Metode Pembelajaran dan evaluasi yang diterapkan harus memperlihatkan keunikan pendidikan sarjana
akademik dan profesi
1.1 METODE PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler dilakukan secara sistematis dan terstruktur melalui
berbagai mata kuliah dan dengan beban ngajar yang terukur. Proses pembelajaran ini diharapkan
menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah dan stase
yang berfokus pada mahasiwa sebagai pembelajar aktif untuk mencapai kemampuan tertentu yang
telah ditetapkan.
Proses pembelajaran dapat dilakukan dikelas, laboratorium dan klinik. Metode pembelajaran teori
di program sarjana akademik dapat berupa kuliah tatap muka/ceramah, seminar, problem based
learning, tutorial (individu/kelompok), small group discussion, diskusi kelompok, studi kasus/case
study, penugasan individu terstruktur, pembelajaran berbasis proyek/project based learning dan
belajar mandiri. Metode pembelajaran praktikum di program sarjana akademik dapat berupa
praktikum di laboratorium, role play dan simulasi, praktek klinik, clinical visit dan observasi, serta
reflective learning dan reflective practice atau metode pembelajaran lain yang dapat secara efektif
memfasilitasi pemenuhan capaian kompetensi lulusan. Metode pembelajaran di tahap profesi
berupa praktik klinik,, pembelajaran refleksi dan laporan kasus. Kegiatan belajar mengajar
mengutamakan model pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (Student Centred Learning)
yang dapat dipilih dari beberapa bentuk berikut: perkuliahan, tutorial dan penugasan individu
terstruktur, seminar, belajar mandiri, PBL, simulated skill sesion, debat, demonstrasi, tutorial
kelompok, dan kunjungan klinik. Dalam mencapai proses belajar tersebut maka diperlukan suatu
kerangka proses belajar yang melibatkan banyak proses dan komponen penting di tingkat institusi
pendidikan dan wahana praktik.
a. PBL (Problem Based Learning)
b. CBL (Case Based Learning)
c. Reflektif
d. Learning
e. Tutorial
f. Diskusi Pleno (Dalam Tutorial)
g. Kuliah Pengantar
h. Small Group Discussion
i. Project Based Learning
j. Simulasi
k. Praktikum
l. Praktek Klinik
m. Belajar Mandiri
1.4 OSCE
Metode OSCE akan digunakan untuk evaluasi di setiap akhir siklus. OSCE merupakan metode
penilaian untuk menilai kompetensi klinik yang menggunakan beberapa stasi. Setiap peserta ujian
akan melalui semua stasi yang sama dengan cara berpindah dari satu stasi ke stasi berikutnya sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Kompetensi klinik yang dapat diujikan antara lain:
ketrampilan anamnesis, pemeriksaan fisik, ketrampilan prosedural, ketrampilan diagnosis,
ketrampilan interpretasi hasil pemeriksaan dan edukasi. Instrumen penilaian yang digunakan pada
metode ini adalah rubrik. Hasil penilaian disetiap stase menggunakan dengan rentang angka 0-100.
Nilai kelulusan di setiap unit kompetensi minimal 70 (Bobot B) dengan proporsi tidak kurang dari
80% dari total stase yang diujikan. Peserta yang dinyatakan tidak memenuhi syarat minimal
kelulusan, antara 60% sampai dengan kurang dari 80% dari seluruh stase yang diujikan, akan
diputuskan lewat rapat panitia penguji.
1.5 OSLER (objective structured long examination)
Merupakan suatu penilaian untuk menguji kemampuan mahasiswa berdasarkan satu kasus. Kasus
ditentukan oleh CI. Jika mahasiswa ada kesalahan, maka akan langsung di back up. Setelah selesai
pemeriksaan pasien, ada sesi tanya jawab kasus dan feed back kepada mahasiswa.
Metode Penilaian :
a) Ujian Tahap profesi Bidan di tiap-tiap ruangan kebidanan dilakukan selama proses pendidikan
(stase) dan Ujian Akhir pada waktu yang sudah ditentukan dalam siklus yang di koordinir oleh
koordinator profesi
Tabel
Komponen Penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
1 Penilaian Proses 50 %
Sikap (F2 dan F7) 10 %
Ketrampilan klinik (F3) dan (F5) 20 %
Tugas (F1 dan F4) 20 %
2 Penilaian Ujian Akhir Stase 50 %
TOTAL NILAI 100 %
Catatan : Proporsi total nilai per mata kuliah disesuaikan dengan jumlah SKS stase dalam mata kuliah
TABEL
BOBOT PENILAIAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
NILAI LAMBANG BOBOT TINGKAT KETERANGAN
ABSOLUT PENGUASAAN
%
3,75-4.00 A ≥ 80,50 >80 LULUS
3,25-3,74 B+ 75,50-80,49 >75-80 LULUS
2,75-3,24 B 69,50-74,49 >70-75 LULUS
2,70-2,74 C+ 60,50-69,49 >65-70 TIDAK LULUS
1,75-2,24 C 55,50-60,49 >60-65 TIDAK LULUS
0,75-1,24 D 50,99-55,49 >55-60 TIDAK LULUS
<0,75 E <50,99 <55 TIDAK LULUS