Disusun Oleh :
Cintya Ristimawarni
1102013064
Pembimbing :
dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK
dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK
Pembimbing Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
iii
6. dr. Dian Mardhiyah, MKK, DipIDK, selaku koordinator dan staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI
7. Prof. Qomariyah, MS.PKK. AIFM selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
8. dr. Hj. Sophianita G.T Aminy, MKK, PKK, selaku staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI
Penulis
iv
BAB I
DIAGNOSIS KLINIS
A. BERKAS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. F
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 23 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Anyer, Menteng RT 003 RW 009 Jakarta
Pusat
Suku : Betawi-Sunda
Pekerjaan : Mahasiswi
Pendidikan : SMA
No Rekam Medis : 0013619
Tanggal Berobat : 13 September 2018
Tanggal Kunjungan : 13 September 2018
II. ANAMNESIS
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis kepada pasien pada
tanggal 13 September 2018 pukul 10.00 WIB
1. Keluhan Utama
Keluar keputihan pada vagina
2. Keluhan Tambahan
Gatal pada vagina
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli IMS puskesmas Senen dengan keluhan
keputihan sejak 2 Minggu yang lalu. Keputihan yang dialami
berwarna putih kekuningan dan menggumpal seperti susu basi.
1
Keputihan tersebut disertai rasa gatal sehingga aktivitas sehari-
hari terganggu. Keputihan agak berbau dan tidak berbusa. Pasien
memiliki riwayat memakai sabun “sirih” untuk membersihkan
kemaluan sudah 3 bulan ini, dan juga mempunyai kebiasaan
memakai celana ketat. Pasien juga memiliki riwayat seksual
dengan pacarnya 1 bulan yang lalu tanpa menggunakan kondom
dan cenderung dengan oral. Kemaluan terasa panas maupun keluar
darah disangkal. Pasien tidak sedang hamil, mengkonsumsi obat-
obat tertentu atau mengkonsumsi pil kontrasepsi.
Pasien berharap kondisi pasien segera membaik sehingga
dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Namun, pasien khawatir kondisi klinis yang dialami oleh
pasien ini dapat semakin memburuk dan bisa terkena penyakit
menular seksual yang lebih berbahaya. Tetapi dengan
pengobatan yang diberikan, dan juga kesadaran agar tidak
berbuat zina diluar pernikahan pasien merasa penyakitnya dapat
disembuhkan. Pasien yakin sehat dan sakit datangnya hanya dari
Allah SWT, pasien mengatakan akan terus berobat, menghindari
zina dan berdoa kepada Allah SWT agar dapat memberikan
kesembuhan pada penyakit nya. Pasien selalu solat 5 waktu dan
berdoa setiap solat.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien mengaku pernah mengalami keputihan namun tidak bau
dan tidak sampai mengganggu aktivitas
- Pasien menyangkal pernah mengalami penyakit menular seksual
- Riwayat hipertensi, alergi dan diabetes mellitus juga disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan seperti pasien
2
- Riwayat Hipertensi (+) Ayah, Diabetes Mellitus dan alergi tidak
ada
6. Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah mengobati penyakit nya. Hanya
menggunakan sabun kewanitaan.
8. Riwayat Kebiasaan
Kegiatan sehari-hari, pasien kadang sarapan pagi di kampus
dengan menu bubur ayam atau roti. Pasien memiliki pola
makan yang sama dengan anggota keluarga lain yakni 3x
sehari. Pasien mengkonsumsi daging, sayur dan buah-buahan.
Pasien sudah menerapkan untuk mencuci tangan sebelum
makan.
Pasien memiliki kebiasaan menggunakan sabun
kewanitaan saat mandi dan menggunakan celana ketat. Pasien
mengganti celana dalam 2 kali dalam sehari. Pasien tidak
memiliki kebiasaan merokok dan meminum alkohol.
3
9. Riwayat Menstruasi
Pasien menstruasi pertama kali saat berusia 13 tahun. Siklus
menstruasi pasien biasanya antara 28 – 30 hari dengan durasi
menstruasi 7 hari. Dalam satu hari menstruasi pasien biasa
mengganti pembalut sedang sebanyak 2-3 kali namun pada hari
pertama dan kedua pasien dapat mengganti pembalut ukuran
sedang sebanyak 4 kali penuh. Pasien mengaku tidak pernah
mengalami menstruasi diluar siklus. Tidak ada nyeri haid yang
berlebihan.
4
14. Riwayat Seksual
Pasien pertama kali melakukan hubungan sexual pada usia 20
tahun dengan mantan pacar sebelumnya. Pasien mengaku tidak
pernah merasakan nyeri pada saat berhubungan seksual dan juga
tidak pernah mengalami perdarahan setelah melakukan hubungan
sexual. Pasien terakhir kali berhubungan seksual 1 bulan lalu
dengan pacar nya yang sekarang tinggal beda daerah dengan
pasien. Saat melakukan seks, pacar pasien cenderung melakukan
oral pada vagina pasien dan mereka seks tanpa menggunakan
kondom. Setiap kali di oral, pasien tidak langsung mencuci vagina
nya dengan sabun, hanya di basuh dengan air saja.
5
B. Status Generalis
1. Kulit
2. Kepala
Bentuk : Normocephal
Posisi : Simetris
Penonjolan : Tidak ada
3. Mata
4. Telinga
Membran
timpani : Tidak diperiksa
Darah : Tidak ada
Cairan : Tidak ada
5. Hidung
Napas cuping
hidung : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
Sekret : Tidak ada
6. Mulut
Lidah : Merah, tidak kotor
6
Faring : Hiperemis
Tonsil : T1-T1
Uvula : Tidak deviasi
7. Leher
8. Dada
a. Jantung
b. Paru
7
9. Abdomen
Inspeksi : Abdomen datar dan simetris
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) normal
10. Ekstremitas
Akral hangat (+/+), edema (-), capillary refilll time < 2 detik.
Pemerikasaan Laboratorium:
Darah Lengkap :
8
B. BERKAS KELUARGA
I. Profil Keluarga
Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.U (Ayah)
Usia : 50 tahun
b. Identitas Pasangan
Nama : Ny. M (Ibu)
Usia : 45 Tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga
Bentuk keluarga ini menurut Friedman adalah Nuclear Family yaitu
keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak kandung.
Genogram
a. Bentuk Keluarga
Keluarga terdiri atas 2 generasi. Bentuk keluarga ini adalah
nuclear family dengan keluarga terdiri atas Tn. U (50) sebagai
kepala keluarga, Ny. M (45) sebagai istri. Pasangan ini
memiliki 2 orang anak yaitu anak pertama seorang perempuan
9
(Nn. F) berusia 23 tahun, dan anak kedua seorang perempuan
(Nn. N) berusia 17 tahun.
c. Genogram
Keterangan :
10
Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan Tempat Tinggal
KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
I KOMPONEN RUMAH
31
a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai
7 Lubang asap dapur dapur 1 0
11
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan
Untuk membaca dengan normal. 2
II SARANA SANITASI 25
12
a. Tidak pernah 0
3 Mebersihkan rumah
dan halaman b. Kadang-kadang 1 44
c. Setiap hari 2
13
c. Denah Rumah
14
Nn.F menyebutkan sarapan bubur atau nasi uduk ataupun
roti dan daging hanya sesekali saja. namun lebih sering
mengkonsumsi sayur, daging ayam dan buah-buahan.
Keluarga Nn.F kurang mengerti yang dimaksud dengan pola
gizi seimbang dan tidak pernah tahu kandungan gizi dari
makanan yang setiap hari di konsumsi. Keluarga Nn.F
minum air putih kurang lebih 5 gelas sehari. Keluarga Nn.F
jarang mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
15
Sarana Pelayanan Kesehatan
16
Menerapkan Pola Gizi Seimbang
Keluarga Nn.F belum memahami bagaimana menerapkan pola
gizi seimbang. Biaya kehidupan sehari-hari yang minim membuat
keluarga ini mengkonsumsi makanan seadanya tanpa memperhatikan
gizi yang terkandung didalam makanan. Gizi seimbang adalah makan
yang cukup mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat
tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan
mineral sebagai zat pengatur.
17
Tabel 2. Food Recall Pola Makan Nn. F Selama Tiga Hari Terakhir
18
Selasa, 11 September 2018
0 0 0 0
1 gelas air putih 1 gelas
19
Rabu, 12 September 2018
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Jumlah
20
Interpretasi terhadap food recall pasien Nn. F :
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Nn.F mendapat total kalori
perhari:
Tanggal 10 September 2018 : 906 kkal
Tanggal 11 September 2018 : 947,7 kkal
Tanggal 12 September 2018 : 1428 kkal
Rata-rata asupan pasien selama 3 hari, adalah 1093,9 kkal.
Keterangan : Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi adalah 1093,9
Perhitungan Kalori
21
disimpulkan bahwa setiap harinya menu makan pasien belum sesuai
dengan jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya. Kebutuhan
karbohidrat, lemak dan protein lebih dari cukup.
Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Orangtua Nn.F membuatkan kartu BPJS untuk Nn.F dan
adiknya untuk di faskes Puskesmas Senen.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam
keluarga: Dalam keluarga ini hubungan antara keluarga
cukup baik. Namun, Nn.F tidak terlalu terbuka kepada
orangtua mengenai penyakitnya. Jarak antara rumah dengan
puskesmas yang tidak terlalu dekat juga membuat keluarga
yang sakit sedikit malas jika ke puskesmas.
Dinamika Keluarga
Nn. F memiliki hubungan yang baik dengan kedua orangtua dan
juga Adiknya. Namun, Nn.F cenderung lebih dekat dengan Ibu
dibandingkan oleh Ayahnya, dikarenakan Ayah yang bekerja
hingga malam hari. Nn. F sangat menyanyangi Adik nya dan
tidak mau sampai Adik nya mengikuti jejak dalam pergaulan.
Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
Keluarga Nn. F merupakan keluarga nuclear. Yang
dimana hanya terdiri dari Ayah Ibu dan Anak. Selain itu
keluarga ini menerapkan program keluarga berencana
maka fungsi keluarga ini sedikit terkontrol. Keluarga tidak
ada yang memiliki kecacatan ataupun penyakit menular.
Orangtua Nn.F memelihara dan membesarkan anak-
22
anaknya dengan baik, serta merawat dan menjaga
kesehatan seluruh anggota keluarganya. Nn. F merasa
cukup memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari namun
tidak sesuai dengan pola gizi seimbang yaitu kurang makan
daging, sayur dan buah-buahan, jarang mencuci tangan
sebelum makan, dan jarang melakukan aktivitas fisik
seperti olah raga yang cukup.
b. Fungsi Pendidikan
Orangtua Nn.F mampu membiayai pendidikan dan
mementingkan pendidikan kepada anak-anaknya. Sekarang
Nn.F berada di perguruan tinggi swasta di Jakarta, dan Adik
Nn.F sekarang berada di salah satu SMA negri di Jakarta.
c. Fungsi Psikologis
Pasien adalah seorang seseorang yang masih memperhatikan
kondisi penyakit dan menjaga pola makan serta kegiatan
sehari - hari pasien. Selain itu keluarga ini masih memiliki
kesadaran yang baik akan pentingnya kesehatan. Komunikasi
di antara keluarga baik, dan antar keluarga juga saling
memberi dukungan terhadap penyakit yang diderita keluarga,
namun untuk penyakit Nn.F, pasien masih merahasiakan dari
orangtuanya.
d. Fungsi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga Nn.F, aktif
dalam bermasyarakat di lingkungan setempat. Keluarga ini
menerapkan nilai – nilai dan norma sosial budaya yang ada
di lingkungan tempat tinggal pasien dengan cukup baik.
Nn.F juga memilik teman tetangga yang sebaya dan cukup
dekat dengan nya.
23
e. Fungsi Ekonomi
24
1. Pasien merasa khawatir kondisi klinis pasien yang dimana
pasien takut tertular penyakit yang lebih parah dari
keputihan
2. Pasien didiagnosa dokter Candidiasis Vulvovaginitis
3. Pasien juga kurang menjaga kesehatanya, ini terlihat dari
kebiasaan menggunakan celana ketat dan menggunakan
CD yang lembab. Serta setelah berhubungan dengan
pacar , tidak langsung membasuh vagina.
4. Masalah kurangnya kepedulian orangtua kepada Nn.F,
dan bagaimana Nn.F kurang terbuka kepada orangtua nya
Keluarga Nn.F kurang mengerti tentang gizi seimbang
dan pengaturan pola makan atau menu makanan yang
tepat. Kemudian kurangnya jendela dan ventilasi di
rumah sehingga udara bersih dan cahaya tidak dapat
masuk ke rumah.
25
BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK
A. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal : (alasan kedatangan, kekhawatiran, harapan,
persepsi individu mengenai penyakitnya)
Alasan datang :
Pasien datang ke poli IMS puskesmas Senen dengan keluhan
keputihan sejak 2 Minggu yang lalu.
Kekhawatiran :
Pasien khawatir kondisi klinis yang dialami oleh pasien ini
dapat semakin memburuk dan bisa terkena penyakit menular
seksual yang lebih berbahaya
Harapan
Pasien berharap kondisi pasien segera membaik sehingga
dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Pasien yakin sehat dan sakit datangnya hanya dari Allah SWT
pasien mengatakan akan terus berobat, menghindari zina dan
berdoa kepada Allah SWT agar dapat memberikan
kesembuhan pada penyakit nya
Persepsi Penyakit :
Pasien merasa penyakit nya merupakan pertanda untuk
berhenti berbuat zina, dan sangat mengganggu
aktivitasnya.
Tetapi dengan pengobatan yang diberikan, dan juga
kesadaran agar tidak berbuat zina diluar pernikahan pasien
merasa penyakitnya dapat disembuhkan.
26
2. Aspek Klinis : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Diagnosis kerja : Candidiasis Vulvavaginitis
Diagnosis Banding : Bakterialis Vaginitis
3. Aspek Risiko Internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi
masalah kesehatan pasien)
Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien adalah
Kurangnya kesadaran untuk membasuh vagina saat
berhubungan
Jarang mengganti CD, dan memakai saat lembab
4. Faktor Risiko Eksternal : (faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
Kurangnya dukungan keluarga untuk memantau pengobatan
pasien
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang,pola
makan sehat dan bergizi
Kondisi Rumah pasien yang tidak sehat sehingga menjadi
factor resiko terjadinya penyakit pada pasien
27
II. Rencana Pelaksanaan (sesuai dengan kelima aspek diatas)
Tabel 3. Rencana Pelaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Follow up
diharapkan
Aspek Personal -Menjelaskan kepada Pasien Saat kunjungan ke -Pasien bisa memahami -Pasien sudah mulai
Pasien datang ke pasien supaya tidak puskesmas dan tidak lagi khawatir mengerti tentang
puskemas dengan perlu khawatir karena terhadap penyakitnya penyakit pasien dan
keluhan keputihan penyakit ini dapat berniat tidak lagi
disembuhkan, dan melakukan hubungan
memberi saran kepada seks sebelum menikah
pasien agar tidak lagi
melakuan hubungan
seksual sebelum
menikah
Aspek Klinis Mengobati pasien Pasien Saat Kunjungan ke Keadaan Klinis Pasien Pasien sudah mulai
Candidiasis dengan terapi Puskesmas dapat membaik tidak mengeluh kondisi
Vulvovaginalis Farmakologis : klinisnya
Flukonazol 150 mg
1x1
Metronidazol 300
mg 3 x 1
Aspek Resiko -Menjelaskan kepada Pasien Saat kunjungan ke Pasien mulai makan Pasie sudah mulai
Internal pasien agar puskesmas makanan bergizi dan merubah pola makan
Kurangnya menjaga menerapkan pola hidup menjaga kebersihan dan mengganti CD 3
kebersihan daerah sehat dan menjaga personal. kali dan tidak
intim kebersihan terutama menggunakan saat
pada daerah intim lembab
Aspek Resiko -Menjelaskan kepada Keluarga Pasien Saat kunujngan ke -Keluarga pasien dapat Keluarga pasien sudah
Eksternal keluarga pasien bahwa Rumah Pasien memahami kondisi memahami kondisi
Dukungan keluarga pasien menderita pasien dan pasien
yang kurang dalam penyakit candidiasis mengingatkan untuk
pengobatan pasien vulvavaginitis menjaga kebersihan
daerah intim
28
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Follow up
diharapkan
Aspek Fungsional Melakukan aktivitas Pasien Saat kunjungan ke Kondisi pasien yang
Derajat 1 olah raga ringan setiap Rumah Pasien optimal
hari
29
III. Prognosis
Ad Vitam : ad bonam
Ad Fungsionam : ad bonam
Ad Sanationam : ad bonam
30
LAMPIRAN
31