Anda di halaman 1dari 37

ANALISIS SEMEN

Dr Pety Narulita, Sp And


Pendahuluan
◦ Pemeriksaan sperma merupakan batu penjuru bagi setiap kasus infertilitas

◦ Pemeriksaan Sperma dapat memprediksi penyebab Infertilitas, Fungsi testis, saluran reproduksi dan
kelenjar aksesoris
◦ Pedoman analisa Semen menurut WHO tahun 1980, 1992 ,1999, dan 2010 ( Prosedur , parameter,
niliai , referensi) konsensus PERSANDI 2015
Alat yang dibutuhkan
◦ Mikroskop

◦ Gelas penampung, Pengaduk, Gelas ukur

◦ Centrifuge, Tabung centrifuge

◦ Pipet mikro dan tip yang sesuai

◦ Cover & objek glass

◦ Set Hemositometer Neubauer


Bahan yang dibutuhkan
◦ Kertas pH 6 - 8

◦ NaCl 0,9%, O-Toluidin, H2O2

◦ Methanol

◦ Safranin, Buffer phospat, Kristal violet


Tata cara pengeluaran Sampel
◦ Masturbasi tanpa pelicin, sebelumnya abstinensia seksual: 2-7 hari

◦ Penampung semen terbuat dari gelas atau plastik non toksik bermulut lebar dan
memiliki tutup. Berikan label yang mencantumkan nama sesuai identitas pasien,
usia, tanggal dan waktu pengambilan sampel.
◦ Pasien diminta untuk mengecek data pada label sesuai atau tidak sesuai
◦ Pengeluaran semen di dalam kamar yang nyaman, dan dicatat jam ejakulasinya.
Sperma harus lengkap
◦ Setelah sampel didapat, lakukan pengecekan ulang data yang tertera pada pot
dengan identitas pasien.

◦ Selanjutnya pot berisi sampel diletakkan pada laboratorium dengan suhu ruangan,
bila mungkin sebaiknya dalam inkubator 37° C.
Keamanan Pengelolaan Sampel
• Kemungkinan semen mengandung agen infeksius, mis:
virus HIV, hepatitis, dll.
• Gunakan sarung tangan bersih.
• Gunakan masker bila perlu.
• Bila sperma akan digunakan untuk kultur, bioassay, IUI
atau IVF, gunakan alat & teknik steril.
• Pada pemeriksaan dengan kondisi spermatozoa khusus /
resiko tinggi gunakan APD (alat pelindung diri) lengkap.
Variabel Ejakulat dan Sperma
EJAKULAT SPERMA
Makroskopis Mikroskopis

• LIKUIFAKSI ◦ KONSENTRASI
• WARNA ◦ MOTILITAS
• BAU ◦ MORFOLOGI
• VISKOSITAS ◦ AGLUTINASI
• pH ◦ VIABILITAS
• VOLUME ◦ LEKOSIT / SEL LAIN
Pemeriksaan Makroskopik
Likuifaksi :
Amati likuifaksi (pencairan) semen dalam waktu sejak dikeluarkan hingga 60
menit berikutnya. Catat waktu likuifaksinya. Setelah likuifaksi sempurna
dilanjutkan pemeriksaan variabel yang lain. Sperma harus tercampur rata
(homogen), tetapi tidak boleh diaduk terlalu kuat. Likuifaksi ditunggu pada
suhu 37 °C.

Viskositas :
Amati kekentalan/ viskositasnya dengan cara
menyedot dengan pipet Pasteur atau tip kuning lalu
teteskan
Pemeriksaan Makroskopik
pH :
Idealnya pengukuran pH dengan pH meter tetapi kalau tidak ada dapat
menggunakan kertas pH dengan kisaran 6-8. Kertas pH harus terawat dengan
baik.

Volume :
Pengukuran volume tetap seperti
cara WHO 1999 dengan volumetri
terstandar
Makroskopis
VARIABEL WHO 2010 (5%) PERSANDI

WARNA PUTIH MUTIARA PUTIH MUTIARA

BAU BNG. FLAMBOYAN BNG. FLAMBOYAN

LIKUIFAKSI < 60 MENIT < 60 MENIT

PH 7,2 7,2

VISKOSITAS < 2 CM < 2 CM

VOLUME 1,5 Ml 2,0 Ml


Pemeriksaan Mikroskopik
◦ Sebelum dilakukan pemeriksaan mikroskopik, aduk semen
perlahan-lahan dengan batang pengaduk sampai homogen.
◦ Buat tetesan 10 µl pada kaca objek, dan ditutup dengan
kaca penutup ukuran 22 x 22 mm.
◦ Diamkan 1 menit agar stabil.
◦ Amati dengan mikroskop pembesaran 100x untuk
homogenitas penyebaran spermatozoa dan adanya
agregasi / aglutinasi.
◦ Bila penyebaran sperma tampak sudah merata disemua
bidang, amati dengan mikroskop pembesaran 200 x atau
400 x.
Pemeriksaan Mikroskopik
◦ Lakukan penghitungan cepat per lapang pandang (PLP). Sebagai
dasar estimasi pengenceran.
◦ Bila tidak didapatkan satu pun spermatozoa, sentrifugasi dilakukan
pada 3000 G selama 15 menit, kemudian pada residunya, dilakukan
lagi penghitungan cepat per lapang pandang (PLP)
Penilaian Motilitas
 Amati seluruh bidang segi empat kaca penutup, terarah kiri →
kanan, atas → bawah.

 Bila sebaran sperma tdk rata buat siapan baru

 Kategori motilitas yg dinilai adalah:


 motilitas (PR) : gerak sperma maju kedepan
 motilitas (NP) : gerak sperma berputar/ditempat
 Motilitas (IM) : sperma diam / tidak bergerak.
Penilaian Aglutinasi
◦ Aglutinasi adalah perlekatan antar spermatozoa,
diamati pada sperma yg bergerak;
 Perlekatan kepala-kepala, kepala-leher, kepala -ekor, ekor-ekor
atau campuran.
 ada berapa kelompok/lapangan, terdiri berapa
sperma/kelompok
 Rata-rata aglutinasi ditaksir sekitar 5 %,
 Derajat : 1 bila < 10 sperma
2 bila 10-50 sperma
3 bila > 50 sperma
4 bila semua sperma
 Aglutinasi kepala – kepala

 Aglutinasi ekor – ekor

 Aglutinasi campuran
Penilaian Viabilitas
◦ Penilaian dilakukan bila jumlah
sperma yang tidak bergerak
lebih dari 40%

◦ Untuk membedakan sperma


tidak bergerak yang hidup dan
yang mati

◦ Dengan teknik pewarnaan eosin


Penilaian Konsentrasi
◦ Lakukan penghitungan cepat PLP

◦ Jika bukan Azoo atau Cripto  buat preparat kering semen,


dilanjutkan pengecatan sesuai prosedur untuk penilaian
morfologi.
◦ Estimasi pengenceran (lihat di tabel)
◦ Siapkan bahan pengencer
◦ NS 7 cc
◦ OT 1 tetes
◦ H202 1 tetes

◦ Aduk sampai homogen


Buat Pengenceran Sesuai tabel
Penilaian KOnsentrasi
◦ Neubauer + kaca penutup
◦ Teteskan semen yang sudah diencerkan dari salah satu sisi kaca penutup
◦ Amati apakah penyebaran sperma merata atau tidak
◦ Bila tidak merata, ulangi
◦ Bila sudah merata dilakukan pencacahan sesuai prosedur yang sudah dibakukan

◦ Bila tampak penyebaran sperma terlalu padat buat pengenceran ulang >>, bila penyebaran
sperma terlalu jarang buat pengenceran ulang <<
Penilaian Konsentrasi
◦ Pengenceran = 1 : 20 x
◦ Kotak tengah no 5.
◦ Grid A  dalam 3 baris = 236
◦ Grid B  dalam 3 baris = 220
◦ Total A & B = 456
◦ Selisih A & B =16
Lihat tabel selisih yang diperbolehkan
Selisih yang diperbolehkan maksimal = 42
Hitungan boleh dilanjutkan
Penilaian Konsentrasi
Pengenceran : 1 : 20 x
Kotak tengah no 5.
Grid A  dalam 3 baris = 236
Grid B  dalam 3 baris = 220 N= jumlah Spermatozoa yang dihitung
n= menunjukan jumlah baris yang
Total A & B = 456 dihitung
Selisih A & B =16 1/20= konstata tetap dari kamar hitung
Faktor Pengencer = tergantung dari
berapa banyak pengenceran dilakukan
Konsentrasi = N/n x 1/20 x faktor pengencer
= 456/6 x 1/20 x 20
= 76 juta / mL
Penilaian Konsentrasi

◦ Bila dengan pengenceran terkecil (1:2), jumlah sperma yang dicacah kurang dari 200 sperma
dalam 9 kotak besar, maka perhitungan:

K = (N/1.8) x 2 sperma per µl = N/0.9 sperma per µl (ribu/ml)


Penilaian Konsentrasi
◦ Biasanya dilakukan dengan menggunakan kamar hitung
Improved Neubauer, dengan pengenceran yang telah
ditentukan
Penilaian Morfologi
◦ Buat sediaan hapusan, tunggu kering,

◦ Fiksasi dengan metanol

◦ Pewarnaan
(cara sederhana dengan Safranin – Kristal Violet)
Ilustrasi Morfologi
Sperma Abnormal
Hasil Pewarnaan
Safranin – Kristal Violet
Mikroskopik
VARIABEL WHO 2010 (5%) PERSANDI
MOTILITAS
A. PROGRESIF 32 % 40 %
B. NON PROGRESIF 1% 10 %
C. TOTAL MOTIL 40 % 50 %
D. IMOTIL 22 % 50 %
MORFOLOGI (N) 4% 5%
KONSENTRASI /ML 15 JT
* JUMLAH / EJAC. 39 JT
VIABILITAS 58 % 70 %
LEKOSIT
Mikroskopik
VARIABEL WHO 2010 (5%) PERSANDI
AGLUTINASI
A. GRADE 1 < 10 SPERMA
B. GRADE 2 10-50 SPERMA
C. GRADE 3 > 50 SPERMA
D. GRADE 4 SEMUA SPERMA

MAR TEST
Terminologi
◦ Oligo Zoospermia – sperm concentration <20 million/ml
◦ Astheno Zoospermia – <50% grade (PR+NP) or < 40 PR%
◦ Terato Zoospermia – <5 % spermatozoa
◦ OAT Oligo-astheno-teratozoospermia
◦ Azoospermia – no spermatozoa in semen

◦ Polyzoospermia – ++ high sperm concentration, >200M/ml


◦ Hypospermia – semen volume < 1.5 ml
◦ Hyperspermia – semen volume > 6.0 ml
◦ Aspermia – no semen volume
◦ Pyospermia – leukocytes present in semen, >1M/ml
◦ Hematospermia – red blood cell present in semen
◦ Necrozoospermia – “dead” sperm
Terima kasih atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai