Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian
Pembelajaran klinik merupakan salah satu metode mendidik peserta didik di klinik
yang memungkinkan pendidikan memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai
dengan objektif (tujuan), dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka
konsep pembelajaran (Nursalam, 2002). Menurut Schweek ang Gebbie, praktik klinik
merupakan “the heart of the total curriculum plan”. Pendapat ini menunjukkan bahwa
unsur penting dalam pendidikan dalam kesehatan adalah bagaimana proses pembelajaran
di klinik. Proses pembelajaran dipengaruhi oleh mahasiswa dan dosen. (Nurhidayah, 2011)
Pembelajaran klinik merupakan suatu cara dalam bimbingan klinik yang memakai
role model sebagai cara untuk mendukung pembelajaran dan perkembangan profesional
keperawatan dan untuk mendukung kualitas lingkungan praktek. Pendekatan yang
dilakukan dalam pembelajaran klinik ini adalah pendekatan hubungan satu-satu, belajar
mandiri, memberikan lingkungan yang aman sebagai refleksi dan berfikir kritis, pemberian
nasihat, konseling, bimbingan, memberikan kekuatan dan umpan balik yang konstruktif.
Bagaimanapun juga pembelajaran klinik digunakan khusus dalam proses formal yaitu
dalam membantu praktisi pemula untuk memperoleh kompetensi praktek awal melalui
supervisi langsung melalui waktu yang pendek (CNA, 2004).
Menurut Nurse Midwifery Council, 2009, pembelajaran klinik adalah suatu periode
untuk membimbing dan memotivasi semua praktisi baru yang memenuhi persyaratan untuk
melewati perubahan peran dari mahasiswa untuk mengembangkan kualitas praktek mereka
lebih lanjut. Sehingga mahasiswa akan lebih percaya diri dengan lingkungan barunya,
dalam peran barunya sebagai perawat. Hal itu dikarenakan mahasiswa 8 merasa dipacu
untuk mencapai kompetensi yang membantu perannya (Keen, 2009)
Pembelajaran klinik merupakan suatu bentuk belajar professional yang menyokong
terjadinya belajar yang berfokus pada pasien dan situasi yang nyata yaitu interaksi antara
pengajar, peserta didik, dan pasien. Sedangkan menurut Swheer, metode pembelajaran
klinik adalah suatu sarana yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menerapkan pengetahuan teori ke dalam pembelajaran dengan menerapkan beberapa
ketrampilan intelektual dan psikomotor yang diperlukan untuk memberikan asuhan yang
berkualitas pada pasien.

2.2. Tujuan Pembelajaran Klinik


Adapun tujuan diberlakukannya pembelajaran klinik adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemahaman peserta didik tentang ilmu pengetahuan dan masalah
keperawatan.
2. Menumbuhkan dan membina sikap serta ketrampilan professional sebagai perawat.
3. Mengadakan adaptasi atau penyesuaian profesional di lingkungan di mana mereka
kelak akan bekerja.
Pengalaman belajar lapangan dan pengalaman belajar klinik bukan berarti
mempekerjakan mahasiswa di Rumah Sakit atau lapangan. Akan tetapi, pada pembelajaran
klinik akan menjadikannya sebagai pengalaman belajar sebagai bagian dari proses
pendidikan. Pengalaman tersebut antara lain mahasiswa akan berhadapan dengan pasien
dan penyakitnya langsung, memberikan tindakan kebidanan dan melaporkan hasil kelolaan
kasus kepada pembimbing klinik. Hal ini merupakan rutinitas sehari-hari saat praktek
klinik.

2.3. Sasaran Pembelajaran Klinik

2.4. Prinsip Bimbingan Klinik

2.5. Kompetensi Pembimbing Klinik

2.6. Kriteria Pembimbing Klinik


2.7. Peran Pembimbing Klinik
2.8. Fungsi Pembimbing Klinik

Anda mungkin juga menyukai