KELAS : IIA
NIM : P07520120041
Tugas :
Fisiologi sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh. Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan yaitu :
1. Mulut Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan jalan masuk untuk system
pencernaan yang berakhir di anus. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.
Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan
sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf
olfaktorius di hidung, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh
gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi
bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan
membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan
mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim),
yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai
secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
2. Tenggorokan (Faring) Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut
dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang keatas bagian depan berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak
berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus
fausium. Tekak terdiri dari bagian superior yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung,
bagian media yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu
bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada
nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.
Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah.
Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
3. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring
pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian
yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot
rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian yaitu kardia,
fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi
secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir, asam klorida (HCL), dan prekusor
pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi sel – sel lambung dari
kerusakan oleh asam lambung dan asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam,
yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga
berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
5. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-
zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein,
gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan
otot melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga
bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan
(ileum).
a. Usus Dua Belas Jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas
jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan
berakhir di ligamentum treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal,
yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua
muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Lambung melepaskan
makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama
dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam
jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan
sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
b. Usus Kosong (Jejenum) Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus
halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada
manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah
bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan
terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.
c. Usus Penyerapan (Illeum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari
usus halus. Pada sistem pencernaan manusia ileum memiliki panjang sekitar 2- 4 m
dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum
memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin
B12 dan garam empedu.
6. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama
organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari kolon asendens (kanan),
kolon transversum, kolon desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan
dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi
membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari
usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri
didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya
lendir dan air, dan terjadilah diare.
7. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam
rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding
rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali
material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali
dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan
feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini,
tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot
yang penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan,
dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang
merupakan fungsi utama anus.
PENGKAJIAN SISTEM PENCERNAAN
A. Riwayat Kesehatan
1. Data Biografi
Nama
Usia
Jenis kelamin
Suku
Status perkawinan
Agama
Pekerjaan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
P : Apa yang menyebabkan gejala ? Apa saja yang dapat mengurangi atau
memperberat ?
Q : Bagaimana gejala dirasakan, nampak atau terdengar ?
R : Di mana gejala terasa ? Apa menyebar ?
S : Seberapakah keparahan dirasakan ?
T : Kapan gejala mulai timbul ? Seberapa sering gejala terasa ? Apa tiba-tiba atau
bertahap?
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Bayi : warna, jumlah dan konsistensi feses
Bumil : konstipasi akibat perubahan letak kolon sehingga peristaltic menurun
Lansia : kemunduran fungsi pencernaan dan ketahanan terhadap makanan akibat
perubahan motilitas.
C. Pola Peranan-Kekerabatan
Apakah pasien baru dating dari suatu daerah
Kebiasaan makan keluarga
Apakah ada masalah psikologis (menimbulkan masalah makan dan pola eliminasi).
D. Keluhan Utama
Nyeri mulut, kerongkongan, perut atau rectum
Kesulitan menelan
Perubahan BAB, feses
E. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Rongga Mulut
a. Inspeksi :
Bibir dan rahang : warna, tekstur, lesi, simetris dan pembengkakan.
Gigi : ompong, keropos, goyah dan berlobang.
Mukosa/bagian dalam mulut : kemerahan, pucat, bercak putih, plak, ulkus dan
perdarahan.
b. Palpasi :
Nyeri tekan
Mobilitas
Pembengkakan
2. Pemeriksaan Fisik Abdomen
a. Inspeksi
1) Permukaan perut/abdomen
Tegang, licin, tipis, pembesaran perut, mengeriput setelah pelebaran,
pengembangan, distensi, kulit perut menjadi kuning, adanya pelebaran vena
pada permukaan abdomen, kulit dinding perut tampak tebal.
2) Bentuk perut
Normal : simetris
Simetris :
- Penimbunan cairan dirongga perut
- Penimbunan udara dalam usus
- Terlalu gemuk
Asimetris :
- Tumor dalam rongga perut
- Pembengkakan organ perut
- Hamil (normal)
3) Gerakan dinding perut
Normal : mengempis pada ekspirasi dan mengembang pada inspirasi.Bila
diafragma lumpuh terjadi gerak dinding perut yang berlawanan.Gerakan
setempat disebabkan oleh gerak usus (peristaltic).Pada orang tua dan kurus,
gerakan peristaltic jelas terlihat.
4) Denyutan perut
Pada orang kurus ditemukan pada daerah epigastrium.Secara patologis untuk
menandakan adanya pembengkakan ventrikel kanan jantung.Denyutan pada
hipokondrium kanan merupakan denyutan pada vena hati akibat dekompensasi
kordis.
b. Palpasi Abdomen
1) Tempat nyeri tekan
Dimulai dari area yang tidak nyeri.nNyeri menunjukkan peradangan baik
peritoneum atau organ perut. Peritonitis paling sakit.
2) Bagian perut yang tegang
Rigit (kaku).Pada orang dengan tegang mental, dinding perut dapat tegang
sekali dan dapat mengenai seluruh perut.Pada peritonitis seluruh perut tegang
disertai nyeri menyeluruh.Gejala kekakuan pada otot perut disebut defense
muskulus.
3) Organ-organ di rongga perut
Palpasi lambung :
Meliputi 3 hal yaitu :
- Nyeri tekan
- Karsinoma/tumor lambung
- Dilatasi lambung
Dilatasi lambung terjadi akibat stenosis pylorus
Normal : 5 jam sesudah makan minum lambung kosong
Palpasi hati :
Normal : tidak teraba.Bila teraba bagaimana sifatnya ; tajam/tumpul (tepi
hepar), permukaan ; rata/benjol,konsistensi ; keras/kenyal.
Palpasi kandung empedu :
Normal : tidak teraba.Bila peradangan dijumpai tanda khas Murphy sign
yaitu terhentinya pernafasan sejenak pada puncak inspirasi karena terasa
nyeri pada saat palpasi.
Palpasi limpa
Normal : tidak teraba.Pada infeksi akut limpa menjadi besar dengan
konsistensi lunak.
Palpasi ginjal :
Bagian bawah ginjal kanan dapat teraba pada orang sehat dengan dinding
perutnya lemas.Peradangan ginjal dapat disangsikan dengan perabaan
kandung empedu.
Palpasi colon
Pada umumnya tidak teraba, kecuali bila berisi udara/feses sehingga akan
teraba suatbenjolan berbentuk sosis.
4) Benjolan di dalam perut
Adanya benjolan didalam perut dipalpasi untuk menentukan ; posisi, ukuran,
konsistensi,bentuk dan motilitas.
5) Cairan bebas di rongga perut
Palpasi organ sukar dilakukan.Cara Dipping yaitu menekan dinding perut
dengan cepat dan dalam menggunakan ujung-ujung jari.
6) Palpasi lobang hernia
Adanya penonjolan di atas dinding perut, dapat ditentukan apakah karena
tumor atau sebagian isi rongga abdomen menonjol melalui lobang
hernia.Hernia dapat ditimbulkan karena adanya tempat-tempat yang
mempunyai kelemahan local.
3. Perkusi Abdomen
a. Pembesaran organ
b. Udara bebas dalam perut
c. Cairan bebas dirongga perut
d. Normal : Tympani. Kecuali di bawah arcus costa kanan/kiri karena ada hati dan
limpa. Bila pada usus terisi udara maka semua daerah tympani. Asites penuh
disebut gross asites. Ditemui shifting dullness yaitu adanya suara redup pada
pergeseran dan berubah menjadi tympani, seperti : sirosis hepatic dengan asites.
4. Auskultasi Abdomen
a. Suara/bunyi peristaltic usus
Menghilang jika usus lumpuh pada ileus paralitik. Meninggi pada penyumbatan
usus (metalik sound). Mengeras pada diare
b. Gerakan cairan
Hanya didengar daerah hipogastrium kiri/hipokondrium kiri
c. Bising pembuluh darah
Normal : tidak terdengan.Terdengar bila penyumbatan/penyempitan yaitu sistolik.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Barium Kontras
USG
Sinar X
Arteriografi
Endoskopi