Anda di halaman 1dari 8

TUGAS USULAN PROPOSAL PENELITIAN BLOK 5.

PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN BERDASARKAN LAMA


WAKTU BELAAR PADA MAHASISWA PROGRAM SARJANA
KEDOKTERAN UNSOED DALAM MENGHADAPI UJIAN
OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION (OSCE)

SAHRUL ZULHAM ZEIN NUHUYANAN

G1A014060

Tutor :

Dr. Dwi Arini Ernawati

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
PURWOKERTO

i
ii

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecemasan merupakan sebuah kondisi emosional yang tidak

menyenangkan sebagai salah satu bentuk reaksi individu terhadap hal yang

akan dihadapi (Lazarus, 1991). Menurut Goleman dalam buku yang ditulis

oleh Kurniali dan Erningpraja (2005), kecemasan berpengaruh pada

penurunan kekebalan, regenerasi tubuh dan berimplikasi pada penurunan

kualitas hidup dari orang tersebut.

Jumlah penduduk dunia yang mengalami kecemasan dan/atau depresi

meningkat hampir 50% dari 416 juta menjadi 615 juta orang dalam kurun

waktu antara 1990-2013 (Brunier & Mayhew, 2016). Kecemasan merupakan

salah satu gangguan psikologis yang paling sering dikeluhkan di Amerika

Serikat. Penelitian menunjukkan bahwa 18% penduduk Amerika Serikat

menderita satu atau lebih gangguan tersebut (Kessler, et al., 2005). Di

Indonesia sendiri, beban penyakit atau burden of disease penyakit jiwa masih

cukup besar. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,

menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan

dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan adalah sebesar 6% untuk usia 15

tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang (Kemenkes RI, 2014). Hal tersebut

menunjukkan besarnya masalah gangguan kecemasan pada sebagian

penduduk di dunia.

Kecemasan di usia produktif juga ditemukan pada mahasiswa di berbagai

program pendidikan. Hasil penelitian di Asia menunjukkan bahwa sebanyak

1
2

26,6% mahasiswa jurusan sains di Jaipur, India mengalami kecemasan dalam

menghadapi ujian (Kumari & Jain, 2014). Penelitian lain juga menyebutkan

bahwa mahasiswa kedokteran memiliki tingkat kecemasan yang tinggi yaitu

37,2% dari seluruh mahasiswa di Brazilian Medical School (Moutinho, et al.,

2017). Hal tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Habibie

(2016) terhadap mahasiswa profesi Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal

Soedirman yang menunjukkan bahwa tingkat kecemasan mahasiswa

didominasi oleh derajat kecemasan berat.

Kecemasan saat akan menghadapi ujian dapat menimbulkan dampak

yang luas yaitu mempengaruhi secara negatif dalam kehidupan sosial dan

perkembangan emosi serta perilaku pelajar (Salend, 2012). Ketika mengalami

kecemasan, mahasiswa melakukan berbagai macam cara untuk mengatasinya,

Hal tersebut menunjukkan bahwa kecemasan pada mahasiswa juga dapat

menimbulkan perilaku lain yang memiliki pengaruh negatif terhadap

kesehatan.

Kecemasan dapat timbul dari berbagai kondisi seperti kematian,

pelanggaran moral, interaksi sosial, ketidakpastian, penentuan pilihan,

penampilan, kompetisi, serta ujian (Tillich, 1952; Hoffman & DiBartolo,

2010; Hartley & Phelps, 2012; Yerkes & Dodson, 1908). Pada mahasiswa,

kecemasan yang dirasakan muncul terutama saat menghadapi ujian

Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan, dan

latihan untuk menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, bakat, atau

kualifikasi peserta didik (Akbar & Hawadi, 2001). Dalam program sarjana

pendidikan dokter di Universitas Jenderal Soedirman, ada beberapa jenis ujian


3

yang perlu dilakukan oleh mahasiswa untuk mencapai kelulusan di setiap

bloknya. Salah satu jenis ujian yang dilakukan adalah Objective Structured

Clinical Examination (OSCE). OSCE adalah metode penilaian untuk menilai

kemampuan klinis mahasiswa secara terstruktur yang spesifik dan objektif

dengan serangkaian simulasi dalam bentuk rotasi stase dengan alokasi waktu

tertentu (Nursalam, 2008; Brannick et al., 2011; Karamali; Mcwilliam &

Botwinski; Oranye et al., 2012). OSCE disebut objektif karena mahasiswa

diuji dengan ujian atau penilaian yang sama, sedangkan terstruktur artinya

yang diuji keterampilan klinik tertentu dengan menggunakan lembar penilaian

yang spesifik. Metode ini trend pada profesi keperawatan sejak tahun 2000-an

(Muthamilselvi & Ramanadin, 2014).

Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengeksplorasi

penyebab kecemasan pada mahasiswa kedokteran Universitas Jenderal

Soedirman dalam menghadapi ujian OSCE

1.2. Rumusan Masalah

Apakah terdapat perbandingan yang signifikan antara lama waktu belajar

dan tingkat kecemasan pada mahasiswa kedokteran Universitas Jenderal

Soedirman dalam menghadapi ujian Objective Structured Clinical

Examination (OSCE) ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat perbandingan tingkat

kecemasan pada mahasiswa kedokteran Universitas Jenderal Soedirman dalam


4

menghadapi ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE)

berdasarkan lama waktu belajarnya.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

a. Bagi bidang keilmuan yaitu menambah wawasan mengenai hal-hal

yang menjadi penyebab kecemasan pada mahasiswa kedokteran

Universitas Jenderal Soedirman dalam menghadapi ujian Objective

Structured Clinical Examination (OSCE).

b. Bagi institusi pendidikan yaitu menambah referensi mengenai

penyebab kecemasan pada mahasiswa kedokteran Universitas

Jenderal Soedirman dalam menghadapi ujian Objective Structured

Clinical Examination (OSCE).

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Bagi institusi pendidikan yaitu mengetahui hal-hal yang menjadi

penyebab kecemasan pada mahasiswa kedokteran Universitas

Jenderal Soedirman dalam menghadapi ujian Objective Structured

Clinical Examination (OSCE) sehingga dapat dijadikan acuan

dalam proses bimbingan akademik.

b. Bagi mahasiswa yaitu mampu mempersiapkan diri dan mengelola

kecemasan dan waktu belajar dengan baik sebelum melaksanakan

ujian.
5

1.5. Keaslian Penelitian

Keaslian Penelitian

Judul Metode Persamaan Perbedaan


Factors Associated Deskriptif Penelitian Penelitian
to Depression and observasional sebelumnya juga sebelumnya meneliti
Anxiety in Medical dengan desain meneliti tentang tentang kecemasan
Students: a Cross- faktor-faktor yang mahasiswa
multicenter study sectional dapat kedokteran secara
(Brenneisen, et al., menimbulkan umum, sedangkan
2016) kecemasan pada penelitian ini
mahasiswa mencoba untuk
kedokteran. mengetahui faktor
kecemasan
mahasiswa
kedokteran dalam
menghadapi ujian.
Metode yang
digunakan juga
berbeda dengan
penelitian ini.
Tingkat Penelitian Penelitian Perbedaannya
Kecemasan dalam kuantitatif sebelumnya juga terletak pada metode
Menghadapi deskriptif meneliti tentang yang digunakan
OSCE (Studi pada dengan kecemasan dalam dalam penelitian
Peserta pendekatan menghadapi ujian serta variabelnya.
UKMP2DG cross- pada mahasiswa Penelitian
Unsyiah Periode II sectional kedokteran sebelumnya tidak
Tahun 2016) meneliti tentang
(Yulherida, et al., faktor kecemasan
2016) saat menghadapi
ujian.
8

Anda mungkin juga menyukai