Anda di halaman 1dari 7

RESUME ETIKA KEILMUAN

MATA KULIAH FILSAFAT ILMU


Dosen Pengampu Nurul Azizah , S.Keb. Bd., M.Sc

Disusun Oleh :
Naziyah Cahya Pratiwi
221520100014

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2022
1|Page
RESUME
 ETIKA KEILMUAN

Secara etimologis etika berasal dari kata ethos yang berarti adat, kebiasaan atau
susila. Dalam filsafat etika membicarakan tentang tingkah laku atau perbuatan manusia dalam
kaitan antara baik dan buruk. Baik dan buruk adalah suatu penilaian atas apa yang bisa dilihat
dan dirasakan seperti perbuatan dan tingkah laku. Sedangkan untuk hal-hal yang menyangkut
aspek motif atau watak, sulit dinilai. Arti dari keilmuan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa etika keilmuan adalah
kebiasaan atau perbuatan manusia yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Secara garis
besar ada dua macam etika yaitu etika deskriptif dan etika normatif.

Etika deskriptif hanya bersifat menggambarkan, melukiskan dan menceritakan


sesuatu seperti apa adanya tanpa memberikan penilaian atau pedoman tentang bagaimana
seharusnya bertindak. Sedangkan etika Normatif memberikan penilaian baik dan buruk juga
memberikan pedoman mana yang harus diperbuat dan yang tidak.

Etika normatif itu tidak deskriptif melainkan preskriptf(memerintahkan), tidak


melukiskan melainkan menentukan benar tidaknya tingkah lakun atauanggapan moral. Pada
akhirnya argumentasi-argumentasi itu bertumpu pada norma-normaatau prinsip atis yang
dianggap tidak dapat ditawar-tawar.
Dalam kehidupan masyarakat kita juga mengenal etika pribadi dan etika sosial. Untuk
mengetahui etika pribadi dan etika sosial, perhatikan contoh berikut,
1. Etika pribadi. Misalnya seseorang yang berhasil di bidang usaha (wiraswasta)
danmenjadi seseorang yang kaya raya (jutawan). Ia mempergunakan kekayaannya
untuk keperluan hal-hal yang tidak terpuji di mata masyarakat (mabuk-mabukan,suka
mengganggu ketentraman keluarga orang lain).
2. Etika sosial. Seorang pejabat pemerintah (negara) dipercaya untuk
mengelolakeungan negara. Uang milik negara berasal dari rakyat dan untuk rakyat.
Pejabattersebut ternyata melakukan penggelapan uang negara untuk kepentingan
pribadinya, dan tidak dapat mempertanggungjawabkan uang yang dipakainya
itukepada pemerintah.

2|Page
 MORAL
Moral berasal dari bahasan latin,mos (jamaknya mores), yang berarti adap ataucara
hidup. Etika dan moral sama maknanya, tetapi dalam pemakaiannya sehari-hari adasedikit
perbedaan. Moral dipakai untuk perbuatan yang sedang dimulai, sedangkan etikadipakai
untuk pengkajian sistem nilai yang ada. Menurut Sudarsono(2001) istilah etika, moral dan
akhlak sama.
Moral juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
1. Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu
pengejawantahan dari pancaran Ilahi dan juga disebut hati nurani.
2. Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran berbagai ajaran
filosofit,agama, adat yang menguasai pemutaran manusia

 SIKAP ILMUAN
Seorang ilmuan harus memiliki sikap ilmiah untuk menyelesaikan masalah ,Antara lain :
1. Seorang ilmuan harus bersikap selektif terhadap segala informasi dan realita
2. Seorang imuwan sangat menghargai terhadap segala pendapat yang dikemukakan
oleh orang lain, oleh para ilmuwan lainnya, memiliki keyakinan yang kuat terhadap
kenyataan maupun terhadap alat indera serta budi, adanya sikap yang positif terhadap
setiap pendapat atau teori terdahulu telah memberikan inspirasi bagi terlaksananya
penelitian dan pengamatan lebih lanjut.
3. Selain adanya sikap positif, seorang ilmuwan juga memiliki rasa tidak puas terhadap
penelitian yang telah dilakukan sehingga dia terdorong untuk terus melakukan riset
atau penelitian.
4. Seorang ilmuwan harus memiliki akhlak atau sikap etis yang selalu berkehendak
untuk mengembangkan ilmu untuk kebahagiaan manusia, lebih khusus untuk
pembangunan bangsa dan negara. Akhlak dan sikap etis dalam mengembangkan ilmu
untuk memiliki sopan santun ilmiah yaitu dengan berhati-hati dalam mengeluarkan
pendapat, dan kalau ternyata dia salah maka harus segera menyadari dan
mengklarifikasi kesalahan tersebut. Akhlak dan etis ini bias juga meliputi tanggung
jawab ilmuwan seperti objektif, sikap skeptif, kesabaran intelektual,
kesederhanaan,tidak ada rasa pamrih, dan bersikap selektif.

3|Page
 HUBUNGAN ETIKA DENGAN ILMU PENGETAHUAN
Pengembangan ilmu yang tidak disertai etika dan moral akan menghancurkan
kehidupan umat manusia. Dalam Soetriono dan Hanafie (2007:129), menyebutkan
bahwa terdapat duakelompok sikap mengenai hubungan antara ilmu dengan moral.
Pertama, kelompok yang masih tetap menghendaki agar ilmu bebas nilai dengan
istilah netral terhadap nilai. Mereka hanya berurusan dengan penemuan ilmuwan saja,
sedangkan penggunaannya terserah pada yang akan menggunakannya. apakah untuk
tujuan yang baik atau tujuan yang buruk. Ilmu pengetahuan tanpa didasari dengan
etika maka tidak akan terarah dengan baik dan tidak akan menghasilkan manfaat.

 PARADIGMA ILMU BEBAS NILAI

Ilmu bebas nilai dalam bahasa Inggris sering disebut dengan value free,  yang
menyatakan bahwa ilmu dan teknologi adalah bersifat otonom. Ilmu secara otonom
tidak memiliki keterkaitan sama seklai dengan nilai. Bebas nilai berarti semua
kegiatan terkait dengan penyelidikan ilmiah harus disandarkan pada hakikat ilmu itu
sendiri. Ilmu menolak campur tangan faktor eksternal yang tidak secara hakiki
menentukan ilmu itu sendiri.
Josep Situmorang menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada 3 faktor
sebagai indikator bahwa ilmu itu bebas nilai, yaitu:
a) Ilmu harus bebas dari pengendalian-pengendalian nilai. Maksudnya adalah bahwa
ilmu harus bebas dari pengaruh eksternal seperti faktor ideologis, religious,
cultural, dan social.
b) Diperlukan adanya kebebasan usaha ilmiah agar otonom ilmu terjamin. Kebebasan
di sisni menyangkut kemungkinan yang tersedia dan penentuan diri.
c) Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering dituding
menghambat kemajuan ilmu, karena nilai etis sendiri itu bersifat universal.
Dalam pandangan ilmu yang bebas nilai, eksplorasi alam tanpa batas dapat
dibenarkan, karena hal tersebut untuk kepentingan ilmu itu sendiri, yang terkdang hal
tersebut dapat merugikan lingkungan. Contoh untuk hal ini adalah teknologi air
condition, yang ternyata berpengaruh pada pemansan global dan lubang ozon semakin
melebar, tetapi ilmu pembuatan alat pendingin ruangan ini semata untuk
pengembangan teknologi itu dengan tanpa memperdulikan dampak yang ditimbulakan
pada lingkungan sekitar. Setidaknya, ada problem nilai ekologis dalam ilmu tersebut,
tetapi ilmu bebas nilai menganggap nilai ekologis tersebut menghambat
perkembangan ilmu.

4|Page
 PARADIGMA ILMU TIDAK BEBAS NILAI
Ilmu yang tidak bebas nilai (value bond) memandang bahwa ilmu itu selalu
terikat dengan nilai dan harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai.
Perkembangan nilai tidak lepas dari dari nilai-nilai ekonomis, sosial, religius, dan
nilai-nilai yang lainnya. Menurut salah satu filsof yang mengerti teori value
bond, yaitu Jurgen Habermas berpendapat bahwa ilmu, sekalipun ilmu alam tidak
mungkin bebas nilai, karena setiap ilmu selau ada kepentingan-kepentingan. Dia juga
membedakan ilmu menjadi 3 macam, sesuai kepentingan-kepentingan masing-
masing;
a) Pengetahuan yang pertama, berupa ilmu-ilmu alam yang bekerja secara
empiris-analitis. Ilmu ini menyelidiki gejala-gejala alam secara empiris dan
menyajikan hasil penyelidikan untuk kepentingan-kepentingan manusia. Dari
ilmu ini pula disusun teori-teori yang ilmiah agar dapat diturunkan
pengetahuan-pengetahuan terapan yang besifat teknis. Pengetahuan teknis ini
menghasilkan teknologi sebagai upaya manusia untuk mengelola dunia atau
alamnya.
b) Pengetahuan yang kedua, berlawanan dengan pengetahuana yang pertama,
karena tidak menyelidiki sesuatu dan tidak menghasilkan sesuatu, melainkan
memahami manusia sebagai sesamanya, memperlancar hubungan sosial.
Aspek kemasyarakatan yang dibicarakan adalah hubungan sosial atau
interaksi, sedangkan kepentingan yang dikejar oleh pengetahuana ini adalah
pemahaman makna.
c)  Pengetahuan yang ketiga, teori kritis. Yaitu membongkar penindasan dan
mendewasakan manusia pada otonomi dirinya sendiri. Sadar diri amat
dipentingkan disini. Aspek sosial yang mendasarinya adalah dominasi
kekuasaan dan kepentingan yang dikejar adalah pembebasan atau emansipasi
manusia.
Ilmu yang tidak bebas nilai ini memandang bahwa ilmu itu selalu terkait
dengan nilai dan harus di kembangkan dengan mempertimbangkan nilai. Ilmu jelas
tidak mungkin bisa terlepas dari nilai-nilai kepentingan-kepentingan baik politik,
ekonomi, sosial, keagamaan, lingkungan dan sebagainya.

 ETIKA , MORAL DAN AKHLAK DALAM ISLAM


Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu
masyarakattertentu. Etika Lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu
yang menjadistandar baik dan buruk adalah akal manusia (Rahmat Djatnika,
1992:26).

5|Page
Sementara kata "akhlak" merupakan bentuk jamak dari kata khuluk secara
etimologis artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi'at. Sedangkan secara
terminologis akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara
yang terbaik dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.
Dalam definisi yang agak panjang Ahmad Amin menjelaskan bahwa akhlak
adalah ilmuyang menjelaskan baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh sebagian manusia kepada yang lainnya, menyatakan tujuan yang harus
dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukan jalan untuk melakukan
apa yang harus diperbuat.
Moral secara lugawi berasal dari bahasa latin "mores" kata jamak dari kata
"mos" yang berarti adat kebiasaaan, susila. Yang dimaksud adat kebiasaan dalam hal
ini adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide umum yang diterima oleh
masyarakat, mana yang baikdan wajar. Jadi bisa dikaitkan moral adalah perilaku yang
sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan yang oleh umum diterima meliputi kesatuan
sosial atau lingkungan tertentu.

 CONTOH AKHLAK MULIA


a) Berbakti kepada orang tua
b) Membantu sesama manusia
c) Berbagi
d) Jujur
e) Amanah
f) Rendah hati

 CONTOH AKHLAK TERCELA


a) Durhaka
b) Sombong
c) Mencuri
d) Riya’

6|Page
DAFTAR PUSTAKA

Jujun S. Suriassumantri,(2009). Filsafat Ilmu sebuah pengantar populer, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Zahrudin AR, (2004). Pengantar Ilmu Akhlak, Jakarta.PT Raja Grafindo Pustaka.
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/teologia/article/view/346
https://www.kainsutera.com/remaja/pengertian-etika-keilmuan-dan-disiplin-kehidupan.html
Daud Ali, (2002), Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Raja Grafindo Persada
Djatnika, Rahmat.(1996). Sistem Ethika Islami, Jakarta: Pustaka Panjimas.

Anda mungkin juga menyukai