

Xmin = 2x1=2

Xmax = 2 x 4 =8

Mi = ½(Xmax+Xmin)

= ½(8 + 2)

= ½(10) = 5

Sdi = 1/6(Xmax-Xmin)

= 1/6(8 - 2)

= 1/6(6) = 1

Komformitas tinggi = X≥(Mi+Sdi)

= X≥(5 + 1)

= X≥6

Komformitas sedang = (Mi-Sdi)≤X<(Mi+Sdi)

= (5 – 1) ≤X<(5 + 1)

= 4≤X<6

Komformitas Rendah = X<(Mi-Sdi)

= X<(5 – 1)

=X<4

Tabel. 4.13 Analisis Statistik Deskriptif Dimensi Neouroticism


42

Kategori Pembahasan Skor Frek %


Tinggi X≥(Mi+Sdi) X≥6 64 56%
(Mi-
Sedang 4≤X<6 51 44%
Sdi)≤X<(Mi+Sdi)
Rendah X<(Mi-Sdi) X<4 0 0%
Total 115 100%
Berdasarkan tabel diatas diperoleh batasan skor kategori

dimensi neouroticism kategori tinggi pada kisaran ≥6=56%,

skor sedang pada kisaran 4≤X<6=44%, dan batasan kategori

rendah pada kisaran <4=0%. Batasan kategori dimensi

neouroticism terbanyak berada pada kategori tinggi yang

berjumlah 56%.

b. Uji Validitas

a. Skala tingkat stress

Berdasarkan hasil uji coba skala tingkat stres yang terdiri

dari 14 item diperoleh hasil 11 item valid dan 3 item yang tidak

valid. Item dinyatakan valid apabila nilai pearson correlation diatas

0,1832. Item yang dapat digunakan dari hasil uji validitas bergerak

dari 0,264-0,494. Berikut distribusi butir item skala tingkat stres

setelah diuji coba :

Tabel. 4.14 Distribusi Item Skala Tingkat Stres

Item
Aspek Total
Valid Gugur
Emosional 1, 3 - 2
43

Kognitif 2, 4, 5, 6 4
7, 9, 10, 12, 13,
Fisiologis 8, 11 8
14
Total 11 3 14

b. Skala big five personality

Berdasarkan hasil uji validitas skala big five personality

yang terdiri dari 24 item diperoleh hasil 3 item tidak valid dan 21

item yang valid. Item dinyatakan valid apabila nilai pearson

correlation diatas 0,1832. Berikut distribusi butir item skala big

five personality setelah diuji validitas :

Tabel. 4.15 Distribusi Item Skala Big Five Personality

Item
Aspek Total
Valid Gugur
Openness 1, 3, 4, 5, 6, 7 2 7
Conscientiousness 8, 9,10, 11, 12 - 4
Extravertion 13, 14, 15, 16 - 4
Agrreableness 17, 18, 19 - 3
Neouroticism 20, 23 21, 22, 24 5
Total 20 4 24

c. Uji Reliabilitas
44

Uji reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji Validitas, item

yang masuk pada uji ini adalah item-item yang dianggap valid saja.

Instrument ini dikatakan reliabel atau tidak dengan batasan nilai alpha

cronbach >0,6.40 Uji reliabelitas pada penelitian ini menggunakan

SPSS for Windows versi 22.0 diperoleh hasil skala tingkat stres dan

skala big five personality dengan koefisien alpha cronbach sebagai

berikut:

Tabel. 4.16 Reliabeltitas Tingkat Stres

Reliability
Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.608 5

Tabel. 4.17 Reliabelitas Big Five Personality

40
Rochmat Aldy Purnomo, “Analisis Statistik Ekonomi Bisnis Dengan SPSS” (Ponorogo :
CV. Wade Group, 2016), h. 79.
45

Item-Total Statistics
Scale Scale Corrected Cronbach'
Mean if Variance if Item-Total s Alpha if
Item Item Correlatio Item
Deleted Deleted n Deleted
Openess 63.4286 15.311 .688 .757
Conscientious 71.1714 15.734 .829 .699
Extraversion 74.8286 19.146 .635 .769
Agreebleness 79.0286 25.970 .237 .854
Neouroticism 71.0857 18.551 .652 .763

Berdasarkan hasil uji reliabelitas pada table diatas, diketahui

bahwa trait bigfive personality memiliki nilai alpha crobach lebih

besar dari 0,6 sehingga dikatakan reliabel.

d. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

berditribusi normal atau tidak. Normalitas data merupakan hal penting

karena dengan data terdistribusi normal maka data tersebut dianggap

dapat mewakili populasi.41 Uji normalitas pada penelitian ini

menggunakan SPSS for Windows versi 22.0 dengan metode

41
Purnomo, Analisis Statistik Ekonomi Dan Bisnis Dengan SPSS (Ponorogo : Wade
Group, 2016), h. 89.
46

Kolmogorov Smirnov. Kolmogorov Smirnov adalah tes yang digunakan

untuk mengetahui apakah sampel bebas (independent) apakah berasal

dari populasi yang sama. Artinya tes ini diterapkan untuk pembuktian

apakah sampel yang diambil berasal dari satu populasi yang sama atau

berbeda.

Dalam penelitian ini dengan menggunakan uji Kolmogorov-

smirnov, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika Signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal

2. Jika Signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak norma

Tabel. 4.18 Hasil Uji Normalitas Kolmogrov Smirnov Big Five

Personality dan Tingkat Stres

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statist Statist
ic Df Sig. ic Df Sig.
VAR00
.133 115 .000 .928 115 .000
002
VAR00
.098 115 .008 .951 115 .000
001
a. Lilliefors Significance Correction

Tabel diatas menunjukan bahwa nilai statistik variabel big five

personality 0,133>0,05 yang berarti data berdistribusi normal. Nilai


47

statistik dari variabel tingkat stres berkisar 0,098>0,05 yang berarti

normal. Karena kedua data berdistribusi normal sehingga dapat

digunakan paramatik tes. Berdasarkan grafik Plot variabel Big Five

Personality dan Tingkat Stres dapat diketahui sebagai berikut :

Grafik. 4.1 Normalitas Big Five Personality

Grafik.4.2

Normalitas

Tingkat Stres

Berdasarkan

hasil data

tersebut maka

peneliti
48

melakukan uji hipotesis menggnakan statistik parametik berupa uji

regresii linear sederhana di karenakan kedua variabel datanya normal.

e. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengungkap apakah sebaran

variabel X dan Y menbentuk garis linier atau tidak. Peneliti dalam

penelitan kali ini menggunkan bantuan SPSS Versi 22.0 for Windows.

Variabel dinyatakan linier jika signifikansi (Devition For Liniearity)

>0,05, jika <0,05 maka variabel dinyatakan tidak linier. 42 Hasil uji

linieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 4. 19 Hasil Uji Linieritas Antara Big Five Personality dan

Tingkat Stres

ANOVA Table
Sum
of Mean
Squar Squar Sig
es Df e F .
Y Betwee (Combined) 285.5 12.97 1.1 .29
22
n 31 9 69 5
* Groups Linearity .06 .79
.728 1 .728
X 6 8
Deviation
284.8 13.56 1.2 .25
from 21
02 2 21 3
Linearity
Within Groups 1021. 11.10
92
652 5
Total 1307. 11
183 4

42
Purnomo, h. 94-95.
49

Bedasarkan hasil uji linieritas diketahui bahwa nilai deviation

from linearity sebesar 0,253>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang linier antara Big Five Personality dengan

tingkat stres.

f. Uji Hipotesis

Dengan dilakukannya uji prasyarat analisis, yakni uji

normalitas dan linieritas yang telah terpenuhi, uji hipotesis dilakukan

dengan menggunakan analisis regresi liner sederhana. Adapun

ketentuan penerimaan dan penolakan hipotesis apabila signifikan

<0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dapat juga membaca

hipotesis dengan membandingkan thitung>ttabel. Uji hipotesis analisis

regresi linier sederhana dilakukan dengan bantuan SPSS Versi 22.0 for

Windows, diperoleh hasil data sebagai berikut:

Tabel. 4.19 Deskriptif Analisis Big Five Personality dan Tingkat

stres

Descriptive Statistics
50

Std.
Deviatio
N Range Min Max Sum Mean n
Big Five 771
115 29 55 84 67.12 5.898
Personality 9
Tingkat Stres 355
115 15 26 41 30.89 3.408
3
Valid N (listwise) 115

Hasil uji deskriptif statistik didapat nilai rata-rata (mean) BIF

67,12 dengan standar deviasi 5,89 sedangkan tingkat stres mean

sebesar 30,89 dengan standar deviasi 3,40 dari sampel sebanyak 115

subjek.

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1(Constant) 32.969 3.658 9.013 .000
Big Five
-.031 .054 -.053 -.569 .570
Personality
a. Dependent Variable: Tingkat Stres
Tabel. 4.20 Pengaruh Persial Big Five Personality dengan Tingkat
Stres
51

Dari tabel diatas diketahui bahwa thitung<ttabel (-0,569<1,982),

maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh antara big five

personality terhadap tingkat stres.

Tabel. 4.21 Pengaruh Stimultan Big Five Personality dengan Tingkat

Stres

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 3.786 1 3.786 .324 .570b
Residual 1320.962 113 11.690
Total 1324.748 114
a. Dependent Variable: Tingkat Stres
b. Predictors: (Constant), Big Five Personality

1)

2)
52

Dari tabel diatas diketahui bahwa p>0,005 (0,324>0,005) maka

Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh antara big five personality

dengan tingkat stres.

Tabel.4.22 Kontribusi Dimesi Openess dengan Tingkat Stres

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .053a .003 -.006 3.41905
a. Predictors: (Constant), Big Five Personality
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa koefesien

determinasi (R Square) sebesar 0,003, maka big five personality

tidak berpengaruh terhadap tingkat stres, Karena Pengaruhnya

Hanya 0,03%.

1) Dimensi Openness Terhadap Tingkat Stres

Tabel. 4.23 Deskriptif Analisis Dimesi Openess dan Tingkat Stres

Descriptive Statistics
Std.
N Mean Deviation
Statisti Statisti Std.
c c Error Statistic
Openess 21.921
115 .22612 2.42483
7
Tingkat Stres 38.243
115 .31577 3.38622
5
Valid N (listwise) 115
53

Hasil uji deskriptif statistik didapat nilai rata-rata (mean)

Openess 21,92 dengan standar deviasi 2,42. Nilai rata-rata (mean)

tingkat stres diperoleh 38,24 dan nilai standar deviasi 3,38 dari

sampel sebanyak 115 subjek.

Tabel. 4.24 Pengaruh Persial Openness dengan Tingkat Stres

Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts Si
Model B Std. Error Beta t g.
(Constant) 41. 14. .0
2.885
083 241 00
Openess -.13 -.99 .3
.131 -.093
0 0 24
a. Dependent Variable: Tingkat Stres
Dari tabel diatas diketahui bahwa thitung<ttabel (-

0,990<1,982), maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh

antara openesss terhadap tingkat stress.

Tabel. 4.25 Pengaruh Stimultan Openess dengan Tingkat Stres


ANOVAa
Sum of D Mean Si
Model Squares f Square F g.
1 Regressi 11.242 1 11.242 .98 .3
on 0 24
b
54

Residual 1
1295.940 1 11.468
3
Total 1
1307.183 1
4
a. Dependent Variable: Tingkat Stres
b. Predictors: (Constant), Openess

Dari tabel diatas diketahui bahwa sig>0,005 (0,324>0,005)

maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh antra openness

dengan tingkat stres.

Tabel. 4.26 Kontribusi Dimesi Openess dengan Tingkat Stres

Model Summary

Mode R Adjusted R Std. Error of the


l R Square Square Estimate

1 .093a .009 .000 3.38652

a. Predictors: (Constant), Openess


55

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa koefesien

determinasi (R Square) sebesar 0,009, maka dimesi Openess tidak

berpengaruh terhadap tingkat stres, Karena Pengaruhnya Hanya

0,09%.

2) Dimensi Conscientiusness terhadap tingkat stres

Tabel. 4.27 Deskriptif Analisis Dimesi Conscientiusness Dan Tingkat

Stres

Descriptive Statistics
Std.
N Mean Deviation
Statisti Statisti Std.
c c Error Statistic
Conscientionounes 16.113
115 .19907 2.13478
s 0
Tingkat Stres 38.243
115 .31577 3.38622
5
Valid N (listwise) 115

Hasil uji deskriptif statistik didapat nilai rata-rata (mean)

Conscientiusness 16,11 dengan standar deviasi 2,23. Nilai rata-rata

(mean) tingkat stres diperoleh 38,24 dan nilai standar deviasi 3,38

dari sampel sebanyak 115 subjek.


56

Tabel. 4.28 Pengaruh Persial Conscientiusness Dengan Tingkat


Stres
Coefficientsa
Standard
ized
Unstandardized Coeffici
Coefficients ents
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) 38. 16.0
2.425 .000
807 05
Conscientionoun -.03 -.23
.149 -.022 .815
ess 5 4
a. Dependent Variable: Tingkat Stres
Dari tabel diatas diketahui bahwa thitung<ttabel (-0,022>1,982),

maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh antara

conscientionounes terhadap tingkat stres.

Tabel. 4.29 Pengaruh Stimultan Conscientiusness dengan Tingkat

Stres

ANOVAa
Sum
of
Squar Mean
Model es Df Square F Sig.
1 Regression .635 1 .635 .055 .815b
Residual 1306. 113 11.562
547
57

Total 1307.
114
183
a. Dependent Variable: Tingkat Stres
b. Predictors: (Constant), Conscientionouness
Dari tabel diatas diketahui bahwa sig>0,005 (0,815>0,05)

maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh antara

Conscientiusness dengan tingkat stres.

Tabel.4.30 Kotribusi Dimesi Conscientiusness Dengan Tingkat


Stres
Model Summary
Mod R Adjusted R Std. Error of
el R Square Square the Estimate
1 .022a .000 -.008 3.40035
a. Predictors: (Constant), Conscientionouness

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa koefesien

determinasi (R Square) sebesar 0,000, maka dimesi Conscientiusness

tidak berpengaruh terhadap tingkat stres, karena pengaruhnya 0,0%.

3) Dimensi extraversion terhadap tingkat stres

Tabel.4.31 Deskriptif Analisis Dimesi Extraversion dan Tingkat


Stres
Descriptive Statistics
58

Std.
N Mean Deviation
Statisti Statisti Std.
c c Error Statistic
Extraversion 12.704
115 .15960 1.71154
3
Tingkat Stres 38.243
115 .31577 3.38622
5
Valid N
115
(listwise)

Hasil uji deskriptif statistik didapat nilai rata-rata (mean)

Extraversion 12,70 dengan standar deviasi 1,71. Nilai rata-rata

(mean) tingkat stres diperoleh 38,24 dan nilai standar deviasi 3,38

dari sampel sebanyak 115 subjek.

Tabel. 4.32 Pengaruh Parsial Extraversion dan Tingkat Stres

Coefficientsa
59

Standardiz
ed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) 16.07
38.347 2.386 .000
4
Extraversi
-.008 .186 -.004 -.044 .965
on
a. Dependent Variable: Tingkat Stres
Dari tabel diatas diketahui bahwa thitung<ttabel (-

0,044>1,982) maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh

antara extraversion terhadap tingkat stres.

Tabel. 4.33 Pengaruh Stimultan Extraversion dan Tingkat Stres


ANOVAa

Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regressi
.022 1 .022 .002 .965b
on

Residual 1307.160 113 11.568

Total 1307.183 114

a. Dependent Variable: Tingkat Stres


b. Predictors: (Constant), Extraversion
Dari tabel diatas diketahui bahwa sig>0,005

(0,965>0,005) maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh

antara extraversion dengan tingkat stres.

Tabel. 4.34 Kotribusi Dimesi Extraversion dengan Tingkat Stres


Model Summary
60

Mod R Adjusted R Std. Error of


el R Square Square the Estimate
1 .004a .000 -.009 3.40115
a. Predictors: (Constant), Extraversion

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

koefesien determinasi (R Square) sebesar 0,000, maka dimesi

Extraversion tidak berpengaruh terhadap tingkat stres.

4) Dimensi agreebleaness terhadap tingkat stres

Tabel. 4.35 Deskriptif Analisis Dimesi Agreebleaness Dan Tingkat


Stres
Descriptive Statistics
Std.
N Mean Deviation
Statisti Statisti Std.
c c Error Statistic
Agreebleaness 10.095
115 .11386 1.22097
7
Tingkat Stres 38.243
115 .31577 3.38622
5
Valid N (listwise) 115
61

Hasil uji deskriptif statistik didapat nilai rata-rata (mean)

Agreebleaness 10,09 dengan standar deviasi 1,22. Nilai rata-rata

(mean) tingkat stres diperoleh 38,24 dan nilai standar deviasi 3,38 dari

sampel sebanyak 115 subjek.

Tabel. 4.36 Pengaruh Parsial Agreebleanes terhadap Tingkat Stres


Coefficientsa
Standard
ized
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 39.41 14.8
2.651 .000
2 69
Agreeblean
-.116 .261 -.042 -.444 .658
ess
a. Dependent Variable: Tingkat Stres
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai t hitung<ttabel (-

0,309<0,05), maka Ho ditrima. Artinya tidak ada pengaruh antara

dimensi agreeableaness dengan tingkat stres.

Tabel. 4.37 Pengaruh Stimultan Agreebleaness dengan Tingkat


Stres
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
62

1 Regressi
2.279 1 2.279 .197 .658b
on
Residual 1304.904 113 11.548
Total 1307.183 114
a. Dependent Variable: Tingkat Stres
b. Predictors: (Constant), Agreebleaness
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai sig>0,05 (0,658>0,05),

maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh antara agreebleaness

terhadap tingkat stres.

Tabel. 4.38 Kotribusi Dimesi Agreebleaness dengan Tingkat Stres

Model Summary
Mod R Adjusted R Std. Error of
el R Square Square the Estimate
1 .042a .002 -.007 3.39821
a. Predictors: (Constant), Agreebleaness

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa koefesien


determinasi (R Square) sebesar 0,002, maka dimesi Agreebleaness
tidak berpengaruh terhadap tingkat stres, karena pengaruhnya hanya
0,02

5) Dimensi neouroticism terhadap tingkat stres


63

Tabel.4.39 Deskriptif Analisis Dimesi Neouroticism dan Tingkat


Stres
Descriptive Statistics
Std.
N Mean Deviation
Statisti Statisti Std.
c c Error Statistic
Neouroticism 115 6.2870 .10016 1.07414
Tingkat Stres 38.243
115 .31577 3.38622
5
Valid N
115
(listwise)

Hasil uji deskriptif statistik didapat nilai rata-rata (mean)

Neouroticism 6,28 dengan standar deviasi 1,07. Nilai rata-rata (mean)

tingkat stres diperoleh 38,24 dan nilai standar deviasi 3,38 dari sampel

sebanyak 115 subjek.

Tabel. 4.40 Pengaruh Parsial Neouroticism terhadap Tingkat Stres


Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
Std.
Model B Error Beta T Sig.
64

1 (Constan 20.53
38.819 1.890 .000
t) 4
Neouroti
-.091 .296 -.029 -.309 .758
cism
a. Dependent Variable: Tingkat Stres
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai t hitung<ttabel (-

0,309<0,05), maka Ho ditrima. Artinya tidak ada pengaruh antara

dimensi neuoroticism.

Tabel. 4.41 Pengaruh Simultan Neouroticism terhadap Tingkat


Stres
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regressi
1.101 1 1.101 .095 .758b
on
Residual 1306.081 113 11.558
Total 1307.183 114
a. Dependent Variable: Tingkat Stres
b. Predictors: (Constant), Neouroticism
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai sig>0,05

(0,758>0,05), maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh antara

neouroticism terhadap tingkat stres.

Tabel.4.42 Kotribusi dimesi Neouroticisms dengan Tingkat Stres


65

Model Summary
Mod R Adjusted R Std. Error of
el R Square Square the Estimate
1 .029a .001 -.008 3.39974
a. Predictors: (Constant), Neouroticism

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa koefesien

determinasi (R Square) sebesar 0,001, maka dimesi Neouroticism

tidak berpengaruh terhadap tingkat stres, karena pengaruhnya hanya

0,01%.

B. Pembahasan Penelitian

1. Tingkat Stres Santri di Asrama Al-Utsmaniyah

Hasil dari analisis deskriftif statistik menujukan bahwa

keseluruhan responden di kategorikan dengan stres sedang yaitu 115

responden (100%). Stres tingkat sedang digambarkan dengan individu

yang tetap berkatifitas seperti biasa tanpa menghiraukan keluhan-keluhan

seperti merasa letih sewaktu bangun tidur pagi, merasa lelah disiang hari

dan disore harinya, perut tidak nyaman, detak jantung berdebar-debar, dan

tidak bias santai. Pada tahapan ini individu akan merasakan keluhan yang

semakin nyata seperti, gangguan lambung semakin nyata semisal keluhan

maag atau susah buang air besar, insomnia, perasaan yang tidak nyaman,
66

dan koordinasi tubuh terganggu.43 Hal ini sesuai dengan fakta ditempat

menurut salah satu santri asrama Utsmaniyah, berkata44 :

Saya pertama kali sakti imsonia itu dipondok mbak, kata dokter

saya kurang tidur, memang benar saya kurang tidur soalnya saya

harus begadang untuk hafalan, kadang mengerjakan tugas.

Pada tahapan ini individu sudah harus berkonsul dengan dokter untuk

memperoleh terapi, atau mengurangi beban stres dan tubuh memperoleh

kesempatan untuk istirahat.

Penyebab stres (stressor) berbeda-beda antara individu satu

dengan yang lain. Berdasarkan fenomena stres diatas disimpulkan bahwa

stres disebabkan oleh stressor internal dan eksternal. Stressor internal

berupa keinginan santri untuk menjadi yang terbaik. Sedangkan stressor

ekstrenal berupa tuntuntutan keluarga, konflik teman dan lingkungan,

seperti kondisi asrama yang sempit dan peraturan ketat serta tunututan

yang banyak.

2. Big Five Personality Santri di Asrama Al-Utsmaniyah

Hasil analisis deskritif statistik menunjukan bahwa sebagian besar

responden memiliki tipe kepribadian openness yaitu sebanyak 103 orang

(89,5%). Sebagian besar responden yang memiliki kepribadian openness

43
Juli andriyani, “strategi coping stress dalam mengatasi problema psikologis”, jurnal at-
taujih, vol. ii, 2 (desember, 2019).

44
Lala, wawancara, di kamar Z.3, 30 juli 2021.
67

digambarkan dengan individu yang mudah untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungan yang baru, memiliki minat yang luas, bersedia

menganbil resiko, mudah toleransi dan rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Cervone dan Pervin, seorang individu yang

memiliki tipe kepribaian openness cenderung aktif, kreatif, memiliki minat

yang luas, memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap segala hal,

individu yang berani mengambil resiko atau individu yang berani untuk

bersaing dalam menyelesaikan masalah.45

Berdasarkan karakteristik responden, bisa dikatakan bahwa mereka

mudah beradaptasi dengan hal baru, cenderung berbicara seputar perasaan

mereka, serta terbuka dalam menghadapi masalah. Peneliti juga melihat

dari tempat tinggal, sebagian besar responden adalah perantau yang tinggal

jauh, sama-sama jauh dari keluarga. Ikatan persaudaraan diperkuat dengan

adanya hal ini. Mereka saling bergantung satu sama lain saling membantu

dalam menghadapi masalah.

3. Pengaruh Big Five Personality Terhadap Tingkat Stres

Berdasarkan hasil analisa regersi linier sederhana menggunakan

bantuan program SPSS Versi 22.0 for Windows diperoleh hasil penilitian

bahwa tidak adanya pengaruh big five personality (X) terhadap tingkat

stres santri asrama al-Utsmaniyah, dengan demikian dapat dinyatakan

bahwa variabel X tidak mempengarui variabel Y ini berarti Ha ditolak dan

Ho diterima. Berdasarkan hasil uji t menujukan nilai t hitung<ttabel maka Ho

45
Zainul Anwar, “Resolusi Konlfik Dalam Perspektif Kepribadian”, (Skripsi, Fakultas
Psikologi Universitas Muhamnadiyah Malang, Malang, 2016), h. 613.
68

diterima, yaitu -0,569<1,982, berdasarkan nilai uji anova dengan ketentuan

jika sig>0,05 maka Ho diterima yaitu 0,570>0,05, dan berdasarkan niali R

Square sebesar 0,03%. Hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar variabel Y dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Hal ini bertentangan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh oleh Yeni Nur Sholihah dalam Skripsinya yang berjudul hubungan

antara big five personality terhadap stres mahasiwa kedokteran yang

mengatakan bahwa secara keseluruhan big five personality memiliki

pengaruh terhadap stres pada mahasisiwa kedoteran. Dimesnsi yang

memiliki pengaruh besar yaitu pada dimensi neouroticism dengan nilai

pengaruh 67,9%.46

Begitu pula pada penelitian yang dilakukan oleh Maryam, pada

skripsi yang berjudul “Pengaruh Kepribadian Terhadap Stres Mahasiswa

Pendidikan Dokter Universitas Sebelas Maret Surakarta” menyatakan

bahwa dari hasil analisis korelasi person diperoleh nilai p sebesar 0,025,

dimana 0,025<0,05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan

antara big five personality dengan stres. Adapun dimensi yang paling

berpengaruh adalah neuoroticism. Neuoroticism adalah dimensi mengenai

kestabilan emosi individu. Individu yang memiliki kepribadian yang

46
Yeni nur sholihah, “hubungan antara big five personality terhadap stres pada mahasiswa
kedokteran”, (skripsi, psikologi fakultas psikologi dan kesehatan universitas islam negeri
sunan ampel Surabaya, Surabaya, 2019), h. 80
69

tegang, mudah cemas serta mudah panik maka individu tersebut akan sulit

untuk menyelesaikan masalahnya.47

Ada beberapa faktor yang dapat menjadikan penelitian ini berbeda

hasilnya denga penelitian yang sebelumnya salah satunya karena tempat

dan objek yang berbeda, maka beda pula hasil penelitian yang diperoleh.

Banyak faktor tingkat stres selain big five personality, seperti lingkungan,

sosial, dan fakror ekternal lainnya yang tidak diteliti oleh peneliti.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada salah satu santri di asrama

al-Utsmaniyah, mengatakan48 :

Capek, rasa sumpek itu pasti pernah mengalami mbak, bahkan

saya sering kali mengalaminya. Tapi setelah saya dinasehatin

sama mustahiqoh saya, tentang Allah itu tidak akan memberikan

cobaan pada hambanya diluar kemapuannya, maka dari itu saya

berfikir kalo suatu masalah itu ada solusinya.

Hal ini dukung adanya fenomena di asrama al-Utsmaniyah,

bahwasanya santri memiliki problem focused coping dalam perspektif

islam yang kuat. Problem focused coping merupakan suatu usaha untuk

47
Maryam, “Pengaruh Kepribadian Terhadap Stres Mahasiswa Pendidikan Dokter
Universitas Sebelas Maret Surakarta”, Jurnal Pendidikan Kedokteran Dan Kesehatan,
Vol.V, 1(Juni,2016), h. 6.

48
Zahra Indah, wawancara, kantor Ustmaniyah, 30 juli 2021.
70

mengurangi stressor.49 Upaya yang digunakan oleh santri berupa

penerapan ayat al-Qura’an surah al-Baqoroh ayat 286 :

‫ف ال ٰلّهُ َن ْف ًسا اِاَّل ُو ْس َع َها‬


ُ ِّ‫اَل يُ َكل‬

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya. (QS. Al-Baqarah [2]: 286)

49
Habib Rosyidi Yogatama, “Coping Stress Karyawan Saygon Waterpark Pasuruan”,
(Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,
Malang :2016), h. 25.
71

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil dari analisis deskriftif statistik menujukan bahwa

keseluruhan responden di kategorikan dengan stres sedang yaitu 115

responden (100%). Stres tingkat sedang digambarkan dengan individu

yang merasakan keluhan seperti, gangguan lambung semakin nyata

semisal keluhan maag atau susah buang air besar, insomnia, perasaan

yang tidak nyaman, dan koordinasi tubuh terganggu.

2. Berdasarkan hasil analisa regersi linier sederhana menggunakan bantuan

program SPSS Versi 22.0 for Windows diperoleh hasil tidak adanya

pengaruh big five personality (X) terhadap tingkat stres santri asrama al-

Utsmaniyah, diartikan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima. Berdasarkan

hasil uji t menujukan nilai thitung<ttabel maka Ho diterima, yaitu -

0,569<1,982, berdasarkan nilai uji anova dengan ketentuan jika sig>0,05

maka Ho diterima yaitu 0,570>0,05, dan berdasarkan niali R Square

sebesar 0,03%.

B. SARAN

1. Bagi Santri

Tugas dan kegiatan yang padat serta waktu yang singkat seolah-

olah untuk melatih agar santri kedepannya dapat beraktifitas dengan


72

deadline yang ditentukan. Kegiatan dan tugas hal ini memiliki bobot

masing-masing yang digunakan untuk menambah kemampuan santri

sesuai dengan bidangnya. Sikap menegluh dan menghindari masalah

hanya akan memperburuk keadaan. Hadapi dan selesaikan tugas dengan

hati yang tenang untuk lebih maju.

1. Bagi Kepengurusan

Di sarankan kepada kepengurusan pondok Pesantren Putri

Lirboyo Al Mahrusiyah asrama Al-Utsmaniyah memberikan perhatian

serta mengarahkan dan menghimbau santri agar tetap semangat dalam

menjalani aktifitas dan tugas di asrama.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Jika ingin menggunakan variabel big five personality ataupun

tingkat stres, hitunglah dengan teliti dan cermat, apapun variabel

pasangannya kerjakanlah seteliti mungkin terutama saat indup data

tabulasi dan penghitungan baik menggunakan Microsoft Excel, SPSS

ataupun alat hitung lainya, angket yang disebar harus dapat dicerna

dengan mudah oleh subjek, observasi dan wawancara dapat membantu

penelitian ini. Maka jangan sampai dua rancangan ini tidak diikut

sertakan, banyak menambahkan bacaan referensipun sangat disarankan

bagi para peneliti selanjutnya.


73

DAFTAR PUSTAKA

A. Musabiq Sugiarti, “Gambaran Stres Dan Dampaknya Pada Mahasiswa

Description Of Stres And Its Impact On Students”, Jurnal Psikologi, Vol.

20 No. 2 (Agustus, 2018).

Angraini Garid Vina, “Pengaruh Big Five Personality terhadap Brount pada

Perawat Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya”, (Skripsi, Fakultas

Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya, Surabaya, 2009)

Arikunto, “prosedur penelitian suatu pendekatan praktik”, (Jakarta : rineka,

2011).

Asina Christina Rosito, "Eksplorasi Tipe Kepribadian Big Five Personality dan

Pengaruhnya Terhadap Pestasi Akademik", Jurnal Psikologi &

Konseling, Vol. IV, 2 (Juni, 2018)

Asina Christina Rosito, “Eksplorasi Tipe Kepribadian Big Five Personality Traits

Dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Akademik”, Jurnal Psikologi

Pendidikan & Konseling, Volume. 4, Nomor 2 (Juni, 2018)

Astriana Erlinda, “Hubungan Kesesakan Dengan Tingkat Stres Pada Penghuni

Rumah Susun Peduken Semarang”, (Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang, 2016)

Astriana Erlinda, “HubunganKesesakanDengan Tingkat Stres Pada

PenghuniRumahSusunPeduken Semarang”, (Skripsi, FakultasIlmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang, 2016)


74

“Defenisi,Sumber,JenisDanModelStres”,http://silahkanngintip.blogspot.com/

2011/03/defenisi-sumber-jenis-dan-modelstres.html, diakses tanggal 2

mei 2011.

Definisi big five personality, https://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian Big Five,

diaksestanggal 27 maret 2015.

Dinamika Sari Dewi, “Pengaruh The Big Five Personality Dan Kepemimpinan

Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Di Karma Jimbaran

Villa”, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 4, (2015)

Erlinda, “Hubungan Kesesakan Dengan Tingkat Stres Pada Penghuni Rumah

Susun Pekunden Semarang, (Skripsi, Universitas Negeri Semarang,

2016)

Eva Latipah, "Metode Penelitian Psikologi", (Yogyakarta: Deepublish, September

2014)

Eva Latipah, Metode Penelitian Psikologi (Yogyakarta : Deepulish, 2014), h. 21.

GaridAnggraeni, “Pengaruh Big Five Personality Terhadap Burnout Pada

PerawatRumahSakit Islam Jemursari Surabaya”, (Skripsi,

fakultasekonomi universitas airlangga Surabaya, Surabaya, 2009)

Habib Rosyidi Yogatama, “Coping Stress Karyawan Saygon Waterpark

Pasuruan”, (Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang, Malang :2016).

Hendri, “PengaruhKepribadian Dan Komitmen Organisasi Terhadap

Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Fakultas Keguruan


75

Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarmat”, Ejournal Administrative

Reform, Vol. 41, No. 1 (Juni, 2014).

Hendri, “PengaruhKepribadian Dan KomitmenOrganisasiTerhadap Organizational

Citizenship Behavior (OCB) Pada FakultasKeguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Mulawarmat”, Ejournal Administrative Reform,

Vol. 41, No. 1 (Juni, 2014)

Iskandar,Lila Meutia, “PenyesalanPascaPembelianDitinjau Dari Big Five

Personality”, Jurnal Psikologi, Vol. 40, No. 1 (2013).

Juli andriyani, “strategi coping stress dalam mengatasi problema psikologis”,

jurnal at-taujih, vol. ii, 2 (desember, 2019).

Lala, wawancara, di kamar Z.3, 30 juli 2021

Latipah,Eva, "MetodePenelitianPsikologi", (Yogyakarta: Deepublish, September

2014).

Latipah,Eva, MetodePenelitianPsikologi (Yogyakarta : Deepulish, 2014).

Leliyah, wawancara, depankantorUstmaniyah, 28 juli 2021

Lila Meutia Iskandar, “PenyesalanPascaPembelianDitinjau Dari Big Five

Personality”, JurnalPsikologi, Vol. 40, No. 1 (2013).

Maryam, “Pengaruh Kepribadian Terhadap Stres Mahasiswa Pendidikan Dokter

Universitas Sebelas Maret Surakarta”, Jurnal Pendidikan Kedokteran

Dan Kesehatan, Vol.V, 1(Juni,2016).

Merlyna Revelia, “Pengaruh Big Five Personality Dan Adversity Quotient

Terhadap Psychological Weel-Being Sasntri Pondok Pesantren Darul

Mustaqien”, Journal Of Psychology,Vol. 4 No. 2 (Oktober, 2016)


76

Musabiq,Sugiarti A. “Gambaran Stres Dan Dampaknya Pada Mahasiswa

Description Of Stres And Its Impact On Students”, Jurnal Psikologi, Vol.

20 No. 2 (Agustus, 2018).

Neila Ramdhani. “Adaptasi Bahasa dan Budaya Inventori Big Five”, Jurnal

Psikologi, Vol. 39, NO. 2, (Desember, 2012)

Nuryadi dkk., Buku Ajar Dasar-Dasar Statistik Penelitia (Yogyakarta : Sibuku

Media, 2017)

Nuryadidkk.,Buku Ajar Dasar-Dasar Statistik Penelitia (Yogyakarta : Sibuku

Media, 2017).

Observasi, 01 Februari 2021, Ponpes Putri Almahrusiyah 1

Prayitno, “Pengaruh Big Five Personality Terhadap Keterlibatan Kerja Pada

Kryawan Swasta Rumah Sakit Nahdatul Ulama Jombang", (Skripsi,

Universitas Mualana Malik Ibrahim Jombang, 2016)

Prayitno, “Pengaruh Big Five Personality Terhadap Keterlibatan Kerja Pada

Kryawan Swasta Rumah Sakit Nahdatul Ulama Jombang", (Skripsi,

Universitas Mualana Malik Ibrahim Jombang, 2016).

Purnomo, Analisis Statistik Ekonomi Dan Bisnis Dengan SPSS (Ponorogo : Wade

Group, 2016).

Purnomo Rochmat Aldy, “Analisis Statistik Ekonomi Bisni sDengan SPSS”

(Ponorogo : CV. Wade Group, 2016).

Rafy Sapuri, “Psikologi Islam Tuntutan Jiwa Manusia Modern”: Rajawali Pers

(Jakarta: Rajawali Pers, 2009)

Riska, wawancara, Lorong Alfatah, 26 juli 2021.


77

Rothman Dan Coetzer, “The Big Five Personality DinamensionsAnd Job

Performance”, Sa Journal Of Industrial Psychology, Vol. 29, No.1

(2015).

Sandu Siyoto, "Dasar Metodologi Penelitian", (Yogyakarta : Literasi Media

Pulishing, 2015)

Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta : Literasi Media

Publishing, 2015)

Sapuri,Rafy, “Psikologi Islam TuntutanJiwa Manusia Modern”: Rajawali Pers

(Jakarta: RajawaliPers, 2009).

SiManis,“21 Pengertian Kepribadian Menurut Para Ahli

Terlengkap”,Http://Www.Pelajaran.Co.Id/21-Pengertian-Kepribadian-

Menurut-Para-Ahli-Terlengkap/ , Diakses Tanggal 25 Mei 2017.

Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta : Literasi Media Publishing,

Juni 2015)

Siyoto, DasarMetodologiPenelitian(Yogyakarta : Literasi Media Publishing, Juni

2015).

Siyoto,Sandu, "DasarMetodologiPenelitian", (Yogyakarta :Literasi Media

Pulishing, 2015).

Siyoto,Sandu, DasarMetodologiPenelitian (Yogyakarta :Literasi Media

Publishing, 2015).

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif, dan R&D, 23 ed. (Bandung,

CV. 2016).
78

Sugiono, MetodePenelitianKuantitatif, Kuantitatif, dan R&D, 23 ed. (Bandung,

CV. 2016).

Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,Bandung:

Alfabeta.2015

Sugiono,MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,Bandung:

Alfabeta.2015.

Sutjiato Margareth, “Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Tingkat

Stres Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Manado”, Jurnal Psikologi, Vol 39, 2 (Desember 2012)

Winda astute, “pengaruh politik organisasi, stresor kerja, the big five personality,

dan faktor demografi terhadap job dedication”, (skripsi, program

psikologi universitas negeri syarif hidayatullah Jakarta, Jakarta 2015)

Yeni nur sholihah, “hubungan antara big five personality terhadap stres pada

mahasiswa kedokteran”, (skripsi, psikologi fakultas psikologi dan

kesehatan universitas islam negeri sunan ampel Surabaya, Surabaya,

2019).

Zahra Indah, wawancara, kantor Ustmaniyah, 30 juli 2021.

Zainul Anwar, “Resolusi Konlfik Dalam Perspektif Kepribadian”, (Skripsi,

Fakultas Psikologi Universitas Muhamnadiyah Malang, Malang, 2016).

Anda mungkin juga menyukai