Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2018, 37 - 44

Jurnal Riset Kesehatan


http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk
_________________________________________________________________

WRITING THERAPY TERHADAP PENURUNAN CEMAS PADA


REMAJA KORBAN BULLYING

Galih Mahendra Wekoadi*) ; Moh. Ridwan ; Angga Sugiarto

Jurusan Keperawatan Magelang; Poltekkes Kemenkes Semarang


Jalan Perintis Kemerdekaan; Magelang

Abstrak

Bullying merupakan salah satu fenomena sosial yang sering terjadi di masyarakat, baik pada
anak-anak, remaja, bahkan usia dewasa sekalipun. Kejadian bullying sangat bermacam-macam
seperti pukulan fisik, pelecehan verbal, penyebaran gosip, pengucilan maupun penggunaan sosial
media untuk mengirimkan berita buruk. Salah satu permasalahan pada korban bullying adalah
cemas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas writing therapy terhadap
penurunan cemas pada remaja korban bullying di SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten Temanggung.
Penelitian ini menggunakan rancangan Quasi Experimental Design dengan metode Non
Equivalent Control Grup Design pre-test post-test. Responden dalam penelitian ini sebanyak 40
responden yang diambil dengan metode purposive sampling dan dibagi menjadi 2 yaitu kelompok
kontrol dan kelompok intervensi. Pengukuran kecemasan dalam penelitian ini menggunakan skala
ukur cemas HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Intervensi writing therapy dilakukan
sebanyak 8 kali pertemuan selama 4 pekan. Setiap pertemuan membutuhkan waktu 35 menit yang
terbagi atas 4 sesi. Hasil penelitian menunjukan writing therapy efektif dalam menurunkan cemas
p = 0.000 (p < 0.05).

Kata kunci: Bullying ; Cemas ; Remaja ; Writing Therapy

Abstract

[WRITING THERAPY ON DECREASE OF FEASIBILITY IN ADOLESCENT BULLYING


VICTIMS] Bullying is a social phenomenon that often occurs in the community, b oth in children,
adolescents, even though adulthood. Bullying includes actions such as physical blows, verbal
abuse, the spread of gossip, exclusion and the use of social media to transmit bad news. One of the
problems in victims of bullying are anxiety and how to overcome them is by using writing therapy.
The purpose is this study was to determine the effectiveness of writing therapy to decrease anxiety
in young victims of bullying in Junior High School 2 Kledung in Temanggung Regency. This study
design was Quasi-Experimental Design method Design Non-Equivalent Control Group pre-test
post-test. Respondents in this study were 40 respondents taken by method purposive sampling and
were divided into 2 groups: control and intervention group. The anxiety in this study was
measured by using a measuring anxiety scale HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). The
intervention of writing therapy was done 8 times in 4 weks. Each meeting needed 45 minutes
consisting of 4 sessions. The result showed that writing therapy was effective in reducing anxiety
p = 0.001 (P <0.05).

Keywords: Adolescents ; Anxiety ; Bullying ; Writing Therapy

1. Pendahuluan dengan masa dewasa. Pada masa ini seseorang


akan mudah merasa cemas, teruta ma saat
Masa remaja merupa kan masa penghubung
dihadapkan pada suatu masalah (Purnamarini,
atau masa peralihan antara masa kanak–kanak
Setiawan, Hidayat, 2016). Salah satu contoh
*) Galih Mahendra Wekoadi permasalahan tersebut adalah bullying.
E-mail: galihmahendra95@gmail.com

Copyright © 2018, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2018, 38 - 44

Bullying merupakan salah satu fenomena sejumlah 65 anak mengalami gangguan


sosial yang sering terjadi di masyarakat, baik kecemasan.
pada anak–anak, remaja, bahkan usia dewasa Undang–Undang No. 23 Tahun 2002
sekalipun. Kejadian bullying yang sering terjadi tentang perlindungan anak pasal 54
pun sangat bermacam–macam baik yang bersifat menyebutkan bahwa anak di dalam lingkungan
fisik maupun tidak, sebagai contoh adalah sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan
pukulan fisik, pelecehan secara verbal, yang dilakukan oleh guru, pen gelola sekolah
penebaran gosip atau desas–desus palsu, atau teman-temannya (Undang–Undang Nomor
pengucilan maupun penggunaan sosial media 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
untuk men girimkan berita buruk (Papacosta, 2013). Untuk itu perlu dilakukan penanganan
Paradeisioti, & Lazarou ,2014). masalah cemas akibat bullying pada remaja di
Kasus bullying di Indon esia sendiri sudah SMP Negeri 2 Kledung tersebut.
masuk ke dalam kategori menkhawatirkan dan Salah satu terapi yang dapat digunakan
tingkatannya sudah cukup tinggi. Berdasarkan untuk mengatasi masalah cemas adalah dengan
data dari Kementrian Sosial Republik Indonesia menggunakan writing therapy. Writing therapy
yang sudah menerima sebanyak 117 laporan dapat meningkatkan pemahaman mengenai diri
bullying yang terjadi di Indonesia hingga Juli sendiri maupun seseorang dalam menghadapi
2017 (Parawangsa, 2017). Selain itu disebutkan depresi, distres, kecemasan, adiksi, ketakutan
bahwa hasil riset pada tahun 2015 yang terhadap penyakit, dan kehilangan serta
dilakukan LSM Plan Internasional dan perubahan dalam kehidupannya (Susanti &
International Center for Research on Women Supriyanti, 2013). Writing therapy dipilih sebagai
(IRCW) dalam Komisi Perlindungan Anak (2017) salah satu metode yang tepat karena terapi
terdapat 84% anak di Indonesia mengalami tersebut akan memotivasi, menstabilkan emosi,
bullying di s ekolah. Angka tersebut sangat tinggi dan dapat meningkatkan pemahaman men genai
dibanding negara lain di kawasan Asia. diri sendiri seperti kekuatan dan k elemahan diri
Bullying di Jawa Tengah berada dalam zona pada korban bullying yang mengalami
merah. Pada tahun 2015 jumlah kekerasan anak kecemasan (Prasetyono, 2012).
berjumlah 2630 kasus. Dari keseluruhan kasus Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
tersebut didominasi oleh kekerasan seksual mengetahui efektivitas writing therapy terhadap
sebanyak 846 kasus dan kekerasan fisik sebanyak penurunan cemas pada remaja korban bullying
823 kasus (Perkumpulan Keluarga Berencana di SMP Negeri 2 Kledun g Kabupaten
Indonesia, Jawa Ten gah, 2016). Angka Bullying Temanggung.
di Kabupaten Temanggun g yang terekspos
berjumlah 4 kasus kekerasan anak dengan 2. Metode
penjabaran 3 kasus kekerasan seksual dan 1
Penelitian ini menggunakan rancangan
kasus kekerasan emosional (Dinas Kesehatan
penelitian Quasi Experiment Design dan
Kabupaten Temanggung, 2017).
menggunakan metode Non Equivalent Control
Bullying di SMP Negeri 2 Kledun g sangat
Grup Design pre-test post-test. Dalam penelitian
tinggi, dari hasil studi pendahuluan yang telah
ini peneliti menggunakan kuisioner bullying
dilakukan terhadap siswa-siswi kelas VIII
yang dikembangkan dari Riauskina, Djuwita dan
sejumlah 92 responden hanya 1 anak saja yang
Soesetio dalam Wiyani, (2014) serta skala ukur
belum pernah menjadi korban bullying di
cemas HARS (Ha milton Anxiety Rating Scale).
sekolah tersebut dan sejumlah 91 siswa pernah
Intervensi writing therapy dalam penelitian ini
menjadi korban bullying. Bullying di SMP Negeri
dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan dalam 4
2 Kledung Kabupaten Temanggung sangat
pekan. Setiap pertemuan membutuhkan waktu
beraga m. Bentuk bullyin g di sekolah tersebut
35 menit yang terbagi atas 4 sesi. Sesi dalam
adalah bullying secara fisik, verbal, non verbal
writing therapy ini adalah : Recognition atau
tidak langsung, dan non verbal langsung.
Initial Write, Examination atau Writing Exercise,
Bullying secara verbal menjadi jenis bullying
Juxtaposition atau Feedback, dan Aplication to
yang mendominasi di SMP Negeri 2 Kledung
the self. Populasi dalam penelitian ini adalah
dengan jumlah 76 kasus. Disusul dengan
remaja korban bullyin g yang mengalami
bullying secara fisik dengan jumlah 69 kasus,
kecemasan di SMP Negeri 2 Kledung Kabupaten
bullying non verbal langsung sebanyak 41 kasus,
Temanggung. Sample dalam penelitian ini
dan bullying non verbal tidak langsung sebanyak
diambil menggunakan teknik purposive
41 kasus. Dari 91 responden yang pernah
sampling dan didapatkan jumlah semple
mengalami perlakuan bullying, didapatkan
Copyright © 2018, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068
Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2018, 39 - 44

penelitian sebanyak 40 responden yang terbagi penelitian ini men ggunakan uji paired t-test dan
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi uji wilcoxon untuk uji perbedaan pre-test dan
dan kelompok kontrol. post-test, sedangkan untuk membandingkan
Pengolahan data data dalam penelitian ini antara kelompok kontrol dan kelompok
melalui proses editing, coding, en try data, intervensi uji beda menggunakan uji
Tabullating dan pembahasan atau diskusi hasil independent t-test dan uji mann whitney. Analisa
penelitian. Analisa data dalam penelitian ini signifikan yang digunakan antara dua variabel
menggunakan analisa Univariat dan analisa dalam penelitian ini adalah 95% dengan nilai ɑ =
bivariat. Analisa univariat meliputi standart 0,05.
deviasi, median, modus, minimum, maksimum Etika penelitian yang diberikan dalam
dan mean. Hasil ters ebut akan dapat penelitian ini diantaranya adalah persetujuan
menga mbarkan nilai skor kecemasan pada responden (Informed consent), kerahasiaan
remaja korban bullyin g di SMP Negeri 2 Kledung (confidentiality), dan Ethical Clereance.
Kabupaten Temanggung. Analisa Bivariat dalam
3. Hasil dan Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasar Jenis Kelamin


Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Jenis Kelamin
n =20 n = 20
Laki-Laki 4 8
Perempuan 16 12
Jumlah 20 20

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasar Umur


Kelompok Mean Median Modus Standar Maksimum Minimum
Deviasi
Intervensi
n = 20 14 14 14 0.649 13 16
Kontrol
n = 20 14.9 15 14 1.309 13 18

Tabel 3. Distribusi Skor Kecemasan Pre-Test dan Post-Test Kelompok Intervensi


Kelompok Mean Median Modus Standar Minimum Maksimum
Deviasi
Pre-Test
n = 20 20.7 19.5 19 & 22 4.342 14 28
Post-Test
n = 20 13.25 14 16 5.33 6 26

Tabel 4 Distribusi Skor Kecemasan Pre-Test dan Post-Test Kelompok Kontrol


Kelompok Mean Median Modus Standar Minimum Maksimum
Deviasi
Pre-Test
n = 20 21.95 20 20 & 25 4.310 16 30
Post-Test
n = 20 20.5 25 25 & 26 7.373 9 46

2. Uji hipotesis

a. Pendistribusian Data Kelompok


Tabel 5 Distribusi Data
Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic df Sig
Pre-Test .946 20 .311
Intervensi Post-Test .944 20 .281
Pre-Test .918 20 .090
Kontrol Post-Test .897 20 .037
Pre-Test .970 20 .756
Diff
Post-Test .919 20 .095
Copyright © 2018, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068
Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2018, 40 - 44

b. Uji Beda Pre-Test dan Post-Test


Tabel 6 Uji Beda Pre-Test dan Post-Test Kelompok Intervensi
Rerata Selisih IK 95 % Nilai p
Pre-Test 20.70
7.45 9.65- 5.24 .000
Post-Test 13.25

Tabel 7 Uji Beda Pre-Test dan Post-Test Kelompok Kontrol


Median Nilai p
(Minimum – Maksimum)
Pre-Test 20 (16 – 30)
Post-Test .050
25 (9 – 46)

c. Uji Beda Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

Tabel 8 Uji Beda Pre-Test Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol


Rerata Nilai p
Perbedaan Rerata (IK 95%)
Kelompok Intervensi 20.70 (4.34)
.367 1.25 (4.01 – 1.51)
Kelompok Kontrol 21.95 (4.31)

Tabel 9 Uji Beda Post-Test Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol


Median
Nilai p
(Minimum – Maksimum)
Kelompok Intervensi 14 (6 – 26)
.000
Kelompok Kontrol 25 (9 – 46)

Tabel 10 Uji Beda Diff Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol


Rerata Nilai p Perbedaan Rerata (IK
95%)
Kelompok Interensi -7.45
0.000 10.0 (13.9 – 6.1)
Kelompok Kontrol 2.55

Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah 14 tahun sebanyak 15 responden. Sementara itu
dilakukan responden perempuan mendominasi pada kelompok kontrol remaja yang berumur 14
dalam penelitian ini. Data hasil penelitian tahun sebanyak 7 responden dan remaja yang
menunjukan bahwa pada kelompok intervensi berumur 15 tahun sebanyak 7 responden.
ada 16 responden berjenis kelamin perempuan. Salah satu faktor yang mempen garuhi
Sementara pada kelompok kontrol 12 responden kecemasan adalah usia, semakin berta mbah usia
berjenis kelamin perempuan. seseorang maka semakin baik tingkat
Hasil penelitian lainnya menunjukan bahwa kematangan emosi seseorang serta kema mpuan
perempuan memiliki sifat sekunderis pada dalam men ghadapi berbagai permasalahan
perasaan bukan berdasarkan intelektualnya. (Darmawati, 2017). Menurut Putri, Nauli dan
Perempuan lebih emosional daripada laki-laki Novayelinda (2015) perilaku bullying akan mulai
karena perempuan sangat peka dan mudah berkurang sejalan dengan pertumbuhan usia,
meluapkan perasaan, sementara itu laki-laki rentang usia 12 – 16 tahun diyakini lebih rentan
lebih bersikap objektif dan rasional sehingga perilaku bullying, sebab di usia ini perilaku
mampu berfikir dan tidak mengedepankan bullying anak akan mulai muncul. Pada masa
emosionalnya. Karena itu perempuan lebih cepat remaja ini seseorang akan mudah merasa cemas,
berea ksi dengan hati, bingung, takut, dan cemas teruta ma saat dihadapkan pada suatu masalah
(Putri, Kristiyawati & Arif, 2014). (Purnamarini, Setiawan, Hidayat, 2016).
Hasil penelitian menunjukan remaja dengan
umur 14 tahun dan 15 tahun cukup mendominasi. Skor Kecemasan Pre-Test dan Post-Test
Pada kelompok intervensi remaja dengan umur
Copyright © 2018, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068
Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2018, 41 - 44

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebelum kontrol didapatkan rata-rata post-test 20.5 dan
dilakukan writing therapy pada kelompok skor cemas 25 dan 26 merupakan skor yang
intervensi (n=20) semuanya berada pada rentang mendominasi dengan 3 responden. Skor tertinggi
cemas berdasarkan hasil ukur skala cemas HARS yang diperoleh pada post-test kelompok kontrol
(Hamilton Anxiety Rating Scale) dengan nilai ini adalah 46 dengan 1 responden dan skor
rata-rata yang didapat sebesar 20.7. Skor yang terendah yang diperoleh adalah 9 dengan 1
paling banyak muncul adalah 19 dan 22 dengan responden.
jumlah responden 3 orang. Skor cemas tertinggi Dari dua data post-test pada kelompok
adalah 28 dengan 2 responden dan s kor cemas intervensi dan kelompok kontrol dilakukan uji
terendah 14 dengan 1 responden. Semen tara beda dengan tujuan men getahui perbedaan
pada kelompok kontrol didapatkan nilai rerata. Uji dilakukan menggunakan
rata-rata pre-test 21.95. Skor terbanyak adalah 20 mann-whitney test. Uji beda tersebut dipilih
dan 25 dengan masing-masing memiliki 4 karena data post-tes t pada kelompok kontrol
responden. Nilai tertin ggi dari pre-test adalah 30 tidak terdistribusi normal p = 0.037 (p < 0.05).
dengan 1 responden dan nilai terendahnya Hasil uji beda menunjukan p = 0.000 (p < 0.05)
adalah 16 dengan 1 responden. yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna
Dari dua data pre-test pada kelompok antara post-test kelompok intervensi dan
intervensi dan kelompok kontrol tersebut, post-test kelompok kontrol.
dilakukan uji beda dengan tujuan mengetahui Menulis dapat mengklasifikasikan pikiran
perbedaan rerata kelompok kontrol dan dan perasaan diri sendiri den gan lebih baik serta
kelompok intervensi. Uji beda dilakukan dengan dapat menurunkan tekanan pada seseorang.
menggunakan independent t-test. Uji tersebut Menulis dapat membantu melepaskan intensitas
dipilih karena data pre-test pada kedua perasaan (emosi, sedih, pengalaman
kelompok tersebut terdistribusi normal (p > 0.05). menyakitkan dan lain-lain) serta dapat
Hasil yang didapatkan adalah p = 0.367 (p > memecahkan masalah dengan efektif karena
0.05) yang berarti tidak ada perbedaan yang umumnya masalah dipecahkan dengan otak kiri,
bermakna antara kelompok intervensi dan akan tetapi kadang hanya ditemukan dengan
kelompok kontrol atau baseline memiliki nilai otak kanan yang bersifat kreatif dan intuitif.
sama. Selain itu dengan menulis seseorang dapat
Baseline sendiri merupakan pengukuran mengenali sisi kepribadian positif dirinya yang
dari perilaku atau aspek subjek sebelum sebelumnya tersembunyi atau dihalangi mineset
perlakuan dilakukan yang memungkinkan yang keliru (Saifudin & Kholidin, 2015).
dilakukannya pembanding dan pengukuran Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh
terhadap efek intervensi atau sebagai landasan Dewi & Budiono (2013) yang didapatkan hasil
pembanding untuk menilai suatu keefektifan bahwa writing therapy dapat digunakan sebagai
suatu perlakuan. Baseline phase atau fase sarana untuk meluapkan emosi dan menurunkan
keadaan awal memiliki 2 fungsi yaitu fun gsi cemas.
diskriptif yang merupakan fun gsi untuk
menggambarkan keberadaan level performasi Pembahasan Hipotesis
subjek yang dieksperimenkan secara alamiah
tanpa adanya perlakuan dan fungsi prediktif Pada uji beda pre-test dan post-test pada
yang berfun gsi untuk mera malkan perilaku kelompok intervensi didapatkan p = 0.000 (p <
subjek jika tidak ada intervensi (Hidayati, 2014) 0.05) yang berarti terdapat perbedaan yang
Setelah dilakukan writing therapy pada bermakna antara pre-test dan post-test pada
kelompok intervensi terjadi penurunan jumlah kelompok intervensi tersebut. Semen tara itu
responden yang mengalami kecemasan, dari 20 pada kelompok kontrol yang tidak diberikan
responden 9 responden tidak mengalami perlakuan, uji beda pre-test dan post-test
kecemasan dengan skor yang tersebar dalam didapatkan hasil p = 0.05 dengan kesimpulan
beberapa skor < 14 dan sisanya mengalami bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna
kecemasan. Nilai rata-rata skor kecemasan antara pre-test dan post-test pada kelompok
post-test pada kelompok ini adalah 13.25 dan kontrol.
skor 16 merupakan skor yang mendominasi Uji beda antara kelompok intervensi dan
dengan 4 responden. Skor kecemasan terendah kelompok kontrol juga dilakukan pada diff
pada data post-test kelompok intervensi adalah 6 pre-test dan post-test kedua kelompok tersebut,
dengan 3 responden dan skor tertinggi 26 dengan dan didapatkan hasil p = 0.000 (p < 0.05)
1 responden. Sementara itu pada kelompok
Copyright © 2018, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068
Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2018, 42 - 44

dengan kesimpulan terdapat perbedaan yang menggunakan kekuatan otak untuk memahami
bermakna antara kelompok intervensi dan diri sendiri, orang lain dan dunia sekitar dengan
kelompok kontrol setelah pemberian writing baik (Saifudin & Kholidin, 2015). Menurut
therapy pada kelompok intervensi. Berdasarkan Susanti & Supriyantini (2013) melalui menulis,
hasil tersebut, maka hipotesis kerja (Ha) dalam seseorang dapat mengekspresikan diri hingga
penelitian ini diterima yang berarti writing memperoleh pemahaman yang lebih baik dan
therapy efektif dalam menurun kan cemas pada mentransformasikan pemahaman tersebut untuk
remaja korban bullyin g di SMP Negeri 2 Kledung menjadi emosi yang baik untuk menyelesaikan
Kabupaten Temanggung. masalah. Selain itu dapat membantu
Hasil penelitian yang dilakukan sesuai hasil merekonstruksi kognitif dan pen gorganisasian
penelitian sebelumnya, penelitian sebelumn ya peristiwa trauma yang dialami seseorang.
yang dilakukan Dewi & Budiono (2013) Menulis pengalaman emosional juga dapat
menyebutkan bahwa writing therapy efektif mempen garuhi kesehatan fisik, yang
dalam menurunkan kecemasan, dengan writing menunjukan adanya penurunan aktifitas sistem
therapy seseorang dapat meluapkan emosi dan saraf otonom dan kardiovaskuler seperti yang
dapat menurunkan cemas. Pendapat lain dialami individu dalam proses rileks (Susanti &
menyebutkan bahwa dengan menulis akan Supriyantini, 2013). Menulis dapat dijadikan
memberikan informasi, membuka cakrawala sebagai intervensi jangka pendek bagi orang
baru, mengeluh kan keprihatinan, dengan gejala stres, cemas, dan depresi
membangkitkan keindahan, men ghibur, (Rohmadani, 2017), karena writing therapy dapat
membangkitkan semangat dan daya pikir serta digunakan sebagai sarana untuk meluapkan
kritik sosial atau bentuk proses (Adhani, 2012). emosi dan dapat menurunkan cemas (Dewi &
Penelitian yang dilakukan ini juga memiliki hasil Budiono, 2013)
yang sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh Susanti & Supriyantini (2013) yang Limitasi Penelitian
menunjukan bahwa dengan menulis efektif
dalam menurun kan tingkat kecemasan. Hasil Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan
yang sama juga didapatkan pada penelitian yang randomisasi dalam pengambilan sample.
dilakukan Purnamarini, Setiawan & Hidayat
(2016) yang menunjukan expressive writing 4. Simpulan dan Saran
berpen garuh pada penurunan kecemasan pada
siswa kelas XI SMA Negeri 59 Jakarta. Hasil Responden perempuan merupakan
penelitian yang sama juga didapat pada mayoritas dalam penelitian ini. Pada kelompok
penelitian yang dilakukan Saifudin & Kholidin intervensi perempuan memiliki jumlah
(2015) yang menunjukan bahwa terapi menulis responden 16 anak dan pada kelompok kontrol
ekspresif berpengaruh terhadap penurunan memiliki responden 12 anak. Berdasarkan umur,
tingkat kecemasan. Rohmadani (2017) dalam remaja dengan umur 14 dan 15 tahun merupakan
penelitiannya menunjukan bahwa writing remaja korban bullyin g yang mengalami
therapy efektif dalam menangani masalah kecemasan lebih banyak.
kecemasan. Writing therapy terbukti efektif dalam
Menulis adalah suatu bentuk eksplorasi dan menurunkan cemas pada remaja korban bullying
ekspresi area pikiran, emosi, dan spiritual yang di SMP Negeri 2 Kledun g Kabupaten
dapat dijadikan sebagai sarana untuk Temanggung. Hasil uji beda pre-test dan
berkomunikasi dengan diri sendiri dan post-test pada kelompok intervensi menunjukan
mengembangkan suatu pemikiran serta p = 0.000 (p < 0.05) yang berarti terdapat
kesadaran akan suatu peristiwa (Saifudin & perbedaan yang bermakna antara pre-test dan
Kholidin, 2015). Mengungkapkan emosi yang post-test s etelah diberikan intervensi
kuat, baik melalui berbicara dengan orang lain dibandingkan kelompok kontrol yang
maupun menulis memiliki efek positif yang menunjukan hasil p = 0.05. Hasil tersebut
signifikan dalam kesehatan (Melathy & Astuti, diperkuat dengan uji beda post -test antara
2014). Tindakan menulis merupakan kerja otak kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang
kiri, yang bersifat analitis dan rasional. Ketika menunjukan p = 0.000 (p < 0.05) yang berarti
otak kiri sedang aktif, otak kanan menjadi bebas terdapat perbedaan yang bermakna antara
untuk berkreasi, menjadi intuitit dan merasakan, kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
sehingga menulis memindahkan hambatan Hasil serupa juga didapatkan pada uji beda diff
mental dan memungkinkan orang untuk pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi
Copyright © 2018, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068
Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2018, 43 - 44

yang menunjukan hasil p = 0.000 (p < 0.05) yang Balary, A. C. (2014). The Impact of Direct and
berarti terdapat perbedaan yang bermakna Indirect Bullying on The Mental and
antara kelompok kontrol dan kelompok Physical of Health of Italian Youngsters.
intervensi. Aggressive Behavior. 30 : 343 – 355.
Penurunan skor kecemasan pada remaja Darmawati, Z. R . (2017). Pengaruh Terapi
korban bullying kelompok intervensi mengalami Psikoedukasi Terhadap Tingkat Kecemasan
penurunan lebih banyak dibandingkan dengan Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Tentara
kelompok kontrol. dr Soedjono Magelang. Skripsi tidak
Bagi peneliti selanjutnya bila melakukan dipublikasi. Magelang : Prodi D IV
penelitian serupa atau efektifitas writin g therapy Keperawatan Magelang.
dengan menggunakan rancangan quasi Dewi, C. C. & Budiono. (2013). Pen garuh Terapi
experimental ataupun true experimental, Menulis Terhadap Penurunan Tingkat
alangkah baiknya dalam penga mbilan sample, Kecemasan Pasien Kanker Servis Stadium
peneliti melakukan randomisasi dalam Lanjut. Midwifery Science Journal. 1 (1 ) : 172
pengambilan sempel. -182.
Writing therapy dapat digunakan sebagai Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung.
sarana mengatasi cemas pada remaja korban (2017). Data Dasar Kesehatan Anak.
bullying. Writing therapy juga dapat dilakukan (http://www. Sipt. Temanggun gkab.go.id
dirumah dan tidak harus dilakukan di sekolah diakses 11 Januari 2018 pukul 15. 45)
untuk mengatasi kecemasan pada remaja korban Greene, B. M. (2003). Counseling and Climate
bullying. Change as Treatment Modalities for
Writing th erapy dapat diterapkan di Bullying in School. International Journal for
lingkungan sekolah untuk mengatasi masalah the Advancement of Counselling. 25 (4) : 293
kecemasan pada remaja korban bullying. – 302.
Diharapkan dengan tidak adanya perasaan Hidayati, T. N. (2014). Efektifitas Metode
cemas pada remaja atau siswa-siswi korban Pembelajaran Terapi Picture Ex change
bullying, prestasi belajar anak akan meningkat. Communi cation System (PEC S) Terhadap
Writing therapy tersebut dapat dilakukan setiap Komunikasi Verbal Ada Anak Autis. Skripsi
jam pelajaran Bimbingan Konseling (BK) agar tidak dipublikasikan. Surabaya : Pro gram
masalah cemas pada remaja korban bullying Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan
tidak sampai terbawa sampai rumah dan Kesehatan Universitas Islam Negri Sunan
terselesaikan di sekolah sehingga dengan writing Ampel.
therapy tersebut masalah psikososial maupun Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (2017).
masalah kejiwaan pada remaja korban bullying Data Kekerasan Anak di Sekolah, (http://
dapat dicegah secara dini. www.Kpai.go.id , diakses 9 Januari 2018
Bagi institusi kesehatan upaya promotif dan pukul 15.30).
preventif dengan menggunakan writing therapy Melathy, C.E. & Astuti, T. P. (2014). Pengaruh
dalam kesehatan jiwa hendakn ya lebih Menulis Ekspresif Terhadap Kecemasan
diupayakan dan diutamakan di kalangan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II.
komunitas.. Jurnal Empati. 3 (4) : 106 – 118.
Papacosta, E. S, Paradeisioti, A & Lazarou
5. Ucapan Terima Kasih ,Ch. (2014). Bullying Phenomena and
Preventive Programs in Cyprus’s School
Terima kasih kepada Direktur Poltekkes System. International Journal of Mental
Kemenkes Semarang, DIPA Poltekkes Kemenkes Health Promotion, 16 (1), 67 – 80.
Semarang yang telah mendanai penelitian ini, Parawangsa, K. I. (22 Juli 2017). 117 Laporan
Tim pen yusun pengabmas dan semua pihak Bullying Diterima Tepas Kemensos RI
yang terlibat dalam pen yusunan artikel Hingga Juli 2017. Tribun Jogja.
penelitian ini. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.
(2016). Kekerasan Anak,
6. Daftar Pustaka (http://www.pkbijaten g.or.id diakses 11
Januari 2018 pukul 15.38)
Adhani, A. (2012). Menulis Sebagai Salah Satu Prasetyono, D. S. (2012). Bedah Lengkap Grafologi.
Upaya Terapis : Studi Kasus Penanganan Yogyakarta : Diva Press.
Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga. Purnamarini, D. P. A, Setiawan, T. I.& Hidayat,
Widya Warta (1). ISSN 0854 – 1981. D. R . (2016). Pengaruh Terapi Expressive
Copyright © 2018, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068
Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2018, 44 - 44

Writing Terhadap Penurunan Kecemasan Tingkat Kecemasan Siswa Kelas XII MA


saat Ujian Sekolah. Jurnal Bimbingan Ruhul Amin Yayasan SPMMA (Sumber
Konseling, 5(1) ; 36 – 42. Pendidikan Mental Aga ma Allah) Turi di
Putri, H. N, Nauli, F. A & Novayelinda, R. Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten
(2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan Lamongan. Jurnal Media Komunikasi Ilmu
dengan Perilaku Bullying pada Remaja. Kesehatan. 7 (3) : ISSN 1979 – 9128.
JUM. 2(2) : 1149 – 1159. Surya, M. (2001). Kapita Selekta Kependidikan SD.
Putri, D. S., Kristiyawati, S. P., & Arif, S. (2014). Jakarta : Universitas Terbuka.
Pengaruh Terapi Humor Terhadap Susanti, R. & Supriyantini, S (2013). Pengaruh
Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pre Expressive Writing Th erapy Terhadap
Operasi den gan General Anestesi di RS Penurunan Tingkat Kecemasan Berbicara
Tegalrejo Semarang. Jurnal Ilmu di Muka Umum Pada Mahasiswa. Jurnal
Keperawatan dan Kebidanan. 1 (6). Psikologi. 9 (2) ;120 – 129.
Rivers, I & Smith, P. K. (1994). Types of Bullying Undang – undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Behaviour and Their Correlates. Aggressive Perlindungan Anak. 2013. Jakarta: Admin
Behavior. 20 : 359 – 368. Komisi Perlindungan Anak
Rohmadani, Z. V. (2017). Relaksasi dan Terapi Wiyani, N. A. (2014). Save Our Children From
Menulis Ekspresif Sebagai Penanganan School Bullying. Jogjakarta : Ar – Ruzz
Kecemasan pada Difabel Daksa. Journal Of Media.
Health Studies 1 (1) : 18 – 27.
Saifudin, M. & Kholidin, M. N. (2015). Pengaruh
Terapi Menulis Ekspresif Terhadap

Copyright © 2018, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068

Anda mungkin juga menyukai