Anda di halaman 1dari 8

Pengalaman Mahasiswa Keperawatan Semester IV Dalam Meningkatkan

Self Confidence Dalam Menghadapi Objective Structured Clinical

Examination (OSCE).

Mata Kuliah: Metodologi Penelitian


Dosen Pengajar: Ns. Abdurrahman, S.Kep., M.Kep

MINI PROPOSAL

Disusun Oleh:
Nama: Heni Puspita Sari
Nim: 16.0377.712.01

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan keperawatan yang berkualitas sangat perlu didukung oleh

adanya sumber daya manusia, yaitu salah satunya adalah perawat yang

dihasilkan oleh institusi pendidikan yang berkualitas sesuai standar yang telah

ditetapkan sehingga mampu menghasilkan lulusan perawat yang mempunyai

kompetensi sesuai level KKNI. Pendidikan keperawatan memegang peranan

yang sangat penting dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang

berkualitas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lewis (2010) dalam

Hakimzadeh (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi

mahasiswa diantaranya adalah motivasi, lingkungan belajar, metode

pembelajaran, desain kurikulum, dan keberhasilan akademik sebelumnya.

Metode pembelajaran merupakan salah satu dari faktor yang mempengaruhi

kompetensi dimana metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh

dosen untuk memilih dan merancang kegiatan belajar selama proses

pembelajaran berlangsung. Pemilihan dalam merancang kegiatan tersebut

dilakukan dengan mempertimbangkan SDM pada institusi tersebut, sumber

belajar yang digunakan dan karakteristik peserta didik (Uno, 2007).

Dalam menempuh studi mahasiswa akan dihadapkan dengan berbagai

masalah. Salah satu masalah dalam bidang akademik adalah ujian.

Menghadapi ujian merupakan stressor yang dapat mengganggu daya tahan

mahasiswa (Safitri A, 2008). Mahasiswa yang sudah mengalami perkuliahan


lebih lama daripada mahasiswa baru cenderung memiliki pengalaman lebih

banyak, sehingga lebih tahan terhadap tekanan-tekanan yang dialami selama

ujian (Zulkarnain & Novliadi F, 2009).

Evaluasi memegang peranan penting dalam penilaian suatu proses

belajar. Keberhasilan pembelajaran ditentukan hasil evaluasi (Hasanah H,

2010). Dalam mencapai suatu keberhasilan salah satunya ditentukan oleh

daya tahan menghadapi hambatan dan kesulitan (Stoltz GP, 2007).

Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan keperawatan khususnya

untuk mendukung peserta didik menjadi perawat profesional memerlukan

proses pembelajaran dengan menggunakan fasilitas keterampilan klinis. Hal

tersebut memberikan tempat yang ideal bagi pengembangan pembelajaran

untuk profesi keperawatan. Penguasaan pada keterampilan klinik merupakan

suatu elemen yang penting dari mutu profesional lulusan pendidikan tinggi

keperawatan. Seringkali suatu institusi pendidikan profesi keperawatan dapat

memberikan pengetahuan berupa teori atau konsep yang memadai pada

peserta didiknya, tetapi kurang dalam memberikan keterampilan (prosedural

knowledge) dan perkembangan sikap yang dibutuhkan dalam melakukan

keterampilan tersebut (Sufirmansyah, 2015).

(Sufirmansyah, 2015) menyatakan alasan pokok mengapa laboratorium

keterampilan klinis dasar perlu dikembangkan disetiap institusi pendidikan

kesehatan/kedokteran adalah menanggapi perkembangan sistem pendidikan

yang berdasar pada paradigma baru antara lain menggunakan pendekatan

Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dalam proses

pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi atau rumusan keluaran yang


jelas dari institusi pendidikan, adopsi prinsip belajar orang dewasa dan belajar

mandiri serta experiental learning, tuntutan pasien untuk dilayani yang mana

pasien kurang dapat menerima perawatan jika dilakukan oleh pembelajar

yang baru.

Menanggapi salah satu tantangan diatas dalam Objective Structured

Clinical Examination (OSCE) sering digunakan sebagai instrumen evaluasi

keterampilan klinik untuk menilai keterampilan sikap dan perilaku yang

dianggap standar yang digunakan oleh praktisi dalam menghadapi pasien,

sekaligus sebagai penilaian yang valid terhadap kinerja klinik mahasiswa

(McCoy JA & Merrick HW, 2001).

Pengalaman dan interaksi dengan lingkungan dapat menjadikan

mahasiswa percaya diri dalam memutuskan dan melakukan suatu tindakan

keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien. Lauster (2002)

mengungkapkan rasa percaya diri adalah rasa percaya seseorang terhadap

kemampuan pada dirinya sendiri. Menurut Hakim (2002) mengutarakan

bahwa self confidence adalah suatu keyakinan pada seseorang terhadap segala

aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut dapat membuat

seseorang tersebut mampu untuk mencapai dalam berbagai tujuan dalam

hidupnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Omer (2016) didapatkan hasil bahwa

menggunakan simulasi sebagai strategi untuk pendidikan klinis dapat

meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa. Simulasi mempersiapkan

mahasiswa agar dapat mempunyai pengalaman di kehidupan nyata sebelum

ke jenjang karir. Meskipun simulasi terbukti sebagai strategi yang efektif


untuk belajar tetapi tidak dapat menggantikan kehidupan nyata tetapi harus

digunakan sebagai tambahan proses pembelajaran. Penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Sleeper & Thompson (2008) menguatkan pendapat

bahwa metode simulasi dapat meningkatkan self confidence peserta didik,

sedangkan penelitian oleh Mahardika (2012) metode simulasi dapat

meningkatkan clinical perfomance peserta didik, dan penelitian oleh Cordeau

(2013) dengan metode simulasi sangat diperlukan guna meningkatkan

kognitif, afektif dan psikomotrik peserta didik.

B. Rumusan Masalah

Salah satu tantangan mahasiswa adalah adanya ujian Objective

Structured Clinical Examination (OSCE) untuk mengukur sejauh mana

kemampuan mahasiswa dalam melakukan praktik klinik untuk mengetahui

sikap dan prilaku yang memenuhi standar sebagai tenaga kesehatan.

Melakukan Objective Structured Clinical Examination (OSCE) bagi

mahasiswa adalah suatu hal yang menegangkan sehingga dapat menurunkan

tingkat kepercayaan diri mahasiswa itu sendiri. Penelitian ini untuk meneliti

Pengalaman Mahasiswa Keperawatan Semester IV Dalam Meningkatkan Self

Confidence Dalam Menghadapi Objective Structured Clinical Examination

(OSCE).

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengeksplorasi Pengalaman Mahasiswa Keperawatan

Semester IV Dalam Meningkatkan Self Confidence Dalam Menghadapi

Objective Structured Clinical Examination (OSCE).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa dan Keluarga


Hasil penelitian ini agar dapat digunakan sebagai motivasi, dan
menumbuhkan sikap positif pada mahasiswa. Bagi keluarga agar
memberikan dukungan kepada mahasiswa.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan dapat memasukkan dalam materi pendidikan

keperawatan dan mengambangkan keilmuan terkait studi kualitatif

tentang Pengalaman Mahasiswa Keperawatan Semester IV Dalam

Meningkatkan Self Confidence Dalam Menghadapi Objective

Structured Clinical Examination (OSCE).

3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang Pengalaman Mahasiswa

Keperawatan Semester IV Dalam Meningkatkan Self Confidence

Dalam Menghadapi Objective Structured Clinical Examination

(OSCE).
DAFTAR PUSTAKA

Hakimzadeh, et,al. (2013). Factors Afecting the Teaching-learning in Nursing

Education. E-ISBN978-96711768---0-1.

Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.

Hasanah H. Hubungan antara adversity quotient dengan prestasi belajar siswa

SMUN 102 Jakarta Timur [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah; 2010.

McCoy JA, Merrick HW, editors. The Objective Structured Clinical

Examination. 2nd ed. Association for Surgical Education; 2001. p.9-84.

Nursalam & Efendi, F. (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika.

Omer, T. 2016. “Nursing Students Perseptions Of Satisfaction And Self

Confidence With Clinical Simulation Experience”.Journal of Education

and Practice Vol.7, No.5.

Park, M.Y. et, al. (2009). Simulation-PBL (Problem Based Learning): An

evaluation of the implementation of learning modules in the Korean

nursing context. In International Meeting on Simulation in Healthcare.

Lake Buena Vista, FL: Society for Simulation in Healthcare.

Safitri A. Hubungan antara kesabaran dengan stress menghadapi ujian pada

mahasiswa [Skripsi]. Pekanbaru: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial

Budaya Universitas Islam Indonesia; 2008. 7.

Stoltz GP. Adversity Quotient mengubah hambatan menjadi peluang. (alih

bahasa: Hermaya T). Edisi 7. Hardiwati Y, editor. Jakarta: Grasindo; 2007


Sufirmansyah. (2015). Pengaruh efikasi diri terhadap Prestasi belajar mahasiswa

Pascasarjana Prodi PAI STAIN Kediri Dengan motivasi sebagai variabel

Intervening. Didaktika Religia Volume 3 No. 2 .

Anda mungkin juga menyukai