Anda di halaman 1dari 10

A.

Keselamatan Pasien

Keselamatan Pasien (KP) adalah suatu sistem dimana rumah sakit


membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. Pada prinsipnya keselamatan pasien bukan
berarti harus tidak ada risiko sama sekali agar semua tindakan medis dapat
dilakukan. Gerakan keselamatan pasien merupakan organisasi, dimana bertujuan
untuk menghindari kesalahan, pada prinsipnya pengobatan pasien sesuatu yang
harus dipertanggungjawabkan oleh pimpinan pengobatan.

Menurut Healy. J and Dugdale, 2009 dalam masa 10 tahun terakhir ini,
perhatian dunia terhadap pentingnya peranan keselamatan pasien meningkat
terhadap bagaimana strategi serta cara dan kegiatan untuk menciptakan
keselamatan bagi pasien di rumah sakit. Beberapa faktor yang mempengaruhi
terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatanpasien adalah faktor
organisasi seperti iklim keselamatan dan moral, faktor lingkungan kerja seperti
susunan kepegawaian dan dukungan manajerial, faktor tim, seperti kerjatimdan
supervisi dan faktor staf.

B. Karakteristik Responden

Karakteristik responden digunakan untuk mengetahui keragaman dari responden


berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan dan penghasilan per bulan. Hal tersebut
diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kondisi dari
responden dan kaitannya dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut.

C. Pengertian Pembimbing Klinik Keperawatan

Hidayat (2007), menyatakan pembimbing klinik keperawatan adalah


pembimbing atau guru perawat (nurse teacher). Kegiatan pembelajaran klinik
merupakan suatu bentuk kegiatan belajar mengajar dalam konteks pelayanan
nyata. Maksudnya mahasiswa belajar memberikan pelayanan kepada pasien yang
membutuhkan pelayanan kesehatan tersebut. Mahasiswa belajar bekerja sesuai
dengan standar pelayanan profesi keperawatan. Selama proses pembelajaran
klinik keperawatan terjadi proses interaksi antara pembimbing klinik, mahasiswa,
dan pasien. Ketiga komponen ini akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran praktek klinik keperawatan. Pembimbing klinik merupakan tenaga
perawat yang ditunjuk atau diangkat oleh instansi yang digunakan sebagai lahan
praktek. Pembimbing klinik adalah seorang yang diangkat dan diberikan tugas
oleh institusi pelayanan atau pendidikan kesehatan untuk memberikan bimbingan
kepada mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran praktek klinik
di rumah sakit (Akbar, 2006). Hal ini sesuai dengan pendapat. Membimbing
adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari
pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian diri dalam
pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam
mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungan (Asyahadi, 2004).

D. Tugas Pembimbing Klinik Keperawatan

Pusdiknakes (2004) dalam Martono (2009), menetapkan tugas yang dapat


dikerjakan pembimbing klinik dalam rangka kegiatan pembelajaran praktek klinik
yaitu :

1. Merumuskan tujuan pembelajaran praktek klinik

2. Menentukan indikator pencapaian target kompetensi praktek

3. Mengidentifikasi tempat praktek klinik

4. Mengidentifikasi dan menentukan peralatan atau sumber yang diperlukan


selama pembelajaran praktek klinik

5. Memfasilitasi mahasiswa memperoleh target kompetensi dan alat-alat yang


digunakan

6. Memecahkan masalah belajar praktek

7. Membangkitkan dan mendorong semangat mahasiswa selama mengikuti


pembelajaran praktek klinik dan menghargai kerja mahasiswa

8. Memberikan contoh pelayanan keperawatan terhadap pasien secara nyata


kepada mahasiswa
9. Melakukan penilaian kepada mahasiswa yang mengikuti pembelajaran praktek
klinik

10. Membuat laporan pembelajaran praktek klinik.

E. Peran Pembimbing Klinik Keperawatan

Berdasarkan Pedoman Bimbingan Mahasiswa Keperawatan/Kebidanan


RSUP Sanglah Denpasar (2010), peran pembimbing klinik yaitu sebagai
narasumber, perencana, fasilitator, motivator, role model, demonstrator, evaluator
dan change agent.

Peran dalam bidang dunia keperawatan merupakan cara untuk menyatakan


dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan, penelitian
dan dapat mengembangkan asuhan keperawatan dalam membina kerjasama dari
tenaga kesehatan lainnya serta dapat memenuhi kebutuhan pasien dalam
melakukan tindakan. Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan dari
seseorang dalam kaitannya dengan statusnya dalam masyarakat (Asmadi, 2008).
Secara umum Peran dan fungsi Pembimbing klinik menurut Asmadi (2008), yaitu:
1. Sebagai educator (guru/pendidik) Sebagai pendidik, perawat berperan dalam
mendidik Memberi pendidikan dan pemahaman kepada mahasiswa dalam bentuk
desiminasi ilmu kepada peserta didik keperawatan. Biasanya dalam ruang perawat
dikenal dengan pembimbing klinik yang berperan dalam memberikan pendidikan
kepada para mahasiswa keperawatan yang sedang menjalankan praktek
keperawatannya di RS / Puskesmas.

2. Sebagai care giver (pemberi asuhan keperawatan) Sebagai pelaku/pemberi


asuhan keperawatan, perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan secara
langsung dan tidak langsung kepada klien, menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi: melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan
data dan informasi yang benar, menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan
hasil analisis data, merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi
masalah yang muncul dan membuat langkah/cara pemecahan masalah,
melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ada dan
melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilakukan.

3. Sebagai Role Model Perawat sebagai pembimbing klinik harus dapat


memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat
ditiru dan di contoh oleh masyarakat. Selain itu perawat juga dapat memberikan
contoh yang baik kepada peserta didik atau mahasiswa tentang bagaimana cara
bertingkah laku maupun dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai
dengan standar.

Menurut Soeratri (2013), peran seorang pembimbing klinik keperawatan


sebagai educator dalam praktek klinik keperawatan dibagi menjadi 4 yaitu:

1. Sumber informasi

Sebagai sumber informasi seorang pembimbing klinik keperawatan harus


memiliki pengetahuan/keterampilan/pengalaman lebih banyak dalam hal praktek
klinik keperawatan dibandingkan mahasiswa. Selain itu pembimbing klinik
keperawatan juga dapat dijadikan sumber informasi yang dapat dihandalkan yang
diperkaya dengan modul-modul seperti SAK sebagai acuan membimbing
mahasiswa.

2. Sebagai motivator

Sebagai pembimbing klinik keperawatan sebaiknya dapat menjadi motivator bagi


mahasiswanya dengan menggunakan pendeketan ARDS yaitu attention
(memberikan perhatian kepada mahasiswa), relevance (memiliki keterkaitan
antara ilmu dengan motivasi), convidence (memiliki rasa percaya diri),
satisfaction (ilmu yang diberikan kepada mahasiswa dapat menimbulkan rasa puas
bagi seorang clinical instructor).

3. Sebagai Fasilitator

Sebagai seorang pembimbing klinik keperawatan diharapkan tidak hanya


mengajar mahasiswa tetapi mampu memfasilitasi mahasiswa untuk mencapai
target kompetensi yang ditetapkan.
4. Sebagai Evaluator

Pembimbing klinik keperawatan diharapkan mampu mengevaluasi apakah yang


dicapai mahasiswa telah sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan. Pembimbing
klinik keperawatan juga harus mampu merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasil belajar mahasiswa dan mengevaluasi proses belajar mengajar.

F. Faktor yang Mempengaruhi Peran Pembimbing Klinik Keperawatan

Peran dipengaruhi oleh berbagai faktor dibawah ini yang terkait dengan
pengetahuan yang harus dimiliki sebagai sumber peran. Faktor tersebut terdiri dari
faktor internal dan eksternal, yaitu:

1. Faktor Internal

a. Pendidikan.

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap
sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin
tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang memperoleh informasi pula
mereka menerima informasi, dan pada akhimya makin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan
nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan


pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

c. Umur

Umur dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek
fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada
empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya
ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi
organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang
dan dewasa.
d. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada
akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

f. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam


berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang
baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap
obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat
mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula
membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

2. Faktor Eksternal

a. Kebudayaan

Lingkungan sekitar, kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai


pengaruh besar terhadap pembentukkan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah
mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin
masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukkan sikap
pribadi atau sikap seseorang.

b. Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang


memperoleh pengetahuan yang baru (Hannie, 2007).

G. Tugas Pembimbing Klinik Keperawatan Berdasarkan Pedoman


Bimbingan

Mahasiswa Keperawatan/Kebidanan RSUP Sanglah Denpasar (2010), tugas


seorang pembimbing klinik yaitu:

1. Melakukan orientasi ruangan, pasien, alat, tata tertib, SOP dan hal lain sesuai
dengan kondisi ruangan
2. Membagi mahasiswa sesuai dengan target kompetensi dan situasi ruangan

3. Bersama CT membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan


oleh mahasiswa dan melakukan evaluasi

4. Menandatangani pencapaian target kompetensi mahasiswa

H. Kompetensi Pembimbing Klinik Keperawatan

Menurut Soeratri (2013), seorang pembimbing klinik keperawatan harus


mempunyai 4 kompetensi, yaitu:

1. Kompetensi profesional Seorang pembimbing klinik keperawatan harus ahli


dibidangnya dengan kriteria, yaitu berpendidikan formal tertentu, pernah
mengikuti pelatihan tertentu dalam jenis dan jumlah yang ditetapkan dan memiliki
pengalaman dalam bidang tertentu (linier) dalam kurun waktu tertentu.
Kompetensi yang harus dimiliki yaitu menguasai materi keilmuan, merencanakan
melaksanakan dan melakukan penelitian.

2. Kompetensi pedagogic

Pembimbing klinik keperawatan harus mempunyai kemampuan merancang


kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi
kegiatan pembelajaran, mengelola kelas, serta memanfaatkan hasil penelitian
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Kompetensi kepribadian

Pembimbing klinik keperawatan harus memiliki nilai, komitmen, etika profesional


yang mempengaruhi perilaku terhadap sejawat, mahasiswa dan karyawan lainnya.
Sub kompetensi yang harus dimiliki yaitu empati, berpandangan positif, genuine
(bersikap wajar dan terbuka) serta berorientasi pada tujuan.

4. Kompetensi sosial

Pembimbing klinik keperawatan memiliki kemampuan melakukan hubungan


sosial dengan semua pihak untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sub
kompetensi yang harus dimiliki, yaitu menghargai keragaman budaya, menyajikan
pendapat, menghargai pendapat orang lain dan membangun suasana kelas.
I. Kriteria Pembimbing Klinik Keperawatan

Pembimbing klinik diharapkan memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut


(Hidebrand, 1971 dalam Asyahadi, 2004):

1. Profesional dalam keterampilan yang diajarkan

2. Mendorong mahasiswa untuk mempelajari keterampilan baru

3. Meningkatkan komunikasi yang terbuka (2 arah)

4. Memberikan umpan balik segera

5. Mengatur stress para mahasiswa

6. Memusatkan pada keberhasilan mahasiswa bukan pada kegagalan

7. Sabar dan mendukung

8. Memberi penghargaan dan dukungan positif

9. Memperbaiki kesalahan mahasiswa tapi tetap mempertahankan rasa harga diri

10. Mendengar aktif

11. Memberi kesempatan untuk istirahat

12. Mengamati respon peserta didik

13. Memberi pujian

Sedangkan berdasarkan pedoman bimbingan mahasiswa keperawatan/


kebidanan RSUP Sanglah Denpasar (2010), kriteria seorang pembimbing klinik
yaitu:

1. pembimbing klinik ditentukan oleh bidang keperawatan masing-masing rumah


sakit

2. Latar belakang pendidikan D3 Keperawatan ditambah pengalaman kerja


minimal 5 tahun dibidangnya atau S1/D4 Keperawatan dengan pengalaman kerja
minimal 3 tahun

3. Memiliki sertifikat pembimbing klinik.


J. Karakteristik Pembimbing Klinik Keperawatan

Menurut Ngalim (2007), karakteristik dari seorang pembimbing klinik


yang efektif dapat dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu :

1. Pengetahuan dan kompetensi klinik

Pengetahuan dan kompetensi klinik disini meliputi pengetahuan akan ilmu


keperawatan yang dimiliki pengajar harus luas dan memahaminya secara
mendalam. Disamping ilmu keperawatan yang diberikan kepada peserta didik,
pengajar juga harus memiliki pengetahuan akan materi-materi yang berhubungan
dengan hal itu. Kemampuan untuk menganalisa teori dan mengumpulkannya dari
berbagai sumber, menitikberatkan pada pemahaman, kemauan untuk
mendiskusikan dengan peserta didik mengenai pandangan atau pendapat yang
berkaitan dengan bimbingan. Pengajar klinik yang efektif juga berperan sebagai
perawat pelaksana (clinician). Mempertahankan kompetensi klinik sangat penting,
diantaranya untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta
didik.

2. Hubungan interpersonal dengan peserta didik

Kemampuan dalam berinteraksi dengan para peserta didik dan tenaga kesehatan
lain juga merupakan perilaku dari pengajar yang efektif. Disamping itu
kemampuan untuk menyatukan kelompok-kelompok dari peserta didik ke dalam
kesatuan dan membangun respek serta mengadakan hubungan yang baik antara
pengajar dengan peserta didik.

3. Kemampuan membimbing

Kemampuan dalam membimbing termasuk diantaranya kemampuan kebutuhan


proses bimbingan bagi peserta didik, merencanakan bahan bimbingan (plan
instruction) dalam tiap-tiap bagian atau pokok bahasan dan tujuan yang harus
dicapai, dan mengevaluasi proses bimbingan. Seorang pengajar yang efektif juga
memberikan informasi yang terstruktur, memberikan penjelasan yang lengkap dan
langsung kepada peserta didik, menjawab pertanyaan secara jelas,
mendemonstrasikan prosedur dan beberapa proses perawatan lainnya dengan
efektif. Pembimbing klinik juga harus mampu mengkomunikasikan atau
mentransfer pengetahuan ke peserta didik.

4. Karakteristik pribadi

Karakteristik pribadi dapat mengasosiasikan antara dinamisasi dari program studi


dengan semangat untuk pengajaran di area klinik. Pengamatan yang tajam atau
kepandaian dalam memutuskan dan semangat tersebut bisa didapat jika merasa
nyaman bekerja dengan para peserta didik dan memiliki kepercayaan diri terhadap
kemampuan mengajarnya dan keterampilan kliniknya. Penelitian lain menyatakan
karakteristik lainnya yaitu bersahabat, dapat memahami, mendukung, dan
bersemangat tinggi, kejujuran, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan
keterbatasan serta kekurangan dalam pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai