Anda di halaman 1dari 9

Perbedaan Tingkat Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI Tahap Akademik


The Difference Levels of Stress on Medical Students at the Faculty of
Medicine YARSI University in Academic Stage

Cindy Julia Amanda1*, Zwasta Pribadi Mahardhika2


1

Student of Faculty of Medicine, YARSI University

Centre of Medical Education, Faculty of Medicine, YARSI University

Korespondensi : E-mail: cindyjuliaa@hotmail.com / cindyjuliaa@gmail.com

KATA KUNCI
KEYWORDS

Mahasiswa Kedokteran, Tingkat Stres, Tingkat Akademik,


Jenis Kelamin.

ABSTRAK

Pendidikan kedokteran merupakan salah satu penyumbang stres terbesar


bagi mahasiswa kedokteran, seperti banyaknya tugas yang harus
diselesaikan, ujian, dan materi-materi kuliah yang harus dikuasi. Stres
pada mahasiswa kedokteran bisa berdampak negatif bagi kehidupan
mahasiswa. Berbagai penelitian melaporkan tingginya prevalensi tingkat
stres yang dialami oleh mahasiswa kedokteran. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat perbedaan tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI berdasarkan tingkat akademik dan
jenis kelamin.
Sebuah studi cross sectional dilakukan pada mahasiswa kedokteran di
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Tingkat stres diukur dengan
menggunakan kuisioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) versi
Indonesia. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Pearson chi-kuadrat
untuk melihat perbedaan yang signifikan.
Prevalensi stres yang dialami oleh mahasiwa pada penelitian ini adalah
57% dengan nilai rerata 17.156.9, yang dikategorikan dalam tingkat stres
ringan. Sebagian besar stres dialami oleh mahasiswa tahun ke-3, tetapi
tidak ditemukan perbedaan yang signifikan (p=0.506). Berdasarkan jenis
kelamin, penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa laki-laki lebih banyak
mengalami stres dibanding mahasiswa perempuan, namun tidak ditemukan
perbedaan stres yang signifikan berdasarkan tingkat akademik.
Lebih dari separuh mahasiswa kedokteran mengalami stress dan tidak
ditemukan perbedaan stres yang signifikan berdasarkan tingkat akademik
dan jenis kelamin.

ABSTRACT

Medical education is one of the largest stress contributors for medical


students, as many tasks need to be completed, examinations and many
materials that has to be mastered. Stress on medical students could
negatively impact the lives of students. Various studies have reported high
prevalence levels of stress experienced by medical students.

PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2


TAHAP AKADEMIK

This study aims to look at the differences in the level of stress experienced
by medical students at Faculty of Medicine YARSI University by academic
levels and gender.
A cross sectional study was conducted on medical students at Faculty of
Medicine YARSI University. Level of stress was measured using validated
questionnaire Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) Indonesian
version. The statistical analysis used Pearsons chi-squared test to see the
significance difference.
The prevalence of stress experienced by students in this study was 57.4%
with mean score was 17.156.9, which categorized in Mild level of stress.
Most of the stress experienced by the third year students but there was no
found significant difference level of stress by academic levels (p=0.506). By
gender, this study found that boys experience more stress than girls, but
theres no significant difference level of stress by gender (p=0.961).
More than half medical students are stressed and theres no significant
difference level of stress by academic levels and gender.
Kehidupan sebagai siswa universitas
merupakan salah satu sumber dari berbagai

kesenangan yang berlebih-lebihan (Heiman,


2005).

jenis stres. Sumber stres siswa didapat dari

Penelitian Iqbal et al. (2015) pada

tekanan akademik, masalah sosial atau

mahasiswa kedokteran di India, ditemukan

pribadi, dan masalah keuangan (Gomathi,

bahwa terdapat 21.5%, stres ringan, 18.4%

2012). Stres dalam pendidikan kedokteran

stres sedang, 10.8% stres berat, dan 2.3%,

sendiri adalah sebuah beban yang akan

stres sangat berat. Tingkat stres yang lebih

mempengaruhi

serta

tinggi berhubungan dengan jenis kelamin

kesehatan fisik dan psikologis negatif

perempuan, semester awal, usia muda, dan

(Makhal, 2015).
Dampak negatif

mahasiswa yang tidak merokok. Penelitian

prestasi

akademik

secara

emosional

antara lain sulit memotivasi diri, muncul


perasaan cemas, sedih, marah, dan frustasi.
Dampak negatif secara fisiologis dapat
berupa gangguan kesehatan, daya tahan
tubuh menurun, badan terasa lesu, lemah,
insomnia, dan sering pusing. Dampak ini
dapat

memunculkan

dampak-dampak

perilaku negatif antara lain malas kuliah,


menunda-nunda penyelesaian tugas kuliah,
penyalahgunaan obat terlarang dan alkohol,
serta

terlibat

dalam

kegiatan

mencari

Hardisman et al. (2012) ditemukan hasil


35.7% mahasiswa kedokteran mengalami
distress, ditemukan pula bahwa perempuan
lebih berisiko mengalami distress dibanding
laki-laki. Pada mahasiwa kedokteran di
manado didapatkan hasil dari penelitian
Sutjiato et al. (2015) bahwa 46% mahasiswa
mengalami stres ringan dan 54% mengalami
stres

berat.

Pada

penelitian

ini

juga

ditemukan bahwa peremperuan lebih banyak


mengalami stres dibandingkan laki-laki.

PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 3


TAHAP AKADEMIK

Penelitian yang menunjukkan tingkat stres

stres diukur dengan menggunakan kuisioner

pada mahasiswa masih belum banyak

Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS

dilakukan pada mahasiswa kedokteran di

42) yang sudah diterjemahkan kedalam

Indonesia.

diperlukan

Indonesia oleh Damanik D. (2006). DASS

penelitian untuk mengamati hal tersebut.

42 terdiri dari 42 pertanyaan yang mewakili

Peneliti akan melakukan penelitian pada

Depression (Depresi), pertanyaan mengenai

mahasiswa tingkat I, II, III, IV atau disebut

Anxiety

juga mahasiswa tahap akademik untuk

mewalikili

membandingkan tingkat stres mahasiswa di

menggunakan

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

mengukur stres saja yaitu sebanyak 14

Peneliti juga akan meilhat hubungan tingkat

pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut

stres mahasiswa kedokteran dengan jenis

sudah diuji validitas dan reliabilitasnya

kelamin dan perbandingan tingkat tahun

dengan nilai = 0.8806. Analisis statistik

angkatan.

yang digunakan untuk melihat perbedaan

Maka

dari

itu

(Kecemasan),
Stress

dan

pertanyaan

(Stres).

hanya

Studi

pertanyaan

ini
untuk

tingkat stres dengan jenis kelamin dan


METODE PENELITIAN

tingkat

Studi ini dilakukan pada mahasiswa


kedokteran

di

Fakultas

Kedokteran

Universitas YARSI dengan menggunakan

tahun

pada

mahasiswa

tingkat

dapat melihat apakah perbedaan yang ada


signifikan atau tidak signifikan.

tingkat III (angkatan 2013), dan tingkat IV


(angkatan 2014). Jumlah populasi adalah
317 mahasiswa dan sampel yang diambil
berjumlah 94 mahasiswa menggunakan
20

mahasiswa tingkat I, 23 mahasiswa tingkat


II, 26 mahasiswa tingkat III, dan 25
mahasiswa tingkat IV. Penetapan sampel
menggunakan

cara

HASIL

(angkatan 2015), tingkat II (angkatan 2014),

rumus sampling. Sampel terdiri dari

adalah

menggunakan uji Pearson chi-kuadrat agar

jenis potong lintang (cross sectional). Studi


dilakukan

mahasiswa

non-probability

sampling yaitu Purposif Sampling. Tingkat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan


terhadap 94 responden mahasiswa Fakultas
Kedokteran

Universitas

Yarsi

Tahap

Akademik tentang perbedaan tingkat stres,


maka

didapatkan

hasil

berdasarkan

karakteristik mahasiswa yang ditunjukkan


pada tabel 5. Berdasarkan
Tabel 6, rerata skor stres yang dimiliki
oleh responden adalah 17.14 yang masih
tergolong stres ringan. Skor minimum yang
didapat adalah 7 dan skor maksimum yang
didapat adalah 37.

CINDY JULIA AMANDA, ZWASTA PRIBADI MAHARDHIKA

Tabel 5. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Angkatan

Tahun
Angkatan

2012
2013
2014
2015

Total

Jenis Kelamin
Mahasiswa
Laki-laki Perempuan
(n)
(%) (n)
(%)
13
27.7
12
25.5
13
27.7
13
27.7
11
23
12
25.5
10
21.3
10
21.3
47
100
47
100

Total

25
26
23
20
94

Tabel 6. Distribusi Skor Stres Mahasiswa


Rerata
Skor Stres
Pada

tabel

17.14
7.

gambaran

Skor

Skor

Std.

Minimum
7

Maksimum
37

Deviasi
6.90

stres

yang

memiliki

tingkat

stres

dengan

berdasarkan tahun angkatan, didapatkan hasil

presentasi terbanyak adalah pada tingkat

yaitu sebanyak 40 mahasiswa (42.6%)

stres sedang. Mahasiswa angkatan 2013

normal dan terdapat 54 mahasiswa (57.4%)

yang mengalami stres sedang adalah 10

yang mengalami stres. Tabel tersebut juga

mahasiswa (38.5%), pada angkatan 2014

memperlihatkan jumlah mahasiswa yang

yang

mengalami stres terdiri dari; 14 mahasiswa

sebanyak 6 mahasiswa (26.1%), dan pada

(56%) angkatan 2012, 17 mahasiswa (65.4%)

angkatan 2015, tingkat stres sedang dialami

angkatan 2013, 14 mahasiswa (60.9%)

oleh 4 mahasiswa (20%). Berdasarkan uji

angkatan 2014, dan 9 mahasiswa (55%) dari

statistik chi-square, diperoleh hasil p=0.506

angkatan 2015.

(<0.05). Hasil dapat disimpulkan bahwa

Mahasiswa

angkatan

2012

mengalami

stres

sedang adalah

yang

tidak terdapat hubungan yang signifikan

mengalami stres paling banyak pada tingkat

antara tingkat stres dengan tingkat angkatan

stres ringan yaitu sebanyak 8 mahasiswa

tahun.

(32%). Pada angkatan 2013, 2014, dan 2015

PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 5


TAHAP AKADEMIK

Tabel 7. Distribusi Tingkat Stres Mahasiswa berdasarkan Tingkat Angkatan


Tingkat Tahun
Angkatan
Norma
l
n
(%)
11

Tingkat Stres
Ringa Sedan Bera
n
g
t
n
n
n
(%)
(%)
(%)
8
4
2

Tota
l
Sangat
Berat
n
(%)
0

n
(%)
25
(100
)
26
(100
)
23
(100
)
20
(100
)
94
(100
)

2012
2013
2014
2015

(44)
9

(32)
5

(16)
10

(8)
2

(0)
0

(34.6)
9

(19.2)
3

(38.5)
6

(0)
1

(39.1)
11

(13)
2

(26.1)
4

(7.7)
4
(17.4
)
2

(55)
40

(10)
18

(20)
24

(42.6)

(19.1)

(25.5)

Total

(10)
10
(10.6
)

(4.3)
1
(5)
2
(2.1)

p*

0.50
6

* : Uji Chi-Square
Hasil yang ditunjukkan pada tabel 8

20 laki-laki (42.6%) dan 20 perempuan

adalah stres ringan lebih banyak dialami pada

(42.6%) yang normal, serta 27 laki-laki

laki-laki dibanding perempuan. Namun, pada

(57.4%)

stres berat, lebih banyak dialami oleh

mengalami stres.

dan

27

perempuan

(57.4%)

perempuan dibanding laki-laki. Didapatkan


Tabel 8. Distribusi Tingkat Stres Mahasiswa berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Mahasiswa

Laki-laki
Perempuan

Total

Tingkat Stres
Normal

Ringan

Sedang

Bera
t

n
(%)
20
(42.6)
20

n
(%)
10
(21.3)
8

n
(%)
12
(25.5)
12

n
(%)
4
(8.5)
6

Sanga
t
Berat
n
(%)
1
(2.1)
1

p*

n
(%)
47
(100)
47

0.961

CINDY JULIA AMANDA, ZWASTA PRIBADI MAHARDHIKA

Total
: Uji Chi-Square

(42.6)

(17.0)

(25.5)

40

18

24

(42.6)

(19.1)

(25.5)

(12.8
)
10
(10.6
)

(2.1)

(100)

94

(2.1)

(100)

Tingkat stres yang terbanyak dialami laki-

Purwati (2012) ditemukan bahwa sebagian

laki adalah tingkat stres sedang (25.5%),

besar mahasiswa mengalami stres sedang.


Hasil penelitian ini juga menunjukkan

begitu pula pada perempuan. Tingkat stres


sangat berat dimiliki pada laki-laki dan
perempuan sebesar 2.1%. Berdasarkan uji
statistik chi-square, diperoleh hasil p=0.961
(<0.05). Maka dapat disimpulkan tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara

bahwa tingkat stres paling banyak dialami


oleh angkatan 2013 (tahun III) dan paling
sedikit dialami oleh angkatan tahun 2015
(tahun I) dan tahun 2012 (tahun IV).
Penelitian

Yusoff

et

al

(2009)

pada

mahasiswa kedokteran di malaysia memiliki

tingkat stres dengan jenis kelamin.

hasil yang sama, yaitu mahasiswa tahun I


memiliki

PEMBAHASAN

tingkat

stres

lebih

rendah

dibandingkan mahasiswa tahun II dan III.


Hasil analisis tingkat stres akademik

Hal ini disebabkan karena pada mahasiswa

responden mahasiswa Fakultas Kedokteran

tahun pertama belum mengalami perkuliahan

Universitas YARSI didapatkan sebagian

yang sulit, maka intensitas stressor pada

besar mengalami stres 57.4% dan selebihnya


masuk kedalam rentang normal sebesar

mahasiswa tahun pertama pun lebih kecil.


Tingkat stres paling sedikit dialami

42.6%. Dari hasil tersebut dapat dilihat

juga pada angkatan 2012 (tahun IV).

bahwa

jumlah

Menurut Yusoff et al (2009), hal ini dapat

responden mengalami stres. Tingginya angka

disebabkan karena mahasiswa tahun terakhir

tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa

sudah

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI ini

mengikuti perkuliahan. Mahasiswa tingkat

sesuai dengan penelitian Iqbal et al (2015),

akhir juga dapat mengatasi stres lebih baik

yaitu terdapat 53% dari siswa peserta

dibandingkan mahasiswa tingkat lainnya.

hampir

setengah

dari

terbiasa

dalam

mengatur

dan

yang

Tingkat stres paling banyak dialami

mengalami stres pada penelitian ini sebagian

oleh angkatan 2013 (tahun III). Menurut

besar mengalami stres sedang yaitu sebanyak

Yusoff et al (2009), mahasiswa tahun II dan

25.5%. Hal ini sesuai dengan penelitian

III menghadapi beban akademik yang lebih

mengalami

stres.

Mahasiswa

besar dibanding angkatan lainnya. Hal ini

PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 7


TAHAP AKADEMIK

dikarenakan

pada

tahun

II

dan

III,

penelitian lainnya seperti Sutjiato et al

perkuliahan sudah masuk ke tahap yang lebih

(2015), Patnaik et al (2015), dan Purwati

susah dengan pelajaran yang lebih berat

(2012).

dibandingkan tahun I. Stressor yang dialami

Berdasarkan

hasil

penelitian

ini

oleh mahasiswa tahun II dan III lebih besar

ditemukan bahwa perbedaan tingkat stres

dibandingkan tahun I. Menurut peneliti hal

laki-laki dan perempuan memiliki nilai

yang dapat mempengaruhi tingginya tingkat

p=0.961 (<0.05), nilai ini menandakan

stres

III)

bahwa perbedaan antara tingkat stres dengan

dibandingkan 2014 (tahun II) di mahasiswa

jenis kelamin tidak terlalu signifikan. Hasil

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

ini sesuai penelitian Reang et al (2013), di

dikarenakan

data,

India, Sreeramareddy et al (2007) di Nepal,

merupakan

dan Zaid et al (2007) di Malaysia. Menurut

angkatan terakhir yang diambil datanya.

Purwati (2012) tingkat stres pada mahasiswa

Maka

dari

dapat dipengaruhi oleh teori familiarity

angkatan 2013 (tahun III) dilaksanakan

(presepsi pelajar terhadap seberapa sering ia

beberapa hari sebelum ujian. Sedangkan

terpapar oleh stressor yang sama). Karena

pengisian kuesioner angkatan 2014 (tahun

karakteristik stressor yang sama sudah

IV) dilakukan satu minggu sebelum ujian.

berulang kali dihadapi oleh mahasiswa

pada

angkatan

angkatan

waktu

2013

waktu

2013

(tahun

pengumpulan

(tahun
pengisian

III)

kuesioner

Hasil data dianalisis dengan uji chi-

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

square, perbedaan tingkat stres pada tingkat

maka tidak adanya perbedaan beban atau

tahun I, II, III, dan IV memiliki nilai p=506

tekanan yang dialami pada mahasiswa laki-

(<0.05). Hasil ini menjelaskan bahwa tidak

laki

ada perbedaan yang signifikan antara tingkat

karakteristik stressor yang sama sudah

stres yang dialami mahasiswa Fakultas

berulang kali dihadapi oleh mahasiswa

Kedokteran Universitas YARSI pada tahun I,

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

II,

peneliti,

maka tidak adanya perbedaan beban atau

tersebut

tekanan yang dialami pada mahasiswa laki-

III,

dan

kemungkinan
dikarenakan

IV.

Menurut

didapatkan
kurang

hasil

banyaknya

sampel

penelitian.
Hasil penelitian juga menunjukkan

maupun

perempuan.

Karena

laki maupun perempuan.


SIMPULAN

pada rentang stres berat lebih banyak dialami

Berdasarkan hasil penelitian maka

oleh perempuan dibanding laki-laki. Hasil

diperoleh kesimpulan sebagai berikut, yaitu

yang sama juga ditemukan pada beberapa

tidak semua mahasiswa Fakultas Kedokteran

CINDY JULIA AMANDA, ZWASTA PRIBADI MAHARDHIKA

Universitas YARSI mengalami stres, namun

namun perbedaannya tidak signifikan. Dan

hampir

mahasiswa

tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Kemudian

terdapat

antara tingkat stres berdasarkan jenis kelamin

stres

dialami

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

setengah

mengalami

stres.

perbedaan

tingkat

responden

yang

mahasiswa tingkat tahun I, II, III, dan IV di

YARSI.

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI,


Untuk

penelitian

selanjutnya,

perlu

meningkatkan jumlah responden agar hasil


lebih

dapat

berikutnya

digeneralisasikan.
juga

dapat

Peneliti

menambahkan

instrumen untuk mendeteksi stressor apa


saja yang dialami mahasiswa kedokteran
yang akan diteliti.
KEPUSTAKAAN
Damanik, Debora Evelina. 2006. Pengujian
Reliabilitas, Validitas, Analisis Item,
dan Pembuatan Norma Depression,
Anxiety
and
Stress
Scale
(DASS).http://eprints.lib.ui.ac.id/1525
3/1/94859%2DPengujian%20reabilitas
%2DFull%20Text%20(T
%2017892).pdf. Diakses: tanggal 23
Desember 2015.
Gomathi G, Kadayam. Ahmed, Soofia.
Sreedharan,
Jayadevan.
2012.
Psychological Health of First-Year
Health Professional Students in a
Medical University in the United Arab
Emirates. SQU Med J: Vol. 12, Iss.2,
pp. 206-213.
Hardisman. Pertiwi, Dian. 2014. Gambaran
Distres pada Mahasiswa Preklinik
Tahun Ketiga Fakultas Kedokteran.
Jurnal Pendidikan Indonesia: Vol. 3,
No. 3: 145-153. Heiman & Kariv.
2005. Task - oriented versus emotion
oriented coping strategies: The case of
collage student journal. College
student journal, 39 (1): 72- 89.
Iqbal, S., Gupta, S. Venkatarao, E. 2015.
Stress, anxiety & depression among

medical undergraduate students &


their socio-demographic correlates.
Indian J Med Res. Mar; 141(3): 354357.
Makhal, Manabendra et al, Prevalence of
Psychiatric
Morbidity
Among
Undergraduate Students of a Dental
College in West Bengal. Journal of
Clinical and Diagnostic Research.
2015 Jul, Vol-9(7): ZC68-ZC71.
Patnaik, K. Kiran, Samuel, Mosses C.,
Pathrudu, B. Ghandi, RamLaksmi,
Y.V.A., Bahmed, Farah, Bodhe, V.P.A.
2015. Depression, Anxiety, & Stress
Among First Year Medical Students: A
Cross Sectional Study. IOSR Journal
of Denatal and Medical Sciences. Vol
14, Issue 10 Ver. VI : pp 25-28
Purwati, Susi. 2012. Tingkat Stres
Akademik Pada Mahasiswa Reguler
Angkatan 2010. Fakultas Ilmu
Kepereawatan Universitas Indonesia.
Jakarta.
Reang, Taranga. Bhattachariya, Himadri.
2013. Astudy to Assess the Emotional
Disorders with Special Reference to
Stress of Medical Students of Agartala
Government Medical College and
Govinda Ballabh Pant Hospital. Indian
J community Med. Oct-Dec; 38(4):
207-211.
Sreeramareddy CT, Shankar PR, Binu VS,
Mukhopadhyay C, Ray B, Menezes
RG. 2007. Psychological morbidity,
sources of stress and coping strategies
among undergraduate medical students
of Nepal. BMC Med Educ; 7:26.
Sutjiato, Margareth. Kandou, D.G.,
Tucunan, T.A.A. (2015). Hubungan
Faktor Internal dan Eksternal dengan
Tingkat Stress pada Mahasiswa

PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 9


TAHAP AKADEMIK

Fakultas Kedokteran Universitas Sam


Ratulangi Manado. JIKMU, Vol, 5.
No, 1.
Yusoff, Bahri S.M., Rahim, Abdul F.A.,
Yaacob, Jamil M. (2009). Prevalence
and Sources of Stress among
Universiti Sains Malaysia Medical

Students. Malaysian J Med Sci. JanMar 2010; 17(1): 30-37


Zaid ZA, Chan SC, Ho JJ. 2007. Emotional
Disorders among Medical Students in
a Malaysian Private Medical School.
Singapore Med J. ;48(10):895-899.

Anda mungkin juga menyukai