Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

FIBROKISTIK MAMAE
Oleh : Cintya Ristimawarni
Pembimbing :
dr. Tektona Sp.Rad

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI


RSUD KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2019
DEFINISI

Penyakit fibrokistik atau dikenal


juga sebagai mammary displasia
adalah benjolan payudara yang
sering dialami oleh sebagian besar
wanita. Benjolan ini harus
dibedakan dengan keganasan.
Penyakit fibrokistik pada umumnya
terjadi pada wanita berusia 25-50
tahun (>50%)
EPIDEMIOLOGI

wanita yang berusia diatas 30 tahunan dan


meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan
juga wanita yang usianya 30 tahun ke bawah
juga mengalami hal yang sama
ETIOLOGI

Penyebab pasti dari fibrokistik payudara belum diketahui,


tetapi dipengaruhi oleh hormon estrogen

Gejala ini memburuk pada awal perubahan kistik disimpulkan


periode menstruasi terutama akibat ketidakseimbangan antara
pada wanita 40 – 45 tahun dan hiperplasia epitel, bersama
menurun jelas pasca menopause dengan dilatasi duktus dan
lobulus yang terjadi pada setiap
siklus menstruasi.
ANAMNESIS

penderita berupa benjolan di payudara, rasa sakit,


keluar cairan di puting susu, eksema di sekitar areola,
dimpling, kemerahan, ulserasi, peau d’orange, dan
keluhan pembesaran kelenjar getah bening aksilla
adalah sejak kapan muncul, progresifitas
perkembangan tumor, sakit atau tidak

Perlu ditanyakan kepada pasien faktor resiko kanker


payudara karena dengan mengetahui faktor resiko
seseorang diharapkan dapat lebih waspada terhadap
kelainan-kelainan pada payudara, baik secara rutin
dengan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri)
maupun secara periodik memeriksakan kelainan
payudara atau tanpa kelainan kepada dokternya
FAKTOR RESIKO

RIWAYAT OBSTETRI RIWAYAT GINEKOLOGI

Hamil pertama pada usia 30 Wanita yang memiliki keluarga tingkat


tahun beresiko dua kali lipat satu penderita tumor payudara
dibandingkan dengan hamil beresiko tiga kali lebih besar untuk
pada usia kurang dari 20 menderita tumor payudara.
tahun.
RIWAYAT KONTRASEPSI JENIS KELAMIN

Pemakaian kontrasepsi oral


dapat meningkatkan resiko tumor Wanita lebih beresiko menderita tumor
payudara. Penggunaan pada payudara dibandingkan dengan pria.
usia kurang dari 20 tahun Prevalensi tumor payudara pada pria hanya
beresiko lebih tinggi 1% dari seluruh tumor payudara.
dibandingkan dengan
penggunaan pada usia lebih tua
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Mammografi/X-Ray13

Pemeriksaan Mammografi dilakukan


apabila terdapat satu atau lebih keadaan
Lesi-lesi Nodul seragam dengan
pengeluaran cairan abnormal dari putting, densitas yang meningkat
kelainan kulit payudara, perbesaran
kelenjar axilla, dan penderita dengan
“cancer phobia”.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Mammografi/X-Ray13
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
USG

USG terutama berperan pada payudara


yang padat yang biasanya ditemui pada
wanita muda, dimana jenis payudara ini
kadang-kadang sulit dinilai dengan
mammografi. USG juga sangat bermanfaat
untuk membedakan apakah tumor itu Menunjukan area fokal penebalan dari
solid atau kistik, dimana gambarannya parenkim payudara dengan peningkatan
merata di echogenicity (panah) dan tersebar,
pada mamografi hampir sama. Akan diskrit, kista berdinding tipis (panah di B)
tetapi, pada USG tidak dapat menilai
mikrokalsifikasi seperti pada mamografi.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
USG
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

CT SCAN MRI

Pada CT Scan cukup susah untuk Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik
membedakan apakah suatu lesi ganas atau morpologik (lokasi, ukuran, bentuk, perluasan dan
jinak. Oleh karena itu, CT Scan tidak dapat lain lain dari keadaan patologis. Tujuan tersebut
menggantikan mamografi sebagai alat dapat diperoleh dengan menilai salah satu atau
diagnostik utama. Pada benjolan di kombinasi gambar penampang tubuh akial, sagittal,
payudara, CT dapat membantu perencanaan koronal atau oblik tergantung pada letak organ dan
radioterapi pada tumor ganas dalam kemungkinan patologinya.
menentukan tebal dinding dada dan
mengenali apakah sudah terjadi metastasis
pada kelenjar mamaria interna yang hanya
bisa dilihat melalui CT Scan.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
MRI

Wanita 49 tahun dengan perubahan fibrokistik fokal pada

payudara kanan. Pada sonografinya menunjukan adanya lesi hipoekoik sebesar 8mm.
Pada gambaran MRI Nampak lesi yang hipointense pada payudara kanan (Panah hitam)
KOMPLIKASI

Pengobatan dari fibrokistik payudara memang tidak menjamin


100% bisa membantu mengatasi fibrokistik. Jadi, pasien yang
telah mengalami kista, maka resiko untuk kambuh lagi bisa
saja terjadi jika sifat dari kista berubah menjadi ganas dan
dan menimbulkan gangguan. Maka terapi selanjutnya adalah
mastektomi.
TATALAKSANA

MEDIKAMENTOSA BEDAH

Pemberian obat-obatan anti nyeri Penatalaksanaan secara pembedahan


dapat diberikan untuk mengurangi dilakukan bila :
nyeri yang ringan sampai sedang.
Pemberian obat anti diuretik serta - Pengobatan medis tidak memberikan
pembatasan pemberian cairan dan perbaikan.
garam.
- Ditemukan pada usia pertengahan
sampai tua.

- Nyeri hebat dan berulang.

- Perasaan kecemasan yang berlebihan


dari pasien.
TATALAKSANA

TERDAPAT TRISMUS TONSILEKTOMI

untuk mengatasi nyeri, diberikan • Pasien dianjurkan untuk operasi


analgesia lokal di ganglion tonsilektomi “a” chaud.
• Bila tonsilektomi dilakukan 3-4 hari
sfenopalatum. Ganglion ini terletak setelah drainase abses disebut
di bagian belakang atas lateral dari tonsilektomi “a” tiede,
konka media. Ganglion • bila tonsilektomi 4-6 minggu
sfenopalatinum mempunyai sesudah drainase abses disebut
cabang n. palatina anterior, media tonsilektomi “a” froid.
• Pada umumnya tonsilektomi
dan posterior yang mengirimkan dilakukan sesudah infeksi tenang,
cabang aferennya ke tonsil dan yaitu 2-3 minggu sesudah drainase
palatum molle di atas tonsil. abses
PROGNOSIS

Prognosis masih belum diketahui secara pasti


namun karena penyebabnya adalah hormon
maka kista payudara dapat mengecil, bahkan
bisa hilang sendiri disaat seorang wanita mulai
memasuki masa menopause..
KESIMPULAN

• Penyakit fibrokistik atau dikenal juga sebagai mammary displasia adalah


benjolan payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita.
Benjolan ini harus dibedakan dengan keganasan. Penyakit fibrokistik
pada umumnya terjadi pada wanita berusia 25-50 tahun (>50%).

• Pemeriksaan penunjang atau pencitraan yang dapat dilakukan adalah


pemeriksaan mamografi, ultrasonografi, dan MRI.

• Pada pemeriksaan mammografi akan didapatkan perubahan struktur


dan atau penambahan densitas pada parenkim berupa struktur yang
kasar, densitas halus hingga kasar yang seragam, fibrosis yang bisa
membuat densitas menjadi tidak beraturan, dan Mikrokalsifikasi yang
berbentuk difus secara diseminata, lobus, ataupun tidak jelas polanya
KESIMPULAN

• Pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan menunjukan area fokal


penebalan dari parenkim payudara dengan peningkatan merata di
echogenicity, tersebar, diskrit, dan ditemukan kista berdinding tipis.

• Kemudian, pada pemeriksaan MRI ditemukan lesi yang hipointens.


DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014.
Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2004.
Bland KI, Verenidis MP, Edwar M. Copeland EM. Breast. In: Schwartz’s
Principle of Surgery. 7th ed. New York. Mc Graw Hill International; 1999 : 533-99.
Nugroho, Taufan. ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
Fadjari H. Pendekatan diagnosis benjolan di payudara. CDK, 39(4); 2012.
Marchant DJ. Fibrocystic changes. In : Breast Diseases. Philadelphia : WB
Saunders Company; 1997: 21-29.
Ramli M. Kanker Payudara. Dalam: Soelarto R penyunting Kumpulan Kuliah
Ilmu Bedah. Jakarta : Bagian Bedah FKUI; 1995: 342-63.
Bland KI, Verenidis MP, Edwar M. Copeland EM. Breast. In: Schwartz’s Principle of Surgery. 7th ed. New York. Mc Graw
Hill International; 1999 : 533-99.
Pisi Lukito dkk. Kelainan Fibrokistik Dalam: Sjamsuhidajat, Wim de Jong penyunting Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta. EGC;
1997: 512-55.

Anda mungkin juga menyukai