Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DISKUSI KELOMPOK KOLABORASI

MINI CEX (MINI CLINICAL EXAMINATION)


TUGAS MATA KULIAH : PEMBELAJARAN KLINIK
DOSEN PENGAMPU : EVI RINATA, S.ST, M.Keb

Disusun Oleh

KELOMPOK 1 :

1. NELA AKHMALIA NIM : 221520100050


2. FITA DIAN LESTARI NIM : 221520100054
3. WISTRI CANDRA NIM : 221520100032

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
TA 2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia-
Nya, sehingga tugas pembuatan makalah mata kuliah Pembelajaran Klinik tentang “MINI CEX
(MINI CLINICAL EXAMINATION)” dapat terselesaikan sesuai batas waktu yang telah
ditetapkan.

Pembuatan makalah ini disusun sebagai salah satu tugas kami dalam menempuh
pembelajaran di semester ganjil ini. Didalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan
banyak terimakasih atas dukungan moral maupun materi kepada pihak-pihak yang terlibat
terutama kepada :

1. Ibu Evi Rinata, S.ST, M. Keb., selaku Dosen Pembina Mata Kuliah Pembelajaran Klinik

2. Anggota kelompok yang berperan aktif dalam penyusunan makalah ini


Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena dalam penyusunan kami masih
memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk bisa memperbaiki
kekurangan di makalah ini.

Sidoarjo, 02 Desember 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Penilaian keterampilan klinis memiliki peran yang sangat penting dalam Profesi Kesehatan Pendidikan.
Namun, persyaratan dasar reliabilitas dan validitas belum tercapai atau belum diperhatikan dengan baik. Salah
satu tantangan utama dalam penilaian keterampilan klinis bersifat spesifik untuk setiap kasus. Untuk
memaksimalkan pembelajaran, penilaian keterampilan klinis harus bersifat edukatif dan formatif (Yousuf, 2012).
Perubahan kurikulum dari kurikulum berdasarkan disiplin ilmu menjadi kurikulum berdasarkan kompetensi
juga membawa perubahan pada berbagai aspek termasuk strategi pembelajaran, metode pembelajaran, metode
penilaian, kualifikasi sumber daya manusia serta sarana dan prasarana Kompetensi adalah seperangkat tindakan
cerdas yang dibentuk oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.Kompeten adalah hal yang kontekstual yang
merefleksikan kemampuan seseorang untuk menerapkan pengetahuannya dalam stuasi khusus atau situasi yang
sesungguhnya. Untuk mengetahui kompeten atau tidaknya peserta didik, perlu dilakukan penilaian yang disebut
dengan student assessment (Iryani, 2012).
Evaluasi hasil belajar pada performa klinik atau lapangan perlu disusun dengan baik, berkelanjutan, dan
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menampilkan kemampuan professional yang optimal,
sehingga kompetensi yang harus dicapai setiap tahap atau tingkat dapat terpenuhi (Nursalam, 2011). Desain
sistem evaluasi hasil belajar mahasiswa harus konkruen dengan tujuan pendidikan dan disesuaikan dengan
kurikulum yang dipergunakan (Arikunto & Jabar, 2009). Evaluasi dikatakan baik bila menggunakan alat ukur
atau metode pengukuran yang tepat (Nursalam, 2011). Salah satu alat atau metode pengukuran yang tepat adalah
dengan menggunakan mini-CEX. Metode mini-CEX memberikan banyak kesempatan kepada mahasiswa untuk
mendapatkan berbagai macam pasien atau kasus yang diobservasi langsung oleh penguji (Kogan, J.R et al,
2003). Hal ini dapat meningkatkan pembelajaran mahasiswa serta mengembangkan profesionalitas mahasiswa
dalam melayani pasien.
Menurut WHO (2009), Mini-CEX adalah salah satu format penilaian pada professional kesehatan yang
digunakan untuk menentukan kompetensi mahasiswa. Mini-CEX pertama kali Sesuai dengan ranah yang
membentuk kompetensi, tujuan pembelajaran dibedakan dalam kelompok ranah yaitu pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Format penilaiannya juga dibedakan, karena tidak ada satu metode penilaian yang benar-benar bisa
menilai semuanya. Setiap metode penilaian memiliki kekurangan dan kelebihan (Iryani, 2012).

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN MINI CEX (MINI CLINICAL EXAMINATION)


Mini Cex (Mini Clinical Evaluation Exercise) adalah metode penilaian performa peserta didik pada
pendidikan tahap klinik baik kepaniteraan maupun residensi. Metode penilaian ini dirancang untuk menilai
keterampilan klinis esensial yang dibutuhkan dalam pelayanan klinik yang baik. Selain itu dalam metode ini
terdapat feedback untuk peserta didik yang dapat membantu mengarahkan peserta didik dalam proses
pembelajaran (Iryani, 2012).
Latihan evaluasi klinis mini (mini-CEX) adalah alat penilaian formatif yang dirancang untuk memberikan
umpan balik mengenai keterampilan yang penting untuk perawatan medis yang baik dengan mengamati
pertemuan klinis yang sebenarnya. Namun, keuntungan terbesar dari mini-CEX adalah umpan balik
terstruktur yang diberikan kepada mahasiswa dan juga dosen, sehingga membantu mereka membuat
keputusan yang lebih baik (Batra, 2022)
Mini-CEX adalah gambaran dokter/pasien berdurasi 10 hingga 20 menit interaksi. Hal ini dirancang untuk
menilai keterampilan klinis, sikap, dan perilaku siswa yang penting untuk memberikan perawatan berkualitas
tinggi (Batra, 2022).
Formulir mini-CEX merupakan skala penilaian sembilan poin dengan 1,2,3 tidak memuaskan, 4,5,6
memuaskan, dan 7,8,9 superior. Berdasarkan pengamatan, penilai menilai peserta pelatihan dalam hal
anamnesis, pemeriksaan fisik, penilaian dan sintesis klinis, kualitas humanistik, dan kompetensi klinis secara
keseluruhan. Jika, untuk kompetensi apa pun, penilai tidak dapat memberikan komentar, sebuah kotak
disediakan untuk "tidak cukup kontak untuk menilai" (Yousuf, 2012).

2.2 TUJUAN MINI CEX


1. Melihat kemampuan klinis (kemampuan berinteraksi dengan pasien, potensi dan perilaku)
2. Meningkatkan profesionalisme dan pengembangan diri
3. Memberikan masukan terkait dengan kemajuan dan pengembangan diri
2.3 PERAN PEMBIMBING DALAM MINI CEX
1. Memastikan pasien mengetahui
2. Mengawasi peserta
3. Melengkapi lembar penilaian
4. Memberikan Feedback segera
5. Diskusi rencana pendidikan

2.4 KELEBIHAN MINI CEX


1. Penilaian dalam berbagai pengaturan klinis
2. Durasi yang lebih pendek.
3. Peningkatan validitas dan reliabilitas konten
4. Evaluasi pasien terfokus yang lebih mewakili skenario kehidupan nyata

2.5 KELEMAHAN MINI CEX


1. Kurang tepat dalam menilai attitude walaupun ada item profesionalisme, sehingga ada institusi yang telah
mengembangkan Professional Mini Evaluation Exercise (P-mex).
2. Sangat tergantung pada jenis kasus yang ditemui pada saat melaksanakan kegiatan, jika kasus kurang,
maka kesempatan mahasiswa untuk menemui kasus yang variatif juga kurang.
3. Feedback yang diberikan. Waktu memberikan feedback terbatas karena hanya disediakan waktu 15-20
menit untuk setiap sesi mini cex.
4. Observasi berulang yang dilakukan untuk ujian formatif akan memberikan bias, jika penilai yang sama
terlibat dalam penilaian sumatif yang dapat membuat instrumen ini menjadi kurang reliabel.
5. Kurang holistik dibandingkan ujian long case

2.6 HAMBATAN MENGGUNAKAN MINI CEX


1. Kurangnya klien (pasien) menjadi hambatan dalam pelaksanaan mini clinical examination ini.
2. Selain masalah waktu pelaksanaan mini clinical Examination, adanya ketidak transparan dalam
pemberian nilai,dan hasil penilaianpada mahasiswa.

2.6 KOMPONEN PENILAIAN MINI CEX


Walaupun dalam sejarahnya, mini cex pertama kali digunakan dalam pendidikan spesialis, tapi dalam
perkembangannya mini cex juga dapat digunakan dalam pendidikan tahap klinik bagi peserta didik pada level
pendidikan yang lebih rendah misalnya pendidikan tahap klinik program pendidikan dokter (Kogan, 2003).
Penilaian mini cex dilaksanakan dengan menggunakan borang terstruktur yang meliputi tujuh kelompok
penilaian yaitu (Norici, 2003)
a. Anamnesis. Kemampuan untuk memfasilitasi pasien dalam menjelaskan keadaannya, menggunakan
pertanyaan yang sesuai untuk mendapatkan informasi yang adekuat dan memberikan respon verbal dan
nonverbal dengan tepat.
b. Pemeriksaan fisik. Kemampuan untuk melakukan pemeriksaan pasien sesuai dengan kasus pasien untuk
tujuan skrining atau diagnostik, menjelaskan pada pasien serta sensitif terhadap kenyamanan pasien.
c. Profesionalisme. Kemampuan untuk menunjukkan rasa hormat, kasih sayang, empati, membangun
kepercayaan pasien, memperhatikan kenyamanan pasien, rendah hati, menjaga kerahasiaan informasi.
Serta menyadari keterbatasan diri.
d. Clinical judgment. Kemampuan untuk menegakkan diagnosis yang tepat, memilih pemeriksaan
penunjang yang sesuai dan manajemen dengan memperhatikan keuntungan dan resikonya
e. Keterampilan konseling. Kemampuan untuk menjelaskan rasionalitas pemeriksaan atau pengobatan,
mendapatkan persetujuan pasien, melakukan edukasi atau konseling terkait penatalaksanaan pasien.
f. Organisasi atau efisiensi Kemampuan membuat prioritas dan ringkasan yang jelas

2.7 PROSES PENILAIAN MINI CEX


1. Persiapan (Preparation)

Dilakukan sebelum interaksi dengan pasien, untuk menilai tingkat kesiapan peserta didik, menetapkan dan
menyepakati aspek penilaian, serta persiapan pasien yang tepat

2. Pelaksanaan penilaian (patient encounter)


a. Peserta didik mengelola pasien sesuai target penilaian seperti kegiatan sehari-hari
b. Penilaian mengamati dengan sungguh-sungguh interaksi antara peserta dan pasien
c. Penilai mencatat kelebihan dan aspek-aspek yang harus ditingkatkan oleh peserta
d. Pemberian feedback
e. Peserta didik melakukan refleksi
f. Penilai menyampaikan kelebihan
g. Pesnilai dan peserta didikk merencanakan kegiatan untuk perbaikan.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kegiatan Yang Dilakukan Oleh Penilai/Pembimbing Klinik Dan Peserta Didik
1. Penilai
• Menilai kesiapan mahasiswa dan target
• Memilih pasien
• Meminta izin pada pasien
• Mengobservasi
• Melengkapi lembar penilaian
• Memberikan feedback
• Mendiskusikan rencana perbaikan
2. Peserta didik
• Meminta penilaian
• Dinilai beberapa kali sesuai ketentuan
• Mengumpulkan dan menjaga lembar penilaian
• Mendapatkan feedback
• Mendiskusikan rencana perbaikan.

3.2 Skenario Kasus


Kunjungan Nifas I (6 Jam)
Tgl masuk : 05-12-2023 (06:45 WIB)
Tgl pengkajian : 05-12-2023 (07:15 WIB)

Langkah I. Identifikasi Data Dasar


a. Identitas Istri/ Suami
Nama : Ny. “R”/Tn. “H”
Umur : 35 thn/ 38 thn
Agama : Islam/Islam
Pendidikan : SMA/SMA
Pekerjaan : IRT/ Swasta
Alamat : Sukodono
Lama menikah : ±9 tahun
b. Data Biologis/ Fisiologis
1) Keluhan utama : ibu mengatakan nyeri pada daerah jalan lahir
2) Keluhan yang menyertai : ibu merasakan nyeri pada perut bagian bawah
3) Riwayat keluhan utama
a) Mulai timbul:setelah proses persalinan tanggal 05 Desember 2023 pukul 08:30 WIB
b) Lokasi keluhan: pada daerah perineum
c) Sifat keluhan : nyeri ringan
d) Pengaruh keluhan terhadap fungsi tubuh: sedikit mengganggu
e) Usaha ibu untuk mengatasi keluhan yaitu dengan berbaring ditempat tidur
4) Riwayat obstetri
a) Riwayat Haid
(1) Menarche :±13 tahun
(2) Siklus :28- 30 hari
(3) Lamanya :4-5 hari
(4) Banyaknya : 2-3 kali perhari ganti pembalut
b) Riwayat persalianan terakhir
(1) Ibu mengatakan melahirkan tanggal 05 Desember 2023, pukul 08.30 wib.
(2) Ibu mengatakan melahirkan yang ketiga kalinya dan tidak pernah keguguran
(3) Aterm, cukup bulan
(4) Tempat persalinan: di RS Rahman Rahim
(5) Penolong: Bidan
(6) Jenis persalinan: spontan
(7) Apgar score: menit 1 / menit 5 : 6/8
(8) Jenis kelamin: laki-laki
(9) BBL/PBL: 3000 gr/ 48 cm
(10) Plasenta lahir lengkap pukul 17.35 wib
(11) TFU 2 jari di bawah pusat
(12) Kontraksi uterus baik, teraba keras
(13) Perdarahan: ±100 cc
(14) Ibu mengatakan ada pengeluaran darah di jalan lahir
(15) Terapi yang diberikan: amoxylin, vit C, Asam mefenamat
5) Riwayat ginekologi
Tidak ada riwayat penyakit tumor, kanker, infertilitas dan lain-lain
6) Riwayat KB
Ibu mengatakan menjadi aseptor KB sejak 3 tahun yang lalu. Ibu pernah menggunakan
jenis KB suntik 3 bulan. Alasan ibu berhenti menggunakan alat kontrasepsi ini adalah
ingin mempunyai keturunan.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum ibu : baik
b) Kesadaran : composmentis
c) Berat badan : 52 kg
d) Tinggi badan : 157 cm
e) Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/ menit
S : 37,5℃
RR : 20x/ menit
2) Pemeriksaan Head to toe
a) Abdomen
Tampak striae livide, dan linea nigra, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
teraba keras.
b) Vulva dan perineum
Tidak ada oedema, tampak pengeluaran lochea rubra. Tampak luka jahitan
perineum derajat I dan keadaan luka masih basah serta terdapat hecting.

Langkah II. Identifikasi Diagnosa


PIIIA0,post partum 6 jam, dengan masalah nyeri luka jahitan pada perineum
a) PIIIA0
DS : ibu mengatakan keempat kali melahirkan dan tidak pernah keguguran
DO : TFU teraba 2 jari dibawah pusat, tampak pengeluaran lochea rubra dan Tampak striae
albicans dan linea alba
b) Post partum 6 jam
DS :ibu mengatakan melahirkan tanggal 05-12-2023 jam 08:30 wib
DO :kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar, TFU 2 jari dibawah pusat, tanggal
pengkajian 05-12-2020 jam 14.45 wib
c) Nyeri luka jahita pada perineum
DS: Ibu mengatakan merasa nyeri luka pada daerah perineum
DO:Kontraksi uterus baik, ekspresi wajah meringis jika kesakitan, TFU 2 jari dibawah pusat,
luka jahitan perineum derajat I

Langkah III. Identifikasi Masalah/ Diagnosa Potensial


Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah
potensial.

Langkah IV. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/ Kolaborasi


Tidak ada data yang mendukung dilakukan tindakan
segera/kolaborasi

Langkah V. Rencana Asuhan


a. Tujuan
1) Keadaan umum baik
2) Post partum berlansung normal
3) Tidak terjadi infeksi
b. Kriteria keberhasilan
1) TTV dalam batas normal
2) Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar, TFU 2 jari dibawah pusat
3) Melakukan perawatan luka perineum dengan melaukan personal hygiene terutama
daerah genetalia

Langkah VI. Implementasi


1) Beritahu pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
2) Observasi keadaan umum ibu/TTV
3) Observasi pengeluaran lochea
4) Berikan health educatian pada ibu tentang perawatan perineum
5) Anjurkan ibu agar sering berkemih/ BAK
6) Anjurkan ibu untuk melakukan personal hygiene/ kebersihan diri
7) Lakukan pendokumentasian
3.3 Cheklist/Format Penilaian MINI CEX

MINI CLINICAL EVALUATION EXERCISE (MINI CEX)

Nama Penilai/DPJP : dr Brahma,Sp.Og Tanggal : 05/12/23


Masalah/Diagnosa Pasien : PIIIA0 post partum 6 jam, dengan masalah nyeri luka jahitan
pada perineum
Nama Pasien : Ny R J/K Pasien : Wanita
Umur Pasien : 35 Tahun Pasien Baru Pasien lama
Ruangan : Rawat Jalan :
V Rawat Inap :V
UGD :
Lain/ Sebutkan :
Tingkat Kesulitan : Rendah Sedang Tinggi
Fokus Kasus : Anamnesa Pemeriksaan Fisik
Diagnosa Terapi Konseling
TIDAK MEMUASKA
SUPERIOR
NO ASPEK YANG DIUJI MEMUASKAN N

Kemampuan Anamnesis v
1
( Tidak diobservasi)
Kemampuan pemeriksaan fisik v
2
( Tidak diobservasi)
Profesionalisme v
3
( Tidak diobservasi)
ClinicalJudgment/Mendiagnosis v
4
( Tidak diobservasi)
Keterampilan konseling v
5
( Tidak diobservasi)
Organisasi atau Efisiensi v
6
( Tidak diobservasi)
Penilaian secara Keseluruhan v
7
( Tidak diobservasi)

UMPAN BALIK KOMPETENSI KLINIK


Sudah Bagus Perlu Perbaikan
v
Action Plan Yang Disetujui Bersama :

CATATAN :
1. Waktu Mini CEX :
a. Observasi : 30 Menit
b. Memberikan umpan Balik : 10 Menit
2. Kepuasan Penilai Terhadap MINI CEX :
a. Kurang sekali
b. Kurang
c. Cukup
d. Baik v
e. Sangat Baik
3. Kepuasan Residen terhadap MINI CEX :
a. Kurang sekali
b. Kurang
c. Cukup
d. Baik v
e. Sangat Baik
4. Komentar :
a. “Anda memiliki kemampuan yang baik dalam mengumpulkan informasi dari pasien
dan melakukan pemeriksaan fisik. Pastikan untuk terus memperhatikan detail dan
memperdalam pemahaman tentang manajemen luka.”
b. “Komunikasi Anda dengan pasien sangat baik. Pertahankan sikap empati dan
profesionalisme.”
c. “Anda dapat lebih memperhatikan tanda-tanda infeksi dan mempertimbangkan
manajemen nyeri secara lebih komprehensif.

Tanda Tangan Penilai/DPJP Tanda Tangan Residen

(...................................................) (...................................................)

Tanda Tangan Yang Dinilai

(...................................................)

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Mini-CEX terbukti merupakan strategi penilaian yang valid dan dapat diandalkan untuk kompetensi klinis.
Mini cex adalah salah satu metode student assesment yang cukup efektif dalam menilai performa mahasiswa
pada level “does”. Metode ini memiliki beberapa kelebihan seperti validitas dan reabilitas yang baik,
mahasiswa mendapatkan feedback dari beberapa asesor untuk memperbaiki performanya, memberikan
kesempatan yang banyak pada mahasiswa untuk menunjukkan performanya pada berbagai kasus dan setting.
Dengan demikian memungkinkan mini-CEX sebagai Latihan dalam pembelajaran yang lebih baik.

4.2 SARAN

 Penggunaan instrumen penilaian perlu dikombinasi dengan yang lain seperti P-mex, OSCE, dll.

DAFTAR PUSTAKA

Batra P, Batra R, Verma N, Bokariya P, Garg S, Yadav S. Mini clinical evaluation exercise (Mini-CEX): A tool
for assessment of residents in department of surgery. J Educ Health Promot. 2022 Aug 25;11:253. doi:
10.4103/jehp.jehp_1600_21. PMID: 36325223; PMCID: PMC9621368.
Iryani, D. (2012). Mini Cex : Metode Penilaian Performa Pada Pendidikan Tahap Klinik. Majalah Kedokteran
Andalas, 36(1), 23. https://doi.org/10.22338/mka.v36.i1.p23-28.2012
Yousuf, N. (2012). Mini clinical evaluation exercise: validity and feasibility evidences in literature. Education in
Medicine Journal, 4(1). https://doi.org/10.5959/eimj.v4i1.8

Anda mungkin juga menyukai