Disusun Oleh :
dr. Cintya Ristimawarni
Pembimbing :
dr. Ratna Hastuti
1
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kalideres
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk : 7 Desember 2019
No. RM : 086229
Pembayaran : BPJS Kesehatan
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sesak sejak 30 menit SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Kalideres dibawa oleh ojek dengan
keluhan sesak 30 menit yang lalu. Pasien sebelumnya sedang bersepeda,
kemudian mengeluh capek dan sesak. 2 hari sebelumnya pasien
mengeluhkan sama namun tidak separah sekarang. Keluhan nyeri dada (-)
mual (-) muntah (-) demam pun disangkal. 2 hari sebelumnya pasien batuk
disertai sesak ringan. BAB dalam batas normal, BAK sedikit kurang.
Terakhir BAK sebelum bersepeda.
Pasien memiliki riwayat hipertensi namun tidak rutin minum obat.
Riwayat penyakit asma, batuk lama dengan pengobatan 6 bulan juga
disangkal. Pasien seorang perokok namun sudah berhenti. Pasien terakhir
mengkonsumsi 2 obat hipertensi dari puskesmas namun lupa nama obat.
Riwayat anggota keluarga di rumah mengalami sakit yang sama disangkal.
2
Riwayat Penyakit Dahulu
- Hipertensi (+)
- Dm (-)
- Penyakit jantung (-)
- Penyakit paru (-)
- Penyakit ginjal (-)
- Alergi obat dan makanan (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
- Keluhan serupa pada keluarga disangkal
- Hipertensi (+) Ayah
- Diabetes Mellitus (-)
- Penyakit jantung (-)
- Penyakit paru (-)
Riwayat Pengobatan
Obat hipertensi 2 macam dari puskesmas, namun lupa nama obat.
Kepala
Bentuk : Normocephal
Pertumbuhan Rambut: Distribusi merata, warna hitam
Deformitas : Tidak terdapat deformitas
3
Mata
Bentuk : Normal, kedudukan bola mata simetris
Konjungtiva : Anemis +/+
Sklera : Tidak Ikterik
Pupil : Bulat, Isokor +/+, diameter 3 mm
Telinga
Bentuk : Normal
Liang telinga : lapang
Serumen :-/-
Hidung
Bagian luar : Normal, tidak terdapat deformitas
Septum : Terletak di tengah (tidak deviasi) dan simetris
Mukosa hidung : Tidak terdapat hiperemis, konka nasalis eutrofi
Cavum nasi : Perdarahan (-)
Mulut dan Tenggorok
Bibir : Normal, pucat, sianosis
Gigi-Geligi : Hygiene baik
Mukosa mulut : Normal, tidak hiperemis
Lidah : Normoglosia, tidak kotor, tidak tremor
Tonsil : T1/T1 tenang, tidak hiperemis
Faring : Tidak hiperemis, uvula di tengah
Gusi : Tidak ada perdarahan (-)
Leher
Bendungan vena : Tidak terdapat bendungan vena (JPV N)
Kelenjar tiroid : Tidak membesar, mengikuti gerakan, simetris
Trakea : di tengah (tidak deviasi)
Kelenjar Getah Bening
Tidak teraba pembesaran KGB
Thorax
Pulmo
o Inspeksi : Simetris tidak ada hemithorax yang tertinggal, dalam
4
keadaan statis maupun dinamis , Retraksi (+/+)
o Palpasi : Gerak simetris pada kedua hemithorax fremitus vocal
+/+
o Perkusi : sonor, pada seluruh lapang paru
o Auskultasi: suara nafas bronkovesikuler +/+, rhonki +/+, wheezing
-/-
Jantung
o Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
o Palpasi : Teraba pulsasi ictus cordis pada ICS V linea
midclavicularis sinistra, thrill (-)
o Perkusi : Batas jantung kanan pada intercostal V
parasternal kanan, jantung kiri pada intercostal V
midclavicula kiri, pinggang jantung pada intercosta
III parasternal kiri
o Auskultasi : BJ I - II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Normal, tidak terdapat asites, smiling umbilicus (-),
Auskultasi : Bising usus 4-5x/ menit, normal
Palpasi : Supel, massa (-), hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan
epigastrium (+), ballotement (-)
Perkusi : Pekak pada keempat kuadran abdomen, nyeri ketok CVA
(-), shifting dullness (-)
Genitalia
Tidak diperiksa
Ekstremitas
Tidak tampak deformitas
Akral hangat pada keempat ekstremitas
Edema (+/+), CRT < 2”
DIAGNOSA KERJA
Dyspneu ec ALO
5
Hipertensi Emergency
Asidosis Metabolik berat
CKD pro HD cito
Bacterial Infection
DIAGNOSA BANDING
ADHF
ALO ec CHF
RENCANA DIAGNOSTIK
Pemeriksaan darah lengkap tanpa LED
Pemeriksaan kimia darah (Ur/Cr)
GDS
Elektrolit
AGD
TERAPI DI IGD
O2 NRM 15 LPM
ISDN 5 mg Subling
Furosemid 40 mg iv
Captopril 25 mg PO
Terpasang DC -> Keluar Urin 10 cc jernih
RENCANA TERAPI
IVFD RL 12 tpm
O2 Masker 10 LPM
Sp. Furosemid 5 mg/jam IV
Sp. ISDN 2 mg/jam IV
Bicnat 2x500 mg
SF 2x1
Asam Folat 2x1
Valsartan 1x60 mg
Rujuk pro HD cito (Jika belum dapat rujukan PRC 1 kolf 250 cc)
6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. (waktu masuk IGD)
7 Desember 2019
HEMATOLOGI
Hemoglobin 6,1
Laju Endap Darah -
Leukosit 26,4
Hitung Jenis 0/2/0/71/20/7
Hematokrit 18,4
Trombosit 16
SEROLOGI / IMUNOLOGI
HBs-Ag -
Anti HCV-Ab -
FAAL HATI
Bilirubin Direk -
Bilirubin Total -
SGOT -
SGPT -
GAMA GT -
Total Protein -
Albumin -
Globulin -
FAAL GINJAL
Kreatinin Serum 23,4
BUN 91,94
Urea 197
Asam Urat -
eGFR 3 ml/menit
LEMAK
Kolesterol Total -
KADAR GULA DARAH
7
Sewaktu 224
ELEKTROLIT
Natrium 136,2
Kalium 4,86
Chlorida 104,2
Calsium -
Magnesium -
Fosfor -
ANALISA GAS DARAH HASIL
PH 7,08
PO2 84
PCO2 11
HCO3 3
O2SAT 92
BE -25
Non-medikamentosa
o Diet Cair 5x100 cc
o Air Putih 300 cc/24 jam
Prognosis
RESUME
Pasien datang ke IGD RSUD Kalideres dibawa oleh ojek dengan keluhan
sesak 30 menit yang lalu. Pasien sebelumnya sedang bersepeda, kemudian
mengeluh capek dan sesak. 2 hari sebelumnya pasien mengeluhkan sama namun
tidak separah sekarang. Keluhan nyeri dada (-) mual (-) muntah (-) demam pun
disangkal. 2 hari sebelumnya pasien batuk disertai sesak ringan. BAB dalam batas
normal, BAK sedikit kurang. Terakhir BAK sebelum bersepeda. Pasien memiliki
riwayat hipertensi namun tidak rutin minum obat. Riwayat penyakit asma, batuk
8
lama dengan pengobatan 6 bulan juga disangkal. Pasien seorang perokok namun
sudah berhenti. Pasien terakhir mengkonsumsi 2 obat hipertensi dari puskesmas
namun lupa nama obat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien
Tampak sakit berat, pucat, dengan kesadaran composmentis namun gelisah. TD
220/140 mmHg, Nadi 157x/menit, RR 50x/menit, Suhu 36,2 C, dan SpO2 76%
tanpa O2. Pada konjungtiva pasien anemis, thorax simetris dan terdapat retraksi.
Jantung SI II reguler, tidak ada gallop maupun murmur.
Pada paru, suara dasar vesikuler +/+, terdapat rhonki +/+, namun tidak ada
wheezing. Kedua ekstremitas pasien terdapat edema, CRT < 3 detik. Pada
pemeriksaan darah lengkap diketahui pasien anemia dengan HB 6,1 mg/dl dan
terdapat infeksi bakteri leukosit 26,4 mg/dl . Gula darah sewaktu 224mg/dl,
laboratorium faal ginjal didapatkan kenaikan pada kreatinin serum (23,4), BUN
(91,94), Urea (197) eGFR 3ml/menit. Pada pemeriksaan elektrolit didapatkan
hiponatremia. Analisa Gas darah menunjukkan pasien asidosis metabolic yang
dimana PH 7,08 mg/dl , PO2 84 mg/dl dan PCO2 11 mg/dl.
9
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
Pada pasien ini diagnosis ALO ec CKD ditegakkan berdasarkan atas :
- Anamnesa
o Sesak
o BAK kurang
o Batuk
o Memiliki riwayat hipertensi yg tidak terkontrol
- Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Compos mentis (GCS 15) gelisah
Tanda vital
o Tekanan Darah : 220/140 mmHg
o Nadi : 157 x/menit
o Suhu : 36,2 oC
o Pernapasan : 50 x/menit
o SpO2 : 76% tanpa O2
o Thorax : simetris, Retraksi (+)
o Paru : Vesikuler +/+ , Rh +/+ Wh -/-
o Abdomen : Supel, BU (+) N, Nyeri Tekan Epigastrium (+)
o Ekstremitas: akral hangat, edema +/+
Hasil Laboratorium
7 Desember 2019
HEMATOLOGI
Hemoglobin 6,1
Laju Endap Darah -
Leukosit 26,4
Hitung Jenis 0/2/0/71/20/7
Hematokrit 18,4
10
Trombosit 16
SEROLOGI / IMUNOLOGI
HBs-Ag -
Anti HCV-Ab -
FAAL HATI
Bilirubin Direk -
Bilirubin Total -
SGOT -
SGPT -
GAMA GT -
Total Protein -
Albumin -
Globulin -
FAAL GINJAL
Kreatinin Serum 23,4
BUN 91,94
Urea 197
Asam Urat -
eGFR 3 ml/menit
LEMAK
Kolesterol Total -
KADAR GULA DARAH
Sewaktu 224
ELEKTROLIT
Natrium 136,2
Kalium 4,86
Chlorida 104,2
Calsium -
Magnesium -
Fosfor -
ANALISA GAS DARAH HASIL
PH 7,08
11
PO2 84
PCO2 11
HCO3 3
O2SAT 92
Kesan : Dengan adanya gejala, tanda pemeriksaan fisik dan diperkuat dengan
hasil laboratorium yang menggambarkan adanya pasien ALO ec CKD grade 5
- Penatalaksanaan
Analisa Prognosis
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
13
Berdasarkan anamnesis, dapat diperkirakan perjalanan klinis yang
menggambarkan terjadinya renal damage pada penderita > 3 bulan.
Tabel 2. Penyebab Terbanyak Terjadinya PGK (Current Medical Diagnosis and
Treatment, 2008).
Glomerulopathies
Primary glomerular diseases:
Focal and segmental glomerulosclerosis
Membranoproliferative glomerulonephritis
IgA nephropathy
Membranous nephropathy
Secondary glomerular diseases:
Diabetic nephropathy
Amyloidosis
Postinfectious glomerulonephritis
HIV-associated nephropathy
Collagen-vascular diseases
Sickle cell nephropathy
HIV-associated membranoproliferative
glomerulonephritis
Tubulointerstitial nephritis
Drug hypersensitivity
Heavy metals
Analgesic nephropathy
Reflux/chronic pyelonephritis
Idiopathic
Hereditary diseases
Polycystic kidney disease
Medullary cystic disease
Alport's syndrome
Obstructive nephropathies
Prostatic disease
Nephrolithiasis
Retroperitoneal fibrosis/tumor
Congenital
14
Vascular diseases
Hypertensive nephrosclerosis
Renal artery stenosis
Tabel 3. Gejala dan Tanda Klinis Uremia (Current Medical Diagnosis and
Treatment, 2008).
15
Organ System Symptoms Signs
libido
16
b. Gambaran Laboratoris
1) Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.
2) Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin
serum, dan penurunan GFR (menurut rumus Cockroft-Goult).
3) Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin,
peningkatan kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia,
hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis
metabolik.
4) Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuri, cast, isostenuria.
c. Gambaran Radiologis
Pemeriksaan radiologis PGK meliputi :
a) Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio-opak;
b) Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil,
korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa,
kalsifikasi;
c) Pielografi intravena jarang dikerjakan karena kontras sering tidak bisa
melewati filter glomerulus, di samping kekhawatiran terjadinya pengaruh
toksik oleh kontras terhadap ginjal yang sudah mengalami kerusakan;
d) Pielografi antegrad atau retrigrad dilakukan sesuai indikasi;
e) Renografi bila ada indikasi.
17
Infeksi sistemik lingkungan
Infeksi saluran kemih Pendidikan/pendapatan rendah
Batu saluran kemih
Obstruksi saluran kemih bawah
Keganasan
Riwayat keluarga dengan PGK
Sembuh dari GGA
Penurunan massa ginjal
Terpapar terhadap obat tertentu
Berat badan lahir rendah
18
sudah menurun sampai 20-30% dari normal, terapi terhadap penyakit dasar sudah
tidak banyak bermanfaat.
Pada penderita terapi spesifik yang diperlukan berupa penghancuran batu
(karena sebelumnya didapatkan riwayat adanya batu). Tetapi jika dilihat dari nilai
GFR penderita, clinical action plan yang sesuai : terapi pengganti ginjal.
b. Pengendalian keseimbangan air dan garam
Pemberian cairan disesuaikan dengan produksi urine, yaitu produksi urine
24 jam ditambah 500 ml. Asupan garam tergantung evaluasi elektrolit, umumnya
dibatasi 40-120 mEq (920-2760 mg). Furosemide dosis tinggi masih dapat dipakai
pada awal PGK. Penimbangan berat badan, pemantauan produksi urine serta
pencatatan keseimbangan cairan
Pada penderita diberikan Infus NaCl 7 tpm dan minum ~ produksi urin
c. Menghambat perburukan fungsi ginjal
Dua cara penting untuk mengurangi hiperfiltrasi glomerulus antara lain :
1) Diet rendah protein, tinggi kalori. Pembatasan protein mulai
dilakukan pada GFR ≤60 ml/menit, di atas nilai tersebut, pembatasan
tidak selalu dianjurkan. Kelebihan protein tidak disimpan dalam tubuh
tapi dipecah menjadi urea dan substansi nitrogen lain, yang terutama
diekskresikan melalui ginjal. Sehingga pada PGK diet tinggi protein
dapat mengakibatkan uremia. Masalah penting lain, protein overload
akan mengakibatkan intraglomerulus hyperfiltration. Kebutuhan kalori
yang diberikan sebesar 30-35 kkal/kgBb/hari. Pembatasan fosfat untuk
mencegah hiperfosfatemia.
19
Pada penderita diberikan Diet Tinggi Kalori Rendah Protein .
20
500-3000 mg bersama makan sebagai asupan kalsium juga koreksi
hipokalsemia. Hindari makanan yang mengandung phospor.
2) Suplemen vitamin D3 aktif, kalsitriol hanya diberikan jika kadar P
normal. Batasan pemberian jika Ca x P < 65. Dosis : 0,25
mikrogram/hari.
3) Paratiroidektomi, jika proses ODR terus berlanjut.
f. Pengobatan gejala uremi spesifik
1) Mual dan muntah : diet rendah protein.
2) Anemia : eritropoetin, asam folat, Fe, dan vitamin B12.
Pada penderita diberikan Diet Rendah Protein dan Asam folat 3x1.
g. Deteksi dini dan pengobatan infeksi
Disebabkan imun yang rendah, gejala klinis terkadang tidak muncul.
Pada penderita diberikan Injeksi Cefotaxim 3x1 gram
h. Penyesuaian pemberian obat
Menghindari obat nefrotoksik, antara lain : aminoglikosida, co-
trimoksazole, amphotericin. Menghindari diuretik K sparing.
i. Deteksi dan pengobatan komplikasi
Komplikasi yang merupakan indikasi untuk tindakan hemodialisis: 1)
ensefalopati uremik; 2) perikarditis atau pleuritis; 3) neuropati perifer prgresif; 4)
ODR progresif; 5)hiperkalemia; 6)sindrom overload; 7)infeksi yang mengancam
jiwa
j. Persiapan dialisis dan transplantasi
Terapi pengganti (TP) ginjal dilakukan pada PGK stadium 5, yaitu GFR <
15 ml/menit. Pada Gagal Ginjal Terminal (GGT) dengan GFR < 5 ml/menit1,73
m2 , apapun etiologinya, memerlukan TP. Setelah menetapkan bahwa TP
dibutuhkan, perlu pemantauan yang ketat sehingga dapat ditentukan dengan tepat
kapan TP tesebut dimulai.
Tabel 8. Berbagai Jenis Terapi Pengganti
21
22
DAFTAR PUSTAKA
23